TAHUN 2021
PEMBUKAAN
Bahwa, Universitas Airlangga sebagai suatu institusi Pendidikan tinggi yang megah bertahta
di timur Jawa Dwipa, telah tidak henti-hentinya menempa para mahasiswanya dalam berbagai
bidang keilmuan serta dilandasi dengan semangat pengabdian dan etika yang luhur.
Demikianlah maka akan tercetak para sarjana yang bukan hanya memiliki keilmuan yang
mumpuni, namun juga menjiwai nilai-nilai “Excellence with Morality”, keunggulan yang
mengedepankan moralitas.
Keunggulan yang mengedepankan etika dan moralitas ini tentu tidak hanya diajarkan untuk
sekedar diketahui, namun tentunya perlu diterapkan dan diamalkan di masyarakat, ketika para
peserta didik telah selesai menjalani pendidikan, dan melakukan pengabdian di bidangnya
masing-masing.
Dengan niat yang tulus untuk berdarma bakti bagi almamater, masyarakat, bangsa dan negara,
maka para alumnus hasil tempaan almamater Universitas Airlangga, sebagai insan
cendekiawan yang merupakan salah satu pilar penting bagi bangsa dan negara Indonesia,
bersepakat menyatukan diri dan membentuk suatu wadah organisasi Ikatan Alumni
Universitas Airlangga, yang disingkat sebagai IKA UNAIR.
Guna menyelaraskan derap langkah pengabdiannya agar sistematis, terstruktur serta terarah,
dijiwai dengan keunggulan yang mengedepankan etika dan moralitas, dirasa perlu untuk
menyusun dengan seksama suatu pedoman untuk maksud tersebut.
Maka dengan rahmat serta ridho Allah Yang Maha Kuasa, disusunlah Anggaran Dasar
organisasi sebagai berikut :
ANGGARAN DASAR
IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
AZAS, CIRI, DAN SIFAT
Pasal 2
BAB III
TUJUAN, FUNGSI, DAN RUANG LINGKUP
Pasal 3
BAB IV
PENDIRIAN
Pasal 5
(1) IKA Airlangga yang sekarang menjadi IKA UNAIR didirikan di Surabaya pada tanggal
11 November 1972 untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya;
(2) IKA UNAIR sesuai pasal 6 selanjutnya dalam AD/ART merupakan organisasi
perkumpulan yang Berbadan Hukum, yang untuk selanjutnya akan diaktakan Notaris
dengan kelengkapan pemenuhan persyaratan seperti program kerja; sumber pendanaan;
surat keterangan domisili; NPWP dan surat keterangan pengurus pusat (Ketua, Sekretaris
dan Bendahara) tidak sedang dalam sengketa kepengurusan, untuk selanjutnya
pengesahan akan didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
(3) IKA UNAIR dan Komisariat berkedudukan sama dengan tempat kedudukan Universitas
Airlangga, dengan tidak menutup kemungkinan membuka perwakilan wilayah dan
cabang atau di tempat lain.
(4) Pembentukan Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, Pengurus Komisariat, diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
BAB V
LAMBANG, MOTTO, BENDERA, DAN LAGU
Pasal 6
BAB VI
KEGIATAN
Pasal 7
Untuk mencapai tujuan, IKA UNAIR melaksanakan segala kegiatan yang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang meliputi :
a. Menghimpun alumnus Universitas Airlangga dalam wadah IKA UNAIR;
b. Mewajibkan setiap alumnus menjunjung tinggi kehormatan dan martabat almamater;
c. Menyelenggarakan kegiatan yang menunjang keperluan alumnus, mahasiswa, dan
almamater Universitas Airlangga;
d. Membantu almamater guna mengembangkan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat;
e. Membantu alumni mengembangkan komunitas, amal usaha, dan pengabdian kepada
masyarakat;
f. Mengadakan hubungan kerjasama dengan organisasi lain termasuk instansi / lembaga
yang ada di dalam dan/atau luar negeri serta mengupayakan kegiatan lain yang
bermanfaat dan tidak bertentangan dengan azas dan tujuan organisasi serta ketentuan
peraturan perundangan-undangan.
