Anda di halaman 1dari 2

SETELAH MENIKAH JANGAN TINGGAL DENGAN MERTUA

Bagi pasangan suami istri yang baru menikah, biasanya akan dihadapkan dengan suatu keadaan yaitu
dimana mereka akan tinggal setelah menikah. Bagi pasangan yang mampu atau jauh-jauh hari sudah
punya persiapan tempat tingggalnya sendiri mungkin tidak akan ada masalah. Tapi bagi mereka yang
pas-pasan atau mungkin anak tunggal, anakbungsu atau anak kesayangan yang dituntut harus tinggal
bersama orang tua hal ini akan lain ceritanya.

Keuntungan tinggal di rumah mertua memang tak perlu pusing memikirkan biaya kontrak rumah. Dan
lagi, jika sudah mempunyai anak dan sang istri tetap bekerja, pasangan ini tak perlu khawatir tentang
siapa yang menjaga anaknya jika ditinggal bekerja. Mencari pengasuh anak yang telaten dan dapat
dipercaya bukanlah perkara mudah.

Namun tinggal di rumah mertua bisa membawa masalah sendiri bagi pasangan yang baru saja
menikah. Masalah akan terasa lebih berat lagi jika pihak istri yang menumpang tinggal di rumah
mertua. Dilain pihak tinggal ditempat sendiri juga tidak gampang, terlebih jika kondisi ekonimi belum
stabil. Semua pilihan punya plus minusnya sendiri.

Tetapi kali ini kita akan bahas satu persatu dari berbagi pertimbangan kenapa tinggal dirumah sendiri
walaupun masih kontrak itu lebih baik ketimbang menumpang di rumah mertua.

1. Penyesuain Diri
Pasangan yang baru menikah membutuhkan waktu untuk saling menyesuaikan diri, walaupun
sebelumnya mereka telah pacaran. Kehidupan pacaran tidak sama dengan kehidupan pernikahan.
Saat pacaran, umumnya hanya kebaikan dan kelebihan yang terlihat. Setelah menikah, barulah
terlihat keburukan atau kekurangan yang sebelumnya ditutup-tutupi. Proses penyesuaian ini tak
jarang menimbulkan pertengkaran-pertengkaran kecil. Akan semakin parah jika pihak mertua ikut
campur dalam pertengkaran itu.

Beberapa mertua (kadangkala mertua perempuan) sering “mewaspadai” kehadiran menantu


perempuan. Terlebih jika anaknya adalah anak tunggal atau anak laki-laki satu-satunya dalam
keluarga. Ada perasaan bahwa menantu perempuan merebut si anak laki-laki. Menantu perempuan
sendiri sering merasa canggung tinggal di rumah mertua. Ada perasaan tak nyaman dan selalu dinilai
oleh ibu mertua.

2. Pola Asuh Anak Pertama


Jika tinggal menumpang di rumah mertua ini berlanjut hingga kelahiran anak pertama, umumnya
masalah yang timbul adalah soal perbedaan pola asuh. Ibu mertua sering menganggap menantu
perempuannya tak berpengalaman dalam mengasuh anak. Perbedaan pola asuh pada anak
dikhawatirkan akan berdampak buruk pada perkembangan sang anak.

3. Lebih Mandiri
Tinggal dirumah/ ngontrak sendiri, kita bebas melakukan apa saja. Ibarat kata mau jungkir balik
bersama pasangan, ungkang-ungkang kaki setiap hari, teriak-teriak atau beras habis dan tak punya
uang tiada yang tahu. Kita sendiri yang menanggung resikonya. Biarkan orangtua hanya mendengar
cerita bahagia anaknya, meskipun sebenarnya kita selalu jatuh bangun membangun pondasi ekonomi
keluarga.

Ini tidak berlaku jika kita tinggal bersama orangtua. Kita harus benar-benar menjaga perilaku. Mau
sedikit bersantai-santai dengan pasangan pun kadang rikuh, apalagi jika terlihat sedang menganggur
karena sedang tak ada kerjaan. Keadaan ini kadang membuat pasangan muda menjadi terlalu
mengandalkan orangtua. Jika kebetulan orangtua mampu, kebutuhan yang seharusnya diusahakan
sendiri malah dipenuhi oleh orang tua. Apa-apa minta orangtua. Padahal kemadirian dalam keluarga
itu sangat penting untuk menopang kebutuhan serta menjaga keutuhan dan harmonisnya masa depan
rumah tangga.

Akan tetapi, kemandirian pasangan suami-istri muda ini akan lebih mudah diperoleh jika sejak awal
memutuskan untuk tak menumpang tinggal di rumah mertua atau orang tua.

4. Kemesraan dengan Orangtua


Tinggal jauh dan jarang bertemu dengan orangtua memang tidak mudah. Tapi keadaan ini membuat
momen pertemuan saat berkumpul dengan orang tua menjadi lebih berharga. Lebih-lebih jika
pasangan sudah dikarunia buah hati. Berkunjung ke orang tua akan menjadi kebahagiaan sendiri.
Betapa indahnya saat sang cucu berlari-lari kecil ingin memeluk kakek dan neneknya sambil
membawakan oleh-oleh karena jarang bertemu.

5. Rumahku adalah surgaku


Setiap pasangan pasti ingin menjadikan rumahnya sebagai surga. Hal ini akan terwujud jika kita selalu
menanamkan dan mengenalkan nilai-nilai agama dalam berumahtangga. Membiasakan sholat
berjamaah, berdoa sebelum makan, saling mendoakan dan belajar agama bersama-sama akan
membuat kehidupan rumah tangga menjadi lebih berkah.

Dan seluruh aktivitas orang yang bertakwa akan bernilai ibadah dan berpahala. Maka, dampak dari
ketakwaan pun akan memancar dalam kehidupan keluarga. Pancaran sinar keimanan ayah, ibu dan
anak-anaknya memantul di seluruh lorong-lorong rumah sehingga terciptalah ketenangan dan
ketenteraman jiwa, kenyamanan, keakraban, kedamaian dan keharmonisan hubungan antar anggota
keluarga.

Anda mungkin juga menyukai