DOKUMEN I
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT dan berdasarkan pertimbangan
dan persetujuan Komite Sekolah serta hasil verifikasi dan validasi oleh Pengawas Pembina,
maka dengan ini Dokumen 1 Kurikulum SMP Islam Terpadu Gema Nurani telah ditetapkan
dan disahkan pemberlakuannya untuk diberlakukan pada Tahun Pelajaran 2020/2021.
Ditetapkan di : Bekasi
Pada : 3 Agustus 2020
Oleh :
Direktur Yayasan Asasi Kepala SMPIT Gema Nurani Ketua Komite SMPIT Gema
Indonesia Nurani
KATA PENGANTAR
2
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
karunia dan hidayah-Nya kami dapat menyusun Kurikulum SMPIT Gema Nurani.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat serta umatnya, aamiin.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMPIT Gema Nurani disusun oleh tim
pengembang SMPIT Gema Nurani dengan masukan / pertimbangan dari Kepala
Sekolah, Bidang Pengembangan Akademik Perguruan Islam Terpadu Gema Nurani dan
bimbingan dari Dinas Pendidikan Kota Bekasi. Penyusunan Kurikulum SMPIT Gema
Nurani mengacu pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2006
tentang Standar isi dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tentang Standar
Kompetensi Lulusan, serta berpedoman pada Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Dengan menjadikan Kurikulum SMPIT Gema Nurani ini sebagai pedoman bagi
semua warga sekolah, kami berharap dapat memberikan layanan terbaik dengan motto
“Ikhlas Melayani Mendidik Sepenuh Hati” kepada peserta didik agar mampu
mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berpengetahuan luas, sehat, terampil, kreatif,
mandiri, bertanggung jawab, bermanfaat, dan berkompetisi secara global.
Kepada semua pihak yang telah membantu pengembangan Kurikulum SMPIT
Gema Nurani ini Kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tak
terhingga, jazakumullohu khairan katsira.
3
Bekasi, Juli 2020
Kepala Sekolah,
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 3
PROFIL SEKOLAH 5
BAB I 7
PENDAHULUAN 7
1.1 Latar Belakang 7
1.1.1 Kondisi Ideal 7
1.1.2 Kondisi Nyata 8
1.1.3 Potensi dan Karakteristik Satuan Pendidikan 9
1.2 Dasar Hukum 11
1.3 Konsep Pendidikan Terpadu dan Holistik 13
1.3.1 Al Islam (Al Qur'an & Sunnah) Sebagai Prinsip Dasar Pendidikan. 14
1.3.2 Kurikulum Terpadu dan Holistik 15
1.4 Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 16
1.4.1 Landasan Filosofis 16
1.4.2 Landasan Yuridis 17
1.4.3 Landasan Konseptual 18
1.5 Tujuan Penyusunan Kurikulum SMPIT Gema Nurani 18
1.6 Prinsip Pengembangan Kurikulum SMPIT Gema Nurani 19
BAB II 21
3
2.5.4 Sistem Pendidikan Islam Terpadu dan Holistik 26
BAB III 28
BAB IV 54
KALENDER PENDIDIKAN 54
BAB V 56
PENUTUP 56
4
PROFIL SEKOLAH
3. Alamat :
9. Terakreditasi :A
5
1. Jumlah Siswa dan Rombel Dua Tahun Terakhir
2019-2020 2020-2021
1. VII 90 3 65 2
2. VIII 68 3 91 3
3. IX 77 3 68 3
6
BAB I
PENDAHULUAN
7
Kurikulum Sekolah adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan. Dengan demikian warga sekolah terutama guru
diharapkan lebih memahami, mengenal dengan baik, dan merasa memiliki kurikulum
tersebut. Pengembangan dan penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan
merupakan keharusan agar kurikulum selalu sesuai dengan kebutuhan.
8
harus bekerja keras dan tetap memberikan tugas dan fungsinya sebagai lembaga
pendidikan formal memberikan layanan terbaik kepada peserta didik.
Oleh karena itu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya senantiasa berpedoman
kepada seluruh kebijakan bidang pendidikan yang telah dibuat oleh pusat maupun
daerah secara khusus. Pedoman lainnya adalah sebuah berupa panduan yang dibuat
dan dilaksanakan sendiri oleh sekolah yaitu kurikulum.
Kebijakan Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) baik secara luring atau pun daring atau
Belajar Dari Rumah (BDR) melalui tatap muka harus dibuat pedoman dan lain-lainnya.
Di awal tahun Pelajaran 2020-2021 sekolah kami mendaftarkan domain sekolah
pada Google Suite for Education untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara daring
dengan lebih maksimal. Aplikasi-aplikasi yang terdapat pada Google Suite for Education
sangat membantu dan memudahkan baik guru maupun siswa dalam melakukan
Pembelajaran Jarak Jauh.
Sebelum penggunaan Google Suite for Education ini sekolah kami melakukan
beberapa pelatihan bagi guru dan siswa agar lebih mahir lagi dalam memaksimalkan
penggunaan aplikasi-aplikasi google.
Pada kenyataannya sekolah kami masih menghadapi beberapa kendala dalam
proses Pembelajaran Jarak Jauh, misalnya tingkat kemampuan guru dan siswa dalam
bidang IT untuk mendukung proses PJJ, kehadiran siswa, dan kendala teknis lainnya
seperti jaringan internet yang kurang memadai.
Meskipun banyak sekali kendala yang dihadapi dalam proses PJJ kami sekolah
harus tetap memberikan pelayanan yang terbaik, agar tercapainya visi, misi dan tujuan
sekolah kami.
9
2013. Adapun pengembangannya berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, berkarakter dan berbudi pekerti luhur dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Selain itu, kurikulum 2013 peserta didik diharapkan mempunyai keterampilan
abad 21 yang diistilahkan 4C yaitu Communication, Collaboration, Critical Thinking and
Problem Solving dan Creativity and Innovation). Penguasaan keterampilan 4C ini sangat
penting khususnya di abad 21, abad dimana dunia berkembang dengan cepat dan
dinamis. Untuk mewujudkan keterampilan 4C itu diantaranya yaitu dengan adanya
Integrasi PPK (Penguatan Pendidikan Karakter).
Lima karakter yang dimaksud adalah religiositas, nasionalisme, kemandirian,
gotong royong dan integritas serta Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang tidak hanya
sekedar membaca dan menulis melainkan mencakup keterampilan berpikir
menggunakan berbagai sumber baik cetak, visual, digital dan auditori. Juga dalam
pembelajaran menerapkan Higher Order of Thinking Skill (HOTS) yaitu dalam
pembelajaran memberikan pelatihan yang melatih kemampuan berpikir kritis, logis,
reflektif, metakognitif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi sehingga
diharapkan peserta didik dapat bersaing dalam kancah dunia. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan
dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta
tuntutan lingkungan yang berkarakter dan berbudi pekerti luhur, serta sesuai dengan
visi SMPIT Gema Nurani.
Memperhatikan kondisi nyata SMPIT Gema Nurani yang berada di lingkungan
penduduk perkotaan, maka pengembangan kurikulum juga harus disesuaikan dengan
kondisi tersebut.
Pengembangan kurikulum SMPIT Gema Nurani tahun pelajaran 2020-2021
mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam
pengembangan kurikulum SMPIT Gema Nurani;
10
2) Keadaan kurikulum mandiri sekolah yang disesuaikan dengan Kurikulum Darurat
masa Pandemi.
3) Beban belajar bagi peserta didik pada SMPIT Gema Nurani yang didasarkan pada
hasil analisis konteks, analisis keunggulan lokal serta potensi dan minat peserta
didik;
4) Kurikulum sekolah dikembangkan berdasarkan hasil revisi kurikulum tahun 2020-
2021, pemanfaatan hasil analisis kondisi riil sekolah, terutama tenaga pendidik dan
sarana-prasarana, serta analisis terhadap kurikulum 2013.
11
8) Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
9) Permendiknas No. 69 Tahun 2009 tentang Standar Pembiayaan
10) Permendikbud No. 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMP/MTs
11) Permendikbud No. 61 Tahun 2014, tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
12) Permendikbud No. 62 Tahun 2014, tentang Ekstrakurikuler
13) Permendikbud No. 63 Tahun 2014, tentang Pendidikan Kepramukaan
14) Permendikbud No. 79 Tahun 2014, tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
15) Permendikbud No. 103 Tahun 2014, tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah
16) Permendikbud No. 111 Tahun 2014, tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
17) Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah
18) Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
19) Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah
20) Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah
21) Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah
22) Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar
dan Menengah
23) Permendikbud RI No.8 Tahun 2016 tentang Buku yang digunakan oleh satuan
Pendidikan
24) Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah
25) Permendikbud Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan
26) Permendikbud No. 22 tahun 2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di Sekolah
27) Permendikbud No. 35 tahun 2018 tentang Struktur Kurikulum 2013 SMP-MTs
28) Permendikbud No. 37 tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pendidikan Dasar dan Menengah
12
29) Surat Edaran (SE) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Merdeka Belajar dalam
Penentuan Kelulusan Peserta Didik dan Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun
Ajaran 2020/2021.
30) Surat Edaran Mendikbud No 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
31) Perdirjen Dikdasmen No 79/D/HK/2020 tentang Pedoman Teknis PPK pada Satuan
Pendidikan
32) SE Mendikbud No. 4 tahun 2020 Tentang Pelaksanaan kebijakan Pendidikan dalam
Masa Darurat Penyebaran Covid-19
33) SE Sesjen Mendikbud No. 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat penyebaran Covid-19
34) SE Mendikbud No. 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan
Pendidikan
35) SK Presiden No. 12 tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nasional Penyebaran
Coronavirus Disease 2020 (Covid-19) sebagai Bencana Nasional.
36) Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Perbukuan No. 018/H/KR/2020 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar Pelajaran Kurikulum 2013 pada pendidikan
usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah berbentuk sekolah
menengah atas untuk kondisi khusus.
37) Surat Keputusan Bersama Nomor 01/KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor
HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 di Masa Pandemi Coronavirus Disease
2019 (Covid-19)
38) Kepmendikbud Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada
Satuan Pendidikan Dalam Kondisi Khusus.
39) Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 69 tahun 2013 tentang pembelajaran Muatan
Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada jenjang Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah
40) Kepwal No. 420/Kep/346-Disdik/V/2020 tentang Kegiatan Belajar Mengajar di Masa
New Normal
41) Kalender Pendidikan Disdik Kota Bekasi Tahun Pelajaran 2020/2021
13
1.3 Konsep Pendidikan Terpadu dan Holistik
1.3.1 Al Islam (Al Qur'an & Sunnah) Sebagai Prinsip Dasar Pendidikan.
Islam diturunkan Allah kepada umat manusia sebagai pedoman hidup dan juga
rancangan peradaban yang akan terus mutakhir sampai akhir zaman. Islam tidak
hanya mengajarkan tentang amalan ibadah, akan tetapi mencakup seluruh ranah
kehidupan yaitu perekonomian, hukum, sosial budaya, sistem pemerintahan
termasuk juga pendidikan.
