Anda di halaman 1dari 32

TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT

KOMANDO DAERAH MILITER ISKANDAR MUDA

KAJIAN AKADEMIK

tentang

PENINGKATAN STATUS
RUMAH SAKIT TK. IV IM 07.01 LHOKSEUMAWE MENJADI RUMKIT TK. III

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di jajaran kesehatan Angkatan


Darat harus mampu mengikuti dinamika perubahan sesuai tuntutan dan
perkembangan jaman saat ini dengan tetap berpedoman pada kebijakan
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI. Ketersediaan layanan kesehatan
yang paripurna bagi pengguna yaitu para Prajurit, ASN dan keluarganya baik yang
masih aktif maupun purnawirawan, masyarakat umum serta para peserta Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan menjadi
suatu kewajiban yang tidak bisa ditawar lagi. Oleh karena itu, jajaran kesehatan
Angkatan Darat dituntut untuk selalu meningkatkan kapasitas layanan kesehatan
agar mampu mengikuti dinamika perkembangan dan perubahan yang terjadi
sehingga mampu melaksanakan tugas pokoknya dengan baik.

b. Kesdam IM adalah eselon badan pelaksana di tingkat Kodam dengan tugas


pokok menyelenggarakan dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan bagi
prajurit, PNS TNI AD dan keluarganya. Kesdam IM dalam pelaksanaan tugasnya
memiliki eselon pelaksana yaitu Detasemen Kesehatan Wilayah (Denkesyah) yang
bertugas pokok menyelenggarakan pembinaan kesehatan prajurit, PNS TNI AD
dan keluarganya dan pembinaan kesehatan satuan di wilayah Korem dalam rangka
mendukung tugas pokok Kesdam IM, dengan unsur pelaksana yaitu Rumah Sakit
Tk. III atau Tk. IV yang bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan bidang
fungsi teknis kesehatan di rumah sakit. Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe
selaku unsur pelaksana Denkesyah menjadi rujukan bagi prajurit, PNS TNI AD dan
keluarganya di wilayah Korem 011/Lilawangsa yang memerlukan pelayanan
kesehatan serta memberikan pelayanan umum ke masyarakat.

c. Seiring dengan tuntutan pelayanan kesehatan bagi Prajurit dan ASN Kodam
IM beserta keluarganya maupun masyarakat serta adanya program BPJS oleh
Pemerintah maka Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe perlu memberikan
pelayanan yang paripurna. Kemampuan yang dimiliki Rumkit Tk. IV IM 07.01
2

Lhokseumawe saat ini sudah berjalan baik namun belum maksimal sehingga perlu
didukung dengan peningkatan status menjadi Rumkit Tk. III agar dalam
pelayanannya semakin optimal. Untuk mengetahui sejauh mana pentingnya
peningkatan status rumah sakit maka disusun naskah Kajian Peningkatan Status
Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe menjadi Rumkit Tk. III.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Untuk memberikan gambaran kepada pimpinan TNI AD tentang


pentingnya peningkatan status Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe menjadi
Rumkit Tk. III dalam rangka mendukung tugas pokok Kodam IM.

b. Tujuan. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pimpinan TNI AD


dalam menentukan kebijakan lebih lanjut berkaitan dengan peningkatan status
Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe menjadi Rumkit Tk. III.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup kajian dibatasi pada pembahasan
yang berkaitan dengan peningkatan status Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe menjadi
Rumkit Tk. III, yang disusun dengan tata urut sebagai berikut:

a. Pendahuluan.
b. Latar Belakang.
c. Pokok-pokok masalah dan Faktor-faktor yang berpengaruh.
d. Analisa dan Evaluasi.
e. Konsep Penataan Organisasi.
f. Penutup.

4. Metode. Penyusunan naskah kajian menggunakan metoda deskriptif analisis,


dengan memberikan gambaran melalui data-data/referensi terkait dengan peningkatan
status Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe menjadi Rumkit Tk. III.

5. Dasar.
a. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/04-02/XI/2013 tanggal 6 November 2013
tentang Bujuknis Penataan Satuan dan Pembentukan Satuan Baru;
b. Peraturan Kasad Nomor 28 tahun 2018 tanggal 06 Agustus 2018 tentang
Orgas Denkesyah (Uji Coba);
c. Keputusan Pangdam IM Nomor Kep / 258 / XII /2020 tanggal 21 Desember
2020 tentang Program Kerja dan Anggaran Kodam IM TA 2021; dan
d. Surat Perintah Pangdam IM Nomor Sprin / 506 / III /2021 tanggal 13 Maret
2021 tentang Pokja Penyusunan naskah kajian akademik tentang Peningkatan
Status Rumah Sakit Tk. IV Lhokseumawe menjadi Rumah Sakit TK III.
3

BAB II
LATAR BELAKANG

6. Umum. Penyelenggaraan dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan oleh


Rumkit Tk.IV IM 07.01 Lhokseumawe bagi prajurit dan ASN beserta keluarga maupun
masyarakat umum selama ini sudah berjalan cukup baik namun belum maksimal. Oleh
karena itu perlunya penataan satuan, dalam hal ini dengan melakukan peningkatan status
Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe menjadi Rumkit Tk. III dihadapkan dengan
pertimbangan perkembangan lingkungan, kebijakan dan peraturan, tuntutan tugas,
maupun kuantitas dan kualitas mutu pelayanan.

7. Perkembangan Lingkungan.

a. Lingkungan Global. Di tengah wabah pandemi Covid-19, akhir-akhir ini


terjadi beragam rangkaian peristiwa global yang memicu pro kontra, ketidakpastian
dan meningkatnya potensi ancaman konflik. Ketegangan AS-China dan
meningkatnya tren unilateralisme seakan dimaknai sebagai gambaran aktual
bergesernya tatanan lingkungan strategis global menjauh dari semangat optimisme
dan kerjasama berbasis rules and norms. Kontestasi AS-China nampaknya masih
belum menunjukkan tanda-tanda tercapainya kesepakatan baru. Kesepakatan
terakhir keduanya dalam rangkaian fase cooling down dari perang dagang
terancam tidak akan terealisasi akibat eskalasi tensi diplomatik AS-China dalam isu
pandemi Covid-19 yang belum usai. Eskalasi tersebut bahkan meluas ke isu lain,
mulai dari demonstrasi di Hong Kong, pembatasan teknologi hingga pembangunan
kekuatan militer di sekitar kawasan Laut China Selatan (LCS). Pembangunan
kekuatan militer di kawasan ini berpeluang semakin mendorong negara-negara di
sekitar khususnya ASEAN untuk ‘mengambil sikap’ dalam kontestasi AS-China
meskipun sejauh ini negara-negara di ASEAN masih mempunyai pandangan
berbeda mengenai itu. Beberapa negara di sekitar China, seperti Taiwan, India dan
Jepang, seiring dengan perkembangan terakhir kemungkinan akan mendorong
ketiganya untuk semakin mempertegas sikap menghadapi China dengan cara
memperkuat kemitraan strategis dengan AS.
Secara tidak langsung, pandemi Covid-19 ini telah mendorong sejumlah
negara mempertimbangkan kembali kedekatannya dengan China. Tuduhan dan
dugaan tidak terbukanya China dalam menangani pandemi semakin menguatkan
alasan pertimbangan tersebut.  Hal ini dinilai akan menjadi tantangan China dalam
menjaga keberlangsungan agenda Belt Road Initiative dan Maritime Silk
Road miliknya di tengah surutnya aktivitas perekonomian global dan terfokusnya
China menangani Covid-19 di dalam negeri. Sementara itu, Timur Tengah masih
akan terus diwarnai problem keamanan walaupun dilanda pandemi Covid-19,
ketidakstabilan dan konflik seolah belum menunjukan tanda-tanda usai. Gejolak
ketidakstabilan berpotensi memperlambat penanganan pandemi, terutama di
negara-negara konflik seperti Libya, Yaman dan Suriah. Penanganan pandemi
membutuhkan kriteria institusi state yang koheren, solid dan dapat diandalkan
namun hanya beberapa negara di kawasan yang mampu menunjukkan kriteria itu.
4

b. Lingkungan Regional.
1) Di kawasan Asia terdapat ancaman yang dapat memicu instabilitas
kawasan diantaranya konflik Laut Cina Selatan, konflik di semenanjung
Korea dan konflik Tiongkok-Taiwan. Selain itu, menguatnya kerjasama
keamanan Quadrilateral Security Dialogue yaitu Amerika Serikat, Australia,
India dan Jepang untuk mengimbangi strategi Belt and Road Initiative (BRI)
Tiongkok telah meningkatkan ketegangan di kawasan Indo Pasifik;
2) Teknologi dan uji coba senjata nuklir yang dikembangkan oleh Korea
Utara memberikan reaksi dan perhatian dunia internasional. Kekhawatiran
negara kawasan Asia timur terhadap pengembangan nuklir dalam upaya
modernisasi Angkatan Bersenjata Korea Utara, disampaikan dalam bentuk
protes bahkan dilaksanakannya pemutusan hubungan kerjasama regional
maupun sanksi embargo oleh negara-negara maju. Kecenderungan ambisi
Korea Utara untuk tampil sebagai kekuatan regional sangat besar, namun
disisi lain ambisi tersebut dapat menimbulkan instabilitas di kawasan Asia
Timur;
3) RRC secara nyata menjadi kekuatan yang dapat mempengaruhi pola
dukungan antar negara besar, terutama di kawasan Asia. Jepang masih
konsisten dengan kebijaksanaan luar negerinya, yaitu mengamankan jalur
SLOC dan mempertahankan hubungan dengan negara-negara di kawasan
Asia Tenggara sebagai pemasok sumber daya alam sekaligus sebagai
pasar hasil industrinya; dan
4) Pasifik Selatan. Australia menempatkan diri sebagai pemimpin
negara-negara di Asia Pasifik. Untuk kebijakan politik kedepan lebih
berorientasi kepada Asia Tenggara. Namun Australia secara psikologis
belum dapat melepaskan hubungan tradisionalnya dengan negara-negara
barat. Tetapi sistem politiknya tetap mengakomodir dan memungkinkan
suburnya gerakan-gerakan LSM/NGO, yang anti terhadap pemerintah
Indonesia.

