Anda di halaman 1dari 21

SLOKA-SLOKA PENTINGNYA GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

Oleh : Kelompok V 1. Ni Ketut Suratmiasih 2. Ni Putu Aryanti Utari 3. Ni Luh Dewi Cahyani 4. I Kadek Suastika 5. I Gst Ayu Lina Maretiani 6. Ni Putu Adnyani Semester : II.C (Pagi) (10.07.01 1064) (10.07.01 1065) (10.07.01 1066) (10.07.01 1069) (10.07.01 1071) (10.07.01 1072)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA HINDU FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA DAN SENI UNIVERSITAS HINDU INDONESIA DENPASAR 2011

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu, Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida sang Hyang Widhi Wasa karena atas asung kerta waranugrahanya kami dapat menyelesaikan sebuah paper yang sangat diperlukan dalam mendalami mata kuliah Weda I di bangku kuliah. Dengan mengambil judul Sloka-Sloka Pentingnya Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran yang bermanfaat bagi kami selaku mahasiswa untuk memenuhi tugas dikampus. Pentingnya paper ini ada karena agar para mahasiswa dapat memahami bagaimana pentingnya guru dalam kegiatan belajar mengajar dan apa saja kewajiban guru yang tertuang dalam sloka-sloka kitab suci veda. Dan pada kesempatan ini pula besar harapan kami selaku penulis mengharapkan dorongan, bimbingan serta kritik dan saran untuk memperbaiki dimana kekurangan kami dalam menulis atau menyusun paper. Akhirnya semoga paper yang tidak sempurna ini dapat member manfaat bagi para mahasiswa serta para pembaca yang budiman. Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Denpasar,

Mei 2011

Kelompok V

ii

DAFTAR ISI

Judul..i Kata Pengantar.ii Daftar Isi.....iii BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah......2 1.3 Tujuan Penulisan2 BAB II PEMBAHASAN3 2.1 Tugas dan Kewajiban Guru dalam pembelajaran..3 2.2 Sloka-Sloka Pentingnya Guru dalam pembelajaran..4 BAB III PENUTUP...................14 3.1 Kesimpulan..14 3.2 Saran17 DAFTAR PUSTAKA..18

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Sebagai kitab suci umat Hindu ajaran Veda diyakini dan dipedomani oleh

umat Hindu sebagai sumber bimbingan dan informasi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Diyakini sebagai kitab suci karena sifat dan isinya yang diwahyukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Apapun yang diturunkan sebagai ajarannya kepada umat manusia adalah ajaran suci karena isinya memberikan petunjuk-petunjuk maupun ajaran yang suci. Pendidikan menurut kitab suci Veda meliputi tugas dan kewajiban guru mengantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan . seharusnya setiap orang mampu menjadi guru atau berfungsi sebagai guru, memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada yang tidak tahu, memajukan pengetahuan dan keterampilan, memiliki kemampuan untuk membedakan yang baik dan buruk (bagi anak didik), memiliki wawasan ke depan, bijaksana, dan menjadi pemimpin bagi masyarakat, penerus kebenaran, orator yang cemerlang, memajukan ilmu pengetahuan, mendidik moralitas anak didik, mengkondisikan agar anak didik mengikuti ajaran suci Veda, melindungi tradisi suci.

Tidak hanya itu saja kewajiban guru juga Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, meningkatkan dan

mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

1.2

Rumusan Masalah Dalam penulisan mengenai sloka-sloka pentingnya guru dalam kegiatan

pembelajaran akan dirumuskan masalah sebagai berikut :


1. Apa tugas dan kewajiban guru dalam pembelajaran?

2. Bagaimana sloka-sloka pentingnya guru dalam pemelajaran?

1.3

Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui apa saja tugas dan kewajiban guru dalam pembelajaran 2. Untuk mengetahui sloka-sloka yang terdapat dalam kitab suci mengenai pentingnya peran guru dalam pembelajaran

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Peranan dan Kewajiban Guru dalam pembelajaran Di dalam Veda, seseorang yang memberikan pendidikan disebut crya.