Sudah selayaknyalah Islam harus dijadikan acuan/prinsip dasar dalam
membangun sistem pendidikan. Rasullullah dapat menguasai jazirah Arab
dikarenakan sistem pendidikan/tarbiyah yang canggih. Dengan melihat sejarah
kerasulan kita akan melihat betapa Islam menjadi sumber ilmu pengetahuan dan
teknologi. Model pendidikan yang diterapkan oleh Rasulullah seluruhnya
14
bersumberkan Al Qur’an, sehingga ketika Aisyah ditanya tentang akhlak Rasullullah,
maka ia mengatakan bahwa; “sesungguhnya akhlak Rasulullah adalah Al Qur’an”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sumber pendidikan itu adalah Al
Qur’an dan pendidik / murabbi yang sesungguhnya itu adalah Rasulullah. Pelajaran
pertama yang diterima oleh Rasullullah adalah membaca (iqro’).
Al Qur’an merupakan satu kesatuan konsep dan sistem yang utuh dalam
pendidikan, karena ia meliputi kompetensi proses membaca, menulis dan
menghafal ilmu agar terbentuk pemahaman dan kesadaran sehingga ilmu tersebut
dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Jadi jelaslah bahwa ilmu pengetahuan yang
sesungguhnya adalah Al Qur’an.
Disamping itu kurikulum terpadu memiliki karakteristik dan tujuan yang jelas,
sederhana dan mudah dipahami. Kurikulum terpadu bersifat ilmiah dan
menumbuhkan kesadaran Islami seperti dalam firman Allah (QS. 17:36 , 2:256 );
عن ْ ُه َم ْسئُوال َ اد ك ّـُُُّلأُول َ ِئ َك ك
َ َان َّ َوال تَقْ ُفَما ل َيْ َسل ََك ب ِِه ِعل ْمٌ ِإ ّـ ََّن ّـ
َ الَس ْم َع َوال ْبَ َص َر َوالْفُ َؤ
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya”.
15
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya
setan itu musuh yang nyata bagimu”.
16
1.4.1 Landasan Filosofis
17
9. Permendikbud No. 61 Tahun 2014 tentang KTSP,
10. Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Ekskul,
11. Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan,
12. Peraturan Gubernur No. 69 Tahun 2013 tentang Bahasa Daerah,
13. Surat Edaran Mendikbud No. 14 Tahun 2019 tentang penyederhanaan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
14. SKB 4 Menteri Republik Indonesia No 04 Tahun 2020 tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun
Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-
19).
15. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 719 Tahun 2020 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan pendidikan dalam Kondisi
Khusus.
18
memiliki alasan sendiri dengan terus mempertahankan pelaksanaan kurikulum 2013
sebagai jenjang pendidikan.
Alasan yang mendasari pemerintah mengembangkan dan melaksanakan
kurikulum terbaru ini adalah untuk menghadapi persaingan global yang semakin maju.
Pendidikan di Indonesia dinilai cukup terbelakang dibandingkan dengan negara lain.
Menghadapi perkembangan globalisasi yang semakin membumi, pemerintah
mengembangkan kurikulum baru dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas
pendidikan di Indonesia dan menciptakan kualitas penerus bangsa yang bermutu.
Tujuan dan alasan utama pengembangan kurikulum 2013 oleh pemerintah adalah
sebagai berikut:
1. Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan berkomunikasi,
2. Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan berpikir kritis dan jernih,
3. Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan mempertimbangkan segi
moral suatu permasalahan,
4. Menciptakan lulusan yang mampu menjadi warga negara yang
bertanggungjawab,
5. Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan mengerti dan toleran
terhadap pandangan yang berbeda,
6. Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan hidup dalam masyarakat
yang mengglobal,
7. Menciptakan lulusan yang memiliki minat luas dalam kehidupan,
8. Menciptakan lulusan yang memiliki kesiapan untuk bekerja,
9. Menciptakan lulusan yang memiliki kecerdasan sesuai dengan
bakat/minatnya,
10. Menciptakan lulusan yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap
lingkungan,
Kemampuan-kemampuan tersebut di atas diharapkan dapat tercapai dengan
penerapan kurikulum 2013. Kurikulum ini disusun sebagai pedoman bagi komunitas
sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik
sekolah, tujuan pendidikan nasional, dan prinsip-prinsip pendidikan.
19
1.6 Prinsip Pengembangan Kurikulum SMPIT Gema Nurani
BAB II
21
kemampuan psikomotorik. Oleh karena itu tujuan pendidikan mempunyai karakteristik
sebagai berikut;
Pertama, tujuan pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan dan pemilikan
kecakapan proses atau metoda (methodological objectives). Kecakapan ini bersifat
umum karena dimiliki oleh setiap disiplin ilmu, dan juga kecakapan prasyarat untuk
dapat menguasai dan memiliki ilmu ataupun keahlian (general life skill).
Kedua, tujuan pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan dan memiliki
konsep dasar keilmuan (content objectives), atau pemilikan konsep esensial yang terdiri
dari konsep-konsep utama dan prinsip-prinsip dasar.
Kedua dimensi di atas dapat dilaksanakan dengan proses belajar penemuan
(discovery/inquiry), mendorong siswa belajar dan berlatih untuk menguasai kecakapan
proses (dimensi pertama) dan juga penguasaan dan pemahaman konsep dasar
keilmuan (dimensi kedua).
Ketiga, tujuan pembelajaran yang berorientasi pada kecakapan menerapkan
konsep dasar keilmuan dalam kehidupan sehari-hari (life skill objective). Hal ini dapat
dilakukan dalam proses pembelajaran yang berwawasan kelingkungan (contextual
learning).
