Anda di halaman 1dari 19

Pengantar Geofisika

BAB I
TINJAUAN GEOFISIKA DALAM ILMU
KEBUMIAN

1.1 PENGERTIAN GEOFISIKA

Geofisika berasal dari kata geo, yang artinya bumi, dan fisika. Dari akar
keilmuannya sendiri, geo berasal dari kata geologi. Jadi, geofisika ialah ilmu
yang menerapkan prinsip-prinsip fisika untuk mengetahui dan memecahkan
masalah yang berhubungan dengan bumi, atau dapat pula diartikan dengan
mempelajari bumi dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika. Karena
perkembangannya yang sangat cepat, batas yang kurang jelas antara geologi,
fisika dan geofisika menjadi semakin kabur. Sebagian orang menganggap
geofisika sebagian dari geologi, sementara yang lain menganggapnya sebagai
bagian dari ilmu fisika. Pada dasarnya akar bidang keilmuan ada empat, yaitu
kimia, fisika, geologi, dan biologi (Gambar 1.1).

G eologi
a

Ge
Paleontologi
si k

ok
ofi

im
Ge

ia

ka Bi
is i ok
of im
Bi ia

Fisika K im ia Fisika K im ia

Gambar 1.1 Akar Keilmuan

1
Pengantar Geofisika

 Kimia adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk materi.


 Fisika adalah ilmu yang mempelajari semua proses atau gaya yang bekerja
pada materi.
 Geologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai materi yang ada di kerak
bumi.
 Biologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai hal tentang organisme hidup.

Di samping keempat cabang ilmu dasar tersebut terdapat cabang ilmu lainnya,
yaitu astronomi. Ilmu ini mempelajari alam semesta di luar bumi dan kadang-
kadang juga dipandang sebagai ilmu fisika. Selain itu, terdapat ilmu
matematika, yaitu ilmu yang mempelajari bentuk dan angka.

Pada perkembangan selanjutnya, para ilmuwan tidak melihat lagi tumpang


tindih antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya, sehingga muncul disiplin
ilmu baru yang seolah terpisah, padahal sebenarnya berada di antara dua
disiplin ilmu asalnya. Ilmu pengetahuan dimulai dengan observasi atau
pengamatan. Di masa lalu, pengakuan atas percobaan hanya berdasarkan
referensi penguasa, yang berakhir pada zaman Renaissance. Sekarang ilmu dan
teknologi modern berkembang berdasarkan prinsip observasi yang pada
awalnya memang bersifat deskriptif. Contohnya, Kepler menjelaskan gerak
planet dan Harvey menjelaskan aliran darah. Percobaan di bidang geologi,
karena menangani bahan yang sangat kompleks, tetap bersifat deskriptif.
Sebaliknya, bidang fisika yang mempelajari gaya, proses, serta hubungan
antar-materi tanpa meninjau kejadian di alam, berkembang lebih kuantitatif dan
dapat mengukur berbagai fenomena di laboratorium. Pemikiran tersebut
melahirkan prinsip atau cara kerja pengukuran yang dapat dilakukan di
lapangan, seperti pengukuran gaya berat, magnetik, geolistrik,
elektromagnetik, seismik dan sebagainya.

Pada perkembangan selanjutnya, jika ahli geologi memerlukan pengujian suatu


hipotesis, maka ahli fisika dan ahli kimia telah menyiapkan teknologi untuk
mengukur besarnya. Teknologi ini mempercepat perkembangan ilmu kebumian.
2
Pengantar Geofisika

Pada awalnya, ilmu geofisika dibutuhkan sebagai alat pengukur suatu hipotesis,
namun dalam perkembangannya ilmu ini tumbuh menjadi ilmu mandiri dengan
permasalahan yang spesifik.

Sekumpulan ahli di Amerika Serikat yang berkecimpung dalam masalah ini


kemudian membentuk organisasi profesi yang disebut American Geophysical
Union (AGU). Dalam organisasi ini terdapat divisi meteorologi, hidrologi,
oseanografi, seismologi, vulkanologi, geomagnetisme, geodesi, tektonofisik,
glasiologi, geotermometri, geokosmogoni dan geokronologi.

1.2 Geofisika dalam Eksplorasi dan Pengembangan Sumber Daya


Hidrokarbon, Mineral dan Lingkungan

Pengambilan sumber energi dan mineral yang berguna dari muka bumi secara
terus-menerus dengan intensitas yang semakin meningkat telah memacu
kemungkinan terjadinya bahaya kekurangan sumber energi yang dapat
berakibat buruk pada perekonomian dan kehidupan penduduk di seluruh dunia.
Peristiwa di sekitar tahun 1970 telah memperlihatkan bagaimana permasalahan
tersebut sangat mungkin terjadi. Sebagaimana diketahui, minyak bumi, gas
bumi dan mineral logam di muka terdapat dalam jumlah terbatas. Namun,
masalah utama yang perlu diselesaikan sesegera mungkin adalah bagaimana
mencari dan menemukan sumber cadangan energi baru di muka bumi ini yang
dapat menggantikan mineral yang telah digunakan atau dikonsumsi. Pencarian
sumber energi dan mineral ini semakin lama semakin sulit, tidak ‘semudah’
menemukan dan mengeksploitasi sumber itu.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, para ahli kebumian telah


mengembangkan berbagai teknik eksplorasi yang semakin modern. Hingga
menjelang abad ke-20, pencarian minyak bumi dan mineral pada penyelidikan
langsung di permukaan bumi menggunakan teknologi geofisika. Jika semua
data di suatu daerah sudah dapat diukur dengan peralatan sederhana, secara
3
Pengantar Geofisika

tidak langsung sudah bisa diperkirakan sumber yang terdapat di bawah


permukaan melalui data geologi yang diukur di permukaan. Karena pendekatan
teknologi ini ternyata telah mencapai titik balik, yaitu pengurangan hasil yang
diperoleh, maka diperlukan metode pembelajaran baru dalam melakukan
eksplorasi di daerah tersebut. Metode tersebut tidak lagi bertitik berat pada
penelitian geologi, tetapi melibatkan pengukuran sifat fisika di permukaan bumi
yang dapat memberikan informasi tentang struktur, komposisi/ sifat fisis batuan
di bawah permukaan, yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi sumber
energi dan mineral.

1.3 Antara Geofisika dan Geologi

Geofisika adalah bidang ilmu yang memiliki akar keilmuan geologi dan fisika.
Artinya geofisika adalah ilmu yang mempelajari dan memecahkan masalah yang
berkaitan dengan Bumi menggunakan prinsip-prinsip dalam fisika (Santoso, D.,
2002). Pada praktiknya ilmu geofisika mempelajari teori-teori dari prinsip fisika
lalu menerapkannya untuk meneliti dan mempelajari isi Bumi menggunakan
peralatan mutakhir dan data-data maupun pengamatan di permukaan Bumi.

Bidang ilmu geofisika memiliki metode untuk mempelajari Bumi yang dapat
dibedakan menjadi metode seismik dan metode non-seismik. Metode seismik
terdiri dari seismik refleksi dan seismik refraksi. Sedangkan metode non-seismik
lebih beragam misalnya metode gravitasi, metode magnetik, metode geolistrik,
metode magnetotellurik, metode audio-magnetotellurik, metode very low
frequency, metode panas, metode radioaktif dan lain sebagainya di mana setiap
metode menerapkan prinsip-prinsip fisika baik dalam teori, akusisi maupun
pengolahan datanya.

Perbedaan menonjol antara geologi dan geofisika adalah jenis datanya. Di


mana geologi mempelajari bumi dengan pengamatan langsung di permukaan
bumi seperti jenis batuan, struktur, komposisi dan yang lainnya sedangkan
4
Pengantar Geofisika

geofisika menggunakan data yang tidak benar-benar bisa diamati di permukaan


bumi (Santoso, D., 2002).

