Ship Production
Pembuatan kapal adalah suatu proses pembuatan kapal. Biasanya pembuatan ini dilakukan
di tempat khusus, misalnya di galangan kapal. Pembuat kapal merupakan pekerjaan yang
sudah ada sebelum adanya tulisan.
Teknik yang merancang kapal disebut teknik perkapalan, proses perancangan dilakukan
dengan berdasarkan sebuah teknik rancang umum atau dalam bahasa inggris disebut general
arrangement. Pembuatan kapal modern menggunakan banyak teknik manufaktur yang
diadopsi ke teknik produksi perkapalan.
Pembuatan kapal (yang termasuk galangan kapal, produsen peralatan kelautan, dan sejumlah
besar penyedia jasa dan pengetahuan) adalah sebuah industri penting dan strategis di
beberapa negara di seluruh dunia.
Secara sejarah, industri ini telah menderita dari ketiadaan aturan global dan sebuah
kecenderungan investasi berlebihan (didukung pemerintah) yang dikarenakan galangan
menawarkan banyak ragam teknologi, mempekerjakan banyak pekerja, dan menghasilkan
pendapatan mata uang asing (karena pasar pembuatan kapal berdasarkan dolar dan
merupakan bisnis global).
Pembuatan pesawat oleh karena itu merupakan industri yang menarik bagi negara
berkembang. Jepang menggunakan pembuatan kapal pada 1950-an dan 1960-an untuk
membangun kembali struktur industrinya. Korea Selatan membangun pembuatan kapal
sebagai industri strategis pada 1970-an dan Republik Rakyat Tiongkok sekarang dalam
proses untuk mengulangi model-model tersebut dengan investasi besar yang didukung negara
dalam industri ini.
Sebagai hasilnya pembuatan kapal dunia menderita dari kelebihan kapasitas, harga yang
tertekan (meskipun industri ini mengalami kenaikan harga dalam periode 2003-2005
dikarenakan permintaan yang kuat untuk kapal baru yang melampaui peningkatan biaya
aktual), keuntungan margin rendah, distorsi perdagangan dan subsidi yang menyebar luas.
Segala usaha telah dicoba untuk mengatasi masalah ini dalam OECD namun gagal, dengan
persetujuan internasional pembuatan kapal 2004 yang tidak pernah dilaksanakan dan
negosiasi pada 2003-2005 ditunda pada Oktober 2005 setelah ketiadaan kesepakatan.
Pada 2003, Komunitas Eropa membawa Korea Selatan ke WTO, dalam rangka
mengatasi subsidi terhadap galangan Korea. WTO menemukan bahwa Bank Ekspor/Impor
Korea telah, dalam beberapa kasus individual, menyediakan subsidi yang terlarang ke
galangan Korea yang menjelaskan kesuksesan besar dari galangan Korea dalam pasar dunia.
Korea Selatan memiliki permintaan yang sangat terbatas di dalam negeri untuk kapal dagang
dan oleh karena itu mengejar target pasar internasional seara agresif di mana pemilik kapa
Eropa mendominasi. Pembuat kapal Korea menawarkan kapal di bawah biaya konstruksi dan
mengkompensasikan kerugian tersebut mealalui subsidi dan cara yang meningkatkan cash
flow sementara. Indonesia merupakan rumah bagi tiga pembuat kapal terbesar dunia (PT PAL
Indonesia Lampung, PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari dan PT Daya Radar Utama
Lampung), yang memasok hampir setengah dari pemesanan global.
Pasar pembuatan kapal dunia akan terus berlanjut tak seimbang selama tidak ada rezim
perdagangan internasional dibentuk.