Anda di halaman 1dari 36

ANGGARAN DASAR

ANGGARAN RUMAH TANGGA


IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS AIRLANGGA

SATYA BHAKTI AMRTA

TAHUN 2021
PEMBUKAAN

Bahwa, Universitas Airlangga sebagai suatu institusi Pendidikan tinggi yang megah bertahta
di timur Jawa Dwipa, telah tidak henti-hentinya menempa para mahasiswanya dalam berbagai
bidang keilmuan serta dilandasi dengan semangat pengabdian dan etika yang luhur.
Demikianlah maka akan tercetak para sarjana yang bukan hanya memiliki keilmuan yang
mumpuni, namun juga menjiwai nilai-nilai “Excellence with Morality”, keunggulan yang
mengedepankan moralitas.

Keunggulan yang mengedepankan etika dan moralitas ini tentu tidak hanya diajarkan untuk
sekedar diketahui, namun tentunya perlu diterapkan dan diamalkan di masyarakat, ketika para
peserta didik telah selesai menjalani pendidikan, dan melakukan pengabdian di bidangnya
masing-masing.

Dengan niat yang tulus untuk berdarma bakti bagi almamater, masyarakat, bangsa dan negara,
maka para alumnus hasil tempaan almamater Universitas Airlangga, sebagai insan
cendekiawan yang merupakan salah satu pilar penting bagi bangsa dan negara Indonesia,
bersepakat menyatukan diri dan membentuk suatu wadah organisasi Ikatan Alumni
Universitas Airlangga, yang disingkat sebagai IKA UNAIR.

Ikatan Alumni Universitas Airlangga bercirikan kekeluargaan dan kemasyarakatan.


Organisasi ini bersifat keilmuan, sosial, sukarela, mandiri, nirlaba dan demokratis.

Guna menyelaraskan derap langkah pengabdiannya agar sistematis, terstruktur serta terarah,
dijiwai dengan keunggulan yang mengedepankan etika dan moralitas, dirasa perlu untuk
menyusun dengan seksama suatu pedoman untuk maksud tersebut.

Maka dengan rahmat serta ridho Allah Yang Maha Kuasa, disusunlah Anggaran Dasar
organisasi sebagai berikut :
ANGGARAN DASAR
IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan :


1. Universitas Airlangga adalah perguruan tinggi badan hukum yang berkedudukan di
Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur.
2. Almamater Universitas Airlangga yang selanjutnya disingkat almamater adalah suatu
perguruan tinggi tempat mahasiswa pernah belajar dan menyelesaikan pendidikan di
Universitas Airlangga.
3. Alumnus adalah seorang yang telah lulus dan mempunyai ijazah Universitas Airlangga,
termasuk dari lembaga pendidikan yang mendahului atau yang menjadi bagiannya.
4. Alumni adalah para alumnus yang telah lulus dan mempunyai ijazah Universitas
Airlangga, termasuk dari lembaga pendidikan yang mendahului atau yang menjadi
bagiannya.
5. Ikatan Alumni Universitas Airlangga yang selanjutnya disingkat IKA UNAIR adalah
sebuah perkumpulan atau organisasi bagi para alumnus Universitas Airlangga, sesuai
dengan Undang-undang No. 17 tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan, Juncto
PP No. 58 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan UU No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan, dan PP No. 30 tahun 2014 tentang Statuta Universitas Airlangga.
6. Anggaran Dasar yang selanjutnya disingkat AD adalah peraturan-peraturan pokok dan
penting yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lain.
7. Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat ART adalah peraturan
pelaksanaan anggaran dasar.
8. Anggota biasa adalah semua alumnus Universitas Airlangga.
9. Anggota luar biasa adalah alumnus perguruan tinggi selain Universitas Airlangga yang
menjadi pengajar tetap di Universitas Airlangga.
10. Anggota kehormatan adalah orang atau tokoh masyarakat yang tidak termasuk anggota
biasa atau anggota luar biasa yang diangkat oleh Pengurus Pusat karena berjasa dalam
pengembangan dan kemajuan IKA UNAIR dan almamater dan berkepribadian baik.
11. Kongres dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Tahun 2017, untuk
selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Tahun 2021 disebut
Musyawarah Nasional dengan sebutan angka Romawi mengikuti tahun yang sudah
berjalan.
12. Musyawarah Nasional Luar Biasa adalah pertemuan pengambilan keputusan tertinggi
yang dapat diadakan sewaktu-waktu apabila dipandang penting mendesak dan
dibutuhkan.
13. Konferensi Wilayah dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Tahun 2017,
untuk selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Tahun 2021
disebut Musyawarah Wilayah dengan sebutan angka Romawi mengikuti tahun yang
sudah berjalan..
14. Konferensi Cabang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga tahun 2017,
untuk selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga tahun 2021
disebut Musyawarah Cabang dengan sebutan angka Romawi mengikuti tahun yang
sudah berjalan.
15. Komisariat Fakultas dan/atau Sekolah Pascasarjana dalam Anggaran Dasar dalam
Anggaran Rumah Tangga tahun 2017, untuk selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Tahun 2021 disebut Komisariat Fakultas dan yang setara atau
Sekolah Pascasarjana, untuk selanjutnya cukup disebut sebagai Komisariat.
16. Rapat anggota dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Tahun 2017, untuk
selanjutnya dalam Anggaran Rumah Tangga Tahun 2021 disebut sebagai Musyawarah
Komisariat dengan sebutan angka Romawi mengikuti tahun yang sudah berjalan.

BAB II
AZAS, CIRI, DAN SIFAT

Pasal 2

(1) Organisasi ini bernama IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS AIRLANGGA yang


selanjutnya disingkat IKA UNAIR, berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
(2) Organisasi IKA UNAIR adalah kelompok alumni yang bercirikan kekeluargaan dan
kemasyarakatan yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri.
(3) Organisasi IKA UNAIR adalah perkumpulan yang bersifat keilmuan, sosial, sukarela,
mandiri, nirlaba dan demokratis.

BAB III
TUJUAN, FUNGSI, DAN RUANG LINGKUP

Pasal 3

(1) Meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat alumni.


(2) Memberikan pelayanan pada segenap alumni dan masyarakat umumnya.
(3) Menjunjung tinggi etika dan moral akademisi dalam masyarakat.
(4) Mengembangkan sikap kesetiakawanan masyarakat alumni Universitas Airlangga
untuk kesatuan dan persatuan demi mewujudkan tujuan negara.
Pasal 4

Organisasi IKA UNAIR berfungsi dengan ruang lingkup:


(1) Menyalurkan aktivitas sesuai kepentingan organisasi.
(2) Pembinaan dan pengembangan untuk mewujudkan tujuan organisasi.
(3) Penyaluran aspirasi, pemberdayaan dan pemenuhan pelayanan kepada masyarakat
alumni.
(4) Ruang lingkup organisasi sesuai dengan amanah sebagai bagian dari alumni yang
memajukan Almamater Universitas Airlangga, yang berada di Kota/Kabupaten, Provinsi,
Nasional dan Luar Negeri.

