Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………

KATA PENGANTAR …………………………………………………

DAFTAR ISI …………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………

1. Latar Belakang …………………………………………………


2. Identifikasi Masalah …………………………………………………
3. Tujuan Penulisan …………………………………………………
4. Manfaat Penulisan …………………………………………………
5. Metode Penulisan …………………………………………………

BAB II TINJAUAN TEORI …………………………………………………

A. Konsep Teoritis
1. Definisi …………………………………………………
2. Anatomi Fisiologi …………………………………………………
3. Etiologi …………………………………………………
4. Patofisiologi …………………………………………………
5. Pathway …………………………………………………
6. Manifestasi Klinis …………………………………………………
7. Pemeriksaan Diagnostik …………………………………………
8. Penatalaksanaan …………………………………………………
9. Komplikasi …………………………………………………

B. Konsep Dasar Keperawatan …………………………………………………


1. Pengkajian …………………………………………………
2. Diagnosa Keperawatan …………………………………………
3. Intervensi Keperawatan …………………………………………

BAB III TINJAUAN KASUS ………………………………………………...

1. Pengkajian …………………………………………………
2. Diagnosa Keperawatan ……………………………………………….
3. Intervensi ………………………………………………...
4. Implementasi dan Evaluasi …………………………………………...

BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………...

1. Pengkajian …………………………………………………
2. Diagnosa ……………………………………………….
3. Intervensi ……………………………………………….
4. Implementasi ……………………………………………….
5. Evaluasi ……………………………………………….

