Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK 1

MODUL 1 DAN 2
PEMBELAJARAN PKn di SD ( PDGK 4201 )
Tutor : Sabarudin, M.Pd.

KELOMPOK 1 BATOLA 1

NOOR HASANAH 8583 10359


NURMALA 8583 10904
RIANNI AZIZAH 8583 10975
YULIANTI SASMITA 8583 12528

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) 49/BANJARMASIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran
PKn di SD semester satu tahun ajaran 2023. Adapun topik yang dibahas di
dalam makalah ini adalah “Hakekat dan Karakteristik Pembelajaran PKn di SD”.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada kelompok kami yang
telah membantu menyelesaikan tugas makalah ini, terutama kepada
bapak Sabarudin, M.Pd dosen pembimbing mata kuliah Pembelajaran PKn di SD.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu dikarenakan keterbatasan
kemampuan yang kami miliki. Sehingga kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca. Kiranya harapan kami makalah ini memberikan
banyak manfaat bagi kehidupan kita semua.

Banjarmasin, 12 April 2023

Tim Penyusun

KELOMPOK 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan / Solusi Masalah................................................................................1
D. Manfaat.......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Peta Konsep Modul 1
Hakikat, Fungsi, dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD................ 2
1. Hakikat, Fungsi dan tujuan PKn di SD..................................................... 3
2. Ruang Lingkup PKn di SD .......................................................................4
3. Tuntutan Pedagogis PKn di SD ................................................................5
B. Peta Konsep Modul 2
Karakteristik PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral ................................7
1. Pendekatan PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral...............................8
2. Pendidikan Nilai dan Moral dalam Standar Isi PKn di SD ......................10
3. Hubungan Interaktif Pengembangan Nilai dan Moral dalam PKn di SD .12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................... 14
B. Saran............................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia dapat diharapkan mempersiapkan peserta didik menjadi
warga negara yang memiliki prinsip kuat dan konstan untuk mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Negara kebangsaan pembentukannya dibentuk dari
semangat kebangsaan, rasa nasionalisme, dan tekad pada masyarakat untuk
membangun masa depan negara walaupun masyarakat berbeda agama, ras, etnik dan
golongannya.
Dalam perkembangannya Indonesia memiliki perubahan setiap tahunnya yang
mengancam keutuhan NKRI. Maka, perlu ditanamkan kesadaran bela negara,
penghargaan terhadap hak asasi manusia, pelestarian lingkungan hidup, tanggung
jawab sosial, ketaatan pada hokum, ketaatan membayar pajak, sikap anti korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
Materi Pendidikkan Kewarganegaraan merupakan ilmu yang memfokuskan
pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak dan
kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter
yang tercantum oleh Pancasila dan UUD 1945.
Makalah ini memfokuskan materi latar belakang pembelajaran PKn SD,
pengertian pembelajaran PKn di SD, tujuan pembelajaran PKn di SD, ruang lingkup
pembelajaran PKn SD, dan karakteristik pembelajaran PKn di SD. Diharapkan
setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa PGSD dapat memahami pembelajaran
PKn di SD, sehingga mereka dapat mencetak siswa-siswi cerdas dan terampil, serta
menjunjung tinggi nilai Pancasila dan UUD 1945.

B. Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas beberapa rumusan masalah tentang pembelajran PKn di
SD, seperti:
1. Bagaimana pengertian tentang pembelajaran PKn di SD?
2. Apa saja tujuan dari pembelajaran PKn di SD?
3. Bagaimana penjelasan tentang ruang lingkup pembelajaran PKn di SD?
4. Apa saja karakteristik dari pembelajaran PKn di SD?

C. Tujuan
Dari permasalahan yang akan dibahas di makalah ini, adapun tujuan yang dapat
diambil dari rumusan masalah:
1. Dapat memahami pengertian pembelajaran PKn di SD.
2. Dapat menyebutkan tujuan pembelajaran PKn di SD.
3. Dapat menjelaskan ruang lingkup pembelajaran PKn di SD dengan baik.
4. Dapat menyebutkan karakteristik pembelajaran PKn di SD.