Nama lainnya adalah adhypaka yang juga berarti guru, di samping kata guru itu sendiri, sedang siswa (perubahan dari kata iya) disebut Brahmacri, juga disebut vidyrti, yang berarti yang mengejar dan mempelajari ilmu pengetahuan. crya berarti seseorang yang dianggap tidak hanya memberikan ilmu pengetahuannya secara teoritis kepada para siswa, tetapi juga memperbaiki karakter mereka. Pengertian crya adalah: cra grahayatti crya yang berarti ia yang memberikan pendidikan karakter (seseorang). Dua hal penting dalam sistem pendidikan menurut Veda adalah brahmacarya dan crya dan melalui kebersamaan keduanya seorang siswa dapat meningkatkan perbaikan moralitas dan karakternya. Adalah tugas seorang guru, ketika seorang siswa menghadapnya, untuk meminta diajarkan kepadanya tentang kebenaran yang sesungguhnya yang ia ketahui (Muaka Upaniad I.2.13)., tanpa menyembunyikan sesuatu dari padanya, untuk sesuatu yang disembunyikan akan mengakibatkan kejatuhannya (Prana Upaniad VI.1). Kitab Taittirya rayaka (VII.4) menguraikan bahwa seorang guru mestinya mengajar siswanya dengan sepenuh hati dan jiwanya. Ia juga terikat, yang menurut atapatha Brhmaa (XIV.I.1.26.27) untuk menguraikan segala sesuatunya kepada para siswa, yang tinggal selama setahun penuh (savatsara-vsin).. seorang guru

hendaknya cukup bebas, hal itu mestinya dipahami, untuk menurunkan pengetahuan kepada siswanya, yakni pengetahuan tentang segala sesuatu yang tidak setara. Satu catatan tentang kasus-kasus tertentu tentang proses belajar mengajar yang bersifat rahasia kepada orang tertentu. Pendidikan menurut ajaran suci Veda tidak hanya mengajarkan gemar membaca buku-buku pengetahuan kepada para siswa; tetapi bertujuan untuk mendorong secara simultan di hadapan para siswa suatu pandangan hidup spiritual bersamaan dengan ajaran yang tercakup dalam kitab-kitab suci Veda dan susastra Hindu. Bukanlah hanya pengetahuan tentang badan jasmani saja yang perlu mendapat perhatian, tetapi juga adalah jiwa di samping badan. Di dalam Yajurveda XL.17 kita temukan mantra yang menyatakan bahwa kebenaran disembunyikan (ditutupi oleh) cahaya yang berkilauan, apabila seseorang mampu melenyapkan cahaya yang menutup itu, seseorang akan melihat kebenaran.

2.2

Sloka- Sloka Pentingnya Guru Dalam Pembelajaran

Yajurveda XXIII.25 Mata ca te pita teqre vrksasya kridatah, Vivaksata iv ate mukhram brahmanma tvam vado bahu Artinya :

Putra-putri yang dididik oleh orang tua mereka, yang lemah lembut, berbudi luhur, hartawan dan berasal dari keturunan keluarga yang lemah lembut karenanya pantaslah ia mencapai kemuliaan. Komentar : Menurut pendapat kami, Hal yang paling diutamakan disini adalah peranan dari seorang Guru yang ada dirumah yaitu Guru Rupaka (orang tua). seorang anak yang lahir dari rahim seorang ibu dan hidup dalam lingkungan keluarga yang baik, maka orang tua sebagai guru rupaka akan mendidik anaknya dengan lemah lembut dengan baik agar anak tersebut menjadi anak yang berbudi luhur, anak yang budiman demi kebaikan anak tersebut. Interaksi social yang tejadi untuk menjadikan perubahan itu terjadi dilingkungan rumah, ini disebabkan karena kebanyakan waktu yang dilalui anak itu adalah dirumah sendiri, inilah pentingnya perhatian orangtua untuk meminimalisir hal yang negatif yang mau dilaksanakan oleh anak. Atharvaveda q/i/u Yatha somahpratah savane asvinorbhavati priyah eva me asvina varca atmani dhriyatam Artinya : Bagaikan sang roh yang menakjubkan, ia (somah) sangat hormat kepada orang tuanya selama pelaksanaan yajna di pagi hari, demikian pula semoga orang tua yang rajin dan cakap dapat mengisi jiwa kami dengan kecermelangan cahaya.