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 8
BAB VIII
SUSUNAN DAN TATA HUBUNGAN ORGANISASI
Pasal 9
BAB IX
KEPENGURUSAN
Pasal 10
Pasal 11
(1) Dewan Pertimbangan adalah alumnus yang ditetapkan oleh Ketua Umum terpilih
bersama formatur;
(2) Dewan Pertimbangan berjumlah minimal 5 (lima) orang;
(3) Masa bakti Dewan Pertimbangan mengikuti masa bakti Pengurus Pusat.
Pasal 12
Dewan Pakar
(1) Dewan pakar terdiri dari Ketua, Sekretaris dan para anggota
(2) Dewan pakar beranggotakan para ahli yang memiliki kepakaran di bidangnya
(3) Anggota dewan pakar dipilih oleh pengurus pusat
Pasal 13
Pengurus Pusat
(1) Pengurus Pusat adalah pelaksana tertinggi di tingkat pusat yang bertanggung jawab
kepada Musyawarah Nasional;
(2) Pengurus Pusat dipimpin oleh seorang Ketua Umum yang dipilih dan disahkan oleh
Musyawarah Nasional;
(3) Pengurus Pusat terdiri dari:
a. Ketua Umum;
b. Ketua - ketua;
c. Sekretaris Jenderal;
d. Sekretaris - sekretaris;
e. Bendahara Umum;
f. Bendahara - bendahara;
g. Departemen - departemen ;
(4) Kriteria Ketua Umum, Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum untuk Pengurus
Pusat adalah alumnus yg memiliki Ijazah Sarjana (S1) dan atau (D3);
(5) Pengurus Pusat bila dipandang perlu atas persetujuan Dewan Pertimbangan perlu dapat
mengangkat Direktur Eksekutif;
(6) Pembentukan Susunan Kepengurusan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah
Musyawarah Nasional yang diatur lebih lanjut di Anggaran Rumah Tangga.
(7) Masa bakti Pengurus Pusat adalah 4 (empat) tahun terhitung sejak disahkan oleh
Musyawarah Nasional.
(8) Selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa kepengurusan, Pengurus
Pusat membentuk Panitia Musyawarah Nasional.
Pasal 14
Pengurus Wilayah
(1) Pengurus Wilayah adalah pelaksana di tingkat provinsi dan luar negeri;
(2) Pengurus Wilayah dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih dalam Musyawarah
Wilayah;
(3) Pengurus Wilayah terdiri dari :
a. Ketua;
b. Wakil Ketua;
c. Sekretaris;
d. Wakil Sekretaris,
e. Bendahara;
f. Wakil Bendahara;
g. Bidang – bidang (minimal Bidang Pengabdian Masyarakat, Bidang Jejaring dan
Data base Alumni);
(4) Masa bakti Pengurus Wilayah adalah 4 (empat) tahun terhitung
mulai tanggal diterbitkannya Surat Keputusan oleh Pengurus Pusat.
(5) Pembentukan Susunan Kepengurusan Wilayah diatur lebih lanjut di Anggaran Rumah
Tangga.
(6) Selambat-lambat nya 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa kepengurusan, Pengurus
Wilayah membentuk Panitia Musyawarah Wilayah.
Pasal 15
Pengurus Cabang
Pengurus Komisariat
BAB X
HAK, KEWAJIBAN, DAN WEWENANG DEWAN PERTIMBANGAN,
DEWAN PAKAR, DAN PENGURUS
Pasal 17
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 22
BAB XII
MUSYAWARAH NASIONAL, MUSYAWARAH WILAYAH, MUSYAWARAH
CABANG, DAN MUSYAWARAH KOMISARIAT
Pasal 22
Pasal 23
(1) Peserta Musyawarah Nasional dan/atau Musyawarah Nasional Luar Biasa terdiri dari:
a. Utusan adalah peserta dari unsur Dewan Pertimbangan dan Pengurus dengan
surat mandat yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Pengurus,
selanjutnya akan diatur dalam ART
b. Peninjau adalah peserta yang diundang oleh panitia pelaksana Musyawarah
Nasional.
(2) Jumlah utusan sebagai peserta Musyawarah Nasional yaitu :
a. Dewan Pertimbangan 1 (satu) orang
b. Pengurus Pusat sebanyak 3 (tiga) orang
c. Pengurus Wilayah masing-masing sebanyak 3 (tiga) orang
d. Pengurus Cabang masing-masing sebanyak 3 (tiga) orang
e. Pengurus Komisariat masing-masing sebanyak 3 (tiga) orang
(3) Tata cara Musyawarah Nasional, Musyawarah Wilayah, Musyawarah Cabang, dan
Musyawarah Komisariat akan diatur lebih lanjut dalam ART.
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
BAB XIII
KUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 27
(1) Musyawarah Nasional, Musyawarah Nasional Luar Biasa, Rapat Kerja, Rapat
Pleno Pengurus Pusat, Rapat Pengurus Pusat, Musyawarah Wilayah/Cabang,
Musyawarah Komisariat, sebagaimana dimaksud dalam pasal 24, pasal 25 dan
pasal 26 ini dianggap sah (kuorum) apabila dihadiri sekurang-kurangnya setengah
ditambah satu dari jumlah peserta;
(2) Apabila kuorum tidak tercapai maka musyawarah seperti yang disebut dalam Pasal
27 ayat 1 ditunda selama 15 menit, dan apabila setelah 15 menit maka Musyawarah
dianggap sah untuk dilanjutkan.
(3) Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat;
(4) Pengambilan keputusan dilakukan melalui pemungutan suara apabila musyawarah
tidak mencapai mufakat;
(5) Ketentuan mengenai hak suara diatur dalam Anggaran Rumah Tangga;
BAB XIII
KEUANGAN DAN ASET ORGANISASI
Pasal 28
(1) Keuangan dan kekayaan IKA UNAIR berasal dari alumni, sumbangan serta sumber
dana lain yang diperoleh secara sah dan tidak mengikat;
a. Keuangan dan aset IKA UNAIR berasal dari alumni, sumbangan serta sumber
dana lain dari amal usaha yang diperoleh secara sah dan tidak mengikat;
b. Keuangan dan aset Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang,
Pengurus Komisariat dicatat dan dibukukan dalam laporan yang disusun
secara transparan dan akuntabel.
c. Laporan keuangan dilaporkan secara berkala bulanan dan tahunan untuk
tujuan organisasi, almamater dan/atau yang memiliki relevansi.
(2) Untuk entitas penerimaan dan pengeluaran kas, dan penambahan atas aset dan
pembiayaan yang menimbulkan unsur perpajakan wajib melaporkan ke PP IKA
UNAIR yang mengeluarkan penomoran dan penerbitan faktur pajak.
(3) Keuangan dan aset IKA UNAIR dipertanggungjawabkan dalam Musyawarah
Nasional; Musyawarah Wilayah, Musyawarah Cabang dan Musyawarah Komisariat
(4) Ketentuan lebih lanjut lain mengenai keuangan dan kekayaan IKA UA akan diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB XIV
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 29
(1) Pembubaran IKA UNAIR hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Nasional yang
khusus dilakukan untuk itu;
(2) Dalam hal IKA UNAIR dibubarkan, maka keuangan dan kekayaan IKA UNAIR
disumbangkan kepada Almamater;
(3) Ketentuan tentang pembubaran IKA UNAIR diatur dalam Aanggaran Rumah Tangga.
BAB XV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 30
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 31
Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal. : 14 Juli 2021
ANGGOTA :
8. Hafna ..............................
Tahun 2021
Lampiran I
2. Bendera IKA UNAIR berwarna kuning biru kuning dengan proporsi yang
sama dan ditengahnya lambang IKA UNAIR yang digambarkan sebagai
berikut:
3. Lagu Hymne IKA UNAIR adalah seperti tertera di bawah ini:
Tersebar di s’luruh
nusantara Mewangi bak
bunga m’lati Putra-putri
almamater Airlangga
Mengemban tugas suci
Hayo alumni
Airlangga Pancangkan
tonggak sejarah
Kembangkan sakti air
amrta Berjuang
pantang menyerah
Hayo alumni
Airlangga Galang
citra persatuan Hayo
alumni Airlangga
Bah’gia dalam
kedamaian
Dewan
Dewan Pakar
Pertimbangan
Pengurus Cabang
Ketua Umum
Ketua 1 Ketua 2 Ketua 3 Ketua
4 Ketua 5 Ketua 6 Ketua 7
Sekretaris
Bendahara
Wakil Sekretaris
Pengurus Pusat
IKA Unair
Pengurus
Wilayah
Ketua Cabang
Sekretaris Bendahara
Ketua Komisariat
Wakil Ketua
Komisariat
Sekretaris Bendahara
Wakil Sekretaris Wakil Bendahara
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Pasal 2
(1) Apabila anggota pindah alamat, maka wajib memberitahu kepindahannya tersebut
kepada Pengurus Wilayah/ Cabang/ Komisariat tempat yang bersangkutan terdaftar
sebagai anggota;
(2) Pengurus Wilayah/ Cabang/ Komisariat yang terkait akan berkoordinasi untuk
mengadministrasi kepindahan anggota tersebut di alamat baru sesuai dengan
kebutuhan;
(3) Pengurus Wilayah/Cabang/ Komisariat segera memberitahu setiap kepindahan
anggotanya kepada Pengurus Pusat.
