Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN LATAR BELAKANG TENTANG FILIPINA SELATAN:

TERORISME DAN PROSES PERDAMAIAN

13 Juli 2004

ICG Asia Report N°80


Singapore/Brussels
DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF .......................................................................................................... i


I. PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
II. LATAR BELAKANG KONFLIK DI FILIPINA SELATAN .................................... 4
III. TEROR DAN PROSES PERDAMAIAN ..................................................................... 7
IV. TEROR DAN FRAKSI DI MILF ............................................................................... 11
V. KAMP HUDAIBIYAH DAN AKADEMI MILITER ISLAMI .............................. 16
A. CIKAL BAKAL KERJASAMA JI - MILF.................................................................................17
B. PERKEMBANGAN KAMP HUDAIBIYAH ...............................................................................19
VI. AL-GHOZI DAN BOM JAKARTA SERTA PEMBOMAN HARI RIZAL, 2000
22
VII. ZULKIFLI, BOM DEPARTMENT STORE FITMART, DAN HUBUNGAN
ABU SAYYAF ....................................................................................................................... 24
A. RUMAH AMAN DI GENERAL SANTOS CITY ........................................................................26
B. MEMBANGUN KEMBALI HUBUNGAN ABU SAYYAF ..........................................................27
VIII. BOM DAVAO ............................................................................................................... 28
IX. KERJASAMA BERJALAN MILF DENGAN KELOMPOK JIHAD................... 31
X. KESIMPULAN ............................................................................................................. 32
LAMPIRAN
A. PETA FILIPINA.....................................................................................................................34
B. KRONOLOGI PERISTIWA BOM DAN PERKEMBANGAN TERKAIT DI FILIPINA ........................36
C. PROSES PERDAMAIAN GRP-MILF......................................................................................38
D. KOMUNIKE BERSAMA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK FILIPINA DAN MORO ISLAMIC
LIBERATION FRONT ............................................................................................................43
E. ABOUT THE INTERNATIONAL CRISIS GROUP .......................................................................44
F. ICG REPORTS AND BRIEFING PAPERS .................................................................................45
G. ICG BOARD OF TRUSTEES, INTERNATIONAL ADVISORY BOARD AND SENIOR MEMBERS .....48
ICG Asia Report N°80 13 Juli 2004

LAPORAN LATAR BELAKANG TENTANG FILIPINA SELATAN:


TERORISME DAN PROSES PERDAMAIAN

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan yang terus mengalir mengenai kaitan antara pemerintah Filipina dan MILF yang telah disepakati
kelompok separatis Moro Islamic Liberation Front kedua belah pihak pada tahun 2002 namun belum
(MILF /Front Pembebasan Islam Moro) dan jaringan pernah dijalankan, untuk bertindak terhadap unsur
teror Jemaah Islamiyah (JI) membawa suasana kriminal yang mencari suaka di wilayah MILF. Hal
mendung dan merupakan ancaman bagi proses ini perlu diperkuat agar teroris asing diperhatikan
perdamaian antara MILF dan pemerintah Filipina. secara khusus.
Kendati pimpinan MILF tetap menampik segala
kaitan tersebut, seluruh bukti menunjuk adanya Peningkatan akuntabilitas MILF terhadap proses
hubungan operasional dan pelatihan yang masih perdamaian melalui cara tersebut dapat diimbangi
berjalan. Yang belum jelas, apakah pucuk pimpinan dengan menunjuk dewan perdamaian tetap di pihak
mengetahui keberadaan kegiatan tersebut dan pemerintah Filipina, yang dilengkapi sumber daya
enggan mengakuinya, atau anggota JI serta yang memadai guna membangun kesepakatan
kelompok jihad yang sealiran menjalin hubungan diantara para stakeholder utama, mengenai bentuk
dengan komandan MILF secara perorangan tanpa otonomi yang lebih sempurna.
sepengetahuan pimpinan MILF.
JI yang kini mempunyai reputasi buruk akibat
Laporan latar belakang ini, yang merupakan kegiatannya, terutama di Indonesia, mulai bercokol
kelanjutan serangkaian laporan mengenai terorisme di daerah Filipina selatan pada tahun 1994 dengan
di Asia Tenggara, menilik sejarah persekutuan memperdalam hubungannya dengan kelompok
antara JI dan MILF, seberapa jauh kerjasama yang separatis MILF yang dirintis ketika sama-sama
dijalin di masa lalu, serta status hubungan saat ini. berada di Afghanistan pada tahun 1980an. Hubungan
Paradoks sentris pada proses perdamaian di Filipina pribadi yang terjalin antara ketua MILF pertama
selatan adalah bahwa proses tersebut merupakan Salamat Hashim dengan pimpinan JI seperti
hambatan jangka pendek utama mendongkel Abdullah Sungkar dan Zulkarnaen memungkinkan
jaringan teroris sekaligus unsur yang senantiasa berdirinya kamp pelatihan dibawah perlindungan
perlu bagi setiap upaya jangka panjang MILF yang meniru sistim kamp di Afghanistan
penanggulangan teror. Upaya bergerak langsung dimana organisasi tersebut pertama dibentuk, serta
melawan teroris yang tertanam di wilayah yang pengalihan keterampilan yang mematikan kepada
dikuasai MILF membawa risiko terjadinya generasi baru operator.
peningkatan kekerasan serta macetnya perundingan.
Akan tetapi tanpa kesepakatan perdamaian yang Selain mengisi jajaran JI di Indonesia yang terkikis
berhasil, daerah tersebut akan tetap ditandai iklim akibat penangkapan yang dilakukan pada masa pasca
ketiadaan hukum yang merupakan lahan subur bagi bom Bali, beberapa lulusan tersebut telah
terorisme. melancarkan serangan teror di Filipina bersama
unsur MILF setempat dan Kelompok Abu Sayyaf.
Yang perlu dicapai pada jangka pendek adalah Menurut informasi yang diperoleh ICG, ada indikasi
mencegah kemungkinan meletusnya kembali perang. bahwa arsitek dari serangan-serangan yang
Salah satu langkah yang dapat diambil, yaitu segera dilakukan belum lama ini adalah lulusan kamp di
memberlakukan mekanisme kerjasama antara Mindanao yang berasal dari Jawa bernama Zulkifli.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 Page ii

Zulkifli ditangkap di Malaysia pada akhir tahun


2003, namun sebelum itu ia berhasil mengarahkan
aksi bom di Davao pada Maret dan April 2003, yang
menewaskan 38 orang dan hingga saat ini
merupakan hambatan besar bagi perundingan
perdamaian.

Hubungan JI-MILF jelas tengah berlanjut, namun


dengan cara yang lebih didesentralisasi. Semenjak
tentara Filipina melibas kamp-kamp utama MILF
pada tahun 2000, pasukan MILF tersebar menjadi
satuan-satuan yang lebih kecil dan bersifat otonom,
dan kadang kala tidak diakui pimpinan MILF yang
menyebutnya “komando-komando yang hilang”.
Sebelumnya bentuk MILF memang sudah agak
longgar, akan tetapi menyusul gebrakan tahun 2000
serta kematian Salamat Hashim di bulan Juli 2003,
satuan-satuan tersebut menjadi kian mandiri.

Saat ini belum begitu jelas bagaimana pandangan


pimpinan baru MILF yang mengitari pengganti
Hashim, yaitu Al-Haj Murad, terhadap ikatan
dengan JI. Secara resmi, MILF telah menafikkan
terorisme. Karena itu, mengingat apa yang kini
terungkap mengenai kaitan JI-MILF, ada tiga
kemungkinan menafsirkan sikap resmi tersebut,
yang seluruhnya menunjukkan dampak buruk bagi
proses perdamaian.

Jika pucuk pimpinan MILF yang terlibat


perundingan perdamaian memang tidak tahu-
menahu tentang kerjasama dengan JI pada tingkat
lokal, atau menganut sikap “jangan bertanya,
jangan ungkapkan” yang memberi keleluasaan bagi
komandan setempat untuk bertindak sendiri-sendiri,
maka lepasnya kendali dari pusat tersebut bisa jadi
berarti kesepakatan tidak mungkin dilaksanakan.
Jika setidaknya beberapa pejabat utama MILF
bukan saja mengetahui adanya hubungan dengan JI,
bahkan memandangnya sebagai unsur penting
dalam menerapkan strategi “berunding sambil
berperang”, maka itikad baik yang mutlak
diperlukan agar perundingan berhasil menjadi tanda
tanya. Ketiga kemungkinan tersebut dapat dikaitkan
dengan pengelompokan menjadi faksi yang terjadi
didalam tubuh MILF yang tampaknya kian
menajam sejak kematian Salamat Hashim.

Singapore/Brussels, 13 Juli 2004


ICG Asia Report N°80 13 Juli 2004

LAPORAN LATAR BELAKANG TENTANG FILIPINA SELATAN :


TERORISME DAN PROSES PERDAMAIAN

I. PENDAHULUAN hubungan kerjasama dengan seluruh kelompok


tersebut, terutama dengan JI yang konon
menyelenggarakan pelatihan pada kamp-kamp
Bayang-bayang terorisme tengah menghantui proses yang dikuasai MILF dan yang selnya di Mindanao
perdamaian di Filipina selatan. Laporan yang terus merencanakan sejumlah besar tindakan teror yang
mengalir tentang kaitan antara kelompok separatis terjadi di Filipina antara tahun 2000 hingga 2003.
Moro Islamic Liberation Front (Front Pembebasan MILF menyangkal seluruh kaitan tersebut.
Islami Moro/MILF), jaringan Jemaah Islamiyah (JI)
yang bergerak di kawasan ini, serta kelompok Abu Ada perbedaan dasar antara Negara Filipina dengan
Sayyaf (ASG) membawa suasana mendung bagi tetangga-tenagganya di Asia Tenggara yang sama-
perundingan di Kuala Lumpur antara MILF dan sama menjadi sasaran JI. Di Filipina terdapat
pemerintah Filipina, serta menggarisbawahi kemelut gerakan pemberontakan Islami yang telah
yang kian tumbuh antara berbagai gerakan berlangsung lama dengan kekuatan yang mampu
pemberontakan yang telah berakar yang telah menghambat penyelenggaraan tugas negara di
berakar di dalam negeri, dengan “perang melawan sebagian besar wilayah selatan, akan tetapi dalam
terorisme” yang dilancarkan secara global. Dalam keadaan desentralisasi yang sedemikian sehingga
perseteruan ini, Mindanao kian dipandang sebagai apa yang terwujud bukannya pemerintah bayangan,
lahan garis depan.1 melainkan kantong-kantong anarki. Daerah-daerah
kekuasaan tersebut didominasi oleh “komandan-
MILF dipandang luas sebagai organisasi revolusi komandan” pemberontak setempat dengan kadar
yang berjuang untuk mencapai hak menentukan keterikatan yang berbeda-beda terhadap koalisi-
nasib sendiri bagi rakyat Muslim di negara Filipina koalisi payung semacam MILF atau ASG, namun
(Moro). Demikianlah MILF mencanangkan diri, dengan kekuasaan yang lebih berakar pada piramida
dan kepada dunia luas telah menyatakan loyalitas marga dan suku yang bersifat khusus.
penafikannya terhadap terorisme. Hingga saat ini, Tidak jelas seberapa jauh pimpinan pusat MILF
AS belum memasukkan MILF di dalam daftar dapat mengendalikan komandan-komandan tersebut.
organisasi teroris, tidak seperti halnya ASG, Gang
Pentagon, dan New People's Army (Tentara Rakyat Proses negosiasi dengan MILF yang telah berjalan
Baru/NPA), yang juga melakukan perlawanan sejak tahun 1996 kerap mengalami kemacetan
terhadap tentara Filipina.2 Namun demikian Manila akibat permasalahan “komando yang hilang”
maupun Washington meyakini MILF menjalin maupun “unsur-unsur tak terkendalikan” yang
bernaung di wilayah MILF namun tidak diakui oleh
pimpinan MILF. Laporan ini mengkaji hubungan
1
Laporan ini mengikuti kebiasaan setempat dalam penggunaan
MILF dengan organisasi-organisasi teroris setempat,
istilah "Mindanao" dan "Filipina" secara bergantian bagi pulau utama dengan lebih menyorot kepada JI. Laporan
Mindanao di wilayah selatan bersama dengan gugusan kepulauan menonjolkan kesulitan-kesulitan khusus yang
Sulu. dihadapi negara Filipina dalam menumpas jaringan
2
NPA yang komunis dan kelompok Abu Sayyaf masuk dalam
klasifikasi Organisasi Teror Asing (Foreign Terorist Organizations
teroris yang tertanam pada sebuah pemberontakan
/FTOs). Gang Pentagon, sebuah sindikat penculikan yang memiliki domestik dengan kerumitan dinamika tersendiri.
hubungan tidak begitu jelas dengan MILF, termasuk dalam Terorist Perlawanan yang efektif terhadap jaringan-jaringan
Exclusion List (TEL) yang tidak begitu ketat, bersama kelompok tersebut menuntut sebuah gabungan langkah-
pecahan NPA yaitu Brigade Alex Boncayao. Lihat Departemen
Luar Negeri AS, "Patterns of Global Terorism 2003".
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 2 - - -

langkah yang khas dari polisi, militer dan memadai kebanyakan dimanipulasi untuk
diplomasi. kepentingan politik jangka pendek, yang selanjutnya
cepat terlupakan – atau bahkan membuahkan
Negara Filipina pernah digambarkan sebagai mata kemarahan yang mendalam – ketika kasus yang
rantai yang paling lemah dalam upaya menghambat dikedepankan jaksa tercecer. Isu teroris lebih sering
ancaman serangan lanjutan oleh jaringan teroris JI di disepelekan sebagai jurus pemerintahan atau militer
wilayah Asia Tenggara, yang kegiatannya terganggu untuk membenarkan tindakan terhadap MILF, atau
namun tidak hilang akibat dilancarkannya bahkan penerapan keadaan darurat militer.
serangkaian lebih 200 penangkapan diseluruh
wilayah, yang sebagian besar terjadi di Indonesia, Laporan ini mengkaji peristiwa pemboman di Davao
Malaysia dan Singapura. Peradilan yang transparan pada bulan Maret dan April 2003 dalam rangka
disertai cepatnya vonis yang dijatuhkan terhadap upaya memahami mengapa pola tersebut terus
pelaku utama bom Bali, berandil besar bertahan, serta bagaimana hal tersebut merongrong
menghilangkan sikap berdiam diri terhadap upaya lebih luas memerangi terorisme di kawasan
keberadaan JI di Indonesia, selain itu segudang bukti ini.4 Peristiwa bom di Bandara Internasional Davao
yang telah diterbitkan ikut membantu mencerahkan dan dermaga Sasa menimbulkan korban tewas
wacana yang terjadi di masyarakat tentang sifat dari sebanyak 38 jiwa, peristiwa serangan yang paling
ancaman tersebut. dahsyat terjadi di Asia Tenggara setelah Bali,
dimana JI memegang peran kunci. Akan tetapi tidak
Sebaliknya di Filipina tidak banyak dilakukan seperti kasus Bali, setahun kemudian kasus-kasus
penangkapan, kendati telah diketahui keberadaan tersebut masih terkatung-katung. Kerancuan pun
operator senior JI selama bertahun-tahun. Salah melanda bencana kecelakaan kapal feri di Teluk
satu proses peradilan yaitu terhadap Fathur Manila pada akhir Februari 2004 yang menewaskan
Rahman al-Ghozi, pelaku bom "Hari Peringatan lebih 100 penumpang. Kelompok Abu Sayyak
Rizal" – keberhasilannya segera pudar ketika yang mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman
bersangkutan melarikan diri dari penjara, terhadap kapal feri, dan pelaku yang mengaku
tampaknya dengan cara sangat mudah, yang secara bertanggung jawab kini berada didalam tahanan,
memalukan terjadi tepat pada hari dimana Manila akan tetapi penyelidikan yang dilakukan pihak
menandatangani kesepakatan baru melawan pemerintahan tidak menghasilkan kesimpulan
terorisme dengan Perdana Menteri Australia John apapun dan serangan tersebut belum
Howard yang tengah berkunjung.3 Pelarian Al- dikonfirmasikan.
Ghozi selama tiga bulan melintasi negara tersebut
disusul dengan kematiannya secara mengenaskan Ada tiga sebab utama mengapa peran negara
di propinsi Cotabato pada bulan Oktober 2003 Filipina sangat penting dalam perkembangan
menjadi kontroversi yang membuahkan teori-teori ancaman teroris yang tengah berlangsung di Asia
komplotan yang merupakan makanan sehari-hari Tenggara. Pertama, sebagaimana diurai dalam
masyarakat Filipina seputar perdebatan mengenai laporan ini, sejak pertengahan 1990an Filipina
isu JI. menjadi salah satu lahan pelatihan utama bagi JI
maupun kelompok sealiran, yang bertekad membina
Beberapa penangkapan yang dilakukan sehubungan kekuatan militer untuk tujuan mendirikan negara
dengan peristiwa bom teroris – yang kian meningkat Islam di Indonesia, atau secara lebih umum
di Filipina sejak tahun 2000 (lihat Lampiran B) – membela agamanya terhadap musuh-musuhnya.
didasarkan atas bukti yang sangat lemah. Tidak ada Kedua, tidak mampunya negara tersebut untuk
upaya yang berkelanjutan maupun terkoordinasi
untuk meyakinkan publik yang skeptis terhadap
keonaran JI, terutama kepada para pengarah opini di
4
Mindanao. Alih-alih, justru penangkapan yang Laporan ini disusun oleh konsultan ICG yang bekerja dengan staf
ICG, berdasarkan wawancara luas dengan anggota MILF di
berdasarkan pekerjaan reserse polisi yang kurang Filipina; orang-orang yang hadir pada Kamp Hudaibiyah; serta
pejabat-pejabat di Indonesia dan Filipina. Selain itu ICG
menggunakan berbagai berita acara pemeriksaan terhadap para
tersangka di Indonesia dan Filipina, dengan melakukan pengecekan
3
Serangan pada Hari Rizal terhadap lima sasaran di Metro Manila silang terhadap keterangan yang diperoleh saat wawancara.
pada 30 Desember 2000, yang merupakan hari libur memperingati Keterangan yang diperoleh saat wawancara dan dari berita acara
pahlawan nasional Filipina Jose Rizal, mengakibatkan 22 orang pemeriksaan diperkuat dengan bahan dari sumber-sumber yang
tewas. tersedia bagi publik.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 3 - - -

secara efektif memantau perbatasan maupun arus alur: kesukuan, generasi, orientasi agama
pergerakan penduduk, dana dan barang selundupan, berhadapan dengan yang sekuler, serta komando
terutama di kawasan selatan, senantiasa militer lawan komando politik. Menjelang
menjadikannya mudah dimanfaatkan oleh operator dilanjutkannya perundingan, dan Angkatan
“serigala tunggal” (yang bekerja sendiri) maupun Bersenjata Filipina (AFP) yang menunggu di latar
oleh sel-sel dari berbagai organisasi jihad.5 samping serta siap bertindak terhadap setiap
pelanggaran oleh MILF, tentunya Manila sangat
Ketiga –- dan yang paling mendasar – operator tergoda untuk menempuh salah satu dari dua opsi
kelompok jihad, termasuk al-Qaeda dimasa lalu, yang mudah. Salah satu opsi tersebut adalah
mengandalkan suasana yang memungkinkan yang menghindari permasalahan yang pelik dalam rangka
ditimbulkan oleh adanya perlawanan kaum separatis mencapai kesepakatan secara cepat serta
yang sudah lama berjalan di kawasan selatan memperoleh keuntungan perdamaian jangka-
Filipina. Konflik-konflik yang saling terkait tersebut pendek. Hal ini berarti memupuk budaya yang
masih bekum cukup dilaporkan, dan masih secara nampak di beberapa bagian pemerintahan, media
merupakan sumber keprihatinan yang sangat besar; dan masyarakat madani, serta dalam pernyataan-
sejak tahun 1972 diperkirakan sekitar 120.000 jiwa pernyataan MILF dimuka umum, yang cenderung
telah hilang. Ancaman yang paling signifikan bagi menyangkal permasalahan JI.
Filipina maupun wilayah lebih luas adalah
kemungkinan meningkatnya keterkaitan antara Opsi mudah lainnya yang dapat ditempuh Manila
terorisme internasional dengan gerakan perlawanan adalah memainkan kartu perang, dengan
dalam negeri yang saling menopang. Ini menjadikan menggalang sentimen anti-Muslim, melepaskan
upaya mencari perdamaian di Mindanao hal yang kekangan terhadap AFP, dan memaksimalkan
sangat mendesak. bantuan dari AS dalam rangka perang terhadap
terorisme. Hal ini dapat membawa keuntungan
MILF menikmati dukungan terselubung yang luas di jangka pendek yang cukup memuaskan, akan tetapi
kawasan selatan Filipina yang masyarakatnya kemungkinan besar akan berujung dengan
dominan Muslim, akan tetapi upaya utama dari terjadinya polarisasi masyarakat Filipina,
organisasi tersebut dilakukan untuk memperoleh peningkatan gerakan perlawanan, serta
dukungan diplomasi dan materi dari dunia Muslim di terkonsolidasinya MILF seputar kepemimpinan
luar negeri. Pada era dimana solidaritas Islam di garis keras yang berkomitmen mempererat ikatan
kancah internasional kian meningkat sejak Soviet dengan organisasi-organisasi jihad internasional.
meyerbu Afghanistan, MILF menjadi semakin rentan
terhadap infiltrasi dari kekuatan-kekuatan luar yang Opsi yang lebih sulit namun pada akhirnya satu-
mempunyai agenda tersendiri. Laporan ini menunjuk satunya yang menjanjikan, adalah untuk mengakui
adanya pola kolusi yang lama terbentuk antara MILF, realita ancaman JI serta bekerja dengan sabar
ASG dan JI, yang sebagian besar didasarkan atas namun gigih untuk memilah antara aspirasi sah
hubungan-hubungan pribadi yang terjalin melalui masyarakat Muslim di Filipina memperoleh hak
pengalaman bersama dalam pelatihan dan penentuan nasib sendiri, dengan upaya eksploitasi
peperangan. Sejumlah besar ikatan penting tersebut terhadap aspirasi tersebut untuk tujuan lain. Hal ini
mengalir dari pendiri dan ketua MILF pertama menuntut komitmen yang lebih kuat untuk
Salamat Hashim. mengimplementasikan kesepakatan otonomi yang
sungguh-sungguh dan lebih baik pada kawasan
Menyusul kematian Hashim pada Juli 2003, MILF selatan Filipina yang mayoritas Islam.
tiba pada sebuah persimpangan jalan.
Kepemimpinannya terpecah berdasarkan berbagai Selain itu MILF harus menghadapi beberapa
pilihan yang sulit. Akankah jajaran pimpinan
melanjutkan kolusi dengan sponsor dari luar negeri
5
Sel Al-Qaeda yang paling terkenal di Filipina yaitu yang pernah
yang terlibat terorisme dalam rangka memperoleh
dikepalai Ramzi Yousef dan Khalid Sheikh Mohammad yang dukungan luar bagi upayanya mencapai
menjadi otak peristiwa 11 September, hingga tahun 1995. Lihat kemerdekaan atau otonomi? Akankah mereka tetap
Simon Reeve, The New Jackals: Ramzi Yousef, Osama bin Laden menganggap sudah semestinya penduduk Muslim
and The Future of Terorism (London, 1999). Ipar Osama bin
Laden, Muhammad Jamal Khalifa, mendirikan jaringan organisasi setempat mendukung mereka berdasarkan
berkedok di Filipina pada awal tahun 1990an yang hingga kini polarisasi etnis, atau dapatkah mereka memberi
masih menjadi sumber keprihatinan.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 4 - - -

layanan yang sungguh-sungguh kepada konstituen II. LATAR BELAKANG KONFLIK DI


yang katanya mereka wakilkan, serta mengisolasi FILIPINA SELATAN
para ekstremis? Dilema yang dihadapi MILF
sebagian timbul dari persamaan latarbelakang dan
pengalaman formatif bersama kalangan Islami Konflik yang terjadi di kawasan selatan Filipina
yang berasal dari negara lain, dan sebagian lagi sudah lama rentan terhadap keterlibatan dalam
akibat pilihan yang dibuat secara sadar untuk pergelutan untuk merebut kekuasaan secara
menyimpan opsi terorisme yang mudah regional maupun global. Istilah “Moro” untuk
ditampikkan bila perlu, diantara perangkat strategi pertama kalinya diperuntukkan bagi penduduk
yang dimilikinya. Hal ini merupakan permainan Muslim pada kepulauan tersebut oleh orang
yang terlalu berbahaya dalam dunia pasca 11 Spanyol yang mulai melakukan kolonisasi terhadap
September tersebut, karena itu Manila, dengan bagian utara dan tengah gugusan pulau itu pada
dukungan dari komunitas internasional, harus tahun 1565, saat ingatan mereka masih segar akan
membantu sedapat mungkin agar MILF perang salib yang dilakukannya selama berabad-
menjatuhkan pilihan yang tepat. abad melawan penjajahan kaum Moor. Akan tetapi
ketika Spanyol pada akhirnya menyerah kepada
AS dalam perebutan Filipina tahun 1898, wilayah-
wilayah luas yang dikuasai penduduk Muslim di
bagian selatan sebagian besar masih belum
terjamah. Pemukiman kaum Kristen yang berarti
baru dimulai pada awal abad kedua puluh. Dengan
diperolehnya kemerdekaan Filipina pada tahun
1946, proses integrasi politik dan ekonomi di
bagian selatan dipercepat, seiring dengan
tersisihnya kaum Muslim.

