Anda di halaman 1dari 5

Struktur Ideal Organisasi Perusahaan

Startup

Sebagai perusahaan rintisan yang menjadi cikal bakal perusahaan besar sebuah startup tentu akan
melewati beberapa fase perkembangan, dimulai dari penemuan ide, validasi, pembuatan
 prototype sampai menghasilkan sebuah produk yang sudah layak untuk dilepas kepada
masyarakat umum, berinovasi serta berkembang dari satu pasar kecil kepada pasar yang lebih
luas, dalam prosesnya ternyata tidak segampang teorinya, untuk melewati berbagai tahapan
diperlukan kerjasama sebuah tim yang terdiri dari berbagai divisi dan bidang.

Lantas bentuk tim seperti apa yang ideal untuk sebuah startup? dan kapan tim ini seharusnya
dibentuk? Pertanyaan sederhana ini mungkin masih bersarang di kepala anda, untuk menjawab
 pertanyaan tersebut saya mengambil 2 buah sumber yang menurut saya sangat cocok, yang
 pertama dari buku Startupedia tulisan Anis Uzzaman dan yang kedua dari artikel Michael
ODonnell di situs StartupBiz
StartupBiz..

Buku Startupedia

Struktur Ideal Organisasi Perusahaan Startup


Menurut Michael ODonnell struktur organisasi perusahaan startup memiliki berbagai macam
 pola, pola yang pertama  berbentuk lingkaran, yaitu startup yang dikelola oleh satu founder saja,
 pola kedua, setengah lingkaran, maksudnya adalah startup yang hanya dikelola oleh dua
founder, yang ketiga , berbentuk segitiga, yaitu startup yang dikelola oleh 3 orang founder, yang
keempat, berbentuk segi empat atau persegi panjang, maksudnya startup yang memiliki tim inti
4 orang, dan yang kelima berbentuk hexagonal atau segi enam, artinya sebuah startup dikelola
oleh tim inti yang berjumlah 6 orang dengan fungsi dan divisi yang berbeda-beda.
Dari 5 pola tersebut, menurut Michael ODonnell paling ideal adalah pola yang berbentuk segi
enam, karena menurutnya pola inilah yang paling pass dan sesuai untuk sebuah perusahaan
startup.

Pola Organisasi Perusahaan Startup Segi Enam

1. Chief Executive Officer (CEO)


Yang pertama adalah CEO, sebagai penjaga visi dan pencipta budaya perusahaan. Seorang CEO
harus bisa mengambarkan sebuah visi yang jelas dan menyusun strategi apa saja yang diperlukan
untuk mencapainya. Peran CEO sebagai pemimpin, merupakan wajah dan suara perusahaan,
 bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada dalam perusahaan dan menjaga semua
orang selaras dan bergerak menuju visi yang sama.

CEO harus bisa menyeimbangkan dan mencegah terjadinya ketimpangan dari lima sisi lain dari
 pola segi enam ini, menarik investor, pemegang kunci kemitraan dan sumber daya eksternal
lainnya yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berhasil.

Seorang CEO dituntut memiliki keberanian untuk membuat keputusan sulit, mengubah arah dan
orang jika itu diperlukan untuk kelangsungan hidup atau pertumbuhan. CEO juga harus menjaga
mental dan semangat tim dalam mewujudkan visi perusahaan. Adapun beberapa tugas penting
yang diemban oleh seorang CEO antara lain:

 Merancang dan mengkomunikasikan visi misi perusahaan.


 Merekrut dan memotivasi tim work.
 Menjalin hubungan bisnis dengan investor.
 Merancang dan mengatur anggaran pembiayaan.
 Menentukan strategi bisnis perusahaan.

2. Chief Financial Officer (CFO)


Yang kedua adalah CFO, sebagai penjaga keuangan perusahaan, secara garis besar CFO harus
mengerti dan mengawasi darimana dan kemana saja uang perusahaan. CFO harus memastikan
 bahwa tidak ada satu rupiah pun yang terbuang.

Seorang CFO harus tahu model pendapatan perusahaan, membuat sebuah sistem keuangan yang
 baik dan terkontrol, menyetujui dan mengawasi anggaran biaya untuk 5 divisi
divi si lainnya, mengatur
men gatur
 persediaan dan mengantisipasi kebutuhan dana di masa yang akan datang.

CFO punya kewenangan mengambil tindakan korektif jika ada yang terlihat tidak benar dalam
hal rencana keuangan perusahaan, memastikan CEO dan empat divisi lainnya tahu persis tentang
 posisi dan kondisi perusahaan sepanjang waktu. Beberapa tugas seorang CFO lainnya:

 Merancang strategi penggalangan dana.


 Ikut mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan SDM, seperti penggajian,
 perekrutan, dan pemecatan karyawan, bahkan termasuk keputusan akuisisi.
 Merumuskan dokumen keuangan serta menyampaikan laporan kesehatan keuangan
 perusahaan.

3. Chief Technology Officer (CTO)


Yang ketiga adalah CFO, sebagai pemegang peranan penting dalam sebuah perusahaan digital.
Seorang CFO bekerja sama dengan CMO dan CSO untuk bisa memahami serta memenuhi
kebutuhan dan harapan pelanggan, CFO harus tegas untuk urusan pengembangan produk dan
 jadwal rilis.

Seorang CFO punya kewenangan dan tanggung jawab untuk mengontrol perubahan atau
 perbaikan fitur dan memastikan bahwa semuanya berfungsi untuk segala jenis platform yang
tersedia. CFO harus mengerti dan menguasai tentang desain UX / UI, manajemen produk dan
 jaminan kualitas, menggunakan produk setiap hari dan terus-menerus mengujinya terhadap
 produk kompetitif, memahami segala sesuatu tentang bagaimana
ba gaimana setiap produk bekerja. Adapun
 beberapa tugas dan peran dari seorang CTO lainnya:

 Memantau dan menyatukan pengembangan produk.