2.2. Visi
Visi SMPIT Gema Nurani adalah : “Menjadi Sekolah Islam Unggulan Pencetak
Generasi Rabbani”
Visi SMPIT Gema Nurani merupakan landasan utama dalam pelaksanaan program
jangka panjang. Visi ini bermaksud agar Gema Nurani sebagai lembaga pendidikan Islam
bisa menjadi rujukan atau contoh yang baik bagi semua lembaga pendidikan Islam yang
ada di Indonesia.
2.3. Misi
Misi SMPIT Gema Nurani :
a. Menanamkan keimanan dan ketaqwaan melalui pengamalan Al-Qur’an dan hadist,
b. Menghasilkan para penghafal Al-Qur’an 30 Juz yang mutqin dan berkarakter
c. Memiliki tenaga kependidikan yang soleh dan profesional
22
d. Menyelenggarakan kegiatan belajar terpadu yang menyenangkan, mampu
menstimulasi kecerdasan intelektual, emosional, fisik, sosial dan spiritual dengan
pendekatan belajar aktif kolaboratif sesuai perkembangan anak,
e. Mengembangkan ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan potensi peserta
didik dengan membina kemandirian melalui kegiatan pembiasaan, kewirausahaan
dan pengembangan diri yang terencana dan berkesinambungan,
f. Melaksanakan pengelolaan sekolah yang amanah, berkualitas baik, efektif, efisien
dan berorientasi pada pelanggan,
g. Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah, dan lembaga lain yang
terkait dalam rangka mencapai visi misi sekolah
2.4. Motto
23
5) Mengembangkan 18 sikap terhadap sesama makhluk Allah, sikap tanggung jawab,
disiplin, mutu, hormat, jujur, bersih, khusyuk, rajin, ramah, berpikir positif, sabar,
syukur, ikhlas, taqwa, qonaah, istiqomah, kasih sayang dan ikhlas.
6) Mengembangkan dasar keterampilan hidup, jiwa wirausaha dan sikap peduli
kepada lingkungan guna meningkatkan kualitas kepemimpinan untuk menjalankan
tugas dan tanggung jawab sebagai khalifah Allah SWT dimuka bumi.
24
5. Fasih membaca Al-Quran,
6. Hafal minimal 1 juz Al-Quran, yaitu Juz 30, kecuali bagi siswa yang mengikuti
program Tahfidzul Quran,
7. Perolehan nilai rata-rata UASBN minimal 7,5 (klasikal),
8. Menghargai teman,
9. Menghormati orang tua, guru dan keluarga,
10. Menahan amarah yang merugikan,
11. Dapat menggunakan internet sebagai sumber informasi yang bermanfaat,
12. Penanaman 18 sikap dalam kegiatan di sekolah, sikap sikap tanggung jawab, disiplin,
mutu, hormat, jujur, bersih, khusyuk, rajin, ramah, berpikir positif, sabar, syukur,
ikhlas, taqwa, qonaah, istiqomah, kasih sayang dan ikhlas.
Prefect student adalah siswa pilihan yang diberi amanah/tugas oleh sekolah
untuk membantu mengkoordinir siswa pada saat kegiatan sekolah maupun pelaksanaan
peraturan/kedisiplinan siswa. Oleh karena itu, siswa yang tergabung dalam Prefect
student adalah yang memiliki kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional di atas
rata-rata.
Adapun proses perekrutan/pemilihan anggota Prefect student yang terdiri dari
kelas 7-9 melalui beberapa tahapan , yaitu :
1. Wali Kelas merekomendasikan sepuluh siswanya (yang memenuhi kriteria anggota
Prefect student) untuk mengikuti proses perekrutan.
2. Team rekrutmen yang terdiri dari Kepala Sekolah, Pembina Prefect student dan
Dewan Guru akan melakukan seleksi dengan tiga tahapan (Tes akademik yang
berhubungan dengan leadership, Tes praktek ibadah dan membaca qur’an, Tes
wawancara).
26
3. Pihak sekolah akan menyampaikan hasil seleksi pemilihan anggota Prefect student
kepada orang tua bersangkutan. Sebagai informasi dan pernyataan bersedia putra/i-
nya menjadi anggota Prefect student.
4. Penetapan dan pelantikan anggota Prefect student yang baru.
Prefect student yang di sekolah lain dikenal dengan dengan sebutan OSIS,
merupakan kader-kader terbaik siswa kami dalam hal akademik, ibadah, dan akhlak.
Dengan keberadaan mereka diharapkan akan menjadi model atau contoh yang baik buat
temannya.
Sistem Pendidikan Islam Terpadu Dan Holistik (IHES) adalah sistem pendidikan
yang mengimplementasikan konsep pendidikan berlandaskan Al Quran dan As Sunnah
(holistik). Dalam aplikasinya, sistem terpadu dan holistik diartikan sebagai suatu sistem
pendidikan (sekolah) yang menerapkan pendekatan penyelenggaraan dengan
memadukan antara pendidikan umum dengan bingkai Al Quran dan As Sunnah menjadi
satu jalinan kurikulum (Namun perlu dipahami bahwa pada hakikatnya tidak ada
dikotomi dalam bidang ilmu; sebab semua ilmu adalah ciptaan/ milik Allah. Untuk itu
yang dibedakan ilmu adalah dalam sisi cabangnya, seperti : ilmu Al Islam bidang Sains,
Bidang Matematika, bidang ilmu sosial, bidang aqidah, bidang ibadah, keterampilan, dll).
Oleh sebab itu dalam implementasi pengajaran ilmu tersebut harus terkait/bersifat
integral).