Pada tahun 1950an, orang Filipina Muslim semakin


mulai mengenal jatidiri mereka setelah
memperoleh beasiswa ke Manila dan negara Timur
Tengah, terutama di Universitas Al-Azhar di Cairo.
Salamat Hashim, yang secara etnis berasal dari
Maguindanao dari daerah Cotabato, menempuh
pendidikan di Al-Azhar dari tahun 1959 hingga
1969, dan akhirnya meninggalkannya dengan nyaris
memperoleh gelar doktor yang “hanya kurang
skripsi”, selain membawa bekal berupa jaringan siap
jadi dari berbagai ikatan Islami internasional. Ia
menjadi ketua pendiri Ikatan Mahasiswa Filipina
(Philippine Student's Union) (1962) dan sekretaris
jenderal Organisasi Mahasiswa Asia, selain itu,
terlebih lagi ia dipengaruhi oleh pemikiran tokoh
radikal dari Persaudaraan Muslim (Muslim
Brotherhood) Syed Qutb, yang oleh presiden Mesir
Gamel Abdul Nasser dihukum mati pada tahun
1966.6 Diantara rekan-rekan Hashim di Al-Azhar
termasuk Burhanuddin Rabbani dan Abdul Rasul
Sayyaf, yang dikemudian hari menjadi pimpinan
pada kelompok mujahidin yang anti-Soviet di

6
Wawancara dengan Hashim Salamat yang dimuat Nida'ul Islam,
April-Mei 1998, dapat dilihat pada
www.islam.org.au/articles/23/ph2.htm.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 5 - - -

Afghanistan.7 Sekembalinya ke Cotabato, Hashim Libya pada 1974-1975 dan seterusnya, selain itu
mulai tertarik kepada politik separatis, serta menjadi pasokan senjata dari Libya diselundupkan melalui
salah satu calon pertama untuk memimpin Front negara bagian Sabah di Malaysia timur dengan
Pembebasan Nasional Moro (Moro National bantuan dari ketua dewan menterinya, Tun
Liberation Front/MNLF), yang menganut julukan Mustapha Harun, ketika perang berada pada
orang Spanyol dahulu dalam upaya mencetak puncaknya hingga akhir 1975. Sementara para
jatidiri baru guna mempersatu ke tigabelas suku komandan di lapangan menggalang dukungan
Muslim di kawasan selatan tersebut.8 berdasarkan akses terhadap pasokan tersebut,
anggota-anggota komite sentral melakukan upaya
Konflik massa yang terus mendidih di kawasan diplomatis dengan melakukan perjalanan ke ibukota
Selatan akhirnya memuncak menjadi perang negara-negara di Timur Tengah dan Asia Barat,
saudara setelah Presiden Ferdinan Marcos serta membawa permasalahan mereka ke hadapan
menyatakan diberlakukannya keadaan darurat Organisasi Konferensi Islam (Organization of the
militer pada bulan September 1972, akan tetapi Islamic Conference/OIC), yang memberi status
MNLF sudah melakukan persiapan yang baik. pengamat khusus kepada MNLF pada Mei 1977.
Mulai tahun 1969, kader-kader dikirim ke luar Hashim memimpin upaya-upaya tersebut serta
negeri untuk menjalani latihan militer dengan memperluas kontak-kontak internasionalnya dalam
bantuan dari kaum ningrat Muslim yang menyimpan kedudukannya selaku ketua urusan luar negeri
rasa tidak puas. Rombongan pertama, yang dikenal MNLF.
sebagai “Top 90” dan termasuk ketua MNLF Nur
Misuari yang orang asli Tausag/Sama, menetap Nyatanya, di akhir 1977 kepada OIC dan Rabitat al-
lebih satu tahun di Pulau Pangkor dekat Pulau Alam al-Islami lah fraksi Hasim menyampaikan
Pinang di Malaysia. Pada tahun 1970, menyusul “Instrumen Pengambil Alihan” yang disusunnya
“Gelombang 300” termasuk Al-Haj Murad, yang ketika persaingannya dengan Misuari dan
menggantikan Hashim selaku ketua MILF setelah pengikutnya yang orang Tausug tidak lagi
kematiannya pada Juli 2003. Kemudian berangkat terbendung. Secara umum diyakini bahwa lepasnya
“Gelombang 67” atau Kelompok Bombardir, yang sayap “Kepemimpinan Baru” dibawah Hasyim,
membawa keahlian baru dalam penggunaan artileri yang kemudian menjadi MILF di tahun 1984,
ringan dari Malaysia. Selanjutnya Libya berakar dari agendanya yang lebih militan dan
menggantikan Malaysia sebagai tempat pelatihan berbasis agama, dan yang tidak mengenal
utama mulai pertengahan 1970an, dan selama tahun kompromi dalam hal kemerdekaan. Namun
1980an ditambah lagi dengan Syria, kamp-kamp sebenarnya Hasyim mencari dukungan dari negara-
PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) di Timur negara OIC dengan menekankan kesediaannya
Tengah, dan Pakistan. untuk mematuhi ketentuan perjanjian perdamaian
Tripoli, yang ditandatangani Misuari pada tahun
Sejak awal, orientasi dari gerakan separatis tersebut 1976. Perjanjian tersebut bukannya menuntut
lebih kepada mencari dukungan komunitas Islam kemerdekaan melainkan otonomi dikawasan selatan
internasional ketimbang membangun lembaga- yang Muslim, akan tetapi Misuari kemudian
lembaga untuk menjalankan pemerintahan sendiri kembali ke tuntutan semula yaitu sesesi penuh,
di negerinya. Komite sentral MNLF bermarkas di setelah Manila bersikeras mengadakan referendum
dengan persyaratan yang ditentukannya sendiri.
Hingga saat ini sebagian besar MILF lebih bersikap
7
Wawancara ICG dengan kerabat Hashim, Manila, Januari 2004. pragmatis ketimbang ideologis seperti yang
8
Warga Muslim di Filipina ("Bangsamoro") merupakan 5 persen digambarkan secara umum, akan tetapi sebagaimana
dari penduduk negara itu yang berjumlah 83 juta. Mereka MNLF yang mendahuluinya, organisasi tersebut
merupakan mayoritas hanya di propinsi Maguindanao, Lanao del rentan terhadap perpecahan, terutama setelah
Sur, Sulu, Tawi-Tawi dan Basilan, yang bersama Marawi City,
membentuk Daerah Otonomi di Mindanao Muslim (Autonomous pendirinya mangkat.
Region in Muslim Mindanao/ARMM), yang tercipta pada tahun
1990. Lima suku terbesar yaitu Maguindanao ("Bangsa dari Kendati OIC masih mengakui MNLF sebagai wakil
Bantaran Pasang") dan Maranao ("Bangsa dari Danau"); Iranun, bangsa Moro pada tingkat pemerintahan, secara
yang merupakan daerah asal dua suku tersebut diatas sebelum
berpisah berabad-abad yang lalu, masing-masing menuju daerah
pribadi Hashim sudah lama menikmati akses dan
Cotabato dan Lanao; serta Tausug ("Bangsa Arus") dan Sama, dukungan dari kalangan tingkat atas diseluruh
yaitu sandaran pokok MNLF nya Nur Misuari, yang terpusat di kawasan Timur Tengah. Sementara Misuari tetap
kepulauan Sulu dan daerah pesissir Zamboanga selatan.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 6 - - -

dikaitkan erat dengan pendukung utamanya Libya, gerakan tersebut yang berjumlah antara 10.000
Hashim menghabiskan dasawarsa 1978-1987 hingga 15.000 personil.11
denghan berulang-alik antara Cairo, Jeddah, Karachi,
Islamabad dan Lahore, seraya membangun jaringan Jaringan luas kamp-kamp MILF diawali pada
dukungan terbuka maupun rahasia, termasuk ikatan bulan-bulan setelah Kesepakatan Tripoli tahun
dengan Osama bin Laden. Kaitan utama dengan bin 1976 sebagai kawasan “perkemahan” yang diakui
Laden dibentuk dengan perantaraan teman kelas pemerintah bagi Komite Revolusioner Kutawato
Hashim di Al-Azhar, Sayyaf. Menurut laporan, dari MNLF (inti dari fraksi Hashim yang kelak
mulai tahun 1980 fraksi Hashim di MNLF mengirim pecah dengan Misuari pada 1977).12 Kamp Abu
hingga 500 orang ke perbatasan Afghanistan- Bakar as-Siddique, yang kedepan menjadi lokasi
Pakistan untuk dilatih bersama warga negara Asia Akademi Bedis serta merupakan kamp MILF
Tenggara lainnya.9 Hashim bermarkas di Pakistan terbesar hingga direbut pasukan pemerintah pada
pada tahun 1982, dan baru kembali ke Filipina pada bulan Juli 2000, sudah berdiri secara tetap pada
Desember 1987. Jumlah warga Moro yang tahun 1981. Sampai dengan tahun 1985, diseluruh
mengikuti pelatihan di perbatasan Afghanistan Mindanao telah berdiri setidaknya tujuh kamp:
tampaknya mencapai puncaknya antara 1986 dan Abu Bakar, Busrah, Ali, Omar, Khalid, Othman
1988; hanya segelintir yang tiba setelah 1991. dan Salman.13 Ketika rundingan perdamaian
Sebagian besar datang dalam gelombang terdiri dari ambruk dan pemerintah melancarkan serangan
lima atau sepuluh orang yang dikirim oleh terbesar terhadap MILF di tahun 2000, gerakan
komandan lapangannya di Mindanao. Selebihnya tersebut tengah mencari pengakuan resmi bagi
sampai di Afghanistan setelah gagal menyelesaikan tigabelas kamp “besar” dan 33 kamp “kecil”.
program akademis pada sekolah-sekolah Islam
dikawasan tersebut, dan mengadakan kontak dengan Saat ini pimpinan MILF tetap menyangkal bukti
fraksi-fraksi Sayyaf, Rabbani atau Gulbuddin bahwa kamp-kampnya melindungi teroris asing,
Hekmatyar. Alih-alih pulang tanpa membawa gelar termasuk JI. Mengingat riwayatnya yang panjang
sarjana, meraih pengalaman di Afghanistan bersama berbagai asosiasi internasional Islam,
membawa kemungkinan peningkatan status yang solidaritas perorangan yang diperkuat sepanjang
lebih tinggi.10 masa-masa perjuangan bahkan jauh sebelum dunia
luas mengenal nama Osama bin Laden, serta
Kembalinya Hashim dan para pejuang veteran dari kekuatan yang dihimpun MILF berkat pelatihan
Afghanistan memberi semangat baru bagi MILF, yang diberi warga Muslim asing, kiranya bukan hal
yang tetap merupakan sayap yang tidak begitu mudah memutus ikatan-ikatan timbal balik
menonjol dalam gerakan tersebut, hingga tahun 1996 tersebut. Namun demikian masa telah berganti,
ketika tercapai kesepakatan “final” di Jakarta antara dan kepergian Salamat Hashim bisa jadi memberi
pemerintah dan MNLF pimpinan Misuari. Sebuah peluang bagi organisasi tersebut untuk melakukan
sekolah pelatihan perwira, yaitu Akademi perubahan mengikuti zaman.
Abdulrahman Bedis didirikan pada tahun 1987
dibawah pimpinan para alumnus Aghanistan seperti
Benjie Midtimbang, yang mengawali program
pelatihan secara besar-besaran. Menurut pengakuan
seorang mantan anggota komite sentral, antara 1987
dan 1990 sebanyak 122.000 pendukung MILF
menjalani latihan dasar, serta dapat dimobilisasi
untuk mendukung anggota tetap angkatan bersenjata

11
Ibid. Perkiraan terhadap kekuatan bersenjata MILF sangat
berbeda-beda oleh karena jumlah personil paruh-waktu yang besar.
12
Salah Jubair, Bangsamoro: A Nation under Endless Tyranny
9
Wawancara ICG dengan anggota komite sentral MILF, Maret (Kuala Lumpur, 1999), hal.168.
13
2003. W.K. Che Man, Muslim Separatism: The Moros of Southern
10
Wawancara ICG dengan berbagai anggota dan mantan anggota Philippines and the Malays of Southern Thailand (Oxford, 1990),
komite sentral MILF, Maret 2003 dan Januari 2004. hal.93.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 7 - - -

III. TEROR DAN PROSES PERDAMAIAN menjadi gugus depan baru perjuangan kaum Moro.
Pasukan MNLF di Sulu yang setia kepada Misuari
pun telah melanjutkan pertempuran sejak November
Adapun yang menjadi paradoks inti pada proses 2001, kadangkala dengan bergabung bersama unsur-
perdamaian Filipina selatan yaitu bahwa proses unsur ASG.
tersebut merupakan penghalang jangka pendek
yang utama dalam upaya mendongkel jaringan Sebelum Jakarta, MILF tidak dipandang sebagai
terorisme, namun sekaligus menjadi unsur yang ancaman besar, selain itu upaya keduabelah pihak
sangat diperlukan bagi setiap jalan keluar untuk bernegosiasi dengan setengah hati selama
berjangka panjang. Upaya untuk bertindak Misuari menjadi pusat perhatian. Pada Juli 1993
langsung melawan para teroris yang tertanam di Hasyim menyatakan tidak mungkin melakukan
wilayah yang dikuasai maupun dipengaruhi MILF perundingan sebelum pemerintah menyelesaikan
tak urung berhadapan dengan risiko terjadinya usrusannya dengan MNLF, dan tidak ada yang
eskalasi gerakan dan ambruknya perundingan. dihasilkan selain beberapa kesepahaman yang sangat
Akan tetapi tanpa kesepakatan damai yang terlokalisir. Sementara itu, MILF secara diam-diam
berhasil, kawasan tersebut tetap tidak mengenal membangun kekuatannya. Ketika pembicaraan
hukum sehingga terorisme dapat tumbuh subur. dimulai secara tentatif pada Agustus 1996, MILF
Kesulitan lain bagi masing-masing pihak dalam melakukan manuver untuk mencapai posisi taktis
proses perdamaian adalah mengenal siapa saja yang menguntungkan, sementara pemerintah Filipina
yang patut dihadapi lawan berunding. Apakah berupaya agar pembicaraan tidak mencapai tingkatan
lawan berunding tersebut sepenuhnya menguasai internasional karena khawatir MILF bakal
pasukannya di lapangan? Dapatkah mereka memperoleh status setengah berperang seperti yang
mempertahankan kesepakatan ketika menghadapi pernah dinikmati Misuari.
perlawanan garis keras yang berasal dari dalam
timnya masing-masing? Kajian singkat terhadap "Perjanjian bagi Penghentian Permusuhan Secara
proses perdamaian menunjukkan betapa sulitnya Umum" yang dicapai pada 18 Juli 1997, setelah
mengatasi masalah-masalah tersebut. hampir setahun terlibat pertemuan-pertemuan tak
menonjol di berbagai kota propinsi sekitar
Ketika pemerintahan Ramos menandatangani Mindanao, bersama pedoman pelaksanaanya
perjanjian dengan MNLFnya Misuari di Jakarta pada menjadi rujukan dasar bagi seluruh perjanjian yang
September 1996, terbersit harapan cukup besar dicapai selanjutnya. Pedoman pelaksanaan tersebut
tercapainya perdamaian. Tujuan perjanjian tersebut menetapkan Komite-Komite Kordinasi pemerintah
sebagai implementasi “akhir” dari kesepakatan dan MILF bagi Penghentian Permusuhan. Hal ini
Tripoli tahun 1976 yang dipertentangkan, merupakan mekanisme utama pemantauan gencatan
berlandaskan Wilayah Otonom di Minadanao senjata (selain itu ada juga Tim-tim Pemantauan
Muslim yang lahir dari sebuah perjanjian yang Lokal). Pada intinya, strategi negosiasi MILF
dibuat di Jeddah tahun 1976.14 MILF tidak terlibat menggunakan konsep inkrementasi dan tidak dapat
dalam proses menuju Jakarta, dan hasil proses diubah – artinya setiap kesepakatan merupakan
tersebut yang mengecewakan meningkatkan langkah maju yang kecil dan kumulatif. Bahkan
kedudukan mereka dimata warga Muslim. Bantuan setelah peperangan besar di tahun 2000 dan 2003,
yang dijanjikan sebagian besar tidak terwujud, dan gencatan senjata tahun 1997 dan CCCH dapat
yang adapun hilang lantaran korupsi, selain itu dibangun kembali. Sebaliknya, pemerintah
dorongan untuk mencapai kesepakatan tanpa mengupayakan penyelesaian akhir yang sejalan
memikirkan implementasinya membuat dengan yang dicapai di Jakarta, dan kadangkala
mekanismenya tak berdaya. Sejumlah besar tampaknya bersedia meninggalkan kerangka yang
pendukung MNLF mulai beralih ke MILF, Abu
Sayyaf dan Dewan Komando Islam,15 yang kini

14
Lihat Lampiran C untuk keterangan rinci mengenai hal ini serta
seluruh perjanjian yang disebut selnjutnya pada tulisan ini
15
Dewan Komando Islam, yakni fraksi MNLF terkuat di pada Maret 2000. Dipimpin Melham Alam dan Hashim Bogdadi,
semenanjung Zamboanga, mulai memasang jarak dengan Misuari bersama Abu Sayyaf terlibat dalam penjarahan terhadap kota Ipil di
pada awal 1990an, akan tetapi baru mencanangkan keberadaannya Zamboanga del Sur (kini Zamboanga Sibugay), pada April 1995.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 8 - - -

telah dibangun guna mencapai penyelesaian yang lima kamp lagi -- Bilal, Rajahmuda, Darapanan,
tuntas secepatnya.16 Omar dan Badr -- pada Oktober 1999. Inspeksi dan
verifikasi yang dilakukan terhadap 39 kamp lain yang
Sepanjang 1997-1999, mekanisme pemantauan diklaim oleh MILF rencananya diakhiri dengan
gencatan senjata lambat laun diperkuat, sementara pengakuan selambatnya pada 31 Desember 1999.
MILF berupaya agar kamp-kampnya diakui. Bagi pemerintah, tujuannya adalah untuk
Dengan tiadanya mediasi internasional, dewan menegaskan batas-batas pengaruh MILF agar
pemberontak memandang hal tersebut sebagai kelompok tersebut dapat dituntut tanggung jawab
bentuk awal kedaulatan bagi kaum Bangsamoro, apabila terjadi tindakan melawan hukum atau
yang secara simbolis menyamaratakan bentrokan. Akan tetapi bagi MILF, setiap pengakuan
kedudukannya dengan pemerintah sebelum merupakan langkah maju menuju status berperang
diselenggarakannya perundingan untuk mencapai secara de facto, sehingga dewannya bersikeras agar
penyelesaian yang menyeluruh. Kamp-kamp proses tersebut diselesaikan sebagai syarat untuk
tersebut pun yang nyata merupakan pusat kekuatan melakukan rundingan resmi
politik, religius dan militer bagi MILF, dan
mekanisme gencatan senjata menambah garis Pemerintahan Estrada bersama dengan tokoh politik
pertahanan mereka. setempat serta anggota Konggres Filipina yang
menentang perjanjian Jakarta serta dengan keras
Bagi pemerintah Filipina, hak untuk melakukan pemberian konsesi lebih banyak lagi kepada MILF,
pengejaran yang gencar menjadi permasalahan yang mulai bersikap menahan terhadap pengakuan
genting. Perjanjian untuk menghentikan permusuhan tersebut. Ketika perundingan formal diresmikan
tahun 1997 dicapai menyusul pertempuran yang pada 25 Oktober 1999, keadaan dilapangan sudah
paling sengit yang pernah terjadi, ketika pasukan jauh memburuk, dan perundingan pun tidak pernah
tentara Filipina (AFP) yang konon tengah melacak mencapai tahap yang substansiil. Peristiwa
penculik, bentrok dengan oknum MILF disekitar pengeboman diatas kapal feri dilepas Kota Ozamis
Kamp Rajahmuda pada bulan Juni. MILF pada 25 Februari 2000 menewaskan 39 penumpang
beranggapan penculikan semata-mata menjadi alasan dan mengakibatkan eskalasi besar-besaran. Sekali
untuk melancarkan operasi militer. Serangan bunuh lagi, para tersangka disebut mencari suaka di sebuah
diri yang dilancarkan dua warga Arab terhadap kamp MILF: John Mack di Inudaran, Lanao del
sebuah markas divisi tentara Filipina pada buldan Norte. Komandan kamp tersebut, Abdullah
Oktober menambah ketegangan disekitar Kamp Abu Macaapar, alias Komandan Bravo, membalas
Bakar, dimana para penyerang diyakini berbasis. serangan yang dilancarkan AFP dengan menduduki
“Memberi suaka atau bantuan kepada unsur kriminil pusat kota Kauswagan pada 17 Maret 2000. Maka
atau yang tidak mengenal hukum” selanjutnya terjadilah pertempuran sengit.
ditetapkan sebagai “tindakan provokasi yang
terlarang” berdasarkan perjanjian November 1997.17 Konflik di Lanao pun menyebar ke Maguindanao
Tidak adanya bahasa khusus menyangkut terorisme pada April 2000 ketika AFP mencanangkan
merupakan hal luar biasa: tidak seperti pada tekadnya untuk membersihkan jalan Cotabato-
tudingan penculikan di Rajahmuda, serangan- Marawi ("Narciso Ramos") dari pasukan MILF
serangan bunuh diri tidak mengundang operasi dari yang mendirikan pos pemeriksaan dan memungut
AFP. pajak atas penggunaan jalan. Perang besar-besaran
yang kemudian menyusul mengakibatkan 900.000
MILF memperoleh "pengakuan" atas kamp-kamp warga sipil mengungsi dan berakhir dengan
Abu Bakar dan Busrah pada Februari 1999, dan atas jatuhnya Kamp Abu Bakar pada 9 Juli 2000. Akan
tetapi kemenangan Presiden Estrada hanya
berlangsung sesaat. Sebuah skandal korupsi
16
Wawancara ICG dengan perunding MILF, Cotabato City, Maret
mengakibatkan posisinya diguling ketika warga
2003. militer maupun sipil bangkit di Manila pada
17
Pasal 1, ayat 4 (b), Pelaksanaan Pedoman Operasional Perjanjian tanggal 20 Januari 2001. Penggantinya adalah
GRP-MILF tentang Penghentian Permusuhan, 14 November 1997. wakil presiden Gloria Macapagal-Arroyo, yang
Bahasa tersebut diulang pada Pedoman Pelaksanaan tentang Aspek
Keamanan dari Perjanjian GRP-MILF Tripoli tentang Perdamaian
bahkan sebelum mengambil alih kekuasaan sudah
tahun 2001 (pasal 2, ayat 3.2.2), serta Komunike Bersama tentang mulai menghubungi Malaysia menyangkut mediasi
Larangan Terhadap Tindakan Kriminal tanggal 6 Mei 2002 yang pihak ketiga. MILF, yang mundur dari
dibahas lebih lanjut dibawah ini.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 9 - - -

perundingan pada 15 Juni 2000, menuntut adanya Beberapa di antara serangan tersebut pelaksanaannya
keterlibatan pihak asing sebagai prasyarat kurang sempurna dan jumlah korban yang
melanjutkan pembicaraan. ditimbulkan tidak besar. Mindanao mempunyai
riwayat panjang pelemparan granat tangan dan “pill-
Menyusul pertemuan di Kuala Lumpur dan Tripoli, box” ke medan kota maupun lapangan bola basket,
Libya, kedua belah pihak menetapkan agenda yang berupa tindak kekerasan sambil lalu yang biasanya
substantif hingga Juni 2001, dengan membangun berakar pada perselisihan antar lingkungan. Hingar
diatas perjanjian-perjanian yang lalu dan berputar bingar dilatarbelakang tersebut mengelabui gejala
pada tiga aspek: keamanan, rehabilitasi, serta baru yang nampak pada peristiwa kekerasan, yang
wilayah leluhur. Dua aspek pertama tersebut sudah semakin nyata sejak tahun 2000 namun tidak
mulai mengalami kemajuan ketika perang meletus dihiraukan sampai dengan peristiwa pemboman pada
lagi pada tangal 11 Februari 2003. Sebagaimana tanggal 4 Maret 2003 di Bandara Internasional Davao
pada tahun 1997, tentara Filipina membenarkan City. Serangan tersebut menewaskan 22 orang serta
serangan oleh beberapa batalyon terhadap membawa konflik kedalam jantung kawasan
“kompleks Buliok” – yang menggantikan Kamp metropolitan di Filipina, sehingga ancaman teroris
Abu Bakar sebagai markas besar Salamat Hashim – kini tampil lain pada agenda Manila.19
sebagai operasi pembersihan terhadap sindikat
penculikan Geng Pentagon yang mencari Pemerintahan Arroyo telah berupaya agar konflik
perlindungan di kawasan Rajamudah. Akan tetapi dengan MILF dipisahkan dari perang melawan
skala operasinya, keganasannya, serta waktunya – terorisme, dengan mengimbau kepada AS supaya
rencananya pada hari yang sama perunding dari organisasi tersebut tidak dimasukkan dalam daftar
pemerintah memaparkan sebuah rancangan usulan hitam.20 Akan tetapi menyusul pemboman besar
perdamaian “fast track” – pada umumnya untuk kedua kalinya di Davao pada tanggal 2 April
menambah kesangsian warga Muslim, media dan 2003 dan di Korondal pada 10 Mei, disertai
masyarakat madani terhadap motivasi AFP. serangan MILF terhadap Maigo, Lanao del Norte
Sehingga yang ditinggal adalah kesenjangan dan Siocon, Zamboanga del Norte, yang
kredibilitas yang parah, sementara kekhawatiran menewaskan puluhan warga sipil, Arroyo akhirnya .
atas terorisme melampaui permasalahan “pemanjaan membalas tantangan tersebut. Seraya
kriminal” oleh MILF pada wacana resmi. memerintahkan serangan udara dan artileri terhadap
“sel-sel teroris yang tertanam” didalam MILF
Pada tahun sebelum terjadinya serangan Buliok, sebelum keberangkatannya ke Washington tanggal
serangan bom di kota-kota propinsi di Mindanao 17 Mei 2003 dalam rangka kunjungan kenegaraan,
menimbulkan korban tewas terus menerus: General ia berseru kepada organisasi tersebut agar
Santos City, Tacurong, Kidapawan dan Zamboanga “meninggalkan semua ikatan teroris” selambatnya 1
semuanya terkena berkali-kali (Lampiran B). Kendati Juni, atau menghadapi risiko ditetapkan sebagai
berbagai penyelidikan polisi menunjuk adanya sebuah Organisasi Teroris Asing.
keterlibatan langsung MILF, dan polisi menerbitkan
surat penangkapan terhadap para tersangka termasuk
pimpinan MILF, selama perundingan berlangsung, 19
Persitiwa bom pada Hari Peringatan Rizal tanggal 30 Desember di
yang disebut belakangan itu menikmati kekebalan Manila tidak segera dipahami. Ketika itu timbul anggapan yang
berdasarkan jaminan keselamatan dan keamanan dirangsang dengan pernyataan MILF, bahwa hal tersebut berkaitan
yang ditandatangani pada tahun 2000.18 Menyusul dengan manuver militer serta jatuhnya Presiden Estrada yang
seruan dari Hashim untuk melancarkan “perang jihad diambang pintu. Baru setelah Fathur Rahman al-Ghozi tertangkap
lebih satu tahun kemudian terungkap kaitannya dengan JI dan MILF.
habis-habisan” setelah peristiwa Buliok, tempo 20
Hal ini kendati ada kerjasama militer yang erat antara pemerintah
serangan kian meningkat. Pada empat pekan pertama dengan AS melawan Abu Sayyaf, dan di Irak. Latihan bersama
enam serangan bom dilancarkan terhadap kota “Balikatan” selama enam bulan di pulau Basilan mulai Februari
Kabacan, bandara Cotabato City, Koronadal, bandara 2002 yang bertujuan menumpas habis sarang ASG dimana sejumlah
besar warga setempat maupun warga asing ditawan dengan tuntutan
Davao City, Tagum dan Tacurong. tebusan, selanjutnya berkembang menjadi upaya hubungan sipil dan
pelatihan militer dengan AS yang tengah berjalan, bernama
“Bayanihan” dan berpusat di Zamboanga City. Pelatihan bersama
telah diumumkan mulai pada 26 Juli 2004 hingga pertengahan
Agustus 2004. Terhadap kiprah tersebut secara resmi MILF
bersikap netral dan waspada, seraya menekan keinginannya agar
18
Rundingan resmi terputus pada Maret 2002 namun telah dilakukan “koordinasi” sebelumnya apabila pasukan AS mendekati
dilanjutkan melalui “jalan belakang” hingga saat ini. “wilayah” MILF.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 10 - - -