Meskipun demikian, perbedaan kedua ilmu bumi ini tidak benar-benar nyata
sepenuhnya. Well logs, misalnya, digunakan dalam bidang geologi, namun cara
inipun memperlihatkan hasil seperti yang diperoleh dari penelitian dengan
menggunakan peralatan geofisika. Berbagai bentuk bawah permukaan, seperti
lubang pengeboran, sering digunakan untuk melakukan beberapa pengukuran
geofisika.

Gambar 1.1 . Salah satu contoh survey geologi dan pengambilan data core
batuan di lapangan.

Gambar 1.2. Bagaimana seorang geofisikawan berimajinasi tentang struktur


bawah permukaan dan metode yang digunakan oleh geofisikawan untuk
mengukur besaran fisis tersebut.
5
Pengantar Geofisika

Sebagaimana telah diketahui, geofisika menggunakan peralatan untuk


mempelajari struktur dan komposisi bagian dalam bumi. Memang pengetahuan
kita tentang bagian dalam bumi, sampai kedalaman tertentu yang dilakukan
melalui pengeboran atau penambnagan ternyata terbatas, sehingga diperlukan
penelitian geofisika. Keadaan dan sifat mantel bumi, selubung bumi dan inti
bumi dapat diperkirakan melalui berbagai penelitian dengan gelombang seismik
dari gempa bumi, gravitasi, magnetik dan suhu. Peralatan dan teknik yang
dikembangkan dalam sejumlah bidang tertentu telah digunakan dalam
eksplorasi hidrokarbon dan mineral. Pada saat yang sama, metode geofisika
dirancang untuk mengembangkan pemakaiannya atau aplikasinya dalam
berbagai penelitian tentang bagian dalam bumi. Penekanan aplikasi geofisika
secara ekonomi dinamakan teknik geofisika, namun harus ditekankan juga
bahwa geofisika murni dan teknik geofisika mempunyai banyak ketergantungan
satu sama lain. Pada saat ini geofisika tidak hanya untuk aplikasi yang bersifat
ekonomi tetapi telah berkembang untuk kebencanaan, lingkungan, infrastruktur
dan lain-lain.

1.4 Tantangan Teknologi Geofisika

Eksplorasi geofisika pada sumber daya alam merupakan teknologi yang relatif
baru. Pada tahun 1960-an, mineral logam dicari dengan menggunakan kompas
magnetik, namun cara ini hanya digunakan dalam eksplorasi pertambangan.
Penelitian geofisika untuk minyak dan gas bumi lebih bertumpu pada sifat-sifat
fisikanya. Penemuan sifat minyak bumi dengan menggunakan metode geofisika
yang pertama dilakukan pada tahun 1924.

Berdasarkan sejarah dan peralatannya, teknik eksplorasi geofisika berkembang


semakin baik, baik dalam penampilan maupun harganya. Kemajuan ini dapat
menaggulangi masalah besar dalam mengembangkan sumber lama setelah
dirasakan cukup sulit menemukan sumber baru. Kecuali di daerah yang benar-

6
Pengantar Geofisika

benar baru untuk eksplorasi, banyak pengukuran geofisika dilakukan di daerah


yang di masa lalu pernah gagal pengukurannya karena tidak tepatnya
peralatan, teknik pengukuran lapangan atau interprestasi data. Dengan kata
lain, pengumpulan data yang diperoleh dengan teknologi yang ada adalah satu-
satunya pengetahuan yang dapat ditemukan dengan berjalannya waktu.
Kebutuhan akan data baru tidak dapat dipenuhi sampai ditemukan teknologi
baru dengan pengembangannya, sehingga mempermudah pengukuran dan
pengolahan datanya.

Dengan demikian, sekarang ini para teknokrat geofisika mendapati dirinya


berada dalam situasi seperti orang sedang berlari di dalam kereta yang sedang
berjalan. Mereka harus berlari cepat hanya untuk bertahan pada tempatnya
berada. Masalah ini juga dihadapi oleh para ahli lainnya yang terlibat dalam
proses eksplorasi, seperti ahli geologi dan teknik pengeboran maupun teknik
perminyakan.