BAB IV
PENDIRIAN

Pasal 5

(1) IKA Airlangga yang sekarang menjadi IKA UNAIR didirikan di Surabaya pada tanggal
11 November 1972 untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya;

(2) IKA UNAIR sesuai pasal 6 selanjutnya dalam AD/ART merupakan organisasi
perkumpulan yang Berbadan Hukum, yang untuk selanjutnya akan diaktakan Notaris
dengan kelengkapan pemenuhan persyaratan seperti program kerja; sumber pendanaan;
surat keterangan domisili; NPWP dan surat keterangan pengurus pusat (Ketua, Sekretaris
dan Bendahara) tidak sedang dalam sengketa kepengurusan, untuk selanjutnya
pengesahan akan didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

(3) IKA UNAIR dan Komisariat berkedudukan sama dengan tempat kedudukan Universitas
Airlangga, dengan tidak menutup kemungkinan membuka perwakilan wilayah dan
cabang atau di tempat lain.

(4) Pembentukan Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, Pengurus Komisariat, diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
BAB V
LAMBANG, MOTTO, BENDERA, DAN LAGU

Pasal 6

(1) IKA UNAIR mempunyai lambang, motto, bendera, dan lagu.


(2) Lambang, motto, bendera, dan lagu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar ini

BAB VI
KEGIATAN

Pasal 7

Untuk mencapai tujuan, IKA UNAIR melaksanakan segala kegiatan yang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang meliputi :
a. Menghimpun alumnus Universitas Airlangga dalam wadah IKA UNAIR;
b. Mewajibkan setiap alumnus menjunjung tinggi kehormatan dan martabat almamater;
c. Menyelenggarakan kegiatan yang menunjang keperluan alumnus, mahasiswa, dan
almamater Universitas Airlangga;
d. Membantu almamater guna mengembangkan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat;
e. Membantu alumni mengembangkan komunitas, amal usaha, dan pengabdian kepada
masyarakat;
f. Mengadakan hubungan kerjasama dengan organisasi lain termasuk instansi / lembaga
yang ada di dalam dan/atau luar negeri serta mengupayakan kegiatan lain yang
bermanfaat dan tidak bertentangan dengan azas dan tujuan organisasi serta ketentuan
peraturan perundangan-undangan.

BAB VII
KEANGGOTAAN

Pasal 8

(1) Anggota IKA UA terdiri dari :


a. Anggota Biasa;
b. Anggota Luar Biasa;
c. Anggota Kehormatan;
(2) Syarat dan ketentuan tentang keanggotaan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga

BAB VIII
SUSUNAN DAN TATA HUBUNGAN ORGANISASI

Pasal 9

(1) Susunan organisasi terdiri dari :


a. Pengurus Pusat;
b. Pengurus Wilayah;
c. Pengurus Cabang;
d. Pengurus Komisariat Fakultas dan yang setara;
e. Pengurus Sekolah Pasca Sarjana.
(2) Hubungan Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang, bersifat hirarkis
dan konsolidatif.
(3) Hubungan Pengurus Pusat dan Pengurus Komisariat Fakultas dan/atau Sekolah Pasca
Sarjana bersifat hirarkis dan konsolidatif;
(4) Susunan dan bagan organisasi tercantum dalam Lampiran II dan III yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar ini.

BAB IX
KEPENGURUSAN

Pasal 10

(1) Kepengurusan Pusat terdiri atas :


a. Dewan Pertimbangan;
b. Dewan Pakar;
c. Pengurus;
(2) Kepengurusan Wilayah dilaksanakan oleh Pengurus Wilayah;
(3) Kepengurusan Cabang dilaksanakan oleh Pengurus Cabang;
(4) Kepengurusan Fakultas dan yang setara dilaksanakan oleh Pengurus Komisariat

Pasal 11

(1) Dewan Pertimbangan adalah alumnus yang ditetapkan oleh Ketua Umum terpilih
bersama formatur;
(2) Dewan Pertimbangan berjumlah minimal 5 (lima) orang;
(3) Masa bakti Dewan Pertimbangan mengikuti masa bakti Pengurus Pusat.
Pasal 12

Dewan Pakar

(1) Dewan pakar terdiri dari Ketua, Sekretaris dan para anggota
(2) Dewan pakar beranggotakan para ahli yang memiliki kepakaran di bidangnya
(3) Anggota dewan pakar dipilih oleh pengurus pusat

Pasal 13

Pengurus Pusat

(1) Pengurus Pusat adalah pelaksana tertinggi di tingkat pusat yang bertanggung jawab
kepada Musyawarah Nasional;
(2) Pengurus Pusat dipimpin oleh seorang Ketua Umum yang dipilih dan disahkan oleh
Musyawarah Nasional;
(3) Pengurus Pusat terdiri dari:
a. Ketua Umum;
b. Ketua - ketua;
c. Sekretaris Jenderal;
d. Sekretaris - sekretaris;
e. Bendahara Umum;
f. Bendahara - bendahara;
g. Departemen - departemen ;
(4) Kriteria Ketua Umum, Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum untuk Pengurus
Pusat adalah alumnus yg memiliki Ijazah Sarjana (S1) dan atau (D3);
(5) Pengurus Pusat bila dipandang perlu atas persetujuan Dewan Pertimbangan perlu dapat
mengangkat Direktur Eksekutif;
(6) Pembentukan Susunan Kepengurusan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah
Musyawarah Nasional yang diatur lebih lanjut di Anggaran Rumah Tangga.
(7) Masa bakti Pengurus Pusat adalah 4 (empat) tahun terhitung sejak disahkan oleh
Musyawarah Nasional.
(8) Selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa kepengurusan, Pengurus
Pusat membentuk Panitia Musyawarah Nasional.

Pasal 14

Pengurus Wilayah

(1) Pengurus Wilayah adalah pelaksana di tingkat provinsi dan luar negeri;
(2) Pengurus Wilayah dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih dalam Musyawarah
Wilayah;
(3) Pengurus Wilayah terdiri dari :
a. Ketua;
b. Wakil Ketua;
c. Sekretaris;
d. Wakil Sekretaris,
e. Bendahara;
f. Wakil Bendahara;
g. Bidang – bidang (minimal Bidang Pengabdian Masyarakat, Bidang Jejaring dan
Data base Alumni);
(4) Masa bakti Pengurus Wilayah adalah 4 (empat) tahun terhitung
mulai tanggal diterbitkannya Surat Keputusan oleh Pengurus Pusat.
(5) Pembentukan Susunan Kepengurusan Wilayah diatur lebih lanjut di Anggaran Rumah
Tangga.
(6) Selambat-lambat nya 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa kepengurusan, Pengurus
Wilayah membentuk Panitia Musyawarah Wilayah.

