Anda di halaman 1dari 38

RAHASIA NEGARA

HANYA UNTUK KEPERLUAN UJI PUBLIK

MUATAN KURIKULUM 2013


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
qwertyuio
(SMP)

qwertyui pasdfghjkl
opasdfgh zxcvbnmq
jklzxvbn wertyuiop
mqwerty asdfghjklz
MATA PELAJARAN
uiopasdfPENDIDIKAN AGAMA BUDDHA xcvbnmqw
DAN

ghjklzxcv
BUDI PEKERTI
ertyuiopas
bnmqwer dfghjklzxc
tyuiopas vbnmqwer
dfghjklzx tyuiopasdf
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
cvbnmqw
SMP ghjklzxcvb
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP

PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN


KATA PENGANTAR

P uji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
petunjuk dan kekuatan dari-Nya buku Muatan Kurikulum 2013
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti SMP ini telah selesai
disusun.

Buku ini disusun dengan maksud memberikan panduan atau acuan bagi
guru, penulis bahan ajar, dan pihak lain yang memerlukan dalam memahami
kompetensi dasar yang terdapat pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Kompetensi dasar
merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus
dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan
pendidikan yang mengacu pada Kompetensi Inti. Pembelajaran di kelas dan
penulisan bahan ajar mengacu kepada Kompetensi Dasar.

Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan,


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengucapkan terima kasih kasih
atas peran serta berbagai pihak dalam penyusunan buku ini. Secara khusus
diucapkan terima kasih dan penghargaan kepada tim penyusun, semoga
kontribusinya bermanfaat dan menjadi pahala yang mengalir terus menerus.
Buku ini tentu belum sepenuhnya memenuhi harapan para guru, penulis
buku, dan pihak lain yang memerlukan. Oleh karena itu, buku ini akan terus
menerus disempurnakan dengan memperhatikan masukan dari para guru,
penulis buku, dan pihak lainnya.

Jakarta, September 2017


Kepala Pusat Kurikulum
dan Perbukuan

Dr. Awaluddin Tjalla

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP i


i
DAFTAR ISI

Hal.
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

I. DESKRIPSI, PETA KONSEP, URAIAN MATERI, DAN


BEBAN BELAJAR KELAS VII .................................................... 1

II. DESKRIPSI, PETA KONSEP, URAIAN MATERI, DAN


BEBAN BELAJAR KELAS VIII .................................................. 11

III. DESKRIPSI, PETA KONSEP, URAIAN MATERI, DAN


BEBAN BELAJAR KELAS IX .................................................... 23

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP ii


ii

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP iii


MUATAN KURIKULUM 2013
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI
PEKERTI SMP
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti merupakan salah satu muatan kurikulum
Pendidikan Dasar dan Menengah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 3 dan Pasal 37
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Penjelasan Pasal 37. Pendidikan dalam agama Buddha didasarkan pada empat kebenaran
mulia (cattāriariya saccāni), yaitu mengidentifikasi adanya dukkha, sebab dukkha,
terhentinya dukkha, dan jalan menuju terhentinya dukkha. Dari rumusan ini Buddha
memberikan petunjuk bagaimana sebaiknya mengatasi masalah secara sistematis.
Mengatasi masalah secara sistematis menunjukkan ada suatu nilai pendidikan yaitu dari
mengidentifikasi adanya penderitaan, asal penderitaan, terhentinya penderitaan dapat
dihasilkan pengalaman mengatasi penderitaan. Pengalaman mengatasi penderitaan ini, bisa
diartikan sebagai ilmu atau pengalaman baru dari proses pembelajaran mengatasi
penderitaan.

Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dilakukan dalam rangka
mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Sikap
spiritual dan sikap sosial dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran langsung (direct
teaching) maupun tidak langsung (indirect teaching).

Seluruh ketentuan yang berkaitan dengan Kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan
Agama Buddha dan Budi Pekerti, secara utuh bersama mata pelajaran lainnya, sudah
dimuat dalam semua ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud). Dengan kata lain tentang apa, mengapa, dan bagaimana mata pelajaran
Agama Buddha dan Budi Pekerti secara imperatif berkedudukan dan berfungsi dalam
konteks sistem pendidikan dan kurikulum secara nasional sudah didukung dengan regulasi
yang sangat lengkap.

Namun demikian, dalam konteks kurikulum sebagai realita proses pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan, yakni kurikulum sebagai kenyataan yang harus terjadi sebagai proses
belajar siswa dan proses pembelajaran guru, masih dirasakan perlu adanya buku “Muatan
Kurikulum 2013: Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti” ini. Buku
ini diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi bagi guru dalam memahami kompetensi
dasar.

I. DESKRIPSI, PETA KONSEP, URAIAN MATERI, DAN BEBAN


BELAJAR KELAS VII
A. Kompetensi Dasar 1.1, 2.1, 3.1, dan 4.1

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan


1.1 Menghargai peristiwa tujuh minggu 2.1 Menunjukkan perilaku bertanggung
setelah Petapa Gotama mencapai jawab setelah memahami peristiwa
Penerangan Sempurna dan Pemutaran tujuh minggu setelah Petapa
Roda Dharma Gotama mencapai Penerangan
Sempurna dan Pemutaran Roda
Dharma
3.1.Memahami pengetahuan tentang 4.1 Menyajikan dalam ranah abstrak
peristiwa tujuh minggu setelah Petapa peristiwa tujuh minggu setelah

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP -1-


Gotama mencapai Penerangan Petapa Gotama mencapai
Sempurna dan Pemutaran Roda Dharma Penerangan Sempurna dan
Pemutaran Roda Dharma

1. Deskripsi Kompetensi Dasar


Kompetensi Dasar 1.1, 2.1, 3.1, 4.1 ini dicapai melalui pembelajaran selama 24
Jam Pelajaran (JP). Pada Kompetensi Dasar 1.1, 2.1, 3.1, 4.1 ini diharapkan
siswa dapat memiliki pengetahuan dan memahami peristiwa tujuh minggu
setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dari minggu pertama
sampai minggu ketujuh. Siswa juga diharapkan memiliki pengetahuan dan
memahami Pemutaran Roda Dharma serta dapat mengambil makna dari nilai-
nilai peristiwa tersebut.

Pada Kompetensi Dasar 1.1, 2.1, 3.1, 4.1 ini siswa diberi kesempatan untuk
mengamati tayangan film atau buku bacaan sehingga mampu menceritakan
kembali peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan
Sempurna dan Pemutaran Roda Dharma serta dapat mengambil makna dari
nilai-nilai peristiwa tersebut sehingga dapat menunjukkan perilaku
bertanggung jawab.

Ruang lingkup materi pada Kompetensi Dasar 1.1, 2.1, 3.1, 4.1 ini adalah
peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan
Sempurna dari minggu pertama sampai minggu ketujuh dan Pemutaran Roda
Dharma mulai dari kotbah Buddha yang pertama, mentahbiskan bhikkhu dan
menyebarnya 60 Arahat untuk membabarkan Dhamma.

1. Peta Konsep

PERISTIWA TUJUH MINGGU


DAN PEMUTARAN RODA
DHARMA

PERISTIWA TUJUH MINGGU PEMUTARAN RODA DHARMA

NILAI PENTING DARI


PERISTIWA TUJUH
PERISTIWA TUJUH KHOTBAH-KHOTBAH
MINGGU
MINGGU

MINGGU PERTAMA
ENAM PULUH ARAHAT

MINGGU KEDUA

UPASAMPADA BHIKKHU

MINGGU KETIGA

MINGGU KEEMPAT

MINGGU KELIMA

MINGGU KEENAM

MINGGU KETUJUH

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP -2-


2. Uraian Materi
a. Sepanjang minggu pertama Buddha duduk di bawah pohon Bodhi meresapi
Kebahagiaan Kebebasan (Vimutti Sukha). Buddha sepenuhnya memahami
Hubungan sebab akibat yang saling bergantungan (Paticca Samuppada)
b. Pada minggu kedua, Buddha berdiri pada suatu jarak tertentu menatap
pohon tersebut dengan mata tidak bergerak selama satu minggu penuh.
c. Pada minggu ketiga Buddha menghilangkan keragu-raguan para Dewa
dengan kekuatan pikiran-Nya menciptakan jembatan permata dan Buddha
berjalan bolak balik di atas jembatan permata yang Beliau ciptakan
d. Pada minggu keempat, Buddha berdiam di kamar permata yang beliau
ciptakan selama satu minggu dan Abhidhamma.
e. Pada minggu kelima Buddha berdiam di bawah pohon Ajaphala meresapi
Kebahagiaan Kebebasan yang Beliau rasakan selama tujuh hari.
f. Pada minggu keenam Buddha di bawah pohon Mucalinda meresapi
Kebahagiaan Kebebasan dan terjadi hujan lebat dan angin. Saat itu
Mucalinda sang raja naga membelitkan badannya tujuh kali memutari
tubuh Buddha dan kepalanya memayungi Buddha
g. Pada minggu ketujuh, Buddha dengan tenang melewatkan waktunya di
bawah pohon Rajayatana dan mengalami Kebahagiaan Kebebasan.
h. Nilai yang dapat diambil dari peristiwa tujuh minggu adalah bahwa peserta
didik harus berlatih mengendalikan pikiran dan membersihkan batin agar
dapat menemukan arti kebahagiaan sejati. Kebahagiaan dapat dicapai jika
mampu melenyapkan kemelekatan dan nafsu keinginan
i. Keraguan Buddha untuk mengajarkan Dhamma karena Beliau merasa
bahwa ajaran yang Beliau temukan sangat sulit untuk dipahami manusia.
Akhirnya karena jasa Brahma Sahampati, Buddha bersedia mengajarkan
ajarannya.
j. Murid pertama yang menjadi anggota Sangha adalah lima pertapa bekas
teman Buddha saat enam tahun menjadi Pertapa di hutan Uruvela dengan
upasampada “ehi bhikkhu.”.
k. Ajaran pertama adalah empat kebenaran mulia (Catur ariya saccani) dan
dikenal sebagai Pemutaran Roda Dharma.Peristiwa Buddha mengajarkan
ajaran-Nya yang pertama diperingati umat Buddha sebagai hari Asadha.
l. Buddha memanggil berkumpul murid-murid-Nya yang berjumlah enam
puluh orang Arahat agar mengembara guna kesejahteraan dan keselamatan
orang banyak.
m. Khotbah kedua yang dinamakan Anattalakkhana Sutta (Sutta tentang corak
umum tanpa diri yang kekal) dan khotbah ketiga yang dinamakan Aditta
Pariyaya Sutta (Sutta tentang semua dalam Keadaan Terbakar).

