Anda di halaman 1dari 11

Tugas Net Present Value (NPV), Coeficient of Variation, dan NPV

Pendekatan Satoris Hill

Nama :FHADIL SIDIEQ


NIM : 2001103010172
Kuliah Hari/Jam :RABU 14:00

Tugas Pertama
Manajer PT Fadhil Jaya sedang melakukan analisa yang mendalam pada tiga
usulan proyek/investasi. Dimana kondisinya bersifat mutually exclusive. Kebutuhan dana
untuk investasi tersebut diperkirakan adalah RP 60.000.000.000 ,dari masing-masing
investasi pada proyek yang diperhitungkan tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat kita
lihat pada tabel dibawah ini (dalam rupiah).

Thn Proyek/investasi Proyek/investasi Proyek/investasi


A B C
1 30.000.000.000,- 25.000.000.000,- 25.600.000.000,-
2 32.000.000.000,- 28.500.000.000,- 28.800.000.000,-
3 31.500.000.000,- 29.400.000.000,- 29.800.000.000,-
4 35.400.000.000,- 33.600.000.000,- 23.500.000.000,-
5 35.200.000.000,- 35.180.000.000,- 36.700.000.000,-
6 29.950.000.000,- 29.970.000.000,- 30.800.000.000,-
7 30.200.000.000,- 28.400.000.000,- 31.450.000.000,-
Dimana diketahui biaya modal (cost of capital) yang ditetapkan adalah 2%,4%,5%,6,5%,
DAN 7,8%. Maka berdasarkan data ini kita dapat menghitung Net Present Value (NPV)
pada masing-masing project/investasi.

NPV A(2%) = 30.000.000.000 + 32.000.000.000 + 31.000.000.000


(I+2%)1 (I+2%)2 (I+2%)3
+35.400.000.000 + 35.200.000.000 + 29.950.000.000
(I+2%)4 (I+2%)5 (I+2%)6
30.200.000.000 - 60.000.000.000
+

(I+2%)7
NPV A(2%)= 29.411.764.710 + 30.757.401.000 + 29.683.153.540
+ 32.704.128.080 + 31.881.724.510 + 26.594.742.900
+ 26.290.917.390– 60.000.000.000,-
191
NPV A(2%) = 147.323.832,10

NPV A(4%) = 30.000.000.000 + 32.000.000.000 + 31.500.000.000


(I+4%)1 (I+4%)2 (I+4%)3

+ 35.400.000.000 + 35.200.000.000 + 29.950.000.000


(I+4%)4 (I+4%)5 (I+4%)6

+ 30.200.000.000 -60.000.000.000

(I+4%)7

NPV A(4%) = 28.846.153.850 + 29.585.798.820 + 28.003.385.300


+ 30.260.068.360 + 28.931.834.170 + 23.669.920.050
+ 22.949.517.960 – 60.000.000.000,-

NPV A(4%) = 192.246.669,5 – 60.000.000.000.-

NPV A(4%) = 132.246.669,5

NPV A(5%) = 30.000.000.000 + 32.000.000.000 + 31.500.000.000


(I+5%)1 (I+5%)2 (I+5%)3

+ 35.400.000.000 + 35.200.000.000 + 29.950.000.000


(I+5%)4 (I+5%)5 (I+5%)6

+30.200.000.000 - 60.000.000.000

(I+5%)7

NPV A(5%) = 28.571.428.570 + 29.024.943.310 + 27.210.884.350


+ 29.123.667.610 + 27.580.121.050 + 22.349.151.150
+ 21.462.576.160 – 60.000.000.000,-

NPV A(5%) =185.322.772,2 – 60.000.000.000,-


191
NPV A(5%) = 125.322.772,20

NPV B(2%) = 25.000.000.000 + 28.500.000.000 + 29.400.000.000


(I+2%)1 (I+.2%)2 (I+2%)3

+ 33.600.000.000 + 35.180.000.000 + 29.970.000.000


(I+2%)4 (I+2%)5 (I+2%)6

+ 30.200.000.000 -60.000.000.000,-

(I+2%)7

NPV B(2%) = 24,509.803,92+ 27.393.310,27 + 27.704.276,64


+ 31.041.206,31+ 31.863.609,89 + 26.612.502,32
+ 24.723.909,07 – 60.000.000.000,-
NPV B(2%) =193.848.614,8 – 60.000.000.000,-

