Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN KONFLIK

Daftar Isi ………………………..………………………………………...………. 1
BAB I : PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah …………………………………………….. 3
B.       Rumusan Masalah ……...…………..……………………...……..….  4
C.       Tujuan Penulisan …………………………………………....……….  4
D.      Metodologi Penulisan ……………..………………...……...…….…. 4

BAB II. ISI


A. Definisi Manejemen Konflik .…………………….…………..………. 5
B. Ciri-ciri dan Tahapan Konflik …………..…..………………………… 6
C. Sumber-sumber Konflik ……………………………………………..... 8
D. Jenis-jenis Konflik ……………………………………………….…… 9
E. Penyebab-penyebab Konflik ………..………...………………………  10
F. Dampak Terjadinya Konflik ……………………………………….…. 12
a. Dampak positif ……………………..………………………...……  12
b. Dampak positif …………………………………………………….. 13
G. Akibat-akibat Konflik ………………………………………………… 14
H. Metode – Metode Pengelolaan Manejemen Konflik ………………….…………...…. 14
I. Strategi Menghadapi Konflik ………….…..……..……………………..  20
J. Metode – Metode Penyelesaian Konflik ……………...…………………..……            16
K. Tujuan Penyelesaian konflik

BAB III. PENUTUP


A.  Kesimpulan dan Saran…………………………………………………………… 25

Daftar Pustaka ……………………………………………………………….……..            26


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-

Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini. Alhamdulillah penulis menyelesaikan makalah

ini tepat pada waktunya. Makalah ini dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen

Perusahaan, yang bertopik “ Manajemen Konflik”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada orangtua,

teman-teman yang telah memberikan dukungan moril, terutama kepada dosen pengampu yaitu Bapak

Drs. Suwardi selaku dosen mata kuliah Manajemen Perusahaan.

Makalah ini berisikan mencakup tentang konflik dalam organisasi. Diharapkan makalah ini dapat

memberikan informasi dan ilmu pengetahuan kepada pembaca dalam menghadapi konflik pada organisasi

maupun individu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran

dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta

dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amiin.

Semarang, 30 Desember 2013

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

“Konflik bukanlah suatu fenomena yang objektif dan nyata; tetapi, ia ada di benak orang-orang
yang terlibat. Hanyalah perwujudannya, seperti sedih, berdebat, atau berkelahi yang terlihat
nyata. Karena itu, untuk menangani konflik, seseorang perlu bersikap empati, yaitu, memahami
keadaan sebagaimana dilihat oleh para pelaku penting yang terlibat. Unsur yang penting dalam
manajemen adalah persusi.”[1]

Pernyataan di atas diungkapkan oleh Leonard Greenhalgh sebagaimana dikutip oleh A.


Dale Timpe dalam bukunya Managing People. Konflik pada dasarnya berawal dari hal-hal yang
bersifat abstak, tapi kemudian konflik juga dapat berakibat buruk sampai ke tingkat nyata,
berupa benturan fisik antara orang-orang yang berkonflik.
Konflik selalu mewarnai kehidupan, dari konflik-konflik yang sangat kecil sampai konflik
yang sangat besar. Konflik terjadi akibat perbedaan persepsi, berlainan pendapat dan karena
ketidak-samaan kepentingan. Konflik ada yang bisa diselesaikan secara tuntas, ada yang
setengah tuntas, ada juga yang berlarut-larut tanpa solusi.
Manajemen konflik adalah proses mengidentifikasi dan menangani konflik secara
bijaksana, adil, dan efisien dengan tiga bentuk metode pengelolaan konflik yaitu Stimulsi
konflik, Pengurangan/penekanan konflik dan penyelesaian konflik. Pengelolaan konflik
membutuhkan keterampilan seperti berkomunikasi yang efektif, pemecahan masalah, dan
bernegosiasi dengan fokus pada kepentingan organisasi. Konfik sebenarnya bisa baik
(fungsional) yang dapat mendorong meningkatkan produktivitas apabila konflik tersebut dapat
dikelola dengan baik. Namun konflik biasanya sebagai sesuatu yang salah (dysfunctional) yang
dapat merusak dan menyebabkan produktivitas menurun.
B.  Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan dalam penulisan makalah ini, kami menfokuskan pada pembahasan
yang dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan berikut ini:
1.      Apa yang dimaksud dengan manajemen konflik ?
2.      Apa ciri – ciri dan tahapan terjadinya konflik ?
3. Apa sumber dan jenis konflik ?
4. Apa saja dampak dan akibat konflik
5. Bagaimana dalam menghadapi, mengelola serta menyelesaikan konflik ?