Di samping keterpaduan kurikulum, sistem pendidikan terpadu dan holistik,
juga menekankan keterpaduan dalam metode pembelajaran sehingga mengoptimalkan
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Implikasi dari keterpaduan ini menuntut
pengembangan pendekatan proses pembelajaran yang kaya, variatif dan
menggunakan media serta sumber belajar yang luas dan luwes. Sistem terpadu juga
memadukan pendidikan aqliyah, ruhiyah, dan jasadiyah. Artinya berusaha mendidik
siswa menjadi anak yang berkembang kemampuan akal dan intelektualnya, meningkat
kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT, terbina akhlak karimah, dan
juga memiliki kesehatan, kebugaran dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.
27
Sistem terpadu, memadukan keterlibatan dan partisipasi aktif lingkungan
belajar yaitu: sekolah (madrasah), rumah (bait) dan masyarakat. Berupaya
mengoptimalkan dan sinkronisasi peran guru, orang tua dan masyarakat dalam
proses pengelolaan sekolah dan pembelajaran sehingga terjadi sinergi yang
konstruktif dalam membangun kompetensi dan karakter siswa. Dengan sejumlah
pengertian diatas, secara pengertian umum dan komprehensif dapat disimpulkan
bahwa sistem pendidikan terpadu dan holistik adalah sistem yang penyelenggaraan
pendidikannya memadukan secara integratif nilai dan ajaran Islam dalam bangunan
kurikulum dengan pendekatan pembelajaran yang efektif dan pelibatan yang optimal
dan kooperatif antara guru dan orang tua, serta masyarakat untuk membina karakter
dan kompetensi murid.
28
luas dan menguasai bahan ajar dengan sebaik – baiknya, dan cermat serta cerdik
dalam mengatasi segala problem yang dihadapi;
f. Sehat dan kuat (qawiyul jismi), yaitu memiliki badan dan jiwa yang sehat dan
bugar; stamina dan daya tahan tubuh yang kuat, serta keterampilan beladiri yang
cukup untuk menjaga diri dari kejahatan pihak lain;
g. Bersungguh-sungguh dan disiplin (mujahidun linafsihi), yaitu memiliki kesungguhan
dan motivasi yang tinggi dalam memperbaiki diri dan lingkungannya yang
ditunjukkan dengan etos dan kedisiplinan kerja yang baik;
h. Tertib dan cermat munadzdzom fi syu’unihi), yaitu tertib dalam menata segala
pekerjaan, tugas dan kewajiban; berani dalam mengambil resiko namun tetap
cermat dan penuh perhitungan dalam melangkah;
i. Efisien (harisun ’ala waqtihi ) , yaitu selalu memanfaatkan waktu dengan pekerjaan
yang bermanfaat, mampu mengatur jadwal kegiatan sesuai dengan skala prioritas;
j. Bermanfaat (nafi’un lighoirihi), peduli kepada sesama dan memiliki kepekaan dan
ketrampilan untuk membantu orang lain yang memerlukan pertolongan.
29
BAB III
30
6) Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat dan memperkaya antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan.
31
pergaulan dan pergaulan dan keberadaannya
keberadaannya keberadaannya
32
dikembangkan oleh pusat sedangkan mata pelajKTSParan kelompok B merupakan
kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan
dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal.
Struktur kurikulum SMPIT Gema Nurani untuk kelas tujuh (VII), delapan (VIII)
dan sembilan (IX) terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan mata pelajaran
umum kelompok B ditambah program pengembangan diri yang merujuk kepada
Kurikulum 2013 (K13) sebagai berikut ini.
Kelas dan Alokasi Waktu
Mata Pelajaran
VII VIII IX
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama Islam dan Budi 3 3 3
Pekerti
2. Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya dan Bahasa Sunda 3 3 3
2. Bahasa Arab 2 2 2
3. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 3 3 3
Kesehatan
4. Prakarya 2 2 2
Pengembangan Diri
1. Bimbingan Konseling 2*) 2*) 2*)
2. Informatika 2*) 2*) 2*)
Jumlah 40 40 40
*) Jam pelajaran tambahan bersifat fleksibel
Keterangan:
● Seni Budaya terdiri dari 2 jam pelajaran dan Bahasa Sunda terdiri dari 1 jam pelajaran.
● Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di struktur kurikulum di atas,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah Menengah Pertama antara lain Pramuka
dan Bina Pribadi Islami.
33
● Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada
aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih
menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.
● Sekolah mengadakan pelajaran Bahasa Arab sebagai muatan lokal yang bertujuan
pengembangan keahlian berbahasa asing selain Bahasa Inggris.
● Jumlah alokasi waktu jam pelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal yang dapat
ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
35
d) Menulis
4) Bahasa Inggris
Tujuan:
Membina keterampilan berbahasa dan berkomunikasi secara lisan dan tertulis
untuk menghadapi perkembangan IPTEK dalam menyongsong era globalisasi.
Ruang lingkup:
a) Kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi functional;
b) Kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek
dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative,
dan report. Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata
bahasa, dan langkah-langkah retorika;
c) Kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata
bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural
(menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai
konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul
dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap
berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana (menggunakan piranti
pembentuk wacana).
5) Matematika
Tujuan:
Memberikan pemahaman logika dan kemampuan dasar Matematika dalam
rangka penguasaan IPTEK.
Ruang lingkup:
a) Bilangan
b) Aljabar
c) Geometri dan Pengukuran
d) Statistika dan Peluang
36
6) Ilmu Pengetahuan Alam
Tujuan:
Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk
menguasai dasar-dasar sains dalam rangka penguasaan IPTEK.
Ruang lingkup:
a) Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
b) Materi dan Sifatnya
c) Energi dan Perubahannya
d) Bumi dan Alam Semesta
7) Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan:
Memberikan pengetahuan sosio kultural masyarakat yang majemuk,
mengembangkan kesadaran hidup bermasyarakat serta memiliki keterampilan
hidup secara mandiri.
