Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas SPI Kawasan Asia Tenggara Kontemporer
Disusun Oleh :
Galih Prasetio
JAKARTA
2014
A. Pendahuluan
2
B. Sejarah Awal Konflik di Filipina
Hal yang paling krusial adalah yang menyangkut dengan agama, konflik di
Filipina dimulai dengan kolonisasi yang dilakukan oleh orang Arab dan kemudian
oleh kristen Spanyol yang mana perbedaan kedua agama tersebut hingga sekarang
masih berkompetisi untuk merebutkan perhatian penduduk pribumi. Orang-orang
arab Islam bergeser ke selatan Filipina ketika orang-orang kristen Spanyol
menduduki utara Filipina. Cesar A Majul berkesimpulan bahwa konflik yang
terjadi di Filipina merupakan konflik agama sejak masa kolonialisme Spanyol.
1
Cesar A. Majul, “Dinamika Islam Filipina”, Terj-, Jakarta: LP3ES, 1989. Hlm. 9
2
Ibid
3
(MILF) dan yang paling belakangan adalah Abu Sayyaf yang terbentuk pada
tahun 1989.3 Ketiga kelompok gerakan ini memiliki tujuan yang sama yakni ingin
mendirikan sebuah Negara teokrasi Islam di Mindanao Filipina Selatan dan
pembangunan ekonomi di wilayah mereka.4
1. Ideologi Gerakan
Abu Sayyaf adalah suatu gerakan yang bersifat radikal, dimana gerakan ini
selalu mengunakan kekerasan dalam setiap aksinya. Gerakan Abu Sayyaf di
Filipina ini telah sangat meresahkan warga Filipina dengan aksi-aksi pengeboman,
penculikan dan pengeksekusian terhadap sandera. Gerakan Abu Sayyaf ini telah
mengarah ke taraf terorisme.
3
Garnijanto Bambang Wahjudi, “Kerjasama Regional ASEAN Menghadapi Isu Terorisme
Internasional (Penaganan Aksi Teroisme Internasional di Filipinai Bagian Selatan Oleh ASEAN
Tahun 2000 dan 2001)”, Tesis: Fakultas Ilmu Sosila dan Politik Program Pascasarjana Universitas
Indonesia. 2003. Hlm. 64
4
Ibid. hlm. 81
5
Zachary Abuza, “Balik Terorism: The Retrun of Abu Sayyaf”, Carlisle: Strategic Studies
Institute, 2005. Hlm. 2
4
Kelompok Abu Sayyaf pertama muncul pada tahun 1989 dibawah
kepemimpinan Abubakar Janjalani, anak seorang ulama di Basilan, dia belajar di
sebuah Universitas Islam di Arab Saudi, lulus pada tahun 1981 sebelumnya
belajar hukum Islam di Ummu l-Qura di Mekkah selama 3 tahun. Pada tahun
1984 dia kembali ke Basilan dan Zamboanga untuk berkhutbah. Pada 1987 dia
mengunjungi Libya dan kemudian melanjutkan bersama Mujahiddin dan
melawan Soviet selama beberapa tahun di Afghanistan.
Abu Sayyaf menurut Prof. Zulkifli Wadi dari Universitas Filipina, adalah
salah satu kelompok fundamentalis yang paling aktif di Filipina saat ini.
Kelompok tersebut dibentuk di awal era 1990an, oleh sekelompok kecil ulama
yang pernah dilatih di Timur Tengah. Umumnya, usaha revolusioner Abu Sayyaf
tersebar secara geografis di area Sulu Basilan, Zamboanga city dan daratan utama
Mindanao. Gerakan ini bertujuan untuk memperkuat keimanan Islam di Filipina
Selatan, mengeliminir tekanan dan mendirikan pemerintahan yang melaksanakan
syariah.6 Strateginya melalui dua arah: membangun basis komunal dan militer
sebagai pusat jaringan dakwah dan pelatihan militer, dan menciptakan kekuatan
masyarakat kota bergerak untuk perang gerilya.7
Janjalani, pendiri gerakan ini sangat terpengaruh oleh ajaran Imam Syafi’i
mengenai jihad, ia juga terinspirasi oleh ajaran Said Sabiq, ulama kontemporer
Makkah. Janjalani berpendapat bahwa jihad qital (perang melawan musuh)
adalah sebagai cara untuk mengeliminir tekanan di Mindanao. Janjalani juga
pernah mengeluarkan fatwa bahwa jihad (dalam pengertian sempit, melawan
musuh) adalah fadhu ‘ain.
2. Perekrutan Anggota
Pada awalnya perekrutan anggota dari gerakan Abu Sayyaf diambil dari
para pemuda Muslim yang tidak sejalan dengan kebijakan MNLF. Pada awal
pembentukannya, kelompok ini hanya berkisar 500 orang. Walupun hanya sedikit
tetapi gerakan ini berhasil membuat resah pemerintah Filipina dengan melakukan
6
S. Yunanto, et.al. Gerakan Militan Islam di Indonesia dan Asia Tenggara. Jakarta: The
Ridep Institute dan Friedrich Ebert Stiftung. 2003 hlm. 218
7
Ibid.
5
penculikan, pemboman dan pembunuhan orang-orang Kristen lokal maupun
Asing. Menurut data pada tahun 2005, kelompok ini diperkirakan ada sekitar
200-300 anggota di bawah kepemimpina Khadafi Janjalani. Menurut Eusoquito P.
Manalo, berargumen bahwa, “anggota kelompok Abu Sayyaf telah direkrut
terbatas pada sebuah komunitas tertentu oleh kelompok etnik dan keluarga dimana
koordinasi internal yang telah difasilitasi oleh kepercayaan.” Hal ini membuat
pengkelompokan yang sebenarnya mustahil dimasuki oleh agen pemerintah.
Saat penyanderaan ini berlangsung, pada bulan April 2000 anggota Abu
Sayyaf lainya melakukan operasi penyebrangan dari wilayah Negara Filipina
bagian selatan menuju resort pulau wisata pulau Sipadan di wilayah Negara
8
Moeflich Hasbullah ed., Asia Tenggara konsentrasi Baru Kebangkitan Islam, hlm.242
9
Garnijanto Bambang Wahjudi, “Kerjasama Regional ASEAN Menghadapi Isu Terorisme
Internasional (Penaganan Aksi Teroisme Internasional di Filipinai Bagian Selatan Oleh ASEAN
Tahun 2000 dan 2001)”
6
Malaysia. Di daerah ini mereka menculik 21 orang berkebangsaan Asing terdiri
dari 9 orang Malaysia, 3 orang Jerman, 2 orang Perancis, 2 Orang Afrika Selatan,
2 Orang Finlandia, 1 Waniata Libanon, 2 orang Filipina, seluruh korban
penculikan ini dibawa ke camp Abu Sayyaf di Tawi-Tawi untuk disandera
kemudian dipindah ke Jolo.
7
Kemudian bulan Maret 2003 satu orang ABK Indonesia Zulkifli berhasil
menyelamatkan diri dan melaporkan bahwa satu ABK Indonesia lainnya yaitu
Muntu Jacobus Winowatan diperkirakan telah meninggal dunia tertembak dalam
operasi penyelamatan militer Filipina bulan Februari 2003. Sandera ABK
Indonesia terakhir Lerrech berhasil melarikan diri dari tahanan Abu Sayyaf
tanggal 11 April 2003.10
E. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Abuza, Zachary, “Balik Terorism: The Retrun of Abu Sayyaf”, Carlisle: Strategic
Studies Institute, 2005.
10
“Warga RI Lolos dari Abu Sayyaf”, Kompas, Jakarta, Sabtu 12 April 2003.
8
Bambang Wahjudi, Garnijanto, “Kerjasama Regional ASEAN Menghadapi Isu
Terorisme Internasional (Penaganan Aksi Teroisme Internasional di Filipinai
Bagian Selatan Oleh ASEAN Tahun 2000 dan 2001)”, Tesis: Fakultas Ilmu Sosila
dan Politik Program Pascasarjana Universitas Indonesia. 2003