c. Lingkungan Nasional.
1) Secara umum kondisi keamanan cukup stabil, namun secara
geografis dekat dengan pusat instabilitas kawasan Asia sehingga banyak
potensi ancaman militer dan ancaman non militer yang dapat mengancam
stabilitas nasional. Selain itu, juga memiliki potensi ancaman yang berasal
dalam negeri antara lain terorisme dan radikalisme, ancaman siber,
penyalahgunaan narkoba, konflik sosial dan krisis ekonomi.
2) Melemahnya perekonomian dunia berdampak pada roda
perekonomian dalam negeri, hal ini dipicu munculnya pandemi Covid-19 di
berbagai belahan dunia. Kondisi tersebut berpengaruh juga pada kebijakan
pemerintah dalam menyikapi dampak pandemi Covid-19, diantaranya
dengan mengalihkan sebagian anggaran belanja negara dalam rangka
mengatasi pandemi dan dipandang dapat menjadi potensi ancaman bila
tidak ditangani dengan baik dalam berbagai sektor vital dalam negeri.
5

8. Kondisi Wilayah di Rumah Sakit Tk.IV IM 07.01 Lhokseumawe.

a. Geografi. Kota Lhokseumawe merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh


Utara dan terletak di pesisir Timur Pulau Sumatera. Posisi Kota Lhokseumawe
berada di antara Kota Banda Aceh dan Medan, menjadikan kota ini sangat
strategis sebagai jalur distribusi dan perdagangan di Aceh. Kota Lhokseumawe
ditetapkan statusnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2001 dengan
luas wilayah seluas 181,06 km², secara administratif Kota Lhokseumawe dibagi
menjadi 4 Kecamatan yaitu Blang Mangat, Muara Dua, Muara Satu dan Banda
Sakti dengan 9 kemukiman dan 68 gampong dengan pusat pemukiman sekaligus
ibukota yakni Kecamatan Banda Sakti. Kota Lhokseumawe merupakan dataran
rendah dengan ketinggian rata-rata + 24 meter di atas permukaan laut dan secara
astronomis berada pada posisi 96°20’ - 97°21’ Bujur Timur dan 04°54’ - 05°18’
Lintang Utara serta diapit oleh Selat Malaka. Kota Lhokseumawe berdasarkan letak
geografisnya, sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan
berbatasan dengan Kecamatan Kuta Makmur (Aceh Utara), sebelah barat dengan
Kecamatan Dewantara (Aceh Utara) dan sebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Syamtalira Bayu (Aceh Utara).

b. Demografi. Jumlah penduduk Kota Lhokseumawe tahun 2020 adalah


188.713 jiwa yang terdiri dari 93.67 jiwa penduduk laki-laki dan 95.037 jiwa
penduduk perempuan. Terjadi peningkatan jumlah penduduk sebesar 2,16 persen
dari tahun sebelumnya yang berjumlah 198.980 jiwa. Dengan luas wilayah sebesar
181,06 Km2, kepadatan Kota Lhokseumawe pada tahun 2020 mencapai 1.1042
jiwa per km2. Kecamatan yang mempunyai wilayah terkecil di Kota Lhokseumawe
yaitu Banda Sakti sebesar (11,24 Km2) merupakan wilayah paling padat dengan
kepadatan mencapai 6.922 jiwa per km2. Adapun wilayah paling jarang yaitu
Kecamatan Blang Mangat dengan kepadatan 466 jiwa per km2. Pertumbuhan
penduduk Kota Lhokseumawe pada tahun 2020 tercatat sebesar 0,98 persen.
Kecamatan Blang Mangat merupakan kecamatan dengan pertumbuhan penduduk
tertinggi yakni sebesar 1,89 persen sedangkan Kecamatan Muara Satu hanya
sebesar 0,64 persen.

c. Kondisi Sosial.
1) Ideologi. Secara umum masyarakat masih berpegang pada ideologi
Pancasila sebagai dasar negara, namun masih perlu dilakukan pengawasan
dan pembinaan secara terus-menerus;
2) Politik. Mekanisme hubungan kerja antar lembaga pemerintah
cukup baik dan harmonis, secara rutin dilaksanakan rapat koordinasi guna
memperoleh kesamaan pandangan dan cara bertindak. Pembinaan
terhadap organisasi kemasyarakatan senantiasa diarahkan sesuai
perundang-undangan yang berlaku. Walaupun secara umum situasi politik
relatif kondusif, namun masih dijumpai adanya rasa tidak puas terhadap
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah setempat oleh kelompok-kelompok tertentu;
6

3) Ekonomi.
a) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi ukuran
produktivitas yang mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun. PDRB Kota
Lhokseumawe dengan migas tahun 2018 adalah sebesar 8,45 triliun
rupiah, mengalami peningkatan sekitar 5,720 persen dari tahun
sebelumnya. Sejak tahun 2016, struktur ekonomi Kota Lhokseumawe
didominasi oleh kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor. Peranan kategori ini meningkat dari 17,84
persen di tahun 2014 menjadi 22,39 persen di tahun 2018.
Pertumbuhan ekonomi Kota Lhokseumawe dengan migas tahun 2018
tercatat naik sebesar 3,72 persen. Jika dilihat lebih rinci, terdapat satu
kategori yang mengalami pertumbuhan negatif. Sektor yang
pertumbuhannya paling menurun yaitu sektor pertambangan dan
penggalian yaitu mencapai minus 4,09 persen. Sedangkan sektor
lainnya semua tumbuh positif, diantaranya sektor penyedia
akomodasi dan makan minum (18,79 persen), sektor jasa pendidikan
(7,92 persen) dan sektor industri pengolahan (7,27 persen); dan
b) Sektor pertanian bukan merupakan fokus utama di daerah
perkotaan seperti Kota Lhokseumawe. Terbatasnya lahan menjadi
kendala utama, areal sawah di kota Lhokseumawe tersebar di 3
kecamatan seluas 1.832 Ha lahan sawah, sekitar 10 persen luas
wilayah Kota Lhokseumawe. Kecamatan Blang Mangat menjadi
kontributor utama dengan luas area 63% dari total. Untuk komoditas
hortikultura tahunan, mangga menjadi komoditas yang paling banyak
jumlah pohonnya yaitu sebanyak 10.745 pohon dan yang paling
sedikit tanaman melinjo sebanyak 80 pohon. Produksi padi sawah
tahun 2018 untuk Kota Lhokseumawe sebesar 9.954 ton dengan
produktivitas sebesar 4 ton/ha, ubi kayu produksinya sebesar 1.764
dengan produktivitas sebesar 21 ton/ha dan cabe merah besar
produksinya sebesar 61 ton dengan produktivitasnya sebesar 3
ton/ha.
4) Sosial Budaya.
a) Pendidikan.
(1) TK : 81 unit.
(2) SD : 71 unit.
(3) MI : 9 unit.
(4) SLTP : 27 unit.
(5) MTs : 20 unit.
(6) SMU : 12 unit.
(7) SMK : 13 unit.
(8) MA : 8 unit.
(9) PT : 6 unit.
7

b) Kesehatan.
(1) Rumah Sakit : 9 unit.
(2) Puskesmas : 7 unit.
(3) Puskesmas Pembantu : 7 unit.
(4) Posyandu : 101 unit.
(5) Polindes : 24 unit.
(6) Apotik : 11 unit.
c) Agama.
(1) Pemeluk agama
(a) Islam : 188.306 orang.
(b) Katholik : 151 orang.
(c) Protestan : 505 orang.
(d) Hindu : 1 orang.
(e) Budha : 536 orang.
(2) Tempat ibadah.
(a) Masjid : 52 unit.
(b) Mushala : 75 unit.
(c) Meunasah : 68 unit.
(d) Gereja : 1 unit.
(e) Wihara : 1 unit.
d) Bahasa. Dalam pergaulan sehari-hari memakai bahasa daerah
maupun bahasa Indonesia namun pada kegiatan bersifat formal
seperti rapat, resepsi maupun musyawarah menggunakan bahasa
Indonesia.
e) Kesenian. Jenis kesenian tari-tarian terdiri dari Tari Rapai
Pase, Tari Geudrang Pase, Tari Alee Tunjang, Tari Tarek Pukat, Tari
Tanah Lon Sayang, Tari Meu-idang, Tari Poh kIpah, Tari Gaseh
Seutia, Tari Dom Drien, Tari Limong Sikarang dan Tari Rapai Aceh.
f) Adat Istiadat dan Agama. Pada umumnya masyarakat
berpegang pada adat istiadat terutama penduduk asli daerah yang
bertempat tinggal di kampung-kampung. Tata pergaulan hidup
bermasyarakat sangat dipengaruhi oleh agama Islam sehingga
masjid dan langgar merupakan tempat yang penting dalam
pembinaan kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan toleransi umat
beragama baik, namun masih sensitif terhadap hasutan dari
kelompok-kelompok radikal. Sifat gotong royong dalam masyarakat
masih terpelihara dengan baik dan hubungan antara penduduk asli
dengan pendatang pada umumnya baik.
5) Pertahanan dan Keamanan. Situasi keamanan secara umum baik
namun kerawanan yang berpotensi menimbulkan konflik perlu diantisipasi
dihadapkan kemungkinan terjadinya konflik di wilayah.
8