NPV B(2%) =133.848.618,4

NPV B(4%) = 25.000.000.000 + 28.500.000.000 + 29.400.000.000


(I+4%)1 (I+.4%)2 (I+4%)3
+ 33.600.000.000 + 35.180.000.000 + 29.970.000.000
(I+4%)4 (I+4%)5 (I+4%)6

+30.200.000.000 -60.000.000.000,-

(I+4%)7

NPV B(4%) = 24.038.461,54 + 26.349.852,07 + 26.136.492,94


+ 28.721.420,82 + 28.915.395,62 + 23.685.726,34
+ 21.381.665,9 – 60.000.000.000,-

NPV B(4%) =179.429.015,2 – 60.000.000.000,-


NPV B(4%) =119.429.015,2

191
NPV B(5%) = 25.000.000.000 + 28.500.000.000 + 29.400.000.000
(I+5%)1 ( I+.5%)2 (I+5%)3
+ 33.600.000.000 +35.180.000.000 + 29.970.000.000
(I+5%)4 (I+5%)5 (I+5%)6

+ 30.200.000.000 -60.000.000.000,-

(I+5%)7

NPV B(5%) = 23.809.523,81 + 25.850.340,14 + 25.396.825,4


+ 27.642.803,15 + 27.564.450,54 + 22.364.074,44
+ 20.183.349,78 – 60.000.000.000,-
NPV B(5%) =172.811.368,3 – 60.000.000.000,-

NPV B(5%) =112.811.368,3

NPV C(2%) = 25.600.000.000 +28.800.000.000 + 29.800.000.000


(I+2%)1 (I+2%)2 (I+2%)3

+ 23.500.000.000 + 36.700.000.000 + 30.800.000.000


(I+2%)4 (I+2%)5 (I+2%)6

+ 31.450.000.000 - 60.000.000.000,-

(I+2%)7

NPV C(2%) = 25.098.039,22 + 27.681.660,9 + 29.023.527,9


+ 21.710.367,51 + 33.240.320,72 + 27.349.518,57
+ 27.379.117,62 – 60.000.000.000,-

NPV C(2%) =191.482.552,4 – 60.000.000.000,-

NPV C(2%) = 131.482.552,4

191
NPV C(4%) = 25.600.000.000 + 28.800.000.000 + 29.800.000.000
(I+4%)1 (I+4%)2 (I+4%)3
+ 23.500.000.000 + 36.700.000.000 + 30.800.000.000
(I+4%)4 (I+4%)5 (I+4%)6

31.450.000.000 -60.000.000.000,-
+

(I+4%)7
NPV C(4%) = 24.625.384,62 + 26.627.218,93 + 26.429.091,49
+ 20.087.898,49 + 30.164.724,82 + 24.341.687,39
+ 23.899.415,23 – 60.000.000.000,-
NPV C(4%) = 176.228.421 – 60.000.000.000,-

NPV C(4%) = 116.228.421

NPV C(5%) = 25.600.000.000 + 28.800.000.000 + 29.800.000.000


(I+5%)1 (I+5%)2 (I+5%)3
+ 23.500.000.000 + 36.700.000.000 + 30.800.000.000
(I+5%)4 (I+5%)5 (I+5%)6

+31.450.000.000 -60.000.000.000,-

(I+5%)7

NPV C(2%) =169.669.042,3 – 60.000.000.000,-


NPV C(2%) =109.669,042,3

Rekomendasi.
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
____________

191
Tugas Kedua.
Seorang manajer pada sebuah perusahaan sedang melakukan kajian terhadap
dua buah project yang dianggap memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Dimana berdasarkan besarnya modal financial dan non financial yang dimiliki
maka ia harus memilih salah satu dari kedua project tersebut. Namun ia ingin
melakukan analisis dengan pendekatan NPV dan coefficient of variation. Adapun kedua
bentuk project tersebut adalah.
Periode A B
NPV Probabilitas NPV Probabilitas
1 230 0,25 450 0,35
2 390 0,35 700 0,30
3 900 0,30 650 0,25
Selanjutnya manajer tersebut diminta untuk melakukan perhitungan dan kajian
pada dua hal, yaitu :
a. Dengan menggunakan NPV maksimum yang diharapkan, proyek mana yang akan
dipilih.
b. Dengan menggunakan coefficient of variation, proyek mana yang akan dipilih.
Jawaban.
Untuk menjawab pertanyaan diatas dapat kita lakukan sebagai berikut,
a. Perhitungan dengan mempergunakan pendekatan NPV. Dengan rumus sebagai
berikut,
NPVPri  NPV1 (Pr1 )  NPV2 (Pr2 )  ........  NPV(Pr)

