Anda di halaman 1dari 1

PerkawinanKatolik

Bapak ibu dan saudara saudari terkasih,

Bagi bapak ibu yang telah menikah lebih dari lima tahun usia perkawinan, apakah anda pernah
merasakan? Apakah pasangan yang saya nikahi ini sudah tepat? Apakah saya bisa terus menerus
merasakan kebahagiaan bersamanya? Tentu ada banyak rasa dan jatuh bangun dalam menjalani
kehidupan rumah tangga bersama pasangan anda.

Dalam dunia teknologi yang semakin canggih ini, ada kecenderungan tidak baik yang juga menimpa
kehidupan rumah tangga. Dengan adanya media social, setiap orang dengan sangat mudah terhubung
dengan orang lainnya. Ketika orang sudah merasa tidak nyaman dengan pasangannya, dia akan dengan
mudah mencari kenyamanan di tempat lain. Entah itu lewat media sosial maupun di tempat kerjaan.
Ujung-ujungnya terjadilah perselingkuhan yang membuat rumah tangga berantakan.

Hari ini kita akan menghantar kedua saudara saudari kita ini menuju ke altar suci untuk mengikat janji
perkawinan. Ada banyak hal yang tentunya sudah mereka jalani untuk mengenal karakter masing-
masing. Mereka sudah menapaki proses panjang, sehingga mereka berani memutuskan pilihan hidup
mereka. Namun adahal yang perlu diingat, ketika mereka sudah memutuskan untuk menikah dan hidup
bersama, mereka bukan lagi lajang yang hidup untuk dirinya sendiri. Ada kebiasaan-kebiasaan yang
harus di rubah dan dikorbankan agar dapat hidup bersama dengan baik. Misalnya, urusan pekerjaan
memang penting untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun jika waktu di habiskan untuk terus kerja
dan lupa menyediakan waktu bersama untuk keluarga, itu adalah sebuah kesalahan bagi orang yang
menikah.

Orang yang memutuskan untuk menikah, saling membutuhkan untuk bisa melengkapi kelebihan dan
kekurangan satu sama lain. Maka dibutuhkan waktu untuk bersama dan komunikasi yang cukup. Sesibuk
apapun anda berdua, luangkanlah waktu setiap hari untuk menghabiskan waktu bersama. Entah itu
sarapan, makan malam, dan doa bersama sebelum istiraha tmalam. Ceritakan apa saja yang anda alami
setiap hari kepada pasangan anda, serta belajarlah untuk menjadi pendengar yang baik, tanpa mudah
menghakimi. Jadilah pasangan yang nyaman untuk bisa saling bebas mengekspresikan diri apaadanya,
tanpa takut dihakimi. Beda pendapat dan pemahaman akan sangat mungkin terjadi. Namun jika kalian
bisa saling mengerti, memahami dan mau berkorban, tentu setiap perbedaan dan masalahakan
menemukan jalan keluar yang baik, tanpa harus saling menyakiti.

Gereja Katolik sangat menghargai dan menjaga keutuhan dalam perkawinan. “Apa yang telahdi
persatukan Allah tidak boleh di ceraikan manusia.” Ajaran iman inilah yang harus dipegang dalam suatu
perkawinan Katolik. Mengingat ajaran ini bukanlah hal yang mudah, maka kedua pasangan harus
berjuang bersama dengan Allah. Hadirkanlah Allah dalam kehidupan rumahtangga anda. Hadapi setiap
masalah bersama dengan Allah, karena kita hanyalah manusia lemah. Mau sekuat apapun kita berupaya
menyelesaikan suatu masalah sendirian, kemampuan kita hanya terbatas. Ada kalanya masalah yang
kita hadapi di luar kemampuan kita. Jangan sampai anda jatuh dalam keputusasaan. Maka bawalah dan
biarlah Tuhan Allah turut menjaga kehidupan keluarga anda. Tuhan Yesus memberkati.

Anda mungkin juga menyukai