4. Beban Belajar
Beban belajar untuk mengajarkan KD 1.1, KD 2.1, KD 3.1, dan KD 4.1
memerlukan 24 jam pelajaran atau 8 x pertemuan

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP -3-


B. Kompetensi Dasar 1.2, 2.2, 3.2, dan 4.2

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan


1.2 Menghargai kriteria agama Buddha 2.2 Menunjukkan perilaku toleran tentang
dan umat Buddha kriteria agama Buddha dan umat
Buddha
3.2 Memahami pengetahuan berdasarkan 4.2 Menyajikan dalam ranah abstak
rasa ingin tahu tentang kriteria kriteria agama Buddha dan umat
agama Buddha dan umat Buddha Buddha

1. Deskripsi Kompetensi Dasar


Kompetensi Dasar 1.2, 2.2, 3.2, 4.2 ini dicapai melalui pembelajaran selama 24
Jam Pelajaran (JP). Kompetensi Dasar 1.2, 2.2, 3.2, 4.2 diharapkan siswa
memahami pengetahuan tentang kriteria agama Buddha baik kriteria agama
Buddha secara umum maupun kriteria agama Buddha di Indonesia. Siswa juga
diharapkan memahami kriteria umat Buddha sebagai dasar untuk memahami
kelompok umat Buddha dan cara menjadi umat Buddha. Diharapkan setelah
memahami kriteria agama Buddha dan kriteria umat Buddha maka siswa dapat
saling menghargai dan menunjukkan perilaku toleran. Kompetensi Dasar 1.2,
2.2, 3.2, 4.2 memberi kesempatan siswa untuk membaca buku yang
berhubungan dengan kriteria agama Buddha dan umat Buddha sehingga dapat
menceritakan kembali tentang kriteria agama Buddha dan umat Buddha.

Ruang lingkup Kompetensi Dasar ini mengenai agama Buddha dan kriteria
agama Buddha serta kelompok umat Buddha yang dibagi menjadi Garavasa
dan Pabbajita.

2. Peta Konsep

KRITERIA AGAMA DAN UMAT BUDDHA

KRITERIA AGAMA BUDDHA KELOMPOK UMAT BUDDHA

AGAMA KRITERIA AGAMA


BUDDHA BUDDHA GARAVASA PABBAJITA
INDONESIA

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP -4-


3. Uraian Materi
a. Agama Buddha dibabarkan oleh Sidhartha Gautama sebagai hasil
pencerahan yang diperoleh-Nya dibawah pohon Bodhi setelah berkelana
selama 6 tahun. Sidhartha Gautama lahir pada tahun 623 Sebelum Masehi di
Taman Lumbini, mencapai penerangan sempurna di Bodghaya dan selama
45 tahun mengajarkan ajaran-Nya ke berbagai daerah di India dengan
berjalan kaki. Beliau parinibbana di Kusinara (sekarang bernama
Kushinagar) pada usia 80 tahun.
b. Semua ajaran Buddha Gotama sekarang tertulis dalam kitab suci Tripitaka
(Sansekerta) atau Tipitaka (Pali). Terpitaka terdiri dari Vinaya Pitaka, Sutta
Pitaka dan Abhidhamma Pitaka. Vinaya Pitaka berisi tata tertib bagi para
bhikkhu/bhikkhuni. Sutta Pitaka berisi khotbah-khotbah Buddha.
Abidhamma Pitaka berisi ajaran tentang metafisika dan ilmu kejiwaan.
c. Pokok dasar ajaran agama Buddha antara lain Empat Kesunyataan Mulia
(Catari Ariya Saccani), Hukum Tiga Corak Umum (Tilakhana), Hukum
Sebab-musabab Yang Saling Bergantungan (Paticca-Samuppada), dan
Hukum Karma. Ada 4 hari raya yang penting dalam agama Buddha yaitu
Waisak, Asadha, Kathina dan Magha-Puja.
d. Tempat ibadah agama Buddha disebut Cetiya, Maha Cetiya, Wihara, Maha
Wihara, dan Arama.
e. Kriteria agama Buddha berdasar pada hasil Kongres Umat Buddha
Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 1979 di Yogyakarta.
f. Tri Ratna merupakan alat pemersatu umat Buddha. Semua umat Buddha
menyatakan perlindungan kepada Tri Ratna, melalui prosesi Tisarana.
g. Kelompok umat Buddha dibagi menjadi dua yaitu
1) Kelompok masyarakat keviharaan dinamakan Pabbajjita (bhikkhu
bhikkhuni parisa).
2) Kelompok masyarakat awam yang dinamakan Gharavasa (upasaka
upasika parisa).
h. Cara dan syarat orang menjadi umat Buddha adalah seseorang yang ingin
menjadi upasaka-upasika harus datang ke vihara mempelajari ajaran
Buddha. Setelah mengerti Dhamma lalu mendaftarkan diri untuk di visudhi
oleh bhikkhu. Pada hari yang disepakati calon upasaka upasika datang ke
vihara untuk menerima Tisarana (Tiga Perlindungan).Bhikkhu memberikan
ikrar Pancasila untuk di jalankan agar mendapatkan kebahagiaan duniawi
dan kebahagiaan sejati. Setelah itu Bhikkhu memberikan pemberkahan dan
juga nama Visudhi. Sejak saat itu upasaka dan upasika baru mulai
mempraktikkan 5-8 sila setiap harinya.

4. Beban Belajar
Beban belajar untuk mengajarkan KD 1.2, KD 2.2 KD 3.2 dan KD 4.2
memerlukan 27 jam pelajaran atau 9 x pertemuan

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP -5-


C. Kompetensi Dasar 1.3, 2.3, 3.3, dan 4.3

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan


1.3 Menghayati formulasi Pancasila Buddhis 2.3 Menunjukkan perilaku jujur setelah
dan pancadharma mendeskripsikan formulasi
Pancasila Buddhis dan Pancadharma
3.3 Memahami pengetahuan tentang 4.3 Menyajikan dalam ranah konkret
formulasi Pancasila Buddhis dan formulasi Pancasila Buddhis dan
Pancadharma Pancadharma

1. Deskripsi Kompetensi Dasar


Kompetensi Dasar 1,3, 2.3, 3.3, 4.3 ini dicapai melalui pembelajaran selama 24
Jam Pelajaran (JP). Kompetensi Dasar 1,3, 2.3, 3.3, 4.3 ini diharapkan siswa
memahami pengetahuan tentang formulasi Pancasila Buddhis mulai dari isi,
manfaat Pancasila Buddhis sebagai pondasi dalam berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari.Siswa juga diharapkan dapat memahami Pancadharma
yang bersifat pengembangan baik dari isi dan manfaat melaksanakan
Pancadhamma dalam kehidupan sehari-hari.Diharapkan dengan memahami
formulasi Pancasila dan Pancadhamma siswa dapat menunjukkan perilaku
jujur.

Kompetensi Dasar ini memberi kesempatan sisiwa untuk menyimak gambar


atau video tentang pelaksanaan /pengembangan Pancasila Buddhis maupun
Pancadhamma dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Ruang lingkup pada Kompetensi Dasar 1,3, 2.3, 3.3, 4.3 ini membahas isi,
penerapan pancasila Buddhis dalam kehidupan sehari-hari dan akibat jika
melanggarnya. Selain itu dalam Komptensi Dasar ini juga membahas tentang
isi dan penerapan Pancadhamma dalam kehidupan sehari-hari serta buah dari
pengembangannya.

2. Peta Konsep

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP -6-


FORMULASI PANCASILA BUDDHIS
DAN PANCADHAMMA

PANCASILA BUDDHIS PANCADHAMMA

PENERAPAN PENERAPAN
ISI PANCASILA ISI PANCA
PANCASILA PANCA
BUDDHIS DHAMMA
BUDDHIS DHAMMA

3. Uraian Materi
a. Pancasila Buddhis merupakan lima latihan moral yang hendaknya dilatih
untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari oleh umat Buddha.
b. Lima sila itu adalah sebagai berikut:
1) Pantang membunuh;
2) Pantang mengambil barang milik orang lain;
3) Pantang berbuat asusila;
4) Pantang berbicara tidak benar; dan
5) Pantang mengkomsumsi narkoba.
c. Akibat pelanggaran sila-sila dalam Pancasila Buddhis adalah umur pendek,
sakit-sakitan, hidup serba kekurangan, memiliki suami/istri yang sebenarnya
tidak dicintai, tidak dipercaya orang lain, kecerdasan berkurang
d. Agar terlahir di alam surga ,maka harus melatih sila dengan sebaik-baiknya.
e. Penerapan Pancasila Buddhis mencakup semua perilaku dan sifat-sifat baik
yang termasuk dalam ajaran moral dan etika agama Buddha
f. Pancasila adalah penghindaran dari perbuatan yang tidak baik. Pancasila
berguna untuk pengendalian diri
g. Pancadhamma yang merupakan 5 macam Dhamma yang merupakan bahan
untuk mentaati Pancasila.
h. Penerapan Pancadhamma mencakup semua perilaku dan sifat-sifat baik
yang termasuk dalam ajaran moral dan etika agama Buddha.
i. Pancadhamma adalah lima macam Dhamma yang bagus, yang merupakan
bahan untuk mentaati pancasila yaitu:
1) Mettā-karunā: cintakasih dan welas asih terhadap semua makhluk
hidup.
2) Sammā-Âjiva: Pencaharian benar, merupakan mata pencahariann benar,
3) Kāmasavara: penahanan diri terhadap nafsu indria.
4) Sacca: kebenaran, benar dalam perbuatan, ucapan dan pikiran
5) Sati-sampajañña: kesadaran benar.
j. Buah dari pengembangan Pancadhamma adalah selalu hidup sehat, hidup
berkecukupan, memiliki istri/suami yang sebenarnya dicintai, dipercaya
orang lain, cerdas