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ……………………………………………….
2. Saran ……………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
SOL (Space Occupying lesion) merupakan generalisasi masalah mengenai
adanya lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak. Terdapat
beberapa penyebab yang dapat menimbulkan lesi pada otak seperti contusio
cerebri, hematoma, infark, abses otak dan tumor pada intracranial (Smeltzer &
Bare, 2013).
Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak/ganas
yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak. Tumor otak merupakan tumor
salah satu susunan saraf pusat, baik ganas maupun tidak. Tumor ganas di susunan
saraf pusat adalah semua proses neoplastic yang terdapat dalam intracranial atau
dalam kanalis spinalis yang mempunyai sebagian atau seluruh sifat-sifat proses
ganas spesifik seperti yang berasal dari sel-sel saraf di meningen otak, termasuk
juga tumor yang berasal dari sel penunjang (Neuroglia), sel epitel pembuluh
darah dan selaput otak (Fransiska, 2008 :84).
Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan.
Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa
pada usia 30-70 dengan pundak usia 40-65 tahun (Iskandar, 2010).
Gejala yang ditimbulkan oleh SOL sangat tergantung kepada jenis lesi,
ukuran, dan lokasi. Namun gejala yang umum terjadi adalah gejala yang
ditimbulkan oleh peningkatan tekanan intrakranial seperti nyeri kepala, muntah
proyektil, mual, perubahan status mental atau kebiasaan, lumpuh, ataksia, gait,
defisit bicara, visual, ataupun konvulsi. Penanganan pada kasus ini sebaiknya
dilakukan secepat mungkin, pada kebanyakan kasus pasien memerlukan tindakan
operasi craniotomy, terapi radiasi dan kemoterapi Sangat penting untuk
mempertimbangkan banyak hal yang mempengaruhi kondisi ini sehingga
penatalaksanaan dan perawatan yang paling tepat dapat direncanakan dan
dilakukan (Ibrahim, et al , 2012).
Prosedur tindakan keperawatan yang diberikan pada anak dengan pasca
operasi kepala memerlukan perawatan yang intensive. Perawatan intensive
adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit, yang diberikan
untuk pasien yang berada di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) dengan kondisi
kritis yang memerlukan observasi berkelanjutan dan comprehensive bila
perawatan ini tidak dilakukan secara optimal, maka rentan menimbulkan infeksi
nosokomial dan infeksi aliran darah. Infeksi nosokomial merupakan salah satu
penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas, 9 infeksi ini dapat
disebabkan oleh kolonisasi bakteri pathogen pada kulit, organ, hingga aliran
darah sistemik (Khasanah, 2016).
Pemasangan alat invasif dan non invasif, penurunan imunitas, serta
perawatan yang tidak tepat merupakan predisposisi rentannya pasien diruang
PICU terpapar oleh infeksi nosokomial. Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengurangi perkembangan bakteri pathogen adalah dengan membantu perawatan
diri, yaitu memandikan pasien secara optimal menggunakan larutan Chlorexidine
gluconate (CHG) 2%. Larutan Chlorhexidine Gluconate memiliki potensi iritasi
yang rendah pada kulit pasien dan memberikan durasi perlindungan yang
bertahan 6-8 jam pasca aplikasi ( Khasanah,2016).
Penelitian yang dilakukan oleh (Me et al., 2012; Milstone et al., 2013)
dimana dalam penelitiannya menggunakan CHG 4% yang dilarutkan dalam satu
baskom air untuk menyeka harian pasien, secara statistik maupun klinis
ditemukan adanya penurunan yang signifikan (36%) dalam kejadian bakteremia
antara pasien yang menerima CHG sebagai menyeka harian dibandingkan
dengan pasien yang menerima sabun dan air untuk menyeka setiap hari. Hasil
dari penelitian tersebut adalah adanya penurunan yang signifikan dalam
Clostridium Difficile Infection (CDI) pada pasien yang mendapatkan menyeka
harian dengan CHG dibandingkan dengan pasien yang tidak menerima intervensi
tersebut.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Rondhianto (2016), dalam
penggunaan chlorhexidine 0,2 % dan providone iodine 1% sebagai
dekontaminasi mulut terhadap kolonisasi Staphylococcus aureus pada pasien 10
pasca operasi, hasilnya adalah bahwa penggunaan chlorhexidine 0,2 % dan
providone iodine 1% dapat menyebabkan terjadinya penurunan tingkat
fermentasi kolonisasi Staphylococcus aureus dan chlorhexidine gluconate dapat
bekerja pada spektrum luas, bekerja cepat, mempunyai aktivitas residu, absorbsi
yang minimal serta mempunyai aktivitas pada darah atau jaringan yang sangat
baik terutama pada pasien pasca operasi dengan anastesi umum. Mekanisme
kerja chlorhexidine gluconate adalah adanya ikatan atau interaksi antara muatan
positif chlorhexidine dengan muatan negatif partikel fosfat dinding bakteri, yang
memungkinkan penetrasi molekul chlorhexidine ke dalam tubuh bakteri dan
menimbulkan efek toksik. Chlorhexidine terbukti efektif dalam menurunkan
jumlah koloni bakteri pada anak yang dirawat di Pediatric Intensive Care Unit
(PICU). Chlorhexidine tetap efektif walaupun terdapat pus dan darah. Indeks
terapeutik obat ini sangat tinggi dengan toksisitas yang cukup rendah (Wijaya,
2012).
Pada studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda di Ruang PICU, didapatkan jumlah pasien bulan Oktober sampai
dengan Desember 2018 seluruhnya ada 86 pasien dan pasien yang mengalami
SOL sebanyak 7 pasien. Pasien kondisi kritis memerlukan perawatan menyeka
harian yang tepat untuk mencegah terjadinya infeksi dalam darah, untuk itu
diperlukan inovasi penggunaan chlorhexidin gluconate 2% dalam perawatan diri
memandikan agar dapat menekan pertumbuhan koloni bakteri pada anak yang di
rawat di ruang PICU sehingga anak terhindar 11 dari masalah kesehatan dan
terhindar dari infeksi nosokomial akibat perawatan di rumah sakit.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka kami membuat laporan seminar
kasus yang berjudul: “Asuhan Keperawatan pada Tn.I dengan Space Occupying
lesion di Ruang Perawatan Mawar Rumah Sakit Undata Palu”

B. Identifikasi Masalah
Bagaimana gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Tn.I
dengan Space Occupying lesion di Ruang Perawatan Mawar Rumah Sakit
Undata Palu.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam memperoleh
pengalaman nyata melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn.I dengan
Space Occupying lesion di Ruang Perawatan Mawar Rumah Sakit Undata
Palu.
2. Tujuan Khusus
Mampu menerapkan proses keperawatan yang meliputi: pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan keperawatan dan evaluasi
keperawatan pada Tn.I dengan Space Occupying lesion di Ruang
Perawatan Mawar Rumah Sakit Undata Palu”
a. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang dilakukan
dengan benar
b. Mampu mengetahui konsep penyakit Space Occupying Lesion
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menjadikan pengalaman belajar dilapangan, dapat
meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang dan pengalaman
menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan Space Occupying
Lesion
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk pengembangan
ilmu dalam penerapan asuhan keperawatan pada pada klien dengan Space
Occupying Lesion.
3. Bagi Masyarakat (keluarga/klien)
Di harapkan dapat menjadi masukan dan menambah wawasan masyarakat
pentingnya pemeriksaan dini/SADARI dan mendorong masyarakat untuk
berpartisipasi melakukan pemeriksaan, pencegahan dan perawatan pada
keluarga atau penderita Space Occupying Lesion.
4. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat menjadi referensi, evaluasi dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan khususnya bagi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien dengan Space Occupying Lesion di Rumah
Sakit Undata Palu.
5. Bagi ilmu Pengetahuan
Diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan KDP khususnya mengenai
asuhan keperawatan pada klien dengan Space Occupying Lesion

