Anda di halaman 1dari 21

ASIDI

ALKALIMETRI
PENDAHULUAN
Asidi-alkalimetri
• Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion
hidrogen (H+) yang berasal dari asam dengan ion hidroksida (OH-) yang berasal
dari basa untuk menghasilkan air (H2O) yang bersifat netral.
• Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton (asam)
dengan penerima proton (basa).
Asidimetri: penetapan
Alkalimetri: penetapan
kadar senyawa yang
kadar senyawa yang
bersifat basa dengan
bersifat asam dengan
menggunakan baku
menggunakan baku basa
asam
2
TITRASI LANGSUNG ASAM-BASA DALAM
LARUTAN AIR
Titrasi asam kuat/basa kuat
• Gambar di samping merupakan kurva
titrasi yang diperoleh dari titrasi asam kuat
(HCl) dengan basa kuat (NaOH).
• Pada awal titrasi perubahan nilai pH
berlangsung lambat sampai menjelang titik
ekivalen.
• Pada saat titik ekivalen, nilai pH meningkat
Perubahan pH selama titrasi 25 ml HCl dengan
secara drastis. NaOH 1 M
• Untuk mengamati TAT dapat digunakan
indikator atau metode elektrokimia
3
TITRASI LANGSUNG ASAM-BASA DALAM
LARUTAN AIR
Titrasi asam kuat/basa kuat

Perubahan Warna
Indikator Daerah pH
Asam Basa
Suatu indikator merupakan asam atau As. Pikrat 0,1 – 0,8 Tak berwarna Kuning
basa lemah yang berubah warna Biru timol
Kuning metil
1,2 – 2,8
2,4 – 4,0
Merah
Merah
Kuning
Kuning
diantara bentuk terionisasinya dan Biru bromfenol 3,0 – 4,6 Kuning Biru
Jingga metil 3,1 – 4,4 Merah Kuning
bentuk tidak terionisasinya. Hijau bromkresol 3,8 – 5,4 Kuning Biru
Merah metil 4,2 – 6,3 Merah Kuning
Kisaran penggunaan indikator adalah Lakmus
Biru bromtimol
4,5 – 8,3
6,1 – 7,6
Merah
Kuning
Biru
Biru
1 unit pH di sekitar nilai pKa-nya. Fenolfthalin 8,3 – 10,0 Tak berwarna Ungu
Timolftalin 9,3 – 10,5 Tak berwarna Biru
Kuning alizarin 10,1 – 12,0 Kuning Ungu

4
TITRASI LANGSUNG ASAM-BASA DALAM
LARUTAN AIR
Titrasi asam kuat/basa kuat
• Contoh fenolftalein (pp) mempunyai pKa 9,4
(perubahan warna antara pH 8,4-10,4).
• Struktur fenolftalein akan mengalami penataan
ulang pada kisaran pH ini karena proton
dipindahkan dari struktur fenol dari pp sehingga
pH-nya meningkat akibatnya akan terjadi
perubahan warna. Penataan ulang struktur yang bertanggung jawab
pada perubahan warna fenolftalein
• Metil orange (MO) mempunyai pKa 3,6
(perubahan warna antara pH 2,7-4,7), mengalami
hal yang serupa terkait dengan perubahan warna
yang tergantung pada pH.
5
PERUBAHAN WARNA PADA
FENOLFTALIEN
Perubahan warna terjadi pada pH 8,3 - 10
PERUBAHAN WARNA PADA BIRU
BROMTIMOL
Perubahan warna terjadi pada pH 6 – 7,6
PERUBAHAN WARNA PADA MERAH METIL
Perubahan warna terjadi pada pH 4,2 – 6,3
TITRASI LANGSUNG ASAM-BASA DALAM
LARUTAN AIR
Titrasi asam lemah dengan basa kuat dan titrasi basa lemah dengan asam kuat

Jika sejumlah kecil volume asam kuat atau basa kuat ditambahkan pada basa
lemah atau asam lemah maka nilai pH akan meningkat secara drastis di sekitar 1
unit pH, di bawah atau di atas nilai pKa.
Seringkali pelarut organik yang dapat campur dengan air, seperti etanol
ditambahkan untuk melarutkan analit sebelum dilakukan titrasi

9
TITRASI LANGSUNG ASAM-BASA DALAM
LARUTAN AIR
Titrasi asam lemah dengan basa kuat dan titrasi basa lemah dengan asam kuat
• Gambar di samping merupakan alur pH
ketika NaOH 1 M ditambahkan pada 25 ml
larutan asam lemah aspirin 1 M.
• Dalam kasus aspirin, indikator yang
digunakan dibatasi hanya indikator yang
terletak pada titik infleksi pada kurva
titrasi. Kurva titrasi 25 ml larutan aspirin 1 M (pKa 3,5)
• Dengan demikian, pp merupakan indikator yang dititrasi dengan NaOH 1 M
yang sesuai, sementara metil orange tidak
sesuai.
10
TITRASI LANGSUNG ASAM-BASA DALAM
LARUTAN AIR
Titrasi asam lemah dengan basa kuat dan titrasi basa lemah dengan asam kuat