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP -7-


4. Beban Belajar
Beban belajar untuk mengajarkan KD 1.3, KD 2.3, KD 3.3 dan KD 4.3
memerlukan 30 jam pelajaran atau 10 x pertemuan

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP -8-


D. Kompetensi Dasar 1.4, 2.4, 3.4, dan 4.4

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan


1.4. Menghayati pengetahuan konseptual 2.4.Menunjukkan perilaku disiplin setelah
tentang etika pergaulan remaja memahami pengetahuan konseptual
tentang etika pergaulan remaja
sesuai ajaran Buddha
3.4. Memahami pengetahuan tentang etika 4.4. Menyaji dalam ranah konkret
pergaulan remaja sesuai ajaran pengetahuan konseptual tentang etika
Buddha pergaulan remaja sesuai ajaran
Buddha

1. Deskripsi Kompetensi Dasar


Kompetensi Dasar 1.4, 2.4, 3.4, 4.4 ini dicapai melalui pembelajaran selama 24
Jam Pelajaran (JP). Kompetensi Dasar 1.4, 2.4, 3.4, 4.4 diharapkan siswa
memahami tentang etika pergaulan remaja dalam Kitab Sigalovada Sutta dan
Manggala Sutta. Siswa juga diharapkan memahami etika pergaulan dilihat dan
dibandingkan dengan isi Parabhava Sutta. Siswa juga diharapkan dapat
memahami etika pergaulan masa kini yang ada dilingkungan masyarakat.
Diharapkan dengan memahami etika pergaulan yang sesuai dengan ajaran
Buddha maka siswa dapat menunjukkan sikap disiplin. Pada Kompetensi Dasar
ini siswa diberi kesempatan untuk membaca buku/kitab, menyimak gambar dan
berdiskusi tentang etika remaja sesuai ajaran Buddha.

Ruang lingkup pada Kompetensi Dasar ini membahas tentang kehidupan para
remaja baik remaja masa kini maupun sikap-sikap remaja yang mengalami
kemerosotan sesuai Parabhava Sutta. Selain itu, dalam Kompetensi Dasar ini
juga menjelaskan tentang pergaulan remaja yang mengacu pada Sigalovada
Sutta dan Manggala Sutta agar dapat menjadi remaja yang bertanggungjawab
dan berdisiplin.

2. Peta Konsep

ETIKA PERGAULAN REMAJA


SESUAI AJARAN BUDDHA

KEHIDUPAN REMAJA PERGAULAN REMAJA BUDDHIS

REMAJA MASA PARABHAVA SIGALOVADA MANGGALA


KINI SUTTA SUTTA SUTTA

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP -9-


Uraian Materi
a. Perubahan pada remaja dapat dipengaruhi dari lingkungan keluarga,sekolah
dan masyarakat.
b. Pergaulan bebas dalam agama Buddha termasuk pelanggaran sila.
c. Pelanggaran sila dalam kehidupan remaja antara lain: membunuh mahkluk
hidup (aborsi);melakukan tindakan asusila (hamil di luar nikah);
mengonsumsi narkoba, minum keras dan sejenisnya; melakukan pencurian
dan penipuan.
d. Ada 2 faktor penyebab remaja terjerumus dalam pergaulan bebas yaitu
faktor internal dan eksternal.
e. Pembimbing sila yang baik adalah malu berbuat jahat (hiri) dan takut akan
akibat perbuatan yang salah (ottappa)
f. Pergaulan mempengaruhi pembentukan keperibadian remaja yang belum
stabil dan masih mencari jati diri.
g. Pola pergaulan remaja Buddhis sebaiknya disesuaikan dengan sabda-sabda
Buddha pada Sigalovada sutta dan Manggala sutta serta dibandingkan
dengan Parabhava sutta
h. Manggala sutta: tidak bergaul dengan orang-orang bodoh, bergaullah
dengan para bijaksana, dan menghormat yang patut dihormat itulah berkah
utama.
i. Inti Sigalovada sutta: 6 macam perilaku hubungan antara manusia berbagai
profesi dan tingkatan.
j. Pergaulan remaja harus mampu menghasilkan sahabat yang murah hati,
ramah, siap memberi bantuan, berbuat sebaik ucapannya, melindungi harta
miliknya sewaktu lengah, melindungi dari bahaya, tidak meninggalkan saat
dalam kesulitan, dan menghormati keluarganya.

4. Beban Belajar
Beban belajar untuk mengajarkan KD 1.4, KD 2.4, KD 3.4 dan KD 4.4
memerlukan 27 jam pelajaran atau 9 x pertemuan

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 10 -


II. DESKRIPSI, PETA KONSEP, URAIAN MATERI, DAN BEBAN
BELAJAR KELAS VIII
A. Kompetensi Dasar 1.1, 2.1, 3.1, dan 4.1

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan


1.1 Manghargai masa pembabaran Dharma 2.1 Menunjukkan perilaku percaya diri
setelah memahami masa pembabaran
Dharma
3.1. Memahami pengetahuan tentang masa 4.1 Menyaji dalam ranah abstrak masa
pembabaran Dharma pembabaran Dharma

1. Deskripsi Kompetensi Dasar


Kompetensi Dasar 1.1, 2.1, 3.1, 4.1 ini dicapai melalui pembelajaran selama 12
Jam Pelajaran (JP). Pada Kompetensi Dasar 1.1, 2.1, 3.1, 4.1 ini diharapkan
siswa memahami pengetahuan tentang masa pembabaran Dharma yang diawali
dengan tahun pertama Buddha membabarkan Dhamma sampai tahun ke empat
puluh lima masa pembabaran Dhamma. Diharapkan setelah memahami masa
pembabaran Dhamma, siswa dapat menunjukkan perilaku percaya diri.

Ruang lingkup Kompetensi Dasar 1.1, 2.1, 3.1, 4.1 ini membahas masa
pembabaran Dhamma diawali dari tahun pertama masa Buddha membabarkan
Dhamma sampai dengan tahun ke empat puluh lima masa Buddha
membabarkan Dhamma.

2. Peta Konsep
MASA PEMBABARAN
DHAMMA

Tahun Ke-1 (588 SM)

Tahun Ke-2 Sampai Ke-4


(587 SM - 585 SM)
Tahun Ke-5 (584 SM)

Tahun Ke-6 (583 SM)

Tahun Ke-7 (582 SM)

Tahun Ke-8 (581 SM)

Tahun Ke-9 (580 SM)

Tahun Ke-10 (579SM)

Tahun Ke-11 (578 SM)

Tahun Ke-12 (577 SM)

Tahun Ke-13 (576 SM)

Tahun Ke-14 (575 SM)

Tahun Ke-15 (574 SM)


Tahun Ke-16 (573 SM)

Tahun Ke-17 (572 SM)

Tahun Ke-18 Sampai Tahun


Ke-19 (571 - 570 SM)

Tahun Ke-20 (569 SM)

Tahun Ke-21 Sampai Ke-44


(568 - 545 SM)

Tahun Ke-45 (544 SM)

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 11 -


3. Uraian Materi
a. Tahun Ke-1 (588 SM)
Peristiwa yang terjadi pada tahun pertama adalah Buddha membabarkan
khotbah pertama Dharmacakkappavattana Sutta, Anattalakkhaṇa Sutta, dan
Ādittapariyāya Sutta;
b. Tahun Ke-2 Sampai Ke-4 (587 SM - 585 SM)
Peristiwa yang terjadi pada tahun kedua sampai keempat adalah Buddha
mengajarkan nasihat menuju Pembebasan (Ovāda Pātimokkha), Buddha
menunjuk Sāriputta dan Moggallāna sebagai siswa utama, dan Buddha
mengunjungi Kapilavatthu dan mempertunjukkan mukjizat ganda (yamaka
pātihāriya).
c. Tahun Ke-5 (584 SM)
Peristiwa utama yang terjadi pada tahun kelima ini adalah Buddha
mengizinkan Ratu Mahāpajāpatī Gotamī bersama kelima ratus wanita untuk
menjadi bhikkhunī dan mendirikan Saṅgha Bhikkhunī.
d. Tahun Ke-6 (583 SM)
Peristiwa utama yang terjadi adalah Ratu Khemā dari Magadha menjadi
bhikkhunī dan kemudian ditunjuk sebagai salah satu dari kedua siswi
bhikkhunī utama bersama dengan Uppalavannā dari Sāvatthi, Buddha
melakukan mukjizat ganda.
e. Tahun Ke-7 (582 SM)
Peristiwa utama yang terjadi adalah Buddha berkunjung ke Surga Tavatimsa
untuk memberikan khotbah Abhidhamma kepada Ratu Mahamaya (ibunya)
dan para Dewa yang lain.
f. Tahun Ke-8 (581 SM)
Pada peristiwa tahun ke-8 ini Pangeran Bodhi (Bodhirājakumāra)
mengundang Buddha ke Kokanada dan Buddha membabarkan khotbah
kepada Bodhirājakumāra (Bodhirājakumāra Sutta).
g. Tahun Ke-9 (580 SM)
Peristiwa utama yang terjadi pada tahun kesembilan adalah Māgandiyā
membalas dendam karena Buddha menolaknya sebagai istrinya.
h. Tahun Ke-10 (579SM)
Buddha akhirnya menyendiri di hutan belukar Rakkhita, di dekat desa
Pārileyyaka, ditemani oleh gajah Pārileyyaka.
i. Tahun Ke-11 (578 SM)
Kejadian penting pada tahun kesebelas ini adalah Buddha membabarkan
khotbah Panjang tentang Perhatian Penuh (Mahāsatipaṭṭhāna Sutta) dan
Khotbah Panjang tentang Penyebab (Mahā-Nidāna Sutta).
j. Tahun Ke-12 (577 SM)
Pada tahun kedua belas, Buddha berdiam di Verañjā, Pañcāla dan
membabarkan Dharma di sana.
k. Tahun Ke-13 (576 SM)
Peristiwa penting tahun ke-13 adalah Buddha menerima orang-orang
penting sebagai siswanya yang bernama Mendaka beserta istrinya yaitu
Candapadumā, putranya yaitu Dhanañjaya, menantunya yaitu Sumanadevī,
cucu putrinya yang berumur tujuh tahun yaitu Visākhā, serta pembantunya
yaitu Punna

