Abstrak
Isolasi trafo merupakan bagian yang kritis pada trafo tenaga, pemburukan atau
kegagalan isolasi dapat menyebabkan kegagalan operasi atau bahkan kerusakan
trafo. Salah satu metode untuk mengetahui kondisi isolasi adalah dengan melakukan
pengujian tangen delta. Pengujian tangen delta trafo dapat dilakukan dengan
beberapa mode yaitu GST, UST, GSTg, sedangkan untuk bushing ditambahkan mode
Hot Collar untuk mengetahui adanya perubahan kekuatan mekanisnya. Hasil uji
tangen delta pada umumnya bernilai positif, tetapi pada beberapa pengujian
ditemukan anomali hasil uji negatif, hal ini karena terjadi kebocoran pada isolasi,
fenomena ini dapat dijelaskan dengan teori rangkaian listrik. Selain itu pada
makalah ini juga dipaparkan beberapa contoh kasus pengujian tangen delta yang
hasilnya negatif serta solusinya.
I. Pendahuluan
Trafo tenaga merupakan peralatan utama dalam sistem penyaluran tenaga listrik,
salah satu bagian paling kritis dari trafo tenaga adalah isolasi trafo. Isolasi trafo
berupa isolasi kertas, minyak, dan keramik. Seiring dengan usia operasi trafo maka
kondisi isolasi dapat mengalami pemburukan, hal ini dapat disebabkan karena
tegangan lebih, suhu operasi yang tinggi, hotspot, korona, kontaminasi, kerusakan
mekanis maupun kelembapan. Pemburukan atau kegagalan isolasi dapat
menyebabkan kegagalan operasi atau bahkan kerusakan trafo, oleh karena itu sangat
diperlukan untuk mengetahui proses pemburukan pada isolasi sehingga kegagalan
trafo dalam beroperasi dapat dihindarkan. Salah satu metode untuk mengetahui proses
pemburukan isolasi adalah dengan pengujian tangen delta. Pada beberapa kasus
pengujian diperoleh hasil uji negatif, hal ini dapat membingungkan dalam interpretasi
hasil uji. Dalam makalah ini dicoba dijelaskan fenomena ini dengan analisa, studi
kasus dan tindak lanjutnya.
II. Prinsip Dasar
Isolasi trafo merupakan bahan dielektrik yang berfungsi untuk memisahkan dua
bagian yang bertegangan, misalnya antara kumparan dengan tangki trafo. Berikut ini
gambar isolasi pada kumparan dan inti trafo.
Trafo dengan isolasinya ini dapat dimodelkan sebagai rangkaian kapasitor yang
pararel dengan resistor.
Gambar 2. Rangkaian ekivalen trafo dan isolasinya
Kapasitor yang sempurna apabila dicatu tegangan bolak balik maka arusnya akan
tertinggal sebesar 90 derajat terhadap tegangannya, tetapi karena adanya disipasi daya
(dimodelkan sebagai resistor R) maka beda sudut antara arus dan tegangannya lebih
kecil dari 90 derajat. Berikut ini diagram vektornya.
Berikut ini dijelaskan langkah – langkah pelaksanaan pengujian dengan salah satu
alat uji yaitu alat uji tangen delta megger 2000.
1. Pasang kabel grounding ke peralatan dan pastikan sistem grounding telah benar.
2. Sambung peralatan dan kabel konektor sesuai dengan fungsi masing –masing
3. Periksa dan pastikan semua kabel telah terpasang dengan baik.
4. Nyalakan tombol ”POWER” ke posisi ”ON”.
5. Periksa lampu open ground apakah masih menyala terus, yang berarti koneksi
ground perlu di check ulang
6. Setelah lampu ground padam, tekan menu pengukuran sesuai dengan konfigurasi
pada specimen yang akan diuji (GST, UST atau GST No Guard).