C.  Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan:
1.    Mengetahui dan memahami apa itu manajemen konflik
2.     Mengetahui ciri – ciri dan tahapan terjadinya konflik
3. Mengetahui dampak dan akibat terjadinya konflik  
4.     Memahami dengan baik konsep dalam menghadapi serta metode mengelola konflik
5. Mengetahui bagaimana strategi cara menyelesaikan konflik yang terjadi dalam organisasi.
6.     Memenuhi tugas evaluasi program pendidikan mata kuliah manajemen perusahaan

D.  Metodologi Penulisan
Metodologi penulisan makalah ini adalah research library yang kami lakukan dengan
menela’ah buku-buku, artikel, dan jurnal yang berkaitan dengan manajemen konflik
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Definisi Konflik

Menurut Nardjana (1994) mendefinisikan konflik sebagai akibat situasi dimana keinginan
atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu
atau keduanya saling terganggu.
Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik merupakan kondisi terjadinya
ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri
individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan
tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Wijono,1993, p.4)
Menurut Wood, Walace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, dan Osborn (1998:580) yang
dimaksud dengan konflik (dalam ruang lingkup organisasi) adalah:
“Conflict is a situation which two or more people disagree over issues of organisational
substance and/or experience some emotional antagonism with one another.” Yang kurang lebih
memiliki arti bahwa konflik adalah suatu situasi dimana dua atau banyak orang saling tidak
setuju terhadap suatu permasalahan yang menyangkut kepentingan organisasi dan/atau dengan
timbulnya perasaan permusuhan satu dengan yang lainnya.
Menurut Stoner konflik organisasi adalah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi
sumberdaya yang langka atau peselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian.
(Wahyudi, 2006:17)
Sementara itu Daniel Webster mendefinisikan konflik sebagai:
1. Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain.
2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan (Pickering, 2001).
Jadi, kita dapat mendefinisikan konflik (conflict) sebagai sebuah proses yang dimulai
ketika suatu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif, sesuatu
yang menjadi kepedulian atau kepentingan pihak pertama. Definisi ini mencakup beragam
konflik yang orang alami dalam organisasi-ketidakselarasan tujuan, perbedaan interpretasi fakta,
ketidaksepahaman yang disebabkan oleh ekspektasi perilaku, dan sebagainya. Selain itu, definisi
lain cukup fleksibel untuk mencakup beragam tingkatan konflik-dari tindakan terang-terangan
dan keras sampai ke bentuk-bentuk ketidaksepakatan yang tidak terlihat.[2]

B. Ciri-Ciri dan Tahapan Konflik

Menurut Wijono ( 1993 : 37) Ciri-ciri Konflik adalah :


1. Setidak-tidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang terlibat suatu
interaksi saling bertentangan sehingga timbul pertentangan dalam mencapai tujuan.
2. Munculnya interaksi ditandai gejala perilaku yang direncanakan untuk saling meniadakan,
mengurangi, dan menekan pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan.
3. Munculnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat pertentangan yang berlarut-
larut sehingga menimbulkan ketidakseimbangan.

Tahapan-Tahapan Perkembangan kearah terjadinya konflik sebagai berikut:


1.      Konflik masih tersembunyi (laten)
2.      Konflik yang mendahului (antecedent condition)
3.      Konflik yang dapat diamati (perceived conflicts) dan konflik yang dapat dirasakan
(felt
conflict)
4.      Konflik terlihat secara terwujud dalam perilaku (manifest behavior)
5.      Penyelesaian atau tekanan konflik
6.      Akibat penyelesaian konflik
Jika konflik diselesaikan dengan efektif dengan strategi yang tepat maka dapat
memberikan kepuasan dan dampak positif bagi semua pihak. Sebaliknya bila tidak, maka bisa
berdampak negatif terhadap kedua belah pihak sehingga mempengaruhi produkivitas kerja.
(Wijono, 1993, 38-41).

C.  Sumber-Sumber Konflik :
 Faktor komunikasi (communication factors)
Sumber konflik yang terjadi karena adanya faktor komunikasi meliputi :
- Salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat
- Bahasa yang sulit dimengerti,
- Informasi yang mendua dan tidak lengkap, Gaya individu manajer yang tidak
konsisten

 Faktor struktur tugas maupun struktur organisasi (job structure or organization structure)
Sumber konflik yang terjadi karena adanya faktor komunikasi meliputi :
- Pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-kepentingan atau
sistem penilaian yang bertentangan,
- Persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas,
- Saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk
mencapai tujuan

 Faktor yang bersifat personal. (personal factors)


- Ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang
diperankan pada jabatan mereka,
- Perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi

 Faktor lingkungan (environmental factors)

D.  Jenis-jenis Konflik
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi yaitu :
1.    Konflik di dalam individu,
Konflik ini timbul apabila individu merasa bimbang terhadap pekerjaan mana yang harus
dilakukan, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan atau individu diharapkan
untuk melakukan lebih dari kemampuannya.

2.    Konflik antar individu dalam organisasi yang sama


Konflik ini timbul akibat tekanan yang berhubungan dengan kedudukan atau perbedaan-
perbedaan kepribadian.

3.    Konflik antara individu dan kelompok


Konflik ini berhubungan dengan gaya individu menanggapi tekanan untuk keseragaman
yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Contoh, seseorang yang dihukum karena
melanggar norma-norma kolompok.

4.    Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama


Adanya pertentangan kepentingan antar kelompok .
5.    Konflik antar organisasi
Akibat adanya bentuk persaingan ekonomi dalam sistim perekonomian suatu Negara.
Konflik semacam ini sebagai sarana untuk mengembangkan produk baru, teknologi, jasa-jasa,
harga yang lebih rendah dan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia secara efisien.
                                 
E.  Penyebab Konflik
Konflik di dalam organisasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

A. Faktor Manusia
1.      Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.
2.      Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.
3.      Timbul karena ciri-ciri kepriba-dian individual, antara lain sikap egoistis, temperamental,
sikap
fanatik, dan sikap otoriter.

B. Faktor Organisasi
1.      Persaingan dalam menggunakan sumberdaya.
2.      Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi.
3.      Interdependensi tugas.
4.      Perbedaan nilai dan persepsi.
5.  Kekaburan yurisdiksional, konflik terjadi karena batas-batas aturan tidak jelas
6.   Konflik terjadi karena suatu unit/departemen mencoba memperbaiki dan meningkatkan status,
sedangkan unit/departemen yang lain menganggap sebagai sesuatu yang mengancam
posisinya
dalam status hirarki organisasi.
7.    Hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi, baik dalam perencanaan, pengawasan,
koordinasi bahkan kepemimpinan dapat menimbulkan konflik antar unit/ departemen.

F. Dampak Konflik
Menurut Wijono (1993:3), bila upaya penanganan dan pengelolaan konflik dilakukan
secara efisien dan efektif maka dampak positif akan muncul. Namun bila, dalam pengelolaannya
ada kecenderungan untuk membiarkan konflik tumbuh subur dan menghindari terjadinya konflik
akibatnya muncul dampak negatif konflik (Wijono, 1993, p.2).

Konflik dapat berdampak positif dan negatif yang rinciannya adalah sebagai berikut :
1. Dampak Positif Konflik
- Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja secara efektif,
hasil kerja meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya.
- Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif.
-   Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi dalam upaya peningkatan prestasi
kerja, tanggung jawab, dedikasi, loyalitas, kejujuran, inisiatif dan kreativitas.
- Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang dapat membuat stress bahkan
produktivitas kerja semakin meningkat.
-   Banyaknya karyawan yang dapat mengembangkan kariernya sesuai dengan potensinya
melalui
pelayanan pendidikan (education), pelatihan (training) dan konseling (counseling) dalam
aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Semua ini bisa menjadikan tujuan organisasi tercapai dan
produktivitas kerja meningkat akhirnya kesejahteraan karyawan terjamin.

