Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAl

ANALISIS DAMPAK SCORING DIGITAL TERBUKA DAN SCORING MANUAL


DALAM KATAGORI TANDING TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ATLET
SERTA STRATEGI PELATIH PENCAK SILAT PSHT BANYUWANGI

PENYUSUN :

MOH. UMAR ABDUL AZIZ


(188520100321)

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS BANYUWANGI
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG.

Merupakan fakta yang mapan bahwa bagi setiap manusia, olahraga adalah yang kedua setelah
oksigen dalam menjaga kesehatan yang baik menuju hidup bahagia. Peran olahraga memiliki
tempat yang signifikan di antara kegiatan ekstra kurikuler lainnya. Di dalam Di sisi lain,
institusi akademis berperan sebagai inti yang berdampak pada generasi muda sangat berarti di
masyarakat. Saqib Khan Irfanullah Khan dkk (2014) dalam meraih prestasi adanya motivasi
sangatlah penting seperti yang di kemukakan oleh karel muskanan (2014) Motivasi dalam
olahraga adalah aspek psikologi yang berperan penting bagi para pelatih, guru dan
pembina olahraga, karena motivasi adalah dasar untuk menggerakkan dan mengarahkan
perbuatan dan perilaku seseorang dalam olahraga. Oleh karena itu, setiap pelatih, guru, dan
pembina olahraga perlu memahami hakikat, teori, faktor-faktor yang memengaruhi dan
teknik-teknik motivasi, di samping perlu mengetahui atlet yang harus diberi motivasi.

Girindra Kusuma Wardani (2017) mengemukakan Pencak silat merupakan budaya dan seni
bela diri warisan bangsa yang mempunyai nilai luhur. Dalam perkembangan pencak silat saat
ini cenderung mengarah pada olahraga prestasi yang memiliki iklim kompetisi yang tinggi,
sehingga mendorong para atlet untuk selalu berlatih meningkatkan kemampuan. Kegiatan
olahraga prestasi selalu mengandung unsur persaingan yang di akhiri dengan penilaian
“menang-kalah” terhadap pihak-pihak yang ikut serta dalam pertandingan tersebut. Dengan
demikian latihan menjadi sangat penting dalam pencapaian prestasi atlet. Menurut Munas
IPSI (2012: 1) pertandingan pencak silat dibagi dalam empat kategori, yaitu: kategori tanding,
tunggal, ganda, dan regu. Kategori tanding adalah kategori pertandingan yang menampilkan
dua orang pesilat dari kubu berbeda yang saling berhadapan dengan menggunakan unsur
pembelaan dan serangan, yaitu menangkis, mengelak, menghindar, menyerang pada sasaran
dan menjatuhkan lawan dengan menggunakan taktik dan teknik bertanding, ketahanan
stamina dan semangat juang dengan menggunakan pola langkah yang memanfaatkan
kekayaan teknik jurus untuk mendapatkan nilai terbanyak.
. Azizollah Arbabisarjou (2016) faktor psikologi sangat penting dalam proses
perkembangan seorang atlit maka dari itu perlunya pengetahuan seorang pelatih dalam Ilmu
pengetahuan yang menerapkan prinsip-prinsip psikologi di dalam situasi/lingkungan
olahraga, dengan tujuan meningkatkan penampilan/prestasi seseorang dalam suatu kegiatan
olahraga. Demikian pula, psikolog telah menekankan perlunya motivasi dalam pendidikan
untuk komunikasi yang efektif dengan mempelajari keterampilan baru, strategi dan perilaku
Dewi Nurhidayah (2016) mengemukakan Seorang pelatih olahraga misalnya harus
menaruh perhatian terhadap manfaat faktor-faktor kejiwaan, emosi, dan sosial dan bukan
hanya terhadap faktor fisik saja . Keterlibatanpara psikolog olahraga di dalam tim olahraga
seringkali kurang berkenan di hati pelatih dan atlet, terutama yang muda usia. Sumber stress
terkait profesi keraguan profesionalitas nya, masalah finansial, dan konflik dengan media
massa. Lebih lanjut lagi
Di kutip dari Destra Selviana, 2017 kecemasan atau anxiety yaitu perasaan takut, cemas, atau
khawatir terancam kepribadiannya. Kecemasan merupakan suatu kondisi yang dialami oleh
hampir semua atlet. Hal ini dapat terjadi karena olahraga pencak silat senantiasa penuh
dengan bentrokan-bentrokan baik fisik maupun mental. Lawan akan melakukan segala cara
untuk dapat memenangkan pertandingan, hal ini bisa terjadi ketika latihan fisik tidak di
imbangi dengan latihan mental. Oleh karena itu atlet yang sedang mengalami anxiety yang
sangat tinggi karena cedera yang sedang atau pernah dialami akan berpengaruh terhadap
penampilan atlet saat sedang bertanding maupun dalam latihan, Seperti yang dikemukakan
oleh (Azam dalam Husdarta, 2014) Kecemasan muncul akibat ketakutan akan dinilai secara
negative oleh ribuan penonton yang dilihat dari kecenderungan masyarakat yang memberikan
penilaian positif terhadap atlet yang memenangkan pertandingan dan cenderung memberikan
penialian negatif terhadap atlet yang kalah. Kecemasan yang disebabkan faktor intrinsic
antara lain; berpenampilan buruk sebagai akibat dari rasa takut gagal, sifat kepribadian yang
memang pencemas dan pengalaman bertanding yang masih kurang, sedangkan akibat
kecemasan yang disebabkan oleh faktor ekstrinsik, antara lain; lawan, penonton, teman,
pengurus,Hasyim saharullah(2019) berpendapat Pelatih yang baik harus bertindak sebagai
orang tua, pendidik, teman, pengayom,hakim dari atlet yang dilatihnya. Ciri-ciri pelatih yang
baik, tempat pertandingan, fasilitas pertandingan, perlengkapan dan tuntutan dari pelatih dan
keluarga dalam pertandingan olahraga bela diri kususnya pencak silat strategi dan taktik
sangatlah penting dipersiapkan oleh seorang pelatih dan atlit.