7. Tekan kedua safety lock dan posisikan potensio HV ke posisi minimum.
8. Tekan tombol HV ON (Warna putih).
9. Putar potensio HV sesuai dengan tegangan yang diinginkan (searah jarum jam).
10. Setelah tegangan sesuai dengan yang diinginkan, tekan tombol ”MEASURE”,
tunggu beberapa saat hasil pengukuran akan terlihat pada display.
11. Hasil yang ada dapat disimpan atau langsung dicetak pada printer yang telah
disediakan.
12. Untuk mendownload kekomputer, dapat mempergunakan Data Key yang ada.
13. Data pada komputer dapat langsung dikonversi ke kodisi suhu 20°C.
Setelah dilakukan pengujian catat hasil yang diperoleh pada blanko yang tersedia.
Untuk mengukur specimen dapat dilakukan perubahan pada mode pengukuran,
berikut ini mode yang dapat dipilih dengan injeksi tegangan tinggi disisi primer
(tegangan tinggi).
Pada bushing terdapat fasilitas untuk pengujian tangen delta yaitu center tap,
berikut ini gambar rangkaian pengujian tangen delta untuk bushing.
Gambar 5. Rangkaian pengujian tangen delta bushing
Tegangan melalui tes tap memungkinkan untuk menguji isolasi bushing dimana tes tap itu di
tempatkan di bushing sehingga tidak memutuskan lead dari bushing. Isolasi utama adalah inti
kondensor antara pusat konduktor dan lapisan tap. Tes ini dilakukan dalam test mode UST
yang mengeliminir kerugian pergi ke ground bagian dari bushing. Metode UST hanya
mengukur bushing dan tidak secara berarti dipengaruhi oleh kondisi eksternal untuk bushing.
Cara mengukur tandel bushing.
1. Sambungkan kabel tegangan tinggi dari alat ukur ke terminal konduktor bushing. Jika
bushing yang diuji terpasang pada transformator, jumper semua bushing dari
kumparan yang sama. Juga jumper bushing dari gulungan lain dan dihubungkan
ketanah. Pastikan konektor tegangan tinggi membentang jauh dari bushing yang diuji
untuk menghindari kontak dengan porselen bushing.
2. Sambungkan kabel tegangan rendah dari alat uji. Tap tes banyak jenisnya sehingga
diperlukan alat atau adaptor khusus. Beberapa tap uji terdiri dari miniatur bushing
dimana konduktornya akan disambungkan ke ground melalui tutup Tes tap.
3. Rumah Tap mungkin mengandung sejumlah kecil minyak atau compound. Harus
diperhatikan saat melepas tutup rumah Test tap untuk untuk menghindari tumpahnya
minyak. Pastikan minyak diganti setelah pengujian selesai.
Procedure Pengukuran tandel Bushing.
1. Pengujian faktor daya (tandel) sangat sensitif terhadap kondisi cuaca. Pengujian harus
dilakukan dalam kondisi yang menguntungkan bila memungkinkan.
2. Uji insulasi utama c1 biasanya dilakukan pada 10kV dalam test mode UST. Selalu
merujuk pada rating name plat seperti tegangan dari bushing yang diuji. Jika 10kV
melebihi rating dari bushing, maka atur tegangan sama atau sedikit di bawah rating
tegangan.
3. Lanjutkan ukur semua bushing dan mencatat hasilnya.
4. Identifikasi setiap set pembacaan dengan nomor seri bushing. Catat produsen, jenis
atau model lainnya dan peringkat rancang. Terutama harus diperhatikan mencatat
kapasitansi c1 dan nilai-nilai faktor daya yang ada dipapan nama. Perhatikan koneksi
tes khusus atau kondisi tidak biasa.
5. Catatan tegangan tes yang sebenarnya, saat ini, Watts, faktor daya dan kapasitansi.
6. Catatan suhu lingkungan dan kelembaban relatif dan indikasi umum kondisi cuaca
pada saat ujian.
7. Koreksi faktor daya bacaan hingga 20 ° C. Jika bushing dipasang pada transformator,
gunakan rata-rata suhu minyak atas dan ambien.
