KAJIAN AKADEMIK
tentang
PENINGKATAN STATUS
RUMAH SAKIT TK. IV IM 07.01 LHOKSEUMAWE MENJADI RUMKIT TK. III
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
c. Seiring dengan tuntutan pelayanan kesehatan bagi Prajurit dan ASN Kodam
IM beserta keluarganya maupun masyarakat serta adanya program BPJS oleh
Pemerintah maka Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe perlu memberikan
pelayanan yang paripurna. Kemampuan yang dimiliki Rumkit Tk. IV IM 07.01
2
Lhokseumawe saat ini sudah berjalan baik namun belum maksimal sehingga perlu
didukung dengan peningkatan status menjadi Rumkit Tk. III agar dalam
pelayanannya semakin optimal. Untuk mengetahui sejauh mana pentingnya
peningkatan status rumah sakit maka disusun naskah Kajian Peningkatan Status
Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe menjadi Rumkit Tk. III.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup kajian dibatasi pada pembahasan
yang berkaitan dengan peningkatan status Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe menjadi
Rumkit Tk. III, yang disusun dengan tata urut sebagai berikut:
a. Pendahuluan.
b. Latar Belakang.
c. Pokok-pokok masalah dan Faktor-faktor yang berpengaruh.
d. Analisa dan Evaluasi.
e. Konsep Penataan Organisasi.
f. Penutup.
5. Dasar.
a. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/04-02/XI/2013 tanggal 6 November 2013
tentang Bujuknis Penataan Satuan dan Pembentukan Satuan Baru;
b. Peraturan Kasad Nomor 28 tahun 2018 tanggal 06 Agustus 2018 tentang
Orgas Denkesyah (Uji Coba);
c. Keputusan Pangdam IM Nomor Kep / 258 / XII /2020 tanggal 21 Desember
2020 tentang Program Kerja dan Anggaran Kodam IM TA 2021; dan
d. Surat Perintah Pangdam IM Nomor Sprin / 506 / III /2021 tanggal 13 Maret
2021 tentang Pokja Penyusunan naskah kajian akademik tentang Peningkatan
Status Rumah Sakit Tk. IV Lhokseumawe menjadi Rumah Sakit TK III.
3
BAB II
LATAR BELAKANG
7. Perkembangan Lingkungan.
b. Lingkungan Regional.
1) Di kawasan Asia terdapat ancaman yang dapat memicu instabilitas
kawasan diantaranya konflik Laut Cina Selatan, konflik di semenanjung
Korea dan konflik Tiongkok-Taiwan. Selain itu, menguatnya kerjasama
keamanan Quadrilateral Security Dialogue yaitu Amerika Serikat, Australia,
India dan Jepang untuk mengimbangi strategi Belt and Road Initiative (BRI)
Tiongkok telah meningkatkan ketegangan di kawasan Indo Pasifik;
2) Teknologi dan uji coba senjata nuklir yang dikembangkan oleh Korea
Utara memberikan reaksi dan perhatian dunia internasional. Kekhawatiran
negara kawasan Asia timur terhadap pengembangan nuklir dalam upaya
modernisasi Angkatan Bersenjata Korea Utara, disampaikan dalam bentuk
protes bahkan dilaksanakannya pemutusan hubungan kerjasama regional
maupun sanksi embargo oleh negara-negara maju. Kecenderungan ambisi
Korea Utara untuk tampil sebagai kekuatan regional sangat besar, namun
disisi lain ambisi tersebut dapat menimbulkan instabilitas di kawasan Asia
Timur;
3) RRC secara nyata menjadi kekuatan yang dapat mempengaruhi pola
dukungan antar negara besar, terutama di kawasan Asia. Jepang masih
konsisten dengan kebijaksanaan luar negerinya, yaitu mengamankan jalur
SLOC dan mempertahankan hubungan dengan negara-negara di kawasan
Asia Tenggara sebagai pemasok sumber daya alam sekaligus sebagai
pasar hasil industrinya; dan
4) Pasifik Selatan. Australia menempatkan diri sebagai pemimpin
negara-negara di Asia Pasifik. Untuk kebijakan politik kedepan lebih
berorientasi kepada Asia Tenggara. Namun Australia secara psikologis
belum dapat melepaskan hubungan tradisionalnya dengan negara-negara
barat. Tetapi sistem politiknya tetap mengakomodir dan memungkinkan
suburnya gerakan-gerakan LSM/NGO, yang anti terhadap pemerintah
Indonesia.
c. Lingkungan Nasional.