2. Dampak Negatif Konflik


-.    Meningkatkan jumlah absensi karyawan dan seringnya karyawan mangkir pada waktu jam
kerja
-   Banyak karyawan yang mengeluh karena sikap atau perilaku teman kerjanya yang dirasakan
kurang adil dalam membagi tugas dan tanggung jawab.
- Seringnya terjadi perselisihan antar karyawan sehingga sulit untuk konsentrasi dan muncul
perasaan kurang aman serta merasa tertolak oleh teman ataupun atasan karena tidak dihargai
hasil pekerjaannya.
-   Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri bila memperoleh teguran dari
atasan,
misalnya mengadakan sabotase terhadap jalannya produksi, dengan cara merusak mesin-mesin
atau peralatan kerja, mengadakan provokasi terhadap rekan kerja, membuat intrik-intrik yang
merugikan orang lain.
- Meningkatnya kecenderungan karyawan yang keluar masuk dan ini disebut labor turn-over.
Sehingga menghambat kelancaran dan kestabilan organisasi.

G.  Akibat-akibat Konflik
Konflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada cara mengelola konflik tersebut.
Akibat negatif
•           Menghambat komunikasi.
•           Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).
•           Mengganggu kerjasama atau “team work”.
•           Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.
•           Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
•           Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi,
menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme.

Akibat Positif dari konflik:


•           Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.
•           Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.
•           Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan per-baikan dalam sistem dan
prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
•           Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.
•           Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.
H. METODE-METODE PENGELOLAAN KONFLIK
(disi dari ppt )

I. STRATEGI MENGHADAPI KONFLIK


(disi dari ppt )

J. METODE – METODE PNYELESAIKAN


(disi dari ppt )

K. TUJUAN PENYELESAIAN KONFLIK


KETIK YO BRO MUNG SENG BOLT WAE

BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan dan Saran

Manajemen konflik adalah serangkaian proses untuk mempertemukan kemepentingan


dua belah pihak, menetralisir konflik, dan memulihkan pasca konflik. Manajemen konflik harus
diawali dengan memetakan konflik, mendengar ketarangan dua belah pihak, mempertemukan
kedua belah pihak, dan pengambilan keputusan untuk mengatasi konflik.
Konflik adalah saran untuk menghasilkan perubahan radikal. Konflik merupakan alat yang
dengannya manajemen berubah secara drastic struktur kekuasaaan yang ada, pola-pola interaksi
yang sedang berjalan, dan sikap yang sudah mengakar.
Kelompok atau organisasi yang tidak mengalami konflik kiranya akan menderita apati,
kemandekan, sikap ikut-ikutan arus, dan penyakit-penyakit lainnya yang membuatnya lemah.
Setelah kita mengetahui apa itu konflik dan manajemen konflik dapatlah kita menarik
kesimpulan bahwa konflik bukanlah dihindari apalagi untuk di abaikan, akan tetapi konflik
hendaklah harus dihadapi atau di kompromikan kepada pihak yang bertingkai.  Konflik dapat
diatas jika komunikasi diantara para pihak yng terjadi konflik dapat dipahami dan dicari
solusinya.
Hal-hal yang Perlu Diperhati-kan dalam Mengatasi Konflik:
1.    Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif.
2.    Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi.
3.    Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan.
4.    Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul.
5.    Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis.
6.    Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit kerja.
7.    Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar unit/departemen/
eselon.

Daftar Pustaka

            Murwani, Santosa. 2008. Pedoman Tesis dan Desertasi, Jakarta: Uhamka Press.
Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat.
            Covey, Stephen R. 2008. The 8th Habit. Jakarta: Gramedia.
            Hikmat, 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
            Timpe, A. Dale. 1991. Memimpin Manusia, Jakarta: Gramedia.
            Wirawan, 2010. Konflik dan Manajemen Konflik, Teori, Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta:
Salemba Humanika
Wirawan, 2002. Teori Kepemimpinan. Jakarta: Uhamak Press.
http://musliadiuhamka.blogspot.com/2012/04/manajemen-konflik.html
http://fuadinotkamal.wordpress.com/2010/01/01/manajemen-konflik-dalam-organisasi/
http://underground-paper.blogspot.com/2013/07/makalah-manajemen-konflik.html

Anda mungkin juga menyukai