Dosen Pembimbing :
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT kami mampu menyelesaikan makalah “Keterkaitan
PKn dengan IPS dan mata pelajaran lainnya” dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
umatnya ke jalan yang benar dan yang di ridloi.
Tujuan dari adanya penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
PKn MI/SD. Kami menyadari dalam proses pembuatan makalah ini terdapat kekurangan,
hambatan serta rintangan, tetapi berkat bantuan berbagai pihak, tugas ini dapat teratasi. Untuk
itu kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing mata kuliah PKn MI/SD Bapak
Shulton Mas’ud S.Ag, M.Pd.i yang telah memberikan dukungan dan bimbingan sehingga makalah
ini dapat disusun dengan baik. Kami mengharapkan kritik dan saran atas kekurangan yang ada
dalam penyusunan makalah ini.
Demikian, semoga apa yang kami bahas dalam makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi
pengetahuan. Selain itu, kami juga memohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan
baik itu berupa tulisan maupun pemaparan materi, dan lain sebagainya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN……..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan…........................................................................................................5
BAB II : PEMBAHASAN..................................................................................................
A.Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………….16
B. Saran………………………………………………………………………………………………………………..17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
A D I Raharjo, “Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Ips Dan Mata Pelajaran Lainnya,”
Journal of Primary Education (2019).
4
1. Bagaimana karakteristik PKn serta mata pelajaran IPS dan mata pelajaran lainnya di
MI/SD ?
3. Bagaiamana cara mengetahui hubungan bidang studi pkn dengan mata pelajaran lain
nya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik PKn serta mata pelajaran IPS dan mata pelajaran
lainnya
3. Untuk mengetahui hubungan bidang studi PKn dengan mata pelajaran lainnya
BAB II
PEMBAHASAN
5
A. Karakteristik PKn serta mata pelajaran IPS dan mata pelajaran lainnya
6
penyelidikan, melakukan pemecahan masalah dan sebagainya2 sebagai
wahana utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang
dilaksanakan melalui :
1. Civic intelligence atau kecerdasan dan daya nalar warga
2. Civic responsibility atau kesadaran hak dan kewajiban sebagai warga
negara
3. Civic participation atau kemampuan berpatisipasi baik indiividu,
maupun sosial
2
https://pgsd.binus.ac.id/2018/01/08/karakteristik-ips-di-sekolah-dasar/
3
Raharjo, “Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Ips Dan Mata Pelajaran Lainnya.”
7
1. Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat: (1) Meningkatkan pemahaman konsep yang
dipelajarinya secara lebih bermakna; (2) Mengembangkan keterampilan menemukan,
mengolah, dan memanfaatkan informasi; (3) Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan
baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan; (4) Menumbuhkembangkan
keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat
orang lain; (5) Meningkatkan minat dalam belajar; dan (6) Memilih kegiatan yang sesuai
dengan minat dan kebutuhannya.
8
Pendidikan kewarganegaraan (PKN) merupakan program pendidikan yang memiliki
misi untuk mengembangkan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya dan keyakinan
bangsa indonesia yang memungkinkan dapat diwujudkan dalam perilaku dalam kehidupan
sehari-hari.
Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang bersifat interdisipliner terutama
disiplin ilmu hukum, politik, dan filsafat moral. Sifat interdisipliner ini menjadikan PKn jelas
batang keilmuannya (body of knowledge).
Dalam paradigma PKn sekarang dikenal tiga komponen yang saling berkaitan. Menurut Udin
Saripuddin Winataputra, ada tiga komponen tersebut adalah sebagaimana uraian berikut ini.
1) Komponen pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) berupa materi pelajaran PKn
yang harus dicapai peserta didik.
2) Komponen keterampilan kewarganegaraan (civic skills) berupa kemampuan bersifat
partisipatoris dan kemampuan intelektual.
3) Komponen watak/karakter kewarganegaraan (civic dispositions) seperti bertanggung
jawab secara moral; disiplin; rasa hormat terhadap nilai dan martabat kemanusiaan; rasa
hormat terhadap peraturan (hukum); mau mendengarkan, bernegosiasi dan berkompromi
untuk mencapai kebaikan publik; dan menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan.
9
dengan baik. Jadi pendidikan kewarganegaraan dapat menjad solusi permasalahan di
masyarakat. Sama-sama mengkaji masyarakat / warga negara.
3) Pendidikan kewarganegaraan dengan ilmu sejarah
Dalam mempelajari sejarah terdapat latar belakang mempelajari pendidikan
kewarganegaraan, proses dan alasannya pendidikan kewarganegaraan dipelajari. Kemudian
dengan pada ilmu sejarah dapat diketahui mengapa perlunya pendidikan yang bertujuan
menjadikan warga negara yang baik. Semua itu didasari oleh sejarah/peristiwa yang terjadi
diwaktu yang lalu. Dengan mempelajari sejarah kita dapat mengetahui kekurangan apa yang
akan terdapat pada era dulu dan diperbaiki pada masa sekarang sehingga terdapat perbaikan-
perbaikan dari waktu ke waktu. Dengan mempelajari sejarah dapat ditemukan hal positif
yang dapat dipertahankan untuk tercapanya tujuan PKn saat ini atau kedepannya.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran wajib setiap jenjang
persekolahan dan materinya perlu dipahami dengan baik, namun kenyataannya masih ada
siswa yang kurang senang dan bahkan tidak berminat untuk belajar PKn karena bagi mereka
pelajaran ini sangat membosankan. Oleh sebab itu, untuk mengatasi masalah tersebut
dituntut peran serta semua pihak yang terkait dalam lingkunagan pendidikan tersebut yakni
guru dan siswa (Sainudin, 2015).