Ruang lingkup:
a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan
b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
c) Sistem Sosial dan Budaya
d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan
37
2) Prakarya
Tujuan:
Melatih koordinasi otak dengan keterampilan teknis teknologi tepat guna dengan
mengganti bahan, bentuk serta keteknikan kepada pemenuhan Prakarya home
skill.
Ruang lingkup;
a) Kerajinan dikaitkan dengan nilai pendidikan diwujudkan dalam prosedur
pembuatan. Prosedur memproduksi dilalui dengan berbagai tahapan dan
beberapa langkah yang dilakukan oleh beberapa orang. Kinerja ini
menumbuhkan wawasan, toleransi sosial serta social corporateness memulai
pemahaman karya orang lain.
b) Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda
produk jadi agar dapat dimanfaatkan secara maslahat. Pada prinsipnya, kerja
pengolahan adalah mengubah benda mentah menjadi produk matang dengan
mencampur, atau memodifikasi bahan tersebut.
3) Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Tujuan:
Menanamkan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan kebugaran dan keterampilan
dalam bidang olahraga, menanamkan rasa sportivitas, tanggung jawab disiplin
dan percaya diri pada peserta didik.
Ruang lingkup;
c) Permainan dan olahraga, meliputi: olahraga tradisional, permainan, eksplorasi
gerak, keterampilan lokomotor nonlokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti,
rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis
lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.
d) Aktivitas pengembangan, meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen
kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
e) Aktivitas senam, meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,
ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
f) Aktivitas ritmik, meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic
serta aktivitas lainnya.
38
4) Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tujuan:
Memberikan keterampilan dalam bidang teknologi informatika dan komunikasi
yang sesuai dengan bakat dan minat peserta didik.
Ruang lingkup:
a) Perangkat keras dan lunak yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan,
memanipulasi, dan menyajikan informasi;
b) Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari satu
perangkat ke perangkat lainnya.
39
Kondisi Khusus adalah suatu keadaan bencana yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat atau daerah.
● Tujuan Pelaksanaan Kurikulum Pada Kondisi Khusu
Pelaksanaan Kurikulum pada Kondisi Khusus bertujuan untuk memberikan
fleksibilitas bagi Satuan Pendidikan untuk menentukan Kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran Peserta Didik.
● Kurikulum pada Kondisi Khusus
Pelaksanaan Kurikulum harus memperhatikan capaian kompetensi pada
Kurikulum, kebermaknaan, dan kebermanfaatan pembelajaran untuk Pendidikan
Dasar.
● Satuan Pendidikan pada Kondisi Khusus
Satuan Pendidikan pada Kondisi Khusus dalam pelaksanaan pembelajaran dapat:
a. tetap mengacu pada Kurikulum nasional yang selama ini dilaksanakan oleh
Satuan Pendidikan;
b. mengacu pada: l) kurikulum nasional untuk PAUD, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah yang berbentuk sekolah menengah atas dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasar yang disederhanakan untuk Kondisi
Khusus yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan; atau 2) kurikulum nasional untuk pendidikan menengah yang
berbentuk sekolah menengah kejuruan dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang disederhanakan untuk Kondisi Khusus yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi.
c. melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri. Satuan Pendidikan
dalam kondisi khusus tidak diwajibkan untuk menuntaskan seluruh capaian
kurikulum untuk kenaikan kelas atau kelulusan.
Atas dasar hal–hal tersebut maka sekolah kami memutuskan untuk
menggunakan satuan kurikulum mandiri yang disederhanakan oleh sekolah kami
secara mandiri.
40
NO MATA PELAJARAN JUMLAH JAM PELAJARAN TM
VIRTUAL
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 JP
3 Bahasa Indonesia 4 JP
4 Bahasa Inggris 4 JP
5 Matematika 4 JP
8 Bahasa Sunda 1 JP
9 Prakarya 1 JP
10 Informatika 2 JP
11 PJOK 2 JP
12 Seni Budaya 1 JP
13 Bahasa Arab 1 JP
41
sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat. Kegiatan pengembangan diri dapat
dilakukan dalam bentuk bimbingan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler.
Pengembangan diri terdiri atas 2 (dua) bentuk kegiatan, yaitu terprogram dan
tidak terprogram.
1. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan
khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik
secara individual, kelompok, dan atau klasikal melalui penyelenggaraan kegiatan
sebagai berikut ini.