Pasal 15

Pengurus Cabang

(1) Pengurus Cabang adalah pelaksana di tingkat kabupaten/kota;


(2) Pengurus Cabang dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih dalam Musyawarah
Cabang;
(3) Pengurus Cabang terdiri dari :
a. Ketua;
b. Wakil Ketua:
c. Sekretaris;
d. Wakil Sekretaris;
e. Bendahara;
f. Wakil Bendahara;
g. Bidang – bidang (minimal Bidang Pengabdian Masyarakat, Bidang Jejaring dan
Data base Alumni);;
(4) Masa bakti Pengurus Cabang adalah 4 (empat) tahun terhitung mulai tanggal
diterbitkannya Surat Keputusan oleh Pengurus Pusat
(5) Pembentukan Susunan Kepengurusan Cabang diatur lebih lanjut di Anggaran Rumah
Tangga.
(6) Selambat-lambat nya 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa kepengurusan, Pengurus
Cabang membentuk Panitia Musyawarah Cabang.
Pasal 16

Pengurus Komisariat

(1) Pengurus Komisariat adalah pelaksana di Universitas Airlangga.


(2) Pengurus Komisariat terdiri atas :
a. Ketua;
b. Wakil Ketua;
c. Sekretaris;
d. Wakil Sekretaris;
e. Bendahara;
f. Wakil Bendahara
g. Bidang – bidang (minimal Bidang Pengabdian Masyarakat, Bidang Jejaring dan
Data base Alumni);
(3) Kriteria Ketua, Sekretaris dan Bendahara Pengurus Komisariat Fakultas adalah
alumnus yang memiliki Ijazah Sarjana (S1) dan atau Diploma 3 (D3) dari Universitas
Airlangga.
(4) Masa bakti Pengurus Komisariat adalah 4 (empat) tahun terhitung mulai tanggal
diterbitkannya Surat Keputusan oleh Pengurus Pusat.
(5) Pembentukan Susunan Kepengurusan Komisariat diatur lebih lanjut di Anggaran
Rumah Tangga.
(6) Selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa kepengurusan, Pengurus
Komisariat membentuk Panitia Musyawarah Komisariat.

BAB X
HAK, KEWAJIBAN, DAN WEWENANG DEWAN PERTIMBANGAN,
DEWAN PAKAR, DAN PENGURUS

Pasal 17

Dewan Pertimbangan mempunyai hak, kewajiban, dan wewenang;


a. Memberikan pertimbangan kepada pengurus;
b. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pengurus, terkait kebijakan;
c. Menerima pengurus untuk konsultatif.
d. Memberikan bantuan akses kepada pihak terkait;
e. Memberi bantuan referensi kepada pihak terkait yang dibutuhkan pengurus;
f. Meminta laporan dari pengurus baik berkala, maupun bilamana pada kondisi tertentu.
Pasal 18

Dewan Pakar mempunyai hak, kewajiban, dan wewenang;


a. Memberikan pertimbangan kepada pengurus;
b. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pengurus, terkait kebijakan;
c. Menerima pengurus untuk konsultatif.
d. Memberi bantuan referensi kepada pihak terkait yang dibutuhkan pengurus;

Pasal 19

Pengurus Pusat mempunyai hak, tugas dan wewenang :


a. Melaksanakan keputusan Musyawarah Nasional;
b. Melaksanakan AD/ART hasil Musyawarah Nasional, dan menetapkan peraturan
organisasi.
c. Mengkoordinasi, mengembangkan, dan kerjasama, serta konsolidasi dengan
organisasi hirarki alumni dan kelembagaan hukum lainnya.
d. Memberikan penghargaan kepada perorangan dan/atau lembaga yang dianggap
berjasa kepada IKA UNAIR.
e. Mengangkat Anggota Kehormatan dengan persetujuan Dewan Pertimbangan;
f. Mengangkat dan melantik Pengurus Wilayah, dan Pengurus Komisariat dengan surat
keputusan yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal,
berdasarkan Usulan Pengajuan Susunan Kepengurusan dari masing-masing;
g. Membina Pengurus Wilayah dan Pengurus Komisariat untuk selanjutnya diatur
kemudian dalam Anggaran Rumah Tangga.
h. Mengkoordinasi program kerja dengan Pengurus Wilayah, Pengurus Komisariat untuk
selanjutnya diatur kemudian dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 20

Pengurus Wilayah mempunyai hak, kewajiban dan wewenang :


a. Melaksanakan keputusan Musyawarah Nasional;
b. Melaksanakan keputusan Musyawarah Wilayah;
c. Merencanakan program kerja dan pengembangan yang berorientasi amal usaha untuk
kemanfaatan organisasi dan almamater.
d. Menyelenggarakan tugas sesuai tata kerja yang ditetapkan;
e. Menjalin dan mengembangkan kerja sama dengan pihak lain;
f. Menyelenggarakan usaha pengembangan organisasi dan almamater;
g. Melantik Pengurus Cabang dengan surat keputusan Pengurus Pusat, berdasarkan
Usulan Pengajuan Susunan Kepengurusan oleh Pengurus Cabang;
h. Mengkoordinasikan kegiatan Pengurus Wilayah dan/dengan Pengurus Cabang dan
lembaga lainnya.
Pasal 21

Pengurus Cabang mempunyai hak, kewajiban dan wewenang :


a. Melaksanakan keputusan Musyawarah Nasional dan Musyawarah Wilayah.
b. Melaksanakan keputusan Musyawarah Cabang;
c. Merencanakan program kerja dan pengembangan yang berorientasi amal usaha untuk
kemanfaatan organisasi dan almamater. dan menyelenggarakan tugas sesuai tata kerja
yang ditetapkan;
d. Menjalin dan mengembangkan kerja sama dengan pihak lain;
e. Mengkoordinasikan kegiatan Pengurus Cabang dengan lembaga lainnya.

Pasal 22

Pengurus Komisariat mempunyai hak, kewajiban dan wewenang.


a. Melaksanakan keputusan Musyawarah Nasional;
b. Melaksanakan keputusan Musyawarah Komisariat.
c. Merencanakan program kerja dan pengembangan yang berorientasi amal usaha untuk
kemanfaatan organisasi dan almamater
d. Menjalin dan mengembangkan kerja sama dengan pihak lain;
e. Mengkoordinasikan kegiatan Pengurus Komisariat dengan lembaga lainnya.

BAB XII
MUSYAWARAH NASIONAL, MUSYAWARAH WILAYAH, MUSYAWARAH
CABANG, DAN MUSYAWARAH KOMISARIAT

Pasal 22

(1) Pengambil keputusan IKA UNAIR terdiri atas;


a. Musyawarah Nasional;
b. Musyawarah Nasional Luar Biasa;
c. Rapat Kerja;
d. Rapat Pengurus:
Rapat Pengurus Harian dan Rapat Pleno
e. Musyawarah Wilayah/Cabang;
f. Musyawarah Komisariat
(2) Musyawarah Nasional dilaksanakan oleh Pengurus Pusat sekali dalam 4 (empat) tahun
menjelang berakhirnya masa bakti Pengurus Pusat
(3) Musyawarah Nasional mempunyai wewenang yaitu :
a. Memegang dan melaksanakan kedaulatan tertinggi;
b. Menyusun dan menetapkan AD dan ART;
c. Menetapkan Garis Besar Program Kerja;
d. Memilih dan menetapkan Ketua Umum Pengurus Pusat;
e. Memberikan penilaian terhadap pertanggungjawaban Pengurus Pusat;
(4) Musyawarah Nasional Luar Biasa adalah pertemuan pengambilan keputusan tertinggi
yang dapat diadakan sewaktu-waktu apabila dipandang penting, mendesak dan
dibutuhkan, yang selanjutnya akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga;
(5) Rapat Kerja adalah rapat yang dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu
tahun dan mempunyai wewenang untuk menyusun program satu tahun ke depan dan
mengevaluasi program kerja yang lalu;
(6) Rapat Pengurus Harian adalah rapat yang dihadiri oleh Pengurus Harian (Ketua
Umum, para ketua, Sekretaris Jenderal, para Sekretaris, Bendahara Umum dan para
Bendahara).
(7) Rapat Pleno adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh pengurus. Rapat Pleno dalam
hal-hal tertentu dapat diperluas yang selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
(8) Rapat Pengurus juga dapat diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah, Pengurus
Cabang dan Pengurus Komisariat selanjutnya akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

Pasal 23

(1) Peserta Musyawarah Nasional dan/atau Musyawarah Nasional Luar Biasa terdiri dari:
a. Utusan adalah peserta dari unsur Dewan Pertimbangan dan Pengurus dengan
surat mandat yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Pengurus,
selanjutnya akan diatur dalam ART
b. Peninjau adalah peserta yang diundang oleh panitia pelaksana Musyawarah
Nasional.
(2) Jumlah utusan sebagai peserta Musyawarah Nasional yaitu :
a. Dewan Pertimbangan 1 (satu) orang
b. Pengurus Pusat sebanyak 3 (tiga) orang
c. Pengurus Wilayah masing-masing sebanyak 3 (tiga) orang
d. Pengurus Cabang masing-masing sebanyak 3 (tiga) orang
e. Pengurus Komisariat masing-masing sebanyak 3 (tiga) orang
(3) Tata cara Musyawarah Nasional, Musyawarah Wilayah, Musyawarah Cabang, dan
Musyawarah Komisariat akan diatur lebih lanjut dalam ART.

Pasal 24

(1) Utusan berhak :


a. Memberikan suara
b. Mengajukan pertanyaan
c. Mengajukan usul atau perubahan
d. Menyampaikan pendapat secara lisan atau tertulis
(2) Peninjau berhak :
a. Mengajukan pertanyaan
b. Mengajukan usul atau perubahan
c. Menyampaikan pendapat secara lisan atau tertulis

Pasal 25

(1) Musyawarah Wilayah/Cabang adalah forum pengambilan keputusan tertinggi di


tingkat wilayah/cabang dan dilaksanakan sekali dalam 4 (empat) tahun oleh
pengurus wilayah/cabang.
(2) Musyawarah Wilayah/Cabang mempunyai wewenang:
a. Mengevaluasi laporan pertanggungjawaban Pengurus wilayah/cabang selama
satu periode
b. Menetapkan program kerja untuk satu periode mendatang
c. Memilih dan menetapkan pengurus wilayah/cabang
(3) Musyawarah Wilayah dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sesudah
Musyawarah Nasional.
(4) Musyawarah Cabang dilaksanakan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sesudah
Musyawarah Nasional

Pasal 26

(1) Musyawarah Komisariat adalah forum pengambilan keputusan tertinggi di tingkat


Komisariat dan dilaksanakan sekali dalam 4 (empat) tahun .
(2) Musyawarah komisariat mempunyai wewenang :
a. Mengevaluasi laporan pertanggungjawaban pengurus selama 1 (satu)
periode
b. Menetapkan program kerja untuk satu periode mendatang
c. Memilih dan menetapkan pengurus
(3) Musyawarah Komisariat dilaksanakan selambat- lambatnya 5 (lima) bulan sesudah
pelaksanaan Musyawarah Nasional.

BAB XIII
KUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 27

(1) Musyawarah Nasional, Musyawarah Nasional Luar Biasa, Rapat Kerja, Rapat
Pleno Pengurus Pusat, Rapat Pengurus Pusat, Musyawarah Wilayah/Cabang,
Musyawarah Komisariat, sebagaimana dimaksud dalam pasal 24, pasal 25 dan
pasal 26 ini dianggap sah (kuorum) apabila dihadiri sekurang-kurangnya setengah
ditambah satu dari jumlah peserta;
(2) Apabila kuorum tidak tercapai maka musyawarah seperti yang disebut dalam Pasal
27 ayat 1 ditunda selama 15 menit, dan apabila setelah 15 menit maka Musyawarah
dianggap sah untuk dilanjutkan.
(3) Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat;
(4) Pengambilan keputusan dilakukan melalui pemungutan suara apabila musyawarah
tidak mencapai mufakat;
(5) Ketentuan mengenai hak suara diatur dalam Anggaran Rumah Tangga;

BAB XIII
KEUANGAN DAN ASET ORGANISASI

Pasal 28

(1) Keuangan dan kekayaan IKA UNAIR berasal dari alumni, sumbangan serta sumber
dana lain yang diperoleh secara sah dan tidak mengikat;
a. Keuangan dan aset IKA UNAIR berasal dari alumni, sumbangan serta sumber
dana lain dari amal usaha yang diperoleh secara sah dan tidak mengikat;
b. Keuangan dan aset Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang,
Pengurus Komisariat dicatat dan dibukukan dalam laporan yang disusun
secara transparan dan akuntabel.
c. Laporan keuangan dilaporkan secara berkala bulanan dan tahunan untuk
tujuan organisasi, almamater dan/atau yang memiliki relevansi.
(2) Untuk entitas penerimaan dan pengeluaran kas, dan penambahan atas aset dan
pembiayaan yang menimbulkan unsur perpajakan wajib melaporkan ke PP IKA
UNAIR yang mengeluarkan penomoran dan penerbitan faktur pajak.
(3) Keuangan dan aset IKA UNAIR dipertanggungjawabkan dalam Musyawarah
Nasional; Musyawarah Wilayah, Musyawarah Cabang dan Musyawarah Komisariat
(4) Ketentuan lebih lanjut lain mengenai keuangan dan kekayaan IKA UA akan diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XIV
PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 29
(1) Pembubaran IKA UNAIR hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Nasional yang
khusus dilakukan untuk itu;
(2) Dalam hal IKA UNAIR dibubarkan, maka keuangan dan kekayaan IKA UNAIR
disumbangkan kepada Almamater;
(3) Ketentuan tentang pembubaran IKA UNAIR diatur dalam Aanggaran Rumah Tangga.