1) Secara umum kondisi keamanan cukup stabil, namun secara
geografis dekat dengan pusat instabilitas kawasan Asia sehingga banyak
potensi ancaman militer dan ancaman non militer yang dapat mengancam
stabilitas nasional. Selain itu, juga memiliki potensi ancaman yang berasal
dalam negeri antara lain terorisme dan radikalisme, ancaman siber,
penyalahgunaan narkoba, konflik sosial dan krisis ekonomi.
2) Melemahnya perekonomian dunia berdampak pada roda
perekonomian dalam negeri, hal ini dipicu munculnya pandemi Covid-19 di
berbagai belahan dunia. Kondisi tersebut berpengaruh juga pada kebijakan
pemerintah dalam menyikapi dampak pandemi Covid-19, diantaranya
dengan mengalihkan sebagian anggaran belanja negara dalam rangka
mengatasi pandemi dan dipandang dapat menjadi potensi ancaman bila
tidak ditangani dengan baik dalam berbagai sektor vital dalam negeri.
5
c. Kondisi Sosial.
1) Ideologi. Secara umum masyarakat masih berpegang pada ideologi
Pancasila sebagai dasar negara, namun masih perlu dilakukan pengawasan
dan pembinaan secara terus-menerus;
2) Politik. Mekanisme hubungan kerja antar lembaga pemerintah
cukup baik dan harmonis, secara rutin dilaksanakan rapat koordinasi guna
memperoleh kesamaan pandangan dan cara bertindak. Pembinaan
terhadap organisasi kemasyarakatan senantiasa diarahkan sesuai
perundang-undangan yang berlaku. Walaupun secara umum situasi politik
relatif kondusif, namun masih dijumpai adanya rasa tidak puas terhadap
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah setempat oleh kelompok-kelompok tertentu;
6
3) Ekonomi.
a) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi ukuran
produktivitas yang mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun. PDRB Kota
Lhokseumawe dengan migas tahun 2018 adalah sebesar 8,45 triliun
rupiah, mengalami peningkatan sekitar 5,720 persen dari tahun
sebelumnya. Sejak tahun 2016, struktur ekonomi Kota Lhokseumawe
didominasi oleh kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor. Peranan kategori ini meningkat dari 17,84
persen di tahun 2014 menjadi 22,39 persen di tahun 2018.
Pertumbuhan ekonomi Kota Lhokseumawe dengan migas tahun 2018
tercatat naik sebesar 3,72 persen. Jika dilihat lebih rinci, terdapat satu
kategori yang mengalami pertumbuhan negatif. Sektor yang
pertumbuhannya paling menurun yaitu sektor pertambangan dan
penggalian yaitu mencapai minus 4,09 persen. Sedangkan sektor
lainnya semua tumbuh positif, diantaranya sektor penyedia
akomodasi dan makan minum (18,79 persen), sektor jasa pendidikan
(7,92 persen) dan sektor industri pengolahan (7,27 persen); dan
b) Sektor pertanian bukan merupakan fokus utama di daerah
perkotaan seperti Kota Lhokseumawe. Terbatasnya lahan menjadi
kendala utama, areal sawah di kota Lhokseumawe tersebar di 3
kecamatan seluas 1.832 Ha lahan sawah, sekitar 10 persen luas
wilayah Kota Lhokseumawe. Kecamatan Blang Mangat menjadi
kontributor utama dengan luas area 63% dari total. Untuk komoditas
hortikultura tahunan, mangga menjadi komoditas yang paling banyak
jumlah pohonnya yaitu sebanyak 10.745 pohon dan yang paling
sedikit tanaman melinjo sebanyak 80 pohon. Produksi padi sawah
tahun 2018 untuk Kota Lhokseumawe sebesar 9.954 ton dengan
produktivitas sebesar 4 ton/ha, ubi kayu produksinya sebesar 1.764
dengan produktivitas sebesar 21 ton/ha dan cabe merah besar
produksinya sebesar 61 ton dengan produktivitasnya sebesar 3
ton/ha.
4) Sosial Budaya.
a) Pendidikan.
(1) TK : 81 unit.
(2) SD : 71 unit.
(3) MI : 9 unit.
(4) SLTP : 27 unit.
(5) MTs : 20 unit.
(6) SMU : 12 unit.
(7) SMK : 13 unit.
(8) MA : 8 unit.
(9) PT : 6 unit.
7
b) Kesehatan.