Pasal 3
BAB II
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
(1) Pengurus Wilayah dapat dibentuk dalam satu wilayah di provinsi oleh minimal 2
(dua) Cabang dalam provinsi tersebut;
(2) Pengurus Wilayah membentuk cabang di kabupaten /kota di wilayah masing-masing.
(3) Pengurus Wilayah melantik kepengurusan cabang dalam satu wilayah di provinsi
masing-masing, dengan Surat Keputusan yang di tandatangani Pengurus Wilayah dan
dihadiri Pengurus Pusat.
(4) Dalam satu wilayah provinsi hanya terdapat satu Pengurus Wilayah.
Pasal 8
(1) Pengurus Komisariat dibentuk oleh alumni Komisariat yang bersangkutan, dan
berkedudukan di Surabaya dan/dengan memiliki perwakilan di daerah tertentu.
(2) Pengurus Komisariat berkoordinasi dan konsolidasi dengan Pengurus Pusat sesuai
dengan bidang masing-masing dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan Pengurus Pusat.
BAB IV
MUSYAWARAH NASIONAL, MUSYAWARAH WILAYAH, MUSYAWARAH
CABANG, MUSYAWARAH KOMISARIAT DAN RAPAT PENGURUS
Pasal 9
(1) Pimpinan Musyawarah Nasional berjumlah 5 (lima) orang yang bersifat kolektif, yang
dipilih dari unsur :
a. 2 (dua) orang utusan Pengurus Pusat;
b. satu orang utusan Pengurus Wilayah;
c. satu orang utusan Pengurus Cabang;
d. satu orang utusan Pengurus Komisariat;
(2) Tugas dan wewenang Pimpinan Musyawarah Nasional yaitu:
a. Memimpin sidang-sidang Musyawarah Nasional;
b. menetapkan hasil-hasil kongres Musyawarah Nasional melalui Surat Keputusan
Pimpinan Musyawarah Nasional;
c. menjaga ketertiban dan kelancaran Musyawarah Nasional.
Pasal 10
Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan dengan ketentuan sebagai berikut :
(1) Apabila Pengurus Pusat dan/dengan Dewan Pertimbangan Pusat menganggap perlu
karena adanya masalah yang berkaitan dengan penggantian Ketua Umum dan
kepentingan nasional.
(2) Atas permintaan tertulis minimal atau sama dengan 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang , dan Pengurus Komisariat yang ditujukan
kepada Pengurus Pusat dengan menunjukkan substansi, bukti dan dasar hukum yang
cukup dan sah.
(3) Musyawarah Nasional luar biasa diadakan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak
permohonan itu diterima oleh Pengurus Pusat,
(4) Pengurus Pusat menetapkan tempat, waktu, dan panitia Musyawarah Nasional Luar
Biasa;
(5) Pengurus Pusat serta pengusul wajib mensosialisasikan agenda Musyawarah Nasional
Luar Biasa,
(6) Peserta dan Persyaratan Peserta Musyawarah Nasional Luar Biasa, sama dengan
Peserta dan Persyaratan Peserta Musyawarah Nasional;
(7) Musyawarah Nasional Luar Biasa sah jika dihadiri minimal 2/3 (dua per tiga) dari
jumlah Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, dan Pengurus Komisariat;
Pasal 11
(1) Jenis Rapat Pengurus Pusat terdiri dari :
a. Rapat Kerja;
b. Rapat Pleno;
c. Rapat Pengurus;
(2) Rapat Kerja Pengurus Pusat dihadiri oleh :
a. Dewan Pertimbangan;
b. Pengurus Pusat;
c. Ketua Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang;
d. Ketua Pengurus Komisariat ;
(3) Rapat Pleno Pengurus Pusat dihadiri oleh semua Anggota Pengurus Pusat;
(4) Rapat Pengurus Pusat dihadiri oleh Ketua Umum dan para Ketua, Sekretaris Jenderal
dan para Sekretaris, Bendahara Umum dan para Bendahara.