Komentar : Orang tua sangat memiliki peran penting dalam mendidik anaknya. Karena orang tua sebagai guru di dalam keluarga dimana anaknya mendapat pendidikan dari kecil atau sejak lahir dari lingkungan keluarga. Maksudnya adalah bahwa para orang tua yang cakap senantiasa berada dalam kewaspadaan untuk memberikan kesejahteraan kepada keturunan mereka seperti yang telah dijanjikan. Mereka harus mendidik keturunan mereka seperti halnya para Arcarya (guru agama). Jadi orang tua harus dapat dan berusaha mendidik keturunannya agar anak itu dapat tumbuh menjadi anak yang berbudi luhur, memiliki akhlak yang baik dan berbakti kepada orang tua. Sarascamuscaya, sloka 235 Sarirametaukurutah pita mata ca bharata Acaryasasta ya jatih sa diwya sajaramara Nihan tatwaning bapebu, upadhyaya, bapebu sangkaning sarira, ndatan langgeng ika, kuneng iking jati makading, kabrahmanan, sangskara dang upadhyaya, sangkanyanhana I kanang prasiddha tinut winarawarah ing upadhyaya, yatika uttama, ika tan kena ring lara pati Artinya : Beginilah perihal hubungannya antara ibu, bapa, dan guru. Ibu dan bapa menyebabkan lahirnya badan yang tidak kekal ini. Tetapi kelahiran yang lain umpamanya lahir ke dunia pengetahuan,

penyucian yang dilakukan oleh guru suci, sehingga ada yang patut dituruti yang merupakan ajaran-ajaran dari guru suci. Inilah yang utama yang tidak dipengaruhi oleh kesaktian atau kematian. Komentar : Dari sloka ini dimana dapat dilihat bahwa pengetahuan itu sangat penting dan pengetahuan sifatnya kekal. Tentu saja telah diketahui bahwa yang mengajarkan ilmu pengetahuan itu adalah seorang guru. Selain sebagai seorang pendidik, guru juga orang yang digugu dan ditiru, dimana guru memberikan arahan-arahan kepada siswanya untuk bisa menjadi orang yang baik, dan menjelaskan materi-materi pelajaran dengan cara-cara yang dapat dimengerti oleh siswa. Guru memang adalah orang yang memberikan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu. Sakit yang paling besar adalah kebodohan, maka dari itu gurulah orang paling berjasa dalam memberantas kebodohan itu.

Manu Smrti II Syair 229-230 Tesam trayanam cucausa Paranam tapa ucyate Na tairahacyanujnato Dharmam anyam samacaret

Artinya : Amal terhadap mereka (ibu, bapak, guru) dikatakan pantangan (tapa) yang termulia, kalau tidak seijin ketiga mereka itu (ibu, bapak, guru) sebaiknya ia tidak melakukan dharma (kewajiban lainnya). Komentar : Kita sebagai siswa dalam pembelajaran ini hendaklah selalu berbuat yang mulia terhadap guru. Agar didalam kita menuntut ilmu di sekolah keluarga dan di masyarakat selalu di dasarkan atas dharma, maka dalam mengikuti atau menerima pelajaran.

