Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MAKALAH INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE-3)

KASUS 2

Oleh :
Kelompok 13
Dwika Irfan Herianto 1802551017
Ni Komang Adinda Cahyani V. P 1802531013
Made Indah Natalia Dewi 1802521013
Ni Luh Latrianingsih 1802521052
Jesslyn Jelena 1808551027
Putu Saradevi Naripradnya 1808551029
Ida Ayu Agung Misellya Cempaka 1802561045
A.A Sagung Thata Pradnyaningrat 1802561071
Ni Putu Silvia Yunia Dewi 1802541013
Adeleida Sarah Vanesa 1802511043
Ni Putu Apriliantini Arleni Putri 1802511045
Ni Kadek Diah Armayukti 1802511053
I Komang Suyasa 1802511054

UNIVERSITAS UDAYANA
2020
SGD 2 (KASUS)

Jumat/16 Oktober 2020

Tn. A (40 tahun), tinggal dengan keluarganya di Desa X. Anggota keluarga Tn. A terdiri dari:

Nama Umur Masalah Kesehatan

40 tahun Tidak ada


Tn. A

36 tahun Tidak ada


Ny. B (istri Tn. A)

65 tahun Hipertensi
Tn. C (Ayah Tn. A)

62 tahun Diabetes Mellitus


Ny. D (Ibu Tn. A)

6 tahun Karies gigi


An. E (Anak laki-laki Tn. A)