D. Manfaat
1. Bagi pembaca, dapat menambah pengetahuan dan menanamkan nilai positif sesuai
Pancasila dan UUD 1945.
2. Bagi penulis, dapat kreatif dalam hal penulisan yang bermanfaat untuk pembaca.

1
BAB II
PEMBAHASAN

MODUL 1
HAKIKAT, FUNGSI DAN TUJUAN PKN DI SD

PETA KONSEP

HAKIKAT, FUNGSI DAN TUJUAN


PKN DI SD

KEGIATAN BELAJAR 1 KEGIATAN BELAJAR 2 KEGIATAN BELAJAR 3


Hakikat, Fungsi dan Tujuan Ruang Ligkup PKn di SD Tuntutan Pedagogis PKn di SD
PKn di SD

1. Hakikat Pendidikan PKn


Struktur Kurikulum di SD Arti Tuntutan Pedagogis
2. Fungsi dan Tujuan PKn

PKn Bersifat
Multidimensial

2
KEGIATAN BELAJAR 1
Hakikat, Fungsi dan Tujuan PKn di SD

A. Hakikat PKn
 Kurikulum 1946, Kurikulum 1957, Kurikulum 1961 : Tidak dikenal mata
pelajaran PKn
 Yang ada pada Kurikulum 1946 dan Kurikulum 1957 : Pengetahuan
Umum di SD dan Tata Negara di SMP/SMA
 Kurikulum SD tahun 1968 : dikenal mata pelajaran PKN ( Pendidikan
Kewargaan
Negara ) mencakup Sejarah Indonesia, Geografi dan Civics
 Kurikulum SMP 1968 PKN mencakup materi Sejarah Indonesia dan Tata
Negara
 Kurikulum SMA 1968 PKN lebih banyak berisi materi UUD 1945
 Kurikulum SPG 1969 PKN mencakup Sejarah Indonesia, UUD,
Kemasyarakatan dan Hak
 Beda Kewargaan Negara dan Kewarganegaraan :
Kewargaannegara merupakan terjemahan dari “Civics” yang merupakan
mata pelajaran sosial yang
bertujuan membina dan mengembangkan anak didik agar menjadi
warganegara yang baik.

Kewarganegaraan digunakan dalam perundangan mengenai status formal


warga negara dalam suatu negara.

B. Fungsi dan Tujuan PKn


Ketentuan perundang-undangan yang mendasari PKn mejadi wahana
psikologis-pedagogis adalah sebagai berikut :
1. Pembukaan UUD 1945 dan perubahaaannya, alinea 4
2. UU no. 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional Pasal 3,
Pasal 4, Pasal 37 ayat (1),
Pasal 38
3. Peraturan Pemerintah RI no. 19 tahun 2005 tentang Standar
Pendidikan Nasional Pasal 6 ayat (1), Pasal 6 ayat (4), Pasal 7 ayat (3)

 PKn harus berfungsi sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter


warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab.
 Sekolah dikembangkan sebagai wahana sosial kultural untuk membangun
kehidupan yang demokratis, artinya sekolah harus menjadi wahana
pendidikan untuk mempersiapkan kewarganegaraan yang demokratis
melalui pengembangan kecerdasan spiritual, rasional, emosional, dan
sosial warganegara baik sebagai aktor sosial maupun sebagai pemimpin
pada hari ini dan hari esok.
 Paradigma pendidikan demokrasi melalui PKn yang perlu dikembangkan
dalam lingkungan sekolah adalah pendidikan demokrasi yang bersifat
multidimensial atau bersisi jamak.

Sifat Multidimensialitasnya itu antara lain terletak pada :


1. Pandangannya yang pluralistik-uniter
(bermacam-macam, tetapi tetap menyatu dalam pengertian
Bhinneka Tunggal Ika )
2. Sikapnya dalam menempatkan individu, negara dan masyarakat global
secara harmonis.
3. Tujuannya yang diarahkan pada semua dimensi kecerdasan

3
( spiritual, rasional, emosional dan sosial )
4. Konteks (setting) yang menghasilkan pengalaman belajarnya yang terbuka,
fleksibel, dan bervariasi merujuk kepada dimensi tujuannya.

KEGIATAN BELAJAR 2
Ruang Lingkup PKn di SD

Dalam Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006 dikemukakan bahwa “


Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila UUD 1945”, sedangkan
tujuannya adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu


kewarganegaraan
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta
antikorupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.

Struktur Kurikulum SD/MI

Struktur kurikulum di SD disusun berdasarkan staandar kompetensi lulusan


dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Kurikulum di SD memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan


pengembangan diri.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS di SD merupakan IPA Terpadu
dan IPS Terpadu
c. Pembelajaran pada kelas I s.d.III dilaksanakan melalui pendekatan
tematik, sedangkan pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui
pendekatan mata pelajaran.
d. Jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum 4 jam pembelajaran per minggu secara
keseluruhan.
e. Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 35 menit
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 34-38 minggu

Berdasarkan Permendiknas No.22 Tahun 2006 Ruang lingkup mata


pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan menengah
secara umum, sebagai berikut:

a. Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi Hidup rukun dalam perbedaan,


Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda,
Keutuhan NKRI, Partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif
terhadap NKRI, Keterbukaan dan jaminan keadilan.

4
b. Norma, Hukum dan Peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga,
Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-
peraturan Daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, Sistem hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan
internasional.
c. Hak Asas Manusia, meliputi Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban
anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan,
penghormatan, dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan Warga Negara, meliputi hidup gotong royong, Harga diri
sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama,
Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara.
e. Konstitusi Negara, meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, Konstitusi- konstitusi yag pernh digunakan di Indonesia,
Hubungan dasar negara dengan konstitusi.
f. Kekuasaan dan Politik, meliputi Pemerintahan Desa dan kecamatan,
Pemerintahan Daerah dan otonomi, Pemerintah Pusat, Demokrasi dan
sistem politik , Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, Sistem pemerintahan , Pers dalam masyarakat demokrasi.
g. Pancasila, meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara , Pengamalan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai
ideologi terbuka.
h. Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri
Indoesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional
dan organisasi internasional dan Mengevaluasi globalisasi.

KEGIATAN BELAJAR 3
Tuntutan Pedagogis PKn di SD

Tuntunan pedagogis dalam modul ini diartikan sebagai pengalaman belajar


yang bagaimana yang diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan
kewarganegaraan , dalam pengertian ketuntasan penguasaan kompetensi
kewarganegaraan yang tersurat dan tersirat dalam lingkup isi dan kompetensi
dasar.

PKn merupakan mata pelajaran sebagai pendidikan nilai dan moral,


alasannya sebagai berikut :

1. Materi PKn adalah konsep-konsep nilai Pancasila dan UUD 1945


beserta dinamika perwujudan alam kehidupan masyarakat negara
Indonesia.
2. Sasaran Belajar Akhir PKn adalah perwujudan nilai-nilai tersebut
dalam perilaku nyata kehidupan sehari-hari.
3. Proses pembelajarannya menuntut terlibatnya emosioal, intelektual,
dan sosial dari peseta didik dan guru sehingga nilai-nilai itu bukan
hanya dipahami ( bersifat kognitif) , tetapi dihayati ( bersifat objektif),
dan dilaksanakan (bersifat perilaku)

Setiap konsep nilai Pancasila yang telah dirumuskan sebagai butir materi
PKn pada dasarnya harus memiliki aspek konsep moral, sikap moral, dan perilaku
moral.