Sloka 230 Trisweteswiti krtyamhi Purusasya samapyate Esa dharmah parah saksat Upadharmo nya ucyate Artinya : Dengan menghormati ketiga guru ini (ibu, bapak, guru) segala yang dicita-citakan manusia dapat dicapai . inilah sebenarnya dharma yang terutama dalam kewajiban yang lain disebut upadharma (kewajiban tambahan)

Komentar : Kita sebagai siswa maupun sebagai anak dari ibu, bapak, guru hendaknya kita mematuhi, mendengar dan melaksanakan perintah atau ajaran yang mereka berikan. Karena itu adalah kewajiban suci yang harus dilakukan terhadap Guru Reka (orang tua) dan Guru Pengajian (guru yang mengajar di sekolah) yang mempunyai kedududukan yang amat penting dan lebih tinggi dari kita, sebaiknya seorang anak juga harus mampu menjadi yang terbaik dan melakukan suatu perbuatan berlandaskan dengan dharma. Jika seorang anak yang menghormati ketiga guru diatas maka mereka telah melaksanakan semua dharma sehingga niscaya yan dicitacitakan dapat tercapai.

Sarasamuscaya 234 Hana pwa drohaka ring pangajyanya, ring bapebu kunang, makakaranang kaya, wak, manah ikang mangkana kramanya, agong papanika, lwih sakeng papaning brunaha, brunaha ngaraning rurugarbha, sangksepanya atyanta papanika. Artinya : Jika ada orang yang berkhianat atau durhaka terhadap guru, terhadap ibu dan bapa, dengan jalan perbuatan, perkataan dan pikiran, orang yang demikian perilakunya amat besarlah dosanya, lebih besar

brunaha artinya menggugurkan kandungan; singkatnya sungguh besar dosanya. Komentar : Kita sebagai siswa harus patuh dan taat terhadap guru, baik itu guru rupaka maupun guru pengajian. Kita tidak boleh sekalipun durhaka kepada beliau dengan cara berbuat yang tidak baik atau berkata-kata kotor yang tidak pantas diucapkan kepada beliau karena beliau sangat besar jasanya dan bagi siswa yang alpaka terhadap gurunya akan mendapat dosa yang sangat besar.

Rgveda I.6.3 Ketum krnvan aketave Peso marya apesase Sam usadbhir ajayathah. Artinya: Wahai umat manusia,engkau dilahirkan bersama fajar. Berilah pengetahuan kepada orang-orang yang bodoh dan berilah kecantikan kepada orang-orang yang buruk rupa. Komentar:

10

Komentar kami tentang sloka ini sangat bermanfaat bagi orang-orang yang belum mengetahui tentang pengetahuan contohnya orang-orang yang kurang mampu agar mereka tidak bodoh lagi.

Rgveda VII.42.3 Imam dhiyam siksamanasya deva Kratum daksam varuna samsisadhi. Artinya : Ya ,Sang Hyang Varuna ,majukanlah intlek para siswa dan tanamkanlah pengetahuan dan ketangkasan kepada mereka.

Komentar: Komentar kami tentang sloka ini sangat berhap kepada Sang Hyang Varuna agar kami bisa dberikan pengetahuan dan ketangkasan di dalam diri manusia,karena pengetahuan dan ketangkasan itu sangat berguna bagi kehidupan di dunia .

11

Rgveda IX . 107.7 Rsir vipro vicaksanah Artinya : Seorang guru memiliki pengetahuan yang dalam dan kekuatan membedakan yang baik dan buruk. Dia bijaksana Komentar : Seorang guru hendaknya dapat memberi contoh yang baik dan dapat digugu dan ditiru oleh para siswa, seorang guru juga harus bisa membedakan yang baik dan yang buruk agar guru bisa menjadi penengah bagi siswanya.

Rgveda VII. 7. S6. 7 Acetayad acito devo aryah Artinya : Sang Hyang Varuna yang mulia menanamkan pengetahuan kepada orang-orang yang tidak tahu.

Komentar:

12

Guru sebagai seorang yang mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi hendaknya dapat memberikan ilmu pengetahuannya kepada orang-orang yang tidak tahu tentang ilmu pengetahuan. Seorang guru mengajarkan ilmu pengetahuan agar mereka yang tidak tahu menjadi tahu tentang pengetahuan itu.