Sekarang, marilah kita tinjau lebih lanjut perkembangan teknologi dalam


eksplorasi geofisika yang dibagi dalam beberapa jenis. Dalam beberapa kasus,
teknik-baru dikembangakan untuk menyelesaikan masalah lingkungan di daerah
tempat dilakukannya eksplorasi. Di daerah pantai, gurun, daerah yang
mengandung lapisan lava dibutuhkan pengukuran khusus. Di beberapa daerah
lain, getaran dan bising yang unik dapat mengacaukan data geofisika, sehingga
dibutuhkan teknik khusus untuk mengatasinya. Pengenalan teknologi komputer
analog pada tahun 1950 dan komputer digital pada tahun 1960 telah
mendatangkan kemampuan baru untuk merekam dan memproses berbagai
macam data geofisika. Hal ini membuka kemungkinan untuk memprediksi
informasi yang berharga, meskipun terhambat oleh bising yang tidak
diinginkan.

Kemajuan teknoloi setelah Perang Dunia II membawa kemajuan pula di


berbagai bidang ilmu pengetahuan yang memberikan sumbangan besar dalam
eksplorasi geofisika. Komputer elektronik, mikrominiatur elektronik, informasi-
7
Pengantar Geofisika

teknik pemrosesan dan satelit navigasi telah digunakan secara luas oleh para
ahli geofisika dalam mencari dan mengembangkan lapangan minyak bumi atau
sumber daya alam lainnya.

Periode tahun 2000 an perkembangan teknologi aquisisi dan pengolahan data


geofisika terus berkembang seiring dengan kemajuan dibidang elektronika dan
instrumentasi, mikrokontroler, computer dan lain-lain. Teknologi pengolahan
data mengarah ke teknologi nirkabel dan wireless sehingga dapat menghindari
konflik social dengan masyarakat dan meminimalisir kerusakan lingkungan.
Teknologi aguisisi data geofisika telah menggunakan tekologi satelit dan
wahana udara (pesawat, helicopter, maupun drone). Dengan teknologi ini
pengambilan data menjadi lebih cepat, efektif dan effisien. Begitu juga dalam
hal transmisi data telah berkembang teknologi wireless dan telemetri dalam
pengiriman ataupun pengambilan data.

Gambar 1.3 Alat drone magnetic yang digunakan untuk pengambilan/ survey
magnetic di lapangan.

8
Pengantar Geofisika

Gambar 1.4. Lidar yang dipasang pada DJI Matrice 600 yang digunakan untuk
pemetaan.

1.5 Metode Geofisika dan Besaran Fisis yang diukur

Metode geofisika yang secara luas banyak dilakukan dalam eksplorasi adalah
metode seismik, gayaberat, magnetik, listrik dan elektromagnetik. Semua
metode tersebut juga terlibat dalam pengukuran zat radioaktif dan suhu di
dekat bumi atau di udara.

Beberapa metode ini digunakan untuk pencarian hidrokarbon. Metode lainnya


lebih banyak digunakan dalam eksplorasi mineral dan untuk tujuan lain.
Pengukuran seismik, magnetic dan gayaberat adalah pengukuran utama untuk
eksplorasi mineral. Di Uni Soviet, Perancis dan lebih luas lagi sampai beberapa
Negara di Amerika Serikat, metode elektromagnetik telah banyak digunakan
secara kontinu dalam mencari minyak bumi. Metode elektromagnetik juga terus
berkembang pesat dengan adanya metode Magnetotelluiric dan metode
Countrol Source Audiomagnetotelurik yang banyak digunakan untuk eksplorasi
geothermal, hydrocarbon, dan mineral.

9
Pengantar Geofisika

Gambar 1.4 Metode geofisika, besaran fisis dan aplikasinya metode geofisika
untuk eksplorasi, eksploitasi dan lingkungan.