BAB XV
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 30

(1) Wilayah/Komisariat yang belum memiliki kepengurusan selanjutnya untuk kali


pertama ditetapkan oleh Pengurus Pusat.
(2) Cabang yang belum memiliki kepengurusan selanjutnya untuk kali pertama ditetapkan
oleh Pengurus Wilayah.
(3) Pengurus Wilayah, Cabang, Komisariat, wajib melaksanakan ketentuan dalam pasal
24 dan pasal 25, dalam Angaran Dasar ini yang selanjutnya akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
(4) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga dan/atau ditetapkan oleh Pengurus Pusat sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar;

BAB XVI
PENUTUP

Pasal 31

Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal. : 14 Juli 2021

TIM PENYELARAS ANGGARAN DASAR


IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN 2021

KETUA : Amang Rofi’i ..............................

SEKRETARIS : Noer Sidik ..............................


Narasumber : Suko Hardjono ..............................

M Budi Widajanto. .............................

ANGGOTA :

1. Akmal Budianto .............................

2. Teguh Adi Santosa ..............................

3. Deni SB Yuherawan ..............................

4. Machmud Suhermono ..............................

5. Nurendra B Prakoso ..............................

6. I Gusti N G Warsika ..............................

7. Ahmad Roid ..............................

8. Hafna ..............................

9. Edy Purwanto ..............................

10. Ezith Perdana Estafeta ..............................


ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tahun 2021

Lampiran I

1. Lambang dan Motto IKA UNAIR yang digambarkan sebagai berikut:

2. Bendera IKA UNAIR berwarna kuning biru kuning dengan proporsi yang
sama dan ditengahnya lambang IKA UNAIR yang digambarkan sebagai
berikut:
3. Lagu Hymne IKA UNAIR adalah seperti tertera di bawah ini:

ALUMNI UNIVERSITAS AIRLANGGA BERSATULAH

Tersebar di s’luruh
nusantara Mewangi bak
bunga m’lati Putra-putri
almamater Airlangga
Mengemban tugas suci

Dengan semangat ambeg


paramarta Dalam
pembangunan negara
Berkarya berdharma bhakti
Demi panggilan pertiwi

Hayo alumni
Airlangga Pancangkan
tonggak sejarah
Kembangkan sakti air
amrta Berjuang
pantang menyerah

Hayo alumni
Airlangga Galang
citra persatuan Hayo
alumni Airlangga
Bah’gia dalam
kedamaian

Lagu & syair:


Soepardi Kartohardjo
4. Lagu MARS IKA UNAIR adalah seperti tertera di bawah ini:

MARS IKA UNAIR

Kami pemuda dan pemudi


Warga negara Indonesia
Bersatu dalam IKA UNAIR, Almamater tercinta
Tua maupun muda
kami tak ada beda, tekad kami mulia

Tua maupun muda


Berkarya selamanya
Berkarya untuk bangsa

Ayo Warga IKA Airlangga


Ciptakan tekad mulia
Demi tercapainya
Demi terwujudnya
Airlangga berkibar tingkat dunia

Ayo Warga IKA Airlangga


Ciptakan tekad mulia
Demi tercapainya
Demi terwujudnya
Airlangga berkibar spanjang masa

Lagu/Syair Ciptaan Winaryo


Lampiran II

STRUKTUR ORGANISASI IKA UNAIR

Dewan
Dewan Pakar
Pertimbangan

Pengurus Wilayah Pengurus Komisariat

Pengurus Cabang

ALAT KELENGKAPAN FUNGSIONAL ORGANISASI


PENGURUS PUSAT IKA UNAIR

Ketua Umum
Ketua 1 Ketua 2 Ketua 3 Ketua
4 Ketua 5 Ketua 6 Ketua 7

Sekretaris Jenderal Bendahara Umum


Sekretaris 1 Bendahara 1
Sekretaris 2 Bendahara 2
Sekretaris 3 Bendahara 3
Sekretaris 4 Bendahara 4

Departemen Departemen Departemen Departemen Departemen Departemen Departemen


Lampiran III

STRUKTUR ORGANISASI PENGURUS WILAYAH

Pengurus Pusat IKA


Unair

Ketua, Wakil Ketua


Pengurus Wilayah

Sekretaris
Bendahara
Wakil Sekretaris

Bidang Bidang Bidang

ALAT KELENGKAPAN FUNGSIONAL ORGANISASI PENGURUS WILAYAH


DAN PENGURUS CABANG

Pengurus Pusat
IKA Unair

Pengurus
Wilayah

Ketua Cabang

Sekretaris Bendahara

Bidang Bidang Bidang


ALAT KELENGKAPAN FUNGSIONAL ORGANISASI
PENGURUS KOMISARIAT

Pengurus Pusat IKA


Unair

Ketua Komisariat
Wakil Ketua
Komisariat

Sekretaris Bendahara
Wakil Sekretaris Wakil Bendahara

Bidang Bidang Bidang


ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS AIRLANGGA
(IKA UNAIR)

BAB I
KEANGGOTAAN

Pasal 1

(1) Keanggotaan IKA UNAIR diperoleh setelah memenuhi persyaratan sebagaimana


diatur dalam Pasal 9 AD;
(2) Setiap Anggota memperoleh Kartu Anggota IKA UNAIR yang diterbitkan oleh
Pengurus Pusat.
(3) Syarat-syarat menjadi Anggota Kehormatan :
a. Tokoh masyarakat yang berjasa dalam pengembangan almamater;
b. Tokoh masyarakat yang berjasa dalam pengembangan IKA UNAIR;
c. Berkepribadian yang baik/tidak tercela.
d. Pengurus Cabang, Wilayah, Komisariat dan Pengurus Pusat dapat mengajukan
Anggota Kehormatan yang memenuhi persyaratan, sesuai ayat (3a) dan (3b).
e. Anggota Kehormatan akan dikukuhkan oleh Pengurus Pusat setelah mendapat
persetujuan dari Dewan Pertimbangan.

Pasal 2

(1) Apabila anggota pindah alamat, maka wajib memberitahu kepindahannya tersebut
kepada Pengurus Wilayah/ Cabang/ Komisariat tempat yang bersangkutan terdaftar
sebagai anggota;
(2) Pengurus Wilayah/ Cabang/ Komisariat yang terkait akan berkoordinasi untuk
mengadministrasi kepindahan anggota tersebut di alamat baru sesuai dengan
kebutuhan;
(3) Pengurus Wilayah/Cabang/ Komisariat segera memberitahu setiap kepindahan
anggotanya kepada Pengurus Pusat.

Pasal 3

Keanggotaan berakhir karena :


a. Meninggal dunia;
b. Terbukti secara sah dan legal melanggar Hukum yang berlaku di Indonesia;
c. Anggota luar biasa yang tidak memenuhi syarat;
d. Anggota kehormatan yang mengundurkan diri atau tidak memenuhi syarat
Anggota kehormatan yang mengundurkan diri.