9. Kondisi Satuan. Sejarah berdirinya Denkesyah 01.04.01 ini dimulai dari Balai
Pengobatan Tentara (BPT) yang didirikan pada tahun 1960. Kemudian pada tahun 1961
dirubah menjadi Kesdim 0103 sesuai perkembangan Komando, berubah menjadi Kesrem
011/LW lalu menjadi Denkesrem 011/LW. Pada reorganisasi TNI AD dimana Kodam I/IM,
Kodam II/BB, dan Kodam III/17 Agustus dijadikan satu menjadi Kodam I/BB maka
Denkesrem 011/LW berubah menjadi Denkesyah 01.04.01. Sejak awal pembentukan
sampai likuidasi (tahun 1960-1985), Ka Kesrem 011/LW merangkap Karumkit
Lhokseumawe, dimana bangunan Denkesyah serta Rumkit berada dibawah satu atap.
Sejak tahun 1990 telah dibangun kantor Denkesyah dari hasil swadaya Rumkit Tk. IV
Lhokseumawe dan telah diresmikan tanggal 22 Maret 1990 oleh Danrem 011/LW dan
setelah lebih dari satu dasawarsa berada di bawah Kodam Bukit Barisan, NAD kembali
memiliki Kodam sendiri yakni Kodam Iskandar Muda pada tanggal 06 Februari 2002 maka
dari itu terjadi perubahan dari Denkesyah 01.04.01 menjadi Denkesyah IM 04.01
Lhokseumawe. Kondisi Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe saat ini, sebagai berikut:

a. Beban Kerja. Data layanan yang diberikan dalam kurun waktu 2 (dua) tahun
terakhir terkait beban kerja Rumah Sakit.
1) Cakupan Rikkes prajurit.
STANDAR KERJA
NO RIKKES 2019 2020 KET
RUMKIT Tk. IV
1 2 3 4 5 6
1 Rikkes Ubad 137 83 Kemampuan Rikkes Pelayanan
2 Rikkes Nikah 265 212 Rumkit Tk. IV hanya Rikkes Ubad
3 Rikkes Berkala I 207 276 melaksanakan Rikkes yang diberikan
4 Rikkes Berkala II 207 258 fisik namun karena saat ini sudah
tuntutan tugas harus melebihi
5 Rikkes Harpasat Yonkav 100 57
melaksanakan Rikkes kemampuan
6 Rikkes Werving Catam:
lanjutan dengan standar Rumkit
Pulau terluar Gel I tahap I - -
bantuan tenaga dan Tk. IV
Gel I tahap I 572 318
sarana prasarana
Gel I tahap II 157 216
Gel II tahap I 924 470
Gel II tahap II 261 352
7 Rikkes Werving Caba:
Diktukba susulan 17 11
Diktukba Sus tahap I 93 28
Diktukba Sus tahap II 112 93
Diktukba Reg 88 126
8 Rikkes Werving PA PK - -
9 Diktukpa Reg 16 -
10 Kursus/pendidikan 162 74

2) Jumlah pengunjung dan kunjungan Rumah Sakit.


9

BULAN/ STANDAR
NO PENGUNJUNG KUNJUNGAN KET
TAHUN RUMKIT TK IV
1 2 3 4 5 6
Tahun 2019 Jumlah kunjungan Pelayanan saat ini
1 Januari 4789 5366 dan pengunjung sudah melebihi
2 Februari 4251 5037 secara kuantitas kemampuan Rumkit
3 Maret 4587 5444 tidak dibatasi. Tk. IV, dimana
4 April 4286 4637 pelayanan yang
5 Mei 2887 3748 disediakan
6 Juni 3748 5483 mencakup poli
7 Juli 5501 7429 bedah, penyakit
8 Agustus 4224 4973 dalam, anak, mata,
Ortopedi, Psikiatri,
9 September 4400 5797 Neurologi, obgyn,
10 Oktober 4787 6054 THT, VCT dengan
11 November 4195 5674 mendatangkan
12 Desember 3593 5363 tenaga dokter
Jumlah 51248 65005 spesialis dari RS
luar
Tahun 2020
1 Januari 4692 6417
2 Februari 3925 5519
3 Maret 3698 5096
4 April 1191 1348
5 Mei 1170 1344
6 Juni 3009 3916
7 Juli 3685 5045
8 Agustus 3339 4018
9 September 4038 5402
10 Oktober 3380 4559
11 November 3702 5249
12 Desember 3605 4649
Jumlah 39434 52562

b. Sumber Daya Manusia.


10

1) Berdasarkan Kepangkatan/Golongan.

TOP/DSPP
NO PANGKAT/GOL NYATA KET
RUMKIT Tk. IV
1 2 3 4 5
1 Letkol - - - Berdasarkan Kep Kasad
2 Mayor 2 1 Nomor 28 Tahun 2018 tentang
3 Kapten 6 - Orgas Denkesyah
4 Letnan Satu 10 2 - Jumlah personel Rumkit Tk.
5 Letnan Dua - - IV Lhokseumawe saat ini
6 Serma-Peltu 3 4 masih terdapat kekurangan
7 Serda-Serka 6 2 Pa, Ba, Ta dan PNS
8 Kopda-Kopka 3 1
9 Prada-Praka - -
10 Gol IV/b - -
11 Gol IV/a 1 -
12 Gol III c/d 4 5
13 Gol III b - 7
14 Gol III a - 13
15 Gol II c/d 51 10
16 Gol II a/b 12 3
Jumlah 98 48

Jabatan Fungsional
1 Mayor 1 1
2 PNS Gol IV/a 1 -
3 PNS Gol IIIc-d 1 -
Jumlah 3 1
Jumlah total 101 49

2) Berdasarkan Kualifikasi.
11

TOP/DSPP NYAT
NO PANGKAT/GOL KET
RUMKIT Tk. IV A
1 2 3 4 5
Spesialisasi Rumkit Tk. IV masih
1 Dokter Spesialis (Myr) 1 1 kekurangan tenaga medis
2 Dokter Umum/Gigi (Gol IVa) 1 - berkualifikasi spesialis.
3 Paramedis Fungsional (Gol 1 - Dokter spesialis yang belum
IIIc-d) terpenuhi didatangkan dari
rumah sakit luar

c. Fasilitas.. Bangunan di Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe merupakan


bangunan lama namun sebagian besar sudah dilakukan perbaikan/renovasi dan
pemeliharaan secara rutin. Adapun rincian fasilitas, sebagai berikut:

1) Bangunan.
TOP/DSPP
NO BANGUNAN NYATA KET
RUMKIT Tk. IV
1 2 3 4 5
1 Ruang Rawat Jalan 1 1 Fasilitas bangunan
2 Ruang Gawat Darurat 1 1 Rumkit Tk IV IM 07.01
3 Ruang Rawat Inap 1 1 Lhokseumawe saat ini,
4 Ruang Tindakan 1 1 sudah memenuhi
5 Ruang Kebidanan 1 1 standar fasilitas Rumah
6 Ruang Laboratorium 1 1 Sakit Tk. III
7 Ruang Radiologi 1 1
8 Ruang Farmasi 1 1
9 Ruang Sterilisasi 1 1
10 Ruang Laundry 1 1
11 Ruang Dapur dan Gizi 1 1
12 Ruang Sekertariat dan Manajemen 1 1
13 Ruang IPSRS dan Utilitas Bangunan 1 1
14 Ruang Jenazah 1 1

2) Ruang rawat.

KATEGORI JUMLAH
JENIS
VIP KLAS I KLAS II KLAS III NICU ICU RICU ISOLASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TEMPAT
11 8 34 55 4 5 2 19 138
TIDUR

c. Kendaraan.
12

TOP/DSPP
NO JENIS KENDARAAN NYATA KET
RUMKIT Tk. IV
1 2 3 4 5
1 Ambulance 2 4 Ambulance 2 unit rusak
2 Tr 1/4 T 5 - berat, 1 rusak ringan dan 1
3 SPM 8 - unit dalam keadaan baik

d. Sarana Prasarana.
1) Instalasi listrik masih menggunakan instalasi listrik lama yang
seharusnya sudah dilakukan penggantian instalasi, tenaga listrik saat ini
masih menggunakan tenaga listrik dari PLN dengan tegangan 220 V dengan
daya yang terpasang 50.000 Watt, mengantisipasi bila terjadi pemadaman
listrik telah disiapkan Genset dengan kapasitas 30 KVA, 24 KW (diesel),
dimana aliran listrik genset hanya bisa digunakan untuk bangunan kamar
operasi, laboratorium dan UGD. Seiring dengan perkembangan alat-alat
kedokteran yang ada saat ini, dukungan daya listrik yang terpasang saat ini
dirasakan masih kurang.
2) Pemenuhan kebutuhan air bersih menggunakan air PAM dan sumur
bor untuk kebutuhan kantor dan pasien.
3) Pembuangan limbah cair dari kamar mandi/WC disalurkan ke
septictank, selanjutnya disalurkan ke Instalasi Pengolahan Limbah Cair
(IPAL), sedangkan pembuangan limbah padat non medis pembuangannya
bekerjasama dengan Dinas Kebersihan Kota/ Kabupaten sedangkan limbah
padat medis dikirim ke Incinerator Rumah Sakit untuk dilakukan
pembakaran.
4) Alat Komunikasi saat ini terpasang jaringan telepon dengan nomor
jaringan telepon 0645-40300 sedangkan untuk staf dilengkapi dengan
airphone di 20 titik.

e. Alsatri dan Alsintor. Kondisi Alsatri dan Alsintor yang ada saat ini
merupakan aset lama yang kondisinya sudah tua dan jumlahnya terbatas. Alsatri
untuk kepentingan pasien kondisinya sudah kurang baik, sebagian telah diadakan
penambahan atau perbaikan secara swadaya dengan kemampuan yang ada.
Alsintor Rumah Sakit saat ini dilengkapi dengan Komputer PC 17 unit, Laptop 2
unit dan Printer 10 unit pengadaan secara swadaya.

