keras untuk penggunaan tanpa izin tertulis dari penulis (Bisnishack Research
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat
bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak
Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/ atau denda paling banyak
Desain Cover:
Burcham Kamaludin
Penata Letak:
Reindra Bramantyo
Diterbitkan Oleh:
PT BISNISHACK BAHAGIA MENDUNIA
Jl. Veteran No.150-151, Pandeyan,
Umbulharjo, Yogyakarta
email: buku.bisnishack@gmail.com
www.bisnishack.com | @bisnishackcom
Copyright © 2021
BOOK OF
GUIDANCE
LEADERSHIP
Sikap empati tersebut berhubungan langsung dengan cara memimpin seorang CEO.
Untuk menjadi seorang pemimpin besar, diperlukan langkah-langkah kecil yang teratur
dan konsisten. Lalu, apa saja kunci rahasia agar bisa menjadi seorang pemimpin yang
sukses dengan timnya? Berikut beberapa hal yang sebaiknya Anda ketahui.
Menjadi sosok CEO yang baik belum tentu efektif dan sebaliknya. Agar bisa memenuhi
kedua kriteria tersebut, kemampuan bicara saja tidaklah cukup. Anda perlu memiliki
kemampuan mendengarkan agar menjadi pemimpin yang baik sekaligus tetap
efektif. Hampir semua CEO pasti pintar bicara, namun tidak semua CEO baik dalam
mendengarkan.
Seorang pemimpin perlu memahami kapan waktu yang tepat untuk bicara serta waktu
untuk harus mendengarkan. Kemampun ini tidak hanya berguna bagi perusahaan saja,
namun juga membantu membuat personal branding Anda menjadi dikenal sebagai
orang yang bijak dan peduli terhadap karyawan. Menyenangkan bukan? Sayangnya,
mendengarkan ternyata lebih sulit dibandingkan bicara, lho!
2. Melatih kesabaran
Sebagai CEO, mendengarkan tentu bukan perkara mudah. Tidak semua topik
pembicaraan yang disampaikan membuat Anda tertarik atau seringkali dianggap
tidak begitu penting. Saat hal tersebut terjadi, Anda akan melatih kesabaran diri. Saat
mendengarkan Anda akan berusaha bersabar untuk tidak memotong pembicaraan,
memainkan ponsel, atau meninggalkan ruangan tersebut.
Pada dasarnya, mendengarkan bukan hanya bagian dari skill komunikasi saja
namun juga salah satu cara untuk belajar. Menjadi CEO bukan berarti Anda telah tau
segalanya dan berhenti belajar. Saat mendengarkan, Anda akan terasah menjadi lebih
teliti serta kritis. Misalnya, karyawan sedang menyampaikan tentang kemungkinan
perubahan tren besar yang dapat berpengaruh pada stabilitas perusahaan.
Banyak bicara membuat Anda membagikan apa yang ada di dalam pikiran. Banyak
mendengarkan dapat mengisi pemahaman baru dari banyak sisi. Dengan menjadi
pendengar yang baik, maka sudut pandang Anda semakin luas. Hal itu bermanfaat bagi
pribadi diri maupun kemajuan perusahaan.
Beban pekerjaan seorang CEO tentu segunung banyaknya. Hilangkan perasaan bahwa
Anda perlu menyelesaikan semuanya sendirian agar menjadi orang bertanggung jawab.
Hal itu hanya akan membuat Anda terus merasa sibuk tapi tidak mampu bekerja secara
efektif. Salah satu solusi yang dapat diterapkan yaitu dengan membagi beban tugas.
Pembagian beban tugas berarti Anda melakukan delegasi pada orang lain. Apa itu
delegasi? Maksudnya adalah Anda memberikan wewenang dan tanggung jawab pada
orang lain untuk menyelesaikan tugas tersebut. Untuk dapat menerapkan delegasi
tugas, ketahui skill masing-masing tim di perusahaan Anda.
Tentukan tim mana yang paling cocok untuk tugas ini dan tim mana yang paling cocok
untuk tugas itu. Sebaiknya Anda pun memberi penjelasan tentang proses pengerjaan,
target yang diharapkan, serta kemungkinan kendala. Gambaran tersebut dapat
membantu karyawan menjalankan delegasi tugas dengan lebih baik dan cepat.
Menjadi pemimpin yang baik saja tidak cukup untuk membawa perusahaan menuju
kesuksesan. Anda perlu menjadi sosok CEO yang efisien dalam bekerja. Salah satu cara
agar bisa efisien yaitu dengan mendelegasikan tugas dan tidak terlalu berambisi ingin
menyelesaikan semua hal sendirian.