(1) Rumah Sakit : 9 unit.
(2) Puskesmas : 7 unit.
(3) Puskesmas Pembantu : 7 unit.
(4) Posyandu : 101 unit.
(5) Polindes : 24 unit.
(6) Apotik : 11 unit.
c) Agama.
(1) Pemeluk agama
(a) Islam : 188.306 orang.
(b) Katholik : 151 orang.
(c) Protestan : 505 orang.
(d) Hindu : 1 orang.
(e) Budha : 536 orang.
(2) Tempat ibadah.
(a) Masjid : 52 unit.
(b) Mushala : 75 unit.
(c) Meunasah : 68 unit.
(d) Gereja : 1 unit.
(e) Wihara : 1 unit.
d) Bahasa. Dalam pergaulan sehari-hari memakai bahasa daerah
maupun bahasa Indonesia namun pada kegiatan bersifat formal
seperti rapat, resepsi maupun musyawarah menggunakan bahasa
Indonesia.
e) Kesenian. Jenis kesenian tari-tarian terdiri dari Tari Rapai
Pase, Tari Geudrang Pase, Tari Alee Tunjang, Tari Tarek Pukat, Tari
Tanah Lon Sayang, Tari Meu-idang, Tari Poh kIpah, Tari Gaseh
Seutia, Tari Dom Drien, Tari Limong Sikarang dan Tari Rapai Aceh.
f) Adat Istiadat dan Agama. Pada umumnya masyarakat
berpegang pada adat istiadat terutama penduduk asli daerah yang
bertempat tinggal di kampung-kampung. Tata pergaulan hidup
bermasyarakat sangat dipengaruhi oleh agama Islam sehingga
masjid dan langgar merupakan tempat yang penting dalam
pembinaan kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan toleransi umat
beragama baik, namun masih sensitif terhadap hasutan dari
kelompok-kelompok radikal. Sifat gotong royong dalam masyarakat
masih terpelihara dengan baik dan hubungan antara penduduk asli
dengan pendatang pada umumnya baik.
5) Pertahanan dan Keamanan. Situasi keamanan secara umum baik
namun kerawanan yang berpotensi menimbulkan konflik perlu diantisipasi
dihadapkan kemungkinan terjadinya konflik di wilayah.
8
9. Kondisi Satuan. Sejarah berdirinya Denkesyah 01.04.01 ini dimulai dari Balai
Pengobatan Tentara (BPT) yang didirikan pada tahun 1960. Kemudian pada tahun 1961
dirubah menjadi Kesdim 0103 sesuai perkembangan Komando, berubah menjadi Kesrem
011/LW lalu menjadi Denkesrem 011/LW. Pada reorganisasi TNI AD dimana Kodam I/IM,
Kodam II/BB, dan Kodam III/17 Agustus dijadikan satu menjadi Kodam I/BB maka
Denkesrem 011/LW berubah menjadi Denkesyah 01.04.01. Sejak awal pembentukan
sampai likuidasi (tahun 1960-1985), Ka Kesrem 011/LW merangkap Karumkit
Lhokseumawe, dimana bangunan Denkesyah serta Rumkit berada dibawah satu atap.
Sejak tahun 1990 telah dibangun kantor Denkesyah dari hasil swadaya Rumkit Tk. IV
Lhokseumawe dan telah diresmikan tanggal 22 Maret 1990 oleh Danrem 011/LW dan
setelah lebih dari satu dasawarsa berada di bawah Kodam Bukit Barisan, NAD kembali
memiliki Kodam sendiri yakni Kodam Iskandar Muda pada tanggal 06 Februari 2002 maka
dari itu terjadi perubahan dari Denkesyah 01.04.01 menjadi Denkesyah IM 04.01
Lhokseumawe. Kondisi Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe saat ini, sebagai berikut:
a. Beban Kerja. Data layanan yang diberikan dalam kurun waktu 2 (dua) tahun
terakhir terkait beban kerja Rumah Sakit.
1) Cakupan Rikkes prajurit.