PKn adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan afektif untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai luhur dan moral bangsa dan memfokuskan pada pembentukan
warganegara dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara
yang cerdas, terampil dan berkarakter.
PKn juga dijelaskan di dalam Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang standar isi. Di dalam
Permendiknas No. 22 Tahum 2006 tentang standar isi tertulis bahwa pendidikan
kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan
warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak – hak dan kewajibannya
untuk warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan
oleh Pancasila dan UUD 1945.
Setiap mata pelajaran memiliki tujuan yang ingin di capai termasuk mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Menurut Susanto (2014: 233-234) tujuan pembelajaran PKn
adalah “agar siswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun,
10
jujur, dan demokratis secara ikhlas sebagai warga negara yang terdidik dan bertanggung
jawab. 4
Tujuan pembelajaran PKn adalah “agar siswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan
kewajiban secara santun, jujur, dan demokratis secara ikhlas sebagai warga negara yang
terdidik dan bertanggung jawab. Agar peserta didik menguasai dan memahami berbagai
masalah dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat
mengatasinya dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila,
serta agar siswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai – nilai kejuangan, cinta
Tanah Air, serta berkorban bagi nusa dan bangsa.”
Teknik pembelajaran PKn siswa kelas tinggi kurang baik, seperti malas membaca buku dan
membuat catatan, , tidak mengerjakan tugas dengan baik, dan tidak memiliki jadwal belajar
yang pasti di rumah. Selain itu, siswa belum memahami kebiasaan-kebiasaan belajar yang
baik untuk membuat prestasi belajar tinggi. Selain itu, siswa belum memahami kebiasaan –
kebiasaan belajar yang baik untuk membuat prestasi belajar yang tinggi. Pada saat
pembelajaran beberapa siswa tidak memperhatikan saat guru sedang menjelaskan materi
pelajaran PKn disebabkan siswa bosan dan jenuh dengan cara guru menerangkan kepada
siswa tersebut sehingga siswa lebih memilih mengobrol dan bermain dengan teman
sebangku dari pada memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi. Selain itu,
sebagian siswa sudah fokus dan memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi.
Mengingat paparan di atas, diketahui informasi bahwa kurang baiknya kebiasaan belajar
PKn beberapa siswa kelas tinggi tampak sejalan dengan rendahnya atau kurang baiknya
4
Yuzarion. 2017. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Peserta Didik . Jurnal Ilmu Pendidikan,
Volume 2 Nomor 1, Juni 2017: 107-117
11
prestasi belajar PKn siswanya.Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa ada hubungan
antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa 5pada mata pelajaran PKn yang
mempengaruhi nilai para siswa.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa masih ada sebagian siswa yang belum mencapai
ketuntasan dalam belajar PKn. Banyak faktor yang menyebabkan prestasi belajar siswa
dalam ranah kognitif tinggi dan juga ada yang masih rendah di sekolah, salah satu faktor
yang menarik perhatian adalah hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa.
Oleh karena itu, kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan
prestasi siswa yang berakibat siswa mencapai hasil yang maksimal.
Berkaitan dengan prestasi belajar, Masidjo (2007: 13) mengungkapkan bahwa kegiatan
pengukuran prestasi belajar peserta didik dari suatu mata pelajaran dilakukan antara lain
melalui ulangan, ujian, tugas dan sebagainya. Biasanya ditunjukkan dalam nilai rapor atau
nilai-nilai test sumatif. Prestasi belajar erat kaitannya dengan hasil belajar, namun kedua
istilah tersebut memiliki makna yang berbeda. Wahyono (2015: 1) menyatakan bahwa hasil
belajar mempunyai cakupan makna yang lebih luas dari prestasi belajar.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah melakukan proses belajar dalam waktu
tertentu. Prestasi belajar biasanya ditandai dengan adanya perubahan ke arah yang lebih
baik dan dapat menerapkan hal-hal yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari
(Toshiana, 2012). Hal tersebut serupa dengan pendapat Bloom (2007) yang mengatakan
prestasi belajar terjadi apabila ada perubahan tingkat kemampuan seseorang yang meliputi
kemajuan dalam penguasaan ilmu pengetahuan, perubahan sikap dan ketrampilan dari apa
yang telah dipelajari di sekolah (Leo ,2014).