BAB III
POKOK-POKOK PERMASALAHAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
13

10. Umum. Seiring perkembangan lingkungan dan kebutuhan akan sarana kesehatan
yang modern serta meningkatnya kebutuhan pelayanan dari berbagai bidang medis
maupun upaya memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada prajurit dan
Aparatur Sipil Negara (ASN) beserta keluarga serta masyarakat, Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe telah berkriteria sebagai Rumkit tipe “C” sehingga membutuhkan
penyesuaian ditinjau dari beberapa aspek agar lebih optimal dalam mendukung Tupok.

11. Pokok Pokok Permasalahan.

a. Organisasi dan Tugas. Sesuai Perkasad Nomor 28 tahun 2018 tanggal 6


Agustus 2018 tentang Organisasi dan Tugas Detasemen Kesehatan Wilayah
(Denkesyah), terdapat penjelasan terkait pelaksanaan pelayanan kesehatan pada
Rumah Sakit Tingkat IV terbatas pada pelayanan medik umum, medik gigi dan 1
(satu) medik spesialis (kandungan/obsgyn), namun kenyataannya sesuai tuntutan
tugas dan pelaksanaan pelayanan kesehatan di Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe telah memberikan pelayanan medis spesialis sebanyak 7 (tujuh)
bidang diluar 4 spesialis dasar, sehingga dipandang perlu Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe dinaikkan statusnya menjadi Rumkit Tk. III.

b. Penetapan Kelas Rumah Sakit. Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe


telah ditetapkan sebagai Rumkit tipe/kelas “C” berdasarkan Keputusan Kemenkes
RI dan Walikota Lhokseumawe, dalam hal memberikan pelayanan bukan hanya
kepada prajurit, PNS dan keluarganya saja namun juga melayani masyarakat
umum pemegang BPJS. Adapun kriteria tipe “C” ini setara dengan Rumkit Tk. III
untuk rumkit jajaran TNI AD, dihadapkan kriteria tersebut Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe memiliki kemampuan pelayanan rawat jalan dan rawat inap dengan
kapasitas 138 tempat tidur untuk pasien serta memiliki pelayanan medis spesialis
lebih dari 4 bidang spesialis dasar serta sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjutan (FKTL). Tuntutan pelayanan medis untuk tingkat pelayanan Rumkit
tipe/kelas “C” mendorong pihak rumah sakit bekerja sama dengan Dokter Spesialis
di rumah sakit umum maupun swasta yang ada di Kota Lhokseumawe dengan
status dokter tamu dan bukan organik untuk mengisi pelayanan Poliklinik antara
lain Penunjang/Laboratorium, Pelayanan klinik Spesialis Gigi, Pelayanan klinik
Spesialis Bedah, Pelayanan klinik Spesialis penyakit dalam/Internis, Pelayanan
klinik Spesialis Kandungan/Obgyn, Pelayanan klinik Spesialis Mata, Pelayanan
klinik Spesialis THT, Pelayanan klinik Spesialis Anak, Pelayanan klinik Saraf,
Pelayanan klinik Jiwa, Instalasi Farmasi, Laboratorium lengkap, Laboratorium PCR,
Radiologi, Instalasi Gizi dan Laundry, Kamar Operasi, Fisioterapi, ICU dan Kamar
Jenazah. Kondisi tersebut dihadapkan tuntutan pelayanan dan operasional maka
status Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe dapat dikatakan sudah tidak relevan
dan perlu ditingkatkan statusnya sesuai kiterianya sebagai Rumkit tipe “C” yang
setara dengan Rumkit Tk. III.

c. Layanan Rikkes dan Jarak Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan.


14

1) Kondisi gelar satuan di wilayah Korem 011/LW yang cukup banyak


berpengaruh pada jumlah animo penerima layanan kesehatan di Rumkit Tk.
IV IM 07.01 Lhokseumawe sebagai rujukan bagi prajurit dan ASN beserta
keluarganya, selain itu proses penerimaan/werving calon prajurit berdampak
pada layanan Rikkes yang harus disediakan oleh Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe sehingga perlu penyesuaian dihadapkan dengan status
Rumah Sakit saat ini.
2) Rumkit Tk. II Banda Aceh sebagai rujukan fasilitas kesehatan
layanan lanjutan ditinjau dari segi jarak lokasinya sangat jauh dihadapkan
dengan lokasi Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe saat ini, dengan waktu
tempuh sekitar 5-6 jam menggunakan jalur darat. Hal ini menjadi kendala
dalam pemberian layanan kesehatan khususnya bagi pasien yang
membutuhkan layanan kesehatan lanjutan, sehingga dalam menyikapi dan
mengatasi kondisi tersebut maka perlunya penyesuaian kemampuan
layanan Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe dengan ditingkatkan
statusnya menjadi Rumkit Tk. III dengan harapan dapat memberikan
layanan kesehatan lanjutan sesuai kapasitasnya.

d. Dukungan kesehatan pelayanan kesehatan kegiatan Pam VIP/VVIP.


1) Kunjungan kerja VIP/VVIP ke wilayah Korem 011/LW dimana dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut salah satunya melaksanakan Pam medis
VIP/VVIP yang melibatkan personel maupun menggunakan Matkes/fasilitas
Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe, saat ini masih terdapat keterbatasan
SDM dokter berkualifikasi spesialis serta belum tersedia ambulance dengan
standarisasi Pam medis VIP/VVIP dalam mendukung kegiatan.
2) Unit Gawat Darurat dan ICU di Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe masih kurang memadai sehingga tidak dapat menjadi rujukan
utama bagi rombongan VVIP/VIP yang membutuhkan tindakan medis
segera maupun lanjutan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

12. Faktor-Faktor yang berpengaruh.

a. Faktor Eksternal.
1) Peluang.
a) Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe telah memperoleh kriteria
sebagai Rumkit tipe “C” berdasarkan Keputusan Kemenkes RI dan
Walikota Lhokseumawe serta terakreditasi tingkat “Madya” oleh
KARS pada tanggal 31 Desember 2019.
b) Dislokasi Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe yang cukup
strategis memiliki nilai efektifitas dan efisiensi dalam
penyelenggaraan dukungan kesehatan maupun pelayanan kesehatan
di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara.

2) Kendala.
15

a) Keberadaan Rumah Sakit tipe/kelas “C” dan tipe/kelas “B”


(akreditasi dari Kemenkes RI) baik umum atau swasta di sekitar Kota
Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara berpengaruh terhadap
daya saing yang sehat dan pembanding dalam memberikan
pelayanan prima berupa pelayanan medis dan administrasi,
dihadapkan dengan status Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe
saat ini yang telah berkriteria Rumkit tipe/kelas “C” sehingga perlunya
peningkatan status maupun sarana prasarananya agar dapat
memberikan pelayanan dan dukungan kesehatan sesuai standarisasi
bagi prajurit, PNS dan keluarganya serta masyarakat umum peserta
BPJS maupun tugas-tugas pelayanan dan dukungan kesehatan
lainnya yang diperlukan guna mendukung satuan-satuan jajaran
Kodam IM dalam melaksanakan OMP dan OMSP di wilayah area
servis Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe; dan
b) Status Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe sebagai Rumkit
Tk. IV akan berpengaruh dalam memberikan pelayanan yang
paripurna serta pemberian bantuan/dukungan sarana prasarana dari
pemerintah tidak bisa diterima karena status Rumkit belum sesuai
dengan level/tingkat rumkit saat ini walaupun kenyataannya telah
melaksanakan kegiatan pelayanan melebihi level/tingkatan yang ada.

b. Faktor Internal.
1) Kekuatan.
a) Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe telah berkriteria sebagai
Rumkit tipe “C” berdasarkan Keputusan Kemenkes RI dan Walikota
Lhokseumawe serta terakreditasi tingkat “Madya” oleh Komite
Akreditasi Rumah Sakit/KARS pada tanggal 31 Desember 2019;
b) Kapasitas tempat tidur 138 dan sarana prasarana lain yang
tersedia di Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe cukup mendukung
untuk pelayanan saat ini; dan
c) Dukungan Pemda dan tokoh masyarakat untuk dapat
terwujudnya peningkatan status Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe menjadi Rumkit Tk. III.
2) Kelemahan.
a) Pelayanan rumah sakit saat ini yang lebih dari 10 (sepuluh)
bidang media yang berbeda, sedangkan status Rumkit masih tingkat
IV sedangkan secara operasional medis pelayanannya sudah setara
Rumkit Tk. III; dan
b) SDM dokter Spesialis di 7 (tujuh) bidang medis yang
operasional di Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe belum
merupakan organik rumah sakit tetapi merupakan dokter spesialis
tamu.
BAB IV
16

ANALISA

13. Umum. Peningkatan Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe Denkesyah IM


04.01 Lhokseumawe menjadi Rumkit tingkat III penting untuk direalisasikan mengingat
tugas maupun operasional yang harus dilaksanakan oleh Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe dengan 7 (tujuh) bidang medis yang sudah berjalan menjadi daya tarik
tersendiri bagi prajurit, PNS dan keluarga serta masyarakat peserta BPJS untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Meningkatnya tingkat kepercayaan
pasien dan banyaknya bidang pelayanan medis yang disediakan Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe maka perlu dilakukan penataan organisasi dengan meningkatkan status
Rumkit menjadi Rumkit Tk. III guna mewujudkan pelayanan yang paripurna dan prima.