Untuk pengujian bushing ini ada beberapa mode yang bisa digunakan antara lain :
Mode GST, pengukuran ini dilakukan dengan melepas bushing dari hubungan
dengan peralatan lain atau bushing harus diputus sambungan dengan kumparan
trafo. Pengukuran ini dilakukan dengan meng energize konduktor bushing dan
meng tanahkan flangenya. Temperature sekitarnya sangat besar pengaruhnya
terhadap nilai kapasitansi (power factor), sehingga perlu pembanding dengan hasil
ukur pada temperature tertentu (20 C).
Mode GSTg, pengukuran dengan mode GST dapat juga dilakukan dengan cara
memberi tegangan tertentu pada CT ( Center Tap ) dan input LV disambungkan
pada konduktor maka akan diketahui nilai GST (C2) yaitu bagian yang paling
dekat dengan flange dan bagian bawah terminal.
Mode UST, pengujian ini digunakan pada bushing yang tersambung dengan
beberapa peralatan lain yang berada didalam atau diluar trafo dimana
perlengkapan tersebut tidak berpengaruh terhadap tap kapasitansi, tap power
factor dan atau flange bushing yang dapat dipisahkan dengan tangki yang
diketanahkan.
Hot Collar, pengukuran ini sangat efektif untuk mengetahui lokasi keretakan
pada porcelain, pemburukan atau kontaminasi pada permukaan bushing seperti
lapisan tipis compound, cairan atau sisa compound yang menempel pada bushing.
Berikut ini rangkain pengujian dengan metode hot collar :
Berdasarkan literatur Doble untuk trafo baru dapat dinyatakan dalam kondisi baik
bila nilai hasil uji tangen delta kurang dari 0.5 % sedangkan trafo yang sudah
beroperasi berdasarkan standar ANSI C 57.12.90, interpretasi hasil uji tangen
deltanya sebagai berikut :
Pada rangkaian seri seperti ditunjukkan pada gambar 7, tegangan yang melintasi
setiap elemen dapat berbeda dalam amplitudo dan fasanya apabila kedua elemen
tersebut berbeda sifat dasarnya (resistor, kapasitor atau induktor). Tegangan melintasi
Z2 adalah V2 dan dalam fungsi dari 2 elemen Z1 dan Z2 .
Setiap impedansi elemen Z dapat terdiri dari komponen resistif R atau reaktif X
(induktansi Xl dan kapasitansi Xc) dan dapat diwakilkan dengan sebuah vektor dalam
diagram vektor, lihat gambar 8. Resistansi merupakan sebuah bilangan real dan sefasa
dengan tegangan. Kedua tipe komponen reaktif adalah suatu bilangan kompleks
dengan pergeseran fasa 90 derajat terhadap tegangan tetapi berlawanan diantaranya :
Apabila elemen lain ZG paralel dengan Z2 seperti terlihat dalam gambar 9 maka
tegangan V2 dan arus I2 dalam fungsi tiga elemen menjadi lebih kompleks seperti
yang diperlihatkan dalam persamaan 9.b dan 9.c. Bagaimanapun juga perbedaan
matematis satu-satunya dari model sebelumnya ialah term Z1Z2//Zg.
2. Pengukuran kapasitor.
Menggantungkan sebuah kapasitor di udara untuk pengujian seperti ditunjukkan
dalam gambar 13 dapat menghasilkan penurunan faktor daya.
Gambar 13. Rangkaian pengujian
Posisi gantung titik tengah membagi kapasitansi dalam 2 nilai setara yang
memaksimalkan term Xc1Xc2/RG. Lebih jauh ini merupakan suatu posisi yang ideal
untuk mendapatkan rugi daya negatif ketika penggantung menjadi lebih konduktif dan
terjadi efek kopling.
3. Pengukuran bushing.
Berikut ini hasil pengujian pada sebuah bushing yang diperoleh tangen delta
neagitf.