Hingga saat ini para jurubicara MILF tetap kembali, agenda yang tersisa pada kerangka Tripoli
menyangkal adanya ikatan seperti yang dimaksud tahun 2001 – yaitu wilayah leluhur – menjadi yang
itu. Sekembalinya dari AS, Arroyo sekali lagi paling sulit. Pada akhirnya, masing-masing pihak
memilih untuk berunding, maka ditandatanganilah menghendaki penyelesaian yang berbeda.
sebuah Penghentian Permusuhan secara Timbal Pemerintah Filipina memandang pembangunan
Balik yang baru pada 19 Juli 2003. Lima putaran ekonomi sebagai kunci mencapai stabilitas jangka
pembicaraan rintisan dilakukan di Kuala Lumpur panjang, dan bahwa hal ini akan terwujud secara
hingga akhir Februari 2004 dalam rangka alami begitu senapan tidak lagi bersuara. Sementara
menyiapkan landasan bagi sebuah Tim Survei Awal itu sasaran MILF tak terpisahkan dari politik – akan
Malaysia untuk mengunjungi Mindanao selama satu tetapi Manila tidak akan pernah berkompromi soal
pekan mulai 22 Maret 2004 untuk menyiapkan kedaulatan.
pengiriman sebuah Tim Pemantau Internasional
yang dipimpin OIC. Adapun kurang jelas apakah Menghadapi keadaan remis tersebut, masing-masing
pengamat internasional tersebut mengawali atau pihak telah menunjukkan kesediaannya melanjutkan
menyusul perjanjian yang komprehensif. Lembaga konflik berskala rendah. Bagi MILF, bertempur
Perdamaian Amerika Serikat telah menawarkan jasa seraya melakukan perundingan memberi peluang
fasilitasi serta paket bantuan senilai $30 juta apabila untuk membangun kekuatan sambil menahan tindak
dibuat perjanian, akan tetapi bersikap hati-hati agar balasan AFP. Status semi perang yang tidak jelas
tidak mengusik peran utama Malaysia sebagai yang diperoleh MILF bagi kamp-kampnya memaksa
mediator.21 Secara terpisah para donatur dari Bank AFP menanggapi sikap tersebut secara terselubung
Dunia dan Jepang menjanjikan bantuan “pasca dengan menggunakan bahasa pemburuan tindak
konflik” lainnya. Namun demikian, kelanjutan kriminal, seperti yang terjadi pada tahun 2000 dan
pembicaraan formal di Kuala Lumpur telah 2003. Tindak balasan berupa pemboman di perkotaan
mengalami penundaan berkali-kali sejak Agustus telah mengalihkan perhatian pasukan keamanan,
2003. serta meningkatkan seruan bagi perdamaian dari para
“pencinta damai” di pemerintahan dan masyarakat
Prospek tercapainya penyelesaian sangatlah muram. madani, sementara memperbesar perbedaan mereka
Di jangka pendek, permasalahan penarikan tentara dengan para “pemburu perang”. Selain itu
Filipina dari kompleks Buliok, dakwaan kriminal pemerintah pun bermaksud memecah belah MILF,
terhadap pimpinan MILF sehubungan peristiwa seraya merayu kaum “moderat” dengan janji-janji
pemboman di Davao, serta kaitan MILF dengan pembangunan, seperti pada tahun 1996, sementara
terorisme merupakan rintangan utama bagi tetap melakukan tekanan militer terhadap “penganut
keberlanjutan perundingan. Masalah-masalah garis keras” – yang oleh beberapa pengamat disebut
tersebut dibahas secara berkala pada pertemuan strategi “salami” dimana perlawanan dikelupas lapis
CCCH maupun “jalur belakang”, akan tetapi sebuah demi lapis
Kelompok Ad Hoc untuk Aksi Bersama dibawah
CCCH yang diberi mandat untuk melarang Meningkatnya serangan teror sejak tahun 2000 telah
“komando hilang” pada Mei 2002, masih belum menambah kerumitan pada keadaan skakmat yang
juga operasional.22 Begitu rundingan formal dimulai bertahan lama dan bertingkat rendah tersebut.
Sejauh terorisme membawa urgensi baru untuk
menyelesaikan konflik di Filipina selatan, maka hal
21
Untuk keterangan rinci, lihat PeaceWatch, United States Institute tersebut bisa jadi merupakan salah satu elemen
of Peace,Vol.X, N°1, Desember 2003. Kecuali disebut lain, seluruh
nilai dollar ($) pada laporan ini adalah dollar AS. Akibat tidak
dalam strategi politik campuran yang sengaja
adanya kemajuan dalam rundingan perdamaian, maka hingga Juli dianut pada tingkat tertinggi MILF – dengan
2004 ada risiko hilangnya paket bantuan sebesar $30 juta. "RP demikian meningkatkan pertaruhan pasca 11
loses $30-M US fund for Mindanao", Manila Times, 7 Juli 2004. September hingga ambang yang bahaya.
22
Naskah perjanjian 6 Mei 2002 yang memberi mandat kepada
Kelompok Ad Hoc untuk Aksi Bersama terlampir sebagai Kemungkinan lainnya, bahwa serangan teror
Lampiran D. Pada pertemuan CCCH yang kelimabelas pada 7-8 merupakan inisiatif mandiri di pihak fraksi MILF
Februari 2004, telah disepakati “formalisasi” Tim Aksi Interim yang lebih militan yang bergandengan dengan Abu
bersama (Interim Action Team /I-ACT) "sebagai mekanisme
transisi hingga dimulainya operasionalisasi Kelompok Ad Hoc
Sayyaf, JI atau unsur luar lainnya, hal mana dipupuk
untuk Aksi Bersama (Ad Hoc Joint Action Group /AHJAG)". atau ditolerir oleh pimpinan MILF. Akhirnya, bisa
Tidak jelas mengapa AHJAG belum juga terbentuk setelah juga sebagian atau seluruh pimpinan MILF yang
disepakati lebih dua tahun lalu, dan tidak jelas pula apakah tim tengah menjalankan rundingan dengan Manila
interim sudah berfungsi atau belum.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 11 - - -

sesungguhnya tidak mengetahui, atau tidak berdaya IV. TEROR DAN FRAKSI DI MILF
mengendalikan kegiatan teroris yang memanfaatkan
wilayah territorial, sumber daya, maupun personil
MILF. Untuk mengevaluasi alternatif-alternatif Kendati MILF merupakan kelompok separatis
tersebut, maka perlu kajian lebih dalam terhadap bersenjata yang paling ampuh di Asia Tenggara,
dinamika internal di MILF. tidak banyak yang tercatat maupun yang dipahami
mengenai cara kerja didalamnya. Organisasi
tersebut sering disebut monolitis. Sedemikian kental
kerahasiaan yang menyelimuti kepemimpinanya
sehingga kematian Hashim pada tanggal 13 Juli
2003 tidak lama setelah hari ulang tahunnya yang ke
61 berlalu, tidak diungkapkan kepada umum sampai
5 Agustus ketika Al-Haj Murad Ebrahim
diumumkan sebagai ketua yang baru. Hashim yang
menderita penyakit jantung, asma, dan maag, berada
dalam keadaan kesehatan memburuk setelah
dievakuasi dari markas besarnya, yaitu Islamic
Centre di Buliok, Pagalungan, propinsi
Maguindanao, sebelum serangan AFP pada Februari
2003. Kabar terlambat mengenai kematiannya di
sebuah kamp terpencil dikelilingi oleh segelintir
ajudan-ajudan terpercaya, segera disusul berita
meningkatnya perpecahan kedalam fraksi-fraksi di
MILF, sehingga menambah ketidakpastian sekitar
keberlanjutan perundingan perdamaian.

Ternyata pengganti terpilih Hashim bukan Murad


melainkan Alim Abdulaziz Mimbantas, 58, yang
juga alumnus Universitas Al-Azhar (B.A. 1974), dan
sekaligus mertuanya dari isteri pertama. Selaku
wakil ketua urusan dalam, Mimbantas, yang juga
dikenal sebagai Abu Widad, merupakan yang paling
terpercaya dari tiga letnan utama Hashim, dengan
memegang kendali atas jaringan intelijen lokal
MILF, Pasukan Keamanan Dalam Negeri (Internal
Security Forces / ISF), serta pasukan pengawal
ketua, Internal Brigade. Akan tetapi Mimbantas
tidak memiliki daftar kontak pribadi yang luas
diantara dunia Muslim, dan juga tidak menguasai
kedalaman pengetahuan tentang agama yang
merupakan sumber pokok dari pamor sang ketua
pendiri.

Demikian pula, sebagai orang asli Maranao totok,


ia kurang mampu menjembatani penggolongan
menurut suku yang terjadi didalam gerakan
tersebut, dibanding Hashim yang ayahnya orang
Maguindanao dan ibunya orang Maranao/Iranun.
Mimbantas memperoleh dukungan kuat para ulama
Maranao – yang sebagian besar dipimpin oleh
rekan Hashim di Al-Azhar, Mahid Mutilan (yang
juga wakil gubernur Daerah Otonom di Mindanao
Muslim (ARMM) serta mantan gubernur Lanao del
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 12 - - -

Sur) – dan dari komandan lapangan yang lebih umum dengan dukungan dari wakil ketua III MILF
militan, yang asli orang Maranao, namun jumlah Ghazali Jafaar, yang juga sesama orang
pengikutnya yang bersenjata mungkin ridak Maguindanao. Jafaar yang membidangi urusan
melebihi beberapa ratus orang. Bandingkan dengan politik adalah saudara sepupu Murad dari pamannya
sekitar 5,000 orang bersenjata yang setia kepada dipihak ibu, Sheikh Omar Pasigan. Selaku Mufti
saingannya untuk merebut tampuk pimpinan, yaitu Besar Kutawato, Pasigan sendiri merupakan tokoh
Murad. tetua yang berpengaruh yang duduk di komite pusat
membidangi urusan da’wah. Hubungan tersebut
"Kagi" Murad, yang juga nama julukannya, berumur banyak membantu membawa para ulama asal
55 tahun, lama menjadi wakil ketuanya Hashim Maguindanao kedalam pihak Murad.
membidangi urusan militer dan didukung para
komandan lapangan dan pejuang biasa yang basis Hambatan penting terhadap kekuasaan yang baru
agamanya tidak terlalu kuat, terutama dari sesama dipegang Mimbantas selaku wakil ketua bidang
orang Maguindanao. Naiknya ke pucuk pimpinan militer, yang mungkin mencerminkan manuver oleh
MILF dimulai 30 tahun yang silam ketika dirinya fraksi-fraksi yang berdasarkan golongan etnis
mengantikan Komandan Ali "Cassius Clay" tersebut, adalah pemisahan jabatan yang
Sansaluna selaku ketua bidang militer pada Komite didudukinya dari jabatan kepala staf sayap
Revolusioner Kutawato (Kutawato Revolutionary bersenjata MILF, yaitu Tentara Islam Bangsamoro
Committee / KRC) di MNLF. Komandan Clay, yang (Bangsamoro Islamic Armed Forces / BIAF).
ketika itu bertanggung jawab untuk mendapatkan Kendati selama Murad menjabat sebagai wakil
senjata melalui kepala suku MNLF Nur Misuari ketua kedua jabatan tersebut dirangkapnya, namun
yang berbasis di Sabah, tewas ditangan salah kastaf yang baru adalah Sammy Al-Mansour
seorang pengawalnya pada Juni 1974, mungkin (Sammy Gambar), juga asal Maguindanao, yang
akibat persaingannya dengan ketua KRC bidang semula menduduki jabatan deputi kastaf dibawah
politik Amelil "Ronnie" Malaguiok, sesama rekan Murad. Sementara itu jabatan semula Mimbantas
pada gelombang Top 90. Ketika Malaguiok sebagai wakil ketua urusan dalam negeri tampaknya
menyerahkan diri kepada pemerintah pada April dibiarkan kosong, dan ISF dikonsolidasikan menjadi
1980, seraya menggagalkan perundingan yang bagian yang tak terlepas dari BIAF yang sifatnya
belum lama dirintis dengan rezim Marcos dan tetap, sehingga -- setidaknya secara resmi – berada
sebagai imbalan menerima jabatan politik yang dibawah komando Murad dan Gambar.24
menggiurkan, ia digantikan oleh Murad selaku ketua
umum KRC. Popularitas pribadi Murad diantara Perubahan-perubahan terhadap Dewan Harian Jihad
basis massa gerakan tersebut banyak membantu yang beranggotakan kurang lebih tujuh orang dan
sayap MNLF “Kepemimpinan Baru” dibawah yang menjalankan urusan sehari-hari komite pusat
Hashim untuk memulihkan diri menyusul yang lebih besar, merupakan tindak lanjut atas
hengkangnya Malaguiok, sebelum berganti nama perubahan organisasi yang penting menyusul
menjadi MILF pada Maret 1984. serangan pemerintah tahun 2000 yang dapat
menambah tekanan-tekanan sentrifugal didalam
Dua dasawarsa kemudian pengumuman tentang gerakan tersebut di masa pasca Hashim. Sebelum
kematian Hashim yang tertunda menutup suatu titik tahun 2000, sebagian besar pasukan tetap MILF
balik yang lebih penting lagi bagi Murad dan MILF. yang terdiri dari enam divisi menduduki posisi-posisi
Kendati menurut Mimbantas dirinya menyerahkan tetap dalam mempertahankan kamp-kampnya,
kedudukan ketua umum secara sukarela kepada dimana dua kamp terbesar, Abu Bakar dan Busrah,
Murad dimana transisinya cukup lancar,23 adanya merentang melintasi beberapa kotamadya. Keduanya
tenggang waktu tiga pekan – dimana diduga menjadi model bagi masyarakat Islam yang
Mimbantas sendiri menderita penyakit jantung – didambakan dimasa depan, maupun sebagai simbol
tampaknya menunjukkan bukan demikian halnya. status perang secara de facto yang tengah
Pada akhirnya Mimbantas memperoleh jabatan yang dirundingkan.
sebelumnya diduduki Murad, yakni dibidang urusan
militer, sementara Murad menduduki jabatan ketua

23 24
"GMA does not listen to peace advisers", Philippine Daily Wawancara ICG dengan anggota komite pusat MILF di
Inquirer, 14 Desember 2003, hal.1, 21. Cotabato dan Manila, Desember 2003-Januari 2004.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 13 - - -

Strategi tersebut memudahkan komunikasi dan Markas 106 yang terpusat di Cotabato Utara. Amelil
menyediakan struktur komando yang relatif lebih Umbra yang mantan komandan Brigade 206 masih
merekat. Dengan hilangnya bagian bawah kamp beroperasi disekitar Kamp Omar, Maguindanao,
Abu Bakar pada Juli 2000, satuan-satuan tetap yang sebagai Komandan Komando Markas 109.
besar yang sebelumnya bermarkas disana – yaitu
divisi-divisi Markas Besar dan Pengawal Negara – Sementara Komandan Jack beroperasi diatas lahan
tidak dapat dipertahankan dan terpecah menjadi yang cukup mudah dicapai di Maguindanao di pusat
formasi yang lebih kecil. Sampai dengan jantung wilayah pemberontak dan jalur
pertengahan 2001, struktur divisi lama yang kurang komunikasinya dengan kepimpinan Murad mungkin
lebih mengikuti model AFP diganti dengan sistim cukup erat, daerah yang dikuasai Julhanie mencakup
Komando Markas yang lebih menyerupai pasukan wilayah adat lumad di pegunungan serta pusat-pusat
gerilyanya Tentara Rakyat Baru (New People's penduduk Kristen yang membentang hingga garis
Army / NPA) yang komunis, yang melakukan pantai Sultan Kudarat dan propinsi Sarangani.26
pemberontakan diseluruh negara sejak akhir Daerah tersebut merupakan titik pusat operasi
1960an. Perubahan ini dimaksudkan untuk pengejaran AFP terhadap pemimpin Abu Sayyaf
memudahkan melakukan taktik hit-and-run yang yang buron, Kadaffy Janjalani, selain lokasi dari
lebih gesit dan pengelakan, ketimbang memiliki serangkaian pemboman kota selama dua tahun
pasukan konvensional yang terikat pertahanan yang terakhir. Komandan Gordon diketahui mempunyai
sifatnya statis kaitan langsung dengan JI pada akhir 1990an, dan
pejuang Iranun yang konon masih melindungi unsur-
Kendati sebagian besar komandan divisi berpangkat unsur JI di daerah perbatasan Maguindanao-Lanao
sama dibawah struktur baru tersebut, mereka kini kemungkinan ada di bawah komandonya. Samir
menikmati otonomi yang lebih besar dari Staf Hashim, adik mendiang ketua, yang konon
Umum yang dikepalai Murad, sebagaimana pula menentang aksesi Murad, mempunyai ambisi sendiri
pimpinan di tingkat lebih rendah menikmatinya dari untuk menduduki pucuk pimpinan tersebut, dan tidak
Komando Markas masing-masing. Pada struktur lagi menghiraukan perintah dari pusat.27
lama, masing-masing divisi BIAF yang seluruhnya
berjumlah enam divisi terdiri dari enam brigade yang Yang juga berpotensi masalah bagi kepemimpinan
masing-masing terdiri dari enam battalion. Enam pusat adalah Komando Markas 107 dan 108 yang
divisi tersebut ditambah ISF, dijadikan sembilan beroperasi dikejauhan, masing-masing di daerah
Komando Markas yang terbagi atas komando satuan Davao dan Zamboanga. Penduduk Muslim di Davao
dan seksi. Komandan divisi pasukan pemberontak yang jumlahnya sedikit dan tersebar luas, tidak
senantiasa menjadi “pusat kekuasaan mandiri yang mampu menunjang divisi tetap sendiri. Komando
bergerak atas prakarsanya sendiri”, begitulah yang Markas 107 dibawah Cosain "Sonny" Soso yang
dituliskan mengenai MNLF seperempat abad yang ada disana dibangun dari Brigade 101 yang lama
lalu, selain itu wilayah operasi dan pengikut (Divisi 1). Di Zamboanga, bahkan orang Muslim
bersenjatanya yang berasal dari wilayah itu dari suku Maguindanao, Tausug, Sama, Iranun dan
cenderung bertahan terus kendati organisasinya telah Kalibugan yang merupakan minoritas bercampur
berubah nama.25 Dengan demikian Divisi Lapangan I aduk dengan penduduk lumad dan Kristen yang
dibawah Komandan Jack Abdullah menjadi dominan. Hal ini menjadikan pemberontakan Moro
Komando Markas 105 yang berpusat di Rawa di semenanjung tersebut yang dipimpin Komandan
Liguasan, dan Divisi Lapangan II dibawah Tops MILF Aloy Al-Ashrie mempunyai ciri khas
Julhanie di kawasan Cotabato selatan kini berfungsi tersendiri yang anarkis. Selain itu unsur-unsur ASG
sebagai Komando Markas 104. Divisi Markas serta sebuah kelompok pecahan MNLF yang keras,
Besar dibawah pimpinan Komandan Gordon yakni Dewan Komando Islam, menambah kondisi
Saifullah saat ini telah menjadi Komando Markas bergejolak pada daerah tersebut.
101 di wilayah Kamp Abu Bakar, selain itu
setidaknya satu batalyon dari Divisi Pengawal
Negara dibawah Samir Hashim masih tetap berada
dibawah komandonya sebagai bagian dari Komando 26
Istilah Lumad digunakan untuk suku asli non Muslim seperti
misalnya Tiruray, Subanen dan Tboli, yang biasanya penganut
animisme tetapi adakalanya sudah menjadi Kristen
25 27
T.J.S. George, Revolt in Mindanao: The Rise of Islam in "MILF refutes military claim of internal rift", Mindanews, 2
Philippine Politics (Oxford, 1980), hal. 230. April 2004.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 14 - - -

Basis massa Muslim yang jumlahnya sedikit dan orang Maguindanao mempunyai pengalaman cukup
terpencar di semenanjung Zamboanga membatasi lama tentang kekuasaan relatif terpusat dibawah dua
pengaruh sayap politik serta mengurangi keterikatan kesultanan utama, sejak dahulu kekuasaan Maranao
dengan pusat maupun pengumpulan zakat. Komando lebih terpecah dimana berbagai daerah kekuasaan
Markas 108 dibawah Ashrie (dahulu Divisi Lapangan kecil saling berebut pengaruh. Saat ini hal tersebut
4) diketahui mencari sumber pendapatan alternatif tercermin dalam cabang kotamadya yang jumlahnya
dengan melakukan penculikan dan pemerasan, tak terhingga di sekitar Danau Lanao, yang masing-
terkadang disertai taktik militer liar dengan masing jumlah penduduknya jauh lebih kecil
mengambil sandera dan menjarah kota propinsi yang dibanding ditempat lain di negara itu. Selain itu para
mayoritas penduduknya orang Kristen. Kendati komandan lapangan di Lanao tampaknya beroperasi
kegiatan kriminal bukannya tidak dilakukan di dengan tingkat otonomi dari pusat yang lebih
jantung tanah MILF, akan tetapi pada umumnya khusus.
lebih bersifat rutin dan mudah dikendalikan oleh
pimpinan pusat apabila diperlukan dalam konteks Berbagai kecenderungan perpecahan politik tersebut
kesepakatan perdamaian baru. cukup penting mengingat apa yang telah diketahui
tentang kaitan MILF dengan kegiatan teroris.
Namun demikian yang menjadi tantangan paling Kesaksian Saifullah "Mukhlis" Yunos yang
besar bagi Murad adalah pasukan-pasukan Maranao tertangkap pada 25 Mei 2003 memberi indikasi
yang dahulunya tergabung dalam Divisi Lapangan 3 bahwa unsur-unsur Divisi Lapangan 3 BIAF yang
dibawah Alim Solaiman Pangalian, dan unsur-unsur didominasi orang Maranao lah yang memegang andil
ISF dibawah Abdulaziz Mimbantas. Saat ini mereka dalam melakukan pemboman Hari Rizal di Manila
tersebar diseantero Komando Markas 102 dan 103 dengan bermitra bersama operator JI Fathur Rahman
yang menurut laporan dipimpin Rajahmuda al-Ghozi, dan dibawah pengawasan lepas Hambali,
Balindong dan Yayah Luksadatu – yang disebut yang merupakan teroris yang paling diburu di Asia
terakhir ini juga menjadi kepala staf Gambar. Jika Tenggara sampai dengan tertangkapnya di Thailand
pada akhir 1970an persatuan antar suku antara para pada bulan Agustus 2003. Menurut Mukhlis, lima
Tausug dari daerah kepulauan dan para Maguindanao peristiwa pemboman yang terkoordinasi di ibukota
dari daerah daratan tidak dapat dipertahankan dalam Filipina pada 30 Desember 2000, dan menewaskan
MNLF, maka demikian pula perbedaan antara orang 22 orang, dijalankan sesuai instruksi yang diberi
Maguindanao dan orang Maranao mempunyai Komandan Divisi 3 Solaiman Pangalian kepada “staf
potensi yang sama dalam MILF saat ini. "Orang- khususnya” – agar mewujudkan seruan Salamat
orang di Lanao berbeda dengan kami", tutur seorang Hashim untuk melakukan jihad menyusul serangan
petinggi Dewan Harian Jihad asal Maguindanao Abu Bakar, dengan membawa perjuangan ke wilayah
dengan gamblang. “Para ulamanya terbagi atas begitu musuh dan meringankan tekanan terhadap kamp-
banyak kelompok, dan banyak yang merasa Lanao kamp MILF.
sudah bebas karena tidak ada orang Kristen didalam
pemerintahan, oleh karena itu tidak dirasakan perlu Petinggi MILF Ghazali Jafaar dan Sammy Gambar,
melakukan organisasi”. Akan tetapi hal ini berarti maupun juru bicara Eid Kabalu, tercatat menyangkal
juga bahwa beberapa orang Maranao, terutama yang hubungan Mukhlis dengan MILF.29 Akan tetapi
lebih muda, “tertarik kepada kelompok ekstremis menurut Mukhlis, dirinya tetap bekerja pada
sebagai tahapan lebih lanjut dalam perjuangan Komando Markas 102 dan 103 sebagai pelatih untuk
mereka”. Menurutnya, cukup banyak orang Maranao taktik gerilya dan peledakan selama 2001 – 2003,
yang “fanatik".28 bahkan ikut ambil bagian dalam serangan MILF
terhadap kota Maigo sebulan sebelum tertangkap.
Sebagaimana di Zamboanga, lemahnya organisasi Ada beberapa kemungkinan dibalik sikap MILF
pada tingkat akar rumput di Lanao menghambat tersebut, yang semuanya berimplikasi kurang baik
keterpaduan MILF secara lembaga maupun bagi proses perdamaian. Sudah pasti salah satu
pengawasan politik terhadap sayap militer. Asal kemunghkinannya adalah bahwa pejabat MILF
usul riwayat perbedaan antara politik Maguindanao tersebut tidak mengatakan yang sebenarnya, atau
dan Maranao tersebut cukup panjang; sementara memangkas keterangannya berdasarkan hal-hal

28 29
Wawancara ICG, December 2003. Today, 28 Mei 2003 dan Philippine Star, 29 Mei 2003.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 15 - - -

teknis yang kurang jelas. Selain itu bukannya toko serba ada di kota-kota propinsi Mindanao sudah
mustahil bahwa para petinggi tersebut memang sering dijadikan sasaran pemerasan yang disertai
disekat dari pengetahuan tentang detil operasi yang ancaman bom sejak awal 1990an. Sejumlah satuan,
dapat menempatkan mereka dalam posisi yang sulit. terutama Kelompok-Kelompok Operasi Khusus
Jika mereka sendiri yang merekayasa penyekatan ini, (Special Operations Groups/SOG ) yang terikat divisi
maka yang tersirat adalah bahwa kegiatan teror sudah dan brigade BIAF, mungkin menjadi semakin
merupakan kebijakan pada pucuk pimpinan .30 tergantung kepada perolehan pendapatan melalui
terorisme komersial tersebut dalam upaya memberi
Kenyataannya mungkin lebih rumit. Mengingat sifat subsidi bagi biaya operasi MILF secara keseluruhan
MILF yang tidak begitu kompak dan lebih bersandar
kepada kepribadian perorangan, kemungkinannya Dengan semangat kewiraswastaan tersebut, para
pimpinan tertinggi disekitar Salamat Hashim sudah komandan SOG setempat seperti Mukhlis
dari awal memutuskan untuk memanfaatkan apa menyambut baik sokongan dari sesama rekan
adanya , dan membiarkan setiap satuan menghimpun lulusan Afghanistan untuk mengembangkan
kekuatannya dengan cara masing-masing, dengan program-program spesialis. Hal ini dimanfaatkan
hanya berpedoman pada perintah yang samar. Disini para komandan divisi di MILF jika diperlukan, akan
mungkin dapat dilihat kesejajaran dengan garis tetapi inisiatifnya lebih berada pada para spesialis
strategi yang dianut Tentara Rakyat Baru (NPA) pada yang kegiatannya mendapat momentum tersendiri
tahun 1974 yang dikenal sebagai “sentralisasi serta mencerminkan agenda campuran. Motivasi
kepemimpinan, desentralisasi operasional”. pemboman bisa saja mencakup gabungan dari yang
Keleluasaan yang diperoleh bagi inisiatif setempat tergolong biasa (misalnya pemerasan, pelampiasan
menimbulkan tumbuhnya sebuah fraksi pemberontak dendam pribadi), yang sifatnya taktis (serangan
perkotaan di Mindanao yang hingga pertengahan pengalihan atau destabilisasi) dan yang berupa jihad
1980an telah menjadi basis kekuatan utama (dengan sponsor dari luar negeri). Sebagaimana
kelompok tersebut. Ketika sikap ortodoks ala Mao pengalaman NPA dalam hal pemberontakan
untuk “mengelilingi kota-kota dari pedesaan” perkotaan, kian meningkatnya cabang kelompok
diterapkan kembali diawal 1990an, para pemberontak teroris tersebut direstui oleh pimpinan MILF
kemudian lari atau ditumpas, dan Partai Komunis di sepanjang maksud mereka tercapai. Sebagaimana
Filipina, yang memimpin organisasi tersebut, runtuhnya resim Marcos mengubah lingkungan
terpecah belah. strategi NPA dan pada akhirnya memaksa
memuncaknya ketegangan antara para Maois dan
Dalam kasus MILF, keterampilan dalam penggunaan para pemberontak, maka peristiwa 11 September dan
bahan peledak, yang adakalanya diperoleh dari Bali bisa jadi mengubah sifat kemampuan MILF
perbatasan Afghanistan, untuk pertama kalinya untuk melakukan tindakan teror dari asset taktis
dimanfaatkan di medan perang di Mindanao melalui menjadi hambatan strategis. Hal ini dapat
pembuatan ranjau darat yang diimprovisasi dan memperburuk perselisihan yang ada antar golongan
granat yang diluncurkan dengan roket serta melalui etnis dan fraksi sebagaimana telah diuraikan diatas.
operasi sabotase seperti peledakan menara kabel
listrik. Pelatihan sistematis pembuatan bom di kamp- Seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap
kamp MILF setidaknya dimulai akhir 1980an, dan kepemimpinan MILF baru untuk menurunkan
kian banyak lulusan kamp yang melihat peluang baru kapasitas teror yang dimilikinya, maka hubungan
untuk mencari dana dengan menggunakan antara para spesialis teror dan persatuan MILF
keterampilan tersebut. Perusahaan angkutan bis dan mungkin akan mengalami ujian. Oleh karena pada
umumnya keterlibatan MILF dalam tindakan teror
didasarkan atas motivasi pragmatis dan hubungan
30
Penjelasan lainnya – bahwa Mukhlis dimanfaatkan untuk antar perorangan, maka kurang tepat
melibatkan MILF didalam kegiatan teroris - diyakini oleh menggambarkan keadaan ini sebagai konflik antara
beberapa simpatisan MILF. Pendapat tersebut tidak didukung oleh
berita acara pemeriksaan terhadap Mukhlis yang diperoleh ICG, orang Maguindanao yang “moderat” dengan orang
yang menunjuk keengganan melibatkan MILF serta pengecekan Maranao yang “ekstremis”. Namun demikian,
silang hal-hal penting dengan pernyataan tersangka teroris lainnya perlunya penegasan kontrol dari pusat oleh
seperti al-Ghozi. Mukhlis menarik kembali pengakuan bersalah
yang dibuatnya berkaitan dengan kasus Hari Rizal pada tanggal 9
kepemimpinan yang didominasi orang
September 2003, dimana ia mengaku telah disiksa dan tidak Maguindanao guna mengendalikan para spesialis
mengetahui tata cara pengadilan. Lihat "Moclis recants: I'm a fall teror, dapat berdampak paling besar terhadap
guy", Manila Times, 10 September 2003.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 16 - - -

pesaing asal Maranao yang otonominya tidak boleh V. KAMP HUDAIBIYAH DAN
diganggu gugat. Jika Murad mencapai kesepakatan AKADEMI MILITER ISLAMI
perdamaian dengan pemerintah atas dasar paket
otonomi yang lebih sempurna, yang konon siap
dipertimbangkannya, maka para pejuang militan Ikatan MILF dengan al-Qaeda, Jemaah Islamiyah,
yang tersingkir bisa jadi akan memperkuat kembali dan kelompok jihad lainnya dijalin di kamp-kamp
ikatannya dengan sekutu jihad dari luar negeri.31 pelatihan di Afghanistan pada pertengahan 1980an,
Cikal bakal ikatan tersebut lah yang akan kami tilik dan upaya mengulang pengalaman tersebut di
pada bagian berikut.. Mindanao lah yang kini merupakan ancaman
terbesar bagi proses perdamaian. Sebuah sel al-
Qaeda didirikan di Filipina pada tahun 1991, akan
tetapi lebih berdasarkan kontak dengan Kelompok
Abu Sayyaf ketimbang dengan MILF. Hingga akhir
1990an anggota sel telah berhubungan dengan
komandan puncak MILF, namun belum jelas apa
sifat hubungan tersebut.32 Baru setelah
tertangkapnya limabelas orang tersangka di
Singapura pada Desember 2001, serta penangkapan
Fathur Rahman al-Ghozi di Manila pada Januari
2002, mulai terungkap adanya jaringan Jemaah
Islamiyah. Dalam laporannya yang terdahulu, ICG
pernah menguraikan tentang program pelatihan JI di
Mindanao.33 Informasi baru yang diperoleh ICG
lebih mengungkap secara rinci pentingnya upaya
tersebut untuk mendidik generasi baru dalam
keahlian teroris seperti misalnya membuat bom, dan
memperluas pengaruh JI di Filipina maupun
kawasan yang lebih luas.

Persekutuan dengan JI, kendati sifatnya lebih


pragmatis ketimbang ideologis, lebih mendalam
daripada dengan al-Qaeda. Persekutuan tersebut
diperkokoh melalui kesepakatan Salamat Hashim
dengan pimpinan JI di tahun 1994 untuk mendirikan
kamp pelatihan yang dikelola JI bagi rekrut MILF,
bernama Kamp Hudaibiyah, didalam Kamp Abu
Bakar milik MILF di Maguindanao and belakangan,
di tahun 1998, untuk mendirikan sebuah akademi

32
Anthony Spaeth, "Rumbles in the Jungle", Time Asia, 4 Maret
2002. Keberadaan sel menjadi perhatian dunia pada tahun 1995
ketika Ramzi Yousef, yang belakangan terbukti bersalah dalam
peristiwa bom World Trade Centre pada tahun 1993, terpaksa lari
dari sebuah apartemen di Manila setelah bahan kimia yang
digunakan untuk membuat bom terbakar. Bom tersebut sedianya
digunakan dalam komplotan untuk meledakkan sebelas pesawat
udara yang berada diatas Laut Pasifik. Sel tersebut, yang didirikan
oleh ipar Osama bin Laden, Mohammed Khalifa, diyakini dibentuk
melalui kontak dengan Kelompok Abu Sayyaf Group, ketimbang
dengan MILF. Akan tetapi pada November 2001, dua warga
Palestina dan seorang warga Jordania yang diyakini sebagai
anggota sel yang sama ditangkap dan diketahui telah mengadakan
kontak dengan Wakil Ketua MILF Ghazali Jafaar disamping
pemimpin lainnya.
33
ICG Asia Report N°63, Jemaah Islamiyah in South East Asia:
31
Wawancara ICG, Marawi City, Januari 2004. Damaged But Still Dangerous, 26 Agustus 2003.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 17 - - -

militer yang juga berada didalam kompleks Kamp A. CIKAL BAKAL KERJASAMA JI - MILF
Abu Bakar.34 Pengaturan tersebut berlanjut hingga
Juli 2000 ketika tentara Filipina menyerbu Kamp Kaitan antara pejuang militan Islam di Indonesia
Abu Bakar. Akibat serbuan tersebut, JI terpaksa dengan Mindanao sudah ada jauh sebelum
memindahkan operasinya keluar Abu Bakar dan terciptanya MILF atau Jemaah Islamiyah. Pulau
lebih dalam ke pegunungan dimana kemudian Sulawesi di Indonesia telah menjalin ikatan
didirikan kamp pelatihan baru yang dikenal sebagai perdagangan dengan Mindanao sejak berabad-abad.
Jabal Quba. Pada tahun 1960an, setelah kekalahan Kahar
Muzakkar dan pemberontakan Darul Islam (DI) di
Setelah serangan tahun 2000, operator JI dan MILF Sulawesi Selatan, banyak pengikutnya yang lari ke
bekerjasama dalam berbagai operasi, termasuk Filipina selatan, selain ke Malaysia (Sabah, terutama
pemboman Hari Rizal di Manila pada Desember Tawao), dan tempat lain di Indonesia, terutama
2000, serta dalam pelatihan militer yang tengah Balikpapan dan Samarinda di Kalimantan Timur.
diselenggarakan di Mindanao, kendati pada skala Dari sekitar 7,000 hingga 8,000 warga Indonesia
yang lebih kecil dan bersifat lebih terpencar. yang saat ini berada di Filipina selatan yang
Gambaran bagaimana persisnya sifat hubungan terkonsentrasi di kota-kota General Santos City,
kerja MILF dengan JI masih suram, akan tetapi Cotabato serta Davao dan sekitarnya, maupun di
tampaknya para lulusan Kamp Hudaibiyah pulau-pulau Sarangani dan Balut dilepas ujung
memegang peran kunci dalam sejumlah serangan selatan Mindanao, mayoritasnya merupakan
teroris di Filipina, termasuk persitiwa bom di Davao penduduk taat hukum dan beragama Kristen, tidak
tahun 2003. JI masih tetap mengirim pemuda- sebagaimana diklisekan secara umum di Filipina.35
pemuda ke Mindanao untuk mengikuti latihan, Mungkin segelintir dari mereka mempunyai ikatan
seperti juga kelompok jihad kecil lainnya yang dengan pejuang DI yang lama, dan segelintir
berbasis di Indonesia, namun belum jelas apakah lainnya masih tetap terlibat pergerakan illegal
kesepakatannya dibuat dengan para komandan manusia, senjata dan bahan peledak antara
secara perorangan atau dengan MILF secara umum. Indonesia dan Filipina, terutama melalui pulau
Namun demikian pemahaman terhadap sejarah Sangihe dan Talaud dilepas pantai Sulawesi Utara.
program pelatihan di Mindanao mungkin dapat
memberi gambaran mengenai susunannya saat ini. Kerjasama yang paling sistematis antara keompok
jihad di Filipina dan di Indonesia terjadi antara MILF
Diantara yang menjadi pelatih atau instruktur di dan JI. Sebagaimana telah disebut, hubungan tersebut
Kamp Hudaibiyah termasuk banyak anggota JI dimulai pada pertengahan hingga akhir 1980an di
yang paling terakit dengan peristiwa bom Bali Afghanistan, ketika para pejuang Filipina dilatih
maupun tindakan kekejaman lainnya di Indonesia dibawah instruktur Indonesia, yang sebagian besar
dan Filipina. Beberapa diantaranya -- Hambali, merupakan anggota Darul Islam, bertempat di kamp-
Thoriqudin, Faiz Abu Bakar Bafana, Mustofa kamp milik seorang pemimpin Afghanistan, Abdul
(Mustopa, Mustafa), Utomo Pamungkas alias Rasul Sayyaf, dengan dana dari Saudi.36
Mubarok, dan Nasir Abbas – kini sudah ditahan
atau secara aktif bekerjasama dengan polisi.
Beberapa lainnya, sepert al-Ghozi, sudah tewas. 35
Wawancara ICG, Davao City, Januari 2004. Konsulat Jenderal
Akan tetapi banyak lagi yang masih bebas. Para Indonesia telah melakukan survei terhadap 6,900 warga Indonesia
lulusan tersebut mewujudkan ikatan timbal balik di Mindanao, dan hanya beberapa bagian di Mindanao Tengah
yang kuat antara operator jihad di Asia Tenggara yang belum diliput karena kekurangan dana. Sekitar 85 persen
beragama Kristen.
dan Moro. Dan saat ini ikatan tersebutlah yang 36
Lihat Laporan ICG, Jemaah Islamiyah, op. cit. Tidak ada kamp
merupakan hambatan yang paling besar bagi pelatihan di Afghanistan selama pendudukan Soviet, 1979-1989.
tercapainya kesepakatan perdamaian di Filipina Kamp pelatihan Sayyaf dinamakan Akademi Militer Afghanistan -
selatan Mujahidin Ittihad-e-Islamiy, mengikuti partai politiknya, Ittihad-i
Islami Bara-yi Azadi-yi Afghanistan. Di Pushtun, namanya Harbi
Pohantun Ittihad-e-Islamiy Mujahidin Afghanistan; pada beberapa
dokumen Indonesia, ada disebut "Pohantun" tetapi yang dimaksud
adalah kamp Sayyaf. Partai Sayyaf memiliki jaringan yang paling
lemah di Afghanistan diantara tujuh partai mujahidin besar, akan
34
Salah seorang yang terlibat dalam pendirian Camp Hudaibiyah tetapi dari awal berhasil menggalang dukungan dari intelijen
menegaskan kamp tersebut didirikan dengan tujuan JI melatih Pakistani dan dari dermawan kaya asal Saudi . Lihat Jason Burke,
MILF ketimbang anggota JI lainnya. Komunikasi dengan Jakarta, Al-Qaeda: Casting a Shadow of Teror (I.B.Taurus, 2003), hal.66.
Juli 2004. Anggota JI warga Indonesia pernah dilatih bersama Sayyaf
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 18 - - -

Diperkirakan ada empat warga Moro yang Mereka tiba di Kamp Abu Bakar, namun ternyata
bergabung dengan sekitar 60 warga Indonesia yang rekan mereka dari MILF belum melakukan
membentuk gelombang kedua DI menuju akademi persiapan bagi program pelatihan, yang sedianya
militer dibawah Sayyaf yaitu Kamp Saddah, termasuk pelajaran ketat tentang penggunaan
Parachinar, Kurram Agency, dekat perbatasan peluncur granat, mortir, senjata anti-tank serta
Pakistan dengan Afghanistan. Gelombang kedua howitzer, selain senjata kecil. Nasir Abbas, dengan
tersebut mulai berlatih sejak tahun 1986 dan restu Hashim, mengambil prakarsa untuk mencari
termasuk Mustofa, yang dikemudian hari mengawasi lokasi yang relatif aman dan terpencil untuk
program pelatihan di Mindanao selaku ketua JI di menjalankan pelatihan. Lokasi tersebut
wilayah Mantiqi III. Dua warga Moro pada ditemukannya di bagian atas Abu Bakar, berdekatan
gelombang kedua ini pada gilirannya melatih dengan perbatasan propinsi antara Maguindanao dan
gelombang-gelombang susulan, diantaranya Mukhlis Lanao del Sur, dan dialah yang menamakan kamp
Yunos, yang termasuk dalam gelombang keempat baru tersebut Hudaibiyah.39
peserta akademi militer di Afghanistan, dan Nasir
Abbas, yang kelak menggantikan Mustofa selaku Kelompok pelatihan pertama di Kamp Hudaibiyah
ketua Mantiqi III. yang terdiri dari 60 orang, seluruhnya warga Moro
dari MILF, terpaksa menggunakan parang untuk
Pada Januari 1993, Abdullah Sungkar, seorang membersihkan lahan tersebut. Sedemikian keras
pemimpin DI dan bersama Abu Bakar Ba'asyir kerja yang dikerahkan untuk tugas tersebut sehingga
merupakan pendiri pesantren al Mukmin (dikenal tidak diperlukan lagi latihan fisik lainnya. Mereka
juga sebagai Pondok Ngruki) diluar Solo, Jawa tinggal selama dua bulan, dan selanjutnya diganti
Tengah, pecah dari Darul Islam dan mendirikan dengan kelompok lain. Hingga Maret-April 1995,
Jemaah Islamiyah. Tidak lama kemudian ketika kamp baru tersebut telah berjalan lancar. Pada Mei
pelatihan di Afghanistan tidak mungkin lagi 1995, Zulkarnaen membawa dana sebanyak kurang
diteruskan, bersama pemimpin JI lainnya ia lebih 60,000 pesos (ketika itu sama dengan $2,500),
memutuskan memindahkan pelatihan ke Mindanao untuk pembangunan dua buah barak di Hudaibiyah,
dengan alasan lebih murah dan lebih dekat. Saat itu satu untuk para instruktur, dan yang satunya lagi
beberapa pemimpin JI sudah akrab dengan Salamat untuk siswa.
Hashim, termasuk Sungkar sendiri, serta ketua
operasi militer JI Zulkarnaen, yang bertemu dengan Pada Desember 1996, Fathur Rahman al-Ghozi,
Hashim di Pakistan sekitar 1984.37 anggota JI asal Jawa dan veteran perjuangan di
Afghanistan, tiba di Mindanao untuk kunjungan
Selanjutnya pada Oktober 1994, Zulkarnaen satu bulan guna menggantikan Nasir Abbas dan
memberi perintah kepada lima anggota JI untuk mengembangkan program pelatihan. Ketika
berpindah dari Afghanistan ke Mindanao guna mengajar pada sebuah kamp yang dikelola JI di
mendirikan kamp baru dalam rangka melatih Torkham, Afghanistan antara 1993-1994, Al-
pejuang MILF. Mereka adalah Mustofa, mantan Ghozi menjadi akrab dengan dua pejuang MILF,
ketua Mantiqi III maupun ketua satuan operasi Solahudin dan Habib.40 Sahabat lama tersebut
khususnya, yang dihukum penjara tujuh tahun pada menyambut al-Ghozi setibanya di Kamp Abu
Mei 2004; Nasir Abbas, yang ditangkap pada April Bakar, dan dikemudian hari bergabung
2003 dan kemudian dihukum penjara selama bersamanya untuk melakukan pemboman Hari
sepuluh bulan; Qotadah alias Basyir, seorang ahli Rizal di Manila pada Desember 2000.
peledak; Okasha alias Zubair, warga Malaysia dari
Sabah; seorang bernama Nasrullah, yang pernah
mengunjungi Mindanao di 1989-90 dan yang
menjadi pemandu kelompok.38 39
Wawancara ICG, Januari 2004. Kamp tersebut dinamakan
berdasarkan Perjanjian Hudaibiyah, gencatan senjata yang
disepakati antara Muhammad dengan kaum Quraysh di tahun 628
dimana beliau kemudian diperbolehkan berdakwah dengan bebas.
40
Zulkarnaen mendirikan kamp di Torkham sekitar tahun 1993.
mendirikan kamp tersendiri di Torkham, Afghanistan, pada Seluruh instruktur terdiri dari anggota JI asal Indonesia, dan peserta
tahun1993. latihan pun sebagian besar warga Indonesia. Ada juga beberapa
37
Wawancara ICG, Mei 2004. orang Filipina, sekitar limabelas warga Bangladesh, sekitar
38
Tiga orang kemudian pergi setelah satu bulan, dan hanya tinggal limabelas warga Pakistan, tiga orang dari Tajikistan dan segelintir
Nasir Abbas dan Qutadah sebagai instruktur. warga Arab. Wawancara ICG, Mei 2004.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 19 - - -

Dengan dipanggilkannya kembali Nasir ke Malaysia agama. Mereka juga disyaratkan sudah menjadi
oleh Zulkarnaen guna membantu menjalankan anggota JI setidaknya selama dua tahun, sekalipun
pesantren JI yang sekaligus tempat perekrutan, yaitu demikian, di kemudian hari kriteria seleksi
Pesantren Lukman al-Hakiem di Johor, Qotadah tampaknya menjadi lebih mudah.
mengambil alih tugas selaku instruktur utama di
Hudaibiyah hingga pertengahan 1997. Pada bulan Faiz Bafana, anggota JI yang ditahan di Singapura,
Juli tahun yang sama, JI, yang saat itu baru menyebut akademi tersebut sebagai "proyek
mempunyai dua divisi wilayah, mendirikan Mantiqi markaziyah (dibawah komando JI pusat) yang
III guna memberi dukungan jarak dekat bagi merupakan tanggung jawab Abu Bakar Baasyir",
kegiatan JI yang kian meningkat di kawasan Sabah- dimana biaya operasionalnya pun berasal dari yang
Kalimantan Timur-Sulawesi-Mindanao. Qotadah bersangkutan. Pada awal 1998, Hambali, yang ketika
diganti selaku kepala instruktur oleh Ilyas, alias itu memimpin Mantiqi I JI yang berbasis di
Hanif, anggota JI yang berasal dari Kudus, Jawa Malaysia, menyuruh Bafana mengirim RM20,000
Tengah. Pada akhir 1997 Hanif diganti oleh Omar ($5,200) melalui Maybank kepada Fathur Rahman
Patek, tersangka bom Bali yang masih buron, yang al-Ghozi, yang saat itu menjabat sebagai bendahara
tinggal hingga pertengahan 1998. kamp. Bafana selaku bendahara Mantiqi I mencari
tambahan dana sebesar RM40,000 ($10,400) dengan
Maka dari 1994 hingga 1998, MILF secara aktif memungut iuran khusus dari anggota, yang
membantu JI dalam mendirikan akademi pelatihan dimaksudkan untuk membeli senjata bagi pelatihan
militer yang dicontoh sesuai induknya di di Mindanao. Ketika Bafana mengunjungi Kamp
Afghanistan, dimana warga Filipina maupun warga Hudaibiyah pada bulan Juni 1998, sebanyak
Indonesia sama-sama merupakan pelatih maupun duapuluh kadet dari Mantiqi II tengah menjalani
siswa. Semua ini terjadi sebelum keterlibatan anggota latihan senjata api dengan menggunakan duabelas
JI dalam tindakan teror di kawasan ini, dan ketika itu pucuk senapan M-16. Menurut Bafana ia
belum ada bukti kuat mengenai kaitan MILF dengan mendengar dari Hambali bahwa pungutan tersebut
al-Qaeda, kendati yang disebut belakangan itu telah menjadi sumbangan wajib tetap sebesar
keberadaanya di Filipina sudah mapan. Kiranya sulit RM40,000 yang ditarik dari Mantiqi I dan II dan
bagi siapapun untuk memaparkan bahwa MILF pada dari markaziyah setiap enam bulan, khusus bagi
tahapan itu tengah membantu dan terlibat terorisme kebutuhan kamp di Mindanao.42
di kawasan tersebut.
Hingga awal September 1998, Kamp Hudaibiyah
telah berkembang mencakup lima bangunan
B. PERKEMBANGAN KAMP HUDAIBIYAH permanen dengan asrama untuk menampung
duapuluh siswa, asrama staf pelatih yang
Hingga tahun 1998, sebuah akademi militer yang menampung sepuluh orang, dapur, dan mushollah
berkembang penuh telah beroperasi di halaman yang dapat menampung antara 30 hingga 40
Kamp Hudaibiyah lengkap dengan pelatihan kadet orang.43 Menjelang akhir bulan, mulailah pelatihan
perwira (Kuliah Harbiyah Dauroh-1 atau KHD- semester pertama akademi militer. Kelompok
1).41 Kuliah tersebut terdiri dari tiga semester pertama yang terdiri dari sepuluh peserta disusul
yang masing-masing berjangka waktu enam kemudian dengan tujuh peserta lagi yang dikawal
bulan, dengan jeda selama dua pekan pada akhir al-Ghozi, sehingga seluruhnya berjumlah tujuhbelas
semester pertama dan kedua. Syarat bagi peserta siswa.44 Anggota paling penting dari kelompok yang
akademi adalah pria lajang berusia antara
depalanbelas dan 23 tahun, lulusan SMU atau
madrasah aliyah dengan nilai cukup dan 42
Berita acara pemeriksaan terhadap Faiz Abu Bakar Bafana, 13
penguasaan atas empatbelas mata pelajaran Desember 2002, dan 19 Februari 2003.
43
Sebagian besar keterangan pada bagian ini berasal dari berita
acara pemeriksaan terhadap Taufiq Rifqi, yang ditangkap di
41 Cotabato City, Filipina, pada Oktober 2003.
Wan Min bin Wan Mat, warga Malaysia yang ditahan 44
Kelompok sepuluh siswa pertama terdiri dari:Taufiq Rifqi,
sehubungan keterkaitannya dengan JI, menyebut tahun 1997
sebagai awal dimulainya akademi militer. Berita acara
Said, Anwar, Abdurrohman, Tolhah (nama lain dari
pemeriksaan, 11 Maret 2003. Pada tahun 1996 Wan Min ikut serta Herlambang, yang ditangkap sehubungan dengan bom Bali),
dalam program tambahan selama dua bulan di Hudaibiyah yang Musthofa, Muadz, Hamzah, Ibu Sirin, dan Zubeir. Tujuh
diatur oleh Hambali dengan tujuan memperdalam motivasi diantara orang yang menyusul yang dikawal al-Ghozi adalah Zulkifli,
warga Malaysia yang tergabung dalam JI. Abu Farhan, Zaid, Usman, Mustaqim, Ibrahim dan
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 20 - - -

tiba belakangan adalah seorang lulusan Ngruki pengenalan, identifikasi, dan penanganan TNT, C-4,
bernama Zulkifli, yang dikemudian hari mengepalai black powder, ammonium nitrat dan RDX, sumbu
divisi regional JI atau wakalah di Mindanao (disebut peledak dan peledak, alat peledak yang
Wakalah Hudaibiyah) dan menjadi perancang diimprovisasi (improvised explosive devices / IEDs)
sejumlah besar tindakan pemboman disana. menggunakan mortir 60mm, black powder dengan
katup peledak dan kawat peledak, serta gabungan
Direktur akademi, Mustaqim alias Muzayyin, ammonium nitrat dan bensin.
seorang veteran Afghanistan, menjadi inspektur
upacara pada acara peresmian. Selama semester Para siswa mendapatkan latihan yang lebih
pertama, dari akhir September 1998 hingga Maret mendalam tentang peledakan sebelum menjalankan
1999, ia dibantu Fathur Rahman Al-Ghozi yang latihan praktek untuk pertama kalinya pada
ditugaskan dibidang pelajaran agama; Ihsan; Februari 2000. Latihan tersebut diadakan secara
Haris; Nu'im alias Abu Irsyad; dan Qotadah alias berkelompok dengan empat orang per kelompok,
Basyir, yang mengajarkan tentang taktik dan bahan dengan pemusatan kepada penggunaan TNT, katup
peledak. Basyir – yang kadangkala dipanggil Abu peledak dan komponen kawat peledak berjangka
Basyir tetapi bukan Abu Bakar Ba'asyir – memberi waktu, dengan tombol listrik maupun nonlistrik.
orientasi keseluruhan bagi KHD-1, mencakup Rangkaian latihan praktek kedua diadakan pada
empat topik baru setiap pekan. hari terakhir pelatihan pada Februari 2000,
beberapa pekan sebelum hari wisuda.
Faris alias Mukhlas menjadi direktur pada semester
kedua. Para instruktur terdiri dari Surya alias Qital Selama semester kedua, dari April hingga
alias Abu Humam; Qotadah; Al-Ghozi; dan September 1999, Muklas mengarahkan pelatihan
Thoriqudin alias Abu Rusdan. Pada semester ketiga, dengan bantuan Hambali dan Nuim alias Zuhroni,
Mustofa alias Abu Tolut alias Hafiz Ibrahim seorang veteran Afghanistan dan ahli peledak serta
mengambil alih jabatan direktur, dengan susunan ajudan terpercaya Zulkarnaen, yang masih buron.
instruktur: Abu Dujanah alias Abu Musa; Al-Ghozi; Thoriqudin, alias Abu Rusdan, ketua urusan militer
Muhaimin alias Ziad yang mengajarkan pembacaan untuk Mantiqi II dan anggota komando pusat JI,
peta; Wahyudin; dan Nasir Abbas, alias Khairuddin. turut menjadi instruktur.45

Latihan dasar senjata termasuk penggunaan senapan Pada akhir semester kedua, jeda selama dua pekan
berkaliber .45, M-1 Garand, M-16, M-14 dan dimanfaatkan untuk melakukan “pengalaman jihad”
senapan serbu 7.62mm FN FAL, dan M-60, .30 dan dengan dukungan MILF. Melalui kesepakatan tetap
senapan mesin berkaliber .50. Para siswa diberi dengan Komandan MILF Gordon Saifullah dari
jatah amunisi tiga peluru untuk setiap senapan, dan Divisi Markas Besar, kelompok-kelompok terdiri
dibiasakan menggunakan mortir 60mm dan 81mm dari delapan atau sembilan kadet dibawa ke Markas
dengan contoh dari instruktur. Latihan taktik Sultan di Barangay Minabay Atas,46 Buldon, dekat
meliputi pengawasan, pengamatan, manuver, Sungai Banganan berhadapan dengan garis depan
penyerbuan, penyergapan dan pengunduran. Setiap pemerintahan. Sebelumnya Minabay Atas pernah
siswa diberi jatah amunisi sepuluh peluru untuk menjadi ajang bentrokan sengit antara MILF dan
praktek latihan keterampilan penggunaan pistol. pasukan pemerintah antara Januari 1997 dan
Latihan dasar praktek peledakan meliputi Oktober 1998, dan tingkat ketegangan di tempat itu
masih tinggi. Para kadet dibagi menjadi dua
kelompok, dimana kelompok pertama mendapat
Hudaifah. Dari kelompok ini Zulkifli ditahan sejak pengalaman selama pekan pertama pada jeda
September 2003; Hamzah alias Hasanuddin kembali ke semester tersebut, sedangkan kelompok kedua
Jawa, dan terakhir diketahui berada di Poso (ia merupakan mendapat pengalaman pada pekan berikutnya. Para
menantu Adnan Arsal, salah seorang pemimpin mujahidin kadet melakukan patroli, berjaga dan menjalankan
setempat); Said tewas ketika sedang bertempur; Muadz
masih berada di Filipina; Mustaqim (bukan Mustaqim yang
veteran dari Afghanistan dan menjadi direktur akademi) 45
Dikemudian hari Thoriqudin menggantikan Abu Bakar Ba'asyir
masih berada di Filipina dan menjadi seorang ahli bahan selaku amir “penjabat” setelah Ba'asyir melepaskan tugas
peledak ; Usman masih buron; Ibrahim, yang menjadi hariannya di JI pada pertengahan 2000 guna memusatkan perhatian
instruktur senjata, kembali ke Indonesia; dan Hudaifah kepada Majelis Mujahidin Indonesia (MMI).
46
tertangkap di Malaysia pada tahun 2004. "Barangay" adalah istilah Filipina untuk desa atau wilayah
perkotaan.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 21 - - -

pengintaian didalam radius berjarak 250 meter dari Latihan tersebut dikacaukan oleh pecahnya perang
garis lingkar kamp. antara pasukan pemerintah dan pasukan MILF di
awal 2000. Sebelumnya ketegangan mulai
Pelatihan semester ketiga yang berlangsung dari memuncak sejak September 1999, dan pada Februari
Oktober 1999 hingga kurang lebih Maret 2000, 2000 pertempuran terbuka pecah di propinsi Lanao
diselenggarkan dibawah pengarahan Mustofa, ketua del Norte dan Maguindanao. Pada Juni 2000,
Mantiqi III. Selain kurikulum penuh pelatihan kadet pasukan pemerintah meninggalkan kebijakan lama
selama delapan belas bulan, juga disediakan kursus yang memberi “pengakuan” atas kontrol MILF
pendek berjangka waktu dua dan empat bulan. terhadap Kamp Abu Bakar, dan pusat kompleks
Yang pertama tersebut pada umumnya kamp tersebut dikuasainya pada tanggal 9 Juli.
diperuntukkan bagi anggota Mantiqi I dari Malaysia
atau Singapura yang sulit meninggalkan pekerjaan Kendati Kamp Hudaibiyah sendiri baru diduduki
untuk jangka waktu yang lama. Terutama pegawai pada April 2001, namun evakuasi segera dilakukan,
negeri dan warga Singapura tidak mempunyai dan akademi militer tersebut dipindahkan ke Kamp
waktu cukup; siswa dari Singapura bahkan Jabal Quba di Gunung Kararao, dimana Gunung Api
kadangkala tinggal di Hudaibiyah hanya selama tiga Makaturing terletak pada perbatasan Lanao del Sur
pekan. Setidaknya disediakan kursus pendek dengan dan Maguindanao. Kantor Salamat Hashim yang
instruktur tamu dari Indonesia, sekitar bulan terletak di bagian pusat kompleks Abu Bakar juga
September 1999 dan Maret 2000. Diantara dievakuasi ketika pasukan pemerintah berhasil
delapanbelas tersangka JI yang ditahan di Singapura menembus pertahanan luar kamp, dan barang-barang
pada September 2002, tiga orang "memiliki miliknya dibawa ke Hudaibiyah. Kararao, yang
hubungan yang erat dengan MILF", menurut merupakan jalan belakang dari Abu Bakar melalui
pemerintah Singapura.47 jalan tapak kuda menuju ke Butig, Lanao del Sur,
menjadi suaka bagi para pejuang MILF dan
Satu pekan sebelum wisudanya gelombang pertama keluarganya yang terusir oleh pertempuran. Kamp
yang terdiri dari tujuhbelas kadet di bulan Maret atau Jabal Quba, yang letaknya diluar jangkauan biasa
April 2000, Mustofa memilih sembilan orang untuk senjata artileri, tidak pernah direbut pasukan
tetap tinggal sebagai instruktur bagi gelombang pemerintah, dan kini menjadi pusat dugaan bahwa
berikutnya.48 Abu Bakar Ba'asyir sendiri hadir pada MILF tetap melindungi personil JI.
acara wisuda yang diadakan untuk pertama kalinya
oleh akademi, dengan menginap di Kamp Program pelatihan JI di Mindanao sangat penting
Hudaibiyah selama beberapa malam. Gelombang untuk menghasilkan generasi baru operator yang
kedua yang terdiri dari limabelas kadet mulai mampu menggantikan peran para veteran
menjalankan latihan pada April 2000.49 Afghanistan yang kian menipis seiring dengan
penangkapan pasca bom Bali yang dilakukan di
Indonesia, Malaysia, Singapore dan Thailand.
Program tersebut telah disetujui pada tingkat
47
tertinggi MILF, atas dasar hubungan pribadi antara
"The Jemaah Islamiyah Arrests and the Threat of Terorism", Salamat Hashim, Abdullah Sungkar dan Zulkarnaen.
Kementerian Dalam Negeri, Singapura, Januari 2003, hal.18.
Menurut pemerintahan Singapura, Husin Aziz, Zulkifli Jaffar dan Hubungan JI-MILF mendahului timbulnya JI
Habibullah Hameed "telah melakukan bai'ah (baiat) dihadapan sebagai organisasi teror, namun tetap dilanjutkan di
ketua MILF Hashim Salamat", dan Hussin dan Habibullah masa sesudah peristiwa bom Bali di Oktober 2002.
mendapatkan latihan militer dari MILF, serta menjalankan tugas
penjagaan pada Kamp Abu Bakar terhadap serangan dari tentara
Mungkin karena kegiatan pelatihan dilakukan di
Filipina dan juga membantu MILF membeli bahan untuk daerah terpencil sejak jatuhnya Abu Bakar – dan
pembuatan alat peledak. oleh karenanya lebih mudah disangkal dan/atau lebih
48
Instruktur tersebut termasuk: Hamzah (pelatih utilitas), Zulkifli sulit dikendalikan – tidak ada upaya dari pimpinan
(pelatih senjata), Said (perbekalan), Muadz (taktik), Mustaqim
(peledakan), Usman (latihan jasmani), Ibrahim (senjata), Hudaifah
MILF untuk memberangusnya. Bisa jadi pula
(agama), dan Taufiq Rifqi (logistik). Said tewas pada bulan pimpinan MILF kurang menyadari sejauh mana para
September 2000. Mustaqim ditangkap di Jawa Tengah pada Juli komandan lokal membuat kesepakatan dengan JI
2004. maupun kelompok lainnya. Ada bukti yang kian
49
Mereka adalah: Waqid, Aqil, Abu Aiman, Khalid, Ibnu Gholib,
Ibnu Tahsin, Ibnu Suroqoh, Amir, Kholad, Musab, Ukasyah,
Tsaqof, Shoify, Abu Salmah dan Mukhriz. Gelombang kedua lulus
pada tahun 2002, tanpa Kholad, Musab dan Ukasyah, yang tewas Shoify alias Siswanto ditangkap di Semarang, Jawa Tengah, pada
dalam kecelakaan saat menjalankan latihan. Amir alias Yusuf dan Juli 2003 berkaitan dengan persembunyian senjata besar-besaran.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 22 - - -

berkembang bahwa para lulusan Hudaibiyah VI. AL-GHOZI DAN BOM JAKARTA
menerapkan latihan yang diperolehnya bukan saja SERTA PEMBOMAN HARI RIZAL,
untuk menghidupkan kembali jajaran JI di 2000
kandangnya di Indonesia, melainkan juga untuk
menjalankan aksi teror di Filipina serta
menghidupkan kembali Kelompok Abu Sayyaf. Petunjuk awal mengenai ikatan yang kian erat
antara kelompok jihad di Indonesia dan Filipina
terlihat pada serangan terhadap rumah tinggal
Leonides Caday, duta besar Filipina di Jakarta
pada 1 Agustus. (Bukan aksi bom yang pertama
kali dilakukan oleh JI diatas wilayah Indonesia,
sebagaimana pada awalnya dilaporkan. Bukti baru
menunjukkan bahwa beberapa pelaku bom Bali,
termasuk Imam Samudra, terlibat upaya
meledakkan gereja-gereja di Medan pada Mei
2000.) Dua orang yang berada di dekat lokasi
kejadian tewas dalam aksi bom terhadap dutabesar,
yang juga mengalami luka berat.

Kendati al-Ghozi sendiri tidak berada langsung


dibawah perintah Hambali selaku ketua Mantiqi I,
namun demikian Hambali, yang tampaknya
memimpin operasi terhadap Caday, “meminjamnya”
pada bulan Juli melalui kawan lama al-Ghozi di
MILF sejak Torkham, Solahudin.50 Juga terlibat erat
adalah dua alumni Afghanistan, Edi Setiono, alias
Usman, yang melakukan sebagian besar
perencanaan, serta Sarjiyo alias Sawad, yang
mencampurkan bahan peledaknya. Sarjiyo pernah
tinggal di Mindanao selama dua tahun antara 1995-
1997, bertempur melawan tentara Filipina.51 Pelaku
bom Bali dikemudian hari termasuk Dul Matin,
Amrozi, Mubarok dan Ali Imron juga mengambil
bagian dalam operasi terhadap duta besar.

Kontak utama Al-Ghozi di MILF adalah Mukhlis


Yunos, teman kelas Hambali di Kamp Saddah milik
Sayyaf.52 Mukhlis, orang Maranao asal Masiu,
Lanao del Sur, menempuh perjalanan ke perbatasan
Afghanistan dengan bantuan mantan walikota Masiu
Macaangcos Mimbantas, dan pada bulan September
1989, beberapa bulan setelah ia kembali, diterima
dalam Angkatan Keamanan Dalam Negeri MILF
yang dipimpin saudara Macaangcos, Alim Abdulaziz
Mimbantas – yang saat ini menduduki jabatan wakil
ketua MILF urusan militer. Setelah mengemban

50
Wawancara ICG, Bali, Januari 2004, dan Berita Acara
Pemeriksaan terhadap Fathur Rahman al-Ghozi, 4 Maret2003.
51
Berita Acara Pemeriksaan terhadap Edi Setiono, 24 Maret 2003.
52
Al-Ghozi dan Mukhlis bukan rekan sekelas di Afghanistan
sebagaimana sering disebut. Mukhlis merupakan kakak kelas al-
Ghozi dan sudah pergi beberapa bulan sebelum kedatangannya.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 23 - - -

tugas selama dua tahun, pangkatnya dinaikkan kepadanya oleh komandan divisinya, Solaiman
menjadi komandan kompi dan selanjutnya ia Pangalian. Penawaran Al-Ghozi berupa bantuan dana
ditugaskan di Kelompok Operasi Khusus (Special yang diperlukan melengkapi kebulatannya.
Operations Group / SOG) dari Divisi Lapangan 3
dibawah Alim Solaiman Pangalian, dimana antara Pada pertengahan November 2000, al-Ghozi,
1991 dan 1999 ia menjalani latihan peledakan serta Mukhlis, perantara pembelian bahan peledak
memimpin operasi peledakan seperti pengeboman bernama Cosain Ramos, alias Abu Ali, dan salah
terhadap menara listrik.53 seorang peserta pelatihan dari MILF, "Amir Paute",
melakukan perjalanan ke Cebu City untuk mencari
Mukhlis mengaku bertemu dengan al-Ghozi di komponen bom. Mereka segera disusul dua lagi
Marawi pada tahun 1996, agaknya di bulan siswa Mukhlis yang tergabung dalam Divisi 3 SOG,
Desember, saat Ghozi mengunjungi Mindanao "Zainal Pax" dan "Salman Moro". Ramos
untuk pertama kalinya. Pertemuan pertama tersebut menghubungi pemasoknya, dengan panggilan Tony
berlangsung di rumah seseorang bernama Abdulatif; dari Tanke, Talisay (oleh jaksa Cebu City
dan al-Ghozi ditemani seorang warga Singapura diidentifikasi sebagai Antonio Reyes) dan membeli
bernama Hussin. Mukhlis sudah mengetahui 30 kilo TNT seharga 80,000 pesos (ketika itu sekitar
keberadaan Kamp Hudaibiyah serta kunjungan yang $2,000).56
sering dilakukan al-Ghozi kesana. Kehadiran warga
Indonesia, Malaysia dan Singapura sudah umum Petang berikutnya, Mukhlis dan Amir menumpang
diketahui diantara warga setempat disana, yang feri menuju Manila, dengan TNT yang
sering melihatnya berada di pasar yang berdekatan. disembunyikan dibawah buah mangga. Beberapa
Sebaliknya Al-Ghozi, yang tiba di Kamp Saddah hari kemudian mereka disusul oleh Al-Ghozi, Pax,
pada tahun 1990, setidaknya enam bulan setelah Moro dan dua lagi rekan Mukhlis dari SOG,
kepergian Mukhlis, mengaku baru bertemu "Ustadz Said" dan "Osama Ara". Pada tanggal 1
dengannya pada bulan Maret 1998, juga di Desember, Hambali dan Faiz Abu Bakar Bafana
Marawi.54 tiba di Manila untuk melakukan survei terhadap
sasaran mereka; al-Ghozi, Mukhlis, dan Mohammad
Apapun kebenaran mengenai riwayat perkenalan Guindolongan, alias Abu Zainab, bertemu dengan
mereka, pada November 2000 keduanya sudah mereka di bandara udara, dan pada hari berikutnya
bekerja sama secara erat dalam rangka mewujudkan mereka menginap di Hotel Dusit di Makati,
seruan Salamat Hashim untuk melakukan perang kawasan bisnis di kota Manila. Sedianya Hambali
besar-besaran menanggapi tertangkapnya Kamp Abu mentargetkan kedutaan Israel dan AS tetapi ketika
Bakar. Al-Ghozi sebelumnya telah kembali ke menemukan hal itu tidak dimungkinkan, ia beserta
Filipina pada Oktober 2000 usai memimpin serangan Bafana memberi keleluasaan kepada tim untuk
terhadap Duta Besar Caday di Jakarta. Saat itu, menyelesaikan tugasnya, dan kemudian pergi
menurut sumber-sumber ICG, ia lebih banyak dengan pesawat udara setelah tinggal selama satu
menghabiskan waktu dengan MILF ketimbang pekan.
dengan JI dan sudah dianggap bergabung dengan
yang pertama disebut itu.55 Ketika ia mengunjungi Ketika Mukhlis dan tim al-Ghozi berhasil
Mukhlis dirumahnya di Marawi City pada November melakukan lima pemboman hampir secara serentak
2000, ia bertutur telah bertemu dengan Salamat di Manila pada tanggal 30 Desember 2000, yang
Hashim dan Al-Haj Murad di Kamp Hudaibiyah, dan merupakan hari raya Rizal, tidak banyak orang yang
bahwa Mukhlis harus membentuk tim untuk mencari menduga ada kaitan dengan Indonesia. Rencana Al-
bahan peledak bagi operasi jihad di Manila dalam Ghozi selanjutnya untuk melakukan serangan
rangka melakukan pembalasan atas hilangnya Kamp terhadap kepentingan AS di Singapura dengan
Abu Bakar. Hal ini sepenuhnya sejalan dengan menggunakan bahan peledak yang dibeli dari
pemahaman Mukhlis atas seruan Salamat untuk sumber yang sama di Cebu City, berhasil
melakukan jihad, sebagaimana juga disampaikan digagalkan hanya berkat keberuntungan dan
kordinasi intelijen yang baik antara pihak berwajib
di Singapura dan di Filipina. Al-Ghozi tertangkap di
53
"Debriefing Report, Haji Mukhlis Umpara Yunos aka Saiffula
Yunos", 27 Mei 2003.
54 56
"Tactical Interrogation Report on Fathur Rohman Al-Ghozi". Philippine Star, 27 Agustus 2003, dan Debriefing Report, Mukhlis
55
Wawancara ICG, Mei 2004. Yunos.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 24 - - -

Manila pada 15 Januari 2002, dan dua hari VII. ZULKIFLI, BOM DEPARTMENT
kemudian lebih satu ton bahan peledak dengan STORE FITMART, DAN
tujuan Singapura berhasil di sita dari sebuah rumah HUBUNGAN ABU SAYYAF
aman di General Santos City.

Zulkifli merupakan salah seorang dari enam warga


Indonesia yang ditangkap pada bulan September
2003 di lepas pantai Sabah ketika tengah kembali
dari Filipina. Konon ia tengah pulang guna
menemui pentolan JI, Abu Dujana, untuk membahas
pengambil alihan Mantiqi III.57 Berbagai sumber
ICG telah membenarkan bahwa Zulkifli tersebut
sama dengan yang diidentifikasi oleh Taufiq Rifqi
sebagai salah seorang dari tujuhbelas kadet peserta
gelombang pertama pelatihan perwira di Kamp
Hudaibiyah pada September 1998, dan yang
kemudian ditunjuk sebagai pemimpin (qaid)
Wakalah Hudaibiyah pada Juli 2000. Zulkifli, yang
juga dikenal sebagai Julkipli, Gul Kipli, Jul, Geol,
Zol, Jol, Jabbar dan (mungkin) Badrudin dan Bro,
juga merupakan arsitek beberapa peristiwa
pemboman di Mindanao dari tahun 2000 sampai
dengan penangkapan terhadap dirinya.58

Kutipan-kutipan bukti dari operator ASG dan MLF


yang tertangkap, yang kemudian dibenarkan oleh
sumber ICG, mengkaitkan Zulkifli dengan
serangkaian serangan pembakaran dan bom
terhadap berbagai toko serba ada di General Santos
City dan Tacurong di awal 2002, selain dengan
pemboman terhadap bandara udara Cotabato dan

57
Komunikasi kepada ICG, Juni 2004. Berita tentang penangkapan
Zulkifli baru diketahui umum pada Februari 2004, setelah
tertangkapnya salah seorang rekannya di Belfast, Irlandia Utara,
bernama Jaybe Ofrasio. Zulkifli melakukan perjalanan dengan
menggunakan paspor Filipina atas nama Doni Ofrasio dan ditahan
polisi Malaysia karena pelanggaran imigrasi, kemungkinan dalam
perjalanan menuju atau dari pertemuan Mantiqi. Jaybe Ofrasio
tampaknya memberi bantuan kepada Zulkifli untuk memperoleh
paspor dengan mangaku bersaudara. Tampaknya, setidaknya salah
satu dari beberapa rumah aman di Cotabato City juga diperoleh
melalui jasa Ofrasio. Sebuah rumah yang diduga menjadi rumah
aman JI di Bagua, Cotabato City, yang di gerebeg setelah
penangkapan terhadap Taufiq Rifqi, konon milik seorang Jordan
Abdullah, yang mungkin masih ada hubungan keluarga dengan isteri
Jaybe Ofrasio, Indira Abdullah. Jordan Abdullah ditangkap pada 3
April 2004, atas dugaan menjalankan transfer dana untuk JI. Lihat
Today, 11 November 2003; "Filipino held in Belfast wanted for
helping JI", The Australian, 6 Februari 2004, hal. 7, dan "JI hand
starting to be visible in bank accounts", Philippine Daily Inquirer, 9
Mei 2004.
58
Wwancara ICG, Juni 2004. Lihat juga keterangan dari Direktur
Polisi Nasional Filipina (PNP) bidang Intelijen Gen. Roberto
Delfin, termasuk "PNP hunts Indons linked to Davao blasts",
Today, 8 April 2003.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 25 - - -

Davao pada awal 2003.59 Iapun dikaitkan dengan Dalam keterangannya, Umug mengaku bertemu
sejumlah rumah aman JI di daerah Cotabato, dengan kelima orang tersebut dalam sebuah
termasuk lokasi persembunyian bahan peledak milik apartemen yang disewa "Julkipli" di Campo Muslim,
al-Ghozi yang konon diperuntukkan bagi serangan Cotabato City, "sekitar 2001". Ketika itu kelima
terhadap sasaran Barat di Singapura. alumni Kamp Hudaibiyah tersebut memegang posisi
puncak di Wakalah Hudaibiyah atau aktif di Kamp
Zulkifli merupakan otak pemboman toko serba ada Jabal Quba, dimana yang tiga pertama -- Zulkifli,
Fitmart pada 4 Maret 2002 di Tacurong dan 21 Hamzah dan Usman paling besar kemungkinannya
April di General Santos City, dimana dalam berinteraksi erat dengan operator senior ASG seperti
peristiwa yang belakangan tersebut limabelas orang Umug. Seperti tercatat diatas, Zulkifli merupakan
tewas. Di Tacurong, ia dibantu operator MILF ketua wakalah sementara Hamzah adalah pejabat
bernama Abdulbasit Usman dan beberapa orang keuangan, yang kemudian hari dijabat Rifqi, dan
lainnya. Pada serangan di General Santos City, baik Usman merupakan pejabat penghubung. Ibrahim
operator Abu Sayyaf maupun MILF diyakini terlibat bertanggungjawab menjalankan program pelatihan
bersama anggota lain JI. di Jabal Quba, sementara Mustaqim adalah sekretaris
kamp.
Seorang mantan anggota JI bertutur kepada ICG
bagaimana Zulkifli dengan cermat merencanakan Menurut Umug, perencanaan bagi pemboman toko
peletakan dan pengaturan waktu dari ketiga bom di serba ada Fitmart di General Santos City berlangsung
Fitmart General Santos City, satu didalam toko, di apartemen yang sama tersebut pada Maret 2002.
satu lagi dekat pintu keluar untuk menangkap Menurut Umug, kepadanya Zulkifli sendiri
orang yang lari setelah bom pertama meledak, dan memperlihatkan keahliannya merakit bom yang
satu lagi di halaman parkir yang dimaksudkan menurutnya diperoleh dari MILF di Kamp Abu
untuk mengenai orang yang masih juga berhasil Bakar.
lolos melalui pintu keluar.60
Abdulbasit Usman, yang diidentifikasi oleh Umug
Pernyataan yang dibuat tahanan Abu Sayyaf Noor sebagai rekan teras Zulkifli pada pemboman
Mohammad Umug merupakan kunci dalam Fitmart, secara sukarela membuat pengakuan telah
mengkaitkan Zulkifli dan Wakalah Hudaibiyah bertemu dengan seorang warga Indonesia "alias
dengan pemboman terhadap Fitmart dan peristiwa Badrudin/alias Jul", di Cotabato City pada
bom lainnya di Mindanao.61 Umug yang ditangkap Desember 2001. Menurut Usman, ia bertemu dua
pada Mei 2002 di Cotabato City, mengungkapkan kali dengan Zulkifli dirumah yang disewa yang
kepada pemeriksa dari Polisi Nasional Filipina bersangkutan di Kimpo St., Bagua, Cotabato City,
(PNP) pada April 2003 bahwa "Julkipli alias Zol/Jol, dimana, seperti halnya Umug, ia "sesungguhnya
Hamdan alias Hamja (Hamzah), Usman, Ibrahim dan menyaksikan pembuatan [sebuah] bom rakitan"
Mustakim" termasuk pimpinan atau anggota Jemaah yang dilengkapi alat pengukur waktu.
Islamiyah di Mindanao yang diketahuinya. Ke lima
nama tersebut sesuai dengan yang dikemudian hari Pada Februari 2002, Usman bertemu Zulkifli di
diungkapkan oleh Taufiq Rifqi sebagai anggota General Santos City. Berdua mereka mengawasi
gelombang pertama pada Akademi Militer Islam di mal pertokoan Kimball Plaza sebelum meletakkan
Kamp Hudaibiyah (1998-2000).62 Terlebih lagi, alat penyebab kebakaran didalam gedung tersebut,
empat dari lima orang tersebut, termasuk Zulkifli, yang kemudian terbakar pada dini hari berikutnya
tiba secara bersama dalam kelompok tujuh orang tanggal 19 Maret, yang mengakibatkan hancurnya
yang dikawal Fathur Rahman al-Ghozi, dan seingat sebagian kawasan bisnis kota tersebut.63 Pada
Rifqi, nama-nama Usman, Mustaqim dan Ibrahim tanggal 31 Maret, mal lainnya di General Santos
terdaftar berurutan. City, yakni Koronadal Commercial Centre, juga
terbakar. Kerugian yang ditimbulkan diperkirakan
senilai puluhan juta dollar, dan ribuan orang
59
60
Wawancara ICG, Juni 2004. kehilangan pekerjaan atau terpaksa direlokasikan.
Ibid.
61
Sebagian besar pernyataan tersebut di muat secara ringkas pada
artikel yang dikutip Laporan ICG, Jemaah Islamiyah, op. cit., fn.
67.
62 63
"Debriefing Report, Taufiq Rifqi alias Amy Erza", 13 November "Partial Tactical Interrogation Report, Ahmad Akmad Usman y
2003. Batabol, alias Basit Usman", 22 Juli 2002.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 26 - - -

Dalam pengakuannya yang dibuat sehari setelah ia Makawata, seseorang bernama Hassim Sumangkay,
ditangkap pada Juli 2002, Abdulbasit Usman dan tiga warga Indonesia yang tidak memiliki
meremehkan arti dirinya, seraya mengatakan ia dokumen.67 Nomor telepon seluler Makawata
cuma "pemandu" bagi warga Indonesia dan ditemukan tersimpan dalam kartu SIM milik
seorang komandan peleton di MILF. Ia Abdulbasit Usman, seperti juga nomor milik seorang
menyangkal terlibat dalam pemboman Fitmart dan "Badrudin/Bro", warga Kimpo, Bagua, Cotabato
menuding Zulkifli sebagai pelaku yang City, yang hampir pasti Zulkifli. Polisi Filipina
sesungguhnya.64 menduga Makawata, yang lahir di General Santos
City dengan ayah yang warga Indonesia dan ibu asal
Maguindanao, memandu para teroris dari Indonesia
A. RUMAH AMAN DI GENERAL SANTOS menuju kontak mereka di MILF dan tempat-tempat
CITY perlindungan.68

Setibanya di General Santos City pada Februari Menurut sumber ICG, teroris Indonesia Abdul
2002, Zulkifli menemani Abdulbasit Usman menuju Sasamu, Baem Samuya dan Nasruddin Sulayan,
alamat yang tampaknya menjadi rumah aman JI di yang seluruhnya diidentifikasi sebagai pelaku bom
Purok 39.2, Barangay Fatima,65 yang milik seorang Fitmart, melarikan diri ketika dilakukan
Hadji Sarsi Malagat. Rumah yang sama juga disebut penggerebegan pada tanggal yang sama – mungkin
sebagai salah satu dari tiga rumah yang digunakan pada penggerebegan yang sama. Tampaknya
oleh warga Indonesia yang diduga merupakan mereka pergi ke Indonesia untuk beberapa waktu
teroris senior, "Abdul Sasamu" dan "Baem Samuya" sebelum dilaporkan kembali ke General Santos
pada September 2002, selain oleh orang lain yang City pada tanggal 15 Oktober 2002, dengan
terkait JI.66 Satu lagi adalah rumah seorang nelayan ditemani warga Indonesia keempat, "Abu Narih",
yang berasal dari Kepulauan Sangihe Talaud, Uskar yang telah mereka jemput di Indonesia.
Makawata, di Barangay Tambler, General Santos Selanjutnya mereka menjadi bagian dari kisah bom
City; dan yang ketiga milik seorang Fernando Sala Davao.
di Barangay Fatima. Makawata adalah pengurus dua
kapal nelayan milik Sala yang bersandar di dermaga Kemungkinannya, Hadji Malagat yang disebut
pada pantai desa, yang digunakan untuk dalam laporan pemeriksaan Abdulbasit Usman
perdagangan tukar barang antara General Santos maupun Uskar Makawata ada hubungannya dengan
City dan Indonesia, yang kerap dijadikan kedok ketiga Malagat bersaudara yang ditahan pada 17
untuk gerak-gerik JI. Januari 2002, dua hari setelah ditangkapnya Fathur
Rahman al-Ghozi di Manila, karena
Pada petang hari tanggal 14 September 2002, rumah menyembunyikan bahan peledak milik al-Ghozi.69
Sala digerebeg, yang berujung dengan ditangkapnya Menurut ketiga bersaudara tersebut, pada November

64
Akan tetapi dua hari kemudian, oleh petinggi polisi dan militer
67
Filipina ia dihadirkan dalam sebuah konferensi pers di istana Warga Indonesia tersebut, yang merupakan saudara sepupu asal
kepresidenan di Manila. Kemudian laporan Pers Kepulauan Sangir, mengaku dipekerjakan sebagai tukang kayu di
menggambarkannya sebagai pernah dilatih di Afghanistan dan rumah Sala pada Juli 2002. Tiga warga Indonesia lainnya tinggal
Libya (dalam pengakuannya tanggal 22 Juli, ia mengaku pernah di rumah itu selama hampir sepekan sebelum terjadi
mengikuti latihan di Kamp Abu Bakar namun hanya untuk tiga penggerebegan, dan baru pergi sepuluh hingga limabelas menit
bulan, dan pernah bekerja di Saudi Arabia di awal 1990an). Bahkan sebelumnya, menurut kedua saudara sepupu itu. Hal ini sesuai
ia dibawa ke perhatian Kelompok Pengamat PBB sebagai orang dengan keterangan sumber ICG kedua, yang mengidentifikasi ke
yang secara pribadi terkait al-Qaeda. Lihat United Nations, tiga orang yang berhasil lolos itu sebagai teroris senior.
68
Security Council, S/2002/1338, Annex II, Hal. 27. Oleh karena itu Makawata masih menjadi tahanan di Biro Imigrasi di Manila. Ia
pelariannya yang mudah tiga bulan kemudian justru merupakan hal dilapor telah dilepaskan karena kurang bukti akan tetapi ditahan
luar biasa. Pada tanggal 23 Oktober 2002, saat diizinkan kembali ketika disebut oleh Suryadi Masud pernah menjadi tuan
berkeliaran tanpa pengawasan di halaman Kelompok Mobil Polisi rumah bagi alias Marwan (Zulkifli bin Hir), yang diduga menjadi
propinsi di Alabel, Sarangani, tampaknya ia berjalan keluar begitu ketua Kumpulan Mujahidin Malaysia, selama berkunjung di
saja. Polisi setempat menjelaskan ia tidak dapat dibuikan karena Mindanao. Wawancara ICG, Davao City, Januari 2004.
belum didakwa ataupun termasuk dalam tuntutan kasus Fitmart. 69
Dalam Laporan Pemeriksaan Taktis tertanggal 17 Januari 2002,
SunStar (General Santos City), 28 Oktober 2002. Malagat bersaudara, Muhaladin "Datu", Mohammad "Odtud", dan
65
Purok adalah lingkungan warga yang kecil didalam sebuah Almoktar "Amok", mengaku memiliki rumah keluarga di desa
barangay (desa atau wilayah perkotaan). 39.2. Ini merupakan rumah utama Mohammad dan salah satu
66
"Initial Tactical Interrogation Report, Uskar Malo Makawata saudaranya, Amin, tetapi tidak disinggung tentang kemungkinan
alias Kar", 15 September 2002. hubungan mereka dengan Hadji Sarsi.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 27 - - -

2001 mereka dihampiri oleh tiga warga Indonesia ditolak oleh pendiri Abu Sayyaf amir Abdurajak
yang menginap di kota tetapi terganggu dengan Janjalani, yang beranggapan MILF lebih
orang-orang yang minum-minum disana, oleh memperhatikan uang ketimbang jihad.72 Akan tetapi
karena itu mereka tengah mencari penginapan baru. seperti JI, kemampuan melakukan teror yang
Ke tiga orang tersebut adalah Abu Saad (al-Ghozi), dimiliki Abu Sayyaf sebagian karena kamp
Taupik (mungkin Taufiq Rifqi) dan seseorang pelatihan MILF, dan khususnya karena sebuah
bernama Hassan, dan mereka mengaku sebagai akademi yang tidak terkenal yang didanai al-Qaeda
pengusaha dari Marori, sebuah pulau Indonesia bernama Darul Imam Shafi'ie.73 Zulkifli tampaknya
tidak jauh dari Mindanao. Diantara mereka sendiri menganggap pemulihan ikatan pelatihan yang lalu,
mereka berbicara dalam bahasa Indonesia, tetapi kali ini melalui Kamp Jabal Quba, sebagai bagian
ketika berada di tempat umum berbicara dalam yang penting dari tugas JI di Filipina.
bahasa Tagalog. Malagat bersaudara kemudian
setuju menyewakan rumah untuk mereka.70 Darul Imam Shafi'ie didirikan dibawah International
Islamic Relief Organisation antara 1988-1989, ketika
Di antara Hari Natal dan Tahun Baru, menurut masih dipimpin di Filipina oleh saudara ipar Osama
Muhaladin "Datu" Malagat, yang paling tua dari Bin Laden, Muhammad Jamal Khalifa, dan
ketiga bersaudara tersebut, al-Ghozi, Taupik dan diperkirakan telah menghasilkan tiga gelombang
Hassan menurunkan beberapa peti dari truk, yang peserta latihan antara 1990 dan 1993.74 Pelajaran
menurut pengakuannya adalah barang dagangan agama diberikan di kampus Marawi City dan latihan
untuk dijual di Marori. Pada 17 Januari 2002 pagi militer di Kamp Busrah milik MILF di Lanao del
hari, Taupik dan Hassan kembali tanpa al-Ghozi, Sur. Setiap kelas berjumlah 50 siswa dan kurang
yang baru saja ditahan. Mereka meminta bantuan lebih hampir sama terbagi antara siswa MILF dan
Datu dan saudaranya Odtud untuk mengubur peti Abu Sayyaf. Mungkin alumnus yang paling penting
tersebut dihalaman rumah sewaan itu. Mereka adalah Kadaffy Janjalani, yang tidak seperti kakak-
kemudian memanggil saudara ketiga, Amok, dari kakaknya Abdurajak dan Hector, tidak pernah
SMU untuk membantu menggali lubang. Ketika mengikuti latihan di luar negeri. Keahliannya
kemudian disiang hari rumah tersebut digerebeg, dibidang peledakan, yang menjadi sumber utama
warga Indonesia sudah hengkang, namun polisi kewenangannya selaku amir ASG setelah kematian
berhasil menemukan barang terlarang yang dikubur – Abdurajak di 1998, diperoleh di Kamp Busrah.75
lebih dari satu ton bahan peledak, tali peledak, katup
peledak, dan tujuhbelas pucuk senapan M-16 yang Kadaffy Janjalani sudah lama menghendaki
dikemas dengan lemak agar tidak berkarat akibat air pengiriman personil untuk dilatih di Kamp
laut.71 Hudaibiyah akan tetapi MILF menolak gagasan
tersebut. Namun pada awal 2001, ASG konon
melakukan pendekatan terhadap Zulkifli selaku ketua
B. MEMBANGUN KEMBALI HUBUNGAN Wakalah Hudaibiyah, guna memperoleh latihan dari
ABU SAYYAF JI. Zulkifli setuju menerima siswa dari Abu Sayyaf
dengan imbalan orang-orangnya sendiri memperoleh
Antara awal 2001 dan penangkapan terhadap
mereka masing-masing pada September dan
72
Oktober 2003, Zulkifli dan Taufiq Rifqi "Summary of Information: Umar Faruq", Badan Intelijen
memperkokoh hubungan baru antara JI dan Nasional, Indonesia. Abdurajak Janjalani merupakan alumnus tahun
1989-1990 pada akademi militer Abdul Rasul Sayyaf di Afghanistan
Kelompok Abu Sayyaf. Upaya terdahulu oleh dan menamakan Kelompok Abu Sayyaf untuk menghargainya .
operator al-Qaeda Omar al-Faruq di 1994 untuk 73
Nama tersebut merujuk kepada empat mashab hukum Islam
"meyakinkan ASG agar menyatukan dan Sunni, dan yang paling umum dipakai di Asia Tenggara.
74
mengkonsolidasi kekuatan bersama MILF" pernah Yang terakhir ini mungkin "kelas 1993" yang disebut komandan
ASG Hamsiraji Sali pada serangkaian pemboman terhadap menara
listrik diawal 2003, akan tetapi pelatihan disebutnya berlangsung di
Kamp Abu Bakar, sedangkan kelompok berjumlah 90 peserta.
70
Berdasarkan Laporan Pemeriksaan Taktis, dan wawancara ICG Jurubicara MILF Eid Kabalu secara terbuka mengakui keberadaan
dengan Datu dan Odtud Malagat, Penjara General Santos City, 15 kelas tersebut, yang ditangani seseorang bernama Benjie Gundang.
Januari 2004. Kedua bersaudara tersebut ketika diperiksa Philippine Daily Inquirer, 1 Maret 2003, hal.1.
75
menyangkal adanya kaitan organisasi, akan tetapi ketika Kadaffy Janjalani adalah lulusan kelas 1992, dan karenanya
diwawancara oleh ICG Datu mengaku "pernah" menjadi anggota mungkin menerima pelajaran tentang peledakan dari Wali Khan
MILF. Amin Shah, anggota sel Manila dibawah Ramzi Yousef yang
71
Dallas Morning News, 17 Maret 2002. diduga pernah mengajar di Darul Imam Shafi'ie pada tahun itu.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 28 - - -

pengalaman praktis pada kamp-kamp ASG. VIII. BOM DAVAO


Selanjutnya sedikitnya dua peserta latihan JI dikirim
ke Basilan atau Jolo, sementara Zulkifli menerima
peserta perorangan maupun kelompok-kelompok Serangan bom terhadap Bandara Internasional Davao
kecil dari Abu Sayyaf untuk mengikuti kursus pada 4 Maret 2003 dan terhadap pelabuhan Davao di
pendek selama beberapa pekan atau bulan.76 Sasa pada 2 April 2003 masing-masing menewaskan
22 dan enambelas orang, sehingga merupakan
Menyusul beberapa ledakan bom di Zamboanga City serangan teroris yang dipastikan terburuk di Asia
pada Oktober 2002, yang diduga diawasi oleh Tenggara sesudah Bali. Keduanya merupakan operasi
Janjalani,77 dimana diantara sebelas orang yang JI, konon dengan keterlibatan MILF
tewas termasuk seorang tentara AS, Zulkifli
melakukan kunjungan di Zamboanga dari Desember Meski skala kejadian cukup besar serta kaitan MILF
sampai dengan Januari untuk mengadakan kontak tersebut menjadi hambatan bagi rundingan
dengan pemimpin ASG. Seorang operator JI perdamaian, perhatian dunia terhadap peristiwa-
bernama Zaki kemudian selama paruh awal 2003 peristiwa pemboman tersebut tidak besar. Jauh
tinggal di Zamboanga dan Basilan, berbaur dengan berbeda dengan Bali, kasusnya belum berhasil
ASG dalam rangka mempersiapkan diri mengikuti dibawa ke pengadilan. Polisi Nasional Filipina
program pelatihan bersama di Kamp Jabal Quba. (Philippine National Police / PNP) yang memimpin
Gelombang kedua kadet asal JI lulus dari akademi penyelidikan telah menahan dua kelompok
militer JI di Kamp Jabal Quba pada November 2002, tersangka dari MILF secara tersendiri, serta
dan selanjutnya pelantikan seorang perwira menuding 160 anggota lainnya, termasuk sebagian
penghubung tambahan dari JI bernama Mustaqim besar pucuk pimpinan MILF. PNP juga telah
dua bulan kemudian guna memberi dukungan mengidentifikasi lima warga Indonesia yang
kepada Usman mungkin mencerminkan kerjasama diyakininya berkomplot dengan MILF dalam
yang meningkat dengan ASG. serangan tersebut.

Pada Juli 2003, sekembalinya dari Basilan, di Akan tetapi pihak intelijen militer Filipina
Cotabato City Zaki bertemu dengan seorang Abu memaparkan versi yang samasekali berbeda, yang
Nadjan dari ASG (kemungkinannya rekan satu menampilkan kelompok tersangka ketiga.
gelombang dengan Kadaffy Janjalani pada tahun Keterangan ini – yang tidak sesuai dengan berkas
1992 di Kamp Busrah), yang bermaksud melakukan yang telah disusun oleh pihak jaksa terhadap lima
perjalanan ke Kamp Jabal Quba untuk mengikuti orang tersangka yang ditahan PNP – menjadi dasar
program pelatihan selama dua bulan. Tidak jelas bagi tudingan terhadap kepemimpinan MILF.
apakah rencana tersebut terwujud, akan tetapi Komisi yang dibentuk Presiden Gloria Arroyo pada
adanya tanda-tanda bangkitnya kemampuan Abu September 2003 dengan mandat menyusun laporan
Sayyaf belum lama ini mungkin ada kaitannya dalam jangka waktu 30 hari tentang tudingan
dengan ikatan tersebut bersama pelaku jihad dari keterlibatan militer dalam peristiwa pemboman
luar negeri, yang tidak terbatas pada pelatihan, tersebut – tudingan yang dibuat oleh oknum
sebagaimana kemudian diketahui ICG, tetapi pemberontak militer pada Juli 2003 – baru
berkelanjutan dengan penyelenggaraaan operasi menyerahkan hasil temuannya pada Maret 2004.
bersama dengan kesertaan JI, ASG dan MILF. Komisi tersebut tidak menemukan bukti keterlibatan
Serangan terhadap bandara internasional Davao dan militer, namun juga membebaskan MILF dari
pelabuhan feri, yang kasusnya masih belum tuduhan terhadap mereka.
terungkap dan merupakan hambatan utama bagi
proses perdamaian, bisa jadi merupakan salah satu Kendati timbul kebingungan, baik PNP maupun
aksi operasi bersama tersebut. pihak intelijen militer bersikeras bahwa MILF
bertanggung jawab atas peledakan di Davao, dan
setelah melakukan beberapa penyelidikan kembali,
pihak jaksa menolak membatalkan tuduhan terhadap
pemimpin MILF.78 Walikota Davao City Rodrigo
76
Wawancara ICG, Juni 2004.
77 78
"Debriefing Report, Abdulmukim Ong Edris", Polisi Nasional "MILF hasn't refuted CPO bomb charges", Mindanews, 3 April
Filipina. 2004.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 29 - - -

Duterte – yang sebelumnya bersikap lunak terhadap kini sama sekali menolak pemikiran bahwa MILF
MILF – menuduhnya melakukan kerjasama dengan terlibat peristiwa peledakan.82
JI dan al-Qaeda untuk melancarkan serangan
tersebut. Direktur bidang intelijen PNP Roberto Lima tersangka baru ditangkap di Cotabato City pada
Delfin yang mendukung tuduhan Duterte tersebut, 8 April 2003: Esmael Akmad, Tohami Bagundang,
secara terbuka mengidentifikasi kelima tersangka Esmael Mamalangkas, Idar dan Jimmy Balulao, yang
warga Indonesia: Nasruddin, Sulaiman, Zulkifli, Haji masih ditahan hingga saat ini. Setelah ditahan dua
Akhmad dan Hamja (Hamzah). Menurut Delfin, hari, Balulao memberi pengakuan telah meletakkan
Nasruddin juga terlibat peristiwa bom Bali dan oleh bom di bandara, dan Bagundang mengakui
sumber ICG diidentifikasi sebagai ketua Mantiqi III keterlibatannya dalam operasi di bandara dan
Mustofa; Delfin menuding Sulaiman telah membantu dermaga. Tampaknya kasus yang disusun jaksa
al-Ghozi menyembunyikan bahan peledak di General terpusat pada pengakuan tersebut, akan tetapi banyak
Santos City. Menurut tuturan Delfin identitas tiga keterangan didalam kedua dokumen tersebut tidak
orang Indonesia lainnya yang menjadi tersangka sesuai, selain itu tidak melibatkan petinggi MILF.83
tersebut belum jelas, begitu pula peranannya dalam Sebaliknya tuduhan terhadap pimpinan MILF
serangan di Davao.79 didasarkan atas keterangan yang samasekali terpisah,
yang tidak melibatkan kelima tersangka yang ditahan
Pihak intelijen militer Filipina juga menduga adanya itu.
keterlibatan warga Indonesia, namun dengan nama
yang berbeda: Hadji Abdul Sasamu, Ustadz Baem Keterangan alternatif tersebut yang disusun pihak
Samuya, Nasruddin Sulayan[g], Abu Narih dan intelijen militer, menunjukkan bahwa kedua
"alias Jul" – yang bersama tiga orang pertama kejadian bom di Davao dilakukan oleh operator dari
diidentifikasi sebagai pelaku bom Fitmart, dan Brigade 212 MILF, dan mereka diidentifikasi
hampir dapat dipastikan adalah Zulkifli.80 Kendati sebagai Guindatu Mamintal Dulang, alias
pihak intelijen militer dapat merinci gerakan warga Komandan Bimbo, yang komandan brigade;
Indonesia tersebut serta hubungannya dengan MILF Nasruddin Ibrahim, perwira yang mengkomandoi
pada bulan-bulan menjelang peledakan di Davao, Kelompok Operasi Khusus 212, dan keponakan dari
bagaimana persis peran yang dimainkannya tidak Al-Haj Murad; Dongdong Pidtukasan, Rex Mohir,
begitu jelas, sebagaimana halnya dengan versi yang Mori Ali Usman dan Tong Abbas, yang semuanya
disampaikan PNP. Menurut sumber ICG, Zulkifli terlibat dalam peristiwa peledakan ganda tanggal 3
lah yang memimpin strategi dalam kedua peristiwa Mei 2000 di General Santos City; dan seorang pria
tersebut.81 Tidak satupun tersangka warga Indonesia lainnya, yang merupakan anggota tim yang paling
yang disebut oleh Delfin atau pihak intelijen militer berpengalaman, yang meletakkan bom di gedung
termasuk dalam surat dakwaan yang diserahkan ruang tunggu di bandara. Tiga orang lain yang
PNP ke pihak jaksa. belum diketahui identitasnya menuju Tagum untuk
menjalankan serangan untuk mengalihkan perhatian
Sebaliknya, penyelidikan yang dipimpin PNP (meledak satu jam setelah bom bandara dan
memusatkan perhatian terhadap anggota MILF yang menewaskan satu orang). Tong Abbas, Rex Mohir
diduga menjalankan serangan tersebut. Kelompok dan pelaku bom bandara juga menjalankan serangan
tersangka pertama, Terso dan Undungan Sudang, bom di dermaga. Menurut keterangan ini, Bimbo
ditangkap sehari setelah kejadian bom di bandara
Davao semata-mata atas dasar bukti tidak langsung.
Pada 11 April 2003 menyusul peristiwa pemboman 82
Terso dan Undungan merupakan ayah dan paman dari Montaser
di dermaga Sasa, tuduhan terhadap dua bersaudara Sudang, korban ledakan di bandara yang pada awalnya diduga
Sudang dibatalkan tetapi sempat memperdalam sebagai pelaku bom bunih diri berdasarkan keanggotaannya dalam
sikap sinis dari banyak pengamat setempat, yang MILF. Sikap sinis masyarakat bertambah dengan pembersihan
secara dini dari tempat kejadian perkara di bandara, yang
menghambat penyidikan forensik.
83
"Sworn Statement of Jimmy Balulao", 9 April 2003, dan "Sworn
79
Statement of Tohami Bagundang", 9 April 2003. Penangkapan
Lihat "PNP hunts Indons linked to Davao blasts", Today, 8 April terhadap Akmad dan Bagundang dilakukan berdasarkan sketsa yang
2003, dan "Suspected key planner of Davao wharf bombing dibuat dari keterangan saks; Bagundang kemudian melibatkan
nabbed", Philippine Star, 8 April 2003. Mamalangkas, Idar dan Balulao. Noor Mohammad Umug, rekan
80
Dokumen intelijen militer Filipina rahasia, Maret 2003, yang Zulkifli di Abu Sayyaf, mengidentifikasi Akmad sebagai komandan
berhasil diperoleh ICG. MILF commander dan Idar sebagai keponakannya; Balulao adalah
81
Wawancara ICG, Juni 2004. ipar Idar.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 30 - - -

menerima perintahnya langsung dari wakil ketua menanggapi serangan yang dilancarkan pemerintah
urusan militer pada saat itu Al-Haj Murad pada 12 pada 11 Februari, serta kemungkinan melakukan
Februari 2003; banyak lagi perwira MILF yang serangan bom – yang akan “diawasi” oleh warga
terlibat dalam perencanaan serangan bom.84 Indonesia tersebut namun dilaksanakan oleh SOG --
konon dibahas sebelum Sasamu dan Samuya kembali
Sementara itu, pihak intelijen militer menemukan ke Kamp Khalid.88
jejak anggota JI yang diduga pelaku bom Fitmart,
yakni Sasamu, Samuya dan Sulayang pada Zulkifli satu-satunya warga Indonesia yang disebut-
pertengahan Oktober 2002, satu bulan setelah mereka sebut oleh PNP maupun pihak intelijen militer
nyaris tertangkap ketika rumah aman Fernando Sala berkaitan dengan peristiwa bom di Davao, akan tetapi
digerebeg.85 Setelah mengadakan kontak dengan identitasnya tidak dijelaskan, selain itu ia tidak
komandan lapangan Brigade 205 Manawe Ibrahim di didakwa dan belum dikeluarkan surat penangkapan
Kamp Khalid Ibn al-Walid, di propinsi Sarangani, terhadapnya. Keterangan dari berbagai sumber
warga Indonesia tersebut yang kini bergabung independen meyakini ICG bahwa Zulkifli – pelaku
bersama Abu Narih dilaporkan menetap disana bom dan pembakaran di toko Fitmart yang lulusan
selama empat bulan, dengan hanya keluar untuk Ngruki dan mantan ketua Wakalah Hudaibiyah, dan
bertemu dengan rekan mereka dari MILF di kota yang ditahan oleh pihak berwajib di Malaysia sejak
Cotabato dan General Santos. September 2003 – memang benar pelaku utama
dalam komplotan serangan bom di Davao.
Zulkifli tampaknya kembali ke General Santos City Kemungkinannya, serangan tersebut dilaksanakan
dari Indonesia pada pertengahan Desember 2002,86 dibawah pengawasannya dengan bantuan dari
bergabung dengan warga Indonesia lainnya di Kamp mitranya di MILF dan Abu Sayyaf, mungkin dengan
Khalid, sampai akhir bulan ketika ia mendampingi menggunakan bahan dari MILF dan pelaku di
Sulayang menuju Cotabato City untuk menemui lapangan dari Abu Sayyaf.89 Namun belum jelas
seorang warga Afghanistan yang sedang berkunjung. siapa di hirarki MILF yang menyetujui serangan
Menurut Taufiq Rifqi, Zulkifli mungkin terus ke tersebut.90 Proses pengadilan yang transparan
Zamboanga, dimana ia tinggal untuk beberapa waktu terhadap Zulkifli diperlukan untyuk mengungkapkan
pada Januari 2003, dengan mengadakan kontak seberapa jauh, dan sifat sesungguhnya, kerjasama JI
bersama Kadaffy Janjalani dari ASG.87 – MILF tersebut.

Menyusul pertemuan Staf Umum MILF disekitar


daerah Buliok pada 1-16 Januari 2003, ketua operasi
Achmad Pasigan konon bertemu dengan warga
Indonesia yang tersisa di Kamp Khalid. Selagi
mendung perang mulai menyelimutu Buliok pada
awal Februari 2003, pertemuan-pertemuan konon
diselenggarakan di Cotabato City yang dihadiri wakil
kepala staf MILF ketika itu, Sammy Gambar,
Achmad Pasigan, Samir Hashim, Manawe Ibrahim,
dan lima warga Indonesia yang dipimpin Sasamu dan
Samuya. Agenda pertemuan didominasi perlunya

84
Dokumen rahasia intelijen militer Filipina, Maret 2003, yang
diperoleh ICG. Bimbo ditangkap pada Oktober 2003 selaku
tersangka dalam kasus pemboman tahun 2000 di General Santos
City, dimana ia tengah ditahan, akan tetapi para jaksa tampaknya
tidak mengenakan dakwaan berkaitan dengan persitiwa Davao
88
terhadapnya. Dokumen rahasia intelijen militer Filipina, Maret 2003, yang
85
Lihat bagian VII diatas. diperoleh ICG.
86 89
Tidak jelas berapa lama Zulkifli pergi, namun konon ia berada di Menurut sebuah sumber kepada ICG, ASG menghasilkan pelaku
Malaysia dari akhir April 2002 (mungkin menyusul bom Fitmart) di lapangan yang lebih baik ketimbang MILF karena umunya
hingga 20 Mei 2002, ketika ia kembali melalui Cotabato City. menguasai lebih banyak bahasa. Operator MILF cukup memadai
Wawancara ICG, Davao City, Januari 2004. sepanjang beroperasi di Maguindanao atau Lanao . Wawancara
87
"Debriefing Report, Taufiq Rifqi alias Amy Erza", 13 November ICG, Juni 2004.
90
2003. Wawancara ICG, Juni 2004.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 31 - - -

IX. KERJASAMA BERJALAN MILF juga hal yang sama sebaliknya terjadi dengan
DENGAN KELOMPOK JIHAD anggota MILF dan JI.94

ICG memperoleh keterangan dari beberapa sumber


Pada 20 Juni 2003 setelah mengalami tekanan di Indonesia bahwa sejak awal 2004, warga
intensif dari pemerintah, Salamat Hashim Indonesia masih dikirim menuju kamp-kamp MILF
mengeluarkan pernyataan tiga ayat yang isinya dan Abu Sayyaf untuk mengikuti latihan dalam
menolak penggunaan teror. Dalam pernyataan kelompok-kelompok kecil. Tampaknya beberapa
tersebut, menurutnya "MILF selaku organisasi diantara mereka merupakan anggota JI, akan tetapi
pembebasan telah berulang kali secara terbuka ada juga anggota dari fraksi-fraksi Darul Islam,
menolak penggunaan terorisme untuk mencapai kelompok yang berbasis di Sulawesi, dan setidaknya
tujuan politik".91 Penolakan yang dinyatakan satu kelompok kecil yang berbasis di Jakarta.
berulang kali hingga saat itu terhadap setiap
keterlibatan dalam kegiatan teror mungkin
bukannya kebohongan yang disengaja melainkan
keengganan mengakui bahwa tindakan yang
dilakukan MILF patut dicap "terorisme".

