Masa Pemerintahan Herman Willem Daendels (1808-1811)
Pada tahun 1809, Daendels memerintahkan kepada bekas sultan Cirebon untuk mendirikan tiga buah sekolah tari gadis yang dinamakan "Sekolah Ronggeng". Tetapi sekolah ini hanya untuk mendemoralisasikan pemuda atau pemudi Indonesia yang tujuan utamanya adalah untuk menjauhkan semangat heroisme dan patriotisme rakyat Indonesia, sehingga mereka tidak menaruh perhatian terhadap agitasi politik. Kebijakan : 1. Daendels mendirikan sekolah tari gadis yang dinamakan "Sekolah Ronggeng". Masa Pemerintahan Jan Willem Janssens Dalam masa pemerintahan Janssens tidak terdapat atau tidak diprioritaskan kehidupan budaya beserta kebijakannya yaitu alasannya sebagai berikut : 1. Kepemimpinan Janssen tidak berlangsung lama. 2. Janssens melaksanakan jabatannya dalam kondisi genting yaitu saat Inggris telah menguasai beberapa wilayah di Nusantara. 3. Pemerintahan Janssens hanya mewarisi situasi keamanan dan ekonomi yang buruk dan bayang-bayang serangan Inggris sewaktu-waktu. 4. Janssens kurang cakap dan lemah sehingga pada akhirnya ia bisa dipukul mundur oleh Inggris dimana penyerahan Janssen secara resmi ke pihak Inggris ditandai dengan adanya Kapitulasi Tuntang pada tanggal 18 September 1811. Sebenarnya pada masa Bataaf tidak terdapat atau tidak diprioritaskan kehidupan beserta kebijakan di bidang budaya oleh pemimpin-pemimpin di masa itu. Dan jika pun ada tujuannya hanya untuk kepentingan dari pihak Republik Bataaf. Alasannya : 1. Pemerintahan Bataaf tidak berlangsung lama dikarenakan Raja Willem V mengeluarkan perintah yang terkenal dengan nama Surat-surat Kew untuk pihak Inggris agar bergerak cepat mengambil alih wilayah-wilayah jajahan Belanda di Hindia Belanda. 2. Sempat terjadi kekosongan kekuasaan di daerah jajahan Belanda sehingga para pemimpin pemerintahan di masa itu memiliki tugas utama yang lebih penting yaitu untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris sehingga tidak memiliki waktu untuk menerapkan kehidupan beserta kebijakan di bidang budaya.