Anda di halaman 1dari 1

Nama : Alexander Claudio Porut

Kelas : XII IPS/02

Judul : Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Dituju : Seminaris

Ketika saya merenungkan bacaan hari ini, saya bingung. Bagaimana mungkin Yesus, Putra Allah
ditinggalkan oleh Allah? Ini aneh sekali. Tapi kalau kita lihat lebih dalam, Tuhan sebenarnya sedang ingin
mengajarkan kita untuk bertahan dalam menghadapi penderitaan.

Kegelapan yang meliputi daerah Galilea ingin menggambarkan betapa Yesus berada di titik
terendah-Nya. Dia berada dalam kegelapan dimana Ia tidak bisa lagi merasakan kehadiran Allah. Ini yang
sering kita alami. Kita sering merasa ditinggalkan oleh Allah ketika kita berada dalam penderitaan ataupun
masalah yang berat. Seringkali kita akan protes, marah, kecewa, dan mengeluh pada Allah. Setelah itu, tidak
mau lagi percaya pada-Nya, malas doa, pengen keluar dari Seminari.

Tapi, Yesus tidak lari, apalagi menggunakan kekuatannya agar terlepas dari penderitaan, tidak. Ia
tetap bertahan. Meskipun berada dalam masa-masa paling sulit, Ia tetap bertahan, karena Ia tahu, meskipun
Ia ditinggalkan oleh Bapa, Ia tetap harus melaksanakan kehendak-Nya. Akhirnya, Yesus bisa melewati
penderitaan tersebut.

Waktu saya masih seminaris juga, saya pernah mengalami penderitaan yang besar. Waktu itu ada
acara Open House di Seminari, saya ditunjuk sebagai salah satu seksi. Saya sangat tertekan saat itu, stress,
bahkan sampai mengalami kekeringan iman. Saya ingin keluar dari Seminari. Lalu, saya curhat ke Romo,
lalu pergi berdoa di ruang adorasi. Dengan dua itu saya mendapatkan peneguhan. Dari pengalaman itu juga
saya diajarkan untuk tenang dalam mengambil keputusan, sabar, dan berani mengatakan “tidak” jika
memang tidak bisa.

Makanya teman-teman, Yesus mengajarkan kita untuk bertahan dalam penderitaan, jangan takut
menderita. Meskipun kita merasa Allah tidak menyertai kita, jangan pernah mundur, apalagi tidak percaya
lagi pada-Nya. Berdoalah pada-Nya agar bisa menghadapi penderitaan tersebut. Curhat ke teman atau romo
pembimbing agar dapat peneguhan. Bisa juga dengan meditasi untuk menenangkan diri dan mendekatkan
diri pada Allah.

Jadi, teman-teman, bertahanlah dalam penderitaan. Kita itu seperti emas yang dipanaskan dalam
perapian agar menjadi lembek, mudah dibentuk menjadi sesuatu yang lebih baik. Jadi, bertahanlah. Amin

Anda mungkin juga menyukai