STANDAR KERJA
NO RIKKES 2019 2020 KET
RUMKIT Tk. IV
1 2 3 4 5 6
1 Rikkes Ubad 137 83 Kemampuan Rikkes Pelayanan
2 Rikkes Nikah 265 212 Rumkit Tk. IV hanya Rikkes Ubad
3 Rikkes Berkala I 207 276 melaksanakan Rikkes yang diberikan
4 Rikkes Berkala II 207 258 fisik namun karena saat ini sudah
tuntutan tugas harus melebihi
5 Rikkes Harpasat Yonkav 100 57
melaksanakan Rikkes kemampuan
6 Rikkes Werving Catam:
lanjutan dengan standar Rumkit
Pulau terluar Gel I tahap I - -
bantuan tenaga dan Tk. IV
Gel I tahap I 572 318
sarana prasarana
Gel I tahap II 157 216
Gel II tahap I 924 470
Gel II tahap II 261 352
7 Rikkes Werving Caba:
Diktukba susulan 17 11
Diktukba Sus tahap I 93 28
Diktukba Sus tahap II 112 93
Diktukba Reg 88 126
8 Rikkes Werving PA PK - -
9 Diktukpa Reg 16 -
10 Kursus/pendidikan 162 74
BULAN/ STANDAR
NO PENGUNJUNG KUNJUNGAN KET
TAHUN RUMKIT TK IV
1 2 3 4 5 6
Tahun 2019 Jumlah kunjungan Pelayanan saat ini
1 Januari 4789 5366 dan pengunjung sudah melebihi
2 Februari 4251 5037 secara kuantitas kemampuan Rumkit
3 Maret 4587 5444 tidak dibatasi. Tk. IV, dimana
4 April 4286 4637 pelayanan yang
5 Mei 2887 3748 disediakan
6 Juni 3748 5483 mencakup poli
7 Juli 5501 7429 bedah, penyakit
8 Agustus 4224 4973 dalam, anak, mata,
Ortopedi, Psikiatri,
9 September 4400 5797 Neurologi, obgyn,
10 Oktober 4787 6054 THT, VCT dengan
11 November 4195 5674 mendatangkan
12 Desember 3593 5363 tenaga dokter
Jumlah 51248 65005 spesialis dari RS
luar
Tahun 2020
1 Januari 4692 6417
2 Februari 3925 5519
3 Maret 3698 5096
4 April 1191 1348
5 Mei 1170 1344
6 Juni 3009 3916
7 Juli 3685 5045
8 Agustus 3339 4018
9 September 4038 5402
10 Oktober 3380 4559
11 November 3702 5249
12 Desember 3605 4649
Jumlah 39434 52562
1) Berdasarkan Kepangkatan/Golongan.
TOP/DSPP
NO PANGKAT/GOL NYATA KET
RUMKIT Tk. IV
1 2 3 4 5
1 Letkol - - - Berdasarkan Kep Kasad
2 Mayor 2 1 Nomor 28 Tahun 2018 tentang
3 Kapten 6 - Orgas Denkesyah
4 Letnan Satu 10 2 - Jumlah personel Rumkit Tk.
5 Letnan Dua - - IV Lhokseumawe saat ini
6 Serma-Peltu 3 4 masih terdapat kekurangan
7 Serda-Serka 6 2 Pa, Ba, Ta dan PNS
8 Kopda-Kopka 3 1
9 Prada-Praka - -
10 Gol IV/b - -
11 Gol IV/a 1 -
12 Gol III c/d 4 5
13 Gol III b - 7
14 Gol III a - 13
15 Gol II c/d 51 10
16 Gol II a/b 12 3
Jumlah 98 48
Jabatan Fungsional
1 Mayor 1 1
2 PNS Gol IV/a 1 -
3 PNS Gol IIIc-d 1 -
Jumlah 3 1
Jumlah total 101 49
2) Berdasarkan Kualifikasi.
11
TOP/DSPP NYAT
NO PANGKAT/GOL KET
RUMKIT Tk. IV A
1 2 3 4 5
Spesialisasi Rumkit Tk. IV masih
1 Dokter Spesialis (Myr) 1 1 kekurangan tenaga medis
2 Dokter Umum/Gigi (Gol IVa) 1 - berkualifikasi spesialis.
3 Paramedis Fungsional (Gol 1 - Dokter spesialis yang belum
IIIc-d) terpenuhi didatangkan dari
rumah sakit luar
1) Bangunan.
TOP/DSPP
NO BANGUNAN NYATA KET
RUMKIT Tk. IV
1 2 3 4 5
1 Ruang Rawat Jalan 1 1 Fasilitas bangunan
2 Ruang Gawat Darurat 1 1 Rumkit Tk IV IM 07.01
3 Ruang Rawat Inap 1 1 Lhokseumawe saat ini,
4 Ruang Tindakan 1 1 sudah memenuhi
5 Ruang Kebidanan 1 1 standar fasilitas Rumah
6 Ruang Laboratorium 1 1 Sakit Tk. III
7 Ruang Radiologi 1 1
8 Ruang Farmasi 1 1
9 Ruang Sterilisasi 1 1
10 Ruang Laundry 1 1
11 Ruang Dapur dan Gizi 1 1
12 Ruang Sekertariat dan Manajemen 1 1
13 Ruang IPSRS dan Utilitas Bangunan 1 1
14 Ruang Jenazah 1 1
2) Ruang rawat.
KATEGORI JUMLAH
JENIS
VIP KLAS I KLAS II KLAS III NICU ICU RICU ISOLASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TEMPAT
11 8 34 55 4 5 2 19 138
TIDUR
c. Kendaraan.
12
TOP/DSPP
NO JENIS KENDARAAN NYATA KET
RUMKIT Tk. IV
1 2 3 4 5
1 Ambulance 2 4 Ambulance 2 unit rusak
2 Tr 1/4 T 5 - berat, 1 rusak ringan dan 1
3 SPM 8 - unit dalam keadaan baik
d. Sarana Prasarana.
1) Instalasi listrik masih menggunakan instalasi listrik lama yang
seharusnya sudah dilakukan penggantian instalasi, tenaga listrik saat ini
masih menggunakan tenaga listrik dari PLN dengan tegangan 220 V dengan
daya yang terpasang 50.000 Watt, mengantisipasi bila terjadi pemadaman
listrik telah disiapkan Genset dengan kapasitas 30 KVA, 24 KW (diesel),
dimana aliran listrik genset hanya bisa digunakan untuk bangunan kamar
operasi, laboratorium dan UGD. Seiring dengan perkembangan alat-alat
kedokteran yang ada saat ini, dukungan daya listrik yang terpasang saat ini
dirasakan masih kurang.
2) Pemenuhan kebutuhan air bersih menggunakan air PAM dan sumur
bor untuk kebutuhan kantor dan pasien.
3) Pembuangan limbah cair dari kamar mandi/WC disalurkan ke
septictank, selanjutnya disalurkan ke Instalasi Pengolahan Limbah Cair
(IPAL), sedangkan pembuangan limbah padat non medis pembuangannya
bekerjasama dengan Dinas Kebersihan Kota/ Kabupaten sedangkan limbah
padat medis dikirim ke Incinerator Rumah Sakit untuk dilakukan
pembakaran.
4) Alat Komunikasi saat ini terpasang jaringan telepon dengan nomor
jaringan telepon 0645-40300 sedangkan untuk staf dilengkapi dengan
airphone di 20 titik.
e. Alsatri dan Alsintor. Kondisi Alsatri dan Alsintor yang ada saat ini
merupakan aset lama yang kondisinya sudah tua dan jumlahnya terbatas. Alsatri
untuk kepentingan pasien kondisinya sudah kurang baik, sebagian telah diadakan
penambahan atau perbaikan secara swadaya dengan kemampuan yang ada.
Alsintor Rumah Sakit saat ini dilengkapi dengan Komputer PC 17 unit, Laptop 2
unit dan Printer 10 unit pengadaan secara swadaya.
BAB III
POKOK-POKOK PERMASALAHAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
13
10. Umum. Seiring perkembangan lingkungan dan kebutuhan akan sarana kesehatan
yang modern serta meningkatnya kebutuhan pelayanan dari berbagai bidang medis
maupun upaya memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada prajurit dan
Aparatur Sipil Negara (ASN) beserta keluarga serta masyarakat, Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe telah berkriteria sebagai Rumkit tipe “C” sehingga membutuhkan
penyesuaian ditinjau dari beberapa aspek agar lebih optimal dalam mendukung Tupok.
a. Faktor Eksternal.
1) Peluang.
a) Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe telah memperoleh kriteria
sebagai Rumkit tipe “C” berdasarkan Keputusan Kemenkes RI dan
Walikota Lhokseumawe serta terakreditasi tingkat “Madya” oleh
KARS pada tanggal 31 Desember 2019.
b) Dislokasi Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe yang cukup
strategis memiliki nilai efektifitas dan efisiensi dalam
penyelenggaraan dukungan kesehatan maupun pelayanan kesehatan
di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara.
2) Kendala.
15
b. Faktor Internal.