Konstruksi kumparan pembalut membagi sistem isolasi CHL dalam 3 bagian, lihat
gambar 15 :
1. CHa adalah isolasi dari konduktor kumparan tegangan tinggi ke permukaan isolasi
padat;
2. Ca adalah celah udara dari permukaan isolasi solid tegangan tinggi ke tegangan
rendah. Elemen ini memiliki rugi daya yang sangat rendah dan kapasitansi
terkecil, sehingga mendominasi rangkaian;
3. CLa adalah isolasi dari konduktor kumparan tegangan rendah ke permukaan
isolasi padat.
Ketika permukaan-permukaan isolasi padat terkontaminasi, contoh kondensasi
bercampur dengan kotoran, konduktivitas permukaan akan meningkat. Hal ini akan
menambah elemen keempat yang mana umumnya elemen-elemen resistif (RHg atau
RLg) dan memparalel rangkaian CHL ke ground.
Tujuan :
Pengukuran rugia-daya adalah satu metoda mengevaluasi integritas dari satu LA
(lighning Arrester) dan pencegahan potensial bahaya kegagalan. Test ini
mengungkapkan kondisi akibat operasional dan lingkungan pada LA yg dapat
mempengaruhi syarat-syarat fungsi LA tsb, seperti: kehadiran embun, deposit garam,
karat, porselin retak, terbukanya resistor paralel, unsur-unsur pengionisasi awal yg
mengakibatkan cacat, dan rusaknya gap.
Prosedur Pengujian.
Untuk semua pengujian faktor daya, lebih banyak informasi merekam pada saat
dilakukannya pengujian akan memastikan perbandingan terbaik [dari] hasil di test
rutin yang berikutnya. Data pengujian harus dibandingkan dengan pabrik atau data
papan nama jika tersedia. Jika tidak ada data adalah tersedia, membandingkan hasil
percobaan ke/pada test utama/lebih dulu di atas/terhadap penangkap dan hasil sama
test serupa di atas/terhadap penangkap serupa. Informasi tambahan berikut harus
direkam di atas/terhadap formulir/bentuk pengujian.
• Mencatat seluruh informasi papan nama LA.
• Mengidentifikasikan setiap kejadian dan menganalisa.
• Catatan tentang syarat-syarat khusus test.
• Catatan aktual tegangan pengujian, arus, watts, faktor daya dan kapasitansi.
Mengoreksi arus dan watts kepada satu tegangan pengujian yang standar
2.5kV atau 10kV.
• LA sering dinilai atas dasar kerugian watts. Untuk memperoleh sejenisnya 10
mV kerugian watts dari satu pengukuran terhadap kapasitansi dan faktor daya,
melakukan kalkulasi jika test berikut menjadi ditetapkan tidak menampilkan
hasilnya.
Kerugian Watt = CpF x %DF x 377 x 10-6 (untuk 60 Hz)
Kerugian Watt = CpF x %DF x 314 x 10-6 (untuk 50 Hz)
Dimana: CpF = kapasitansi di/dalam pikofarad
%DF = persen pengusiran (faktor daya)
• Suhu lingkungan catatan dan kelembaban relatif serta satu indikasi umum
kondisi cuaca pada saat dilakukannya test.
Berdasarkan referensi LA bahwa kerugian dapat diukur dengan mode UST mungkin
saja lebih rendah jika LA diuji mode GST hal karena bocor arus tidak
mempengaruhi hasil pengukuran mode UST.
Lebih tinggi dari kerugian normal bisa terjadi karena kotoran atau embun di dalam
dan permukaan luar porselin, porselin retak/pecah, deposito garam dan pencemaran
secara umum. Lebih rendah dari kerugian normal bisa menjadi indikasi berubahnya
nilai resistor atau unsur-unsur mengionisasi sehingga terjadi cacat pada komponen LA
tsb. Kerugian arrester sangat dipengaruhi factor
Tegangan Uji.
Rangkaian Uji.
LA terdiri satu unit dan dua unit.
Terminal
dibuka
Mode Uji
LA terdiri dari 3 unit.