1. Pengkajian apa yang perlu dilakukan terhadap keluarga Tn. A?


Berdasarkan data keluarga Tn. A, informasi yang baru diperoleh adalah mengenai
usia dan masalah kesehatan setiap anggota keluarga. Secara umum, kami menyadari bahwa
data ini belum cukup lengkap dan detail untuk menentukan tindakan atau intervensi pada
keluarga tersebut. Kami mencoba mengolah data yang ada berdasarkan sudut pandang
masing-masing prodi.
Dilihat dari sudut pandang bidang psikologi, dirasa perlu untuk dilakukan pengkajian
yang lebih mendalam terhadap riwayat keluarga Tn. A dari berbagai aspek seperti perilaku
(misalnya, pola kebiasaan, perilaku terkait sehat-sakit), riwayat penyakit medis lainnya,
pendidikan, ekonomi, dan sosial.
Pengkajian lainnya menurut sudut pandang keperawatan, yaitu dengan melakukan
pemeriksaan fisik pada masing-masing anggota keluarga seperti melakukan pemeriksaan
TTV dan kadar gula darah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal anggota
keluarga sebelum nantinya diberikan intervensi, dan nantinya data pemeriksaan fisik ini juga
bisa dijadikan salah satu bahan evaluasi dalam menentukan apakah intervensi bisa efektif
diberikan atau tidak pada anggota keluarga. Selain itu, perlu juga dilakukan pengkajian
mengenai mekanisme koping keluarga dan hubungan antar anggota keluarga. Perlu
melakukan pengkajian tersebut karena ketika hubungan antar anggota keluarga baik dan
harmonis serta keluarga mampu menyelesaikan segala masalah khususnya masalah kesehatan
dengan baik, maka dapat membantu dalam mengimplementasikan intervensi yang diberikan.
Pada saat diskusi lebih lanjut, dari bidang farmasi melihat masalah kesehatan Tn. C
dan Ny. D terkait hipertensi dan diabetes mellitus. Keduanya dianggap sama-sama
memerlukan monitoring obat secara rutin agar efek terapi dapat tercapai dengan baik. Efek
terapi yang diharapkan adalah kadar gula darah dan tekanan darah yang tetap berada pada
rentang yang normal.
Sedangkan dari bidang kedokteran gigi, kami akan melihat masalah kesehatan yaitu
karies gigi. Masalah karies gigi merupakan masalah yang sering terjadi di lingkungan rongga
mulut, hal ini disebabkan karena kurang nya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Maka dari
itu, diperlukan pengkajian tentang gaya hidup dan cara menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Hal lain yg perlu dilakukan adalah memberikan sosialisasi tentang bagaimana cara menjaga
dan membersihkan daerah gigi dan mulut dengan benar.
Terkait bidang kedokteran umum, masalah kesehatan Ny. D dan Tuan C yakni
hipertensi dan diabetes melitus. Bagi kesehatan Tuan C perlu diedukasi terkait ​lifestyle yang
dapat membantu beliau terhindar dari komplikasi yang dapat ditimbulkan hipertensi, serta
pentingnya rutin melakukan ​general check up ​sebagai skrining kesehatan. Adapun bagi Ny. D
yang mengidap DM diedukasi lebih mendalam pada beliau mengenai jenis DM yang dialami
beliau. Dengan mengetahui jenis DM tersebut, dapat pula dilakukan edukasi terkait
penatalaksanaan atau terapi DM. Dimana dalam penanganan DM ini tidak hanya melibatkan
medikamentosa, tapi nonmedikamentosa pun sangat perlu diperhatikan. Terkait
medikamentosa, Ny. D wajib melakukan pemeriksaan seperti HbA1c ataupun gula darah
secara rutin. Hal ini terkait dengan pilihan jenis medikamentosa yang akan diintervensi agar
sesuai dengan target yang diharapkan. Selain itu terkait non medikamentosa, Ny. D perlu
diedukasi mengenai ​lifestyle d​ imana ini sangat berpengaruh baik terhadap keberhasilan terapi
dan juga mencegah risiko komplikasi makro atau mikro dari DM. Selain itu, kemungkinan
DM yang dapat diwariskan sehingga perlu mengedukasi pula anak dari Ny. D yakni Tn. A.
Edukasi ini dilakukan agar Tn. A yang berisiko mengalami DM seperti ibunya dapat
meminimalisir risiko timbulnya penyakit tersebut.
Dilihat dari bidang kesehatan masyarakat, tentu yang harus diperhatikan adalah
kebiasaan atau gaya hidup pada keluarga Tn. A. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) tentu sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan keluarga Tn. A. Selain itu
penyakit yang diderita oleh Tn. C dan Ny. D memiliki potensi untuk menurun ke
keturunannya, oleh sebab itu harus dilakukan pencegahan sejak dini dengan cara rutin
berolahraga, menjaga pola makan serta mengurangi konsumsi glukosa berlebih.
Dilihat dari bidang Fisioterapi dimana masalah kesehatan pada keluarga Tn.A yaitu
hipertensi dan DM pengkajian yang dapat dilakukan yaitu dari segi permasalahan fungsi
gerak. Dimana dapat mengkaji masalah-masalah fisiologis yang timbul akibat dari penyakit
hipertensi maupun DM. Dalam hal tersebut, kita dapat membantu dalam pemulihan gerak dan
mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.
2. Setelah dilakukan pengkajian, jelaskan cara kelompok untuk menentukan prioritas!
Penetapan masalah dilakukan berdasarkan hasil diskusi pada soal nomor satu,
