Nasionalisme Elit di Asia Tenggara: Studi Kasus Pengaruh Gerakan Liga Filipina 1892
Terhadap Pergerakan Kemerdekaan Filipina
MAKALAH
Disusun oleh:
Angga Lesmana
DEPOK
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Perjuangan persatuan bangsa, terutama di kawasan Asia Tenggara tidak bisa dipisahkan dari
berbagai peristiwa penting untuk mempererat rasa kebangsaan dari negara tersebut. Kawasan Asia
Tenggara, sebagian besar wilayahnya yang saat ini terdiri atas berbagai negara tidak dapat dipisahkan
dari sejarah kolonialisme dan imperialisme yang dilakukan oleh Bangsa Barat di kawasan ini.
Kolonialisme yang terjadi dilakukan mulai dari negara-negara Eropa, Amerika, hingga negara lain
yang berasal dari lingkungan Asia seperti Jepang pun pernah dialami oleh berbagai negara di kawasan
Asia Tenggara. Otto Bauer berpendapat mengenai rasa kebangsaan di kawasan Asia Tenggara yang
dilihat olehnya terbentuk atas pengalaman-pengalaman bersama (dalam hal ini rasa penderitaan oleh
penjajahan).1 Kemudian atas dasar hal itulah kemudian mudah untuk menyimpulkan bahwa salah satu
manfaat positif dari kolonialisme dan imperialism yang ratarata terjadi di seluruh kawasan Asia
Tenggara menimbulkan rasa nasionalisme yang kuat kepada masyarakat di masing-masing negara
jajahan.
Dalam makalah ini kami akan mengambil contoh negara Filipina. Awal mula masuk
penjajahan di Filipina dimulai dari Bangsa Spanyol melakukan ekspedisi pelayaran hingga sampai di
pulau Filipina. Penjelajah Spanyol Ferdinand Magelhaens menjadi orang pertama yang memimpin
ekspedisi mengelilingi dunia pada tahun 1522.3 Spanyol memiliki misi dan tujuan untuk daerah untuk
setiap daerah yang disinggahinya. Misi tersebut diungkapkan bahwa dua motif penjelajahan Spanyol
ke Filipina, yaitu misi untuk menyebarkan agama dan membuka pos perdagangan baru juga
1
Otto Bauer dalam Yudi Latif, Negara Paripurna: Historitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2011), hlm. xxiii
2
James G. Kellas, The Politics of Nationalism and Ethnicity, (New York: Palgrave Macmillan, 1998), hlm. 4
3
Allen & Uwin, Focus on South East Asia. Singapore: KHL Printing, 1997, hlm. 100.
memperluas perdagangan ke Asia.4 Penjelajahan Spanyol di Filipina berlangsung kurang lebih 377
tahun dan merupakan era kristenisasi bangsa Filipina pada masa itu. Hampir semua pulau di Filipina
di kristenkan kecuali pulau Mindanao. Penjajahan Spanyol diakhiri dengan kalahnya bangsa Spanyol
melawan Filipina yang dibantu sekutu pada tahun 1898. Setelah Spanyol pergi Amerika menduduki
Filipina dengan alasan ingin menjadikan Filipina seebagai contoh negara dengan sistem pemerintahan
liberal. Karena Amerika tida mau mengakui kemerdekaan Filipina akhirnya Filipina menyatakan
perang tahun 1898 dan berakhir tahun 1902. Lalu pada tahun 1946 pemerintah amerika menepati janji
memberikan kemerdekaan untuk Filipina dan mengangkat manuel Quezon sebagai Presiden pertama.
Salah satu peristiwa menarik dalam studi nasionalisme di Filipina adalah untuk mencermati
berbagai gerakan baik dalam bentuk kelas-kelas sosial maupun kelompok-kelompok ekonomi yang
menentang kolonialisme dan menimbulkan rasa nasionalisme. Salah satu gerakan yang dimaksud
adalah gerakan Liga Filipina. Liga Filipina adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh Jose Rizal
pada tahun 1892 tujuannya untuk mempersatukan seluruh Filipina untuk menentang ketidakadilan
dari pemerintahan jajahan Spanyol dan juga untuk memajukan bangsa Filipina. 6 Dalam pergerakannya
berbagai cara dijalaninya bahkan sampai menulis buku yang berjudul Noli Ne Tangere yang berisi
kritikan keras terhadap bagsa Spanyol. Namun buku itu dianggap telah menyalahi aturan yang telah
ditetapkan dan gerakan ini dilarang sehingga Jose pun ditangkap dan diasingkan ke Mindanau.
BAB II
PEMBAHASAN
Gerakan perlawanan rakyat Filipina dimulai dari penjajahan bangsa Spanyol Misi
penyebaran agama yang dilakukan oleh Spanyol, awalnya dengan mendatangkan para padri-
padri Katolik untuk mengelola gereja. Gereja diberikan hak menguasai tanah-tanah, tetapi
seiring waktu banyak padri menyalahgunakan hak atas tanah tersebut. Padri-padri gereja ini
berubah menjadi tuan-tuan tanah yang serakah dan mengintimidasi penduduk Filipina. 7
Banyak terjadi perbedaan perlakuan antara orang Spanyol dengan rakyat pribumi Filipina.
Selain itu adanya pelaksanaan sistem Encomienda sistem Polodan sistem Vandala.Hal ini
yang membuat terjadinya pemberontakan lokal menentang kebijakan Spanyol, tapi
pemberontakan rakyat tersebut dapat dipadamkan. Kebijakan yang dilakukan pemerintah
Spanyol ini bertahan selama Filipina
Filipina jatuh ketangan As tanggal 10 desember 1898 setelah perjanjian Paris. Amerika
Serikat yang menggantikan penjajahan Spanyol di Filipina tidak mengakui kemerdekaan Filipina itu
tetapi justru menghancurkannya. Ternyata Amerika tidak membebaskan Filipina tetapi justru menjadi
penjajah baru yang jauh lebih kuat dibanding Spanyol. Di bawah penjajahan Amerika, nasionalisme
Filipina mengubah taktik yakni meninggalkan kekerasan untuk mempengaruhi kebijakan Amerika
yang memang liberal, bahkan lebih liberal dibanding Inggris. Dalam kaitan itu, maka padatahun 1907
didirikan Partindo Nacionlista (Partai Nasionalis) dengan pimpinan Sergio Osmena, Manuel Quezon
dan Manuel Roxas. Partai tersebut merupakan organisasi politik yang besar dan kompromistis.Oleh
karena itu Filipina segera diberi kemudahan legislatif dan pelayanan sipil. Pada tahun 1920 terjadi
krisis pergerakan nasional di Filipina terhadap Amerika, setelah Amerika berusaha menghambat
emansipasi
7
Syahbuddin Mangandaralam, Mengenal dari dekat Filipina: Negara Tanah Air Patriot Pujangga Jose Rizal.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993, hlm. 12
Setelah gerakan Compenerismo kebijakan-kebijakan yang diberlakukan semakin lama
menindas rakyat Filipina. Hingga muncul seorang tokoh pelajar yang bernama Jose Rizal yang
dikenal sebagai dokter, seniman, novelis dan penyair. Peristiwa ketidakadilan yang dialami
keluarganya sendiri sebagai salah satu hal yang juga mendorong Jose Rizal untuk menyuarakan
sebuah reformasi di Filipina. Ia menuntut sebuah persamaan hak bagi rakyat Filipina dan orang-orang
Spanyol. Jose rizal sangat menentang pemerintahan spanyol waktu itu karena dianggap
menyengsarakan rakyat Filipina. Jose Rizal berupaya melakukan propaganda untuk menanamkan
persamaan hak di kalangan bangsa Filipina dengan Spanyol serta menuntut kebebasan berbicara, rapat
dan berkumpul untuk mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulisan. 8 Cara perjuangannya adalah
menolak cara-cara radikal, mengutamakan cara persuasive untuk membina dan menyadarkan bangsa
Filipina, yang dilakukan melalui tulisan dalam majalahnya ‘La Solidarided’. Selain itu, Jose Rizal
juga membuat novel Noli Me Tangere’ (1887) dan ‘El Filibusterism’ (1891).9 Novel-novel itu berisi
kritikan keras terhadap pemerintahan bangsa Spanyol dan gereja di Filipina.
Pada tahun 1892 Jose Rizal juga membentuk sebuah gerakan gelap yang disebut dengan Liga
Filipina. Tujuan Liga Filipina adalah mempersatukan seluruh Filipina untuk menentang ketidakadilan
dari pemerintahan jajahan Spanyol. Organisasi yang dibuat ini juga untuk memajukan bangsa Filipina.
Liga ini memiliki 5 dasar perjuangan yaitu pertama, kesatuan seluruh Filipina kedua, saling
membantu dan melindungi, ketiga, mempertahankan diri dari segala kekerasan dan ketidakadilan,
keempat menggalakkan pendidikan, pertanian dan perdagangan, dan yang terakhir mengkaji
perubahan dan menjalankan perubahan-perubahan baru. 10 Pengikut-pengikutnya yang sifatnya lebih
radikal seperti Andres bonifaciio mendirikan gerakan radikal sendiri bernama katipun yang artinya
gerakan persatuan rakyat. Gerakan ini bermaksud mengajak Jose Rizal agar mau memberontak. Pada
tahun 1896 tanpa sepengetahuan Jose Rizal gerakan katipun melakukan pemberontakan dan spanyol
menuduh Jose Rizal yang mempelopori semuanya akhirnya menyebabkan Jose Rizal dijatuhi
hukuman mati. Liga Filipina ini tidak berlangsung lama dan dibubarkan oleh pemerintah Spanyol.
Karena perjuangan yang dilakukannya Jose Rizal dipandang oleh pemerintah Spanyol sebagai
seorang pemberontak dan perjuangannya sangat berbahaya. Pemerintah Spanyol mengasingkannya ke
daerah Minandao hingga menghukum mati. Ia dijatuhi hukuman mati tanggal 30 Desember 1896.
Walaupun Jose Rizal dihukum mati, tetapi perjuangannya selalu hidup mempengaruhi perjuangan-
perjuangan selanjutnya yang terjadi di Filipina.
8
Jose Rizal, Noli me Tangere(terjemahan), Pustaka Jaya, Jakarta, 1975, hal. 10
9
A. Kardiyat Wiharyanto. “Pembentukan Negara-negara Nasional di Asia Tenggara”. Historia Vitae, Vol. 22
No. 2 Oktober 2008
10
Syahbuddin Mangandaralam, Mengenal dari dekat Filipina: Negara Tanah Air Patriot Pujangga
Jose Rizal. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993, hlm. 19