dokter pembimbing :
dr. M. Jalaluddin Assuyuthi Chalil, M. Ked (An), Sp. An
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Penatalaksanaan jalan napas adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh
seorang ahli anestesi. Salah satu peralatan jalan napas yang digunakan dokter anestesi
pada operasi elektif yang tidak membutuhkan intubasi maupun pada kasus kesulitan
jalan napas di kamar operasi adalah laryngeal mask airway (LMA). Pada update report
for management of difficult airway management tahun 2013 oleh American Society of
Anesthesiologist dinyatakan bahwa 92,4% dari 66 ahli anestesi akan memilih
menggunakan LMA pada kasus kesulitan jalan napas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Laryngeal Mask Airway (LMA)
1. LMA klasik
2. LMA proseal
3. LMA fleksibel
4. LMA fast trach
5. LMA supreme
6. LMA C-trach
LMA Klasik
LMA fleksibel merupakan LMA classicyang dipasangkan pada tube yang fleksible, berukuran lebih panjang dan
berdiameter lebih kecil, dengan perlindungan wire. Ukuran tube yang lebih panjang memungkinkan LMA ini dipasangkan
pada sirkuit nafas dengan jarak yang lebih jauh dari medan operasi. Diameter yang lebih kecil memungkinkan menambah
luas ruang medan operasi didalam mulut. LMA jenis ini lebih dipilih untuk tindakan operasi intra oral, khususnya
adenotonsilektomi.
LMA fastrach
LMA C Trach dibuat untuk meningkatkan keberhasilan intubasi pada jalan nafas yang sulit, LMA ini tetap dapat
memberikan ventilasi selama dilakukan percobaan intubasi dan saat ETT memasuki trakhea dapat dimonitor. LMA c-trach
merupakan modifikasi teknik intubasi bind-on-blind seperti pada LMA fastrach dengan mengintegrasikan fiberoptik. Dengan
alat ini laring dapat tervisualisasi secara langsung.
Indikasi
1. Sebagai alternatif dari ventilasi face mask atau intubasi ET untuk airway management. LMA bukanlah
suatu penggantian ET, ketika pemakaian ET menjadi suatu indikasi
2. Pada penatalaksanaan dificult airway yang diketahui atau yang tidak diperkirakan
3. Pada airway management selama resusitasi pada pasien yang tidak sadarkan diri.
Kontraindikasi
1. Pasien-pasien dengan risiko aspirasi isi lambung (penggunaan pada emergency adalah pengecualian)
2. Pasien-pasien dengan penurunan compliance sistem pernafasan, karena seal yang bertekanan rendah pada cuff
LMA akan mengalami kebocoran pada tekanan inspirasi tinggi dan akan terjadi pengembangan lambung. tekanan
inspirasi puncak harus dijaga kurang dari 20 cm H2O untuk meminimalisir kebocoran cuff dan pengembangan
lambung.
3. Pasien-pasien yang membutuhkan dukungan ventilasi mekanik jangka waktu lama
4. Pasien-pasien dengan refleks jalan nafas atas yang intack karena insersi dapat memicu terjadinya laryngospasme
Efek samping
nyeri tenggorok, insidensi 10% dan sering berhubungan dengan over inflasi cuff LMA. efek samping yang
utama adalah aspirasi.
Teknik LMA
Konsep insersi LMA mirip dengan mekanisme menelan, Setelah makanan dikunyah, maka lidah menekan bolus makanan terhadap langit- langit rongga
mulut bersamaan dengan otot-otot pharyngeal mendorong makanan kedalam hipopharyng. Insersi LMA, dengan cara yang mirip balon LMA yang
belum terkembang dilekatkan menyusuri langit-langit dengan jari telunjuk menekanLMA menyusuri sepanjang palatum durum keras dan palatum mole
terus sampai ke hipopharyngx. Teknik ini sesuai untuk penderita dewasa ataupun anak-anak dan sesuai untuk semua model LMA.