Kegiatan Pelaksanaan
Pelaksanaan layanan BK dilakukan secara:
● Individual
● Kelompok/Klasikal
Layanan Bimbingan Bidang Layanan BK meliputi:
Konseling ● Pengembangan kehidupan pribadi
● Pengembangan kehidupan sosial
● Pengembangan kemampuan belajar
● Pengembangan karir
Ekstrakurikuler ● Mentoring/BPI-PD (Wajib)
● Kepramukaan (Wajib)
● Futsal (Pilihan)
● Silat (Pilihan)
● English Development Program
(Pilihan)
● Palang Merah Remaja (Pilihan)
● Robotik (Pilihan)
● Japanese Club (Pilihan)
● Renang (Pilihan)
● Basket (Pilihan)
● Tahfizhul Qur’an (Pilihan)
Kegiatan Contoh
Rutin, yaitu ● Piket kelas
kegiatan yang ● Muhadhoroh (Tausiyah di depan podium)
dilakukan terjadwal ● Jum’at Barokah (berbagi sarapan, infaq
masjid)
42
● Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran di
kelas
● Bakti sosial
● Pembinaan Al Matsurat dan Al Kahfi
● Silaturahmi ke orang tua siswa
Spontan, adalah ● Memberi dan menjawab salam
kegiatan tidak ● Meminta maaf
terjadwal dalam ● Berterima kasih
kejadian khusus ● Mengunjungi orang yang sakit
● Membuang sampah pada tempatnya
● Menolong orang yang sedang dalam
kesusahan
● Melerai pertengkaran
Keteladanan, ● Performa guru
adalah kegiatan ● Membudayakan 18 sikap
dalam bentuk ● Mengambil sampah yang berserakan
perilaku sehari-hari ● Cara berbicara yang sopan
● Mengucapkan terima kasih
● Meminta maaf
● Menghargai pendapat orang lain
● Memberikan kesempatan terhadap pendapat
yang berbeda
● Mendahulukan kesempatan kepada orang tua
● Penugasan peserta didik secara bergilir
● Menaati tata tertib (disiplin, taat waktu, taat
pada peraturan)
● Memberi salam ketika bertemu
● Berpakaian rapi dan bersih
● Menepati janji
● Memberikan penghargaan kepada orang yang
berprestasi
● Berperilaku santun
● Pengendalian diri yang baik
● Memuji pada orang yang jujur
43
● Mengakui kebenaran orang lain
● Mengakui kesalahan diri sendiri
● Berani mengambil keputusan
● Berani berkata benar
● Melindungi kaum yang lemah
● Membantu kaum yang fakir
● Sabar mendengarkan orang lain
● Mengunjungi teman yang sakit
● Membela kehormatan bangsa
● Mengembalikan barang yang bukan miliknya
● Antri
● Mendamaikan
Jenis Pengembangan Diri yang ditetapkan SMPIT Gema Nurani antara lain :
Nilai-nilai yang
Jenis Pengembangan Diri Strategi
ditanamkan
A. Bimbingan Konseling ● Hormat ● Pembentukan
(BK) ● Percaya diri karakter atau
● Kerja sama kepribadian
● Demokratis ● Pemberian
● Peduli sosial motivasi
● Komunikatif ● Bimbingan karier
● Jujur ● Pelatihan 18 sikap
44
● Toleransi terprogram
● Kasih sayang
● Komunikatif
● Ramah
3. KIR/Science Club ● Komunikatif ● Pembinaan rutin
● Rasa ingin tahu ● Mengikuti
● Khusyuk perlombaan
● Senang membaca ● Pameran atau
● Istiqomah pekan ilmiah
● Jujur ● Publikasi ilmiah
secara internal
4. Olahraga ● Sportifitas ● Melalui latihan
● Menghargai rutin (antara lain:
prestasi bola voli, basket,
● Kerja keras tenis meja,
● Cinta damai badminton,
● Disiplin pencak silat,
● Jujur outbond)
● Perlombaan
olahraga
5. Kerohanian ● Religius ● Beribadah rutin
● Rasa kebangsaan ● Peringatan hari
● Cinta tanah air besar agama
● Khusyuk ● Mentoring rutin
● Sabar ● Kegiatan
keagamaan
6. Seni budaya/Sanggar ● Disiplin ● Latihan rutin
seni ● Jujur ● Mengikuti vokal
● Peduli budaya grup
● Peduli sosial ● Berkompetisi
● Cinta tanah air internal dan
● Semangat eksternal
kebangsaan ● Pagelaran seni
7. Kesehatan reproduksi ● Kebersihan ● Kegiatan rutin
remaja ● Kesehatan pada waktu hari
● Tanggung jawab jum’at
45
● Rasa ingin tahu
8. Kepemimpinan ● Tanggung jawab ● Kegiatan OSIS
● Keberanian ● Kepramukaan
● Tekun ● Kegiatan
● Sportivitas kerohanian
● Disiplin ● Kegiatan KIR
● Mandiri ● Kegiatan PMR
● Demokratis
● Cinta damai
● Cinta tanah air
● Peduli lingkungan
● Peduli sosial
● Keteladanan
● Sabar
● Toleransi
● Kerja keras
● Pantang menyerah
● Kerja sama
9. Festival sekolah ● Kreativitas ● Pagelaran seni
● Etos kerja atau musik
● Tanggung jawab ● Pameran karya
● kepemimpinan ilmiah
● Kerja sama ● Bazaar
● Karya seni
● Hari-hari besar
agama/nasional
46
karakter bangsa ada dua jenis yaitu (1) indikator sekolah dan kelas, dan (2) indikator
untuk mata pelajaran.
Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala
sekolah, guru dan tenaga administrasi sekolah dalam merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan
karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang
diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari (rutin). Indikator mata pelajaran
menggambarkan perilaku afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata
pelajaran tertentu. Perilaku yang dikembangkan dalam indikator pendidikan budaya
dan karakter bangsa bersifat progresif, artinya, perilaku tersebut berkembang
semakin komplek antara satu jenjang kelas dengan jenjang kelas di atasnya, bahkan
dalam jenjang kelas yang sama. Guru memiliki kebebasan dalam menentukan berapa
lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum ditingkatkan ke perilaku yang
lebih kompleks.
Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan
pendekatan proses belajar aktif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui berbagai
kegiatan di kelas, sekolah, dan masyarakat. Di kelas dikembangkan melalui kegiatan
belajar yang biasa dilakukan guru dengan cara integrasi. Di sekolah dikembangkan
dengan upaya pengkondisian atau perencanaan sejak awal tahun pelajaran, dan
dimasukkan ke Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian
dari budaya sekolah sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk
memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Di
masyarakat dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler dengan melakukan
kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta tanah air dan
melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan
kesetiakawanan sosial.
Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan mengacu
pada indikator pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter, melalui pengamatan guru
ketika seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah, model anecdotal
record (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan
dengan nilai yang dikembangkan), maupun memberikan tugas yang berisikan suatu
47
persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan nilai yang dimilikinya.
Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya guru
dapat memberikan kesimpulannya/pertimbangan yang dinyatakan dalam
pernyataan kualitatif sebagai berikut ini.
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda- tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten)
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten)
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten)
48
Selain tatap muka, beban belajar yang harus diikuti peserta didik adalah
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur yang waktunya
maksimal lima puluh persen (50%) dari jumlah jam tatap muka. Penugasan
terstruktur di antaranya pekerjaan rumah (PR), penyusunan program/perencanaan
kegiatan, laporan pelaksanaan kegiatan.
Penugasan mandiri tidak terstruktur terdiri dari tugas-tugas individu atau
kelompok yang disesuaikan dengan potensi, minat, dan bakat peserta didik.
Penetapan KBM
Ketuntasan Belajar
Komponen Minimal
VII VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama Islam dan Budi
70 73 75
Pekerti
2. Pendidikan Kewarganegaraan 70 73 75
3. Bahasa Indonesia 70 73 75
4. Bahasa Inggris 70 73 75
5. Matematika 70 73 75
49
Kelompok B
8. Seni Budaya dan Bahasa Sunda 70 73 75
11. Prakarya 70 73 75
Penentuan KBM ini dilakukan melalui rapat dewan guru, pembina sekolah,
kepala sekolah serta komite sekolah dengan suara mufakat, untuk menetapkan KBM
dengan cara mengambil dari aspek tingkat kemampuan rata-rata siswa.
Satuan pendidikan ini menggunakan prinsip mastery learning (ketuntasan
belajar), ada perlakuan khusus untuk peserta didik yang belum maupun sudah
mencapai ketuntasan. Peserta didik yang belum mencapai KBM harus mengikuti
kegiatan remedial, sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KBM mengikuti
kegiatan pengayaan.
1. Program Remedial (Perbaikan)
a. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KBM
dalam setiap kompetensi dasar dan/atau indikator.
b. Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial
penilaian.
d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun non tes.
e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial.
f. Nilai remedial sesuai nilai KBM.
2. Program Pengayaan
a. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KBM
dalam setiap kompetensi dasar.
b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun non tes.
d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.
50
3.9 Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
1) Kenaikan Kelas
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a) Telah menyelesaikan semua program pembelajaran untuk satu tahun
pelajaran dengan nilai ketuntasan minimal per mata pelajarannya sesuai
KBM yang telah ditentukan.
b) Nilai kurang (tidak tuntas) maksimal 2 mata pelajaran;
c) Prosentase kehadiran minimal 90%;
d) Nilai Sikap dan Akhlak minimal B.
2) Kelulusan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pasal 72 ayat (1) menyebutkan bahwa peserta didik dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan dasar dan menengah apabila:
a) Telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b) Memperoleh nilai sikap / perilaku minimal baik
c) Mengikuti rangkaian ujian sekolah dan ujian nasional.
d) Tuntas hafalan Juz 30 dan 3 surat Juz 29 (Al Mursalat, Al Insan, dan Al
Qiyamah).
51
Sedangkan tujuan khusus pendidikan kecakapan hidup di SMPIT Gema Nurani :
a. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk
memecahkan berbagai masalah,misalnya kemandirian, narkoba dan sosial.
b. Memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangan karir peserta didik.
c. Memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
d. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran
yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas (broad-based
education).
e. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sekolah dan di
masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.
52
keterampilan kewirausahaan, keterampilan menguasai teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), keterampilan merangkai alat.
Implementasi pendidikan kecakapan hidup di SMPIT Gema Nurani
diintegrasikan ke dalam berbagai mata pelajaran dan kegiatan-kegiatan kesiswaan.
Misalnya, dalam pembelajaran matematika tidak hanya konsep-konsep matematika
saja yang diajarkan, akan tetapi juga kecakapan lainnya seperti bekerjasama dan
berkomunikasi melalui proses/kegiatan pembelajaran.
Selain itu ada beberapa kegiatan kesiswaan yang khusus diadakan untuk
implementasi pendidikan kecakapan hidup, antara lain :
a. Super Camp & Outbound Training (bermalam 3 hari 2 malam di alam)
b. Student Personal Success Training (Pelatihan pengembangan diri)
c. Business and Creativity Day (Aktivitas membuat prakarya dan latihan
entrepreneur)
d. Basic & Intermediate Students Training (Leadership & Motivation)
e. Language Week (Kompetisi dalam rangka mengembangkan skill siswa di bidang
bahasa)
f. ICT Week (Kompetisi di bidang Sains dan Teknologi)
53
54
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera
pada Tabel berikut ini.
55
Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan
ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
Digunakan untuk kegiatan
Minggu efektif belajar reguler
1 36 minggu pembelajaran efektif pada
setiap tahun
setiap satuan pendidikan
Minggu efektif semester ganjil
2 tahun terakhir setiap satuan 18 minggu
pendidikan
Minggu efektif semester genap
3 tahun terakhir setiap satuan 18 minggu Kelas VII - VIII
pendidikan
Minggu efektif semester genap
4 tahun terakhir setiap satuan 14 minggu Kelas IX
pendidikan
5 Jeda antar semester 2 minggu Antara semester I dan II
Digunakan untuk penyiapan
kegiatan dan administrasi
6 Libur akhir tahun ajaran 3 minggu
akhir dan awal tahun
ajaran
7 Hari libur keagamaan 4 minggu Libur puasa dan lebaran
Disesuaikan dengan
8 Hari libur umum/nasional 13 hari
Peraturan Pemerintah
Untuk satuan pendidikan
sesuai dengan ciri
9 Hari libur khusus 4 hari
kekhususan masing-
masing
56
BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
57
58