14. Tinjauan dari Aspek Geografi. Kondisi wilayah yang bervariasi secara geografi
menjadikan tantangan tersendiri untuk memberikan pelayanan kesehatan dan dukungan
kesehatan, hal ini berpengaruh dari segi tindakan yang sewaktu-waktu perlu diambil
secara cepat dihadapkan kondisi medan yang relatif bervariatif dari segi jarak, waktu
tempuh dan aspek medan maupun kondisi wilayah yang memiliki potensi kerawanan
terjadinya bencana alam berupa banjir, tanah longsor maupun tsunami sehingga
kehadiran Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe dalam memberikan pelayanan
kesehatan maupun dukungan kesehatan sangat dibutuhkan dalam mengambil langkah/
tindakan segera yang perlu dilakukan dari sisi evakuasi dan tindakan medis pada saat
dibutuhkan sewaktu-waktu. Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe sebagai satuan
pelaksana Denkesyah IM 04.01 Lhokseumawe melaksanakan tugas untuk memberikan
pelayanan di bidang kesehatan kepada prajurit, ASN beserta keluarga maupun
masyarakat di wilayah Korem 011/LW. Secara proporsional memiliki wilayah tugas dan
tanggung jawabnya cukup luas, oleh karena itu peningkatan status Rumkit Tk. IV menjadi
Rumkit Tk III sangat diperlukan sebagai solusi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
dan layanan dukungan kesehatan yang optimal dalam pelaksanaan tugas Rumkit Tk. IV
IM 07.01 Lhokseumawe.

15. Tinjauan dari Aspek Kondisi Sosial. Tingkat pendidikan, taraf perekonomian,
jenis profesi merupakan beberapa indikator kondisi sosial yang dapat berpengaruh
terhadap cara pandang individu atau masyarakat dalam menentukan ukuran kebutuhan
akan pelayanan kesehatan. Seiring perkembangan teknologi kedokteran yang diikuti
dengan berkembanganya metode ilmu kedokteran dalam mengobati beragam penyakit
secara lebih spesialistik serta kesadaran akan kebutuhan layanan kesehatan yang lebih
baik memicu tuntutan standar pelayanan kesehatan yang lebih baik dari segi kuantitas
maupun kualitas di rumah sakit. Kondisi tersebut mendorong Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe mengambil langkah untuk mengoptimalkan kemampuan saat ini dalam
melaksanakan tugas pokok sebagai Rumkit Tk. IV dan pelayanan maupun perawatan
kesehatan sesuai standar kriteria Rumkit tipe C, yang setara Rumkit Tk. III. Korelasi
tuntutan tugas dengan kenyataaan saat ini maka perlu adanya peningkatan status Rumkit.

16. Tinjauan Dari Aspek Gelar. Seiring pengembangan gelar satuan TNI AD melalui
penataan dan pembentukan satuan baru di beberapa wilayah Kodam IM khususnya
17

wilayah Korem 011/LW, tentunya akan berdampak terhadap bertambahnya jumlah/animo


pasien berhak (prajurit, ASN TNI AD beserta keluarganya) yang harus dilayani oleh
Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe. Kemampuan Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe sesuai Perkasad Nomor 28 Tahun 2018 tanggal 6 Agustus 2018 tentang
Organisasi dan Tugas Detasemen Kesehatan Wilayah (Orgas Denkesyah) kemungkinan
tidak akan optimal melaksanakan tugas pokoknya. Upaya yang telah dilakukan saat ini,
untuk pemenuhan kebutuhan tenaga medis, paramedis serta non medis berasal dari luar
berstatus sebagai Tenaga Kerja Sukarela dan Dokter Tamu sehingga Rumkit Tk. IV IM
07.01 Lhokseumawe memiliki kemampuan yang lebih baik daripada seharusnya.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, peningkatan Status Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe menjadi Rumah Sakit Tk. III merupakan kebutuhan organisasi yang
dimaksudkan agar dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan dan dukungan
kesehatan semakin lebah baik dari sebelumnya dengan didukung pemenuhan SDM
fasilitas kesehatan, Matkes maupun sarana prasana sesuai standar Rumkit Tk. III, hal
tersebut akan berpengaruh terhadap semakin baiknya mutu pelayanan dan perawatan
kesehatan bagi prajurit dan ASN beserta keluarganya maupun masyarakat umum. Rumkit
Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe merupakan satu-satunya rumah sakit TNI AD rujukan
terdepan di wilayah Korem 011/LW dengan jalur evakuasi lanjutan ke Rumkit Tk. II IM
Banda Aceh yang dapat dicapai dengan jalur darat dan udara, selain itu sebagai rumah
sakit rujukan pertama dari fasilitas-fasilitas kesehatan TNI AD di wilayah Korem 011/LW,
antara lain Poskes Gayo Lues, FKTP Klinik 01.06 Ateng, Polkes IM 10.02 Kutacane,
Polkes IM 09.02 Langsa, FKTP Klinik Kodim 0111/Bireun, Polkes IM 09.01 Sigli, Brigif 25/
Siwah, Poskes Yonif 111/KB, Poskes Yonif 113/JS, Poskes Yonif 114/SM, Poskes
Arhanud 001/CSBY dan Poskes Yonkav 11/MSC.

17. Tinjauan dari Aspek Kodal. Kesdam IM berada di kota Banda Aceh merupakan
badan pelaksana Kodam IM di bidang kesehatan, baik bidang promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif. Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe berada di kota Lhokseumawe
dibawah Denkesyah IM 04.01 Lhokseumawe yang merupakan Balak Aju Korem 011/LW,
hal ini berarti secara fungsi medik bertanggung jawab kepada Kakesdam IM dan secara
fungsi kodal dibawah Korem 011/LW.

18. Tinjauan Aspek Pengembangan Kemampuan.

a. Ditinjau dari kualifikasi personel berkaitan pemenuhaan personel di Rumkit


Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe yang berkualifikasi dokter spesialis Obgyn, Anak,
Penyakit Dalam, Bedah Orthopedi, Saraf, Radiologi, THT, Jiwa, Kulit dan Kelamin,
Gigi, Mata, Patologi Klinik, dan Anestesi masih mendatangkan dokter dari luar
sebagai dokter tamu sehingga dengan peningkatan status menjadi Rumah Sakit
Tk. III diharapkan akan terpenuhi tenaga dokter spesialis organik;

b. Secara organisasi, Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe hanya


berkewajiban melayani pasien sesuai dengan dukungan serta anggaran yang ada,
namun karena harus memberikan pelayanan kesehatan secara “Paripurna” yang
mendukung semua kebutuhan obat-obatan dan pemeriksaan penunjang yang
diperlukan oleh pasien, oleh karena itu setiap rumah sakit harus mencari sumber
18

pendanaan guna mendukung operasional rumah sakit yaitu dengan jalan


memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum. Konsekuensinya
adalah rumah sakit harus dapat meningkatkan kemampuan dan jenis
pelayanannya maupun kualitas dan kuantitas SDM sesuai dengan tuntutan
masyarakat akan pelayanan prima, dimana hal tersebut telah melebihi
kapasitasnya. Rumah sakit harus menambah personel baik secara kuantitas
maupun kualitas dengan menerima tenaga kerja sukarela dan dokter tamu yang
semuanya dibiayai dari hasil Pelayanan Masyarakat Umum (Yanmasum). Kondisi
saat ini tidak ada rumah sakit yang tidak memiliki tenaga kerja sukarela maupun
dokter tamu guna melengkapi kekurangan personel dan mengisi kekurangan
tenaga dokter spesialis organik. Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe saat ini
telah berupaya melengkapi semua kekurangan tenaga medis dan paramedis
dengan tenaga kerja sukarela dan dokter tamu sehingga sudah setara dengan
kemampuan Rumkit Tk. III. Hal ini dibuktikan dengan Keputusan Kemenkes RI
Nomor HK.03.05/I/131/2011 dan Keputusan Walikota Lhokseumawe Nomor 411
tahun 2019 tentang penetapan kelas Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe
sebagai Rumkit tipe/kelas C yang setara dengan Rumkit Tk. III di jajaran TNI AD
dan telah terakreditasi “MADYA” oleh KARS pada tanggal 31 Desember 2019;

c. Fasilitas Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe telah memenuhi standar


fasilitas yang harus dimiliki oleh Rumkit Tk. III atau Rumkit tipe C, dimana sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2016 tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit disebutkan bahwa setiap Rumkit tipe/kelas
C harus memilki IGD, rawat jalan, rawat inap, rawat intensif, rawat operasi,
persalinan, radiologi, laboratorium klinik, rehabilitasi medik, instalasi farmasi,
instalasi gizi dan kamar jenazah. Standar fasilitas tersebut sudah dimiliki bahkan
juga memiliki fasilitas dan penunjang tambahan yang seharusnya dimiliki oleh
rumah sakit setingkat diatasnya antara lain USG Mobile, NICU, Laboratorium PCR,
Medical Check Up dan fasilitas ruangan yang sangat memadai;

d. Menteri Kesehatan RI telah mengeluarkan Peraturan tentang Klasifikasi


Rumah Sakit yang ditindaklanjuti dengan Surat Dirjen Bina Yanmedik Kementerian
Kesehatan RI Nomor HK.03.05/I/131/2011 tanggal 31 Mei 2011 tentang Penetapan
Kelas Rumah Sakit. Hal ini berarti bahwa rumah sakit TNI AD sebagai bagian dari
sistem kesehatan di Indonesia harus melaksanakan klasifikasi dan penyetaraan
kelas rumah sakit, untuk kelas RSUD tingkat Kabupaten adalah tipe C dan D atau
setingkat dengan Rumkit TNI AD Tk. III dan Tk. IV. Tindak lanjut dari hal tersebut
maka Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe sebaiknya ditingkatkan statusnya
menjadi Rumkit Tk. III atau setara Rumkit tipe/kelas C versi Kemenkes RI; dan

e. Peningkatan status Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe menjadi Rumkit


Tk. III selaras dengan Nota Kesepahaman (MoU) antara Menteri Kesehatan RI dan
Kepala Staf TNI AD Nomor 590/Menkes/SKB/VII/2008 tanggal 10 Juli 2008,
dimana kedua pihak sepakat untuk untuk saling membantu dan menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada. Selain itu, peningkatan status Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe menjadi Rumkit Tk. III hanya memerlukan penambahan personel,
19

alat kesehatan maupun fasilitas medis lainnya dikarenakan saat ini telah memiliki
kemampuan setingkat Rumkit Tk. III atau tipe/kelas C sehingga realisasi
peningkatan status menjadi Rumkit Tk. III merupakan suatu upaya yang dapat
diwujudkan.