seperti yang dikutip dari (kartono pramdhan dkk 2020) Taktik dan strategi sekilas Nampak
sama hanya berbeda dalam hal waktu penerapanya. Setrategi diterapkan sebelum
pertandingan sedangkan taktik di laksanakan saat pertandingan berlangsung , taktik dan
setrategi sangat diperlukan guna amemenangkan sebuah pertandingan, Adalah penting bagi
pesilat untuk mengetahui beberapa macam taktik dan strategi yang sesuai baginya untuk
digunakan dalam permainan.Teknik andalan sebaiknya sesuai dengan postur dan anatomi
tubuh, serta dengan kemampuan fisik.

Dalam pencak silat sendiri dalam penilaianya menggunakan dua system yaitu manual dan
digital seperti yang di rumuskan pada munas IPSI (2016) Scoring manual merupakan
penilaian yang dilakukan secara manual, alat yang digunakannya adalah kertas yang berisi
format penilaian antara dua kubu yang bertanding dan balpoin untuk mencatat score yang
didapat dari pertandingan, scoring digital terbuka dalam pencak silat adalah proses penilaian
atau pengambilan score pada saat pertandingan. Pengambilan penilaian ini menggunakan alat
komputerisasi di kutip dari tulisan fadhli kusumardi saputra (2016)

Berdasaarkan beberapa hal di atas tersebut maka muncullah suatu permasalahan yang di
pandang penting bagi peneliti untuk menganalisis serta menelaah lebih dalam, berdasarkan
permasalahan tersebut penulis ingin meneliti secara mendalam tentang perbandingan tingkat
kecemasan yang ditimbulkan dari sistem scoring digital dan scoring manual terhadap atlit
serta menganalisis seberapa besar dampak sIstem scoring tersebut terhadap taktik dan strategi
para pelatih pencak silat di Banyuwangi kususnya di perguruan PSHT yang bertujuan untuk
menambah pengetahuan yang penting bagi pelatih dan atlit untuk menghasilkan metode yang
tepat guna mengatasi tingkat kecemasan atlit serta menerapkan taktik dan strategi bertanding
yang efektif dalam pertandingan pencak silat pada saat scoring yang digunakan berbeda pada
setiap iven nya .

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahanya adalah:
1. Seberapa besar pengaruh system scoring manual dan scoring digital terhadap tingkat
Kecemasan atlit?
2. Seberapa besar dampak pengaruh system scoring manual dan scoring digital terhadap
Setrategi dan taktik pelatih di dalam pertandingan pencak silat

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Untuk mengkaji seberapa besar pengaruh system scoring manual dan scoring digital
Terhadap tingkat kecemasan atlet .
2. Untuk mengkaji seberapa besar dampak pengaruh system scoring manual dan scoring
Digital terhadap strategi dan taktik pelatih di dalam pertandingan pencak silat

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi atlet pencak silat dari hasil penelitian ini nanti berguna untuk mengetahui bagaimana
Cara mengatasi rasa Kecemasan yang di hasilkan dari system penilaian manual dan digital
Saat berada di gelanggang pertandingan
2. Bagi pelatih pencak silat berguna sebagai refrensi untuk menyikapi serta menentukan taktik
dan strategi bertanding atlitnya bilamana dalam sebuah pertandingan menggunakan
system scoring digital atau scoring manual.

1.5 LUARAN PROGAM


1.5.1 Laporan kemajuan dan laporan akhir yang berupa data hasil penelitian

1.6 URGENSI PENELITIAN


Peneliti bertujuan untuk menganalisis beberapa atlit dan pelatih PSHT BANYUWANGI yang
memiliki prestasi dan lisensi yang resmi minim ber skala daerah atau lebih.

1.7 TARGET TEMUAN


Mendapatkan hasil dari data penelitian berupa dampak tingkat kecemasan yang dihasilkan
dari system scoring manual dan system scoring digital pada pertandingan pencak silat serta
taktik dan strategi yg sering digunakan para pelatih PSHT Banyuwangi pada kondisi tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Kajian Prestasi

Prestasi adalah hasil dari usaha seseorang atau kelompok dalam melakukan kegiatan tertentu,
pengaruh prestasi sendiri dalam Keberhasilan pembangunan nasional sangat dipengaruhi
oleh kualitas sumber daya manusia, baik sebagai obyek maupun sebagai subyek. “pembinaan
dan pengembangan olahraga merupakan bagian upaya peningkatan kualitas manusia
Indonesia diarahkan pada peningkatan kesehatan jasmani, mental dan rohani masyarakat,
serta ditujukan untuk pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportifitas yang tingi
serta peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional”. Demikian
pula dalam rangka mengantisipasi Era Kebangkitan nasional dimana pembangunan sumber
daya manusia Indonesia akan lebih diarahkan kepada upaya peningkatan kualitasnya untuk
mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, maka orientasi pembangunan nasional di bidang
olahraga harus ditujukan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Jurnal
Pendidikan Olah Raga, Vol. 3, No. 2, Desember 2014 157 berdasarkan penjabaran dari para
ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam perkembangan pembangunan nasional,
prestasi sangat berpengaruh dalam pembentukan peningkatan kualitas sumber daya manusia
di dalamnya.
Tambahkan jurnal dan pembahasan terkait prestasi

2.1.2 Kajian Pencak Silat

Pencaksilat merupakan keterampilan gerak fisik justru untuk beladiri maupun untuk
berkelahi.Sejatinya perkembangan pencaksilat di Indonesi ada sejak sebelum negara ini juga
ada, pada masa kerajaan pencaksilat sudah dikenal dengan berbagai variasi dan kekayaan
aliran yang ada. Begitu meluas perkembangan olahraga pencaksilat di tanah air, berbagai
aliran juga muncul yang mewarnai dan memberikan ciri khas dari masing-masing olahraga
tersebut.Ciri khas tersebut kita rasakan sampai saat ini. Seperti diketahui bahwa pada
umumnya di Indonesia memiliki tiga macam tentang pencaksilat, macam pencaksilat tersebut
dilihat dari sisi gambaran atau profil pencaksilat dan kedua dari sisi tampilan pencaksilat.
Pencak silat yang memang lahir dari masyarakat setempat atau masyarakat asli atau dari suku
yang ada di masyarakat, inilah yang dikatakan pencaksilat asli baik sisi gambarannya nyata
dan penampilan pencaksilat asli di masyarakat Indonesia. Pencaksilat yang tidak asli
merupakan macam dari pencaksilat yang ada di Indonesia, macam pencaksilat tersebut lahir
dan tumbuh bukandari masyarakat setempat, tetapi justru banyak dari luar seperti kungfu dari
china, jujitsu dari jepang dan lain sebagainya. Menurut (Jurnal Budaya Nusantara Desember
2014) dan dalam perkembangan dimasa moderen pencak silat berkembang menjadi salah satu
cabang olah raga yang dapat menjadi sarana dalam berprestasi di tingkat nasional bahkan
internasional.
2.1.3 kajian psikologi olahraga

Menurut (kamal firdaus dalam bukunya yang berjudul PSIKOLOGI OLAHRAGA teori dan
aplikasi) Psikologi olahraga adalah suatu bidang ilmu psikologi yang mempelajari tingkah
laku manusia dalam konteks olah raga . misalnya bagaimana kepribadian berpengaruh
terhadap penampilan atlit , bagaimana stres mempengaruhi tingkah laku atlet menjelang
pertandingan, dan bagaimana aktivitas olahraga mempengaruhi tingkah laku individu yang
bersangkutan.

2.1.4 Kajian Kecemasan

Dikemukakan oleh (azam dalam husdarta 2014) kecemasan muncul akibat ketakutan akan
dinilai secara negative oleh ribuan penonton yang merupakan ancaman terhadap harga diri
atlet, dilkihat dari kecendrungan masarakat yang memberikan nilai positif yang
memenangkan pertandingan dan cenderung memberikan nilai negative terhadap yang kalah,
kecemasan yang disebabkan faktor intrinsic antara lain; berpenampilan buruk sebagai akibat
dari rasa takut gagal, sifat kepribadian yang memang pencemas dan pengalaman bertanding
yang masih kurang, sedang akibat kecemasan yang disebabkan oleh faktor ekstrinsik, antara
lain; lawan, teman, penonton, pengurus, tempat pertandingan, tuntutan dari pelatih, dan
keluarga

2.1.5 Kajian Strategi Pelatih

Menurut Saputra (2016) Strategi ditetapkan sebelum bertanding. Artinya pola


rangkaian gerakan serangan dan belaan diskenariokan terlebih dahulu. Padaumumnya,
pesilat-pesilat pemula yang jam terbangnya belum tinggi tidak terlalu mementingkan strategi,
atau menerapkan strtegi sederhana yaitu menyerang sesuai keunggulan tekniknya (serangan
kesukaannya atau kebiasaannya dalam latihan) untuk mendapatkan nilai terbanyak.Berbeda
dengan pesilat mahir yang jam terbangnya sudah tinggi, strategi menghadapi lawan sudah
diperhitungkan secara cermat sebelumnya. Pesilat mahir mengumpulkan informasi-informasi
mengenai teknik keunggulan lawan dan bagaimana mematahkan teknik tersebut untuk
menang. Seringkali informasi ini merupakan hasil diskusi atau pengamatan bersama pelatih,
ofisial atau rekan setim. Pada pesilat mahir, bukan hanya berusaha mendapatkan nilai
terbanyak, tujuan menggunakan strategi adalah bagaimana supaya kemenangan didapat tanpa
terlalu banyak mengeluarkan tenaga tanpa harus bersusah payah, sehingga kondisi tubuhnya
tetap bugar, terhindar dari cedera dan siap menghadapi lawan berikutnya. Pada umumnya
kategori tanding menggunakan sisitem gugur, sehingga yang menjad juara adalah pesilat yang
terus menerus menang hingga final.
Bedanya strategi dengan taktik, taktik ditentukan saat pertandingan telah berjalan, artinya
taktik bisa berubah-ubah sesuai kondisi permainan. Umumnya hanya pesilat mahir yang
mampu menyesuaikan diri dengan berbagai pola permainan yang berubah-ubah, dan untuk
mendapatkan kemampuan ini memmerlukan latihan mental (imagery exercise), keceeradsan
dan jam terbang bertanding yang tinggi.

