2, 2013
ABSTRAK
Pemajakan berganda yang dapat menghambat transaksi internasional. Untuk mencegah terjadinya
pemajakan berganda dibuatlah P3B. Adanya kemudahan-kemudahan dalam P3B mendorong pelaku usaha untuk
menyalahgunakannya. Karena itu digunakan konsep beneficial owner untuk mencegah penyalahgunaan P3B.
Dalam semua model P3B beneficial owner diposisikan sebagai satu-satunya pihak yang dapat memperoleh
manfaat P3B. Model P3B Amerika serikat memiliki penjelasan lebih detail mengenai kriteria beneficial owner.
Indonesia telah memiliki peraturan untuk mencegah penyalahgunaan P3B. Peraturan yang berlaku sekarang
menggunakan kriteria untuk mendefinisikan beneficial owner. Indonesia juga telah memiliki peraturan untuk
mengimplementasikan peraturan pencegahan penyalahgunaan P3Bnya. Tetapi ada kelemahan dari peraturan itu,
yaitu, selama belum dilakukan pemeriksaan, tidak dapat diketahui secara pasti apakah P3B diberikan kepada
pihak yang berhak.
Peraturan pajak Indonesia Amerika Serikat dan Republik Rakyat China, terkait beneficial owner
menggunakan kriteria untuk mendefinisikan beneficial owner. Ketiganya juga menganut prinsip substance over
form. Republik Rakyat China memiliki cara pencegahan yang berbeda dengan Indonesia dan Amerika Serikat,
yaitu menggunakan surat permohonan agar P3B dapat digunakan.
Kata Kunci: penyalahgunaan P3B, beneficial owner, Pajak Internasional, penghindaran pajak
ABSTRACT
Double taxation that may hamper international transaction. To prevent double taxation tax treaty was
made.The benefit of tax treaty prompt business doer to abuse it.Therefore, beneficial owner concept used to
prevent treaty abuse. In all tax treaty model exist, beneficial owner posistioned as the only person allowed to
get treaty benefit. USA tax treaty model has more commentary about beneficial owner criteria. Indonesia
already had regulation to prevent treaty abuse. The present regulation use criteria to define beneficial owner,
rather than strighly define it. Indonesia also already has regulation to implement the provison to prevent treaty
abuse. The regulation has glitches. Before the indonesian tax authority review the tax return. It couldn’t be
determined clearly whether or not the treaty benefit given to the proper person.
Indonesian, United States of America, and People Republic of China tax regulation all use criteria to
define beneficial owner. All of them also embrace substance over form principle. People Republic of China has
slightly different method to prefent treaty abuse. Application letter needed before someone can use treaty benefit
in People Republic of China.
Key Words: treaty abuse, beneficial owner, international tax, tax avoidance.
1
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
2
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
Langkah antisipasi yang banyak dilakukan suatu pihak yang berhak atas penggunaan dan
adalah melalui penerapan konsep beneficial manfaat dari properti meskipun pihak tersebut
owner. Beneficial owner disepakati sebagai tidak memiliki kepemilikan secara legal
satu-satunya pihak yang berhak untuk Ada beberapa pendapat mengenai
mendapatkan manfaat P3B. Dalam common beneficial owner dan beneficial ownership.
law, terminologi kepemilikan terbagi menjadi Brown (2007) mendefinisikan beneficial owner
dua, yaitu kepemilikan secara hukum (legal dari melalui pengertian owner dan ownership.
ownership) dan kepemilikan secara faktual Dari situ ia mendefinisikan beneficial owner
(beneficial ownership). Dalam common law sebagai seseorang yang memiliki hak untuk
dijelaskan bahwa definisi beneficial owner menggunakan dan menikmati, yang kebanyakan
adalah pihak yang memenuhi kriteria sebagai didapat secara cuma-cuma. Sehingga, seseorang
pemilik tanpa adanya keharusan pengakuan yang hanya memiliki hak yang terbatas untuk
kepemilikan dari sudut pandang hukum. menikmati sesuatu tidak dapat dianggap sebagai
Konsep ini digunakan dalam secara seorang beneficial owner.