 Memilih, mengadopsi, dan mengimplementasikan teknologi yang cocok dengan produk
yang dikembangkan.
 Mengelola pengembangan produk.

4. Chief Operating Officer (COO)


Yang keempat adalah COO yang ditempati oleh seorang jenius dalam urusan mengatur
organisasi dan logistik, COO bertanggung jawab untuk mengelola aset perusahaan, fasilitas,
 peralatan dan, SDM dan sistem pendukung tim. Kalau dibuat sebuah ibarat, 5 divisi lainnya
adalah pelanggan COO.
Tugas COO memastikan bahwa divisi lain memiliki semua yang dibutuhkan untuk melakukan
 pekerjaan mereka, menjadi mentor atau pelatih dan menjadi orang yang memiliki kepercayaan
 bagi karyawan divisi lainnya, COO juga juga bisa menjadi pengganti sementara ketika CEO
 berada jauh dari kantor, mengeksekusi strategi, sebagai agen perubahan ketika perubahan yang
diperlukan, dan COO bertugas menjadi seorang komunikator antara atasan dan bawahan dalam
sebuah organisasi perusahaan. Beberapa tugas dasar COO lainnya:

 Mengatur perusahaan.
 Menjadi jembatan antara karyawan dan CEO.
 Mengatur dan mengelola bisnis inti.

5. Chief Marketing Officer (CMO)


Yang kelima adalah CMO, bertugas sebagai channel dan suara pelanggan, seorang CMO dituntut
untuk mengetahui dan memahami pelanggan, apa yang menjadi keinginan, kebutuhan, ketakutan,
kebiasaan dan motivasi mereka. CMO harus tahu persis bagaimana produk perusahaannya bisa
menarik bagi mereka, tahu apa yang mereka baca, apa yang mereka tonton dan dengarkan, siapa
dan apa saja yang mempengaruhi keputusan mereka.

Seorang CMO memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mendapatkan pelanggan, memberikan
sebuah penawaran yang menarik agar mereka mempertimbangkan membeli atau menggunakan
 produk perusahaan serta membuat para pelanggan
pelan ggan dan influencer jatuh cinta
cin ta dengan
den gan perusahaan
dan produk perusahaanya. Jabatan CMO membawahi beberapa bidang, yakni kehumasan, divisi
riset pasar, dan pencitraan. Tanggung jawab yang diemban CMO antara lain:

 Melakukan kampanye kehumasan.


 Melakukan riset pasar dan menerapkan strategi pemasaran yang paling cocok.
 Memperbaiki citra perusahaan untuk mendongkrak pemasaran sekaligus menarik modal
investor

6. Chief Sales Officer (CSO)


Yang keenam atau yang terakhir adalah CSO, divisi Sales adalah mesin perusahaan, tanpa
adanya penjualan dan pendapatan, maka tidak ada yang namanya perusahaan. Menempati posisi
CFO terkadang memiliki tekanan tersendiri untuk mengeksekusi segala bentuk prospek yang
sudah diciptakan bagian marketing, membuat lebih banyak deal, kesepakatan, penjualan dan
kepuasan pelanggan.

Seorang CSO harus bisa membuat hubungan yang baik antara perusahaan dan pelanggan lama,
membuat mereka nyaman dan loyal dalam menggunakan produk dari perusahaan, karena
 prinsipnya orang yang sudah setia menggunakan produk tertentu merupakan
merupaka n sumber penghasilan
yang jelas. Selain itu, tugas CSO juga mendatangkan lebih banyak pelanggan baru dan kemudian
membuat mereka loyal. Dan beberapa tugas seorang CSO lain seperti:
 Merancang strategi penjualan bersama CMO guna menghasilkan keuntungan bagi
 perusahaan.
 Memahami kebutuhan konsumen dan mengembangkan nilai tambah yang menarik bagi
konsumen.

Orang-orang ini lah yang harus mengisi setiap sisi dari pola segi enam yang dimaksudkan oleh
Michael ODonnell, dan hal serupa juga disampaikan oleh Ania Uzzaman dalam bukunya
Startupedia, pembagian tugas, kewenangan dan tanggung jawab dalam sebuah perusahaan itu
 penting, agar masing-masing bisa fokus mengatasi permasalahan dan mengembangkan di
 bidangnya, sehingga perusahaan bisa berjalan dengan normal serta tumbuh dengan cepat.

Pembentukkan tim inti dapat dilakukan ketika startup sudah mulai memasuki fase beroperasi
 penuh sebagi sebuah perusahaan, jika dilihat dari tahap pendanaan maka posisi startup sudah
 berada pada round A, dengan kata lain, produk yang sudah dibuat memang siap dijual secara
masal.

Pola Organisasi Perusahaan Startup Segi Empat


Jadi ketika startup belum memiliki produk yang siap, maka belum semua posisi diatas
diperlukan, sementara bisa saja menggunakan pola 1, 2, 3 dan 4, namun ada beberapa startup
yang masih menggunakan pola ke empat walaupun sudah berada pada round A, lagi-lagi
menurut ODonnell pola ini masih belum ideal dan bisa menimbulkan tumpang tindih tanggung
 jawab dan kewenangan, contohnya seperti divisi sales dan marketing atau divisi keuangan dan
operasional yang digabung menjadi satu, padahal keduanya memiliki fungsi yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai