Anda di halaman 1dari 3

Nama-nama anggota kelompok 2

Agnes E. Bauana (2002412031)


Firminus Mendrofa (2021344412)
Mario Fernando Pardede
Rachel Yohana (2021323412)
Titik Samiarsih (2002412151)

PENGARSIPAN LAGU DAERAH DALAM BENTUK NYANYIAN PADUAN SUARA

LATAR BELAKANG
Lagu daerah tidak sekedar bernilai estetika (hiburan) tetapi mampu memberi panduan
bagi masyarakat untuk bersikap. Lagu daerah mengandung banyak nasihat, pandangan hidup,
dan akan bermanfaat bagi arranger dan pemikmatnya. Lagu daerah memiliki nilai-nilai sosial
yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai sosial tersebut merupakan cita-cita
bersama yang dapat direfleksikan kedalam sebuah lagu yang indah. Pelestarian lagu daerah
berdampak positif terhadap ketahanan bahasa. Semakin intensif pelestarian dan pengkajian
terhadap lagu daerah, semakin intensif pula upaya untuk mempertahankan keberadaan bahasa di
setiap daerah.
Sebagian besar lagu daerah cenderung hanya berkembang pada ruang lingkup tradisi
setempat, sehingga kurang dikenal oleh masyarakat luas. Lagu daerah menjadi kurang diminati
oleh masyarakat karena banyak anggapan bahwa hal itu ketinggalan zaman dan membuat
penilaian lagu daerah tersebut tidak sesuai dengan perkembangan zaman modern. Keterbatasan
sebagian golongan masyarakat dalam berbahasa daerah juga semakin menutup eksistensi lagu
daerah Indonesia.
Usaha dan kreatifitas dari para seniman sangat dibutuhkan untuk membuat
pengembangan, baik dari segi vokal maupun instrumen pengiring nyanyian daerah. Beberapa
arranger daerah telah melakukan upaya untuk melestarikan lagu daerah, salah satunya melakukan
aransemen lagu daerah kedalam bentuk paduan suara. Paduan suara merupakan salah satu bentuk
penyajian vokal yang disajikan oleh orang banyak (minimal 10 orang) dalam satu suara atau
lebih (Strinasriwari dan Susetyo, 2015:3). Menurut Martian (2009:1) paduan suara disajikan
dengan memperhatikan adanya melodi dan irama tertentu serta unsur-unsur musik lainnya,
sehingga mampu mengkomunikasikan ide, perasaan dan pernyataan pikiran pencipta kepada
pendengar dengan baik.
Topik yang akan dibahas dalam pengarsipan digital ini adalah aransemen lagu daerah
yang disajikan dalam bentuk paduan suara oleh Elias Djoka. Elias Djoka merupakan salah satu
seniman daerah yang berasal dari Nusa Tenggara Timur yang telah banyak melakukan
pembaharuan terhadap kesenian melalui lagu-lagu yang telah diaransemen ke dalam bentuk
paduan suara. Elias Djoka telah mengaransemen lagu daerah Nusa Tenggara Timur kedalam
bentuk paduan suara, di antaranya lagu Mana Lolo Banda dan Sangasa dari Bajawa, Flores NTT.
Dalam penulisan ini akan membahas lagu Mana Lolo Banda secara spesifik. Lagu Mana
Lolo Banda lebih banyak dinyanyikan di berbagai acara seperti dies natalis, wisuda, upacara di
sekolah-sekolah, acara adat, kegiatan kebudayaan, dan materi pembelajaran di sekolah. Beberapa
kelompok paduan suara telah menyanyikan karya Elias Djoke seperti Ancilla Domini,
Bolaskeken Choir, Voice Choir dan Bella Cantare Choir. Ancilla Domini merupakan paduan
suara mahasiswa IAKN (Institut Agama Kristen Negeri) Kupang, Bolaskeken Choir merupakan
paduan suara yang beranggotakan pemuda pemudi yang berasal dari suku Timor, Voice Choir
merupakan paduan suara pemuda Gereja Pniel Sikumana dan Bella Cantare merupakan paduan
suara yang terdiri dari mahasiswa Undana Kupang, NTT.
Salah satu lagu daerah yang diaransemen oleh Elias Djoka berjudul Mana Lolo Banda
yang berasal dari Nusa Tenggara Timur, kabupaten Rote Ndao. Tidak sedikit seniman atau
penyanyi yang telah mempopulerkan lagu ini, namun tidak sedikit juga masyarakat yang belum
mengetahui sejarah, arti dan makna sebenarnya dari lagu tersebut. Bentuk sajian musik ini
menggunakan etnik nuansa Timur (Nusa Tenggara Timur), dengan tempo lagu yang cepat. Lagu
Mana Lolo Banda ini dinyanyikan dengan permainan dinamika, ketukan iramanya lebih banyak
menggunakan staccato. Lagu tersebut berisi tentang seseorang yang sedang bersemangat
menggembala sapi yang ingin kembali ke rumah karena hari sudah petang. Sedangkan makna
dari lagu tersebut menceritakan tentang seorang yang sedang merantau untuk menggapai
mimpinya tetapi ia teringat kampung halamannya.

Kebanyakan para seniman daerah kurang memikirkan tentang pengarsipan hasil


karyanya. Pada kenyataannya karya mereka telah menginspirasi orang lain untuk
mempopulerkan kembali lagu daerah yang mereka aransemen, sehingga banyak terjadi plagiasi
dan pengakuan secara sepihak oleh oknum tersendiri. Dengan pengarsipan ini diharapkan agar
masyarakat mengenal Elias Djoka sebagai seorang seniman daerah yang melestarikan lagu-lagu
daerah Nusa Tenggara Timur dengan hasil aransemennya. Hasil karya tersebut juga diharapkan
lebih dikenal oleh masyarakat luas. Karya tersebut juga akan terlindungi dari tindakan pencurian
atau plagiasi.

METODE PENGARSIPAN

Proyek ini akan membuat arsip digital mengenai seniman Elias Djoka dalam bentuk
website (blog), sebagai apresiasi terhadap aransemen karya lagu-lagu daerah dan penghargaan
kepada Elias Djoka yang telah memberikan sumbangsih kepada daerah asalnya sendiri. Website
ini akan berisi informasi tentang biografi Elias Djoka, latar belakang kehidupan bermusik, dan
daftar lagu-lagu yang telah diaransemen kedalam bentuk paduan suara. Selain itu, didalam
website ini juga akan disertakan dokumentasi partitur lagu yang telah diaransemen, penjelasan
mengenai lagu-lagu tersebut yang mencakup sejarah lagu, pencipta lagu, tahun penciptaan lagu,
daerah asal lagu, lirik lagu, lirik yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, dan makna
lagu. Website ini juga akan dilengkapi dengan file mp3 atau video rekaman lagu asli sebelum
diaransemen kedalam bentuk paduan suara dan rekaman paduan suara yang telah menyanyikan
aransemen karya Elias Djoka.

SUMBER DAYA DAN WAKTU

Sumber daya dalam proyek pengarsipan ini meliputi:

1. Wawancara kepada Narasumber (Elias Djoka)


Wawancara ini dilakukan dengan menyusun pertanyaan terkait dengan proyek
pengarsipan yang meliputi:
a. Biografi
b. Sejarah dan pengalaman bermusik
c. Latar belakang mengaransemen lagu daerah kedalam bentuk paduan suara
d. Jumlah lagu yang telah diaransemen
e. Paduan Suara yang bekerja sama dengan Elias Djoka
2. Google (sebagai media untuk membuat platform berupa blog dan saran mencari
informasi)
3. Youtube (sarana mencari video paduan suara yang menyanyikan lagu daerah)

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek pengarsipan ini adalah 6 sampai 8
minggu. Minggu ke 1 sampai minggu ke 3 kami mencari informasi lewat internet, minggu ke 4
melakukan wawancara dengan Elias Djoka mengenai latar belakang dibuat aransemen tersebut.
Minggu ke 5 menyusun dan memasukkan data ke web. Minggu ke 6 mengunggah video ke
youtube dan situs lainnya. Minggu ke 7 merevisi data dan penulisan serta mengecek apabila
masih terdapat kekurangan data pendukung. Minggu ke 8 menyerahkan tugas.

Anda mungkin juga menyukai