5
PKn sebagai pendidikan nilai dan moral kaitannya dengan pendidikan
watak, ada catatan sebagai berikut :

1. PKn sebagai mata pelajaran yang memiliki aspek utama sebagai pendidikan
nilai dan moral, yang bermuara pada pengembangan watak dan karakter
peserta didik sesuai nilai-nilai dan moral Pancasila.
2. Nilai dan moral Pancasila dan UUD 45 dapat dikembangkan dalam diri
peserta didik melalui pengembangan konsep moral, sikap moral, dan
perilaku moral setiap rumusan butir nilai materi PKn.
.

6
MODUL 2

KARAKTERISTIK
PKn SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL
PETA KONSEP

KARAKTERISTIK PKn SEBAGAI


PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL

KEGIATAN BELAJAR 1 KEGIATAN BELAJAR 1


Pendekatan PKn KEGIATAN BELAJAR 1
Sebagai Pendidikan Nilai dan Pendidikan Nilai dan Moral dalam Hubungan Interaktif
Moral di SD Pengembangan
Standar Isi PKn di SD
Nilai dan Moral dalam PKn di SD

Membentuk Warga Negara


Berpijak Pada Nilai-Nilai : yang Melaksanakan Hak dan Program dan poses pendidika
Kewajiban untuk Menjadi yang mengembangkan pikiran,
1) Nilai Keagamaan nilai dan sikap
WNI yang Cerdas, Terampil
dan Berkarakter sesuai
2) Nilai Demokrasi yang ber
Amanat Pancasila dan UUD
ketuhanan Yang Maha 1945
Esa

3) Nilai Sosial Kultural yang


Berbhineka Tunggal Ika 1. Teori Piaget

1. Persatuan dan Kesatuan 2. Teori Kohlberg

Bangsa
2. Norma Hukum dan
Peraturan
3. HAM
4. Kebutuhan Warga
Negara
5. Konstitusi Negara
6. Kekuasaan dan Politik
7. Pancasila
8. Globalisasi

7
KEGIATAN BELAJAR 1
Pendekatan PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral di SD

Herman ( 1972 ) mengemukakan suatu prinsip yang sangat mendasar ,


yakni bahwa”...value is neither taugh nor cought, it learned”, yang artinya bahwa
substansi nilai tidaklah semata – mata ditangkap , diinternalisasi , dan dibakukan
sebagai bagian melekat dalam kualitas pribadi seseorang melalui proses belajar.
Proses pendidikan pada dasarnya merupakan proses pembudayaan atau enkulturasi
untuk menghasilkan manusia yang berkeadaban, termasuk didalamnya yang
berbudaya.

Dalam latar belakang kehidupan masyarakat, proses pendidikan nilai sudah


berlangsung dalam kehidupan masyarakat dalam berbagai bentuk tradisi.
Contohnya tradisi dongen dan sejenisnya yang dulu dilakukan oleh orang tua
terhadap anak dan cucunya semakin lama semakin tergeser oleh film kartun atau
sinetron dalam media massa tersebut. Disitulah pendidikan nilai menghadapi
tantangan konseptual, instrumen, dan operasional.
Dalam Konteks Pendidikan Nasional Indonesia telah ditegaskan dalam
Pasal 3 UU Sidikan 20/2003 bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangkan mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi perserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi, serta
bertanggungjawab. Oleh karena itu maka proses pendidikan seyogyanya bukan
hanya sebagai proses pendidikan berfikir tetapi pendidikan berwatak seperti nilai
dan perilaku.
Di lingkungan masyarakat barat sendiri yang secara ekonomi termasuk masyarakat
modern terdapat berbagai persoalan moral yang dirasa perlu mendapat perhatian
pendidikan nilai. Melihat keadaan seperti itu dirasakan perlunya upaya pendidikan
nilai moral yang dilakukan secara menyeluruh dengan pertimbangan sebagai
berikut :

1. Pendidikan nilai merupakan suatu kebutuhan sosiokulturai yang jelas dan


mendesak bagi kelangsungan kehidupan yang berkeadaban.
2. Pewarisan nilai antar generasi dan dalam satu generasi merupakan wahana
sosiopsikologis dan selalu menjadi tugas dari proses peradaban.
3. Peranan sekolah sebaagai wahana psikopedagogis dan sosiopedagogik yang
berfungsi sebagai pendidik moral menjadi semakin penting, pada saat
dimana hanya sebagian kecil anak yang mendapat pendidikan moral dari
orang tuanya dan peranan lembaga keagamaan semakin kecil.

8
4. Dalam setiap masyarakat sebagai terdapat landasan etika umum, yang
bersifat universal melintasi batas ruang dan waktu, sekalipun dalam
masyarakat pluralistik yang mengandung banyak potensi terjadinya konflik
nilai.
5. Demokrasi mempunyai kebutuhan khusus akan pendidikan moral karena
inti dari demokrasi adalah pemerintahan yang berakar dari rakyat
dilakukan oleh wakil pembawa amanah rakyat, dan mengusung komitmen
mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat.
6. Pertanyaan yang selalu dihadapi baik individu maupun masyarakat adalah
pertanyaan moral.
7. Terdapat dukungan yang mendasar dan luas bagi pendidikan nilai sekolah.
8. Komitmen yang kuat terhadap pendidikan moral sangatlah esensial untuk
menarik dan membina guru-guru yang berkeadaban dan profesional.
9. Pendidikan nilai adalah pekerjaan yang dapat dan harus dilakukan sebagai
suatu keniscayaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
serta bermasyarakat global.

Dilihat dari substansi dan prosesnya , menurut Lickona ( 1992 : 53-63 )


yang perlu dikembangkan dalam rangka pendidikan nilai tersebut adalah nilai
karakter yang baik ( good character ) yang di dalamnya mengandung tiga dimensi
nilai moral yaitu dimensi wawasan moral, dimensi wawasan nilai moral, dimensi
perasaan moral dan dimensi perilaku moral.

Pendidikan nilai moral secara formal – kurikuler terdapat dalam mata


pelajaran PPKn (Kurikulum 1994) atau PKn (UU RI No.20 Thn.2003) dan
Pendidikan Agama dan Bahasa. Pkn mengandung unsur pokok sebagai pendidikan
nilai moral-sosial/etis, Pend.Agama mengandung nilai religius, dan Bahasa
mengandung nilai estetis dan etis.

Dari kajian dan bahasan terhadap konsep , isi dan strategi pendidikan
nilai di dunia Barat yang lebih cenderung bersifat bersifat sekuler dan berpijak
serta bermuara pada pengembangan moral kognitif , kiranya terdapat beberapa hal
yang dapat bisa diadaptasikan bagi kepentingan pendidikan nilai di Indonesia
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

Secara konstitusional demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang


Theistis atau demokrasi yang ber Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu
pendidikan nilai bagi Indonesia seyogyanya berpijak pada nilai – nilai keagamaan
, nilai – nilai demokrasi yang ber Bhinneka Tunggal Ika . Dalam konteks itu
maka teori perkembangan moral dari Piaget dan Kohlberg yang dapat
diadaptasikan adalah terhadap nilai moral sosial- kultural selain nilai yang
berkenaan atau boleh dirasionalkan.

9
Konsep pendidikan nilai moral Piaget yang menitikberatkan pada
pengembangan kemampuan mengambil keputusan dan memecahkan masalah
moral dalam kehidupan dapat diadaptasikan dalam pendidikan nilai di Indonesia
dalam konteks demokrasi konstitusional Indonesia dan konteks sosial- kultural
masyarakat Indonesia yang ber Bhinneka Tunggal Ika termasuk dalam keyakinan
agama.

Konsepsi pendidikan nilai moral Kholberg yang menitikberatkan pada


penalaran moral melalui pendekatan klarifikasi nilai yang memberikan kebebasan
kepada individu peserta didik untuk memilih posisi moral, dapat digunakan dalam
konteks pembahasan nilai selain aqidah dengan keyakinan masing-masing.
Sedangkan teori tingkatan dan tahapan perkembangan moral Kohlberg secara
konseptual dapat digunakan sebagai salah satu landasan bagi pengembangan
paradigma penelitian perkembangan moral bagi orang Indonesia.
Kerangka konseptual komponen Good Character dari Lickona yang membagi
karakter menjadi wawasan moral, perasaan moral , dan perilaku moral dapat dipakai
untuk mengklasifikasikan nilai moral dalam pendidikan nilai di Indonesia dengan
menambahkan ke dalam masing-masing dimensi itu aspek nilai yang berkenaan
engan konteks keagamaan seperti wawasan Ketuhanan Yang Maha Esa dalam
dimensi Wawasan Moral , perasaan mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam
dimensi Perasaan Moral, dan perilaku moral kekhalifahan dalam dimensi Perilaku
Moral.
KEGIATAN BELAJAR 2
Pendidikan Nilai dan Moral dalam Standar Isi PKn di SD

Muatan isi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memfokuskan


pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-
hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamankan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Secara umum PKn diSD bertujuan untuk mengembangkan kemampuan:
1. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-
korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokrasi untuk membentuk diri berdasarkan
karakter- karakter masyarakat Indoensia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya;
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam persatuan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.

Struktur kurikulum di SD meliputi susbtansi pembelajaran yang ditempuh


dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai kelas 1 sampai dengan

10
Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi
lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.

Pendidikan Kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan menengah,


menurut Permendiknas No.22 Tahun 2006 secara umum meliputi substansi
kurikuler yang didalamnya mengandung nilai dan moral sebagai berikut :
1. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi; Hidup rukun dalam perbedaan,
Cinta Lingkungan, kebanggaan, sebagai bangsa Indonesia, Sumpah
Pemuda, Keutuhan Negara, Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam
pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi; Tata tertib dalam kehidupan
keluarga, Tata tertib disekolah, norma yang berlaku dimasyarakat,
Peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam dalam kehidupan
berbangsa, sistem hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan
internasional.
3. Hak asasi manusia meliputi; hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban
anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional Ham, Pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM.
4. Kebutuhan warga negara meliputi; hidup gotong royong, harga diri sebagai
warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi kedudukan warga
negara,.
5. Konstitusi Negara meliputi; Proklamasi Kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, konstitusi- konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
hubungan agar negara dengan konstitusi.
6. Kekuasaan dan Politik meliputi; Pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem
politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani,
sistem pemerintahan pers dalam masyarakat demokrasi.
7. Pancasila meliputi; kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari- hari Pancasila sebagai
ideologi terbuka.
8. Globalisasi meliputi; globalisasi di lingkungannya, poloitik luar negeri
Indonesia di era globalisasi dampak globalisasi, hubungan internasional dan
organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

KEGIATAN BELAJAR 3

11
Hubungan Interaktif Pengembangan Nilai dan Moral dalam PKn di SD

Konsep “values eduation, moral education, education for vitues”


sebagai program dan proses pendidikan yang tujuannya selain
mengembangkan pikiran, juga mengembangkan nilai dan sikap.

Lickona (1992:6-7) “pendidikan moral merupakan aspek yang esensial bagi


pekembangan dan berhasilnya kehidupan demokrasi” Yakni: Menghormati hak
orang lain Mematuhi hukum yang berlaku, Partisipasi dalam kehidupan masyarakat
dan Peduli terhadap perlunya kebaikan bagi umat.

Secara teoritik nilai dan moral berkembang secara psikologis dalam diri
individu mengikuti perkembangan usia dan konteks social. Piaget merumuskan
perkembangan kesadaran dan pelaksanaan aturan yang dibagi menjadi dua domain
yaitu sebagai berikut :

1. Tahapan Domain Kesadaran Mengenai Aturan


Terdiri dari usia, 0-2 tahun, aturan dirasakan sebagai suatu hal yang bersifat
tidak memaksa, usia 2-8 tahun, aturan disikapi dengan hal yang bersifat
sacral dan diterima tanpa pemikiran, usia 8-12 tahun aturan diterima
sebagai hasil kesepakatan.

2. Tahapan Domain Pelaksanaan Aturan


Terdiri dari usia, 0-2 tahun, aturan dilakukan sebagai suatu hal yang bersifa
monorik saja, usia 2-6 tahun, aturan dilakukan sebagai perilaku yang lebih
berorientasi diri sendiri, usia 6-10 tahun diterima sebagai hasil kesepakatan.

Piaget menyimpulkan bahwa pendidikan sekolah seyogyanya menitik


beratkan pada pengembangan kemampuan mengambil keputusan (decision making
skills) dan memecahkan masalah (problem solving) dan membina pengembangan
moral yang dilakukan dengan cara menutut peserta didik untuk mengembangkan
aturan berdasarkan keadilan (fairness).
Sedangkan Koherlberg merumuskan adanya tiga tingkat / level yang
terdiri atas enam tahap/stage yaitu sebagai berikut :
1. Tingkat I : Prakonvensional (Preconventional)
a. Tahap 1, Orientasi hukuman dan kepatuhan.
b. Tahap 2, Orientasi instrumental nisbi.
2. Tingkat II : Konvensioanal (Conventional)
a. Tahap 3, Orientasi kesepakatan timbal balik.
b. Tahap 4, Orientasi hokum dan ketertiban.
3. Tingkat III : Poskonvensional (Postconventional)
a. Tahap 5, Orientasi kontrak social lagalistik

12
b. Tahap 6, Orientasi prinsip etika universal

Dengan kata lain pendekatan pendidikan nilai yang ditawarkan Kohlberg


sama dengan yang ditawarkan Piaget dalam hal fokusnya terhadap perilaku moral
yang dilandasi oleh penalaran moral, namun berbeda dalam hal titik berat
pembelajarannya dimana Piaget menitikberatkan pada pengembangan kemampuan
mengambil keputusan dan memecahkan masalah, sedangkan Kohlberg
menitikberatkan pada pemilihan nilai yang dipegang terkait dengan alternative
pemecahan terhadap suatu dilemma moral melalui proses klarifikasi bernalar.

13
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
sangat penting bagi setiap individu untuk lebih mencintai bangsa Indonesia, melalui
mata pelajaran ini para siswa, mahasiswa, maupun warga negara dididik untuk lebih
mencintai bangsa dan negara Indonesia ini.
PKn meliputi pokok bahasan pengantar PKn, Hak dan Kewajiban warga negara,
pendidikan pendahuluan bela negara, demokrasi Indonesia, hak asasi manusi,
wawasan nusantara, ketahanan nasional, politik dan stategi nasional.
Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan nilai-
nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai
luhur dan moral yang berakar dari budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat
menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku yang diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari para mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon
guru/pendidik, anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
B. Saran
Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat bermafaat bagi kita semua,
serta dapat memberikan informasi tentang pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan
sejak dini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kamal Pasha, Musthafa. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta : Citra


Karta Mandiri.

Kunawi Basyir, dkk. 2016. Pancasila dan Kewarganegaraan. Surabaya : UIN SA


Press.

Mustofa, Ali dan Irfan Tamwifi. 2009. Materi Pembelajaran IPS/PKN


MI. Surabaya:UINSA

Winarno, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, 2012, Jakarta:PT Bumi


Aksara

Winataputra, Udin S. (2008). Pembelajaran PKn di SD, Jakarta:Universitas Terbuka.

15

Anda mungkin juga menyukai