Akan tetapi tudingan mengenai kerjasama JI-MILF


tetap berlanjut. Pada April 2004, seorang anggota
MILF bernama Sammy Abdulgani yang mengaku
bergabung dengan JI, ditahan karena diduga
merencanakan pemboman terhadap beberapa
pelabuhan di Mindanao. Menurut beberapa laporan
pers ia mengaku terlibat peristiwa bom di bandara
Cotabato pada Februari 2003 dan di terminal bis di
Parang, Maguindanao pada April 2003.92 Abdulgani
yang ditangkap bersama tiga warga Filipina yang
konon juga anggota JI, mengaku mereka semua
termasuk dalam sel beranggotakan enam orang yang
menerima perintah dari seorang warga Indonesia
bernama Usman, yang dilaporkan menggantikan
Zulkifli setelah yang disebut belakangan tersebut
ditangkap.93

Pengakuan Abdulgani perlu dicermati lebih lanjut,


karena sebuah sumber yang mengenal operasi JI di
Mindanao menyampaikan kepada ICG bahwa tidak
seorangpun warga Filipina (bahkan juga warga
Thailand) pernah menjadi anggota JI, kendati jelas
sudah mengenai adanya operasi bersama dengan
warga Filipina. Namun demikian beberapa anggota
JI pada akhirnya bekerjasama begitu erat dengan
MILF sehingga dianggap anggota, dan mungkin

91
Carolyn O. Arguillas, "Salamat issues policy statement rejecting
teror; Ermita welcomes move", Mindanews, 22 Juni 2003. 94
Al-Ghozi termasuk didalamnya; seorang lagi adalah Mustafa
92
Edith Regalado, "JI Suspect Says Indon JI Teror Group Linked alias Usama yang berasal dari Jawa yang datang di Filipina sekitar
With MILF", The Philippine Star, 27April 2004. tahun 1996 serta menikah dengan warga Filipina. Wawancara ICG,
93
Ibid. Juni 2004.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 32 - - -

X. KESIMPULAN dutabesar Filipina di Jakarta beberapa bulan


sebelumnya. Aksi bom pasca Buliok, sebagaimana
telah dicatat, tampaknya setidaknya memperoleh
Tidak disangsikan bahwa MILF selaku organisasi persetujuan tersirat dari pimpinan puncak MILF.
memiliki hubungan kerjasama yang erat dengan
pimpinan Jemaah Islamiyah yang sudah ada Adakah indikasi bahwa kerjasama MILF dengan
sebelum mencuatnya JI secara resmi pada tahun JI atau kelompok jihad lainnya tetap dilanjutkan
1993. Hubungan tersebut sifatnya sangat pragmatis setelah pernyataan Salamat Hashim pada Juni
yang lebih berdasarkan kepentingan bersama 2003 yang isinya menolak tindakan terorisme?
ketimbang kepercayaan dan tujuan yang sama. Ya, jelas sekali. Pengakuan Abdulgani menunjuk
Hubungan itu dibina didalam kamp pelatihan adanya hubungan yang tengah berjalan, selain itu
mujahidin dan diperkokoh dengan didirikannya ada konfirmasi dari sumber ICG sendiri bahwa
kamp dihalaman Kamp Abubakar milik MILF pada pelatihan, dan mungkin juga perencanan aksi
tahun 1994. Hubungan tersebut pun direstui di teroris, masih tetap berlanjut.
tingkat puncak MILF, yaitu oleh Salamat Hashim
sendiri. Apakah hubungan yang tengah berjalan tersebut
direstui kepemimpinan di masa pasca Hashim?
Setelah tahun 2000 ketika Kamp Abu Bakar diserbu Inilah pertanyaan yang paling penting, dan
tentara Filipina, keadaan menjadi lebih lentur. jawabannya belum menunjukkan kejelasan. Struktur
Operator JI di Mindanao memilih bekerjasama dengan MILF yang longgar dan di desentralisasi
MILF maupun Kelompok Abu Sayyaf, terkadang memungkinkan pimpinan politik didalamnya
dengan mengadu domba antara yang satu dengan yang menafikkan pengetahuan tentang setiap kegiatan,
lainnya. Meningkatnya secara tajam jumlah maupun termasuk program pelatihan tindak teror, yang
kepiawaian serangan bom di Filipina sejak tahun 2000 diselenggarakan oleh komandan setempat secara
bisa jadi mencerminkan sikap yang lebih agresif perorangan – yang kerap disebut “komando yang
dipihak pimpinan JI di Mindanao dibawah Zulkifli, hilang”. Ada tiga kemungkinan tentang
yang membentuk jaringan luas terdiri dari pelaku kesungguhan pernyataan tersebut, yang semuanya
lapangan asal lokal. Gambaran tersebut dibuat lebih tidak memberikan petunjuk yang menggembirakan
rumit dengan kenyataan bahwa baik MILF maupun untuk mencapai perdamaian abadi. Pertama,
Abu Sayyaf telah menjalin hubungan dengan pimpinan puncak MILF yang tengah melakukan
kelompok asal Indonesia selain JI, karenanya negosiasi dengan pemerintah Filipina benar tidak
ketimbang satu pusat pelatihan yang besar, tampaknya tahu menahu tentang kesepakatan yang terjalin pada
saat ini ada beberapa tempat latihan yang lebih kecil. tingkat lokal dengan kelompok jihad dari Indonesia
Bahkan “pelatihan” bisa berupa satu orang Filipina maupun tempat lain. Jika mereka tidak dapat
yang melatih satu orang Indonesia, atau sebaliknya. mengendalikan pimpinan lokal, maka kemampuan
organisasi tersebut untuk mematuhi setiap
Ada tiga pertanyaan yang penting untuk kesepakatan disangsikan. Kedua, mereka tidak
mengevaluasi hubungan MILF dengan organisasi mengetahui keberadaan program semacam itu, tetapi
teroris saat ini, dan dengan demikian pula mereka pun tidak mencari tahu, dengan menganut
prospek bagi keberhasilan setiap kesepakatan sikap “jangan bertanya, jangan bertutur”.
perdamaian antara MILF dengan pemerintah Kemungkinan ketiga, bahwa setidaknya beberapa
Filipina. petinggi MILF bukan hanya mengetahui keberadaan
program tersebut, bahkan menganggapnya sebagai
Apakah persetujuan menyelenggarakan pelatihan elemen penting dalam strategi mempertahankan
dari pihak pimpinan MILF termasuk menyetujui kapasitas militer dan solidaritas dengan kelompok
tindakan bom ataupun serangan lainnya yang jihad internasional bersamaan dengan negosiasi yang
dengan sengaja menjadikan warga sipil sebagai tengah dijalankan.
sasarannnya? Pada beberapa kasus, ya. Kendati
MILF menyangkal kaitan apapun dengan Mukhlis Belum jelas apakah pemimpin MILF yang baru, Al-
Yunos yang bekerjasama dengan al-Ghozi pada aksi Haj Murad, memiliki kewenangan ataupun
bom Hari Rizal, pernyataan tersebut terdengar keinginan untuk menutup kamp-kamp dimaksud
sumbang. Tidak tercatat adanya pernyataan dari dan membatasi ikatan organisasi tersebut dengan JI
pimpinan MILF yang mengutuk serangan terhadap dan organisasi serupa. Agar kesepakatan
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 33 - - -

perdamaian dapat berjalan, pemerintah Filipina tersebut ketika perundingan berlanjut, pemerintah
perlu memastikan bahwa pimpinan MILF dan MILF harus segera melengkapi dan
setidaknya memiliki komitmen untuk mengakhiri merealisasikan komunike bersama yang dicetuskan
setiap pelatihan keterampilan militer terhadap pada tanggal 6 Mei 2002 (Lampiran D). Untuk itu
pasukan atau perorangan asing dan untuk kepada MILF pemerintah perlu menyampaikan daftar
menjatuhkan sanksi terhadap setiap anggota yang orang yang diduga melakukan tindakan kriminal
ditemukan telah melakukan latihan atau terlibat yang mencari suaka di “wilayah” MILF. Juga
komplotan melakukan tindak kekerasan terhadap diperlukan sebuah Ad Hoc Joint Action Group yang
warga sipil. Perlu ditarik garis yang tegas antara melakukan kerjasama untuk menahan para tersangka.
mereka yang menjalankan upaya proses perdamaian Komunike tersebut hendaknya diperkuat agar secara
dan hirarki MILF, dengan mereka yang berada tersurat memperhatikan para tersangka tindak
diluar proses tersebut serta mungkin tidak lagi kriminal yang berasal dari luar negeri dan hal ini
berkomunikasi dengan hirarki. Adanya anggota harus segera ditindak lanjuti.
MILF “paruh waktu”, peralihan menuju “komando
markas” sejak tahun 2000, serta kematian Salamat Namun demikian, mungkin langkah yang terpenting
Hashim kesemuanya meniadakan kemungkinan yang dapat diambil Manila dalam rangka
tersebut. Tiang sentral proses perdamaian membangun perdamaian yang abadi adalah
seyogyanga terdiri dari formalisasi dan regulasi menjamin penawaran sebuah paket otonomi yang
secara bertahap terhadap sayap militer MILF, layak kepada MILF. Apabila tercapai kesepakatan
sebagai awal integrasi kedalam angkatan bersenjata perdamaian, maka kemampuan Murad untuk
dari sebuah daerah dengan otonomi yang lebih mengikutsertakan dan menyelaraskan para
sempurna. komandannya akan sangat tergantung pada persepsi
mereka bahwa tidak akan terulang kegagalan
Pemerintah Arroyo dapat menunjukkan itikad kesepakatan Jakarta tahun 1996 dengan MNLF.
baiknya dengan memperhatikan kepentingan serupa Otonomi yang sungguh-sungguh dan terlaksana
dari MILF sehubungan dengan pertanggungan penuh bagi kaum Muslim di Filipina merupakan
jawaban. Dewan negosiasi pemerintah perlu syarat mutlak guna mencapai kemenangan jangka
memiliki kesinambungan serta status diplomatik.95 panjang dalam perang terhadap teror di Mindanao.
Dalam rangka persiapan melanjutkan pembicaraan
resmi di Kuala Lumpur, perlu dibentuk dewan Singapore/Brussels, 13 Juli 2004
perdamaian tetap yang bekerja penuh waktu serta
dilengkapi dengan staf yang memadai untuk
berhubungan dan membina konsensus dengan
stakeholder utama pada Konggres Filipina, pihak
militer dan polisi, serta politisi setempat dan
kelompok masyarakat madani. Hal ini supaya proses
perdamaian memiliki daya tahan dan membangun
dasar bagi implementasi yang berkelanjutan terhadap
setiap kesepakatan yang mungkin tercapai.

Dalam jangka pendek, yang penting adalah


mencegah meletusnya konflik seperti yang terjadi
pada tahun 2000 dan 2003. Yang paling besar
kemungkinannya menjadi pemicu adalah timbulnya
kembali tuduhan mengenai kaitan dengan terorisme,
ataupun bahkan keberadaan kaitannya dengan
terorismenya sendiri. Guna memperkecil bahaya

95
Keluhan utama MILF dalam menjalankan negosiasi adalah
kecepatan pergantian lawan bicara mereka dari GRP. Sejak Mei
2003 sudah ada tiga ketua GRP yang pernah memimpin, yakni
Jesus Dureza, Eduardo Ermita dan Silvestre Afable. Tim
pendukung senantiasa silih berganti ketika anggota dewan
mengundurkan diri untuk mengurus prioritas lain.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 34 - - -

LAMPIRAN A

PETA FILIPINA
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 35 - - -

Peta berdasarkan versi asli pada ‘Mindanao on the Mend’, terbitan bersama Anvil Publishing dan Southern
Philippines Center for Arts and Ecology (SPACE).
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 36 - - -

LAMPIRAN B

KRONOLOGI PERISTIWA BOM DAN PERKEMBANGAN TERKAIT DI FILIPINA

2000

1. M/V Our Lady of Mediatrix, Ozamis City, 25 Februari. 39 korban tewas.

27 April: “Perang besar-besaran” dilancarkan terhadap MILF.

2. General Santos City, 3 Mei. Empat bom, tiga korban tewas.

3. SM Megamall, Manila, 21 Mei. Satu korban tewas.

4. General Santos City, 24 Juni. Enam bom, dua korban tewas.

9 Juli: Kamp Abu Bakar Jatuh.

5. Rumah Tinggal Duta Besar Filipina, Jakarta, 1 Agustus. Dua korban tewas.

6. Serangan Hari Rizal, Manila, 30 Desember. Lima bom, 22 korban tewas.

2001

7. Terminal bis di Pagadian, 4 September. Tiga korban tewas.

8. Zamboanga City, 28 Oktober. Lima korban tewas.

2002

15 Januari: Al-Ghozi tertangkap di Manila.

17 Januari: Serangan terhadap kompleks Malagat, General Santos City, berhasil mengungkapkan keberadaan
satu ton bahan peledak, katup peledak, tali peledak, tujuhbelas armalites.

9. Fitmart Store, Tacurong , 4 Maret. Dua korban luka-luka.

19 Maret: pembakaran Kimball Plaza, General Santos City.

31 Maret: pembakaran Koranadal Commercial Centre, General Santos City.

10. Fitmart Store, General Santos City, 21 April. Limabelas korban tewas.

11. Malagutay, Zamboanga City, 2 Oktober. Tiga korban tewas termasuk seorang tentara AS.

12. Terminal bis Kidapawan, 10 Oktober. Sembilan korban tewas.

13. Shop-O-Rama dan Shoppers' Plaza, Zamboanga City, 2 bom, 17 Oktober. Tujuh korban tewas.

14. Balintawak, Quezon City, bom didalam bis, 18 Oktober. Dua korban tewas.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 37 - - -

15. Fort Pilar Shrine, Zamboanga City, 20 Oktober. Satu orang tewas.

16. Datu Piang, 24 Desember. Delapan belas korban tewas termasuk walikota Saudi Ampatuan.

17. Tacurong, 31 Desember. Sembilan korban tewas.

2003

18. Kidapawan, 28 Januari. Satu korban tewas.

11 Februari 2003: Serangan tentara Filipina terhadap Buliok dimulai.

19. Pasar umum Kabacan, 20 Februari. Satu korban tewas.

20. Bandara udara Cotabato City, 20 Februari. Satu korban tewas.

21. Bandara udara Davao City, 4 Maret. 22 korban tewas.

22. Tagum, 4 Maret. Satu orang tewas.

23. Tacurong, 7 Maret. Pelaku bom tewas.

24. Dermaga Sasa, Davao City, 2 April. Enambelas korban tewas.

25. Terminal bis Parang, 5 April. Sembilan korban luka-luka.

26. Koronadal, 10 Mei. Sembilan orang tewas.

17 Mei: Presiden Filipina Gloria Arroyo mengunjungi Washington, D.C.

25 Mei: Mukhlis Yunos tertangkap, Cagayan de Oro City.

27. Koronadal, 10 Juli. Tiga korban tewas.

13 Juli: Salamat Hashim wafat.

14 Juli: Al-Ghoz melarikan diri.

September: Tertangkapnya Zulkifli alias Jul, Sabah, Malaysia.

2 Oktober: Tertangkapnya Taufiq Rifqi, Cotabato City.

12 Oktober: Kematian Al-Ghozi, Pigkawayan, Cotabato.

19 Oktober: Kunjungan Presiden AS George W. Bush ke Manila.

2004

28. Parang, 3 Januari. Lima hingga 22 korban tewas (berbagai laporan berbeda).

29. (Belum ada konfirmasi apakah kebakaran akibat serangan atau kecelakaan) Superferry Fourteen, Manila
Bay, 27 Februari. Kurang lebih 100 korban tewas.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 38 - - -

LAMPIRAN C

PROSES PERDAMAIN GRP-MILF

PEMERINTAHAN MARCOS (Desember 1965-Februari 1986)

23 Desember 1976 Perjanjian Tripoli dengan MNLF

Menetapkan wilayah otonomi yang mencakup tigabelas propinsi di Filipina selatan. Pembicaraan macet akibat
permasalahan plebisit untuk menentukan cakupan territorial.

Februari 1979: Pertemuan di Istana Malacanang dengan wakil MILF Abukhalil Yahya, Omar Pasigan, Zacaria
Candao. Tidak ada kemajuan lagi.

PEMERINTAHAN AQUINO (Februari 1986-Juni 1992)

3 Januari 1987 Kesepakatan Jeddah dengan MNLF

Membangkit kembali perjanjian 1976, berujung dengan Daerah Otonomi di Mindanao Muslim (Autonomous
Region in Muslim Mindanao / ARMM) meliputi empat propinsi yang disepakati dalam plebisit November
1989.

13 Januari 1987: Serangan MILF menanggapi Kesepakatan Jeddah.

16 Januari 1987: Al-Haj Murad bertemu dengan wakil GRP Aquilino Pimentel.

17 Januari 1987: Perjanjian gencatan senjata mengakhiri serangan MILF.

18 Januari 1987: Presiden Corazon Aquino bertemu dengan Murad di Cotabato City.

Tidak ada kemajuan lebih lanjut.

PEMERINTAHAN RAMOS (Juni 1992-Juni 1998)

24 November 1992: Utusan GRP Haydee Yorac bertemu dengan Murad dekat Kamp Abu Bakar.

Desember 1992: MILF membentuk dewan perdamaian, menetapkan butir-butir pembicaraan.

Juli 1993: Salamat Hashim mengumumkan akan menantikan hasil pembicaraan MNLF.

Tidak ada kemajuan hingga 1996.

PERJANIAN TINGKAT LOKAL

3 September 1994: Memorandum Kesepakatan Murad-Rosario Diaz, berkaitan dengan perselisihan sehubungan
proyek irigasi Malitubog-Maridagao ("MalMar") di Carmen, Cotabato. Pasukan MILF menuntut peran keamanan
didaerah itu.

29 Januari 1995: Kesepakatan MalMar.


Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 39 - - -

18 April 1996 Memorandum Kesepahaman MILF-AFP (Narciso Ramos Highway).

2 September 1996 Kesepakatan Jakarta dengan MNLF

Sasarannya pelaksanaan "final" dari Perjanjian Tripoli di empatbelas propinsi melalui proses dua tahap. Nur
Misuari menjadi gubernur ARMM ditengah janji-janji bantuan pembangunan, namun digulingkan pada 2001,
dan kembali bertempur, dia ditahan sejak November 2001. Plebisit memperluas ARMM meliputi lima propinsi
pada 2001, ditunjang dengan bantuan dari United Nations Multi-Donor Trust Fund.

3 Agustus 1996: Pertemuan pertama antara sekretaris eksekutif GRP Ruben Torres dan wakil ketua MILF
Ghazali Jafaar, Davao City.

10 September 1996: Pembentukan Komite Teknis GRP dan MILF (masing-masing sebelas anggota) dan
dewan perdamaian, di Cagayan de Oro. Selanjutnya komite teknis diperluas menjadi duabelas anggota dan
dikelompokkan menjadi Sub komite Penghentian Permusuhan, dan Penetapan Agenda

25 Oktober 1996: General Fortunato Abat, ketua dewan GRP melantik anggota komite.

7 Januari 1997: Jafaar melantik anggota MILF; pertemuan Komite Teknis di Simuay, markas dewan MILF dekat
Cotabato City: pembukaan resmi perundingan tingkat bawah.

16-22 Januari 1997: Pertempuran di Buldon, Maguindanao (Kamp Abu Bakar).

27 Januari 1997: "Interim Cessation of Hostilities in Buldon" (Penghentian Sementara Permusuhan di Buldon).
Ditandatangani di Simuay.

26 Februari 1997: "Administrative Procedures in the Conduct of GRP-MILF Technical Committee Meetings".
(Tata Tertib Administrasi dalam Penyelenggaraan Pertemuan Komite Teknis GRP-MILF). Pembentukan sub
komite, sekretariat (masing-masing enam anggota), petugas penghubung (masing-masing satu), jurubicara
(masing-masing tiga), format rapat, keamanan, kerahasiaan. Ditandatangani di Simuay.

25 Maret 1997: "Composition of the Interim Ceasefire Monitoring Committee and Assigned Tasks and Functions”
(Komposisi Komite Sementara Pemantauan Gencatan Senjata). Pembentukan Komite Sementara Pemantauan
Gencatan Senjata (ICMC) dengan delapan anggota dari masyarakat madani. Ditandatangani di Simuay.

16 Juni 1997: Serangan TENTARA FILIPINA di Rajahmuda

18 Juli 1997: "Agreement for General Cessation of Hostilities" (Perjanjian Penghentian Umum Permusuhan).
Ditandatangani di Cagayan de Oro.

4 September 1997: "Agreement by the GRP and MILF" (Kesepakatan antara GRP dan MILF). Ditandatangani di
Cotabato. GRP harus mundur dari Rajahmuda dalam waktu limabelas hari; pengungsi dihimbau untuk kembali;
Penegakan hukum setempat dengan koordinasi bersama “penghubung khusus” dari MILF.

12 September 1997: "Implementing Administrative Guidelines of the GRP-MILF Agreement on the


General Cessation of Hostilities" (Pelaksanaan Pedoman Administrasi Kesepakatan Penghentian Umum
Permusuhan). Ditandatangani di Cotabato. Pembentukan Komite Koordinasi Penghentian Permusuhan (CCCH),
masing masing enam anggota; Sekretariat bersama CCCH, masing-masing tiga anggota, berbasis di Cotabato;
CCCH bertemu setiap bulan; Komite Penemuan Fakta (Independent Fact Finding Committee / IFFC)
menggantikan ICMC; CCCH akan melakukan verifikasi terhadap lokasi dan posisi kamp MILF; sosialisasi
tuntas kesepakatan kepada seluruh satuan.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 40 - - -

14 November 1997: "Implementing Operational Guidelines of the GRP-MILF Agreement on the General
Cessation of Hostilities" (Pelaksanaan Pedoman Operasional Kesepakatan GRP-MILF tentang Penghentian Umum
Permusuhan). Ditandatangani di Marawi. Menetapkan ketentuan dasar; MILF agar tidak bergerak "diluar
wilayah yang telah ditentukan" tanpa kliring; pengawal keamanan bersenjata agar mendampingi CCCH;
"memberi suaka kepada unsur kriminal atau tanpa mengenal hukum" ditetapkan sebagai "tindakan provokasi
terlarang".

6 Februari 1998: "Agreement to Sustain the Quest for Peace" (Kesepakatan Melanjutkan Upaya Perdamaian).
Ditandatangani di Marawi. GRP agar mundur lima kilometer dari sungai Baganan, Buldon; menyelesaikan
permasalahan kunci setempat dan menghentikan kegiatan penebangan kayu Cotabato Timber Company;
mengoperasikan kantor Pemantauan CCCH Monitoring di Cotabato, dan kantor cabang di Marawi dan tempat
lain; memperluas IFFC; dan pembentukan Tim Gerak Cepat (Quick Response Team / QRT).

11 Maret 1998: "Agreement Creating a Quick Response Team" (Kesepakatan Pembentukan Tim Gerak Cepat).
Ditandatangani di Sultan Kudarat, Maguindanao. QRT terdiri dari tiga ketua dari masyarakat madani, dan tiga
anggota tetap, dan tiga anggota pengganti masing-masing dari GRP dan MILF.

PEMERINTAHAN ESTRADA (Juni 1998-Januari 2001)

27 Agustus 1998 "General Framework of Agreement of Intent between the GRP and the MILF" (Kerangka Umum
Kesepakatan Maksud antara GRP dan MILF). Ditandatangani di Simuay.

17-18 September 1998: Pertemuan pleno Komite Teknis; MILF serahkan daftar tigabelas kamp besar dan 33
kamp kecil sesuai kesepakatan 12 September 1997.

16 Oktober 1998: "A Resolution Creating a Joint Monitoring Contingent to Oversee the Peace Situation in
Upper Minabay, Buldon, Maguindanao" (Ketetapan Pembentukan Kontingen Pemantauan Bersama untuk
Pengawasan Keadaan Perdamaian di Minabay Atas, Buldon, Maguindanao). Ditandatangani di Simuay.

24 Oktober 1998: "A Resolution for the Immediate Cessation of Hostilities at Datu Piang, Shariff Aguak and
Talayan, Maguindanao" (Ketetapan Penghentian Segera Permusuhan di Datu Piang, Shariff Aguak dan
Talayan, Maguindanao). Ditandatangani di Cotabato City.

10 Februari 1999: "First Joint Acknowledgement" (Pengakuan Bersama Pertama). Ditandatangani di Sultan
Kudarat. Pengakuan terhadap Kamp-kamp Abu Bakar dan Busrah sesuai penghentian permusuhan selama
perundingan perdamaian, penugasan CCCH menjadwalkan penentuan perbatasan kamp untuk pertemuan
berikut.

10 Februari 1999: "Agreement to Reaffirm the Pursuit of Peace" (Kesepakatan Penegasan Kembali Upaya
Perdamaian). Ditandatangani di Sultan Kudarat. Pengaktifan CCCH, Penentuan perbatasan kamp untuk
dimulai dalam waktu tujuh hari.

17 Februari 1999: "Joint CCCH Statement" (Pernyataan Bersama CCCH). Ditandatangani di Cotabato City.
Prioritas untuk Kamp-kamp Omar, Badr, Bilal, Rajahmuda, dan Darapanan untuk verifikasi sesuai Ketentuan
V pada kesepakatan 12 September 1997; inspeksi oleh CCCH untuk dimulai segera setelah penentuan
pedoman dan tata tertib identifikasi dan verifikasi.

18 Mei 1999: "Rules and Procedures in the Determination and Verification of the Coverage of Cessation of
Hostilities" (Ketentuan dan Tata Tertib Penentuan dan Verifikasi Peliputan Penghentian Permusuhan).
Ditandatangani di Cotabato City. "Tahap Satu" verifikasi oleh CCCH terhadap Kamp Abu Bakar pada 10 Juni;
Kamp Bilal pada 12 Juni; Kamp Busrah pada 13 Juni; Kamp-kamp Darapanan dan Rajahmuda pada 21 Juni;
Kamp-kamp Omar dan Badr pada 23 Juni. "Tahap Dua" verifikasi terhadap Kamp-kamp Abu Ubaidah dan
Khalid pada 22 Juli; Jabalsur pada 24 Juli; Othman pada 25 Juli dan Salahudin pada 27 Juli.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 41 - - -

2 September 1999: "Agreement on Joint Effort to Pursue a Just, Equitable and Lasting Peace" (Kesepakatan
Bersama Upaya Perdamaian yang Adil dan Abadi). Ditandatangani di Sultan Kudarat. Jadwal pembukaan
pembicaraan resmi, inspeksi, verifikasi dan pengakuan terhadap kamp agar selesai selambatnya 31 Desember.

6 Oktober 1999: "Second Joint Acknowledgement" (Pengakuan Bersama Kedua). Ditandatangani di Sultan
Kudarat. Pengakuan terhadap Kamp-kamp Bilal, Rajahmuda, Darapanan, Omar dan Badr.

6 Oktober 1999: "Agreement Authorizing the GRP-MILF CCCH to relay orders to the military field
commanders of both parties" (Kesepakatan Pemberian Wewenang kepada CCCH GRP-MILF untuk
menyampaikan perintah kepada komandan lapangan militer di kedua belah pihak). Ditandatangani di Sultan
Kudarat. Mewajibkan komandan lapangan militer untuk segera dan secara ketat mengikuti perintah dari
CCCH.

25 Oktober 1999: Peresmian Perundingan Perdamaian di Dawah Centre, Simuay, Sultan Kudarat,
Maguindanao.

17 Desember 1999: "Agreement on the Rules and Procedures on the Conduct of the Formal Peace Talks between the
GRP and MILF Peace Panels" (Kesepakatan tentang Ketentuan dan Tata Tertib Perundingan Resmi Perdamaian
antara Dewan Perdamaian GRP dan MILF). Ditandatangani di Sultan Kudarat. Pembentukan dewan resmi
perdamaian masing-masing beranggotakan enam orang; pedoman dan mandat; tata tertib perundingan oleh dewan,
peliputan media dan ketentuan umum.

12 Januari 2000: "Agreement to cease the fighting along the National Highway from Cotabato City to Isulan,
Sultan Kudarat [province]" (Kesepakatan penghentian pertempuran sepanjang Jalan Raya Nasional dari
Cotabato City hingga Isulan, [propinsi] Sultan Kadarat”. Ditandatangani di Sultan Kudarat. Gencatan senjata
mulai berlaku mulai pukul 6 petang, pemulihan kondisi pra perang (status quo ante bellum), CCCH agar
melakukan verifikasi terhadap pematuhan dan ketegangan yang dilaporkan sepanjang Jalan Raya Nasional di
Lanao del Sur; penguatan kemampuan CCCH dan IFFC.

