Bagaimana Zenius Dimulai Modal awal Zenius didapat dari model bisnis OPC (Other People’s Customer) atau bisnis yang menjual produknya pada pelanggan bisnis lain.
Saat itu Zenius bekerja sama dengan
bimbel tradisional SSC. Dari hasil kerja sama ini, Zenius mendapat keuntungan.
Keuntungan ini kemudian dipakai untuk
bereksperimen. Eksperimen dilakukan untuk membangun bisnis dalam jangka panjang. Seperti misalnya mulai membuat konten dan mencoba model bisnis baru yaitu berjualan CD. Bagaimana Tim Zenius Dibentuk Saat awal Zenius membangun tim, yang dicari bukanlah keterampilan spesifik, tapi kesamaan visi, budaya dan nilai-nilai. Sehingga orang yang dicari adalah orang yang sama-sama ingin membuat Indonesia menjadi Cerdas, Cerah, dan Asik (CCA).
Hal ini penting karena pada fase awal,
bentuk pekerjaan pada bisnis akan sangat cair. Anggota tim bisa berganti-ganti jenis pekerjaan. Untuk itu, yang lebih diperlukan adalah kemampuan dasar, yang nantinya dapat dikembangkan ke dalam hal yang lebih spesifik. Bagaimana jika gagal? Rohan Monga, CEO Zenius, mengutip Ray Dalio, berpendapat bahwa tujuan suatu bisnis memang dapat berujung menjadi kegagalan. Namun, selama kegagalan berubah menjadi pelajaran, maka kita bisa membuat tujuan yang lebih besar.
Hal yang perlu dilakukan ketika
mengalami kegagalan adalah Pivoting.
Pivoting adalah perubahan/penyesuaian
terhadap model bisnis kita agar bisnis kita bisa tetap berkembang.