1. 6 Teknologi Geofisika dan Sumber Daya Hidrokarbon

Teknologi geofisika pada dasarnya adalah teknologi yang dikembangkan


dengan menerapkan sejumlah hukum fisika pada berbagai sifat fisika bumi agar
dapat dimanfaatkan oleh umat manusia. Sehubungan dengan itu, teknologi ini
mempunyai cakupan yang sangat luas, misalnya untuk keperluan mitigasi
bencana gempa bumi dan gunung api. Selain itu, diperlukan juga untuk
pembangunan infrastruktur seperti jalan, gedung, jembatan, bendungan dan
bangunan sipil lain. Manfaat lainnya adalah dalam analisis lingkungan untuk
menganalisis berbagai bahan beresiko, buangan limbah dan sebagainya. Yang
tidak kalah pentingnya adalah untuk ekslporasi sumber daya bumi seperti

10
Pengantar Geofisika

mineral, batuan, batubara, minyak dan gas bumi, hingga kepentingan teknologi
militer untuk galian atau deteksi adanya percobaan nuklir.

Selanjutnya, teknologi geofisika dalam eksplorasi migas adalah teknologi


seismik. Sejarah menunjukkan bahwa teknologi seismik mendominasi teknologi
eksplorasi migas, namun teknologi ini bukanlah pertama digunakan. Posisi
terhormat ini ternyata ditempati oleh metode gayaberat. Pada tahun 1915
Lorand von Eotvos yang berasal dari Hungaria memulai survey gayaberat
dengan torsion balance. Kemudian, geologiwan Everetle DeGolyer
menggunakan alat ini di Amerika Serikat pada tahun 1920-an dan berhasil
menemukan Kubah Garam Nash di Brazoria County, Texas pada tahun 1924.
Inilah penemuan ladang minyak pertama dengan menggunakan teknologi
geofisika. Teknologi ini mulai jarang digunakan secara komersial sekitar tahun
1930-an, namun secara sporadis masih digunakan di beberapa ladang minyak,
misalnya di Cekungan Sumatera Tengah dan Kampar Kanan yang dikelola oleh
PT Caltex Pacific Indonesia sekitar tahun 1985-1990. Bahkan pada tahun 1997,
dalam pertemuan ilmiah tahunan SEG muncul teknologi gradiometri gayaberat
yang mendapat sambutan hangat, diikuti terbitnya ulasan dalam jurnal
profesional dan ada perusahaan yang khusus didirikan untuk memasarkannya.

Awal penggunaan teknologi seismik untuk eksplorasi mineral ialah sesudah


Perang Dunia I. Para fisikawan Perancis, Jerman, Inggris dan Amerika Serikat
mengembangkan suatu metode berdasarkan teknologi seismik untuk melokalisir
artileri musuh. Setelah perang berakhir, John C. Karcher dan Mintrop mulai
menerapkannya untuk eksplorasi minyak bumi. Karcher menemukan teknologi
seismik refleksi pada April 1979 dan segera mencari kemungkinan untuk
bergerak secara komersial.

Mintrop mematenkan teknologi ini tahun 1919, serta mendirikan perusahaan


Seismos pada tahun 1921 dan memperoleh kontrak dari perusahaan Marlan Oil
(kemudian menjadi Conoco) pada tahun 1923. Pekerjaan ini belum menemukan
minyak. Kontrak lain adalah Seismos dan Gulf berhasil menemukan Kubah
11
Pengantar Geofisika

Orchard di pantai Texas pada tahun 1924. Ladang ini menghasilkan minyak
secara komersial, sehingga dicatat sebagai keberhasilan teknologi seismik untuk
eksplorasi minyak bumi.

Pionir teknologi seismik lainnya, Karcher, mengalihkan operasinya ke Pantai


Timur (Oklahoma) dan pada tahun 1921 Geological Engineering Company
berhasil melakukan tes fondasi Kota Oklahoma, sehingga didirikan monumen
oleh Oklahoma City Geological Society. Karena dianggap sukses menyelesaikan
pekerjaan ini, Marland Oil Company setuju meberikan dana untuk penelitian
lebih lanjut. Namun, hasil penelitian itu buruk. Dan bersamaan dengan itu
harga minyak juga memburuk, sehingga perusahan itu bangkrut. Pada tahun
1920-an, DeGolyer, Wakil Presiden Perusahaan Amerada memutuskan untuk
menyiapkan kemungkinan penggunaan teknologi geofisika dalam ekslporasi
minyak bumi. Perusahaan Geophysical Research Corp didirikan sebagai anak
perusahaan Amerada dan Karcher kembali dalam bisnis minyak. Hasil yang
dicatat ialah dikembangkannya instrumen seismik yang diserahkan ke Houston
pada tahun 1926, sehingga Gulf menyewa dua kelompok refraksi pada tahun
yang sama. Satu kelompok berhasil menemukan dua buah kubah garam dalam
waktu 3 bulan. Geologiwan Kepala, L.P.Garret, mengembangkan teknik
‘penembakan kipas’ dengan hasil memuaskan. Dalam kurun waktu 1927-1928
GRC berhasil menemukan 11 kubah garam dalam waktu hanya 4 bulan hanya
untuk satu klien.

