Anda di halaman 1dari 10

Tugas Agama Islam Kontekstual

“Terbentuknya Barisan Sabilillah Di Jawa Timur Pada Periode Mempertahankan


Kemerdekaan (Periode 1945-1949)”
Disusun Oleh :

Nama : Firdaus Al Fauzi


NIM : 18/430994/SA/19609
Prodi : Sejarah

Dapartemen Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
BAB I
Pendahuluan

Setelah bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya pada 17 Agustus 1945 Indonesia


tidak begitu saja merasakan nikmatnya menjadi bangsa yang bebas dan bangsa yang
menentukan nasib sendiri. Dikarenakan antara tahun 1945-1949 terjadi berbagai peristiwa
yang menyulut perjuangan rakyat baik melalui pertempuran maupun melalui jalur diplomasi.
Dimulai dengan masuknya Sekutu yang awalnya bertujuan untuk melucuti senjata Tentara
Jepang & membebaskan tawanan perang yang ditawan oleh Jepang. Namun dalam
pendaratan Tentara Sekutu tersebut ternyata didalamnya terdapat NICA yang ikut
membonceng dan lebih parahnya lagi tujuan pendaratan tersebut yang semula untuk melucuti
senjata Tentara Jepang dan untuk membebaskan tawanan perang ternyata terdapat tujuan
yang utama yaitu untuk kembali menguasai Indonesia sehingga menyulut emosi rakyat yang
kemudian menyebabkan terjadinya berbagai perlawanan di berbagai daerah di Indonesia.
Pada Periode 1945-1949 terdapat banyak sekali peristiwa sejarah pada masa itu seperti
beberapa kali terjadi pergantian kabinet, Aksi polisionil oleh Belanda, berbagai perundingan
antara Indonesia-Belanda,berpindahnya ibukota dari Jakarta ke Yogyakarta,Perubahan sistem
pemerintahan,dibentuknya Negara-Negara Boneka Belanda dan peristiwa-peristiwa Sejarah
lainya.
Diantara berbagai banyak pertempuran yang terjadi salah satu diantaranya yang paling besar
& paling terkenal serta paling berpengaruh ialah ‘Peristiwa 10 November 1945 Di Surabaya’.
Pertempuran ini ialah pertempuran antara pejuang-pejuang tanah air yang terdiri dari
gabungan berbagai laskar perjuangan,Santri,Buruh, dan seluruh rakyat dari berbagai daerah
yang bergabung ke Surabaya untuk mempertahankan Surabaya dari Tentara Sekutu.
Sambutan yang luar biasa dari rakyat tidak lepas dari peran Kyai & Ulama yang berhasil
membakar semangat para santri & rakyat untuk melakukan Jihad Fisabilillah
mempertahankan tanah air. Seperti terjadinya “Resolusi Jihad” yang di pelopori Oleh K.H
Hasyim Asy’ari pada 22 0ktober 1945 dan itulah salah satu penyebab utama terbentuknya
berbagai laskar-laskar perjuangan Islam salah satunya ialah “Barisan Sabilillah’ atau terkenal
juga dengan sebutan “ Laskar Sabilillah” yang tujuan didirikanya ialah untuk menghimpun
pemuda-pemuda Islam dan menyatukan elemen kekuatan untuk berjihad dalam rangka
mempertahankan Tanah Air dari serangan Bangsa lain yang ingin menguasai kembali ibu
pertiwi.
Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran besar Umat Islam yaitu melalui Santri dan
para Ulama. Andai K.H Hasyim Asy,ari tidak mengeliuarkan fatwa ‘Resolusi Jihad’ mungkin
peristiwa 10 november di Surabaya tidak akan mendapat dukungan rakyat yang sebesar itu
karena pada saat itu bisa dibilang rakyat lebih percaya kepada para ulama daripada
pemerintah.
Dengan terbentuknya banyak Laskar-laskar Islam yang diantaranya ialah Barisan Sabilillah
itu membuktikan bahwa peran Umat Islam khususnya para santri sangat besar bagi
kemerdekaan Indonesia.karena di usia yang masih belia mereka dengan gagah berani
berjuang melalui berbagai pertempuran yang dilewati tanpa rasa takut dan banyak juga yang
gugur sebagai syuhada.
BAB II
Terbentuknya Barisan Sabilillah

