Anda di halaman 1dari 2

TEMA : PERJUANGANKU TIDAK MUDAH

Kemerdekaan indonesia, 75 tahun kita sudah bebas dari penjajah. baik jepang maupun
belanda. Kemerdekaan indonesia memang tidak lepas dari para santri dan ulama, karena
memang tak hanya tentara yang berperang melawan penjajah, tercatat banyak ulama dan
santri yang ikut berperang untuk mengusir penjajah dari bumi Indonesia.
Pada awalnya kalangan pesantren melalui kiai dan para santrinya berjuang sendiri-
sendiri dalam melawan penjajah. Perjuangan kalangan pesantren mulai terkoordinir melalui
peristiwa 10 November 1945 yang kemudian diabadikan sebagai Hari Pahlawan.
Meski bangsa Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus
1945, tidak semua negara di dunia mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia.
Belanda dan sekutunya termasuk yang belum mengakui kemerdekaan Indonesia.  Belum
genap satu bulan sejak diproklamirkan, terdengar berita bahwa Indonesia sudah mulai
diserang kembali oleh Belanda dan Sekutunya. Pada 10 Oktober 1945 Belanda dan
Sekutunya telah menduduki Medan, Padang, Palembang, Semarang dan Bandung setelah
melalui pertempuran sengit.
Menghadapi kenyataan ini, kalangan kiai pesantren segera merencanakan pertemuan
diantara para pimpinan pesantren.
Tawasulan,
Setelah semua kiai berkumpul, segera diadakan rapat darurat yang dipimpin oleh Kiai
Wahab Chasbullah. Pada 23 Oktober Mbah Hasyim atas nama HB. (Pengurus Besar)
organisasi NU mendeklarasikan sebuah seruan Jihad fi Sabilillah yang belakangan terkenal
dengan istilah Resolusi Jihad.
Ada beberapa poin penting dalam Resolusi Jihad itu. Yang kemudian Fatwa jihad itu
digelorakan Bung Tomo lewat radio disertai dengan teriakan Allahu Akbar sehingga berhasil
membangkitkan semangat juang kalangan santri untuk melawan penjajah.
Sambutan-Sambutan
Segera setelah itu, pesantren-pesantren di Jawa dan Madura menjadi markas pasukan
non regular Hizbullah dan Sabilillah dan tinggal menunggu komando. Pengajian-pengajian
terus masih berlangsung di tiap pesantren, dengan isi kajian yang berubah menjadi jihad
melawan penjajah:
Pembacaan Kitab, nyambung ke Al-Quran + Terjemah
Tak cukup hanya sekadar pengajian di tiap pesantren, bahkan tiap khutbah jumat pun
para ulama dan kiai menyerukan agar seluruh kalangan dapat berjihad sebagaimana yang
Allah perintahkan:
Adzan + Khutbah
Tak hanya para ulama dan santri yang berkecimpung dalam memperjuangkan
kemerdekaan indonesia. tokoh lainnya pun berpengaruh untuk menjadi propokator proklamsi
dan mempunyai peran yang sangat penting. Dalam hal ini pada awal Bulan agustus 1945 para
golongan kaum muda seperti Chaerul Saleh, Wikana, hingga Sukarni mendesak dwi tunggal
yaitu Soekarno dan Mohammad Hatta untuk membuat janji dan segera memproklamasikan
kemerdekaan setelah Jepang menyerah dari sekutu. Alhasil dwi tungga di culik ke
rengasdengklok, dan seama di rengasdengklok soekarno tetap pada pendiriannya, ia
merenung, membaca Barzanji dan Sholawat meminta petunjuk dari yang maha kuasa.
Akhirnya, dengan persiapan serba dadakan, Ir Soekarno dan Moh. Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta.
Pidato
Setelah Ir Soekarno membacakan teks proklamasi dan berpidato singkat. Lagu
Kebangsaan Indonesia dan Mars Al Falah pun dikumandangankan dengan begitu khitmat.
Dirijen
Akhirnya sukarno pun memproklamasikan kemerdekaan Indonesia berkat desakan para
pemuda, dengan ini Indonesia Resmi merdeka. Kabar kemerdekaan pun tersisar ke berbagai
negara di dunia. Berdasarkan peristiwa tersebut seyogiannya kita mensyukuri semua itu. Mari
kita tutup acara ini dengan doa. Doa-doa agar Indoensia terus berjaya tak lupa di bacakan.
Doa

Anda mungkin juga menyukai