Keseimbangan antara pekerjaan yang bersifat strategis dengan taktis perlu dibuat.
Jika CEO berhasil mendelegasikan pekeraan yang bersifat taktis, maka waktunya akan
lebih banyak untuk hal strategis. Artinya, Anda dapat lebih fokus mengerjakan aktivitas
dengan valueyang lebih tinggi dan tidak mungkin dikerjakan karyawan.
Selain itu pekerjaan menjadi lebih cepat selesai dibandingkan sebelumnya. Hal tersebut
bisa terwujud selama Anda melakukan delegasi tugas pada orang yang tepat. Oleh
karena itu, Anda perlu memetakan karyawan terlebih dulu sebelum melakukan delegasi
tugas sehingga nantinya memberi hasil maksimal.
Cara menentukan delegasi bisa Anda mulai dengan memilah tugas mana yang harus
bisa diselesaikan oleh karyawan dan mana yang perlu penanganan CEO. Dengan
membuat prioritas tugas maka Anda akan mendapatkan tugas mana saja yang perlu
segera selesai namun bisa didelegasikan. Apa saja tugas tersebut?
Semua jenis tugas sebenarnya dapat didelegasikan pada karyawan. CEO dapat berperan
sebagai kiper yang akan mengecek berbagai tugas tersebut sebelum ‘digolkan’. Akan
tetapi, kebanyakan CEO enggan menyerahkan tugas strategis pada karyawan sebab
seringkali merasa kurang puas dengan hasilnya serta tingkatan kepentingannya cukup
tinggi.
3. Pemberdayaan karyawan
Dengan mendapat delegasi tugas tertentu dari Anda, pemberdayaan karyawan akan
terbentuk. Mereka juga akan merasa tertantang untuk menampilkan kemampuan
guna menjadi orang yang tepat mendapat delegasi tugas tersebut. Karyawan juga akan
memperlihatkan sebesar apa tanggung jawab yang mampu mereka berikan untuk
menyelesaikan tugas yang Anda delegasikan tersebut.
Sebagai CEO, Anda dapat membangun aura pemberdayaan di tengah iklim kerja
dengan memberi delegasi beberapa jenis tugas seperti:
Bagi Anda sendiri, kemampuan memberikan delegasi secara tepat mampu memberikan
kesempatan untuk belajar tentang proses baru. Anda juga akan berinteraksi dengan
berbagai jenis karyawan yang mungkin sebelumnya tidak pernah bekerja langsung
5. Meningkatkan komunikasi
Delegasi juga akan membantu meningkatkan komunikasi yang terjalin. Saat akan
melakukan delegasii suatu pekerjaan, tentu Anda akan menjelaskan terlebih dahulu
meski secara singkat. Setelahnya, tentu fase pengawasan masih perlu dilakukan setelah
delegasi.
Jarak komunikasi yang terlalu jauh dapat berhasil dipangkas sebab kini pekerjaan
tersebut akan ditangani langsung oleh karyawan. Anda dapat memberi penjelasan
rincian pekerjaan. Berbagi ide bersama juga bisa dilakukan selama masa delegasi
pekerjaan sehingga semua pihak merasa lebih dilibatkan.
Hal ini juga bisa memperkuat ikatan antara CEO dengan karyawan, karyawan dengan
perusahaan, serta karyawan dengan sesama karyawan itu sendiri. Komunikasi yang
intens dan dua arah dalam mengerjakan tugas delegasi menuntut semua pihak untuk
lebih aktif berkomunikasi. Akhirnya, hal tersebut dapat menjadi kultur yang baik dan
efektif di lingkungan kerja.
Delegasi tugas dapat diberikan pada tim maupun personal. Meski Anda memberikan
delegasi tugas pada satu individu saja, pada kenyataannya pengerjaan akan dilakukan
secara tim. Hal tersebut membuat sukses yang dicapai merupakan pencapaian kolektif.
Masing-masing individu juga akan semakin terbiasa melakukan kerja sama tim dalam
mencapai target perusahaan.
Tim yang baik akan bosan dan ingin terus berkembang setelah menyelesaikan tugas yang
didelegasikan. Mereka akan menunggu tantangan selanjutnya dan dengan semangat
melakukan apa yang perlu segera diselesaikan. Anda juga bisa menggabungkan dua
tim untuk mengerjakan satu tugas misalnya tim marketing dengan tim desain.
Perusahaan yang cepat berkembang pasti menerapkan sistem kerja yang efisien. Dari
pihak CEO, delegasi harus selalu dilakukan sebab jika tidak maka akan terjadi penumpukan
pekerjaan. Tugas-tugas harus dibagi rata meski Anda golongan perfeksionis dan ingin
menyelesaikan semua sendiri.