1) Kekuatan.
a) Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe telah berkriteria sebagai
Rumkit tipe “C” berdasarkan Keputusan Kemenkes RI dan Walikota
Lhokseumawe serta terakreditasi tingkat “Madya” oleh Komite
Akreditasi Rumah Sakit/KARS pada tanggal 31 Desember 2019;
b) Kapasitas tempat tidur 138 dan sarana prasarana lain yang
tersedia di Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe cukup mendukung
untuk pelayanan saat ini; dan
c) Dukungan Pemda dan tokoh masyarakat untuk dapat
terwujudnya peningkatan status Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe menjadi Rumkit Tk. III.
2) Kelemahan.
a) Pelayanan rumah sakit saat ini yang lebih dari 10 (sepuluh)
bidang media yang berbeda, sedangkan status Rumkit masih tingkat
IV sedangkan secara operasional medis pelayanannya sudah setara
Rumkit Tk. III; dan
b) SDM dokter Spesialis di 7 (tujuh) bidang medis yang
operasional di Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe belum
merupakan organik rumah sakit tetapi merupakan dokter spesialis
tamu.
BAB IV
16
ANALISA
14. Tinjauan dari Aspek Geografi. Kondisi wilayah yang bervariasi secara geografi
menjadikan tantangan tersendiri untuk memberikan pelayanan kesehatan dan dukungan
kesehatan, hal ini berpengaruh dari segi tindakan yang sewaktu-waktu perlu diambil
secara cepat dihadapkan kondisi medan yang relatif bervariatif dari segi jarak, waktu
tempuh dan aspek medan maupun kondisi wilayah yang memiliki potensi kerawanan
terjadinya bencana alam berupa banjir, tanah longsor maupun tsunami sehingga
kehadiran Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe dalam memberikan pelayanan
kesehatan maupun dukungan kesehatan sangat dibutuhkan dalam mengambil langkah/
tindakan segera yang perlu dilakukan dari sisi evakuasi dan tindakan medis pada saat
dibutuhkan sewaktu-waktu. Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe sebagai satuan
pelaksana Denkesyah IM 04.01 Lhokseumawe melaksanakan tugas untuk memberikan
pelayanan di bidang kesehatan kepada prajurit, ASN beserta keluarga maupun
masyarakat di wilayah Korem 011/LW. Secara proporsional memiliki wilayah tugas dan
tanggung jawabnya cukup luas, oleh karena itu peningkatan status Rumkit Tk. IV menjadi
Rumkit Tk III sangat diperlukan sebagai solusi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
dan layanan dukungan kesehatan yang optimal dalam pelaksanaan tugas Rumkit Tk. IV
IM 07.01 Lhokseumawe.
15. Tinjauan dari Aspek Kondisi Sosial. Tingkat pendidikan, taraf perekonomian,
jenis profesi merupakan beberapa indikator kondisi sosial yang dapat berpengaruh
terhadap cara pandang individu atau masyarakat dalam menentukan ukuran kebutuhan
akan pelayanan kesehatan. Seiring perkembangan teknologi kedokteran yang diikuti
dengan berkembanganya metode ilmu kedokteran dalam mengobati beragam penyakit
secara lebih spesialistik serta kesadaran akan kebutuhan layanan kesehatan yang lebih
baik memicu tuntutan standar pelayanan kesehatan yang lebih baik dari segi kuantitas
maupun kualitas di rumah sakit. Kondisi tersebut mendorong Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe mengambil langkah untuk mengoptimalkan kemampuan saat ini dalam
melaksanakan tugas pokok sebagai Rumkit Tk. IV dan pelayanan maupun perawatan
kesehatan sesuai standar kriteria Rumkit tipe C, yang setara Rumkit Tk. III. Korelasi
tuntutan tugas dengan kenyataaan saat ini maka perlu adanya peningkatan status Rumkit.
16. Tinjauan Dari Aspek Gelar. Seiring pengembangan gelar satuan TNI AD melalui
penataan dan pembentukan satuan baru di beberapa wilayah Kodam IM khususnya
17
17. Tinjauan dari Aspek Kodal. Kesdam IM berada di kota Banda Aceh merupakan
badan pelaksana Kodam IM di bidang kesehatan, baik bidang promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif. Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe berada di kota Lhokseumawe
dibawah Denkesyah IM 04.01 Lhokseumawe yang merupakan Balak Aju Korem 011/LW,
hal ini berarti secara fungsi medik bertanggung jawab kepada Kakesdam IM dan secara
fungsi kodal dibawah Korem 011/LW.
alat kesehatan maupun fasilitas medis lainnya dikarenakan saat ini telah memiliki
kemampuan setingkat Rumkit Tk. III atau tipe/kelas C sehingga realisasi
peningkatan status menjadi Rumkit Tk. III merupakan suatu upaya yang dapat
diwujudkan.
