2. Ni Komang Sonia Karisma Dewi (1802541050) (Fisioterapi) 3. I Gusti Ayu Putu Sintya Dewi (1802521049) (PSSKPN) 4. Cokorda Gde Agung Yudhamarwan (1802511205) (PSSKPD) 5. I Gusti Bagus Aditya Adi Pranajaya (1802511207) (PSSKPD) 6. Jocelyn Ivana (1802511164) (PSSKPD) 7. Erick Moenandir (1802511166) (PSSKPD) 8. Ni Luh Dina Resmi Setiari (1802511242) (PSSKPD) 9. Natasya Eleanore Gunawan (1802511243) (PSSKPD) 10. Ni Putu Intan Pratiwi (1802561026) (PSKM) 11. Ni Putu Amanda Ayuning Krissita (1802561066) (PSKM) 12. Maria Vianey Uma Kopong (1808551061) (Farmasi) 1. Berdasarkan kasus yang ada disebutkan bahwa Tn. A dan Ny. B tidak memiliki masalah kesehatan namun, Adapun yang mengalami masalah kesehatan yaitu Tn. C (65 th, Hipertensi), Ny. D (62 th, Diabetes Mellitus), dan An. E (6 th, Karies Gigi). Hal-hal yang dapat dikaji :
• Predisposisi dari masing masing penyakit yang
diderita keluarganya • Masalah yang dapat timbul kedepannya • Rutin atau tidaknya Tn. A dan keluarganya untuk melakukan pengecekan gula darah dan tensi • Pola Hidup dari Tn. A dan keluarganya, apakah sudah mengikuti anjuran seperti mengatur pola makan sesuai diet yang dianjurkan dan juga melakukan gaya hidup sehat atau tidak. • Pengetahuan Tn. A dan keluarganya mengenai penyakit penyakit tersebut Seperti hal nya :
Tn. C : Kakek berumur 65 th yang menderita hipertensi.
Masalah yg mungkin timbul jika hipertensi tidak dikontrol adalah stroke dan serangan jantung
Ny. D : Nenek berumur 62 th yg menderita DM. Jika
tidak diberikan penangan yang tepat seperti contohnya disuntik insulin dan juga menjaga pola makan yang baik seperti diet gula dll maka masalah yg mungkin timbul yaitu kerusakan ginjal, kerusakan saraf, penyakit kardiovaskuler , bahkan kematian.
An. E : anak Tn. A berumur 6 th mengalami karies gigi
atau masalah pada gigi. Masalah yg mungkin timbul jika tidak diatasi adalah gigi berlubang
Tn. A : Karena memiliki Ibu yang terjangkit Diabetus
Melitus maka Tn. A memiliki resiko 2 sampai 6 kali lipat untuk terjangkit Diabetes Melitus Tipe-II, Tn. A juga memiliki ayah dengan riwayat Hipertensi maka Tn. A dapat juga terjangkit hipertensi, akan tetapi gaya hidup dan lingkungan yang baik dapat membantu Tn. A untuk tetap sehat. 2. Setelah pengkajian dilakukan, jelaskan cara kelompok untuk menetapkan prioritas masalah!
Untuk menetapkan prioritas masalah, kami
mempertimbangkan beberapa hal untuk menentukan prioritas masalah di keluarga Tn. A. Dapat dilihat dari tabel bahwa terdapat nama, umur, dan masalah kesehatan. Kami mempertimbangkan umur, keparahan atau karakteristik penyakit dan kemampuan pemberian dan penerimaan edukasi Dari data tersebut, diketahui bahwa anggota yang memiliki permasalahan kesehatan adalah Tn. C (ayah Tn. A) berumur 65 tahun yang menderita hipertensi, Ny. D (ibu Tn. A) berumur 62 tahun yang menderita diabetes mellitus, dan An. E (Anak laki-laki Tn. A) berumur 6 tahun yang menderita karies gigi. Dari data tersebut, kami akan membuat beberapa pertimbangan dengan umur, keparahan, dan kemampuan menerima edukasi. 3. Rencana Pemberian Edukasi Kesehatan Pada Keluarga Tn. A
Edukasi merupakan upaya yang dilakukan untuk memberikan
pengetahuan kepada orang lain baik individu, kelompok, maupun masyarakat sehingga mereka akan melakukan apa yang telah diharapkan oleh orang yang memberikan edukasi. Edukasi menjadi komponen yang sangat penting di dalam interaksi antara pemberi edukasi dan penerima edukasi.Membuat janji untuk bertemu kembali dengan keluarga binaan, sehingga dapat mengamati ataupun melihat apakah ada perubahan-perubahan yang dilakukan oleh keluarga binaan dari apa yang telah diedukasi sebelumnya. Prioritas Edukasi Penyakit Pada Keluarga Tn. A
Prioritas penyakit untuk Keluarga Tn. A adalah Diabetes Mellitus
yang diderita oleh Ny. D (Ibu Tn. A). Menjaga pola hidup sehat merupakan kunci penting dari kesehatan pasien dan keluarga dalam mengontrol kadar gula darah. Selain itu, kita juga dapat memberikan edukasi untuk melakukan olahraga ringan setiap pagi. Prioritas pola hidup untuk pasien ini adalah pengaturan Nutrisi-Metabolik dan Manajemen Kesehatan seperti mengonsumsi obat secara rutin dan teratur 4. Cara Mengetahui Keefektivan Edukasi
1. Memastikan kembali apa yang diedukasikan dapat diterima atau
dipahami oleh keluarga binaan dengan meminta mengulang kembali apa yang telah disampaikan dari mahasiswa kepada keluarga binaan tersebut.
2. Membuat janji untuk bertemu kembali dengan keluarga binaan,
sehingga dapat mengamati ataupun melihat apakah ada perubahan- perubahan yang dilakukan oleh keluarga binaan dari apa yang telah diedukasi sebelumnya. TERIMA KASIH