Dimana rumus ini dapat disederhanakan dalam bentuk sebagai berikut,


n
NPVPri   NPVn . Prn
t 1

Keterangan :
NPVPri = Hasil perolehan pada Net Present Value Probabilitas pada
project i
NPV1 = Net Present Value pada periode 1
NPV2 = Net Present Value pada periode 2
Pr1 = Probabilitas pada periode 1
191
Pr2 = Probabilitas pada periode 2

Pr∞ = Probabilitas selanjutnya yang akhir


NPV∞ = Net Present Value selanjutnya yang akhir

NPVPrA 230 (0,25) 390 (0,35) 900 (0,30)


NPVPrA 57,5 136,5 270
NPVPrA 464

NPVPRb 450(0,35) 700(0,30) 650 (0,25)


NPVPrB 157,5 210 162,5
NPVPrB 530

Kesimpulannya, dipakainya NPV B, yaitu disebabkan NPV B dianggap lebih


mampu memberi keuntungan yang lebih besar dibandingkan NPV A. Sehingga
NPV B dapat dinyatakan sebagai project yang lebih layak untuk dilaksanakan.
b. Perhitungan coefficient of variation dapat dihitung dengan terlebih dahulu
dihitung standard deviasi-nya () terhadap masing-masing project tersebut.
Adapun mekanisme hitungan dapat dipergunakan formula sebagai berikut,

 
1/ 2

 i  Pr1  NPV1  NPV Pri   Pr2  NPV2  NPV Pri   ......  Pr  NPV  NPV Pri 
2 2 2

Keterangan :
i = Standard deviasi pada project i
Pr1 = Probabilitas pada periode 1
Pr2 = Probabilitas pada periode 2
NPV1 = Net Present Value pada periode 1
NPV2 = Net Present Value pada periode 2
NPVPri = Hasil perolehan pada Net Present Value Probabilitas pada
project i
Pr∞ = Probabilitas selanjutnya yang akhir
NPV∞ = Net Present Value selanjutnya yang akhir
191
A = [0,25 (230-464)2 + 0,35 (390-464)2 +0,30 (900-464)2]1/2
A =[0,25(5,4756) + 0,35 (5.476) + 0,30 (190.096)] 1/2
A = [13.689 + 1.916,6 + 57.028,8] 1/2
A = [72634,4]1/2
A =269,507

B=[0,35 (450-530)2 + 0,30 (700-530)2 +0,25 (650-530)2]1/2


B=[0,35 (6.400) 0,30 (28.900) 0,25 (14.400)] 1/2
B=[2.240 8.670 4.032]1/2
B=[14.942]1/2
B= 122,2375
Maka selanjutnya dapat dihitung coefficient of variation sebagai berikut,

Coefficient of variationA = A : E (NPVA) = 269,507:464=0,580

Coefficient of variationB = B : E (NPVB) = 122,2375:530=0,230

Maka dari segi coefficient of variation adalah yang paling kecil yaitu coefficient of

variation yang paling kecil. Alasannya jika kita menghubungkan dari segi konsep

coefficient of variatio yang berarti sebaran risiko, maka tentunya akan kita pilih adalah

risiko yang paling kecil yaitu pada project B.

Tugas Ketiga
Manajer keuangan PT Fadhil Jaya sedang melakukan analisis yang mendalam pada
keputusan kebijaksanaan kredit, yaitu mengubah atau tidak. Perusahaan ini bergerak
dalam bidang bisnis furniture. Diketahui bahwa penjualan furniture perusahaan adalah
500 unit per minggunya, dan harga perunit RP 650.000,dengan posisi harga pokok
adalah RP 560.000 ,perunitnya. Untuk mempercepat penjualan perusahaan menerapkan
kebijaksanaan dengan menawarkan diskon sebesar 2%, dengan target yang akan dicapai
sekitar 50%, konsumen akan mengambil diskon tersebut dan kemungkinan mereka akan
membayar paling telat pada hari ke 10 Dengan begitu periode piutang diperkirakan 30