Tujuan
Capasitor yang maksud adalah kapasitor yang berfungsi sebagai pembagi tegangan
(voltage divider) terpasang pada CVT (capacitor Voltage Transformer). Mempunyai
pencabangan sehingga terbagi 2 (dua) unit capacitor yaitu C1 dan C2. Sebagai
pembagi tegangan maka bila berubah nilai capasitansi maka akan terjadi stress
tegangan yang cukup sehingga mengalir arus bocor yang besar maka terjadi panas dan
kenaikan tekanan didalam kapasitor dan akhirnya pecah dan rusak yg tdk dapat
diperbaiki kembali.
CVT mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai penurun tegangan (untuk pengkuran) dan
sebagai modulator injeksi frekwensi komunikasi ke SUTT yang berfungsi sebagai
transmisi audio dan data (PLC / Power Line Carrier) diberi tanda ‘CAR’ dan untuk
tegangan diberi tanda ‘POT’.
Rangkaian pengukuran.
Melepas konektor pada terminal CVT dan rangkaian sisi sekunder (rekomemdasi)
melepas terminal C2 ( CVT yg terminal C2 ada diluar), membersihkan isolator,
melepas zekering (fuse) pada rangkaian sekunder. Perhatian khusu saklar yang ada
sebagai fasilitas untuk dapat mengukur capasitansi semua bagian dari capacitor dan
trafo tegangannya.
Nilai capasitor biasanya berkisar antara 4000 pF s/d 7600 pF dengan prosen kesalahan
nilai dari -5% - +10% tergantung dari jenis, tipe dan pabrikan. Jika terjadi hasil
pengukuran ternyata melebih batasan prosen kesalahan dari jenis dan tipe CVT,
berarti telah terjadi perubahan kapasitas CVT yang menjelaskan kondisinya sudah
rusak dan CVT harus diganti.
Prosedur Pengujian.
1. melepas koneksi ke jaringan.
2. Jika tidak dilengkapi dengan PMS line, maka terminal atas di ketanahkan.
3. Tutup saklar tanah S1 dan S2 yang terletak pada rumah (base box) CVT.
4. Buka koneksi terminal ‘CARrier’ dan ‘POTential’ yang di terminal boks
sekunder. Dapat juga terminal ‘CARrier’ dan ‘POTential’ disambung bersama,
atau terminal ‘POTential’ di ambangkan jika terminal ‘CARrier’ tersambung
dan peralatan pembawa frekwensi ‘carrier equipment’. Jika “CARrier” di
ground maka CVT hanya digunakan sebagai trafo tegangan saja.
untuk instalasi multi-unit, unit individual harus discharge dulu setiap unit secara terpisah
sebelum koneksi pengujian adalah membuat.
5. Lepaskan koneksi ke terminal dari kapasitor sebagaimana diperlukan.
6. Meneruskan koneksi pengujian dan ukur sebagai mana diuraikan di bawah.
7. Unit dengan terminal POTential dapat diakses adalah secara umum ditandai oleh
satu terminal terbuka diisi basebox.
Test Number 1
Mode test dengan tegangan uji 10 kV.
Dalam beberapa peristiwa mungkin saja lebih menyenangkan untuk memutuskan terminal
(setelah ditanahkan) dari instalasi unit-tunggal. Di/dalam contoh (instance) itu, test mungkin
saja dibuat sebagai berikut:
* Tegangan pengujian tidak ke melebihi tegangan terminal Auxiliary Capacitor. Jangan
melebihi dari 2kV untuk CAR, kecuali jika diketahui rating tegangan lebih tinggi. Terminal
POT adalah biasanya menilai 5kV atau di atas. Bagaimanapun, jika dengan ragu-ragu,
berkonsultasi instruksi pabrikan membukukan penutup jenis spesifikkasi CVT.
** Test 3 dan 3A adalah satu “alternatif” test adalah yang diperlukan hanya jika itu
diinginkan untuk memperoleh kapasitansi dari kombinasi seri ini untuk menyamakan dengan
satu nilai papan nama.