Penelitian berjalan terus dan menghasilkan teknologi seismik refleksi sebagai


teknologi komersial. Karena dalam perusahaan belum diprioritaskan, DeGolyer
bekerjasama dengan Karcher membiayai Geophysical Sevice Inc. Hasilnya, pada
pertengahan tahun 1930-an dasar eksplorasi geofisika modern telah diletakkan.
Seismik refleksi telah mapan sebagai teknologi penting dalam eksplorasi. Pada
saat itu SEG berdiri dan mulai dengan publikasi dalam majalah Gephysics pada
tahun 1935.
12
Pengantar Geofisika

Ternyata industri terus berkembang dan sangat mendukung teknologi ini,


misalnya dengan ditemukannya pita megnetik, teknologi pengolahan sinyal dan
akhirnya teknologi informatika atau komputer. Selanjutnya, pada tahun 1960-
an mulailah era digital. Pelopor teknologi seismik dalam teknologi digital ialah
Enders Robinson. Teknologi ini memungkinkan dibuatnya penampang teknik.
Konsekuensi dari perkembangan tersebut ialah tumbuhnya industri baru
pengolahan data yang dengan cepat menghubungkan pengambilan data (data
aquisition) dan interprestasi data. Ketiga bagian ini -pengambilan data,
interprestasi data dan pengolahan data- sekarang berkembang pesat dalam
teknologi seismik.

Geofisikawan telah terbukti memanfaatkan kemajuan perkembangan teknologi


informatika sejak tahun 1960-an. Perusahaan minyak menjadi pasar terbesar
yang memanfaatkan superkomputer pada tahun 1970-an, sehingga mampu
mengolah data seisimik secara lebih banyak dan lebih cepat. Kemajuan seismik
3D pada tahun 1980-an menjadikan teknologi geofisika sebagai ‘kader’ dalam
perkembangan komputer workstation. Teknologi seismik 3D ini diyakini sebagai
terobosan teknologi di generasi masa kini. Teknologi ini menjadikan evolasi
yang tadinya hanya teknologi eksplorasi saja menjadi teknologi eksplorasi dan
pengembangan (development) dari ladang migas. Dengan demikian, selain
exploration geophysicist dikenal pula development geophysicist.

Perkembangan kemampuan resolusi menjadikan perbandingan sukses semakin


baik bagi teknologi seismik yang ditunjukkan dengan keberhasilan sumur-sumur
pengembangan di ladang minyak. Kerena posisi hidrokarbon di reservoir
berubah terhadap waktu, mulailah dipertimbangkan memasukkan dimensi
keempat dalam seismik, yaitu waktu, sehingga dikenal seismik 4D (tiga dimensi
ruang ditambah satu dimensi waktu). Teknologi ini bekerja berdasarkan
teknologi seismik 3D yang dilakukan secara berulang terhadap waktu, sehingga
dapat memantau pengaruh produksi hidrokarbon di permukaan terhadap

13
Pengantar Geofisika

penyebarannya di bawah permukaan. Teknologi ini dikenal sebagai seismik


selang waktu (lapse-time seismic.)

Gambar 1.5 (a). Prinsip dasar teknologi metode seismic yang digunakan untuk
menggambarkan struktur detail bawah permukaan; (b). Seismic section yang
menggambarkan struktur detail bawah permukaan sebagai hasil dari survei dan
pengolahan seismic.