191
hari, serta angka bad debt (piutang tak tertagih) dari penjualan ditaksir 2,5,Kondisi pasar
mengalami perubahan karena berbagai sebab diantaranya peraturan penebangan hutan
menjadi jauh lebih ketat sehingga ini berkibat pada naiknya harga bahan kayu dipasaran,
sehingga perusahaan memutuskan menaikkan harga jual perunit menjadi RP 685.000
dengan alasan harga bahan telah mengalami kenaikan menjadi RP 595.000, perunitnya.
Namun optimisme perusahaan tetap tinggi yaitu penjualan diperkirakan akan meningkat
menjadi 560 perunit perminggunya. Serta pembayaran akan menjadi 57% dalam waktu
10 hari. Serta periode penagihan kredit akan diperlonggar menjadi rata-ratanya adalah
35 hari serta bad debt juga akan meningkat menjadi 3% Akhirnya manajer keuangan
memperkirakan rate of return perusahaan yang akan diperoleh adalah 11%
,Berdasarkan kondisi ini maka kita dapat menghitung dengan model Sartoris-Hill.

Jawaban.

Sebagaimana penjelasan pada model Sartoris-Hill ini ingin dilihat perbandingan antara
saat sekarang dan perkiraaan yang akan datang atau antara NPV 0 dan NPV1. Jika nanti
NPV1 lebih besar dari NPV0 maka artinya kebijakan kredit bisa dijalankan, dan begitu
sebaliknya.

Diketahui :

Po = 650.000 ko = 11% = 0,11 : 360 = 0,00030

Qo = 500 unit P1 = Rp 685.000

Co = Rp 560.000 Q1 = 560 unit

do = 2% C1 = Rp 595.000,-

Do = 50% d1 = 2%

tdo =10 hari D1 = 57%

bo = 2,5% td1 = 10 hari

to = 30 hari b1 = 3%

191
t1 = 35 hari k1 = 11% = 0,11 : 360 = 0,0030

Maka :

P0Q0 1  d 0  P Q 1  b 
NPV0  D0  1  D0  0 0 t 0 0  C0 D0
1  k 0  td 0
1  k 0 
NPV0 =0,50 6

375.375.000 374.605.000
NPV0  0,40   0,6   244.000
1,0045 1,01055

NPV0  (0,40)373.693.379   0,6  370.694.176  244.000

NPV0  149.477.351  222.416.506  244.000

NPV0  371.893.857  244.000

NPV0  371.649.857

191
P1Q1 1  d1  P Q 1  b 
NPV1  D1  1  D1  1 1 t1 1  C1D1
1  k1  td1
1  k1 
(735.000)(610)1  0,025)  (735.000)(610)1  0,032
NPV1  0,47  1  0,47   645.000(0,47)
1  0,00030 15
1  0,00030 40
437.141.250 434.002.800
NPV1  0,47   0,53  303.150
1,0003 15
1,0003 40
437.141.250 434.002.800
NPV1  0,47   0,53  303.150
1,0045 1,0121

NPV1  (0,47) 435.182.927   0,53 428.814.149  303.150

NPV1  204.535.976  227.271.499  303.150

NPV1  431.807.475  303.150

NPV1  431.504.325

Dari hasil hitungan diperoleh NPV0 adalah Rp 371.649.857,- dan NPV1 adalah Rp
431.504.325. Dengan begitu kita dapat menyimpulkan jika NPV 1 adalah lebih besar dari pada
NPV0, sehingga kebijaksanaan kredit dianggap sebagai keputusan yang tepat atau
menguntungkan jika dilaksanakan oleh manajer keuangan PT Barikat Persada.

Catatan Kesimpulan mengacu pada,

 Jika NPV0 > NPV1 maka proyek tersebut dinyatakan tidak layak untuk dikerjakan atau
infeasible.
 Jika NPV0 < NPV1 maka proyek tersebut dinyatakan layak untuk dilaksanakan atau
feasible, dan diperkirakan mampu memberi keuntungan diakhir proyek.
 Jika NPV0 = NPV1 maka proyek tersebut dianggap tidak memiliki nilai kelayakan,
terutama jika dilihat dari konsep mutually exclusive (memilih salah satu dan meniadakan
yang lain). Ini sebagaimana ditegaskan oleh Agus Sartono 2) bahwa, ”Jika investasi
dihadapkan pada proyek yang bersifat meniadakan maka haruslan dipilih proyek yang
memiliki NPV paling besar.”

Page 11 of 11

Anda mungkin juga menyukai