Pasal 12
(1) Musyawarah Wilayah dihadiri oleh utusan Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, utusan
Pengurus Cabang dan dapat dihadiri oleh pengurus cabang persiapan serta undangan.
(2) Utusan yang hadir yaitu, 1 (satu) orang Pengurus Pusat, satu orang Pengurus
Wilayah, 1 (satu) orang untuk masing-masing Pengurus Cabang,
(3) Untuk cabang persiapan dan undangan berdasarkan surat undangan panitia pelaksana
Musyawarah Wilayah, yang bertindak sebagai Peninjau.
(4) Pimpinan Musyawarah Wilayah sebanyak 3 (tiga) orang yang berasal dari satu orang
utusan pengurus wilayah dan 2 (dua) orang utusan pengurus cabang yang hadir;
(5) Musyawarah Wilayah dipimpin oleh Pengurus Wilayah yang bersifat sementara
sampai dengan terpilihnya Pimpinan Musyawarah Wilayah.
(6) Apabila Pengurus Wilayah tidak dapat menyelenggarakan Musyawarah Wilayah,
maka Pengurus Pusat akan mengambil alih.
Pasal 13
(1) Musyawarah Cabang dihadiri dihadiri oleh utusan Pengurus Wilayah, anggota cabang
yang bersangkutan, dan undangan;
(2) Pimpinan Musyawarah Cabang sebanyak 3 (tiga) orang berasal dari 1 (satu) utusan
Pengurus Wilayah dan 2 (dua) anggota cabang yang hadir;
(3) Musyawarah dipimpin oleh Pengurus Cabang yang bersifat sementara, sampai dengan
terpilihnya Pimpinan Musyawarah Cabang.
(4) Apabila Pengurus Cabang tidak dapat menyelenggarakan Musyawarah Cabang, maka
Pengurus Wilayah akan mengambil alih.
Pasal 14
(1) Musyawarah Komisariat dihadiri oleh utusan Pengurusan Pusat, anggota Komisariat
yang bersangkutan dan undangan ;
(2) Pimpinan Musyawarah Komisariat sebanyak 3 (tiga) orang yang berasal dari anggota
Komisariat yang bersangkutan.
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
(1) Rapat Komisariat terdiri dari
a. Rapat Kerja;
b. Rapat Pengurus Harian
c. Rapat Pleno
(2) Rapat Kerja Komisariat dihadiri oleh utusan Pengurus Pusat dan Pengurus
Komisariat.
(3) Rapat Pengurus Harian adalah, rapat yang dihadiri oleh Pengurus Harian.
(4) Rapat Pleno adalah rapat yang dihadiri oleh semua Pengurus Komisariat.
BAB V
PEMILIHAN PENGURUS
Pasal 19
Pasal 20
Kriteria calon ketua umum:
a. Berijazah Sarjana (S1) dan/atau berijazah Diploma (D3) Universitas Airlangga;
b. Usia minimal 35 tahun;
c. Warga Negara Indonesia;
d. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia;
e. Sehat mental, jasmani dan rohani;
f. Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap;
g. Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;
h. Memiliki pengalaman dalam berorganisasi, di kepengurusan IKA UA.
i. Mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur, dan adil;
j. Mempunyai komitmen yang kuat untuk memajukan IKA UA dan almamater.
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
BAB VI
HAK SUARA DAN HAK BICARA DALAM MUSYAWARAH NASIONAL, MUSYAWARAH
WILAYAH, MUSYAWARAH CABANG DAN MUSYAWARAH KOMISARIAT
Pasal 24
BAB VII
SUMBER KEUANGAN DAN ASET ORGANISASI
Pasal 25
Pasal 26
Hal-hal yang berkaitan dengan pemasukan dan pengeluaran keuangan organisasi wajib
dipertanggungjawabkan sesuai dengan Peraturan Organisasi yang berlaku.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 27
Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : 14 Juli 2021
TIM PENYELARAS
ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN 2021
ANGGOTA :
8. Hafna ..............................