2.1.6 Kajian Scoring Digital Dan Manual

Scoring manual merupakan penilaian yang dilakukan secara manual, alat yang digunakannya
adalah kertas yang berisi format penilaian antara dua kubu yang bertanding dan balpoin untuk
mencatat score yang didapat dari pertandingan, scoring digital terbuka dalam pencak silat
adalah proses penilaian atau pengambilan score pada saat pertandingan. Pengambilan
penilaian ini menggunakan alat komputerisasi (fadhli kusumardi saputra 2016)

Cara pengambilan nilai menggunakan scoring digital:

1. Wasit juri harus melihat pergerakan atlet seperti serangan atau belaan agar terciptanya
poin penilaian
2. Setiap juri memasukkan poin melalui system komputerisasi terhadaop atlet yang
mendapat poin
3. Nilai yang dimasukan ke system akan muncul di layer proyektor yg ada di pinggir
gelanggang

Scoring manual adalah penilaian yang dilakukan secara manual, alat yaugmhgng digunakan
adalah kertas yang berisi format penilaian antara dua kubu yang bertanding dan bolpoin untuk
mencatat scor. (fadhli kusumardi saputra 2016)

Cara pengambilan nilai melalui scoring manual adalah:

1. Wasit juri harus melihat pergerakan atlet seperti serangan atau belaan
agar terciptanya poin penilaian
2. Setiap juri menulis poin terhadaop atlet yang mendapat poin di kertas
yang sudah disediakan

BAB II1
METODE PENELITIAN
3.1 jenis dan desain penelitian
jenis penelitian ini adalah penelitian perbandingan (comporative research) dengan
angket, jenis penelitian perbandingan adalah peneltian yang membandingkan satu
klompok sampel dengan klompok lainya berdasarkan variabel atau ukuran-ukuran
tertentu (dr.ali mmaksum 2012) analisis dilakukan secara simultan dengan
menggunakan analisis varian, sebuah analisis statistik yang digunakan untuk menguju
perbedaan antara tiga kelompok atau lebih.
3.2 tehnik penentuan responden penelitian
untuk penentuan responden penelitian in peneliti menggunakan metode non-probality
sampling dengan pengambilan data berdasarkan purposive sampling dimana sampel
ditentukan peneliti berdasarkan tujuan penellitian yaitu atlet pencak silat yang
mempunyai standarisasi kejuaraan tingkat kabupaten dan pelatih yang mempunyai
sertifikat resmi pnataran pelatih IPSI tingkat kabupaten.

3.2.1 populasi penelitian


populasi adalah kesuluruhan subjek penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan data , sugiyono(2013, hlm17) menjelaskan bahwa “populsasi
adalah generelisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulanya, populsi dalm penelitian ini adalah atlit yang mengikuti iven
kejuaraan tingkat kabupaten yang menggunakan sistem scoring digital dan scoring
manual, serta pelatih yang mempunyai sertifikat penataran pelatih IPSI tingkat
kabupaten.
3.2.2 sampel penelitian
sampel adalah sebagian dari populasi yang sedang diteliti , tehnik pengambilan
sampel yaitu purposive sampling menurut sugiyono(2013, hlm17) adalah tehnik
p3ngambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu” pertimbangan
tertentu pada tulisan ini ialah mengambil sampel yang representatif dalam
penulisan ini dan dapat memberikan informasi yang akurat bagi penulisan yang
penulis lakukan , atlit dan pelatih yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut .
1. Atlet pencak silat katagori tanding yang mengikuti iven yang menggunakan
scoring digital serta pelatih yang berpengalaman dan bersertifikasi
mempertandingkan atlet nya dalam iven yang menggunakan sistem scoring
digital .
2. Atlet pencak silat katagori tanding yang mengikuti iven yang menggunakan
scoring manual serta pelatih yang berpengalaman dan bersertifikasi
mempertandingkan atlet nya dalam iven yang menggunakan sistem scoring
manual.
3. Attlit dan pelatih yang masih aktif mengikuti iven di tingkat kabupaten atau
nasional.
4. Komunikatif dan mampu memahami serta menjawab setiap butir pertanyaan
dengan baik.