19. Tinjauan Aspek Organisasi. Peningkatan status rumah sakit dari tingkat IV
menjadi tingkat III dilaksanakan dengan tetap mempedomani kebijakan pimpinan TNI AD
dan pemerintah khususnya berkaitan dengan pembangunan Sistem Kesehatan Nasional
dalam memenuhi beberapa hal yang berkaitan dengan aspek organisasi, sebagai berikut:
NOMOR
RUMAH SAKIT TK. III RUMAH SAKIT TK. IV KET
UNIT JAB
1 2 3 4 5
1 00 UNSUR PIMPINAN UNSUR PIMPINAN
01 Karumkit Karumkit
02 Wakarumkit Wakarumkit
2 00 KOMITE MEDIK KOMITE MEDIK
01 Ketua Komite Medik Ketua Komite
02 Anggota Komite Medik Anggota Komite
03 Turmin
3 00 KOMITE KEPERAWATAN KOMITE KEPERAWATAN
01 Ketua Komite Kep Ketua Komite Kep
02 Anggota Komite Kep Anggota Komite Kep
03 Turmin
4 00 URYANMED URYANMED
01 Kauryanmed Pauryanmed
02 Penata PMKP Tur Yanmed danKep
03 Tur Medis dan Keperawatan Tur Infokes
04 Tur Rekam Medik Tur Rekam Medik
05 Turmin
5 00 URJANGMED TIDAK ADA
01 Kaurjangmed
02 Turalpalkes
1 2 3 4 5
03 Tur Obat
04 Paurpromkes
20
04 Turwatgi
Tabel Perbandingan Rekapitulasi Personel Rumah Sakit Tingkat III dan Tingkat IV
RUMKIT RUMKIT
NO PANGKAT/GOLONGAN KET
Tk. III Tk. IV
1 2 3 5
1 Letkol 2 -
2 Mayor 12 2
3 Kapten 13 6
4 Lettu 7 10
5 Letda - -
6 Plt 7 -
7 Serma 8 3
8 Serka 4 5
9 Serda/Sertu 2 1
10 Kopka 2 2
11 Koptu/Kopda 3 1
12 Praka - -
13 Prada/Pratu - -
14 Gol IV/b - -
15 Gol IV/a 6 1
16 Gol III c-d 7 4
17 Gol III b 4 -
18 Gol III a 10 -
1 2 3 4 5
19 Gol II c-d 105 51
20 Gol II a-b 28 12
23
Jumlah 220 98
Jabatan Fungsional
1 SMF Dokter Spesialis Bedah (Letkol) 1 -
2 SMF Dokter Spesialis P. Dalam & Keswa (Letkol) 1 -
3 SMF Dokter Spesialis Obgyn & IKA (Letkol) 1 -
4 SMF Dokter Spesialis Bedah (Letkol) 1 -
5 SMF Dokter Spesialis Bedah (Letkol) 1 -
6 SMF Dokter Spesialis Bedah (Letkol) 1 -
7 Staf Fung Perawat Spesialis (Letkol) 1 -
8 Staf Fung Perawat Mahir (Mayor) 1 -
9 Staf Fung Perawat Mahir (Gol IVa) 2 -
10 Staf Fung Apoteker (Gol IVa) 1 -
11 Staf Fung Radiografer (Gol IVa) 1 -
12 Staf Fung Analis Kesehatan (Gol IVa) 1 -
Jumlah 13 -
Jabatan Fungsional
1 Dokter Spesialis (Mayor) - 1
2 Dokter Umum/Gigi (PNS Gol IV/a) - 1
3 Paramedis Fungsional (PNS Gol III c-d) - 1
Jumlah - 3
Jumlah Total 233 101
RS RS RS KONDISI
NO URAIAN KET
TK. III TK. IV TIPE C SAAT INI
1 2 3 4 5 6 7
1. Dokter Penyakit Dalam ada ada ada Militer
2. Dokter Bedah Umum ada ada ada Dokter Tamu
3. Dokter Obsgyn ada - ada Dokter Tamu
4. Dokter Anak ada - ada Dokter Tamu
5. Dokter Syaraf ada - ada Dokter Tamu
6. Dokter Jiwa ada - ada Dokter Tamu
1 2 3 4 5 6 7
7. Dokter Mata ada - ada Dokter Tamu
8. Dokter Kulit dan kelamin - - ada -
24
SDM
NO UNIT KEBUTUHAN KURANG
MILITER/PNS TKS
1 2 3 4 5 6