20 Januari 2000: "Joint Communiqué of First Formal Meeting" (Komunike Bersama tentang Pertemuan Resmi
Pertama). Ditandatangani di Sultan Kudarat.

9 Maret 2000: "GRP-MILF Agreement on Safety and Security Guarantees" (Kesepakatan GRP-MILF tentang
Jaminan Keamanan dan Pertahanan). Jaminan kekebalan terhadap penahanan bagi perunding MILF selama
berlangsungnya pembicaraan perdamaian.

27 April - 9 Juli 2000: "Perang besar-besaran"

PEMERINTAHAN MACAPAGAL-ARROYO (20 Januari 2001-sekarang)

24 Maret 2001: "Agreement on the General Framework for the Resumption of Peace Talks between the GRP
and MILF" (Kesepakatan tentang Kerangka Umum Berlanjutnya Perundingan Perdamaian antara GRP dan MILF),
ditandatangani di Kuala Lumpur. (Kesepakatan Kerangka).

22 Juni 2001: "Agreement on Peace between the GRP and MILF" (Kesepakatan tentang Perdamaian antara GRP
dan MILF), ditandatangani di Tripoli. (Perjanjian Tripoli). Menetapkan agenda tiga butir: aspek keamanan;
aspek kemanusiaan dan rehabilitasi dan pembangunan; aspek wilayah leluhur (hak ulayat).

7 Agustus 2001: "Implementing Guidelines on the Security Aspect of the GRP-MILF Tripoli Agreement on
Peace of 2001" (Pelaksanaan Pedoman Aspek Keamanan dari Perjanjian Tripoli antara GRP-MILF tentang
Perdamaian 2001), ditandatangani di Putrajaya, Malaysia.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 42 - - -

6 Mei 2002: Komunike Bersama tentang Larangan terhadap Tindakan Kriminal, ditandatangani di Cyberjaya,
Malaysia. Seruan pembentukan Kelompok Ad Hoc Aksi Bersama dibawah CCCH (terlampir dalam Lampiran
D).

7 Mei 2002: "Implementing Guidelines on Humanitarian, Rehabilitation and Development Aspect of the GRP-
MILF Tripoli Agreement on Peace" (Pelaksanaan Pedoman Aspek Kemanusiaan, Rehabilitasi dan Pembangunan
dari Perjanjian Tripoli antara GRP-MILF tentang Perdamaian), ditandatangani di Putrajaya. Memberi mandat
kepada Lembaga Pengembangan Bangsamoro (Bangsamoro Development Agency / BDA) untuk mengelola
pembangunan di wilayah MILF.

30 Juni 2002: Pertemuan Bersama CCCH Kelima, Davao City. Pembahasan operasionalisasi AHJAG.

11 Februari 2003: Serangan Buliok oeh TENTARA FILIPINA.

28 Maret 2003: Putaran Pertama Perundingan Penjajakan, Kuala Lumpur. Pembahasan pengunduran dari
Buliok dan penarikan dakwaan tentang Bom Bandara Davao

23 Juni 2003: Putaran Kedua Perundingan Penjajakan, Kuala Lumpur.

19 Juli 2003: Penghentian Permusuhan Secara Timbal Balik (kesepakatan gencatan senjata yang berlaku saat
ini).

6 September 2003: Putaran Ketiga Perundingan Penjajakan, Kuala Lumpur.

2 Desember 2003: Pertemuan bersama CCCH, Davao City. Pembahasan tetap tertundanya operasionalisasi
AHJAG.

7-8 Februari 2004: Pertemuan bersama CCCH kelimabelas, Davao City. Meresmikan Tim Aksi Sementara (I-
ACT) menjelang pengoperasionalisasi AHJAG.

19-20 Februari 2004: Putaran keempat Perundingan Penjajakan, Kuala Lumpur. Kesepakatan mengenai
penugasan Malaysian Advance Party dalam rangka persiapan pengiriman Tim Pemantauan Internasional OIC.

22 Maret 2004: Malaysian Advance Party tiba, mengunjungi kamp-kamp MILF di Mindanao.

3-4 Mei 2004: Pertemuan bersama CCCH Ketujuhbelas, Davao City.

15-16 June 2004: Pertemuan bersama CCCH kedelapanbelas, Davao City. Pembahasan kemungkinan inspeksi oleh
CCCH terhadap Mount Kararao.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 43 - - -

LAMPIRAN D

KOMUNIKE BERSAMA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK FILIPINA DAN FRONT


PEMBEBASAN ISLAM MORO (JOINT COMMUNIQUE BETWEEN THE GOVERNMENT
OF THE REPUBLIC OF THE PHILIPPINES AND THE MORO ISLAMIC LIBERATION
FRONT )

1. Pemerintah Republik Filipina (GRP) dan Front Pembebasan Islam (MILF) sepakat memberlakukan isolasi
dan larangan terhadap semua sindikat kriminal dan kelompok penculikan untuk memperoleh tebusan,
termasuk apa yang dinamakan “komando hilang” yang beroperasi di Mindanao.

2. Kedua belah pihak sepakat bahwa kegiatan yang dilakukan kelompok kriminal tersebut merupakan
hambatan bagi berlangsungnya proses perdamaian, upaya program pembangunan yang efektif, serta
penyampaian pelayanan dasar yang efisien bagi kaum miskin: untuk itu, diperlukan tindakan segera dan
bersama bagi tercapainya keamanan dan perbaikan masyarakat yang terkena dampak.

3. AFP/PNP wajib menyampaikan kepada MILF perintah pemerangan berisi nama dan identitas unsur
kriminal sebagaimana digariskan dalam Pelaksanaan Pedoman Aspek Keamanan dari Kesepakatan
Perdamaian Tahun 2001 antara GRP-MILF yang diduga bersembunyi didalam wilayah/lingkungan MILF.

4. MILF dan GRP wajib membentuk Kelompok Ad Hoc Aksi Bersama melawan unsur kriminal guna
mencari dan menahan unsur kriminal tersebut. Kelompok tersebut akan beroperasi bergandengan dengan
Komite Koordinasi Penghentian Permusuhan (CCCH) masing-masing.

5. Sistim koordinasi cepat akan dibentuk oleh Kelompok Ad Hoc Aksi Bersama GRP-MILF untuk
meningkatkan hubungan komunikasi dan kerja diantara mereka dalam rangka keberhasilan penahanan atau
penangkapan unsur kriminal sesuai kesepakatan ini dengan ketentuan unsur kriminal yang beroperasi
diluar wilayah/lingkungan MILF dianggap berada diluar cakupan proses perdamaian.

6. MILF wajib mencegah masuknya unsur kriminal kedalam wilayah/lingkungan MILF. MILF dapat
mengajukan permintaan bantuan dari AFP atau PNP dalam penyelenggaraan operasi terhadap unsur
kriminal yang berada didalam wilayah/lingkungan MILF.

7. Kesepakatan tersebut wajib di tegakkan oleh MILF dan GRP melalui Komite Koordinasi Penghentian
Permusuhan (CCCH) masing-masing. .

MILF dan GRP menyatakan kepatuhan yang sungguh-sungguh terhadap implementasi dari
kesepakatan ini, termasuk kesepakatan perdamain lain yang berlaku, agar perundingan perdamaian
terhadap berbagai permasalahan materiil dapat berlangsung menuju perdamaian yang adil dan abadi
di Mindanao.

Ditandatangani pada hari ini tangal 6 Mei 2002 di Cyberjaya.


Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 44 - - -

APPENDIX E

ABOUT THE INTERNATIONAL CRISIS GROUP

The International Crisis Group (ICG) is an independent, Sierra Leone, Somalia, Sudan, Uganda and Zimbabwe; in
non-profit, multinational organisation, with over 100 Asia, Afghanistan, Kashmir, Kazakhstan, Kyrgyzstan,
staff members on five continents, working through Indonesia, Myanmar/Burma, Nepal, Pakistan, Tajikistan,
field-based analysis and high-level advocacy to prevent Turkmenistan and Uzbekistan; in Europe, Albania,
and resolve deadly conflict. Armenia, Azerbaijan, Bosnia and Herzegovina, Georgia,
Kosovo, Macedonia, Moldova, Montenegro and Serbia; in
ICG's approach is grounded in field research. Teams of the Middle East, the whole region from North Africa to
political analysts are located within or close by countries at Iran; and in Latin America, Colombia and the Andean
risk of outbreak, escalation or recurrence of violent region.
conflict. Based on information and assessments from the
field, ICG produces regular analytical reports containing ICG raises funds from governments, charitable
practical recommendations targeted at key international foundations, companies and individual donors. The
decision-takers. ICG also publishes CrisisWatch, a 12-page following governmental departments and agencies
monthly bulletin, providing a succinct regular update on currently provide funding: the Australian Agency for
the state of play in all the most significant situations of International Development, the Austrian Federal
conflict or potential conflict around the world. Ministry of Foreign Affairs, the Canadian Department of
Foreign Affairs and International Trade, the Canadian
ICG's reports and briefing papers are distributed widely by International Development Agency, the Dutch Ministry of
email and printed copy to officials in foreign ministries Foreign Affairs, the Finnish Ministry of Foreign
and international organisations and made generally Affairs, the French Ministry of Foreign Affairs, the
available at the same time via the organisation's Internet German Foreign Office, the Irish Department of Foreign
site, www.icg.org. ICG works closely with governments Affairs, the Japanese International Cooperation Agency,
and those who influence them, including the media, to the Luxembourgian Ministry of Foreign Affairs, the
highlight its crisis analyses and to generate support for its New Zealand Agency for International Development,
policy prescriptions. the Republic of China Ministry of Foreign Affairs
(Taiwan), the Royal Danish Ministry of Foreign Affairs,
The ICG Board -- which includes prominent figures from the Royal Norwegian Ministry of Foreign Affairs, the
the fields of politics, diplomacy, business and the media -- Swedish Ministry for Foreign Affairs, the Swiss Federal
is directly involved in helping to bring ICG reports and Department of Foreign Affairs, the Turkish Ministry of
recommendations to the attention of senior policy-makers Foreign Affairs, the United Kingdom Foreign and
around the world. ICG is chaired by former Finnish Commonwealth Office, the United Kingdom
President Martti Ahtisaari; and its President and Chief Department for International Development, the U.S.
Executive since January 2000 has been former Australian Agency for International Development.
Foreign Minister Gareth Evans.
Foundation and private sector donors include Atlantic
ICG's international headquarters are in Brussels, with Philanthropies, Carnegie Corporation of New York, Ford
advocacy offices in Washington DC, New York, Foundation, Bill & Melinda Gates Foundation, William &
London and Moscow. The organisation currently Flora Hewlett Foundation, Henry Luce Foundation Inc.,
operates seventeen field offices (in Amman, Belgrade, John D. & Catherine T. MacArthur Foundation, John
Bogotá, Cairo, Dakar, Dushanbe, Islamabad, Jakarta, Merck Fund, Charles Stewart Mott Foundation, Open
Kabul, Nairobi, Osh, Pretoria, Pristina, Quito, Sarajevo, Society Institute, Ploughshares Fund, Sigrid Rausing Trust,
Skopje and Tbilisi) with analysts working in over 40 Sasakawa Peace Foundation, Sarlo Foundation of the
crisis-affected countries and territories across four Jewish Community Endowment Fund, the United States
continents. In Africa, those countries include Angola, Institute of Peace and the Fundação Oriente.
Burundi, Côte d'Ivoire, Democratic Republic of the
July 2004
Congo, Eritrea, Ethiopia, Guinea, Liberia, Rwanda,

Further information about ICG can be obtained from our website: www.icg.org
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 45 - - -

APPENDIX F

ICG REPORTS AND BRIEFING PAPERS ON ASIA SINCE 2001

ASIA Nepal: Dangerous Plans for Village Militias, Asia Briefing,


17 February 2004
AFGHANISTAN/SOUTH ASIA
CENTRAL ASIA
Afghanistan and Central Asia: Priorities for Reconstruction
Islamist Mobilisation and Regional Security, Asia Report
and Development, Asia Report N°26, 27 November 2001
N°14, 1 March 2001 (also available in Russian)
Pakistan: The Dangers of Conventional Wisdom, Pakistan
Incubators of Conflict: Central Asia's Lokalised Poverty
Briefing, 12 March 2002
and Social Unrest, Asia Report N°16, 8 June 2001 (also
Securing Afghanistan: The Need for More International available in Russian)
Action, Afghanistan Briefing, 15 March 2002
Central Asia: Fault Lines in the New Security Map, Asia
The Loya Jirga: One Small Step Forward? Afghanistan & Report N°20, 4 July 2001 (also available in Russian)
Pakistan Briefing, 16 May 2002
Uzbekistan at Ten -- Repression and Instability, Asia Report
Kashmir: Confrontation and Miscalculation, Asia Report N°21, 21 August 2001 (also available in Russian)
N°35, 11 July 2002
Kyrgyzstan at Ten: Trouble in the "Island of Democracy",
Pakistan: Madrasas, Extremism and the Military, Asia Report Asia Report N°22, 28 August 2001 (also available in Russian)
N°36, 29 July 2002
Central Asian Perspectives on the 11 September and the
The Afghan Transitional Administration: Prospects and Afghan Crisis, Central Asia Briefing, 28 September 2001
Perils, Afghanistan Briefing, 30 July 2002 (also available in French and Russian)
Pakistan: Transition to Democracy? Asia Report N°40, 3 Central Asia: Drugs and Conflict, Asia Report N°25, 26
October 2002 November 2001 (also available in Russian)
Kashmir: The View From Srinagar, Asia Report N°41, 21 Afghanistan and Central Asia: Priorities for Reconstruction
November 2002 and Development, Asia Report N°26, 27 November 2001
Afghanistan: Judicial Reform and Transitional Justice, (also available in Russian)
Asia Report N°45, 28 January 2003 Tajikistan: An Uncertain Peace, Asia Report N°30, 24
Afghanistan: Women and Reconstruction, Asia Report December 2001 (also available in Russian)
N°48. 14 March 2003 The IMU and the Hizb-ut-Tahrir: Implications of the
Pakistan: The Mullahs and the Military, Asia Report N°49, Afghanistan Campaign, Central Asia Briefing, 30 January 2002
20 March 2003 (also available in Russian)
Nepal Backgrounder: Ceasefire -- Soft Landing or Strategic Central Asia: Border Disputes and Conflict Potential, Asia
Pause?, Asia Report N°50, 10 April 2003 Report N°33, 4 April 2002
Afghanistan's Flawed Constitutional Process, Asia Report Central Asia: Water and Conflict, Asia Report N°34, 30 May
N°56, 12 June 2003 2002
Nepal: Obstacles to Peace, Asia Report N°57, 17 June 2003 Kyrgyzstan's Political Crisis: An Exit Strategy, Asia Report
Afghanistan: The Problem of Pashtun Alienation, Asia N°37, 20 August 2002
Report N°62, 5 August 2003 The OSCE in Central Asia: A New Strategy, Asia Report
Peacebuilding in Afghanistan, Asia Report N°64, 29 September N°38, 11 September 2002
2003 Central Asia: The Politics of Police Reform, Asia Report N°42,
Disarmament and Reintegration in Afghanistan, Asia 10 December 2002
Report N°65, 30 September 2003 Cracks in the Marble: Turkmenistan's Failing Dictatorship,
Nepal: Back to the Gun, Asia Briefing, 22 October 2003 Asia Report N°44, 17 January 2003
Kashmir: The View from Islamabad, Asia Report N°68, 4 Uzbekistan's Reform Program: Illusion or Reality?, Asia
December 2003 Report N°46, 18 February 2003 (also available in Russian)
Kashmir: The View from New Delhi, Asia Report N°69, 4 Tajikistan: A Roadmap for Development, Asia Report N°51,
December 2003 24 April 2003
Kashmir: Learning from the Past, Asia Report N°70, 4 Central Asia: Last Chance for Change, Asia Briefing, 29
December 2003 April 2003
Afghanistan: The Constitutional Loya Jirga, Afghanistan Radical Islam in Central Asia: Responding to Hizb ut-Tahrir,
Briefing, 12 December 2003 Asia Report N°58, 30 June 2003
Unfulfilled Promises: Pakistan's Failure to Tackle Extremism, Central Asia: Islam and the State, Asia Report N°59, 10 July
Asia Report N°73, 16 January 2004 2003
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 46 - - -

Youth in Central Asia: Losing the New Generation, Asia Dividing Papua: How Not to Do It, Asia Briefing, 9 April
Report N°66, 31 October 2003 2003 (also available in Indonesian)
Is Radical Islam Inevitable in Central Asia? Priorities for Aceh: Why the Military Option Still Won't Work, Indonesia
Engagement, Asia Report N°72, 22 December 2003 Briefing, 9 May 2003 (also available in Indonesian)
The Failure of Reform in Uzbekistan: Ways Forward for the Indonesia: Managing Decentralisation and Conflict in
International Community, Asia Report N°76, 11 March 2004 South Sulawesi, Asia Report N°60, 18 July 2003
Aceh: How Not to Win Hearts and Minds, Indonesia
INDONESIA Briefing, 23 July 2003
Indonesia: Impunity versus Accountability for Gross Human Jemaah Islamiyah in South East Asia: Damaged but Still
Rights Violations, Asia Report N°12, 2 February 2001 Dangerous, Asia Report N°63, 26 August 2003
Indonesia: National Police Reform, Asia Report N°13, 20 The Perils of Private Security in Indonesia: Guards and
February 2001 (also available in Indonesian) Militias on Bali and Lombok, Asia Report N°67, 7
November 2003
Indonesia's Presidential Crisis, Indonesia Briefing, 21 February
2001 Indonesia Backgrounder: A Guide to the 2004 Elections, Asia
Report N°71, 18 December 2003
Bad Debt: The Politics of Financial Reform in Indonesia,
Asia Report N°15, 13 March 2001 Indonesia Backgrounder: Jihad in Central Sulawesi, Asia
Report N°74, 3 February 2004
Indonesia's Presidential Crisis: The Second Round, Indonesia
Briefing, 21 May 2001
MYANMAR
Aceh: Why Military Force Won't Bring Lasting Peace, Asia
Report N°17, 12 June 2001 (also available in Indonesian) Myanmar: The Role of Civil Society, Asia Report N°27, 6
Aceh: Can Autonomy Stem the Conflict? Asia Report N°18, December 2001
27 June 2001 Myanmar: The Military Regime's View of the World, Asia
Communal Violence in Indonesia: Lessons from Kalimantan, Report N°28, 7 December 2001
Asia Report N°19, 27 June 2001 Myanmar: The Politics of Humanitarian Aid, Asia Report
Indonesian-U.S. Military Ties, Indonesia Briefing, 18 July 2001 N°32, 2 April 2002
The Megawati Presidency, Indonesia Briefing, 10 September Myanmar: The HIV/AIDS Crisis, Myanmar Briefing, 2 April
2001 2002
Indonesia: Ending Repression in Irian Jaya, Asia Report Myanmar: The Future of the Armed Forces, Asia Briefing, 27
N°23, 20 September 2001 September 2002
Indonesia: Violence and Radical Muslims, Indonesia Briefing, Myanmar Backgrounder: Ethnic Minority Politics, Asia
10 October 2001 Report N°52, 7 May 2003
Indonesia: Next Steps in Military Reform, Asia Report N°24, Myanmar: Sanctions, Engagement or Another Way
11 October 2001 Forward? Asia Report Nº78, 28 May 2004
Indonesia: Natural Resources and Law Enforcement, Asia TAIWAN STRAIT
Report N°29, 20 December 2001 (also available in Indonesian)
Indonesia: The Search for Peace in Maluku, Asia Report Taiwan Strait I: What's Left of "One China"?, Asia Report
N°31, 8 February 2002 N°53, 6 June 2003
Aceh: Slim Chance for Peace, Indonesia Briefing, 27 March 2002 Taiwan Strait II: The Risk of War, Asia Report N°54, 6 June
Indonesia: The Implications of the Timor Trials, Indonesia 2003
Briefing, 8 May 2002 Taiwan Strait III: The Chance of Peace, Asia Report N°55,
Resuming U.S.-Indonesia Military Ties, Indonesia Briefing, 6 June 2003
21 May 2002 Taiwan Strait IV: How an Ultimate Political Settlement Might
Al-Qaeda in Southeast Asia: The case of the "Ngruki Look, Asia Report N°75, 26 February 2004
Network" in Indonesia, Indonesia Briefing, 8 August 2002
NORTH KOREA
Indonesia: Resources and Conflict in Papua, Asia Report
N°39, 13 September 2002 North Korea: A Phased Negotiation Strategy, Asia Report
Tensions on Flores: Lokal Symptoms of National Problems, N°61, 1 August 2003
Indonesia Briefing, 10 October 2002
Impact of the Bali Bombings, Indonesia Briefing, 24 October
2002
OTHER REPORTS AND BRIEFING PAPERS
Indonesia Backgrounder: How the Jemaah Islamiyah For ICG reports and briefing papers on:
Terorist Network Operates, Asia Report N°43, 11 December • Africa
2002 (also available in Indonesian) • Europe
Aceh: A Fragile Peace, Asia Report N°47, 27 February 2003 • Latin America
(also available in Indonesian) • Middle East and North Africa
• Issues
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 47 - - -

• CrisisWatch
Please visit our website www.icg.org
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 48 - - -

APPENDIX G

ICG BOARD OF TRUSTEES

Martti Ahtisaari, Chairman Bronislaw Geremek


Former President of Finland Former Minister of Foreign Affairs, Poland
Maria Livanos Cattaui, Vice-Chairman I.K.Gujral
Secretary-General, International Chamber of Commerce Former Prime Minister of India
Stephen Solarz, Vice-Chairman Carla Hills
Former U.S. Congressman Former U.S. Secretary of Housing; former U.S. Trade
Representative
Gareth Evans, President & CEO Lena Hjelm-Wallén
Former Foreign Minister of Australia Former Deputy Prime Minister and Foreign Affairs Minister,
Sweden

Morton Abramowitz James C.F. Huang


Deputy Secretary General to the President, Taiwan
Former U.S. Assistant Secretary of State and Ambassador to
Turkey Swanee Hunt
Founder and Chair of Women Waging Peace; former U.S.
Adnan Abu-Odeh
Ambassador to Austria
Former Political Adviser to King Abdullah II and to King
Hussein; former Jordan Permanent Representative to UN Asma Jahangir
UN Special Rapporteur on Extrajudicial, Summary or Arbitrary
Kenneth Adelman
Executions, former Chair Human Rights Commission of Pakistan
Former U.S. Ambassador and Director of the Arms Control and
Disarmament Agency Ellen Johnson Sirleaf
Senior Advisor, Modern Africa Fund Managers; former Liberian
Ersin Arioglu
Minister of Finance and Director of UNDP Regional Bureau for
Member of Parliament, Turkey; Honorary Chairman, Yapi Merkezi Africa
Group
Shiv Vikram Khemka
Emma Bonino
Founder and Executive Director (Russia) of SUN Group, India
Member of European Parliament; former European Commissioner
Bethuel Kiplagat
Zbigniew Brzezinski
Former Permanent Secretary, Ministry of Foreign Affairs, Kenya
Former U.S. National Security Advisor to the President
Wim Kok
Cheryl Carolus
Former Prime Minister, Netherlands
Former South African High Commissioner to the UK; former
Secretary General of the ANC Trifun Kostovski
Member of Parliament, Macedonia; founder of Kometal Trade
Victor Chu
Gmbh
Chairman, First Eastern Investment Group, Hong Kong
Elliott F. Kulick
Wesley Clark
Chairman, Pegasus International, U.S.
Former NATO Supreme Allied Commander, Europe
Joanne Leedom-Ackerman
Pat Cox
Novelist and journalist, U.S.
Former President of European Parliament
Todung Mulya Lubis
Ruth Dreifuss
Human rights lawyer and author, Indonesia
Former President, Switzerland
Barbara McDougall
Uffe Ellemann-Jensen
Former Secretary of State for External Affairs, Canada
Former Minister of Foreign Affairs, Denmark
Ayo Obe
Mark Eyskens
President, Civil Liberties Organisation, Nigeria
Former Prime Minister of Belgium Journalist and author, France
Stanley Fischer Christine Ockrent
Vice Chairman, Citigroup Inc.; former First Deputy Managing Journalist and author, France
Director of International Monetary Fund
Friedbert Pflüger
Yoichi Funabashi Foreign Policy Spokesman of the CDU/CSU Parliamentary
Chief Diplomatic Correspondent & Columnist, The Asahi Group in the German Bundestag
Shimbun, Japan
Victor M Pinchuk
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 49 - - -

Member of Parliament, Ukraine; founder of Interpipe Scientific Surin Pitsuwan


and Industrial Production Group Former Minister of Foreign Affairs, Thailand
Itamar Rabinovich
President of Tel Aviv University; former Israeli Ambassador to the
U.S. and Chief Negotiator with Syria
Fidel V. Ramos
Former President of the Philippines
George Robertson
Former Secretary General of NATO; former Defence Secretary,
UK
Mohamed Sahnoun
Special Adviser to the United Nations Secretary-General on Africa
Ghassan Salamé
Former Minister Lebanon, Professor of International Relations,
Paris
Salim A. Salim
Former Prime Minister of Tanzania; former Secretary General of
the Organisation of African Unity
Douglas Schoen
Founding Partner of Penn, Schoen & Berland Associates, U.S.
Southern Philippines Backgrounder: Terorism and the Peace Process
ICG Asia Report N°80, 13 July 2004 page 50 - - -

William Shawcross Chairman Emeritus, The Boston Globe, U.S.


Journalist and author, UK Grigory Yavlinsky
George Soros Chairman of Yabloko Party and its Duma faction, Russia
Chairman, Open Society Institute Uta Zapf
Pär Stenbäck Chairperson of the German Bundestag Subcommittee on
Former Minister of Foreign Affairs, Finland Disarmament, Arms Control and Non-proliferation

Thorvald Stoltenberg Ernesto Zedillo


Former Minister of Foreign Affairs, Norway Former President of Mexico; Director, Yale Center for the Study
of Globalization
William O. Taylor
INTERNATIONAL ADVISORY BOARD
ICG's International Advisory Board comprises major individual and corporate donors who contribute their advice and experience
to ICG on a regular basis.

Rita E. Hauser (Chair)

Marc Abramowitz George Kellner Jay T. Snyder


Allen & Co. George Loening Tilleke & Gibbins
International LTD
Anglo American PLC Douglas Makepeace
Stanley Weiss
Michael J. Berland Richard Medley
Westfield Limited
John Chapman Chester Medley Global Advisors
John C. Whitehead
Anna Luisa Ponti
Peter Corcoran
Yasuyo Yamazaki
Quantm
John Ehara Sunny Yoon
George Sarlo
JP Morgan Global Foreign
Exchange and Commodities

SENIOR ADVISERS
ICG's Senior Advisers are former Board Members (not presently holding executive office) who maintain an association with
ICG, and whose advice and support are called on from time to time.

Zainab Bangura Malcolm Fraser Matt McHugh Volker Ruehe


Christoph Bertram Marianne Heiberg George J. Mitchell Michael Sohlman
Eugene Chien Max Jakobson Mo Mowlam Leo Tindemans
Gianfranco Dell'Alba Mong Joon Chung Cyril Ramaphosa Shirley Williams
Alain Destexhe Allan J. MacEachen Michel Rocard As of July 2004

Anda mungkin juga menyukai