Startup
Sebagai perusahaan rintisan yang menjadi cikal bakal perusahaan besar sebuah startup tentu akan
melewati beberapa fase perkembangan, dimulai dari penemuan ide, validasi, pembuatan
prototype sampai menghasilkan sebuah produk yang sudah layak untuk dilepas kepada
masyarakat umum, berinovasi serta berkembang dari satu pasar kecil kepada pasar yang lebih
luas, dalam prosesnya ternyata tidak segampang teorinya, untuk melewati berbagai tahapan
diperlukan kerjasama sebuah tim yang terdiri dari berbagai divisi dan bidang.
Lantas bentuk tim seperti apa yang ideal untuk sebuah startup? dan kapan tim ini seharusnya
dibentuk? Pertanyaan sederhana ini mungkin masih bersarang di kepala anda, untuk menjawab
pertanyaan tersebut saya mengambil 2 buah sumber yang menurut saya sangat cocok, yang
pertama dari buku Startupedia tulisan Anis Uzzaman dan yang kedua dari artikel Michael
ODonnell di situs StartupBiz
StartupBiz..
Buku Startupedia
CEO harus bisa menyeimbangkan dan mencegah terjadinya ketimpangan dari lima sisi lain dari
pola segi enam ini, menarik investor, pemegang kunci kemitraan dan sumber daya eksternal
lainnya yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berhasil.
Seorang CEO dituntut memiliki keberanian untuk membuat keputusan sulit, mengubah arah dan
orang jika itu diperlukan untuk kelangsungan hidup atau pertumbuhan. CEO juga harus menjaga
mental dan semangat tim dalam mewujudkan visi perusahaan. Adapun beberapa tugas penting
yang diemban oleh seorang CEO antara lain:
Seorang CFO harus tahu model pendapatan perusahaan, membuat sebuah sistem keuangan yang
baik dan terkontrol, menyetujui dan mengawasi anggaran biaya untuk 5 divisi
divi si lainnya, mengatur
men gatur
persediaan dan mengantisipasi kebutuhan dana di masa yang akan datang.
CFO punya kewenangan mengambil tindakan korektif jika ada yang terlihat tidak benar dalam
hal rencana keuangan perusahaan, memastikan CEO dan empat divisi lainnya tahu persis tentang
posisi dan kondisi perusahaan sepanjang waktu. Beberapa tugas seorang CFO lainnya:
Seorang CFO punya kewenangan dan tanggung jawab untuk mengontrol perubahan atau
perbaikan fitur dan memastikan bahwa semuanya berfungsi untuk segala jenis platform yang
tersedia. CFO harus mengerti dan menguasai tentang desain UX / UI, manajemen produk dan
jaminan kualitas, menggunakan produk setiap hari dan terus-menerus mengujinya terhadap
produk kompetitif, memahami segala sesuatu tentang bagaimana
ba gaimana setiap produk bekerja. Adapun
beberapa tugas dan peran dari seorang CTO lainnya:
Mengatur perusahaan.
Menjadi jembatan antara karyawan dan CEO.
Mengatur dan mengelola bisnis inti.
Seorang CMO memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mendapatkan pelanggan, memberikan
sebuah penawaran yang menarik agar mereka mempertimbangkan membeli atau menggunakan
produk perusahaan serta membuat para pelanggan
pelan ggan dan influencer jatuh cinta
cin ta dengan
den gan perusahaan
dan produk perusahaanya. Jabatan CMO membawahi beberapa bidang, yakni kehumasan, divisi
riset pasar, dan pencitraan. Tanggung jawab yang diemban CMO antara lain:
Seorang CSO harus bisa membuat hubungan yang baik antara perusahaan dan pelanggan lama,
membuat mereka nyaman dan loyal dalam menggunakan produk dari perusahaan, karena
prinsipnya orang yang sudah setia menggunakan produk tertentu merupakan
merupaka n sumber penghasilan
yang jelas. Selain itu, tugas CSO juga mendatangkan lebih banyak pelanggan baru dan kemudian
membuat mereka loyal. Dan beberapa tugas seorang CSO lain seperti:
Merancang strategi penjualan bersama CMO guna menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan.
Memahami kebutuhan konsumen dan mengembangkan nilai tambah yang menarik bagi
konsumen.
Orang-orang ini lah yang harus mengisi setiap sisi dari pola segi enam yang dimaksudkan oleh
Michael ODonnell, dan hal serupa juga disampaikan oleh Ania Uzzaman dalam bukunya
Startupedia, pembagian tugas, kewenangan dan tanggung jawab dalam sebuah perusahaan itu
penting, agar masing-masing bisa fokus mengatasi permasalahan dan mengembangkan di
bidangnya, sehingga perusahaan bisa berjalan dengan normal serta tumbuh dengan cepat.
Pembentukkan tim inti dapat dilakukan ketika startup sudah mulai memasuki fase beroperasi
penuh sebagi sebuah perusahaan, jika dilihat dari tahap pendanaan maka posisi startup sudah
berada pada round A, dengan kata lain, produk yang sudah dibuat memang siap dijual secara
masal.