Anda juga perlu memberi delegasi penuh pada karyawan untuk mengerjakan sesuatu.
Dengan begitu Anda akan bisa mengalihkan pikiran dan tanggung jawab untuk hal lain.
Saat Anda masih merasa ragu untuk melakukan delegasi tugas, cobalah tanyakan pada
diri Anda sendiri. “Lebih baik menyelesaikan pekerjaan secara cepat bersama daripada
lambat sendiri, bukan?”
Delegasi tugas harus diberikan pada orang yang tepat dengan skill, perencanaan,
dan eksekusi memang kapasitasnya. Hal itu bukan hanya membantu kinerja Anda
namun juga akan mendorong lajur grafik perusahaan naik dengan cepat. Kesuksesan
perusahaan ditentukan peran semua orang yang terlibat di dalamnya tak terkecuali
karyawan Anda.
Memiliki dua mata, dua telinga, satu mulut, dan satu pikiran saja tentu tidaklah cukup
untuk memahami kebutuhan perusahaan sepenuhnya. CEO tidak akan mampu
melakukan perubahan sendirian. Peran karyawan sangatlah dibutuhkan dalam hal
perubahan perusahaan terutama ke arah yang lebih baik.
Sikap terbuka dalam menerima kritik saran dari karyawan harus ditegakkan. CEO perlu
siap mendapat kritik saran, yang meski pedas, namun membangun. Anda bahkan
sebaiknya menjemput bola dalam hal ini. Maksudnya yaitu tidak hanya diam menunggu
karyawan berinisiatif namun secara aktif meminta kritik saran dari mereka.
Tentu saja menerima kritik saran karyawan tidaklah mudah. Banyak di antaranya akan
berupa hal buruk atau sesuatu yang tidak menyetujui Anda. CEO perlu belajar menerima
kritik saran secara lapang dada lalu kemudian mengimplementasikannya di keseharian.
Hal itu tentu butuh usaha yang gigih dan melawan rasa takut Anda terhadap kritik dan
saran.
CEO yang baik mampu memimpin secara efektif. Untuk mampu meraih hal tersebut,
Anda perlu bersikap terbuka dan menerima kritik saran dari karyawan. Beberapa
keuntungan dari proses pemberian kritik dan saran tersebut di antaranya yaitu:
Ego yang tinggi umumnya tertempel dalam diri CEO sebab merasa dirinya seorang
pemimpin. Bahkan perasaan ingin menghindari dari kritik saran karyawan. Semua
pemimpin tentu ingin dianggap baik dan sempurna di hadapan karyawannya.
Sayangnya kritik saran dari karyawan seringkali condong ke arah sebaliknya. Untuk
itu, Anda perlu menyiapkan mental jika muncul banyak kritik saran tentang betapa
buruknya kebijakan yang Anda ambil di perusahaan atau kinerja Anda yang dianggap
kuran kompeten.
Kritik saran bisa disampaikan oleh karyawan secara langsung dengan bertatap muka,
melalui telpon, hingga lewat survei tertentu yang telah disiapkan. Alternatif pemberian
kritik saran bisa dicoba satu persatu untuk menentukan mana yang paling sesuai dan
nyaman untuk kedua belah pihak. Beberapa tips agar bisa lebih mudah menerima kritik
dan saran:
Tidak bisa dipungkiri bahwa interaksi CEO dengan karyawan bisa menyebabkan koneksi
karyawan dengan perusahaan semakin meningkat atau malah menurun dan terputus.
Sebagai pemimpin, Anda berkesempatan untuk meningkatkan koneksi tersebut
dengan komunikasi yang tepat. Sayangnya berkomunikasi dengan karyawan seringkali
hanya bisa mencapai permukaannya saja.
Masih banyak karyawan yang cenderung bersikap tertutup karena takut atau merasa
kurang nyaman bicara dengan Anda. Hal tersebut bisa saja dipicu bentuk interaksi yang
terjadi. Seringkali interaksi dan komunikasi yang terjadi masih satu arah dan membuat
karyawan menjadi lebih pasif.
Setelah pimpinan tim melakukan presentasi, karyawan lain hanya diam dan menunggu
Anda setuju kemudian meninggalkan ruangan. Untuk menciptakan interaksi lebih
hangat, Anda bisa melemparkan open-ended questions seperti: “Salah satu di antara
kalian, coba jelaskan kira-kira hambatan apa yang mungkin terjadi jika kita menerapkan
produk iklan ini?”