3.3 variabel penelitian


secara definitif variabel penelitian adalah suatu konsep penelitian yang memiliki
veriabilitas atau keragaman yang menjadi fokus penelitian, sedangkan konsep sendiri
adalah abstraksi atau penggambaran dari suatu fenomena atau gejala tertentu (dr.ali
mmaksum 2012)
Agar penelitian ini lebih terarah dan efektif, maka penulis merancang langkah-langkah
Penelitian seperti pada gambar 3.3
populasi populasi

sampel sampel

Angket strategi Angket kecemasan

data data

Pengolahan data Pengolahan data

kesimpulan kesimpulan

3.3.1 variabel bebas


yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah aktivitas pertandingan di
iven pencak silat yang menggunakan system scoring digital dan scoring manual
di lingkub kabupaten banyuwangi yang akan menjadi subjek penelitian dan akan
di jadikan pengambilan sampel dalam penelitian ini.
3.3.2 variabel terkait
variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan atlit yang
dipengaruhi system scoring digital dan scoring manual ketika bertanding dalam
sebuah iven dan strategi pelatih yang diterapkan sesuai keadaan sebuah
pertandingan yang menggunakan system scoring digital dan scoring manual.
3.4 instrumen dan tehnik pengumpulan data

pada sebuah penelitian harus ada alat ukur yang baik, karna pada prinsipnya meneliti
adalah melakukan pengukuran , alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen
penelitian “.
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini untuk memperoleh data
mengenai tingkat kecemasan adalah kuesioner (angket} Angket adalah teknik
pengumpulan data dengan menyerahkan atau memberikan daftar pertanyaan untuk
diisi oleh responden (M. Iqbal Hasan, 2002: 83). Sedangkan menurut Sugiyono (2011:
162) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket semi terbuka.
Angket bersifat semi terbuka yaitu jawaban sudah disediakan berupa pilihan ganda
akan tetapi tetap diberikan tempat kosong untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan
kondisi responden yang tidak terdapat pada pilihan ganda.
Dalam pelaksanaannya, penyebaran angket ini dilakukan secara langsung karena
berhubungan dengan diri responden sendiri. Angket ini ditujukan kepada atlet psht
kab.banyuwangi dab pelatih psht benyuwangi yang sudah bersertifikasi penataran
pelatih ipsi kab.banyuwangi.

3.5 prosedur penelitian


prosedur penelitian ini adalah merupakan langkah-langkah yang paling utama dalam
penelitian,karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data , menurut
sugiono (2013, hlm.193) terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data
hasil penelitian , yaitu kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data”
kualitas instrument penelitian berkenan dengan validitas dan reabilitas instrument dan
kualitas pengumpulan data berkenan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan
untuk pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yg digunakan dalam penelitian ini
adalah:

1. studi kepustakaan, yaitu penelitian dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti,


dan menelaah bacaan, buku-buku serta literature lain yang berhubungan dengan
tingkat kecemasan dan strategi pelatih di cabor pencak silat.
2. Studi lapangan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mendatangi tempat
pertandingan/iven pencak silat yang dilaksanakan di kabupaten banyuwangi untuk
melakukan pengamatan langsung serta memperoleh data dan informasi mengenai
masalah yg diteliti. Cara yang digunakan untuk memperoleh data adalah:
a. Kuisioner
Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk
memperoleh data yang diperlukan. Responden pada penelitian ini adalah atlet
pencak silat yang pernah bertanding menggunakan scoring digital dan scoring
manual serta pelatih yang pernah mendampingi atlitnya dalam iven yang
menggunakan system penilaian tersebut.

b. Pengamatan
Pengamatan dan peninjauan langsung dilakukan di iven pertandingan pencak
silat di banyuwangi

3.6 tehnik analisis data


dalam sebuah penelitian diperlukan analisis data . agar analisi data dalam penelitian
ini berjlan lancar, maka penulin menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. melihat atau bmemutuskan hasil sah atau tidak. Setelah angket dibagikan kepada
sampel, penulis mengumpulkan kembali yang kemudian diperiksa untuk
memutuskan keabsahan pengisihan angket tersebut.
2. Memberikan nilai pada tiap butir pernyataan dalam angket yang telah dijawab
dengan kritaria penilaian sebagai berikut:
a. Pernyataan positif: SS=5, S=4, R=3, TS=2, STS=1
b. Pernyataan negatif: SS=1, S=2, R=3, TS=4, STS=5

3. Mengelompokan setiap butir pernyataan.


4. Menjumlahkan seluruh pernyataan untuk setiap responden.
5. Untuk memperoleh hasil akhir yaitu berupa presentase tentang tingkat kecemasan
dan strategi pelatih dalam pertandingan pencak silat dengan system scoring digital
dan scoring manual. Penulis menggunakan rumus

P=

Anda mungkin juga menyukai