Contoh studi mutakhir yang berkaitan dengan metode selang waktu adalah
yang dilakukan di Lapangan Fulmar di Laut Utara (Johnston dkk., 1998). Hasil
studi ini antara lain memberikan data tentang perubahan kontak fluida di
reservoir (berkaitan dengan batas produksi), kenaikan seismik impedance
akibat masuknya air dan penurunan tekanan di reservoir dan perubahan

14
Pengantar Geofisika

impedan sesuai dengan sejarah produksi. Kesimpulan akhir menyebutkan


bahwa perubahan sifat seismik dapat membantu dalam manajemen reservoir.

Contoh lain dilakukan oleh Huang dkk. (1998) yang melakukan integrasi antara
seismik selang waktu dan data produksi untuk manajemen reservoir untuk
memperbaiki production history matching yang dilakukan di reservoir batupasir,
Teluk Meksiko, Lepas Pantai Louisiana. Beberapa contoh kegunaan lain
dilaporkan oleh He dkk. (1998), Anderson dkk. (1998) dan sejumlah peneliti
lain. Di Indonesia metode ini diterapkan di daerah PT CPI. Secara khusus
konferensi AAPG tahun 2000 memasukkan satu topik tentang penggunaan
Geofisika 4D (Anonim, 1999).

Perkembangan teknologi geofisika Magnetotelurik juga terus mengalami


penyempurnaan, sehingga dapat digunakan untuk eksplorasi pada bidang
hydrocarbon maupun pada bidang geothermal untuk menentukan lapisan
cuprocks.

Gambar 1.6. Aplikasi teknologi magnetotellurik untuk eksplorasi geothermal


15
Pengantar Geofisika

Pada awal tahun 2000 an, telah berkembang teknologi microseismik yang
digunakan untuk eksplorasi hydrocarbon. Mikroseismik hidrokarbon diyakini
sebagai osilasi harmonik dari suatu fluida hidrokarbon dalam skala pori yang terjadi di
dalam reservoir (Holzner, et al. 2007). Osilasi tersebut dipicu oleh suatu gaya luar
seperti gelombang seismik mikro laut (sea microseism) serta gelombang seismik
frekuensi rendah lainnya dari berbagai aktivitas geodinamik. Holzner dkk memodelkan
geometri pori reservoir dalam bentuk bi-conical sederhana sebagai representasi dari
model linear yang menghasilkan osilasi harmonik frekuensi rendah. Besar nilai
frekuensi pada reservoir berisi hidrokarbon sebesar 3 Hz (Holzner, 2007), 2-4 Hz
(Wahyudi,2009) . Respon anomali frekuensi rendah tersebut tidak ditemukan pada
reservoir yang tidak mengandung hidrokarbon (Suryanto dan Wahyudi, 2008).

Gambar 1.7 Skema teori metoda low frequency passive seismic.

16
Pengantar Geofisika

1.7 Teknologi Geofisika dan Sumber Daya Mineral

Peralatan geofisika sudah digunakan dalam eksplorasi mineral hampir tiga


abad sebelum geofisika digunakan dalam pencarian minyak. Kompas magnetik
digunakan dalam prospek untuk bijih besi pada awal 1640, tetapi baru 100
tahun yang lalu digunakan sebagai peralatan khusus. Kompas untuk
penambangan di Swedia, yang dikembangkan untuk penyelidikan, jarum
magnetiknya sangat bergantung pada perubahan rotasi horizontal dan vertikal .
Kompas ini biasanya digunakan untuk eksplorasi bijih besi di New Jersey dan
Michigan selama dasawarsa terakhir abad ke-19.

Salah seorang perintis awal eksplorasi geofisika ialah Robert Fox yang pada
tahun 1815 menemukan bahwa mineral dapat berpolarisasi dengan spontan. Ia
mengajukan peralatan yang memakai efek ini untuk mendapatkan bijih besi.
Eksplorasi geofisika dengan menggunakan teknik ini baru berusia satu abad,
namun sebuah penemuan komersial telah diciptakan berdasarkan teknik ini.
Pada tahun 1916 Corad Schlumberger menggunakannya untuk mencari lokasi
deposit sulfida di Bonn. Kira-kira pada waktu yang sama dia mengembangkan
tempat pelatihan teknik untuk resistivity (tahanan jenis). Teknik yang berbasis
pada percobaan diperkenalkan oleh Osborn dan peneliti lainnya sebelum
pergantian abad di area penambangan ‘The Great Lakes’.