BAB II
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA

Pasal 4

(1) Setiap anggota wajib :


a. Mentaati AD/ART serta Peraturan Pengurus Pusat/Wilayah/Cabang/Komisariat
masing-masing.
b. Berperan dan berpartisipasi aktif dalam aktivitas organisasi dan almamater;
c. Menjunjung tinggi marwah organisasi dan almamater;
d. Membayar iuran sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
e. Besarnya iuran dan tata cara pengelolaan akan diterbitkan peraturan organisasi;
(2) Setiap anggota berhak :
a. Setiap anggota memiliki hak dan/atau kesempatan menjadi pengurus Pusat,
Wilayah, Cabang dan Komisariat apabila memenuhi persyaratan.
b. Setiap anggota bisa merangkap jabatan menjadi pengurus di Pusat, Wilayah,
Cabang dan Komisariat kecuali untuk jabatan sebagai Ketua, Sekretaris,
Bendahara.
c. Mengemukakan pendapat, mengajukan saran dan kritik baik lisan maupun tertulis
cetak dan/atau elektronika terhadap organisasi, almamater dan umum sesuai etika
dan/dengan tidak melanggar tata peraturan perundangan yang berlaku.
d. Mengikuti semua kegiatan organisasi;
(3) Setiap anggota luar biasa dan anggota kehormatan berhak :
a. mengemukakan pendapat dan mengajukan saran;
b. mengikuti semua kegiatan organisasi;
(4) Hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban dan hak anggota akan diatur dalam
peraturan organisasi dan peraturan pelaksanaannya.

Pasal 5

Pengunduran diri sebagai anggota kehormatan dilakukan dengan pemberitahuan tertulis


kepada Pengurus Pusat. Selanjutnya Pengurus Pusat menginformasikan kepada Pengurus
Wilayah, Pengurus Cabang dan Pengurus Komisariat.
BAB III
PEMBENTUKAN PENGURUS WILAYAH, PENGURUS CABANG DAN
PENGURUS KOMISARIAT

Pasal 6

(1) Pengurus Cabang dibentuk di kabupaten/kota dengan jumlah anggota minimal 10


(sepuluh) orang.
(2) Apabila kurang dari jumlah sebagaimana pada ayat (1), maka dianjurkan untuk
bergabung dengan cabang yang terdekat;
(3) Dalam satu Kabupaten / satu Kota hanya terdapat satu Pengurus Cabang, pengecualian
untuk cabang yang sudah terbentuk dan kelangkaan anggota alumnus di dareah tertentu.
(4) Apabila diperlukan dapat dibentuk Pengurus Cabang persiapan paling lama 2 (dua)
tahun yang jumlah anggotanya minimal 3 orang sebagai Ketua, Sekretaris dan
Bendahara.
(5) Khusus Kota Surabaya tidak terdapat Pengurus Cabang.

Pasal 7

(1) Pengurus Wilayah dapat dibentuk dalam satu wilayah di provinsi oleh minimal 2
(dua) Cabang dalam provinsi tersebut;
(2) Pengurus Wilayah membentuk cabang di kabupaten /kota di wilayah masing-masing.
(3) Pengurus Wilayah melantik kepengurusan cabang dalam satu wilayah di provinsi
masing-masing, dengan Surat Keputusan yang di tandatangani Pengurus Wilayah dan
dihadiri Pengurus Pusat.
(4) Dalam satu wilayah provinsi hanya terdapat satu Pengurus Wilayah.

Pasal 8

(1) Pengurus Komisariat dibentuk oleh alumni Komisariat yang bersangkutan, dan
berkedudukan di Surabaya dan/dengan memiliki perwakilan di daerah tertentu.
(2) Pengurus Komisariat berkoordinasi dan konsolidasi dengan Pengurus Pusat sesuai
dengan bidang masing-masing dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan Pengurus Pusat.

BAB IV
MUSYAWARAH NASIONAL, MUSYAWARAH WILAYAH, MUSYAWARAH
CABANG, MUSYAWARAH KOMISARIAT DAN RAPAT PENGURUS

Pasal 9
(1) Pimpinan Musyawarah Nasional berjumlah 5 (lima) orang yang bersifat kolektif, yang
dipilih dari unsur :
a. 2 (dua) orang utusan Pengurus Pusat;
b. satu orang utusan Pengurus Wilayah;
c. satu orang utusan Pengurus Cabang;
d. satu orang utusan Pengurus Komisariat;
(2) Tugas dan wewenang Pimpinan Musyawarah Nasional yaitu:
a. Memimpin sidang-sidang Musyawarah Nasional;
b. menetapkan hasil-hasil kongres Musyawarah Nasional melalui Surat Keputusan
Pimpinan Musyawarah Nasional;
c. menjaga ketertiban dan kelancaran Musyawarah Nasional.

(3) Musyawarah Nasional dapat membentuk komisi-komisi berdasarkan kebutuhan;


(4) Musyawarah Nasional dipimpin oleh Pengurus Pusat yang bersifat sementara sampai
dengan terpilihnya Pimpinan Musyawarah Nasional;.

Pasal 10

Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan dengan ketentuan sebagai berikut :
(1) Apabila Pengurus Pusat dan/dengan Dewan Pertimbangan Pusat menganggap perlu
karena adanya masalah yang berkaitan dengan penggantian Ketua Umum dan
kepentingan nasional.
(2) Atas permintaan tertulis minimal atau sama dengan 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang , dan Pengurus Komisariat yang ditujukan
kepada Pengurus Pusat dengan menunjukkan substansi, bukti dan dasar hukum yang
cukup dan sah.
(3) Musyawarah Nasional luar biasa diadakan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak
permohonan itu diterima oleh Pengurus Pusat,
(4) Pengurus Pusat menetapkan tempat, waktu, dan panitia Musyawarah Nasional Luar
Biasa;
(5) Pengurus Pusat serta pengusul wajib mensosialisasikan agenda Musyawarah Nasional
Luar Biasa,
(6) Peserta dan Persyaratan Peserta Musyawarah Nasional Luar Biasa, sama dengan
Peserta dan Persyaratan Peserta Musyawarah Nasional;
(7) Musyawarah Nasional Luar Biasa sah jika dihadiri minimal 2/3 (dua per tiga) dari
jumlah Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, dan Pengurus Komisariat;

Pasal 11
(1) Jenis Rapat Pengurus Pusat terdiri dari :
a. Rapat Kerja;
b. Rapat Pleno;
c. Rapat Pengurus;
(2) Rapat Kerja Pengurus Pusat dihadiri oleh :
a. Dewan Pertimbangan;
b. Pengurus Pusat;
c. Ketua Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang;
d. Ketua Pengurus Komisariat ;
(3) Rapat Pleno Pengurus Pusat dihadiri oleh semua Anggota Pengurus Pusat;
(4) Rapat Pengurus Pusat dihadiri oleh Ketua Umum dan para Ketua, Sekretaris Jenderal
dan para Sekretaris, Bendahara Umum dan para Bendahara.