Prestasi belajar seringkali dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai yang diketahui setelah
dilakukan pengukuran dengan tes. Sedangkan hasil belajar tidak hanya dilihat dari nilai atau
skor saja, melainkan mencakup penilaian secara kualitatif (sikap, tingkah laku, karakter,
dsb). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prestasi belajar adalah angka yang
mencerminkan hasil belajar yang telah diukur
5
Prasetyo ,Arif. 2017. Pendidikan Kewarganegaraan: usaha konkret untuk memperkuat
multikulturalisme di Indonesia .
12
Menurut Hamalik (2004:45) prestasi belajar adalah prestasi belajar yang berupa adanya
perubahan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu.
Setelah siswa melalui proses belajar, terdapat perubahan pada ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor yang salah satunya dapat dilakukan berdasarkan kebiasaan setiap hari
dilakukannya. Seseorang yang sudah menjalani kebiasaan belajar yang baik dan dilakukan
dengan berulang ulang akan menciptakan pola belajar yang baik.
Minat belajar siswa pada bidang pelajaran PKn ini perlu mendapat perhatian khusus karena
minat merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan proses belajar. Berkaitan
dengan prestasi belajar yang merupakan hasil atau bukti usaha yang telah diberikan oleh
guru setelah seorang siswa mengikuti pembelajaran dalam kurun waktu tertentu yang
mencerminkan hasil belajar.
Wasliman (dalam Susanto 2014: 12) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik faktor internal
maupun eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa,
yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat
dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik diri
dan kesehatan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa
yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Lebih spesifik, difokuskan perhatian salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi
belajar, yaitu kebiasaan belajar, Djaali (2009: 127) menegaskan bahwa hasil belajar
mempunyai korelasi positif dengan kebiasaan belajar. Berdasarkan pendapat – pendapat
ahli semakin tinggi kebiasaan belajar, maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa. Selain
itu, menurut Djali (2009:128) yang menyatakan bahwa kebiasaan belajar juga dapat
diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima
pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan
kegiatan.
Jika seseorang melaksanakan kebiasaan belajar seperti pada teori Djali, maka secara
otomatis akan menjadi suatu pembiasaan. Pembiasaan merupakan suatu 6proses
pembentukan sikap yang dilakukan secara menetap melalui pengalaman berulang – ulang
6
Masidjo, I. 2007. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Kanisius. Yogyakarta.
13
sampai tahap kemandirian. Orang yang memiliki pembiasaan yang baik, maka mereka akan
siap untuk menerima pelajaran sehingga akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kebiasaan belajar memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar
PKn. Kebiasaan belajar yang dilakukan siswa mulai dari perencanaan dan kedisiplinan belajar
serta strategi belajar dapat meningkatkan prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan dengan
teori yang dikemukakan oleh Slameto (2003:82) menguraikan kebiasaan belajar akan
mempengaruhi belajar, diantaranya (1) pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, (2)
membaca dan membuat catatan, (3) mengulangi bahan pelajaran, (4) konsentrasi, (5)
mengerjakan tugas.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
14
bangsa untuk menjadi warga negara indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
dilandasi oleh pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran wajib setiap jenjang
persekolahan dan materinya perlu dipahami dengan baik, namun kenyataannya masih ada
siswa yang kurang senang dan bahkan tidak berminat untuk belajar PKn karena bagi mereka
pelajaran ini sangat membosankan.
PKn adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan afektif untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai luhur dan moral bangsa dan memfokuskan pada pembentukan
warganegara dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara
yang cerdas, terampil dan berkarakter.
Tujuan pembelajaran PKn adalah “agar siswa dapat memahami dan melaksanakan hak
dan kewajiban secara santun, jujur, dan demokratis secara ikhlas sebagai warga negara yang
terdidik dan bertanggung jawab.
Agar peserta didik menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasinya dengan pemikiran
kritis dan bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila, serta agar siswa memiliki sikap
15
dan perilaku yang sesuai dengan nilai – nilai kejuangan, cinta Tanah Air, serta berkorban
bagi nusa dan bangsa.” Pentingnya pendidikan kewarganegaraan diajarkan di sekolah dasar
ialah sebagai pemberian pemahaman dan kesadaran jiwa setiap anak didik dalam mengisi
kemerdekaan.
B.Saran
Kami sangat menyadari bahwa, didalam penyusunan makalah ini masih banyak
kesalahan-kesalahan baik dari segi isi materi maupun dari segi sistematika penulisannya.
Oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran yang sifatnya membangun. Agar
nantinya kami dapat lebih sempurna dalam menyusun makalah selanjutnya, sehingga
nantinya makalah yang kami susun dapat menjadi manfaat bagi semua orang yang
membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
https://pgsd.binus.ac.id/2018/01/08/karakteristik-ips-di-sekolah-dasar/
Raharjo, “Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Ips Dan Mata Pelajaran Lainnya.”
Yuzarion. 2017. "Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Peserta Didik" . Jurnal Ilmu Pendidikan,
Volume 2 Nomor 1, Juni 2017: 107-117
Masidjo, I. 2007. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Kanisius. Yogyakarta.
16
17