Maintenance (pemeliharaan)
1. Pilih ukuran yang sesuai dengan pasien dan teliti apakah ada kebocoran pada balon LMA.
2. Pinggir depan dari balon LMA harus bebas dari kerutan dan menghadap keluar berlawanan
arah dengan lubang LMA.
3. Lubrikasi hanya pada sisi belakang dari balon LMA.
4. Pastikan anestesi telah adekuat sebelum mencoba untuk insersi sehingga tercapai relaksas
yang cukup sebelum dilakukan pemasangan LMA.
5. Posisikan kepala pasien dengan posisi sniffing.
6. Gunakan jari telunjuk untuk menuntun balon LMA sepanjang palatum durum terus turun
sampai ke hipofaring sampai terasa tahanan yang meningkat. Garis atas hitam longitudinal
seharusnya selalu menghadap kecephalad (menghadap ke bibir pasien).
7. Kembangkan balon dengan jumlah udara yang sesuai
8. Mencegah obstruksi jalan nafas setelah insersi biasanya disebabkan oleh epiglottis yang
terlipat kebawah atau laringospame sementara,
Maintenance (pemeliharaan)
• Puncak tekanan jalan nafas pada orang dewasa dan anak-anak tidak lebih dari 10-14 cmH2O
• tekanan diatas 20 cmH2O harus dihindari karena tidak hanya menyebabkan kebocoran gas dari
cLMA tetapi juga melebihi tekanan sfingter esofagus
• tekanan jalan nafas yang rendah, tekanan gas keluar lewat mulut
• tekanan jalan nafas yang tinggi, gas akan masuk ke esofagus dan lambung yang akan meningkatkan
risiko regurgitasi dan aspirasi
Komplikasi
Kriteria rileksasi yang dalam pemasangan LMA menurut skema modifikasi Lund dan Stovener adalah :
1. Excellent : tidak ada gagging atau batuk, tidak ada gerakan pasien atau spasme laring
2. Good : gagging ringan atau sedang, batuk, atau ada gerakan pasien tanpa adanya spasme laring
3. Poor : gagging sedang sampai berat, batuk, atau ada gerakan pasien tanpa adanya spasme laring
4. Unacceptable : gagging berat, batuk atau atau ada gerakan pasien atau spasme laring
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Laryngeal Mask Airway (LMA) adalah alat supra glotis airway, didesain untuk memberikan
dan menjamin tertutupnya bagian dalam laring untuk ventilasi spontan dan memungkinkan
ventilasi kendali pada mode level (<15 cmH2O) tekanan positif
2. LMA dapat dibagi menjadi : LMA klasik, LMA proseal, LMA fleksibel, LMA fast trach, LMA
supreme, LMA C-trach dengan spesifikasinya masing-masing
3. Pemasangan LMA tetap membutuhkan pemilihan kasus yang selektif. dengan memperhatikan
indikasi dan kontraindikasi
Referensi
1. Ramachandran SK, Klock PA. Definition and incidence of the difficult airway. Dalam: Hagberg
CA, penyunting. Benumof and Hagberg’s airway management. Edisi ke-3. Philadelphia:
Elsevier Saunders; 2019. hlm. 201–8.
2. Roodneshin F, Agah M. Novel technique for placement of laryngeal mask airway in difficult
pediatric airways. Tanaffos. 2019;10(2):56–68.
3. Verghese C, Mena G, Ferson DZ, Brain AIJ. Laryngeal mask airway. Dalam: Hagberg CA,
penyunting. Benumof and Hagberg’s airway management. Edisi ke-3. Philadelphia: Elsevier
Saunders; 2019. hlm. 443–65.
4. Kumar D, Khan M, Ishaq M. Rotational vs. standard smooth laryngeal mask airway insertion
in adults. J College Physicians \ Surgeons Pakistan. 2018;22(5):275–9.
5. Haghighi M, Mohammadzadeh A, Naderi B. Comparing two methods of LMA insertion; classic
versus simplified (airway). MEJ. Anesth. 2018;20(4):509–14.
Thank You