1. R. Iskandar Muda 1 11 12 -
2. R. Malikussaleh 1 14 15 -
3. R. Cut Nyak Dien 1 13 14 -
4. R. Cut Meutia 1 10 11 -
5. R. Teungku Chik Ditiro 1 15 16 -
6. R. IGD 1 22 23 -
7. R. ICU 1 10 11 -
8. R. NICU 1 4 5 -
9. R. Operasi 1 13 14 -
10. Poli Penyakit Dalam 1 1 2 -
11. Poli Paru 1 1 2 -
12. Poli Bedah - 2 2 -
13. Poli Anak 1 1 2 -
14. Poli Obgyn 1 - 1 -
15. Poli Neurologi - 1 1 -
16. Poli Kesehatan Jiwa - 2 2 -
17. Poli THT - 1 1 -
18. Poli Orthopedi dan - 2 2 -
Traumatologi
Jumlah 13 123 136 -
SDM KEBUTUHA
NO UNIT KURANG
MILITER/ PNS TAMU N
1 2 3 4 5 6
1. Inst. Farmasi 1 13 14 -
2. Radiografer 2 4 6 -
3. Inst. Laboratorium 1 10 11 -
4. Rekam Medis 0 3 3 -
5. Elektromedis 0 1 1 -
6. Perawat gigi 2 1 3 -
7. Refraksi Optisi 0 3 3 -
8. Fisioterapi 1 1 2 -
9. Inst. Gizi 0 2 2 -
Jumlah 7 38 45 -
N SDM
UNIT KEBUTUHAN KURANG
O MILITER/PNS TKS
1 2 3 4 5 6
1. Komite Medik - 1 1 -
2. Komite Keperawatan 1 - 1 -
3. Siyanmed 2 1 3 -
4. Sijangmed - - - -
5. Sijangum - - - -
6. Situud 7 5 12 -
7. Instal Kamar Operasi 1 - 1 -
8. Instal Watlan - - - -
9. Instal Watnap 1 - 1 -
10. Instal Jangdiag - - - -
11. Instal Farmasi - - - -
12. Instal Jangwat 2 9 11 -
13. Instaldik 1 - 1 -
14. Unit Loket JKN 1 8 9 -
15. Kabina 5 2 7 -
16. Infokes 2 - 2 -
17. PPBPAD 1 - 1 -
18. Unrren 1 - 1 -
Jumlah 25 38 63 -
20. Tinjauan Aspek Operasional. Sesuai tugas pokok Rumkit Tk. IV IM 07.01
Lhokseumawe memberikan pelayanan kesehatan dan dukungan kesehatan khususnya
bagi satuan-satuan di wilayah Korem 011/LW. Rumkit Tk. IV saat terakreditasi sebagai
Rumkit tipe C, konsekuensi terhadap organisasi Rumkit perlunya peningkatan statusnya
26
menjadi Rumkit Tk. III. Penataan Rumkit menjadi Rumkit Tk. III diharapkan mampu
mengoptimalkan pelaksanaan tupok dan pelayanan kesehatan di wilayah tugasnya serta
meningkatkan kesiapan operasional satuan dalam membantu tugas Pemda setempat
terkait bidang kesehatan maupun penanggulangan bencana.
BAB V
KONSEP PENATAAN RUMAH SAKIT TINGKAT III LHOKSEUMAWE
28
24. Tujuan.
25. Sasaran.
rujukan bagi pasien yang akan berobat dan dirawat karena mutu dan kualitas
pelayanan yang paripurna;
BAB VI
PENUTUP
31
27. Kesimpulan.
a. Penataan satuan terhadap satuan-satuan di jajaran Kodam IM, dalam hal ini
khususnya peningkatan status Rumkit Tk. IV IM 07.01 Lhokseumawe menjadi
Rumkit Tk. III merupakan upaya dalam rangka terwujudnya optimalisasi
pelaksanaan tugas Kesdam IM, yang akan berimplikasi positif terhadap
peningkatan kinerja maupun pelayanan kesehatan rumah sakit dan manfaatnya
akan dirasakan oleh Prajurit dan ASN beserta keluarganya maupun masyarakat
penerima layanan peserta BPJS, khususnya di wilayah Korem 011/LW.
28. Saran.