internasional dalam OECD Model Tax Menurut Vogel, sebagaimana dikutip oleh
Convention tahun 1977. Rachmanto Surahmat (2007), beneficial owner
didefinisikan sebagai mereka yang mempunyai
Sebagai negara tujuan investasi, Indonesia
hak untuk menentukan apakah suatu modal atau
seringkali menjadi sumber pendapatan, dengan
kekayaan harus dimanfaatkan bagi orang lain,
kata lain negara sumber yang tidak luput dari
atau menentukan bagaimana hasil dari modal
kemungkinan ancaman kehilangan potensi
atau kekayaan itu dimanfaatkan.
pendapatan pajak akibat aktivitas treaty
Sedangkan, menurut Herman LJ yang
shopping investor-investor yang ingin
dikutip oleh Meyer (2010) berpendapat,
meminimalisasi beban pajaknya.
beneficial owner adalah kepemilikan yang tidak
Apabila dilakukan pembiaran tentu akan hanya sebatas terdaftar secara hukum sebagai
terjadi kerugian, ditambah lagi struktur pemilik, melainkan memiliki hak untuk
pendapatan Indonesia didominasi oleh mengambil keputusan akan apa yang akan
pendapatan pajak. Potensi pajak yang hilang dilakukan terhadap benda yang dikuasi itu
akibat treaty shopping seharusnya dapat Dengan demikian dapat disimpulkan
digunakan untuk membiayai pembangunan bahwa beneficial owner adalah pihak yang
infrastruktur dan pendidikan, juga cita-cita memiliki hak untuk menikmati suatu kekayaan
Indonesia lainnya. dan hasil yang timbul dari kekayaan itu, dapat
Istilah beneficial owner berasal dari istilah yang dikuasainya, memiliki kontrol, dan
dalam common law. Dalam common law, menanggung resiko atas kekayaan yang
terdapat dua bentuk kepemilikan atas properti, dikuasainya tanpa perlu adanya pengakuan
legal yaitu ketika kepemilikan tersebut dapat Nomineee, Agent, dan Conduit
dipindahkan, dicatat, didaftarkan atas nama Salah satu ciri dari adanya kegiatan treaty
pihak tertentu. Sedangkan secara beneficial shopping adalah adanya agent, nomineee atau
lebih menggambarkan jenis kepemilikan dari conduit. Dalam International Tax Glossary yang
3
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
dikutip oleh Hutagaol (2007), nomineee dan Beneficial owner dalam Peraturan
agent diartikan sebagai pihak yang menguasai Perpajakan Indonesia
harta untuk pihak lain yang merupakan Peraturan perpajakan Indonesia yang
beneficial owner dari harta tersebut. Sedangkan pertama kali menggunakan konsep beneficial
conduit didefinisikan sebagai suatu badan yang owner adalah SE-04/PJ.34/2005 tentang
didirikan berkaitan dengan skema penghindaran petunjuk penetapan kriteria beneficial owner
pajak (Meyer, 2010). sebagaimana tercantum dalam Persetujuan
Ada dua bentuk dasar conduit company, Penghindaran Pajak Berganda Indonesia dengan
yaitu direct conduit dan stepping stone conduit negara lainnya. Surat Edaran itu kemudian
(Yoshimura, 2013). Direct conduit adalah dicabut dan diganti dengan SE-03/PJ.03/2008
conduit company yang dikuasai melalui tentang penentuan status beneficial owner
penguasaan langsung dalam bentuk sebagaimana dimaksudkan dalam Persetujuan
kepemilikan saham atas conduit company. Penghindaran Pajak Berganda antara Indonesia
dengan negara Mitra.
Surat Edaran ini juga telah dicabut dan
digantikan dengan PER-61/PJ.2009 yang juga
telah diperbaharui dengan PER-24/PJ/2010
tentang tatacara penerapan persetujuan
penghindaran pajak berganda. PER-61/PJ.2009
dijalankan melalui SE-114/PJ/2009 yang tetap
berlaku walaupun PER-61/PJ.2009 telah
disempurnakan dengan PER-24/PJ/2010.
Skema Direct Conduit Ada juga PER-62/PJ/2009 yang telah
Sumber: (Yoshimura, 2013)
diperbaharui dengan PER-25/PJ/2010 tentang
Sedangkan stepping stone conduit adalah
pencegahan penyalahgunaan persetujuan
conduit company yang dikuasai bukan melalui
penghindaran pajak berganda sebagai peraturan
kepemilikan saham atas conduit company
pelaksana pasal 26 Undang-undang PPh terkait
umumnya melalui kewajiban tertentu, misalnya
penghasilan yang dibayarkan ke luar negeri.
melalui hutang, convertible bonds, ataupun
Beneficial owner, dalam peraturan domestik
melalui penguasaan saham, namun bukan
Indonesia terdapat dalam PER-62/PJ/2009.
sebagai pemilik mayoritas yang dapat dilakukan
Dalam peraturan itu, beneficial owner
melalui share holders agreement ataupun saham
didefinisikan sebagai pemilik yang sebenarnya
preferen.
atas manfaat ekonomis dari penghasilan yang
bertindak tidak sebagai Agen bertindak tidak
sebagai Nominee bukan Perusahaan Conduit.
Definisi ini mirip dengan yang terdapat dalam
bagian commentary OECD model terkait siapa
yang dapat berhak mendapatkan manfaat P3B.
Beneficial owner Dalam P3B
Konsep beneficial owner dalam P3B
Skema Stepping stone Conduit
Sumber: (Yoshimura, 2013)
4
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
5
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
mendapatkannya. Oleh karena itu, ada pada posisi beneficial owner dalam P3B,
Desain penelitian ini adalah studi literatur, dalam keempat model P3B itu. Semuanya
yaitu suatu penelitian yang bertujuan referensi menjadikan beneficial owner sebagai satu-
teori yang relevan dengan kasus atau satunya pihak yang berhak menerima manfaat
permasalahan yang ditemukan. Hasil dari studi P3B terkait penghasilan dividen, bunga, dan
yang relevan untuk menjawab perumusan itu. Perbedaan hanya ada dalam model P3B
Tujuannya adalah untuk memperkuat Amerika Serikat. Model P3B Amerika Serikat
permasalahan serta sebagai dasar teori dalam dibuat cukup komprehensif. Model P3B
melakukan studi dan juga menjadi dasar untuk Amerika Serikat tidak hanya menenetapkan
menggambarkan penerapan peraturan dan bahwa yang berhak mendapatkan manfaat P3B
ketentuan pajak dalam menentukan beneficial terkait penghasilan dividen, bunga, dan royalti
owner untuk mencegah terjadinya penghindaran hanya beneficial owner, tetapi juga memberikan
Jenis dan sumber data yang digunakan ditetapkan sebagai beneficial owner.
6
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
7
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
dimiliki oleh Volvo (51%) dan Henleys kepada pihak lain. Dengan tidak dipenuhinya
(49%). ketentuan itu dalam yurisdiksi pajak Indonesia
2. Belanda dipilih atas saran dari Arthur Velcro Holdings bukan beneficial owner
Andersen dengan alasan beban pajak yang Dalam ketiga kasus otoritas pajak tidak
lebih ringan walaupun bukan alasan yang berhasil memenangkan sengketa pajak.
utama. Kekalahan itu dikarenakan tidak adanya aturan
3. PHBV hanya memiliki direksi, tidak ada tegas dan detail yang digunakan untuk
karyawan dan aset yang dimiliki hanyalah menentukan beneficial owner. Penentuan
kepemilikan atas Prevost. beneficial owner bergantung pada definisi saja.
4. Direksi memiliki wewenang penuh untuk Berbeda dengan yang dimiliki oleh Indonesia
menentukan tingkat cadangan modal yang sekarang. Peraturan yang berlaku sekarang,
harus tersedia, dan apakah akan PER-61/PJ./2009 dan PER-62/PJ./2009 telah
membagikan dividen. memiliki kriteria yang cukup detail untuk
Dari fakta-fakta diatas, diketahui bahwa menentukan beneficial owner.
Prevost Holdings tidak memenuhi salah satu Ketiga kasus diatas juga berhubungan
ketentuan dalam PER-62/PJ./2009 sehingga dengan penerima penghasilan yang berdomisili
tidak memenuhi kriteria beneficial owner. di Belanda. Banyak perusahaan yang memiliki
Kasus Velcro adalah sengketa pembayaran properti intelektual ataupun seni yang memilih
royalti antara perusahaan di Kanada dengan berdomisili di Belanda. Salah satu faktor
otoritas pajaknya. Pembayaran dividen penyebabnya adalah perlindungan terhadap
dianggap dilakukan kepada bukan beneficial properti intelektual dan seni yang baik yang
owner. Otoritas pajak kalah dalam kasus ini diberikan oleh Belanda. Dari sisi perpajakan,
karena tidak ada pengaturan mengenai Belanda mengenakan tarif pajak yang cukup
beneficial owner yang detail. Dalam kasus rendah untuk penghasilan bunga dan royalti.
Velcro, ditemukan fakta-fakta sebagai berikut: Tetapi, salah faktor insentif perpajakan yang
1. Velcro Industries BV menyerahkan hak paling menarik adalah kesedian otoritas pajak
dan kewajibannya sebagaimana tertera Belanda untuk memberikan pengaturan khusus
dalam perjanjian lisensi kepada Velcro (advance tax rulings) atas transaksi tertentu.
Holdings BV. Insentif itu menarik bagi investor internasional
2. Holdings juga tidak memerlukan ijin karena memberikan kepastian dan memberikan
untuk melakukan apapun dengan dana kesempatan perusahaan untuk melakukan
yang dimilikinya. negosiasi untuk beberapa tahun kedepannya.
3. Mayoritas pendapatan Holdings memang
digunakan untuk membayar Velcro Perbandingan Peraturan Pajak
Industries, yaitu 90% dari pendapatan
Indonesia terkait beneficial owner
royalti dari Velcro Kanada.
dengan Amerika Serikat dan
Dari fakta-fakta diatas, diketahui bahwa
Velcro Holdings tidak memenuhi salah satu Republik Rakyat China
ketentuan dalam PER-62/PJ./2009 yaitu Tidak Peraturan pajak terkait beneficial owner
menggunakan lebih dari 50% dari total yang dimiliki oleh Indonesia, Amerika Serikat,
penghasilannya untuk memenuhi kewajiban dan RRC, tidak ada yang mendefinisikan
8
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
beneficial owner secara langsung. Ketiga Indonesia menganut sistem self assestment
kriteria atau faktor-faktor untuk menentukan yang berarti wajib pajak berkewajiban untuk
apakah WPLN yang ingin menggunakan P3B menghitung dan melaporkan pajaknya sendiri.
merupakan beneficial owner dari penghasilan Self assestment system juga berarti semua yang
yang diterimanya. Penggunaan kriteria dan dilaporkan oleh Wajib Pajak dan telah diterima
faktor ini merupakan pendekatan yang cukup oleh otoritas pajak dianggap benar hingga dapat
tepat diambil mengingat definisi beneficial dibuktikan sebaliknya.
owner tidak seharusnya mengacu pada definisi Sama dengan Indonesia, Amerika Serikat
teknis dari menurut peraturan domestik negara juga menganut self assestment system. Tetapi,
apapun. Wajib Pajak berkewajiban untuk membuktikan
Indonesia, Amerika Serikat dan Republik kebenaran laporannya ketia ia melaporkan
Rakyat China menggunakan limitation of laporan pajaknya.
benefit yang disesuaikan. Indonesia Republik Rakyat China memiliki cara
meggunakan pendekatan channel approach, yang berbeda dalam memberikan manfaat P3B.
subject to tax approach, dan stock exchange WPLN harus mendapatkan ijin dari otoritas
profision yang semuanya harus dipenuhi, pajak di Republik Rakyat China sebelum ia bisa
kecuali untuk stock exchange profision. menggunakan P3B. Untuk mendapatkan ijin,
Amerika Serikat menggunakan look through WPLN perlu menyampaikan surat permohonan
approach, channel approach, dan stock penggunaan P3B disertai kelengkapan yang
exchange provision. WPLN harus memenuhi diperlukan. Kelengkapan yang diperlukan
salah satunya. Sedangkan secara garis besar termasuk data-data dan informasi WPLN untuk
RRC menggunakan competent authority membuktikan bahwa ia benar merupakan
provision, dimana WPLN dapat menggunakan beneficial owner. Apabila otoritas pajak dalam
manfaat P3B hanya bila telah diijinkan oleh jangka waktu dapat meyakini WPLN benar
otoritas pajak di negara sumber. adalah beneficial owner, maka ijin akan
Ketiga negara ini memiliki kesamaan diberikan. Bila dalam jangka waktu otoritas
dalam langkah untuk mencegah pajak belum dapat meyakini apakah WPLN
penyalahgunaan P3B, yaitu sama-sama merupakan beneficial owner atau bukan, maka
menggunakan kriteria ataupun faktor-faktor pemotongan PPh atas penghasilan yang
dalam mendefinisikan beneficial owner, juga diperoleh dari Republik Rakyat China akan
menggunakan prinsip substance over form. dikenakan pajak sesuai aturan domestik.
Perbedaannya ada pada penerapan peraturan itu KESIMPULAN DAN SARAN
dan beban pembuktian. Dari hasil penelitian yang diperoleh maka
dapat disimpulkan bahwa:
Perbandingan Beban Pembuktian
1. P3B, baik US model, OECD model, UN
Negara Beban Pembuktian
model, ataupun Indonesian model
Indonesia Wajib Pajak dan DJP
semuanya memposisikan beneficial owner
Amerika Serikat Wajib Pajak
sebagai owner sebagai satu-satunya pihak
Republik Rakyat Wajib Pajak
yang berhak menerima manfaat P3B
China
terkait penghasilan dividen, bunga, dan
Sumber: (Ernst & Young, 2013)
royalti. Hanya saja, US model memiliki
9
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
10
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
Kluwer law.
Ernst & Young. (2013). GAAR Rising:
Pendapatan Negara.
Gunadi. (2007). Pajak Internasional. Jakarta:
Tax Journal.
Hutagaol, J. (2007). Kapita Selekta Perpajakan.
11
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
Inland Revenue Services. (2011, July 14). IRS Mangoting, B. (2010, January). Penentuan
Regulation. Dipetik May 29, 2014, dari Status Beneficial Owner Untuk
Inland Revenue Services Web Site: Mencegah Penyalahgunaan Persetujuan
http://www.irs.gov/Businesses/Guidance Penghindaran Pajak Berganda. Jakarta,
-for-Examiners-and-Managers-on-the- DKI Jakarta, Indonesia: Universitas
Codified-Economic-Substance-Doctrine- Indonesia.
and-Related-Penalties
Meyer, S. P. (2010). The Meaning of Beneficial
Ju, J. D., & Wei, S.-J. (2007). Domestic Ownership and The Use Thereof For Tax
Institutions and the Bypass Effect Of treaty Shopping and Tax Avoidance.
Financial Globalization. Cambridge: Pretoria, Greek: University of Pretoria.
National Bureau of Economic Research.
Nurmantu, S. (2005). Pengantar Perpajakan.
Khrisna, V. (2009). Treaty Shopping and the Jakarta: Granit.
Concept of Beneficial Ownership in
O’Melveny & Myers LLP. (2012, June 29).
Double Tax treaties. Canadian Current
O’Melveny & Myers LLP documents.
Tax , 132.
Dipetik May 29, 2014, dari O’Melveny
Koichiro, Y. (2013). Clarifying the Meaning of & Myers LLP Web Site:
‘Beneficial Owner’ in Tax treaties. New http://www.omm.com/files/Uploads/Doc
York: Tax Analyst. uments/China%20Tax%20Alert/SAT%2
0Announcement%20%5B2012%5D%20
KPMG. (2013, 10 20). Article Publications.
No.%2030_(Bi-lingual).pdf
Dipetik Mei 23, 2014, dari KPMG
Website: OECD. (2010). Model Tax Convention on
http://www.kpmg.com/CN/en/IssuesAnd Income and On Capital. Dipetik march
Insights/ArticlesPublications/Documents 10, 2013, dari OECD web site:
/Beneficial-ownership-indirect- www.oecd.org/publishing/corrigenda
disposals-201003.pdf
Prevost Car Inc. V. The Queen (The Tax Court
KPMG. (2013, June). Publication. Dipetik May of Canada September 2007)
22, 2014, dari KPMG Hongkong
Rohatgi, R. (2002). Basic International
Website:
Taxation. London: Kluwer Law
http://www.kpmg.com/CN/en/IssuesAnd
International.
Insights/ArticlesPublications/Documents
/Beneficial-ownership-indirect- Setyawan, A. E. (2007). Analisis Penerapan
disposals-201003.pdf Konsep Limitation on Benefits Dalam
Menentukan Beneficial Owner Sebagai
Lelyemin, M. L. (2009, Juni). Analisis Upaya
Upaya Mencegah Praktek Treaty Abuse
Pencegahan Treaty Shopping melalui
Melalui Pembentukan Special Purpose
penentuan Beneficial Owner. Jakarta,
12
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
13