E. Metode Penulisan
Metode penulisan laporan seminar kasus kali ini memnggunakan
pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian data klien,
menentukan diagnosa keperawatan, membuat rencana tindakan, melakukan
implementasi, dan melakukan evaluasi. Pengumpulan data diperoleh melalui
tehnik sebagai berikut:
1. Wawancara.
Mengetahui perkembangan kesehatan klien dengan cara tanya jawab
langsung antara perawat, klien, dan keluarganya, untuk menumbuhkan
hubungan saling percaya antara klien dan perawat, sehingga dapat
memudahkan untuk dilakukan pengumpulan data.
2. Observasi.
Teknik ini dilakukan secara langsung untuk mengenali, mengamati,
dan memperoleh data tentang kesehatan klien yang mengalami Space
Occupying Lesion di ruang Perawatan Mawar Rumah Sakit Anutapura
Palu.
3. Pemeriksaan Fisik.
Pemeriksaan fisik ini dilakukan dengan cara keseluruhan dari kepala
sampai kaki dan prosedur pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi.
4. Studi Kepustakaan.
Pada penulisan laporan seminar kasus ini penulis menggunakan data-
data dan teori yang berhubungan isi kasus seminar ini, yang terdiri dari
buku-buku, ebook dan beberapa sumber lain yang menunjang isi laporan
seminar kasus ini.
5. Studi Dokumen.
Data yang diperoleh dari dokumentasi yang terdapat pada catatan
keperawatan klien seperti pencatatan medis, terapi dari dokter ataupun
langsung dari laporan perkembangan klien pada asuhan keperawatan
pasien.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien SOL dan merawat
menggunakan metode pendekatan asuhan keperawatan yang dilakukan secara
sistematis dan terorganisir, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa telah mampu
menerapkan asuhan keperawatan pada Tn.I dengan diagnosa SOL. Diagnosa
keperawatan Berdasarkan hasil analisa data didapatkan ada 3 diagnosis
keperawatan yang diangkat berdasarkan hasil pengkajian yang diperoleh.
Intervensi Keperawatan Perencanaan keperawatan dirumuskan berdasarkan
prioritas masalah dan kondisi klien. Pada saat penulis melakukan pengkajian serta
kemampuan keluarga dalam kerja sama dengan penulis, dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Tn.I penulis telah berusaha melakukan tindakan keperawatan
sesuai dengan rencana keperawatan yang telah ditujukan untuk mengatasi
masalah yang dialami klien dengan melakukan pengkajian didapat kan adanya
diagnosa Nyeri dengan memberikan tehnik relaksasi nafas dan memberi informasi
kepada klien maupun keluarga tentang pengontrolan bagaiaman menghilangkan
rasa nyeri Implementasi keperawatan Implementasi yang dilakukan penulis sudah
sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan, evaluasi keperawatan pada Tn.I
menggambarkan kondisi Tn.I belum membaik secara normal. Hasil evaluasi pada
kasus nyata didapatkan tidak adanya kesenjangan antara teori dan kasus. Evaluasi
dilakukan selama 3 hari setiap kali melakukan implementasi. Masalah
keperawatan belum teratasi.

B. Saran
Bagi Perawat dan Bagi petugas ruangan sebaiknya melakukan tindakan
nonfarmakologi seperti tindakan relaksasi untuk mengatasi nyeri. Bagi Institusi
Diharapkan pihak instansi pendidikan memberikan waktu yang cukup kepada
mahasiswa dalam melakukan praktek kerja lapangan, sehingga dapat menambah
pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan perawatan khususnya perawatan
pada klien dengan SOL. Bagi Keluarga Semoga dengan penulisan studi kasus ini
klien dan keluarga dapat mengetahui tentang SOL dan mampu memberikan
perawatan kepada klien selama masa pemulihan dirumah, dengan mengukuti
program terapi yang telah direncanakan oleh dokter. Bagi klien Semoga dengan
penulisan studi kasus ini klien dapat memahami tentang penyakit yang diderita
dan bagaimana cara penanganan serta pencegahannya.

Anda mungkin juga menyukai