Pasal 12

(1) Musyawarah Wilayah dihadiri oleh utusan Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, utusan
Pengurus Cabang dan dapat dihadiri oleh pengurus cabang persiapan serta undangan.
(2) Utusan yang hadir yaitu, 1 (satu) orang Pengurus Pusat, satu orang Pengurus
Wilayah, 1 (satu) orang untuk masing-masing Pengurus Cabang,
(3) Untuk cabang persiapan dan undangan berdasarkan surat undangan panitia pelaksana
Musyawarah Wilayah, yang bertindak sebagai Peninjau.
(4) Pimpinan Musyawarah Wilayah sebanyak 3 (tiga) orang yang berasal dari satu orang
utusan pengurus wilayah dan 2 (dua) orang utusan pengurus cabang yang hadir;
(5) Musyawarah Wilayah dipimpin oleh Pengurus Wilayah yang bersifat sementara
sampai dengan terpilihnya Pimpinan Musyawarah Wilayah.
(6) Apabila Pengurus Wilayah tidak dapat menyelenggarakan Musyawarah Wilayah,
maka Pengurus Pusat akan mengambil alih.

Pasal 13

(1) Musyawarah Cabang dihadiri dihadiri oleh utusan Pengurus Wilayah, anggota cabang
yang bersangkutan, dan undangan;
(2) Pimpinan Musyawarah Cabang sebanyak 3 (tiga) orang berasal dari 1 (satu) utusan
Pengurus Wilayah dan 2 (dua) anggota cabang yang hadir;
(3) Musyawarah dipimpin oleh Pengurus Cabang yang bersifat sementara, sampai dengan
terpilihnya Pimpinan Musyawarah Cabang.
(4) Apabila Pengurus Cabang tidak dapat menyelenggarakan Musyawarah Cabang, maka
Pengurus Wilayah akan mengambil alih.

Pasal 14
(1) Musyawarah Komisariat dihadiri oleh utusan Pengurusan Pusat, anggota Komisariat
yang bersangkutan dan undangan ;
(2) Pimpinan Musyawarah Komisariat sebanyak 3 (tiga) orang yang berasal dari anggota
Komisariat yang bersangkutan.
Pasal 15

Tugas dan wewenang Pimpinan Musyawarah Wilayah, Musyawarah Cabang, dan


Musyawarah Komisariat yaitu:
a. Memimpin jalannya Musyawarah;
b. Memutuskan hasil Musyawarah;
c. Menjaga ketertiban demi kelancaran Musyawarah.

Pasal 16

(1) Rapat Wilayah terdiri dari :


a. Rapat Kerja;
b. Rapat Pengurus Harian dan
c. Rapat Pleno
d. Rapat Gabungan
(2) Rapat Kerja Wilayah dihadiri oleh Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus
Cabang, dan dapat dihadiri Pengurus Cabang Persiapan;
(3) Rapat Pengurus Harian adalah, rapat yang dihadiri oleh pengurus harian
(4) Rapat Pleno adalah rapat yang dihadiri oleh semua pengurus wilayah.
(5) Rapat Gabungan adalah rapat yang dihadiri oleh semua pengurus wilayah dan utusan
pengurus cabang.

Pasal 17

(1) Rapat Cabang terdiri dari


a. Rapat Kerja;
b. Rapat Pengurus Harian;
c. Rapat Pleno
(2) Rapat Kerja Cabang dihadiri oleh Utusan Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang;
(3) Rapat Pengurus Harian adalah, rapat yang dihadiri oleh pengurus harian
(4) Rapat Pleno adalah rapat yang dihadiri oleh semua pengurus cabang

Pasal 18
(1) Rapat Komisariat terdiri dari
a. Rapat Kerja;
b. Rapat Pengurus Harian
c. Rapat Pleno
(2) Rapat Kerja Komisariat dihadiri oleh utusan Pengurus Pusat dan Pengurus
Komisariat.
(3) Rapat Pengurus Harian adalah, rapat yang dihadiri oleh Pengurus Harian.
(4) Rapat Pleno adalah rapat yang dihadiri oleh semua Pengurus Komisariat.

BAB V
PEMILIHAN PENGURUS

Pasal 19

Pemilihan Pengurus Pusat:


a. Pemilihan Pengurus dilaksanakan dalam Musyawarah Nasional pada akhir masa bakti
Pengurus;
b. Pemilihan Pengurus dilaksanakan setelah Pengurus dinyatakan Demisioner;
c. Pengurus dinyatakan Demisioner setelah Laporan pertanggungjawabannya diterima
Musyawarah Nasional;
d. Pemilihan Pengurus dilaksanakan dengan cara memilih calon Ketua Umum oleh
utusan Musyawarah Nasional, secara musyawarah untuk mufakat;
e. Apabila musyawarah mufakat tidak didapat, maka calon Ketua Umum dapat
ditentukan dengan suara terbanyak oleh para utusan sesuai hak suara yang dimiliki.
f. Calon Ketua Umum wajib menyatakan kesediaannya menjadi ketua umum secara
tertulis dan bermaterai cukup;
g. Calon Ketua Umum diusulkan oleh Wilayah/Cabang/Komisariat atau mencalonkan
diri yang didukung oleh minimal 10 (sepuluh) delegasi Musyawarah Nasional;
h. Calon Ketua Umum yang mendapat suara terbanyak ditetapkan menjadi Ketua
Umum, sekaligus sebagai Ketua Formatur, yang mendapat mandat untuk menyusun
kepengurusan bersama 4 (empat) anggota formatur yang ditunjuk oleh ketua umum
terpilih;

Pasal 20
Kriteria calon ketua umum:
a. Berijazah Sarjana (S1) dan/atau berijazah Diploma (D3) Universitas Airlangga;
b. Usia minimal 35 tahun;
c. Warga Negara Indonesia;
d. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia;
e. Sehat mental, jasmani dan rohani;
f. Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap;
g. Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;
h. Memiliki pengalaman dalam berorganisasi, di kepengurusan IKA UA.
i. Mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur, dan adil;
j. Mempunyai komitmen yang kuat untuk memajukan IKA UA dan almamater.

Pasal 21

Pemilihan Pengurus Wilayah :


a. Pemilihan Pengurus dilaksanakan dalam Musyawarah Wilayah pada akhir masa
bakti Pengurus;
b. Pemilihan Pengurus dilaksanakan setelah Pengurus dinyatakan demisioner
c. Pengurus dinyatakan demisioner setelah Laporan pertanggungjawabannya
diterima Musyawarah Wilayah;
d. Pemilihan Pengurus dilaksanakan dengan cara memilih calon Ketua oleh utusan
Musyawarah;
e. Calon Ketua wajib menyatakan kesediaannya menjadi ketua secara tertulis dan
bermaterai cukup;
f. Calon Ketua diusulkan oleh Cabang atau mencalonkan diri yang didukung oleh
minimal 5 (lima) utusan Musyawarah.
g. Calon ketua yang mendapatkan suara terbanyak ditetapkan sebagai Ketua;
h. Calon Ketua yang mendapat suara terbanyak ditetapkan menjadi Ketua sekaligus
sebagai Ketua Formatur, yang mendapat mandat untuk menyusun kepengurusan
bersama 2 (dua) anggota formatur yang ditunjuk oleh ketua terpilih.
i.