13

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Di dalam Veda, seseorang yang memberikan pendidikan disebut crya. Nama lainnya adalah adhypaka yang juga berarti guru, di samping kata guru itu sendiri, sedang siswa (perubahan dari kata iya) disebut Brahmacri, juga disebut vidyrti, yang berarti yang mengejar dan mempelajari ilmu pengetahuan. Pengetahuaan itu sangat penting, tentunya yang mengajarkan ilmu pengetahuan itu adalah seorang guru. Dimana seorang guru memberikan arahanarahan kepada Orang tua sangat memiliki peran penting dalam mendidik anaknya. Karena orang tua sebagai guru di dalam keluarga dimana anaknya mendapat pendidikan dari kecil atau sejak lahir dari lingkungan keluarga. Maksudnya adalah bahwa para orang tua yang cakap senantiasa berada dalam kewaspadaan untuk memberikan kesejahteraan kepada keturunan mereka seperti yang telah dijanjikan. Mereka harus mendidik keturunan mereka seperti halnya para Arcarya (guru agama). Jadi orang tua harus dapat dan berusaha mendidik keturunannya agar anak itu dapat tumbuh menjadi anak yang berbudi luhur, memiliki akhlak yang baik dan berbakti kepada orang tua. Pendidikan menurut ajaran suci Veda tidak hanya mengajarkan gemar membaca buku-buku pengetahuan kepada para siswa; tetapi bertujuan untuk mendorong secara simultan di hadapan para siswa suatu pandangan hidup spiritual bersamaan dengan ajaran yang tercakup dalam kitab-kitab suci Veda dan susastra

14

Hindu. Bukanlah hanya pengetahuan tentang badan jasmani saja yang perlu mendapat perhatian, tetapi juga adalah jiwa di samping badan. Beberapa sloka mengenai pentingnya guru dalam pembelajaran : Atharvaveda q/i/u Yatha somahpratah savane asvinorbhavati priyah eva me asvina varca atmani dhriyatam Artinya : Bagaikan sang roh yang menakjubkan, ia (somah) sangat hormat kepada orang tuanya selama pelaksanaan yajna di pagi hari, demikian pula semoga orang tua yang rajin dan cakap dapat mengisi jiwa kami dengan kecermelangan cahaya. Rgveda I.6.3 Ketum krnvan aketave Peso marya apesase Sam usadbhir ajayathah. Artinya: Wahai umat manusia,engkau dilahirkan bersama fajar. Berilah pengetahuan kepada orang-orang yang bodoh dan

15

berilah kecantikan kepada orang-orang yang buruk rupa. Rgveda IX . 107.7 Rsir vipro vicaksanah Artinya : Seorang guru memiliki pengetahuan yang dalam dan kekuatan membedakan yang baik dan buruk. Dia bijaksana Rgveda VII.42.3 Imam dhiyam siksamanasya deva Kratum daksam varuna samsisadhi. Artinya : Ya ,Sang Hyang Varuna ,majukanlah intlek para siswa dan tanamkanlah pengetahuan dan ketangkasan kepada mereka.

16

3.2

SARAN
1. Melihat bahwasannya Weda Sebagai sumber segala pengetahuan dipegang

teguh untuk selalu bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.


2. Hormat kepada Catur Guru sesungguhnya kewajiban bagi setiap insane

manusia, terlebih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan Penyebab dari segala yang ada.

17

DAFTAR PUSTAKA

Mantra.IB,1982.

Tata

Susila

Hindu

Dharma.

Parisadha

Hindu

Dharma

Bag.penyaluran. Denpasar Titib.I Made,1996. VEDA SABDA SUCI Pedoman Praktis Kehidupan. Paramita Surabaya Somvir.Dr,2005. 108 Mutiara Veda. PT. Empat Warna Komunikasi. Denpasar Rai Sudharta.Tjok,2009. SARASAMUSCCAYA SMERTI NUSANTARA.

Paramita Surabaya

18

Anda mungkin juga menyukai