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 12 -


l. Tahun Ke-14 (575 SM)
Peristiwa utama yang terjadi pada tahun keempat belas Buddha
membabarkan Dharma kepada Rāhula (Cūlarāhulovāda Sutta); Khotbah
mengenai Bukit Semut (Vammīka Sutta) dan Sūciloma Sutta
m. Tahun Ke-15 (574 SM)
Buddha berdiam dan membabarkan Dharma di Vihara Nigrodha di hutan
kecil
n. Tahun Ke-16 (573 SM)
Peristiwa utama yang terjadi adalah Buddha menyelamatkan Ālavaka yang
juga dikenal dengan nama Hatthaka.
o. Tahun Ke-17 (572 SM)
Peristiwa penting yang terjadi pada tahun ini adalah Buddha mengajarkan:
1) Khotbah Kemenangan (Vijaya Sutta);
2) Khotbah Nasihat kepada Sigāla (Sigālovāda Sutta)
p. Tahun Ke-18 Sampai Tahun Ke-19 (571 - 570 SM)
Peristiwa penting yang terjadi adalah:
1) Buddha memberikan khotbah kepada seorang gadis penenun beserta
ayahnya di Kota Ālavī;
2) Buddha menerima Kukkutamitta sang pemburu dan keluarganya sebagai
pengikut-Nya.
q. Tahun Ke-20 (569 SM)
Peristiwa penting yang terjadi adalah Buddha menetapkan aturan-aturan
Pārājika; menunjuk Ananda sebagai pengiring tetap; pertemuan pertama
dengan Jīvaka Komārabhacca; menyadarkan Angulimāla; Buddha dituduh
atas pembunuhan Sundarī; meluruskan pandangan salah Brahmā Baka; dan
menundukkan Raja Kobra Nandopananda.
r. Tahun Ke-21 Sampai Ke-44 (568 - 545 SM)
Peristiwa utama, yaitu Buddha membabarkan Khotbah kepada Ambattha
(Ambattha Sutta) dan bhikkhu Devadatta berusaha membunuh Buddha
s. Tahun Ke-45 (544 SM)
Kejadian penting pada tahun ke-45 ini adalah (1) Upāli (siswa utama
Nigantha Nātaputta) menjadi siswa Buddha; (2) Buddha membabarkan
tujuh kondisi kesejahteraan bagi para penguasa dunia dan para bhikkhu;

4. Beban Belajar
Beban belajar untuk mengajarkan KD 1.1, KD 2.1, KD 3.1 dan KD 4.1
memerlukan 27 jam pelajaran atau 9 x pertemuan

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 13 -


B. Kompetensi Dasar 1.2, 2.2, 3.2, dan 4.2

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan


1.2 Menghayati riwayat para siswa utama 2.2 Menunjukkan perilaku percaya diri
dan para pendukung Buddha setelah memahami riwayat para siswa
utama dan para pendukung Buddha
3.2. Memahami pengetahuan tentang 4.2 Menyaji dalam ranah abstrak
riwayat para siswa utama dan para riwayat para siswa utama dan
pendukung Buddha para pendukung Buddha

1. Deskripsi Kompetensi Dasar


Kompetensi Dasar 1.2, 2.2, 3.2, 4.2 ini dicapai melalui pembelajaran selama 48
Jam Pelajaran (JP). Kompetensi Dasar 1.2, 2.2, 3.2, 4.2 ini diharapkan siswa
memahami pengetahuan tentang riwayat para siswa utama yang menjadi
anggota Sangha. Siswa juga diharapkan memahami para pendukung Buddha
dari umat perumah tangga. Siswa diharapkan memahami pendukung Buddha
dari kalangan raja. Diharapkan setelah memahami riwayat para siswa utama
dan para pendukung Buddha, siswa dapat meneladaninya dan menunjukkan
perilaku percaya diri.

Pada kompetensi ini membahas meneladani siswa utama Buddha yang meliputi
Y.A. Ananda. Y.A. Sariputta, Y.A. Moggalana, Y.A. Maha Kassapa, Y.A.
Sivali, Y.A. Anurudha, Y.A. Kondanna, Y.A.Upali, Y.A. Rahula dan Y.A.
Upali; meneladan para pendukung Buddha yang meliputi Visakha dan
Anathapindika; dan meneladan raja pendukung Buddha yang meliputi Raja
Asoka, Raja Pasenadi, Raja Bimbisara dan Raja Ajatasattu.

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 14 -


2. Peta Konsep

RIWAYAT PARA SISWA UTAMA DAN


PARA PENDUKUNG BUDDHA

KISAH MENELADAN PARA MENELADAN PARA MENELADAN RAJA


SISWA UTAMA PENDUKUNG BUDDHA PENDUKUNG BUDDHA

Yang Ariya
Ananda

Yang Ariya
Sariputta
VISAKHA RAJA ASOKA

Yang Ariya
Moggallana

Yang Ariya Maha


Kassapa ANATHAPINDIKA RAJA PASENADI

Yang Ariya
Anurudha

RAJA BIMBISARA
Yang Ariya
Kondanna

Yang Ariya Upali


RAJA AJATASATTU

Yang Ariya
Rahula

Yang Ariya Sivali

Yang Ariya
Bakkula

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 15 -


3. Uraian Materi
a. Moggallana dan Sariputta adalah dua siswa utama Buddha. Y.A. Moggallana
terkenal dalam kesaktiannya. Y.A. Sariputta terkenal dalam
kebijaksanaannya.
b. Kassapa mohon terkenal dengan melaksanakan latihan keras (Dhutanga).
c. Y.A. Anuruddha terkenal dalam Mata Dewanya.
d. Petapa Koṇḍañña terkenal sebagai peramal ulung dan siswa pertama pencapai
kesucian tertinggi, Arahat.
e. ang Ariya Upali adalah siswa utama Buddha yang sangat terkenal dalam
menjaga aturan moralitas (sila).
f. Arahat Sivali ditunjuk sebagai bhikkhu yang memperoleh banyak kebutuhan.
g. Y.A. Bakkula terkenal dengan berkah umur panjang.
h. Y.A Ananda adalah pembantu tetap Buddha dan bendahara Dharma.
i. Visakha adalah wanita penyokong utama Buddha. Visakha mendapat gelar
“Pemimpin dari para Dayika”. Dayika adalah wanita sebagai penyokong
Buddha.
j. Anathapindika adalah penyokong utama Buddha. Anathapindika berasal dari
kata „‟pinda” yang berarti penderma, dan “anatha” yang berarti kepada yang
tidak mampu.
k. Raja Asoka membangun ribuan stupa dan vihara. Salah satunya adalah Sanchi
Stupa yang telah dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
Asoka menginginkan agar rakyat mengembangkan kebajikan moral, antara
lain:
1) taat kepada ajaran Buddha;
2) mengembangkan rasa kasih sayang kepada semua makhluk;
3) suka menolong orang lain dan tidak kikir;
4) menjaga kesucian hati, kelemah-lembutan;
5) menghormat dan patuh kepada orang tua dan guru;bermurah hati dan
ramah tamah kepada sahabat, kenalan, bahkan pelayan dan budak pun
harus diperlakukan dengan baik dan manusiawi.
l. Raja Pasenadi Kosala menjadi pengikut Buddha pada masa sangat awal dari
kepemimpinan Buddha, dan tetap setia menjadi pendukung Buddha hingga
akhir hayatnya.
m. Raja Bimbisara membangun Veluvanarama (Hutan Pohon Bambu)
n. Ajatasattu berusaha untuk mengimbangi kejahatan dengan memupuk
keyakinannya terhadap Triratna. Raja Ajatasattu memberikan andil yang
sangat berharga dalam Sidang Agung Sangha (Sanghayana) pertama di
Rajagaha untuk menghimpun dan merangkum ajaran murni Buddha.

4. Beban Belajar
Beban belajar untuk mengajarkan KD 1.2, KD 2.2, KD 3.2 dan KD 4.2
memerlukan 27 jam pelajaran atau 9 x pertemuan.

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 16 -


C. Kompetensi Dasar 1.3, 2.3, 3.3, dan 4.3

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan


1.3 Menghargai sejarah puja, tempat- 2.3 Menunjukkan perilaku peduli
tempat suci, dan Dharmayatra terhadap sejarah puja, tempat-
tempat suci, dan Dharmayatra
3.3. Memahami pengetahuan tentang 4.3 Menyaji dalam ranah abstrak
sejarah puja, tempat-tempat suci, dan sejarah puja, tempat-tempat suci,
Dharmayatra dan Dharmayatra

1. Deskripsi Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar 1.3, 2.3, 3.3, 4.3 ini dicapai melalui pembelajaran selama 18
Jam Pelajaran (JP). Pada Kompetensi Dasar ini siswa diharapkan memahami
pengetahuan tentang sejarah puja diawali dari sejarah puja pra Buddha, zaman
Buddha, pasca Buddha, pengertian puja, manfaat, sarana dan macam-macam
puja. Pada Kompetensi Dasar ini juga siswa diharapkan memahami tempat-
tempat suci, dan Dharmayatra. Diharapkan setelah memahami tentang sejarah
puja, tempat-tempat suci dan Dharmayatra maka siswa dapat menunjukkan
perilaku peduli.

Kompetensi Dasar 1.3, 2.3, 3.3, 4.3 ini siswa diberi kesempatan untuk membuat
laporan dari tayangan video, gambar dan buku bacaan tentang sejarah puja,
tempat-tempat suci dan Dharmayatra. Ruang lingkup Kompetensi Dasar 1.3, 2.3,
3.3, 4.3 membahas tentang sejarah puja pra Buddha, zaman Buddha, pasca
Buddha, pengertian puja, manfaat, sarana dan macam-macam puja, puja pada
zaman sekarang. Selain itu juga membahas tentang pengertian Dharmayatra,
empat tempat Dharmayatra, puja saat melakukan Dharmayatra, tujuan dan
manfaat Dharmayatra.

2. Peta Konsep
PUJA DAN DHARMAYATRA

SEJARAH PUJA DHARMAYATRA

PENGERTIAN
PUJA

PENGERTIAN
PUJA ZAMAN DHARMA YATRA
SEBELUM
BUDDHA

EMPAT TEMPAT
BERDHARMA
PUJA ZAMAN YATRA
BUDDHA

PUJA DI TEMPAT
DHARMA
PUJA ZAMAN YATRA
SETELAH
BUDDHA

TUJUAN DAN
MANFAAT
SARANA PUJA DHARMAYATRA
ZAMAN
SEKARANG

TEMPAT-TEMPAT
SUCI BUDDHA

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 17 -


3. Uraian Materi
a. Sejarah puja kepada para dewa ini diawali dengan munculnya ajaran
brahmanisme. Ajaran ini menunjukkan bahwa ada makhluk dewa yang
berkuasa atau mengatur segala sesuatu yang akan diterima oleh manusia.
Dengan alasan itu, para brahmin menciptakan sarana puja kepada dewa-dewa
dengan jalan upacaraupacara korban. Tujuannya adalah dengan korban yang
diberikan kepada para dewa, mereka akan menjadi senang dan tidak
menjatuhkan malapetaka bagi manusia.
b. Puja pada zaman Buddha memiliki arti yang berbeda, yaitu menghormat.
Pada masa Buddha, terdapat suatu kebiasaan yang dilakukan oleh para
bhikkhu yang disebut vattha. Vattha artinya merawat guru Buddha, yaitu
dengan membersihkan ruangan, mengisi air, dan lain-lain.
c. Puja setelah Buddha Parinibbana adalah para bhikkhu dan umat berkumpul di
vihara untuk menggantikan kebiasaan vattha. Sebagai pengganti khotbah
Buddha, para bhikkhu mengulang kotbah-kotbah atau sutta.
d. Kata „puja‟ dalam agama Buddha berbeda arti, makna, cakupan serta
penulisannya. Kata „puja‟ dalam agama Buddha ditulis “Pūjā” yang artinya
“menghormat”.
e. Tujuan puja adalah sebagai berikut.
1) Memuja Tuhan Yang Maha Esa atau Triratna.
2) Memperkuat keyakinan dan meneguhkan pernyataan berlindung kepada
Triratna.
3) Menyatakan tekad mengikuti petunjuk dan jejak Buddha, khususnya
dengan melaksanakan Sila.
4) Merenungkan sifat-sifat luhur Triratna.
5) Mengulang kembali khotbah-khotbah Buddha.
6) Mengembangkan cinta kasih, belas kasih, simpati dan keseimbangan
batin.
7) “Berdoa”, mengungkapkan harapan.
8) Bersyukur dan melimpahkan jasa atau membagi perbuatan baik kepada
makhluk lain.
f. Manfaat langsung yang didapat dari suatu upacara keagamaan atau puja
adalah berkembangnya hal-hal seperti berikut:
1) Keyakinan (saddha)
2) Cinta kasih, belas kasih, simpati, keseimbangan batin (Brahma Vihara)
3) Pengendalian diri (Samvara)
4) Perasaan puas (Santutthi)
5) Kedamaian (Santi)
6) Kebahagiaan (Sukha)
g. Sarana puja secara fisik adalah Paritta, vihara, altar, stupa, sedangkan
persiapan secara batin baik perseorangan atau kelompok, mereka yang
melaksanakan puja perlu mempersiapkan batinnya untuk dipusatkan kepada
objek tertinggi, yaitu, Triratna.
h. Penghormatan atau puja dalam agama Buddha ada 2 macam, yaitu sebagai
berikut.
1) Amisa Puja, yaitu menghormat dengan menggunakan materi atau benda,
misalnya mempersembahkan lilin, dupa, bunga, dan lain-lain.
2) Patipati Puja, yaitu menghormat dengan melaksanakan Dharma, praktik
sila,samadhi, dan panna.

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 18 -


i. Kata dharmayatra terdiri atas dua kata, yaitu dharma dan yatra. Dharma
artinya kebenaran, yatra artinya „di tempat mana‟. Jadi, dharmayatra adalah
“tempat yang berhubungan dengan kebenaran (Dharma)” yang perlu
dikunjungi oleh umat Buddha.
j. Tempat-tempat dharmayatra tersebut seperti disebutkan dalam kitab
Mahaparinibbana Sutta adalah Taman Lumbini, Buddhagaya, Taman Rusa
Isipatana, dan Kusinara.
k. Anjuran Buddha tentang menghormat tempat Dharmayatra ada di dalam kitab
Mahaparinibbana Sutta yang disabdakan kepada Ananda
l. Dharmayatra bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai Dharma melalui
peninggalan sejarah.
m. Ber-dharmayatra akan bermanfaat untuk meningkatkan keyakinan (saddha)
pada Buddha dan ajaran-Nya.
n. Manfaat melakukan Dharmayatra dalam Mahaparinibbana Sutta, Buddha
menyatakan bahwa: ”Siapa pun jugadalam perjalanan ziarah tersebut
meninggal dunia dengan hati penuh keyakinan,orang tersebut setelah badan
jasmaninya hancur setelah mati, akan bertumimbal lahir di alam-alam sorga
yang bahagia.”

4. Beban Belajar
Beban belajar untuk mengajarkan KD 1.3, KD 2.3, KD 3.3 dan KD 4.3
memerlukan 27 jam pelajaran atau 9 x pertemuan

D. Kompetensi Dasar 1.4, 2.4, 3.4, dan 4.4

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan


1.4 Menghayati pengembangan ketenangan 2.4 Menunjukkan perilaku disiplin dalam
batin pengembangan ketenangan batin
3.4. Memahami pengetahuan tentang cara 4.4 Menyaji dalam ranah abstrak dan
pengembangan ketenangan batin konkret cara pengembangan
ketenangan batin

1. Deskripsi Kompetensi Dasar


Kompetensi Dasar 1.4, 2.4, 3.4, 4.4 ini dicapai melalui pembelajaran selama 30
Jam Pelajaran (JP). Pada Kompetensi Dasar ini diharapkan siswa memahami
pengetahuan tentang pengertian ,manfaat, persiapan, waktu, posisi, karakter,
objek, rintangan, gangguan, dan tujuan meditasi. Kompetensi Dasar ini juga
diharapkan siswa dapat menerapkan cara pengembangan ketenangan batin
dengan melaksanakan meditasi pernafasan, meditasi cinta kasih, meditasi
perenungan terhadap Buddha, Dhamma, Sangha dan meditasi kesadaran.
Diharapkan setelah memahami cara pengembangan ketenangan batin ini siswa
dapat menunjukkan perilaku disiplin dan berkesadaran dalam kehidupan sehari-
hari.

Ruang lingkup Kompetensi Dasar ini membahas tentang pengertian ,manfaat,


persiapan, waktu, posisi, karakter, objek, rintangan, gangguan, dan tujuan
meditasi. Selain itu pada Kompetensi Dasar ini juga membahas tentang meditasi
pernafasan, meditasi cinta kasih, meditasi perenungan terhadap Buddha,
Dhamma, Sangha dan meditasi kesadaran dan kelembutan.

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 19 -


2. Peta Konsep

PENGEMBANGAN
MEDITASI KETENANGAN

MEMAHAMI PRAKTIK
MEDITASI KETENANGAN MEDITASI KETENANGAN

PENGERTIAN MEDITASI MEDITASI PERNAFASAN

MANFAAT MEDITASI MEDITASI CINTA KASIH 1

PERSIAPAN MEDITASI MEDITASI CINTA KASIH 2

WAKTU DAN POSISI MEDITASI PERENUNGAN


MEDITASI TERHADAP BUDDHA

MEDITASI PERENUNGAN
KARAKTER (CARITA) TERHADAP DHAMMA

MEDITASI PERENUNGAN
OBJEK MEDITASI TERHADAP SANGHA

MEDITASI KESADARAN DAN


RINTANGAN MEDITASI KELEMBUTAN

GANGGUAN MEDITASI

TUJUAN MEDITASI

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 20 -


3. Uraian Materi
a. Meditasi adalah pemusatan pikiran atau konsentrasi pada objek.
b. Manfaat untuk diri sendiri, yaitu:
1) Menjadikan rileksasi bagi orang sibuk;
2) Mengatasi kebingungan;
3) Mengatasi persoalan;
4) Mendapatkan kepercayaan terhadap diri;
5) Mengatasi rasa takut dan ragu;
6) Menumbuhkan rasa puas dalam batin;
7) Mengatasi keragu-raguan dan dapat melihat nilai-nilai praktis dalam
bimbingan agama;
8) Menghilangkan pikiran kacau
9) Menguatkan daya ingat sehingga apabila kalian belajar akan lebih
seksama dan berguna.
10) Memperoleh kebahagiaan kalian sendiri maupun kebahagiaan orang
lain;
11) Memperoleh kepuasan dan ketenangan batin;
12) Terhindar dari rasa iri hati;
13) Mengerti secara mendalam mengenai hakikat kehidupan;
14) Mengendalikan kemarahan, kebencian, rasa dendam, dsb;
15) Mengatasi nafsu dan keinginan; dan Membawa kalian menuju ke
kesadaran yang lebih tinggi dan mencapai “Penerangan Sempurna”.
c. Persiapan untuk meditasi adalah persiapan tempat, guru dan guru
pembimbing
d. Meditasi dapat dilaksanakan pada pagi hari (pukul 04.00-07.00) dan malam
hari (pukul 17.00-22.00). Waktu dalam berlatih meditasi sebaiknya dilakukan
setiap hari dalam waktu yang sama secara teratur dan terus menerus.
e. Buddha mengajarkan 4 posisi bermeditasi yaitu posisi duduk, berdiri,
berbaring, dan berjalan
f. Carita berarti karakter, perangai, atau perilaku. Di dalam Abhidhamma,
manusia dapat dibagi menjadi enam carita berdasarkan sifat-sifat yang
dimilikinya, yaitu:
1) Nafsu lobha kuat (ragacarita);
2) Kebencian kuat (dosacarita);
3) Bodoh (mohacarita);
4) Keyakinan kuat (saddhacarita);
5) Bijaksana/pandai (buddhicarita); dan
6) Suka melamun (vitakkacarita).
g. Dalam Samatha Bhavana ada 40 macam objek meditasi.
h. Rintangan meditasi adalah Nivarana. Nivarana berarti rintangan batin yang
selalu menghambat perkembangan pikiran. Nivarana ini ada lima macam,
yaitu:
1) Nafsu-nafsu keinginan (kamachanda)
2) Kemauan jahat (byapada)
3) Kemalasan dan kelelahan (thina-middha)
4) Kegelisahan dan kekhawatiran (uddhacca-kukkucca)
5) Keragu-raguan (vicikiccha)
i. Gangguan dalam meditasi adalah Palibodha. Palibodha berarti gangguan
dalam meditasi yang menyebabkan batin gelisah dan tidak mampu
memusatkan pikiran pada objek. Palibodha ini ada sepuluh macam, yaitu:

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 21 -


1) tempat tinggal;
2) pembantu;
3) keuntungan;
4) murid dan teman;
5) pekerjaan;as IX SMP
6) perjalanan;
7) orangtua, keluarga, dan saudara;
8) penyakit;
9) pelajaran; dan
10) kekuatan gaib.
j. Tujuan Samatha Bhavana merupakan pengembangan batin yang bertujuan
untuk mencapai ketenangan.
k. Praktik meditasi pernapasan (anapanasati) yaitu: Pejamkan mata; tarik napas
panjang dari hidung dan keluarkan melalui mulut secara berulang-ulang
sampai badan dan pikiran merasa rileks. Kemudian melafalkan kata “Napas
masuk katakan dalam hati: “Bud... napas keluar katakan dalam hati: “dho...”
atau “Buddha” berulang-ulang di dalam hati; atau bisa juga menghitung
keluar masuknya napas.
l. Praktik meditasi cinta kasih intinya pada setiap proses membangkitkan
pikiran yang penuh cinta kasih, katakan dalam hati “Semoga saya berbahagia,
semoga saya mendapatkan apa yang dibutuhkan untuk merasa senang, aman,
dikasihi dan puas”, dan seterusnya.
m. Praktik meditasi perenungan terhadap Buddha dengan membayangkan
sedang duduk di hadapan Buddha. Bila memungkinkan di tempat meditasi di
sekolah ada patung Buddha (Buddharupang). Konsentrasikan pikiran tertuju
pada wujud Buddha kemudian mengucapkan perenungan terhadap sifat-sifat
Buddha
n. Praktik meditasi perenungan terhadap Dhamma dengan mengkonsentrasikan
pikiran tertuju pada wujud Dhamma (ajaran Buddha); kemudian
mengucapkan perenungan terhadap sifat-sifat Dhamma
o. Praktik meditasi perenungan terhadap Sangha dengan mengkonsentrasikan
pikiran tertuju pada wujud bhikkhu yang ada di depan kita sekarang;
kemudian mengucapkan perenungan terhadap sifat-sifat Sangha
p. Praktik meditasi merenungkan kesadaran dan kelembutan dengan
menyebutkan tujuan meditasi dalam hati. Misalnya: Marilah berlatih meditasi
untuk melatih pikiran harmonis, meningkatkan kelembutan dan kesadaran
bijaksana, menyehatkan badan dan melepaskan reaksi buruk dari memori dan
mengembangkan cinta kasih ke segala arah

4. Beban Belajar
Beban belajar untuk mengajarkan KD 1.4, KD 2.4, KD 3.4 dan KD 4.4
memerlukan 27 jam pelajaran atau 9 x pertemuan

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 22 -


III. DESKRIPSI, PETA KONSEP, URAIAN MATERI, DAN BEBAN
BELAJAR KELAS IX
A. Kompetensi Dasar 1.1, 2.1, 3.1, dan 4.1

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan


1.1 Menghargai peristiwa Buddha 2.1 Menunjukkan perilaku percaya diri peristiwa
Parinibbana Buddha Parinibbana
3.1 Memahami pengetahuan tentang 4.1 Menyaji dalam ranah abstrak peristiwa
peristiwa Buddha Parinibbana Buddha Parinibbana

1. Deskripsi Kompetensi Dasar


Kompetensi Dasar 1.1, 2.1, 3.1, 4.1 ini dicapai melalui pembelajaran selama 18
Jam Pelajaran (JP). Pada Kompetensi Dasar 1.1, 2.1, 3.1, 4.1 ini diharapkan
siswa memahami pengetahuan tentang peristiwa Buddha Parinibbana diawali
dengan perjalanan Buddha menuju Kusinara dan makanan terakhir Buddha.
Selain itu siswa juga diharapkan memahami pengetahuan tentang tempat suci
untuk menghormat Buddha, nasihat terakhir Buddha, perabuan jenazah Buddha,
pembagian relik Buddha dan menghormati relik Buddha. Setelah memahami
pengetahuan tentang peristiwa Buddha Parinibbana siswa diharapkan dapat
menunjukkan perilaku menghargai peristiwa tersebut dan memiliki rasa percaya
diri.

Ruang lingkup Kompetensi Dasar 1.1, 2.1, 3.1, 4.1 ini membahas tentang
perjalanan menuju Kusinara, makanan terakhir Buddha, tempat suci untuk
mengormat Buddha, nasihat terakhir dan Parinibbana, perabuan jenazah Buddha,
pembagian relik Buddha dan menghormati relik Buddha

2. Peta Konsep

PERISTIWA BUDDHA PARINIBBANA

PERJALAN MENUJU KUSINARA

MAKANAN TERAKHIR BUDDHA

TEMPAT SUCI UNTUK


MENGHORMAT BUDDHA

NASIHAT TERAKHIR DAN


PARNIBBANA

PERABUAN JENAZAH
BUDDHA

PEMBAGIAN RELIK BUDDHA

MENGHORMATI RELIK SANG


BUDDHA

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 23 -


3. Uraian Materi
a. Buddha melakukan perjalanan dari Rajagaha menuju Kusinara,melewati
banyak kota dan desa dengan berjalan kaki dan ditemani oleh Y.M. Ananda
dan para siswa yang lain.
b. Sepanjang perjalanan, Buddha mengulang-ulang khotbah tentang pahala-
pahala dari mengikuti tiga faktor dari Jalan Mulia Berunsur Delapan, yaitu
(1) kemoralan (sila), (2) konsentrasi (samadhi), dan (3) kebijaksanaan
(panna) yang akan dapat menolong para siswa-Nya bebas dari semua
penderitaan.
c. Setelah tiba di Pava, Buddha dan para siswa-Nya berdiam di hutan mangga
milik Cunda, putra si pandai besi. Cunda mempersiapkan makanan yang
mewah, termasuk masakan khusus yang disebut sukaramaddava. Buddha
menyarankan agar Cunda menghidangkan makanan Sukaramaddava hanya
kepada-Nya, bukan untuk yang lain.
d. Buddha juga mengatakan, bahwa terdapat 4 (empat) tempat untuk
dikunjungi bagi pengikut setia Buddha yaitu:
1) Tempat kelahiran Boddhisattva Siddharta;
2) Tempat Bodhisattva Siddharta mencapai Penerangan Sempurna;
3) Tempat Sang Buddha memutar Roda Dharma yang tiada bandingnya;
4) Tempat Sang Buddha mencapai Maha Parinibbana (wafat).
e. Kata-kata terakhir Buddha:“Perhatikan, O para bhikkhu, inilah nasihat
terakhir Tathagata kepada kalian. Semua bentuk perpaduan di dunia ini
adalah tidak kekal. Berjuanglah dengan sungguh-sungguh untuk mencapai
Kebebasan Sejatimu”.
f. Kemangkatan Mutlak (Maha Parinibbana) Sang Buddha tersebut terjadi
pada tahun 543 S.M. pada saat Purnamasidhi di bulan Waisak.
g. “Para Vasettha, kalian harus memperlakukan jenazah Tathagata laksana
jenazah seorang Raja Dunia.”
h. Setelah jenazah Bhagava habis terbakar, hujan lalu turun dari langit dan
memadamkan api perabuan, sedangkan dari Pohon Sala juga keluar air.
i. Brahmana Dona yang ditugaskan membagi relik Sang Bhagava dengan adil,
dalam delapan bagian yang sama. Kedelapan pihak tersebut adalah:
1) Raja Ajatasattu dari Magadha;
2) Suku Licchavi dari Vesali;
3) Suku Sakya dari Kapilavatthu;
4) Suku Buli dari Allakappa;
5) Suku Koliya dari Ramagama;
6) Seorang Brahmana dari Vethadipa;
7) Suku Malla dari Pava, dan
8) Suku Malla dari Kusinagara.
j. Cara menghormat relik Buddha adalah dengan membuatkan stupa untuk
menyimpan relik tersebut.

4. Beban Belajar
Beban belajar untuk mengajarkan KD 1.1, KD 2.1, KD 3.1 dan KD 4.1
memerlukan 30 jam pelajaran atau 10 x pertemuan

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 24 -


B. Kompetensi Dasar 1.2, 2.2, 3.2, dan 3.2

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan


1.2 Menghayati peranan agama Buddha 2.2 Menunjukkan perilaku peduli tentang
untuk menegakkan Hak Asasi peranan agama Buddha untuk menegakkan
Manusia dan kesetaraan gender hak asasi manusia dan kesetaraan gender
3.2. Menerapkan pengetahuan tentang 4.2 Mengolah dalam ranah abstrak dan konkret
peranan agama Buddha untuk peranan agama Buddha untuk menegakkan
menegakkan hak asasi manusia dan hak asasi manusia dan kesetaraan gender
kesetaraan gender

1. Deskripsi Kompetensi Dasar


Kompetensi Dasar 1.2, 2.2, 3.2, 4.2 ini dicapai melalui pembelajaran selama
30 Jam Pelajaran (JP). Pada Kompetensi Dasar 1.2, 2.2, 3.2, 4.2 ini diharapkan
siswa memahami pengetahuan tentang peranan agama Buddha untuk
menegakkan hak asasi manusia. Kompetensi Dasar ini juga diharapkan siswa
dapat memahami tentang susunan masyarakat Buddhis, hukum dalam agama
Buddha, hak asasi dalam agama Buddha dan prinsip-prinsip hak asasi manusia.
Selain itu siswa diharapkan memahami pengetahuan tentang kesetaraan gender.
Diharapkan setelah memahami peranan agama Buddha untuk menegakkan hak
asasi manusia dan kesetaraan gender, siswa dapat menerapkan hal tersebut dan
menunjukkan perilaku peduli.

Ruang lingkup dalam Kompetensi Dasar ini membahas tentang hak asasi
manusia dalam agama Buddha yang meliputi susunan masyarakat Buddhis,
hukum dalam agama Buddha, hak asasi manusia dalam agama Buddha dan
prinsip-prinsip hak asasi manusia. Selain itu dalam Kompetensi Dasar ini juga
membahas tentang Agama Buddha dan kesetaraan gender yang meliputi
pengertian gender, status perempuan dalam agama Buddha dan Buddha yang
mengangkat martabat kaum perempuan. Dibahas pula tentang tokoh Buddhis
dalam kesetaraaan gender yang meliputi Pajapatti Gotami pejuang Sangha
Bhikkhuni, kisah Ratu Khema, Kartini pejuang kesetaraan gender, hak-hak
perempuan dalam perjuangan Kartini.

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 25 -


2. Peta Konsep

PERANAN AGAMA BUDDHA UNTUK


MENEGAKKAN HAKASASI MANUSIA
DAN KESETARAAN GENDER

HAK ASASI MANUSIA AGAMA BUDDHA DAN TOKOH BUDDHIS DALAM


DALAM AGAMA BUDDHA KESETARAAN GENDER KESETARAAN GENDER

Susunan Pengertian Prajapati Gotami


Masyarakat Pejuang Sangha
Gender Bhikkhuni
Buddhis

Status Perempuan
Hukum dalam dalam Agama Kisah Ratu
Agama Buddha Buddha Khema

Sang Buddha
Hak Asasi Manusia Mengangkat Kartini, Pejuang
dalam Agama Martabat Kaum Kesetaraan
Buddha Perempuan Gender

Prinsip-Prinsip Hak Hak-hak Perempuan


dalam Perjuangan
Asasi Manusia Kartini

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 26 -


3. Uraian Materi
a. Dalam Anguttara Nikaya III: 178, menjelaskan masyarakat Buddhis
berdasarkan sudut pandang kelembagaan, terdiri atas dua kelompok, yaitu:
1) Kelompok masyarakat vihara; dan
2) Kelompok masyarakat berumah tangga.
b. Dalam agama Buddha, hukum berkaitan erat dengan hukum perbuatan
(karma) dan hukum ketergantungan (paticca-samuppada). Hukum itu
menerangkan sebab-akibat yang menyebabkan penderitaan manusia dan
juga lenyapnya penderitaan.
c. Agama Buddha berpandangan bahwa hukum merupakan rumusan hak yang
dibuat manusia hanya berupa kebenaran sekunder. Namun, jika hukum
dilandasi prinsip-prinsip “Dharma”, maka akan menjadi kebenaran yang
sesungguhnya. Sebaliknya, jika tidak demikian, maka akan menciptakan
ketegangan di masyarakat.
d. HAM menyangkut hubungan antara manusia maupun lingkungan
sekitarnya. Nasihat Buddha dalam Culasila, Digha Nikaya, agar manusia
tidak merusak tanamam dan lingkungan sekitar. Inilah bukti kepedulian
agama Buddha terhadap lingkungan dan bentuk kehidupan makhluk sekecil
apapun.
e. Hak dan kewajiban manusia juga diajarkan oleh Buddha dalam Sigalovada-
Sutta. Buddha mengajarkan hak dan kewajiban timbal baik antara; (1) anak
dan orang tua; (2) siswa dengan guru; (3) suami dengan istri; (4) keluarga
dengan sahabat; (5) para suci/pemimpin agama dengan pengikut; dan (6)
majikan dengan pelayan.
f. Moralitas yang ditemukan dalam prinsip itu dapat dirangkum dalam tiga
prinsip ajaran Sang Buddha, yaitu; “Hindarilah kejahatan, berbuatlah
kebajikan, sucikan pikiran inilah nasihat yang telah diberikan oleh Sang
Buddha” (Dh. XIV, 183).
g. Kata gender berasal dari bahasa Inggris berarti “jenis kelamin”. Gender
diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan
dilihat dari segi nilai dan tingkah laku.
h. Buddha juga sering menggunakan istilah “Matugama” yang berarti “Ibu
Rakyat” atau “Perhimpunan Kaum Ibu”. Ini menggambarkan betapa
besarnya peranan seorang perempuan.
i. Demikian pula, Buddha juga membukakan pintu bagi perempuan untuk
mencapai kesucian. Beliau menerima bibinya, Prajapati Gotami yang
sebagai ibu tirinya memasuki kehidupan Sangha. Akhirnya Prajapati Gotami
untuk mendirikan Sangha Bhikkuni.
j. Bhikkhuni pertama ialah Mahapajapati Gotami. Buddha sendiri dengan
memberikan garudhamma kepada Putri Mahapajapati Gotami.
k. Buddha lalu mengucapkan syair, “Khema, lihatlah paduan unsur-unsur ini,
berpenyakit, penuh kekotoran dan akhirnya membusuk. Tipu daya dan
kemelekatan adalah keinginan orang bodoh”.Ketika Sang Buddha selesai
mengucapkan syair ini, Ratu Khema mencapai Tingkat kesucian Pertama
(Sotapana).
l. Uppalavanna adalah seorang gadis yang amat cantik yang memasuki Sangha
Bhikkhuni. Ia menjadi Arahat setelah merenungkan tentang sifat dari sumbu
sebuah lampu. Ia mempunyai kesaktian dan menawarkan diri untuk
menunjukkan kesaktiannya dan dia dibebaskan Buddha untuk menunjukkan
kesaktian kembarnya di hadapan para pertapa.

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 27 -


m. Pengaruh Agama Buddha dalam pemikiran Kartini terlihat dari penggunaan
istilah-istilah Buddhis dalam bahasa Belanda seperti kata arca Buddha (”
Boeddhabeeld ”), anak Buddha (”Boeddhakindje”), Buddhisme
(”Boeddhisme”) dan ”Bodhisatwa” dalam beberapa suratnya kepada
teman-teman dari Belanda. Tulisannya terkumpul dalam buku Habis Gelap
Terbitlah Terang (Door Duisternis tot Licht) tahun 1912 yang dikumpulkan
oleh J. H. Abendanon.
n. Kartini menceritakan bagaimana ia mengklaim dirinya sebagai seorang anak
(penganut) Agama Buddha dan karenanya ia tidak memakan makan hewani.

4. Beban Belajar
Beban belajar untuk mengajarkan KD 1.2 KD 2.2 KD 3.2 dan KD 4.2
memerlukan 27 jam pelajaran atau 9 x pertemuan.

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 28 -


C. Kompetensi Dasar 1.3, 2.3, 3.3, dan 4.3

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan


1.3 Menghayati peranan agama Buddha 2.3 Menunjukkan perilaku bertanggung jawab
untuk memelihara perdamaian tentang peranan agama Buddha untuk
memelihara perdamaian
3.3 Menerapkan pengetahuan tentang 4.3 Menalar dalam ranah abstrak dan konkret
peranan agama Buddha untuk peranan agama Buddha untuk memelihara
memelihara perdamaian perdamaian

1. Deskripsi Kompetensi Dasar


Kompetensi Dasar 1.3, 2.3, 3.3, 4.3 ini dicapai melalui pembelajaran selama
18 Jam Pelajaran (JP). Pada Kompetensi Dasar 1.3, 2.3, 3.3, 4.3 ini diharapkan
siswa memahami pengetahuan tentang peranan agama Buddha untuk
memelihara perdamaian dengan menerapkan hiri-ottapa. Selain itu pada
Kompetensi Dasar ini diharapkan siswa dapat memahami dan meneladani
tokoh-tokoh perdamaian dunia. Setelah memahami peranan agama Buddha
untuk memelihara perdamaian dunia siswa diharapkan dapat meneladani tokoh
dan menunjukkan perilaku bertanggung jawab.

Ruang lingkup pada Kompetensi Dasar ini membahas perdamaian dalam


agama Buddha yang meliputi damai itu indah, hiri – ottapa dan perdamaian
dunia, pemimpin yang damai. Selain itu dalam Kompetensi Dasar ini juga
membahas tentang tokoh perdamaian dunia yaitu damai bersama Buddha, Y.M
Dalai Lama, Raja Bhutan, Thich Nhant, Master Chin Kung dan perdamaian
dalam kisah Jataka.

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 29 -


2. Peta Konsep
PERANAN AGAMA BUDDHA
UNTUK MEMELIHARA
PERDAMAIAN

PERDAMAIAN DALAM AGAMA


TOKOH PERDAMAIAN DUNIA
BUDDHA

DAMAI ITU DAMAI


INDAH BERSAMA
BUDDHA

HIRI-OTTAPA
DAN DAMAI BERSMA
PERDAMAIAN Y.M DALAI LAMA
DUNIA

PEMIMPIN DAMAI BERSAMA


YANG DAMAI RAJA BHUTAN

DAMAI BERSAMA
MASTER ZEN
THICH NHAT
HANH

DAMAI BERSAMA
PROF.Dr (HC)
VENERABLE MASTER
CHIN KUNG

Perdamaian dalam
Kisah Jataka

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 30 -


3. Uraian Materi
a. Damai berarti tidak ada perang, tidak ada kerusuhan, aman, tenteram, dan
tenang.
b. Hiri dan Ottappa diartikan malu berbuat jahat dan takut pada akibat
perbuatan jahat tersebut.
c. Hiri dan ottappa merupakan Dharma pelindung dunia (lokapaladhamma).
Jika setiap orang menerapkan hiri dan ottappa di dalam diri mereka masing-
masing, maka tidak ada seorang pun di dunia ini yang melakukan kejahatan
sekecil apa pun. Kejahatan seperti terorisme, peperangan, kerusuhan,
bentrok massa, perebutan kekuasaan, korupsi, dan sejenisnya juga tidak
akan pernah terjadi. Dengan demikian rakyat di dunia akan rukun, toleran,
dan hidup sejahtera sehingga tercapai perdamaian dunia.
d. Pemimpin yang damai dilandasi hati yang bersih dan bebas dari tiga
penyakit batin, yaitu keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kebodohan
batin (moha).
e. Buddha juga mengajarkan tentang syarat seorang pemimpin yang baik dan
damai. Dalam kitab Jataka: 80, Sang Buddha mengajarkan sepuluh syarat
seorang pemimpin (DasaRaja Dhamma), yaitu:
1) Bermurah hati (dana);
2) Bermoral (sila);
3) Rela berkorban (paricagga);
4) Tulus hati dan bersih (ajjava);
5) Ramah, sopan dan santun (maddava);
6) Sederhana (tapa);
7) Tidak berniat jahat, bermusuhan, dan membenci (akkodha);
8) Tanpa kekerasan (avihimsa);
9) Sabar dan rendah hati (khanti);
10) Tidak menimbulkan pertentangan (avirodhana);
f. Damai bersama Buddha contohnya Raja Asoka yang awalnya seorang raja
yang bengis dan kejam yang penuh keserakahan. Ia bahkan membunuh
puluhan ribu musuh termasuk saudara-saudaranya sendiri. namun, ia
berbalik 180 derajat setelah mengenal ajaran Buddha, Asoka memimpin
rakyatnya dengan penuh cinta kasih, bijaksana, adil, dan banyak berkorban
untuk rakyatnya.
g. Maha Parinibbana Sutta, Buddha mengemukakan tujuh syarat
kesejahteraan suatu bangsa yang membuat damai, yaitu: (1) sering
mengadakan pertemuan dan permusyawaratan; (2) selalu berusaha mencapai
mufakat; (3) menjunjung tinggi konstitusi; (4) menghormati pemimpin; (5)
menghormati kedudukan wanita; (6) kewajiban beragama; dan (7)
melindungi para pemimpin agama atau orang suci.
h. Buddha menghentikan pertikaian kedua suku yaitu Suku Koliya dan Suku
Sakya yang memperebutkan air Sungai Rohini
i. Buddha mengucapkan syair-syair ini:“Sungguh bahagia jika kita hidup
tanpa membenci di antara orang-orang yang membenci, di antara orang-
orang yang membenci kita hidup tanpa membenci.”(Dhammapada, Sukha
Vagga no. 1)
j. Dalai Lama juga merupakan pemimpin spiritual dunia, seorang biksu juga
aktivis perdamaian dunia, anti kekerasan yang meraih Nobel pada tahun
1989.

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 31 -


k. Raja Wangchuk sangat memperhatikan pelestarian lingkungan hidup
Bhutan. Ia memberlakukan larangan merokok di seluruh negeri dan
melarang impor kantong plastik,dan setiap orang dalam 1 tahun minimal
harus menanam 10 batang pohon.
l. Orang Bhutan beranggapan kemiskinan yang sesungguhnya adalah apabila
tak mampu beramal kepada orang lain. Penduduk Bhutan yang beragama
Buddha, tidak membunuh makhluk hidup dan menebang pohon.
m. Thich Nhat Hanh mendirikan organisasi sosial School of Youth for Social
Service (SYSS) dibantu oleh Cao Ngoc Phuong (sekarang Biksuni Chan
Khong di Saigon) yang merupakan masyarakat lapisan bawah untuk
membantu meringankan penderitaan korban perang.
n. Menurut Master Chin Kung, agama memiliki tanggung jawab moral
terhadap generasi muda untuk melanjutkan cita-cita perdamaian.
o. Cerita dalam Serivanija Jataka tentang Pedagang dari Seriva Pedagang
serakah adalah kehidupan lampau Devadatta dan pedagang jujur adalah
kehidupan lampau Buddha. Kejadian ini adalah pertama kalinya Devadatta
menaruh dendam terhadap Bodhisattva. Bodhisattva memilih jalan damai
daripada pertikaian. Demikianlah kisah perdamaian yang dibangun oleh
Bodhisattva.

4. Beban Belajar
Beban belajar untuk mengajarkan KD 1.3, KD 2.3, KD 3.3 dan KD 4.3
memerlukan 24 jam pelajaran atau 8 x pertemuan

D. Kompetensi Dasar 1.4, 2.4, 3.4, dan 4.4

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan


1.4 Menghargai sejarah penulisan, ruang 2.4 Menunjukkan perilaku percaya diri
lingkup, dan intisari Tripitaka terhadap sejarah penulisan, ruang lingkup,
dan intisari Tripitaka
3.4 Memahami pengetahuan sejarah 4.4 Menyaji dalam ranah abstrak sejarah
penulisan, ruang lingkup dan intisari penulisan, ruang lingkup dan intisari
Tripitaka Tripitaka

1. Deskripsi Kompetensi Dasar


Kompetensi Dasar 1.4, 2.4, 3.4, 4.4 ini dicapai melalui pembelajaran selama
21 Jam Pelajaran (JP). Kompetensi Dasar 1.4, 2.4, 3.4, 4.4 ini diharapkan
siswa memahami pengetahuan yang diawali dengan sejarah penulisan dan
ruang lingkup Tipitaka. Selain itu pada Kompetensi Dasar ini, siswa
diharapkan dapat memahami intisari Tripitaka sehingga dapat menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari dan menunjukkan perilaku percaya diri.

Ruang lingkup pada Kompetensi Dasar 1.4, 2.4, 3.4, 4.4 ini membahas tentang
sejarah penulisan Tipitaka dimulai dari Sidang Agung Sangha pertama sampai
keenam dan manusia dengan ingatan terdasyat di dunia. Selain itu Kompetensi
Dasar 1.4, 2.4, 3.4, 4.4 ini juga membahas tentang sistematika Vinaya, Sutta,
Abhidhamma Pitaka serta intisari Tipitaka

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 32 -


2. Peta Konsep

SEJARAH PENULISAN, RUANG LINGKUP


DAN INTISARI TIPITAKA

SEJARAH PENULISAN RUANG LINGKUP DAN


TIPITAKA INTISARI TIPITAKA

SIDANG AGUNG SANGHA 1 SISTEMATIKA VINAYA PITAKA

SIDANG AGUNG SANGHA 2 SISTEMATIKA SUTTA PITAKA

SISTEMATIKA
SIDANG AGUNG SANGHA 3 ABHIDHAMMA PITAKA

SIDANG AGUNG SANGHA 4 INTISARI TIPITAKA

SIDANG AGUNG SANGHA 5

SIDANG AGUNG SANGHA 6

MANUSIA DENGAN INGATAN


TERDASYAT DI DUNIA

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 33 -


3. Uraian Materi
a. Sidang Agung Sangha pertama dipimpin oleh Maha Kassapa yang diadakan
di Rajagaha. Sidang ini Y.A Ananda yang mengulang kotbah-kotbah
Buddha dan Y.A Upali mengulang peraturan para bhikkhu.
b. Sidang Agung Sangha kedua diadakan di Vesali dan ada sekelompok
bhikkhu yang memegang teguh vinaya yaitu Sthaviravada dan kelompok
yang ingin mengubah vinaya Mahasangika.
c. Sidang Agung Sangha ketiga diadakan di Pataliputta dengan tujuan untuk
membersihkan Sangha dari ajaran-ajaran menyesatkan yang menyusup ke
dalam Sangha.
d. Sidang Agung Sangha IV berlangsung di Goa Aloka di Aluvihara,
Anurudhapura yang dipimpin oleh Y.A. Mahinda Thera. Pada saat sidang
ini Ajaran-ajaran Buddha yang tersusun dalam Tipitaka (Pali) dan
Atthakatha telah berhasil dituliskan Pertama kali secara resmi di daun
lontar.
e. Sidang Agung Sangha V dilaksanakan di Mandalay, Myanmar (Burma)
pada tahun 1817 (2414 tahun sejak mangkatnya Buddha)
f. Sidang Agung Sangha VI diselenggarakan di Maha Pasana Guha, Yangoon,
Myanmar pada tanggal 17 Mei 1954 sampai 22 Mei 1956 pada tahun 1954
(2498 BE) selama dua tahun.
g. Y.M. Mingun Sayadaw U, bhikkhu dari Birma dikenal dengan “Manusia
dengan ingatan terdahsyat di dunia”. Pada bulan Mei, tahun 1954
berhasil menghapal isi kitab Tipitaka Pali berjumlah 16.000 dari 22.000
halaman, tanpa kesalahan.
h. Sistematika Vinaya Pitaka terdiri dari Parajika, Pacittiya, Mahavagga,
Cullavagga, Parivara
i. Sistematika Sutta Pitaka terdiri dari Digha Nikaya, Majjhima Nikaya,
Samyutta Nikaya, Anguttara Nikaya, Khuddaka Nikaya
j. Sistematika Abhidhamma Pitaka terdiri dari Dhammasangani, Vibhanga,
Dhatukatha, Puggala Pannati, Kathavatthu, Yamaka dan Patthana
k. Intisari Tipitaka yaitu:
1) Vinaya Pitaka intisarinya janganlah berbuat jahat
2) Sutta Pitaka intisarinya berbuatlah kebajikan
3) Abhidhamma Pitaka intisarinya sucikan hati dan kebajikan

4. Beban Belajar
Beban belajar untuk mengajarkan KD 1.4, KD 2.4, KD 3.4 dan KD 4.4
memerlukan 27 jam pelajaran atau 9 x pertemuan

SMP Muatan Kurikulum 2013: PA Buddha dan BP - 34 -

Anda mungkin juga menyukai