19. Tinjauan Aspek Organisasi. Peningkatan status rumah sakit dari tingkat IV
menjadi tingkat III dilaksanakan dengan tetap mempedomani kebijakan pimpinan TNI AD
dan pemerintah khususnya berkaitan dengan pembangunan Sistem Kesehatan Nasional
dalam memenuhi beberapa hal yang berkaitan dengan aspek organisasi, sebagai berikut:

a. Kekuatan Organik. Kekuatan organik rumah sakit dalam mewujudkan


dukungan kesehatan yang handal dan pelayanan kesehatan yang prima
membutuhkan kekuatan personel yang memadai guna memenuhi kebutuhan
DSPP rumah sakit meliputi pemenuhan unsur eselon pimpinan, eselon pembantu
pimpinan dan eselon pelayanan maupun materil kesehatan dengan sarana dan
prasarana yang diperlukan. Hal tersebut akan mendukung proses peningkatan
status menjadi Rumkit Tk. III, terpenuhinya personel, perlengkapan, materil
kesehatan maupun sarana dan prasarana yang diperlukan maka langkah
selanjutnya dengan melakukan penataan fungsinya sebagai Rumkit Tk. III.

Tabel Perbandingan Jabatan Rumah Sakit Tingkat III dan Tingkat IV

NOMOR
RUMAH SAKIT TK. III RUMAH SAKIT TK. IV KET
UNIT JAB
1 2 3 4 5
1 00 UNSUR PIMPINAN UNSUR PIMPINAN
01 Karumkit Karumkit
02 Wakarumkit Wakarumkit
2 00 KOMITE MEDIK KOMITE MEDIK
01 Ketua Komite Medik Ketua Komite
02 Anggota Komite Medik Anggota Komite
03 Turmin
3 00 KOMITE KEPERAWATAN KOMITE KEPERAWATAN
01 Ketua Komite Kep Ketua Komite Kep
02 Anggota Komite Kep Anggota Komite Kep
03 Turmin
4 00 URYANMED URYANMED
01 Kauryanmed Pauryanmed
02 Penata PMKP Tur Yanmed danKep
03 Tur Medis dan Keperawatan Tur Infokes
04 Tur Rekam Medik Tur Rekam Medik
05 Turmin
5 00 URJANGMED TIDAK ADA
01 Kaurjangmed
02 Turalpalkes
1 2 3 4 5
03 Tur Obat
04 Paurpromkes
20

05 Bati K3, Kesling dan PPI


06 Turpromkes
6 00 URINFOKES TIDAK ADA
01 Paurinfokes
02 Turinfokes
03 Turmin
7 00 URTUUD URTUUD
01 Kaurtuud Paurtuud
02 Batipam Baurdal
03 Paurpers Ta Provost
04 Turminpers Turminpers
05 Paurdal Turharbang List & Air
06 Baharwat Pengemudi Ambulan
07 Tur SIMAK BMN Tur Simak Bmn
08 Paurada Tur Bersih Taman
09 Turbekum
10 Baurdal
11 Bamin Provoost
12 Ta Provoost
13 Baminang
14 Baminjuryar
15 Tururyar
16 Tamudi
17 Pengemudi Ambulans
18 Turharbang Listrik dan Air
19 Tur Bersih/Taman
8 00 DEP BEDAH ANESTESI INST. BEDAH ANESTESI
01 Kadep Bedah dan Anestesi Kainstalasi Bedah & Anestesi
02 Dokter Spesialis Turwat Mahir Bedah
03 Penata Anestesi Tur Anestesi
04 Turwat Mahir Bedah Tur Instrumen
05 Turwat Instrumen Turwatum
06 Turwatum
9 00 DEP OBSGYN & IKA TIDAK ADA
01 Kadep Obsgyn dan IKA
02 Dokter Spesialis
03 Turwatum
10 00 DEP PENYAKIT DALAM & KESWA TIDAK ADA
01 Kadep Penyakit Dalam dan Keswa
02 Dokter Spesialis
03 Turwatum
11 00 DEP MATA & THT TIDAK ADA
01 Kadep Mata dan THT
02 Dokter Spesialis
03 Turwatum
12 00 DEP GILUT TIDAK ADA
01 Kadep Gilut
1 2 3 4 5
02 Dokter Gigi Spesialis
03 Dokter Gigi
21

04 Turwatgi

13 00 INSTAL WATLAN INSTALWATLAN


01 Ka Instal Watlan Kainstal Watlan
02 Kasub Instal Watlan A Kapolgi
03 Kasub Instal Watlan B Kapoliklinik
04 Ka Poliklinik Kapolgadar
05 Ka Poliklinik Turwathir KIA/KB
06 Ka Poliklinik Perawat Instal Watlan
07 Kasub Instal Gadar Turwatgi
08 Perawat Mahir Gadar Turwat Mahir Gadar
09 Perawat Mahir Gadar Turwat Mahir Gadar
10 Perawat Instal Watlan Turwat Mahir Gadar
11 Perawat Instal Watlan
12 Perawat Instla Watlan
13 Turmin
14 00 INSTALWATNAP INSTALWATNAP
01 Ka Instal Watnap Kainstal Watnap
02 Kasub Instal Watnap A Turwathir KIA/KB
03 Kasub Instal Watnap B Perawat Instlwantap
04 Kepala Ruangan Turmin
05 Turwat Mahir ICU
06 Perawat Instal Watnap
07 Perawat Instal Watnap
08 Perawat Instla Watnap
09 Turmin
10 Turyan
15 00 INSTALASI FARMASI UNIT FARMASI
01 Kainstal Farmasi Kanit Farmasi
02 Tur Obat Tur Obat
03 Turmin Resep Tur Resep
04 Tur Gudang
05 Turyan
16 00 INSTAL JANGDIAG UNIT JANG DIAG
01 Kainstaljangdiag Kanit Jang Diag
02 PaurRadiologi Tur Radiologi
03 Penata Laboratorium Turlab
04 Tur Radiologi Turmin
05 Turlab
06 Turyan
17 00 INSTAL JANGWAT UNIT JANGWAT
01 Kainstaljangwat Kanit Jangwat
02 Penata Gizi Turyan Dapur
03 Turyan Dapur Turyan Cuci
04 Turyan Cuci Turyan Jenazah
05 Turyan Jenazah
18 00 INSTALDIK TIDAK ADA
01 Kainstaldik
1 2 3 4 5
02 Baurlat
03 Turmindik
22

19 00 UNIT RIKKES UNIT RIKKES


01 Kanitrikkes Kanit Rikkes
02 Turrikkes Turrikkes
03 Penata Rikkes Bamin Rikkes
04 Baminrikkes
20 00 STAF MEDIK FUNGSIONAL STAF MEDIK FUNGSIONAL
01 Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis
02 Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Doter Umum/Gigi
Keswa
03 Dokter Spesialis Obsgyn dan IKA Paramedis Fungsional
04 Dokter Gigi Spesialis
05 Dokter Umum
06 Dokter Gigi
21 00 STAF FUNGSIONAL TIDAK ADA
01 Perawat Spesialis
02 Perawat Mahir
03 Perawat Mahir
04 Apoteker
05 Radiografer
06 Analis Kesehatan

Tabel Perbandingan Rekapitulasi Personel Rumah Sakit Tingkat III dan Tingkat IV

RUMKIT RUMKIT
NO PANGKAT/GOLONGAN KET
Tk. III Tk. IV
1 2 3 5
1 Letkol 2 -
2 Mayor 12 2
3 Kapten 13 6
4 Lettu 7 10
5 Letda - -
6 Plt 7 -
7 Serma 8 3
8 Serka 4 5
9 Serda/Sertu 2 1
10 Kopka 2 2
11 Koptu/Kopda 3 1
12 Praka - -
13 Prada/Pratu - -
14 Gol IV/b - -
15 Gol IV/a 6 1
16 Gol III c-d 7 4
17 Gol III b 4 -
18 Gol III a 10 -
1 2 3 4 5
19 Gol II c-d 105 51
20 Gol II a-b 28 12
23

Jumlah 220 98

Jabatan Fungsional
1 SMF Dokter Spesialis Bedah (Letkol) 1 -
2 SMF Dokter Spesialis P. Dalam & Keswa (Letkol) 1 -
3 SMF Dokter Spesialis Obgyn & IKA (Letkol) 1 -
4 SMF Dokter Spesialis Bedah (Letkol) 1 -
5 SMF Dokter Spesialis Bedah (Letkol) 1 -
6 SMF Dokter Spesialis Bedah (Letkol) 1 -
7 Staf Fung Perawat Spesialis (Letkol) 1 -
8 Staf Fung Perawat Mahir (Mayor) 1 -
9 Staf Fung Perawat Mahir (Gol IVa) 2 -
10 Staf Fung Apoteker (Gol IVa) 1 -
11 Staf Fung Radiografer (Gol IVa) 1 -
12 Staf Fung Analis Kesehatan (Gol IVa) 1 -
Jumlah 13 -

Jabatan Fungsional
1 Dokter Spesialis (Mayor) - 1
2 Dokter Umum/Gigi (PNS Gol IV/a) - 1
3 Paramedis Fungsional (PNS Gol III c-d) - 1
Jumlah - 3
Jumlah Total 233 101

b. Kekuatan Dokter Spesialis. Kekuatan dokter spesialis saat ini sebagian


besar merupakan dokter tamu, kebutuhan dokter spesialis sesuai standar Rumkit
tipe C sejumlah 20 (dua puluh) orang dan untuk memenuhi kebutuhan dokter
spesialis yaitu mengajukan kebutuhan personel ke Komando Atas dan sementara
menambah dokter spesialis tamu untuk menempati jabatan yang belum terpenuhi.