Pada tahun 1915-1920 pelapisan berbagai jenis jarum mulai diperkenalkan


untuk lebih mencerahkan masa depan mineral magnetik. Sampai saat ini
magnetometer Schmidt masih tetap dipakai. Magnetometer udara yang
berdasarkan flux gate di bawah departemen eksplorasi telah digunakan untuk
mrngawasi ‘kapal selam’ selama perang dunia II dan digunakan dalam jangka
pendek setelah perang. Magnetometer nuklir untuk survei darat dan udara
digunakan sekitar tahun 1955 (cesium dan rubidium). Magnetometer
diperkenalkan untuk kerja eksplorasi sekitar tahun 1961. Airborne magnetic
gradiometer digunakan pada pertengahan tahun eksplorasi minyak.

17
Pengantar Geofisika

Pada tahun 1920-an teknik pembuktian sedang dikembangakan untuk prospek


tahanan jenis yang melibatkan perkalian konfigurasi electrode. Metode
elektromagnetik diperkenalkan oleh Hans Lundberg pada pertengahan tahun
1920-an dan mereka mengadaptasikannnya untuk survei udara pada sekitar
tahun 1947.

Sebelum Perang Dunia II, basis teori untuk eksplorasi bahan tambang dibatasi
dan interprestasinya hanya pada bagian kuantitatif. Sejak perang telah terjadi
banyak perkembangan dalam teori metode interprestasi yang digunakan dalam
geofisika pertambangan, terutama yang bersangkutan dengan gaya magnetik
dan elektromagnetik.

Penggunaan metode teknik geofisika untuk eksplorasi tambang tersebar luas


setelah berakhirnya Perang Dunia II. Dalam tahun 1948 polarisasi terimbas
atau metode over voltage diperkenalkan secara komersial dalam pencarian bijih
sulfida. Metode magnetotelluric dan metode audio magnetotelluric juga
diperkenalkan setelah perang.

1.8 Teknik Geofisika

Secara khusus perkembangan ilmu geofisika sebagian mengarah ke teknologi.


Pada mulanya bidang ini hanya mencoba menyediakan teknik pengukuran dan
perhitungan hipotesis geologi, namun kemudian berkembang kearah teknik
pemanfaatan sumber daya. Contohnya adalah teknologi seismik untuk
eksplorasi minyak dan gas bumi, gayaberat dan magnetik untuk eksplorasi
mineral bijih, serta geolistrik dan elektromagnetik untuk sumber daya panas
bumi. Akhis-akhir ini juga berkembang ke arah pengujian bahan konstruksi,
struktur konstruksi dangkal, serta pemantauan lingkungan, misalnya dengan
berkembangnya pengujian yang tidak merusak serta pengukuran polutan dan
penggunaan radar.

18
Pengantar Geofisika

Teknologi geofisika akhir-akhir ini berkembang dengan pesat seiring dengan


perkembangan teknologi informatika. Fenomena ini mudah dimengerti karena
aplikasi informatika memungkinkan dilakukannya pengambilan dan pengolahan
data geofisika secara cepat dalam waktu yang singkat dengan ketepatan yang
tinggi.

Perkembangan teknologi dalam satelit dan wahana udara tanpa awak (drone)
memungkinkan pengambilan data geofisika dilakukan dari jarak jauh tidak
harus di lapangan. Data magnetic, data gravitasi, data suhu, data radioaktif,
data topografi dapat dilakukan dengan memanfaatkan wahana udara tersebut.
Teknologi ini tentunya akan sangat menghemat waktu, biaya dan juga
menghindari social konflik pada masyarakat.

Gambar 1.8 Teknologi pengambilan data magnetik dan topografi


menggunakan wahana drone yang dilengkapi dengan sensor magnetic dan
LIDAR.

19

Anda mungkin juga menyukai