• Sementara itu pada titrasi basa lemah kinin


dengan asam klorida, metil orange
merupakan indikator yang sesuai karena
terletak pada titik infleksi pada kurva
titrasi, sedangkan pp tidak sesuai.
• Beberapa asam atau basa dapat
memberikan atau menerima lebih dari satu
proton karenanya 1 mol analit ekivalen Kurva titrasi 25 ml larutan kinin 1 M (pKa 8,05)
dengan lebih dari 1 mol titran. yang dititrasi dengan HCl 1 M

11
TITRASI LANGSUNG ASAM-BASA DALAM
LARUTAN AIR
Titrasi asam lemah dengan basa kuat dan titrasi basa lemah dengan asam kuat

• Jika nilai pKa gugus-gugus yang bersifat asam atau basa berbeda lebih ± 4 maka
senyawa tersebut mempunyai lebih dari 1 titik infleksi.
• Natrium karbonat merupakan garam dari asam karbonat dan dapat menerima 2
proton.
• Nilai-nilai pKa karbonat (pKa 6,38) dan bikarbonat (pKa 10,32) cukup berbeda
karenanya mempunyai 2 titik infleksi dalam kurva titrasinya.
• Ada 2 tahapan titrasi yang terjadi pada natrium karbonat yaitu:
Tahap 1 CO32- + H+ → HCO3-

12
Tahap 2 HCO32- + H+ → H2CO3
TITRASI LANGSUNG ASAM-BASA DALAM
LARUTAN AIR
Titrasi asam lemah dengan basa kuat dan titrasi basa lemah dengan asam kuat

Dalam titrasi natrium karbonat, titik infleksi


pertama pada kurva titrasi ditunjukkan
dengan indikator pp dan untuk keseluruhan
tahap titrasi digunakan metil orange.
Kurva titrasi natrium karbonat 1 M yang dititrasi
dengan HCl 1 M

13
TITRASI TIDAK LANGSUNG DALAM
PELARUT AIR
Titrasi tidak langsung dapat dilakukan untuk titrasi asam lemah dengan basa kuat,
ataupun titrasi basa lemah dengan asam kuat.

PEMILIHAN INDIKATOR
Selain indikator tunggal, dalam asidi alkalimetri juga digunakan indikator
campuran dengan tujuan untuk memberikan perubahan warna yang tajam pada
TAT.

14
CONTOH APLIKASI TITRASI ASAM BASA

Icon • Penetapan kadar natrium bikarbonat, natrium


ASIDIMETRI tetraborat, sakarin natrium, magnesium hidroksida,
magnesium oksida, amonia

Icon • Penetapan kadar asam asetat, aspirin, asam benzoat,


ALKALIMETRI tretinoin, asam salisilat, asam sorbat, levamisole HCl,
klonidin hidroklorida

15
CONTOH APLIKASI ASIDI-ALKALIMETRI
Asidimetri: Penetapan Kadar Natrium Bikarbonat

Ditimbang seksama 1 gram natrium bikarbonat, dilarutkan dalam 20 ml air, dan


ditambahkan dengan indikator metil jingga. Titrasi dengan larutan asam klorida
0,5 N.
1 ml asam klorida 0,5 N setara dengan 25,40 mg natrium bikarbonat.

Asidimetri
Titrasi 1 10,1 ml
Titrasi 2 13,8 ml
CONTOH APLIKASI ASIDI-ALKALIMETRI
Alkalimetri: Penentuan Kadar Asam Salisilat

Ditimbang seksama 400 mg zat uji, kemudian dilarutkan dalam Erlenmeyer


dengan 10 ml Etanol netral, tambahkan 3 tetes indikator pp dan di titrasi dengan
larutan NaOH 0,1 N sampai larutan berwarna merah muda.
1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,81 mg asam salisilat.

Alkalimetri
Titrasi 1 20,20 ml
Titrasi 2 20,45 ml
Asidi-alkalimetri merupakan suatu metode netralisasi.
Natrium bikarbonat adalah suatu senyawa yang bersifat
basa, sehingga untuk menentukan kadarnya digunakan
larutan baku asam yaitu, HCl 0,5 N. Sedangkan pada
alkalimetri digunakan larutan baku NaOH untuk
menentukan kadar asam salisilat dalam larutan.

Sebelum dititrasi, sampel dilarutkan dalam etanol


netral dengan maksud agar etanol yang digunakan
sebagai pelarut tersebut tidak ikut bereaksi sewaktu
dilakukan tirasi asam basa. Setelah ditambahkan etanol
larutan harus segera ditutup dengan almunium foil agar
etanol tidak menguap, karena pada dasarnya alkohol
memiliki sifat mudah menguap.
Untuk asidimetri digunakan indikator metil jingga yang
rentang pHnya 3,1-4,4. Indikator ini berwarna kuning pada
suasana asam, dan berwarna merah pada suasana basa.

Untuk alkalimetri digunakan indikator PP yang mempunyai


pH 8,1-10. Indikator ini berwarna merah dalam suasana
basa dan tidak berwarna dalam suasana asam, sehingga
digunakan untuk penetapan kadar asam salisilat. Indikator
lain tidak digunakan karena phnya akan sangat jauh dari
titik ekuivalen.
Insert Image
•Asidimetri:
 
= 50,19%

Alkalimetri:
% b/b asam salisilat = 70,1%
Insert Image

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai