Manajemen Konflik
Manajemen Konflik
Daftar Isi ………………………..………………………………………...………. 1
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………….. 3
B. Rumusan Masalah ……...…………..……………………...……..…. 4
C. Tujuan Penulisan …………………………………………....………. 4
D. Metodologi Penulisan ……………..………………...……...…….…. 4
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini. Alhamdulillah penulis menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen
Perusahaan, yang bertopik “ Manajemen Konflik”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada orangtua,
teman-teman yang telah memberikan dukungan moril, terutama kepada dosen pengampu yaitu Bapak
Makalah ini berisikan mencakup tentang konflik dalam organisasi. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi dan ilmu pengetahuan kepada pembaca dalam menghadapi konflik pada organisasi
maupun individu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Konflik bukanlah suatu fenomena yang objektif dan nyata; tetapi, ia ada di benak orang-orang
yang terlibat. Hanyalah perwujudannya, seperti sedih, berdebat, atau berkelahi yang terlihat
nyata. Karena itu, untuk menangani konflik, seseorang perlu bersikap empati, yaitu, memahami
keadaan sebagaimana dilihat oleh para pelaku penting yang terlibat. Unsur yang penting dalam
manajemen adalah persusi.”[1]
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan:
1. Mengetahui dan memahami apa itu manajemen konflik
2. Mengetahui ciri – ciri dan tahapan terjadinya konflik
3. Mengetahui dampak dan akibat terjadinya konflik
4. Memahami dengan baik konsep dalam menghadapi serta metode mengelola konflik
5. Mengetahui bagaimana strategi cara menyelesaikan konflik yang terjadi dalam organisasi.
6. Memenuhi tugas evaluasi program pendidikan mata kuliah manajemen perusahaan
D. Metodologi Penulisan
Metodologi penulisan makalah ini adalah research library yang kami lakukan dengan
menela’ah buku-buku, artikel, dan jurnal yang berkaitan dengan manajemen konflik
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi Konflik
Menurut Nardjana (1994) mendefinisikan konflik sebagai akibat situasi dimana keinginan
atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu
atau keduanya saling terganggu.
Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik merupakan kondisi terjadinya
ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri
individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan
tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Wijono,1993, p.4)
Menurut Wood, Walace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, dan Osborn (1998:580) yang
dimaksud dengan konflik (dalam ruang lingkup organisasi) adalah:
“Conflict is a situation which two or more people disagree over issues of organisational
substance and/or experience some emotional antagonism with one another.” Yang kurang lebih
memiliki arti bahwa konflik adalah suatu situasi dimana dua atau banyak orang saling tidak
setuju terhadap suatu permasalahan yang menyangkut kepentingan organisasi dan/atau dengan
timbulnya perasaan permusuhan satu dengan yang lainnya.
Menurut Stoner konflik organisasi adalah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi
sumberdaya yang langka atau peselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian.
(Wahyudi, 2006:17)
Sementara itu Daniel Webster mendefinisikan konflik sebagai:
1. Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain.
2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan (Pickering, 2001).
Jadi, kita dapat mendefinisikan konflik (conflict) sebagai sebuah proses yang dimulai
ketika suatu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif, sesuatu
yang menjadi kepedulian atau kepentingan pihak pertama. Definisi ini mencakup beragam
konflik yang orang alami dalam organisasi-ketidakselarasan tujuan, perbedaan interpretasi fakta,
ketidaksepahaman yang disebabkan oleh ekspektasi perilaku, dan sebagainya. Selain itu, definisi
lain cukup fleksibel untuk mencakup beragam tingkatan konflik-dari tindakan terang-terangan
dan keras sampai ke bentuk-bentuk ketidaksepakatan yang tidak terlihat.[2]
C. Sumber-Sumber Konflik :
Faktor komunikasi (communication factors)
Sumber konflik yang terjadi karena adanya faktor komunikasi meliputi :
- Salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat
- Bahasa yang sulit dimengerti,
- Informasi yang mendua dan tidak lengkap, Gaya individu manajer yang tidak
konsisten
Faktor struktur tugas maupun struktur organisasi (job structure or organization structure)
Sumber konflik yang terjadi karena adanya faktor komunikasi meliputi :
- Pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-kepentingan atau
sistem penilaian yang bertentangan,
- Persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas,
- Saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk
mencapai tujuan
D. Jenis-jenis Konflik
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi yaitu :
1. Konflik di dalam individu,
Konflik ini timbul apabila individu merasa bimbang terhadap pekerjaan mana yang harus
dilakukan, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan atau individu diharapkan
untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
A. Faktor Manusia
1. Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.
2. Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.
3. Timbul karena ciri-ciri kepriba-dian individual, antara lain sikap egoistis, temperamental,
sikap
fanatik, dan sikap otoriter.
B. Faktor Organisasi
1. Persaingan dalam menggunakan sumberdaya.
2. Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi.
3. Interdependensi tugas.
4. Perbedaan nilai dan persepsi.
5. Kekaburan yurisdiksional, konflik terjadi karena batas-batas aturan tidak jelas
6. Konflik terjadi karena suatu unit/departemen mencoba memperbaiki dan meningkatkan status,
sedangkan unit/departemen yang lain menganggap sebagai sesuatu yang mengancam
posisinya
dalam status hirarki organisasi.
7. Hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi, baik dalam perencanaan, pengawasan,
koordinasi bahkan kepemimpinan dapat menimbulkan konflik antar unit/ departemen.
F. Dampak Konflik
Menurut Wijono (1993:3), bila upaya penanganan dan pengelolaan konflik dilakukan
secara efisien dan efektif maka dampak positif akan muncul. Namun bila, dalam pengelolaannya
ada kecenderungan untuk membiarkan konflik tumbuh subur dan menghindari terjadinya konflik
akibatnya muncul dampak negatif konflik (Wijono, 1993, p.2).
Konflik dapat berdampak positif dan negatif yang rinciannya adalah sebagai berikut :
1. Dampak Positif Konflik
- Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja secara efektif,
hasil kerja meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya.
- Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif.
- Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi dalam upaya peningkatan prestasi
kerja, tanggung jawab, dedikasi, loyalitas, kejujuran, inisiatif dan kreativitas.
- Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang dapat membuat stress bahkan
produktivitas kerja semakin meningkat.
- Banyaknya karyawan yang dapat mengembangkan kariernya sesuai dengan potensinya
melalui
pelayanan pendidikan (education), pelatihan (training) dan konseling (counseling) dalam
aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Semua ini bisa menjadikan tujuan organisasi tercapai dan
produktivitas kerja meningkat akhirnya kesejahteraan karyawan terjamin.
G. Akibat-akibat Konflik
Konflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada cara mengelola konflik tersebut.
Akibat negatif
• Menghambat komunikasi.
• Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).
• Mengganggu kerjasama atau “team work”.
• Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.
• Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
• Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi,
menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Murwani, Santosa. 2008. Pedoman Tesis dan Desertasi, Jakarta: Uhamka Press.
Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat.
Covey, Stephen R. 2008. The 8th Habit. Jakarta: Gramedia.
Hikmat, 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Timpe, A. Dale. 1991. Memimpin Manusia, Jakarta: Gramedia.
Wirawan, 2010. Konflik dan Manajemen Konflik, Teori, Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta:
Salemba Humanika
Wirawan, 2002. Teori Kepemimpinan. Jakarta: Uhamak Press.
http://musliadiuhamka.blogspot.com/2012/04/manajemen-konflik.html
http://fuadinotkamal.wordpress.com/2010/01/01/manajemen-konflik-dalam-organisasi/
http://underground-paper.blogspot.com/2013/07/makalah-manajemen-konflik.html