Dampak SVT pada individu didasarkan pada berbagai faktor dan dapat menyebabkan
palpitasi, kelelahan, pusing, rasa tidak nyaman di dada,dyspnoea, dan kesadaran yang
berubah. