Modul Pajak Internasional (TM5)
Modul Pajak Internasional (TM5)
MODUL PERKULIAHAN
P322130003
PAJAK INTERNASIONAL
Abstrak Sub-CPMK 3
Latar Belakang
Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh
05
Yenny Dwi Handayani, SE., MSi., AK., CA
Fakutas Ekonom dan Bisnis Akuntansi
Bervariasinya manfaat P3B antar negara mendorong investor menyalahgunakan
(abuse) perjanjian untuk mendapatkan manfaat ataupun intensif yang paling
menguntungkan (Hutagaol, 2007). Perbuatan itu dapat dikategorikan sebagai perbuatan
melawan hukum apabila semata-mata dilakukan untuk menghindari pajak melalui
manfaat-manfaat P3B yang bertentangan dengan tujuan dibentuknya P3B itu sendiri.
Upaya penyalahgunaan P3B ini disebut treaty shopping. Treaty shopping
merupakan suatu skema untuk mendapatkan manfaat P3B yang dilakukan oleh pihak
yang seharusnya tidak berhak. Penghindaran pajak melalui treaty shopping terjadi karena
lemahnya peraturan yang ada dalam P3B, sehingga menimbulkan celah yang dapat
dimanfaatkan oleh oknum yang tidak berhak atas manfaat-manfaat P3B, misalnya
mendapatkan tarif pajak yang lebih rendah dari tarif yang seharusnya dikenakan oleh
negara sumber penghasilan.
Langkah antisipasi yang banyak dilakukan adalah melalui penerapan konsep
beneficial owner. Beneficial owner disepakati sebagai satu-satunya pihak yang berhak
untuk mendapatkan manfaat P3B.
F. Certificate of Domicile
Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN) yang berhak untuk mendapatkan manfaat dari
Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) atau Tax Treaty adalah:
1. terdapat perbedaan antara ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang PPh dan
ketentuan yang diatur dalam P3B;
2. penerima penghasilan bukan subjek pajak dalam negeri Indonesia;
3. penerima penghasilan merupakan orang pribadi atau badan yang merupakan
subjek pajak dalam negeri dari negara mitra atau yurisdiksi mitra P3B;
4. WPLN menyampaikan SKD WPLN yang telah memenuhi persyaratan administratif
dan persyaratan tertentu lainnya;
5. tidak terjadi penyalahgunaan P3B; dan
6. penerima penghasilan merupakan beneficial owner, dalam hal dipersyaratkan
dalam P3B.
Tata Cara Pemotongan Dan/Atau Pemungutan Dan Pelaporan Pajak
Pemotong dan/atau Pemungut Pajak harus membuat bukti pemotongan dan/atau
pemungutan pajak sesuai dengan ketentuan yang mengatur tentang bukti pemotongan
dan/atau pemungutan pajak penghasilan.
1. Dalam hal terdapat penghasilan yang diterima atau diperoleh WPLN tetapi tidak
terdapat pajak yang dipotong dan/atau dipungut di Indonesia berdasarkan
ketentuan yang diatur dalam P3B, Pemotong dan/atau Pemungut Pajak tetap
harus membuat bukti pemotongan dan/atau pemungutan pajak
2. Pemotong dan/atau Pemungut Pajak harus menyampaikan SKD WPLN yang telah
memenuhi persyaratan administratif dan tertentu lainnya sebagai lampiran dalam
SPT Masa untuk masa terutangnya pajak penghasilan.
3. Dalam hal Pemotong dan/atau Pemungut Pajak tidak menyampaikan SKD WPLN,
berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Manfaat P3B tidak diberikan kepada WPLN; dan
b. Pemotong dan/atau Pemungut Pajak wajib melakukan pemotongan
dan/atau pemungutan pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang PPh.
2. Penyampaian SKD WPLN dapat dilakukan secara elektronik sesuai ketentuan
yang berlaku
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul
9 Yenny Dwi Handayani, SE., MSi., AK., CA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Prosedur Administrasi dalam Penerapan P3B di Indonesia
Apabila dilihat dari putusan-putusan Pengadilan Pajak di Indonesia, sengketa terkait
penerapan P3B seringkali dikaitkan dengan persyaratan prosedur administrasi berupa
pemenuhan Surat Keterangan Domisili (SKD). Ketentuan mengenai prosedur administratif
penerapan P3B itu sendiri, tertuang dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-61/PJ/2009 tentang Tata Cara Penerapan P3B sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2010.
Lebih lanjut, adanya persyaratan administrasi berupa pemenuhan SKD dalam
mengaplikasikan P3B, sering berujung pada timbulnya sengketa pemotongan pajak.
Dalam hal ini, pemotongan PPh Pasal 26.
ilustrasi kasus
Gambar 5.1 Ilustrasi Kasus
Singapore Company
Pembayaran, tidak ada
Singapura pemotongan PPh Pasal 26
Gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. Misal, pada tahun 2013, PT A
memperoleh jasa manajemen dari Singapore Company yang berdomisili di Singapura.
Jasa manajemen diberikan oleh Singapore Company melalui email ataupun
teleconference. Sehubungan dengan pemberian jasa manajemen ini, PT A membayar,
misal sebesar Rp 100 juta kepada Singapore Company.
ISU: Apakah SKD merupakan hal yang menentukan untuk menerapkan suatu P3B?
Untuk menentukan apakah subjek pajak merupakan subjek pajak dalam negeri
dari salah satu atau kedua negara yang mengadakan perjanjian sehingga berhak untuk
menerapkan dan menikmati fasilitas P3B, dapat dibuktikan oleh subjek pajak (proven by
taxpayer) melalui SKD. Namun di lain pihak, otoritas pajak juga dapat membuktikan hal
tersebut (proven by tax authorities) melalui cara yang diatur dalam Pasal 26 P3B
Indonesia dan Singapura, yaitu melalui pertukaran informasi (exchange of information)
yang dapat digunakan untuk mencegah penghindaran pajak berganda, pencegahan
pengelakan pajak, dan penyalahgunaan P3B oleh pihak-pihak yang tidak berhak.
Gambar 5.3 Dua Cara untuk Menentukan Subjek Pajak Dalam Negeri secara
Administratif
II. SKD hanya dapat memberikan ‘indikasi’ apakah subjek pajak dalam negeri
dari negara mitra P3B berhak untuk mendapatkan fasilitas P3B dan bukan
sebagai suatu ‘kondisi’ atau syarat untuk dapat menerapkan P3B.29
SKD bukan merupakan satu-satunya syarat substantif untuk menerapkan suatu P3B.
SKD hanya merupakan instrumen administratif domestik yang umum digunakan oleh
otoritas pajak berbagai negara untuk melakukan verifikasi status subjek pajak dalam
negeri suatu subjek pajak yang hendak menerapkan P3B.30
Indonesia
JP Morgan Trustee
iii) 20% withholding tax
UK
Mauritius
i) 0% withholdingtax (note) ii) 0% withholdingtax loan