sehingga diputuskan bahwa kami menetapkan masalah dari tingkat keparahan yang dialami
oleh anggota keluarga Tn A.
3. Tetapkan 1 prioritas masalah dari keluarga Tn. A dan buatlah rencana pemberian
edukasi kesehatan pada keluarga Tn. A!
Prioritas masalah yang diangkat kelompok kami setelah diskusi bersama dosen
pembimbing adalah masalah kesehatan yang dialami oleh Ny. D, yaitu diabetes mellitus.
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia
dan gangguan metabolisme yang melibatkan akan sekresi insulin. Masalah kesehatan ini
dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, ketika kadar gula darah tidak dikontrol
maka akan menimbulkan permasalahan baru terhadap organ tubuh lain, seperti penyakit
kardiovaskular, nefropati, neuropati, hingga komplikasi pada kaki (Chawla dkk., 2016;
Papatheodorou dkk., 2016). Kedua, adanya penelitian yang menunjukkan bahwa riwayat
keturunan berpengaruh terhadap kejadian diabetes melitus pada pra lansia (Yunanda,
Rochadi, & T.Maas, 2018). Hal ini berarti Tn. A berpotensi atau berisiko mengembangkan
diabetes mellitus.
Berdasarkan penjelasan di atas kami berencana memberikan edukasi mengenai pola
hidup yang sehat terkait dengan diabetes melitus. Edukasi yang kami berikan yaitu upaya
preventif dan reprentif, seperti berbagi informasi mengenai makanan-makanan yang perlu
dihindari atau dikurangi dan menganjurkan untuk makan makanan yang seimbang,
menyarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan fisik baik itu tanda-tanda vital maupun
kadar gula darah serta memberikan obat berupa oral hipoglikemik atau insulin. Pemberian
edukasi difokuskan pada Tn. A dan Ny. B yang berperan sebagai ​care giver dalam keluarga.
Hal ini juga mengingat usia Tn. C dan Ny. D yang termasuk kategori lansia, sehingga dirasa
lebih efektif apabila edukasi diberikan pada Tn. A dan Ny B. Edukasi yang diberikan
diharapkan dapat tersampaikan dengan baik sehingga bisa bermanfaat dan mudah diterapkan
oleh keluarga Tn. A, sehingga dapat tercapai perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat
sebagai salah satu fokus penatalaksanaan pasien diabetes mellitus (Putra ​et al​, 2017).
Selain itu edukasi kesehatan mengenai perubahan pola hidup harus dilakukan pada
seluruh anggota keluarga sebagai tindakan preventif. Untuk dapat mengontrol DM dan
meningkatkan kualitas hidup dari penderita tidak hanya dapat dengan medikamentosa, tetapi
dapat juga dengan penurunan berat badan dan exercise sangatlah penting karena akan
meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, sehingga membantu mengontrol
peningkatan kadar glukosa darah. Olahraga yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, jogging
dianjurkan dilakukan secara teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali seminggu. Selain itu
dapat juga dengan melakukan aktivitas sehari-hari seperti membersihkan rumah.
4. Jelaskan bagaimana cara kelompok untuk mengetahui keefektifan edukasi kesehatan
yang diberikan pada keluarga Tn. A!
Keefektifan edukasi kesehatan diukur dengan melihat pemahaman dari anggota
keluarga Tn. A. Hal ini diungkap melalui kemampuan anggota keluarga untuk mengulang
kembali hal-hal yang dipelajari setelah pemberian edukasi. Pengisian kuisioner atau ​post test
digunakan sebagai media untuk mengukur pemahaman anggota keluarga terkait materi
edukasi kesehatan yang diberikan. Selain itu juga dengan mengubah pre dan post tes, kita
juga perlu follow up rutin kepada anggota keluarga karena dengan itu kita akan mengetahui
bagaimana keberhasilan proses program edukasi yang kita berikan kepada keluarga tersebut.
Setelah pemberian edukasi kesehatan, dalam jangka waktu yang mungkin sekitar sebulan,
dapat dilakukan pemeriksaan klinis pada keluarga seperti cek gula darah. Hal ini untuk
mengetahui apakah pemberian edukasi kesehatan berhasil dan efektif yaitu dengan
mengobservasi apakah pada hasil pemeriksaan terdapat peningkatan kesehatan atau masih
muncul keluhan yang sama pada keluarga.

DAFTAR PUSTAKA
Yusnanda, Rochadi, dan T. Maas. 2018. Pengaruh Riwayat Keturunan Terhadap Kejadian
Diabetes Mellitus pada Pra Lansia di Blud RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh Tahun
2017. ​Journal of Healthcare Technology and Medicine.​ 4(1): 18-28.
https://doi.org/10.33143/jhtm.v4i1.163
Putra ​et al. (​ 2017).Kejadian Efek Samping Potensial Terapi Obat Anti Diabetes Pasien
Diabetes Melitus Berdasarkan Algoritma Naranjo. ​Pharmaceutical Journal of
Indonesia.​ 2(2): 45–50
Chawla, A., Chawla, R., and Jaggi. S. 2016. Microvascular and Macrovascular Complications
in Diabetes Mellitus: Distinct or Continuum?. ​Indian Journal of Endocrinology and
Metabolism. 2​ 0(4):546-551
Papatheodorou, K., N. Papanas, M. Banach, D. Papazoglou, and M. Edmonds. 2016.
Complications of Diabetes. ​Journal of diabetes research.

Anda mungkin juga menyukai