Tabel kebutuhan Tenaga dokter umum/gigi dan spesialis

RS RS RS KONDISI
NO URAIAN KET
TK. III TK. IV TIPE C SAAT INI
1 2 3 4 5 6 7
1. Dokter Penyakit Dalam ada ada ada Militer
2. Dokter Bedah Umum ada ada ada Dokter Tamu
3. Dokter Obsgyn ada - ada Dokter Tamu
4. Dokter Anak ada - ada Dokter Tamu
5. Dokter Syaraf ada - ada Dokter Tamu
6. Dokter Jiwa ada - ada Dokter Tamu

1 2 3 4 5 6 7
7. Dokter Mata ada - ada Dokter Tamu
8. Dokter Kulit dan kelamin - - ada -
24

9. Dokter Paru ada - ada Dokter Tamu


10. Dokter THT ada - ada Dokter Tamu
11 Dokter Orthopedi dan ada - ada Dokter Tamu
Traumatologi
12. Dokter Radiologi ada - ada Dokter Tamu
13. Dokter Anestesi ada - ada Dokter Tamu
14. Dokter Patologi Klinik ada - ada Dokter Tamu
15. Dokter Umum ada ada ada -
16. Dokter Gigi Spesialis - - ada -
17. Dokter Gigi ada ada ada Dokter Tamu

c. Kebutuhan Perawat. Kebutuhan perawat Rumkit tipe C maupun Rumkit


Tk. III adalah 136 perawat, saat ini jumlah perawat militer dan PNS 13 orang serta
TKS 123 orang.

Tabel kebutuhan Tenaga Perawat

SDM
NO UNIT KEBUTUHAN KURANG
MILITER/PNS TKS
1 2 3 4 5 6
1. R. Iskandar Muda 1 11 12 -
2. R. Malikussaleh 1 14 15 -
3. R. Cut Nyak Dien 1 13 14 -
4. R. Cut Meutia 1 10 11 -
5. R. Teungku Chik Ditiro 1 15 16 -
6. R. IGD 1 22 23 -
7. R. ICU 1 10 11 -
8. R. NICU 1 4 5 -
9. R. Operasi 1 13 14 -
10. Poli Penyakit Dalam 1 1 2 -
11. Poli Paru 1 1 2 -
12. Poli Bedah - 2 2 -
13. Poli Anak 1 1 2 -
14. Poli Obgyn 1 - 1 -
15. Poli Neurologi - 1 1 -
16. Poli Kesehatan Jiwa - 2 2 -
17. Poli THT - 1 1 -
18. Poli Orthopedi dan - 2 2 -
Traumatologi
Jumlah 13 123 136 -

d. Kebutuhan Keteknisian Medis dan Teknik Biomedik. Kebutuhan


keteknisian medis untuk Rumkit tipe C maupun Rumkit Tk. III adalah 45 orang.
25

Tabel Kebutuhan Tenaga Keteknisian Medis dan Teknik Biomedik

SDM KEBUTUHA
NO UNIT KURANG
MILITER/ PNS TAMU N
1 2 3 4 5 6
1. Inst. Farmasi 1 13 14 -
2. Radiografer 2 4 6 -
3. Inst. Laboratorium 1 10 11 -
4. Rekam Medis 0 3 3 -
5. Elektromedis 0 1 1 -
6. Perawat gigi 2 1 3 -
7. Refraksi Optisi 0 3 3 -
8. Fisioterapi 1 1 2 -
9. Inst. Gizi 0 2 2 -
Jumlah 7 38 45 -

e. Kebutuhan Non Keteknisian (umum). Kebutuhan non keteknisian (umum)


Rumkit tipe C maupun Rumkit Tk. III adalah 63 orang dan sudah terdukung 25 orang
(militer dan PNS) dan 38 orang TKS.

Tabel kebutuhan Tenaga Non Keteknisian Medis

N SDM
UNIT KEBUTUHAN KURANG
O MILITER/PNS TKS
1 2 3 4 5 6
1. Komite Medik - 1 1 -
2. Komite Keperawatan 1 - 1 -
3. Siyanmed 2 1 3 -
4. Sijangmed - - - -
5. Sijangum - - - -
6. Situud 7 5 12 -
7. Instal Kamar Operasi 1 - 1 -
8. Instal Watlan - - - -
9. Instal Watnap 1 - 1 -
10. Instal Jangdiag - - - -
11. Instal Farmasi - - - -
12. Instal Jangwat 2 9 11 -
13. Instaldik 1 - 1 -
14. Unit Loket JKN 1 8 9 -
15. Kabina 5 2 7 -
16. Infokes 2 - 2 -
17. PPBPAD 1 - 1 -
18. Unrren 1 - 1 -
Jumlah 25 38 63 -

20. Tinjauan Aspek Operasional. Sesuai tugas pokok Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe memberikan pelayanan kesehatan dan dukungan kesehatan khususnya
bagi satuan-satuan di wilayah Korem 011/LW. Rumkit Tk. IV saat terakreditasi sebagai
Rumkit tipe C, konsekuensi terhadap organisasi Rumkit perlunya peningkatan statusnya
26

menjadi Rumkit Tk. III. Penataan Rumkit menjadi Rumkit Tk. III diharapkan mampu
mengoptimalkan pelaksanaan tupok dan pelayanan kesehatan di wilayah tugasnya serta
meningkatkan kesiapan operasional satuan dalam membantu tugas Pemda setempat
terkait bidang kesehatan maupun penanggulangan bencana.

21. Tinjauan Aspek Kompetensi.

a. Dihadapkan kepada Kebijakan Pemerintah.


1) Kebijakan pemerintah tentang peningkatan cakupan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat menuntut rumah sakit TNI AD selain
memberikan pelayanan terhadap prajurit, Aparatur Sipil Negara (ASN) dan
keluarganya juga dituntut memberikan pelayanan kepada masyarakat.
2) Kebijakan pemerintah terhadap rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu
sesuai dengan standar pelayanan pasien melalui akreditasi rumah sakit.
3) Kebijakan pemerintah tentang cakupan pelayanan kesehatan yang
menyeluruh melalui Kartu Indonesia Sehat dan SJSN melalui program BPJS
kesehatan maka rumah sakit dituntut mampu melakukan perbaikan sumber
daya manusia maupun sumber daya lainnya. BPJS menuntut pelayanan
dengan sistem rujukan berjenjang dari dari Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).

b. Dihadapkan dengan Kompleksitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit.


1) Kecenderungan semakin meningkatnya penyakit tidak menular serta
penyakit-penyakit digeneratif karena faktor usia seperti penyakit jantung,
tekanan darah tinggi, stroke, kencing manis dan kanker sehingga rumah
sakit Angkatan Darat dituntut untuk mampu mengantisipasi perkembangan
tersebut dalam memberikan pelayanan dan dukungan kesehatan kepada
prajurit secara prima.
2) Kebutuhan pelayanan kesehatan semakin meningkat, ilmu
pengetahuan penyakit dan teknologi makin berkembang, sehingga rumah
sakit Angkatan Darat dituntut untuk meningkatkan jenis pelayanan spesialis,
penunjang diagnostik, kualitas dokter dan perawat, kualitas laboratorium,
pelayanan farmasi, pelayanan gizi, serta perlu diimbangi dengan perbaikan
manajemen dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
3) Tuntutan kebutuhan pelayanan terhadap pasien yang semakin
kompleks diikuti dengan pertumbuhan rumah sakit pemerintah maupun
swasta yang ada di wilayah perlu diimbangi dengan fasilitas kesehatan
yang memadai.
4) Meningkatnya kegiatan dukungan kesehatan yang dilakukan Rumkit
Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe berupa kegiatan latihan dan tugas satuan
antara lain penanggulangan bencana, bakti sosial kesehatan dan tugas-
tugas dukungan kesehatan lainnya dihadapkan jumlah personel yang
terbatas khususnya di bidang pelayanan medis untuk memberikan
27

pelayanan dan dukungan kesehatan pada waktu bersamaan akan


terkendala, namun dengan ditingkatkannya status menjadi Rumkit Tk. III
akan berdampak pada pemenuhan jumlah personel yang saat ini belum
terpenuhi secara optimal dihadapkan dengan status rumah sakit saat ini.

BAB V
KONSEP PENATAAN RUMAH SAKIT TINGKAT III LHOKSEUMAWE
28

22. Umum. Upaya penataan satuan dengan melaksanakan peningkatan status


Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe menjadi Rumkit Tk. III agar dapat dilaksanakan
secara efektif, efisien dan dapat berjalan dengan baik maka diperlukan adanya suatu
konsep penyusunan dan penataan organisasi yang mengacu pada penataan yang
berlandaskan kebijakan, tujuan dan sasaran yang akan dicapai.

23. Kebijakan. Peningkatan status Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe menjadi


Rumkit Tk. III dalam rangka mewujudkan postur TNI yang profesional, efektif, efisien dan
modern melalui strategi pembinaan TNI AD yang meliputi pembinaan struktur organisasi,
pembinaan personel, pembinaan materiil dan doktrin yang dilakukan secara seimbang
dan serasi sehingga terwujud satuan yang mampu melaksanakan tugas dengan baik.
Peningkatan status Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe menjadi Rumkit Tk. III
diarahkan semaksimal mungkin untuk mendukung fungsi pelayanan kesehatan di rumah
sakit di wilayah Korem 011/LW dan berpedoman pada Perkasad Nomor 28 Tahun 2018
tanggal 6 Agustus 2018 tentang Organisasi dan Tugas Detasemen Kesehatan Wilayah.