Harian Kedaulatan Rakyat, terbit : 9 November 1945 di Yogyakarta


Barisan Sabilillah mungkin adalah nama yang bisa jadi asing bagi generasi muda Indonesia.
Tidak heran laskar rakyat ini memang jarang diperkenalkan dalam buku-buku sejarah di
bangku sekolah. Padahal peran dari Barisan Sabilillah cukup strategis dan penting dalam
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peristiwa penting dan menentukan di
tanah air seperti pertempuran Palagan Ambarawa, Pertempuran 5 Hari di Semarang,Agresi
Militer Belanda I & II dan puncaknya pada Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya tidak
lepas dari peran pasukan Sabilillah. Penumpasan pemberontakan PKI Muso Di Madiun tahun
1948 juga berkat peran laskar yang lahir dari rahim kesadaran jihad umat Islam di Indonesia
tersebut.
Pada Harian Kedaulatan Rakyat yang terbit pada 9 November 1945 tersebut dapat diketahui
bahwa Barisan Sabilillah merupakan salah satu bagian dari Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
dan berada dibawah pengawasan Masyumi. Mempunyai Markas di setiap Provinsi di Jawa
dan memiliki markas kecil di Karesidenan serta Kabupaten. Syarat utama menjadi anggota ini
ialah seorang muslim. Laskar ini terdiri dari Santri & para ulama yang ahli siasat,ahli agama
serta ahli peperangan. Inti dari Laskar ini ialah berjuang untuk mempertahankan tanah air dari
penguasaan bangsa asing dan mereka siap untuk melakukan Jihad Fisabillillah
mempertahankan Tanah Air sesuai isi dari Kongres Umat Islam Indonesia yang dilaksanakan
di Jogjakarta pada 7-8 November 1945 serta menjalankan Resolusi Jihad yang difatwakan
K.H Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945.

Kemerdekaan Indonesia tidak diraih dengan diplomasi semata. Anugerah ini bahkan harus
digenggam dengan menguras darah dan air mata. Dan berkat kerja keras para pejuang dan
pendiri bangsa yang tiada henti-hentinya berjuang & berdoa untuk mewujudkan negeri yang
merdeka tanpa adanya tekanan bangsa asing.

Bulan november selalu menjadi bulan yang dikenang dalam perjuangan bangsa Indonesia
untuk lepas dari cengkeraman bangsa luar. Pada bulan ini tepatnya pada 10 november 1945,
terjadi perang besar-besaran di Surabaya dalam melawan sekutu yang kemudian hari tersebut
diperingati sebagai Hari Pahlawan. Mengingat jarak dari Malang dan Surabaya yang cukup
dekat, maka banyak Arek Malang yang juga turut berjuang dalam perang tersebut, salah
satunya adalah Laskar Sabilillah yang dipimpin oleh KH Masjkur. Perlawanan yang
dilancarkan laskar ini didahului oleh Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh K.H Hasyim
Asy’ari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) pada 22 oktober 1945. Inti dari Resolusi Jihad
tersebut ialah fardhu ‘ain bagi kaum Muslimin dalam jarak safar yang memperbolehkan qasar
menurut Madzhab Syafi’i adalah 94KM untuk berjihad dan fardhu kifayah bagi yang
diluarnya. Selanjutnya berbagai laskar yang pada waktu itu sudah berdiri pun melakukan
untuk usaha memperjuangkan kemerdekaan ini dan menggalang kekuatan Umat Islam untuk
melakukan Jihad Fisabilillah.Laskar yang sudah ada Di Jawa Timur dan salah satunya ialah
Laskar Sabilillah / Barisan Sabilillah pun angkat senjata untuk melawan sekutu.Adanya
Resolusi Jihad ini berhasil memompa dan mengobarkan perjuangan dan nasionalisme rakyat
khususnya kaum Muslimin. Berbondong-bondonglah para santri membentuk beberapa laskar
termasuk Laskar Sabilillah yang datang dari berbagai daerah dengan berjalan kaki hingga
berkereta api ke Surabaya untuk melakukan Jihad Fisabilillah.

Barisan Sabilillah yang artinya Barisan Di Jalan Allah terbentuk pada tahun 1943 di
Malang,Jawa Timur pendirinya ialah K.H Masjkur, Beliau adalah ulama NU dan Mantan
Ketua Umum Nahdlatul Ulama selama empat periode.Beliau lahir di Singosari,Malang pada
30 Desember 1904 beliau besar di keluarga pemeluk Islam yang taat bahkan dalam usia
sembilan tahun K.H Masjkur sudah menunaikan Ibadah Haji,Beliau merupakan ulama yang
sudah malang melintang dalam perjuangan kemerdekaan beliau juga tergabung dalam
anggota sidang PPKI dan juga pernah menjabat sebagai Mentri Agama pada saat Kabinet
Amir Syarifuddin dan Kabinet Hatta II. Beliau juga perancang pembuatan Al-Qur’an
raksasa.Pada saat membentuk Barisan Sabilillah K.H Masjkur sedang menjabat sebagai
Ketua Nahdlatul Ulama Cabang Malang.

Barisan Sabillillah terbentuk pada masa Penjajahan Jepang yang pada saat itu sudah mulai
kewalahan dalam menghadapi Sekutu. Sehingga Jepang mendirikan dan melatih para pemuda
untuk menguasai militer dengan tujuan membantu Jepang dalam menghadapi Perang Asia
Timur Raya. Jepang pada saat itu merangkul para Ulama-ulama untuk mengerahkan santrinya
agar mengikuti kegiatan pelatihan militer dan Ulama seperti K.H Hasyim Asy’ari pun
menyetujuinya asalkan pemuda ditempatkan di tanah air bukan di luar negeri karena jika
ditempatkan di Tanah Air berarti para pemuda sedang mempertahankan tanah airnya sendiri.

Selain membentuk PETA (Pembela Tanah Air) Jepang juga mengijinkan para pemimpin
ormas Islam yang terdiri dari Muhammadiyah,Nahdlatul Ulama (NU),PSII dan lain-lain yang
tergabung dalam Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) untuk membentuk barisan
relawan yang terdiri dari pemuda-pemuda Islam yang tidak bisa tergabung di PETA.

Landasan utama perjuangan Laskar rakyat ini adalah Al-Qur’an dan AhSunnah sebagai
landasan hidup. Dalam ajaran Agama Islam kedzaliman serta kebatilan harus dihilangkan.
Dengan semangat cinyta tanah air dan keinginan untuk merdeka dari bangssa asing dan
menentukan nasib sendiri maka terbentuklah Barisan Sabilillah.

Bersama Barisan Hizbullah,Barisan Sabilillah mendapat latihan kemiliteran di Cibarusah,


Jawa Barat. Kesempatan ini pun tidak disia-siakan para pejuang yang seecara tidak langsung
mendapat pengalaman berharga guna berjuang meraih kemerdekaan.Pelatihan pertama diikuti
sekitar 500 pemuda muslim yang berasal dari Jawa dan Madura. Pelatihan ini dipimpin dan
dibawah pengawasan perwira Jepang bernama Panglima Yamagawa dengan dibantu para
petinggi dari PETA dan latihan ini berlangsung selama 3,5 bulan.

Dalam bidang kerohanian para prajurit Sabilillah dan Hizbullah selama latihan mereka
dibawah bimbingan sejumlah ulama antara lain : K.H Mustafa Khamil dari Jawa Barat untuk
pembinaan jasmani,K.H Mawardi dari Solo untuk bimbingan Ketauhidan,K.H Imam
Zarkasyi,Kyai Mursyid,Kyai Syahiddan K.H Abdul Halim untuk bidang pilitik dan K.H
Thohir Dasuki untuk pelatihan bidang Sejarah.

Sebagai tanda lulus dari pelatihan mereka akan mendapat semacam sertifikat yang di
tandatangani oleh Ketua Masyumi yaitu KH.Hasyim Asy’ari.dan secara umum mereka
mempunyai kewajiban untuk “Tiap-tiap anggota yang sudah dilatih hendaklah berjanji
bahwa diri dan tenaganya diserahkan bulat-bulat kepada Masyumi”.
Anggota Laskar Sabilillah terdiri dari pemuda-pemuda Muslim dari berbagai daerah di Jawa
Timur,Jawa Tengah, Jawa Barat bahkan luar Jawa. Yang terbanyak ialah berasal dari Malang
bahkan di Kota Malang terdapat satu monumen yang dibangun untuk memperingati dan
mengenang perjuangan Laskar Sabilillah. Monumen ini memiliki bentuk sebagai Masjid dan
diberi nama “Masjid Sabilillah’ .Letaknya cukup strategis karena berada di salah satu jalan
protokol yaitu Jalan Ahmad Yani, Kota Malang. Pada saat Peristiwa 10 November 1945 di
Surabaya saat terjadi perang besar-besaran melawan sekutu yang kemudian diperingati
sebagai Hari Pahlawan banyak sekali anggota Sabilillah yang berasal dari Malang berangkat
ke Surabaya untuk bertempur berjuang mempertahankan kemerdekaan. Mengingat jarak dari
Malang ke Surabaya cukup dekat sehingga banyak juga yang berangkat ke ke Surabaya
dengan berjalan kaki.

Malang sendiri menjadi pusat dari Laskar Sabilillah selain karena lokasinya yang sangat
dekat dengan Surabaya, Malang juga mempunyai bentang alam yang cocok untuk dijadikan
basis pertahanan dikarenakan Malang memiliki bentang alam yang bergunung-gunung. Dan
yang sangat penting ialah Malang merupakan tempat asal dari Pendiri Barisan Sabilillah yaitu
K.H Masjkur yang juga sebagai Panglima Barisan Sabilillah.

Kehadiran para ulama dalam perjuangan Pertempuran 10 November ditambah lagi dengan
turunnya KH Masjkur ke medan tempur tak ayal lagi menumbuhkan perasaan yang positif
bagi sejumlah tentara dan menambah semangat para pejuang kemerdekaan. Bung Tomo yang
juga seorang santri pun mengelurkan sebuah pidato yang berhasil membakar semangat rakyat
Surabaya.dimana pidato tersebut di awali dengan Takbir dan kalimat ‘Merdeka’ serta kalimat
‘Merdeka atau Mati’ yang kemudian dijadikan sebagai semboyan perjuangan.

Walau berpusat di Malang, namun anggota Laskar Sabilillah juga berasal dari sejumlah
ulama dan pesantren lain di seluruh wilayah Jawa Timur. Di Surabaya mereka berkumpul dan
bertempur bersama di bawah bendera Laskar Sabilillah dalam upaya mempertahankan
kemerdekaan Republik Indonesia dari sekutu yang usianya masih terhitung bulan.

Secara tekad, Laskar Sabilillah merupakan salah satu barisan tentara yang paling kuat. Pada
dasarnya karena berasal dari golongan ulama dan santri, tidak banyak anggota laskar ini yang
memiliki pengalaman perang, selain itu mereka juga hanya menggunakan senjata-senjata
tradisional semata. Oleh karena itu, mereka ditempatkan sebagai salah satu pasukan
pembantu yang membantu menjaga garis pertahanan pasukan Republik Indonesia.