Pasal 22

Pemilihan Pengurus Cabang :


a. Pemilihan Pengurus dilaksanakan dalam Musyawarah Cabang pada akhir masa
bakti Pengurus;
b. Pemilihan Pengurus dilaksanakan setelah Pengurus dinyatakan demisioner
c. Pengurus dinyatakan demisioner setelah Laporan pertanggungjawabannya
diterima Musyawarah Cabang;
d. Pemilihan Pengurus dilaksanakan dengan cara memilih calon Ketua oleh utusan
Musyawarah Cabang secara musyawarah untuk mufakat;
e. Apabila musyawarah mufakat tidak dicapai, maka calon Ketua dapat ditentukan
dengan suara terbanyak oleh para utusan sesuai hak suara yang dimiliki.
f. Calon Ketua wajib menyatakan kesediaannya menjadi ketua secara tertulis dan
bermaterai cukup;
g. Calon Ketua diusulkan oleh peserta Musyawarah atau mencalonkan diri yang
didukung oleh minimal 3 (tiga) peserta.
h. Calon ketua yang mendapatkan suara terbanyak ditetapkan sebagai ketua;
i. Calon Ketua yang mendapat suara terbanyak ditetapkan menjadi Ketua sekaligus
sebagai Ketua Formatur, yang mendapat mandat untuk menyusun kepengurusan
bersama 2 (dua) anggota formatur yang ditunjuk oleh ketua terpilih.

Pasal 23

Pemilihan Pengurus Komisariat :


a. Pemilihan Pengurus dilaksanakan dalam Musyawarah Komisariat pada akhir masa
bakti Pengurus;
b. Pemilihan Pengurus dilaksanakan setelah Pengurus dinyatakan demisioner
c. Pengurus dinyatakan demisioner setelah Laporan pertanggungjawabannya diterima
Musyawarah Komisariat;
d. Pemilihan Pengurus dilaksanakan dengan cara memilih calon Ketua oleh peserta
Musyawarah Komisariat;
e. Pemilihan Pengurus dilaksanakan dengan cara memilih calon Ketua oleh peserta
Musyawarah Komisariat secara musyawarah untuk mufakat;
f. Apabila musyawarah mufakat tidak didapat, maka calon Ketua dapat ditentukan
dengan suara terbanyak oleh peserta Musyawarah Komisariat.
g. Calon Ketua wajib menyatakan kesediaannya menjadi Ketua secara tertulis dan
bermaterai cukup;
h. Calon Ketua diusulkan oleh peserta Musyawarah Komisariat
i. Calon ketua yang mendapatkan suara terbanyak ditetapkan sebagai ketua;
j. Calon Ketua yang mendapat suara terbanyak ditetapkan menjadi Ketua sekaligus
sebagai Ketua Formatur, yang mendapat mandat untuk menyusun kepengurusan
bersama 2 (dua) anggota formatur yang ditunjuk oleh ketua terpilih.

BAB VI
HAK SUARA DAN HAK BICARA DALAM MUSYAWARAH NASIONAL, MUSYAWARAH
WILAYAH, MUSYAWARAH CABANG DAN MUSYAWARAH KOMISARIAT

Pasal 24

(1) Di dalam Musyawarah Nasional, hak suara diatur sebagai berikut :


a. Dewan Pertimbangan mempunyai satu suara;
b. Pengurus Pusat mempunyai 3 (tiga) suara;
c. Pengurus Komisariat masing-masing mempunyai 3 (tiga) suara;
d. Pengurus Wilayah mempunyai masing-masing 3 (tiga) suara;
e. Pengurus Cabang mempunyai masing-masing 3 (tiga) suara;
(2) Di dalam Musyawarah Wilayah, hak suara diatur sebagai berikut :
a. Pengurus Pusat mempunyai satu suara;
b. Pengurus Wilayah mempunyai satu suara;
c. Pengurus Cabang masing-masing mempunyai 3 (tiga) suara;
(3) Di dalam Musyawarah Cabang, hak suara diatur sebagai berikut :
a. Pengurus Wilayah mempunyai satu suara,
b. Pengurus Cabang mempunyai satu suara;
c. Masing-masing anggota Cabang yang hadir mempunyai satu suara;
(4) Di dalam Rapat Anggota Komisariat hak suara diatur sebagai berikut :
a. Pengurus Pusat mempunyai satu suara;
b. Pengurus Komisariat mempunyai satu suara;
c. Masing-masing anggota Komisariat yang hadir mempunyai satu suara.
(5) Prinsip One man one vote dalam Musyawarah Nasional dapat dilakukan dalam proses
pemilihan Ketua Umum dengan pertimbangan apabila infrastruktur baik teknologi,
basis data maupun perangkat sosial lainnya telah memadai dan memungkinkan untuk
dilaksanakan.

BAB VII
SUMBER KEUANGAN DAN ASET ORGANISASI

Pasal 25

(1) Pengurus Pusat menggalang dana dan mengelola sumbangan anggota;


(2) Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang dan Pengurus Komisariat
melakukan amal usaha dengan cara:
a. mengumpulkan dan mengelola iuran anggota, yang dikelola secara proporsional
dengan besaran yang disepakti bersama, dan dituangkan dalam Peraturan
Organisasi.
b. mengumpulkan dan mengelola sumbangan sukarela (baik berupa kas maupun
setara kas, serta aset lainnya) yang dicatat secara akuntabel.
c. menerima bantuan dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota sesuai
dengan tata perundangan keormasan yang berlaku.
d. menerima imbalan kerja atas dasar kontrak dari/dengan pihak lainnya atas jasa
sesuai yang diperjanjikan secara transparan dan akuntabel.
(3) Pemungutan uang sumbangan dan iuran anggota terkait dengan besaran dan
tata cara pemungutannya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi;
(4) Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, dan Pengurus Komisariat wajib menyerahkan
perolehan selain dari iuran kepada Pengurus Pusat yang besarannya diatur dalam
Peraturan Organisasi.
(5) Penggalangan sumber dana melalui amal usaha, sebagai tersebut di pasal 25 ayat 1,
sifatnya tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan AD/ART serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 26

Hal-hal yang berkaitan dengan pemasukan dan pengeluaran keuangan organisasi wajib
dipertanggungjawabkan sesuai dengan Peraturan Organisasi yang berlaku.

BAB VIII
PENUTUP

Pasal 27

Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : 14 Juli 2021

TIM PENYELARAS
ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN 2021

KETUA : Amang Rofi’i ..............................

SEKRETARIS : Noer Sidik ..............................

NARASUMBER : Suko Hardjono .............................

M. Budi Widajanto. .............................

ANGGOTA :

1. Akmal Budianto .............................


2. Teguh Adi Santosa ..............................

3. Deni SB Yuherawan ..............................

4. Machmud Suhermono ..............................

5. Nurendra B Prakoso .............................

6. I Gusti N G Warsika ..............................

7. Ahmad Roid ..............................

8. Hafna ..............................

9. Edy Purwanto ..............................

10. Ezith Perdana Estafeta ..............................

Anda mungkin juga menyukai