24. Tujuan.

a. Mewujudkan postur TNI AD yang memadai dan mampu melaksanakan


tugas rumah sakit dalam bidang pelayanan kesehatan di wilayah penugasannya;

b. Peningkatan status Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe menjadi Rumkit


Tk. III dapat mengoptimalkan pelayanan medis dan adiministrasi kepada Prajurit,
ASN dan keluarganya serta masyarakat sebagai peserta BPJS, selain itu sebagai
upaya memberikan pelayanan prima dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
dan dukungan kesehatan;

c. Mewujudkan organisasi rumah sakit yang proporsional ditunjang dengan


tersedianya SDM, Materil, fasilitas dan sarana prasana sesuai kebutuhan dan
terkoneksi dengan sistem dan metode kerja yang baik guna memberikan
pelayanan terbaik bagi prajurit dan PNS beserta keluarganya; dan

d. Mewujudkan pelayanan kesehatan terbaik bagi pasien JKN sebagai tindak


lanjut kebijakan pemerintah tentang JKN, secara maksimal dalam rangka
meningkatkan profesinalisme pelayanan Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe di
wilayah Korem 011/LW.

25. Sasaran.

a. Terwujudnya peningkatan tipe Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe


menjadi Rumkit Tk. III guna mendukung tugas pokok Kesdam IM di bidang
pelayanan dan dukungan kesehatan khususnya bagi prajurit, ASN dan
keluarganya;
b. Terpenuhinya organisasi rumah sakit dari aspek personel dan alat peralatan
dan sarana prasarana yang memadai guna mendukung peningkatan status Rumkit
Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe sehingga memiliki nilai lebih dan akan menjadi
29

rujukan bagi pasien yang akan berobat dan dirawat karena mutu dan kualitas
pelayanan yang paripurna;

c. Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe nantinya akan menjadi rujukan bagi


rumah sakit lainnya di sekitar wilayah Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh
Utara khususnya bagi pasien baik prajurit dan ASN beserta keluarganya maupun
masyarakat peserta BPJS karena rumah sakit memiliki kualifikasi yang prima
dalam hal pelayanan kesehatan; dan

d. Terlaksananya dukungan kesehatan dalam rangka tugas Pam Medis VIP/


VVIP secara lebih maksimal.

26. Konsep Penataan.

a. Organisasi. Sesuai Perkasad Nomor 28 Tahun 2018 tanggal 6 Agustus


2018 tentang Organisasi dan Tugas Detasemen Kesehatan Wilayah (Orgas
Denkesyah) bahwa Rumkit Tk. III dan Rumkit Tk. IV berada di bawah Kodal
Denkesyah sebagai eselon pelaksana di tingkat Kesdam yang berkedudukan
langsung di bawah Kakesdam. Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe selaku salah
satu eselon pelaksana Denkesyah IM 04.01 Lhokseumawe telah terakreditasi
sebagai Rumkit tipe C hal ini dibuktikan dengan Keputusan Kemenkes RI Nomor
HK.03.05/I/131/2011 dan Keputusan Walikota Lhokseumawe Nomor 411 tahun
2019 tentang penetapan kelas Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe sebagai
Rumkit tipe C yang setara dengan Rumkit Tk. III di jajaran TNI AD, sehingga hal
tersebut menjadi pertimbangan dalam penataan satuan di jajaran Kodam IM,
khususnya dalam penyesuaian tipe Rumkit Tk. IV untuk ditingkatkan statusnya
mejadi Rumkit Tk. III sesuai kapasitas dan kualifikasinya dengan mengacu Orgas
Rumkit Tk. III yang tertuang pada Orgas Denkesyah yang berlaku saat ini.

b. Personel. Pemenuhan kekurangan personel bila terealisasi peningkatan


status rumah sakit menjadi Rumkit Tk. III, upaya yang dilakukan dengan
melaksanakan penataan personel di lingkungan Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe yang disesuaikan dengan kebutuhan komposisi personel Rumkit Tk.
III dan mengajukan ke Komando Atas, hal ini dikarenakan dengan ditingkatkannya
status rumah sakit menjadi Rumkit Tk.III maka dibutuhkan penambahan personel
dari kondisi personel satuan yang ada saat ini maupun melengkapi kebutuhan
SDM sesuai kualifikasi Rumkit TK. III.

c. Perlengkapan dan Materiil. Materiil dan perlengkapan yang dibutuhkan


untuk pemenuhan Rumkit Tk. III terutama perlengkapan perorangan dan
perlengkapan satuan yang diperlukan untuk pelaksanaan fungsi organik, untuk
materiil pokok berupa alat kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan fungsi
utama diharapkan dapat dipenuhi secara bertahap disesuaikan dengan skala
prioritas. Selain itu, dihadapkan dengan aspek beban tugas, sumber daya manusia,
kekuatan alat medis kesehatan maka perlu penyesuaian terhadap materiil yang
perlu dimiliki Rumkit Tk. III antara lain alat kesehatan di ICU, instalasi gawat
30

darurat, departemen bedah, mata, gigi, radiologi dan laboratorium. Pengadaan


kebutuhan alat kesehatan utama rumah sakit dengan mengajukan ke Komando
Atas maupun pengadaan secara swadaya dari dana Yanmasum dengan
disesuaikan aspek-aspek tersebut diatas; dan

d. Pangkalan. Lokasi pangkalan yang digunakan untuk rencana peningkatan


status menjadi Rumkit Tk. III tetap menempati lahan Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe saat ini yang berlokasi di Jalan Samudera Kp. Jawa Lama Banda
Sakt Kota Lhokseumawe. Lahan yang dimiliki Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe saat ini 7.880 m2 dengan luas bangunan rumah sakit 3.797 m2
dengan status kepemilikan tanah milik TNI AD.

BAB VI
PENUTUP
31

27. Kesimpulan.

a. Penataan satuan terhadap satuan-satuan di jajaran Kodam IM, dalam hal ini
khususnya peningkatan status Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe menjadi
Rumkit Tk. III merupakan upaya dalam rangka terwujudnya optimalisasi
pelaksanaan tugas Kesdam IM, yang akan berimplikasi positif terhadap
peningkatan kinerja maupun pelayanan kesehatan rumah sakit dan manfaatnya
akan dirasakan oleh Prajurit dan ASN beserta keluarganya maupun masyarakat
penerima layanan peserta BPJS, khususnya di wilayah Korem 011/LW.

b. Realisasi peningkatan status Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe menjadi


Rumkit Tk. III dihadapkan dengan kondisi kesiapan rumah sakit saat ini, meliputi
lahan dan bangunan, legalitas administrasi (Ijin opersional dan penetapan kelas
rumah sakit), fasilitas, tenaga dokter spesialis, peralatan dan perlengkapan
kesehatan dalam mendukung operasional rumah sakit sesuai standar Rumkit Tk. III
dipandang telah memenuhi kriteria, walaupun dalam realisasinya ke depan tetap
akan membutuhkan dukungan Komando Atas dalam pemenuhan kekurangan
personel, materiil maupun fasilitas lainnya yang belum terpenuhi secara bertahap
dan skala prioritas.

c. Peningkatan status Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe menjadi Rumkit


Tk. III merupakan implementasi terhadap penataan satuan TNI AD untuk
mewujudkan kekuatan, kemampuan dan gelar satuan secara ideal dalam rangka
mendukung pelaksanaan tugas Kodam IM.

28. Saran.

a. Legalitas administrasi yang diberikan kepada rumah sakit berupa Keputusan


Kemenkes RI Nomor HK.03.05/I/131/2011 dan Keputusan Walikota Lhokseumawe
Nomor 411 tahun 2019 tentang penetapan kelas Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe sebagai Rumkit tipe C yang setara dengan Rumkit Tk. III di jajaran
TNI AD, sehingga disarankan kepada Pimpinan TNI AD untuk ditingkatkannya
status rumah sakit yang semula tingkat IV menjadi tingkat III sesuai dengan
ketentuan Orgas yang berlaku serta sesuai dengan pelayanan kesehatan yang
selama ini telah dilaksanakan oleh rumah sakit.

b. Mengingat perlunya peningkatan status Rumkit Tk. IV IM 07.01


Lhokseumawe menjadi Rumkit Tk. III, mohon dapatnya menjadi salah satu prioritas
dalam realisasinya oleh Komando Atas.

c. Peningkatan status Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe menjadi Rumah


Sakit Tingkat III apabila terealisasi, mohon adanya alokasi dukungan personel
untuk tenaga dokter spesialis, perawat dan tenaga administrasi yang nantinya
menjadi personel organik Rumah Sakit Lhokseumawe Kesdam IM maupun materiil.
29. Penutup. Demikian kajian tentang Peningkatan status Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhowekseumawe menjadi Rumkit Tk. III dibuat dengan harapan dapat digunakan sebagai
32

bahan masukan dan pertimbangan Pimpinan TNI AD dalam menentukan kebijakan


selanjutnya.

Banda Aceh, April 2021


Panglima Kodam Iskandar Muda,

Lampiran: Achmad Marzuki


Mayor Jenderal TNI
A. Rekap Data Personil.
B. Rekapitulasi Materiil.
C. Data Lahan.
D. Keputusan Rumkit Kelas C.
E. Surat Ijin Operasional.
F. Sertifikat KARS.
G. Kondisi Pangkalan.
H. Daftar Wawancara.
I. Sprin Pokja.

Anda mungkin juga menyukai