Dengan pengalaman dan persenjataan yang minim, senjata utama laskar ini adalah semangat
dan keberanian yang tinggi serta tekad kuat untuk mempertahankan kemerdekaan. Semangat
ini didasari atas sebuah kalimat yang menyebut hidup mulia atau mati sahid, selanjutnya
istilah ini berkembang di kalangan para pejuang dengan lebih singkat menjadi merdeka atau
mati.Walaupun memiliki moda dan senjatal yang sedikit, namun pada akhirnya Laskar
Sabilillah ini dengan gagah berani maju ke garis terdepan pertempuran untuk meningkatkan
semangat perjuangan para prajurit. Hasilnya, wilayah Surabaya menjadi sangat sulit
ditaklukkan oleh pasukan sekutu karena pertahanan serta perlawanan rakyat yang sangat luar
biasa dan sangat sulit untuk dijebol musuh yang menyebabkan pertempuran berlangsung
berlarut-larut.

Pada akhirnya, pertempuran di Surabaya benar-benar berhenti ketika digelar gencatan senjata
pada 14 oktober 1946. Laskar Sabilillah menunjukkan bahwa perjuangan dan pengorbanan
yang dilakukan oleh umat islam merupakan salah satu penyokong dari bertahannya
kemerdekaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Mereka rela mengorbankan harta,waktu
bahkan nyawa mereka demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dan Semboyan hidup
mulia atau mati sahid benar-benar sudah menyatu kedalam jiwa para pejuang Barisan
Sabilillah.
BAB III
Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa peran santri dan para ulama sangat besar dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Tanpa dukungan santri dan para ulama mungkin kemerdekaan akan
lebih sulit didapat dan peristiwa 10 November di Surabaya mungkin tidak mendapat
dukungan rakyat sampai sebanyak itu.
Banyak Laskar Umat Islam yang terbentuk dengan tujuan utamanya yaitu mempertahankan
kemerdekaan Indonesia dan mengusir penjajahan bangsa asing. Salah satunya ialah
Laskar/Barisan Sabilillah yang lahir akibat rasa nasionalisme dan kesadaran untuk
melaksanakan jihad fisabilillah guna mempertahankan tanah air dari serangan bangsa asing.
Barisan Sabilillah mempunyai peran yang sangat besar karena menjadi wadah bersatunya
umat Islam bersatunya antara Ulama dengan santrinya untuk mengumpulkan tekad dan
semangat serta jiwa nasionalisme yang dilandasi rasa keimanan yang kuat untuk turun
kemedan pertempuran.
Banyak sekalali dari mereka yang menjadi korban bahkan tak sedikit juga yang mati syahid
sebagai syuhada.
Kemerdekaan Indonesia tidak bisa lepas dari peran Ulama dan para santri. Barisan Sabilillah
menjadi bukti bahwa peran santri dan ulama tidak hanya dalam bidang Rohani saja namun
dalam perjuangan fisik mereka pun mempunyai peran yang sungguh sangat penting.
Daftar Pustaka

Artikel internet :

-jejakislam.net

-Malang-Merdeka.com/sabilillah-laskar-ulama-dan-santri-pejuang-kemerdekaan-dari-
malang-161104o.html

-Serbasejarah.wordpress.com

-fimadani.com/peran-ulama-dalam-pertempuran/

Buku :

-Kuntowijoyo,Raja Priyayi Dan Kawula Surakarta 1900-1915,Yogyakarta :


ombak,2004,p.38-39

-Marwati Djoenoed Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto,Sejarah Nasional


Indonesia,Jilid IV,...p.112

Foto

-Foto Arsip Jogja Library Center : Koran Harian Kedaulatan Rakyat Terbit 9 November
1945

Anda mungkin juga menyukai