Oleh :
NAMA : ANTONIUS KOTANON
NIM : 20170311054048
JURUSAN : ILMU POLITIK
PRODI : HUBUNGAN INTERNASIONAL
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2022
BAB I BAB II
. BAB III BAB IV
PENDAHULUA GAMBARAN
PEMBAHASAN PENUTUP
N UMUM
3. Konsep terorisme
. BAB II
GAMBARAN UMUM
Kelompok terorisme
di Filipina
Wilayah filipina selatan di pulau sulu berbatasan langsung dengan laut sulawesi
Indonesia maka sering terjadi pembajakan, penculikan dan penyanderaan Abu sayyaf
terhadap warga Indonesia. Berikut ini daftar penculikan pambjakan WNI.
Pada tahun 2002 penculikan WNI dengan membawa kapal Lebroy 179 berbendera
Indonesia sedang berlayar dari Indonesia ke Kota Cebu dengan membawa 4 anak
buah kapal dibajak oleh abu sayyaf
Pada Desember 2004, 9 WNI yang menjadi awak kapal tunda Christian, diculik di
Laut Sulu.
Pada 24 Maret 2016, 10 ABK kapal tunda Brahma 12 dibajak di Laut Sulu
Pada 15 April 2016, 4 awak kapal tunda Henry dan tongkang Christy disergap dan
disandera ketika berlayar pulang dari San Fernando, Cebu, menuju Tarakan
Pada 20 Juni 2016, 7 WNI yang bekerja sebagai awak kapal tunda Charles 001
dibajak dan disandera oleh kelompok Abu Sayyaf dan sempalannya, secara terpisah,
yakni Kelompok Al-Habsyi.
Kemudian pada 24 Juni 2016, 7 ABK kapal tunda Charles 001 diserang dan
disandera saat berlayar melintasi perairan antara Pulau Sulu dan Pulau Basilan
•. BAB III
Upaya Pemerintah
Indonesia dalam PEMBAHASAN
Menangani Kasus
Penyanderaan WNI
oleh Kelompok
Teroris Abu Sayyaf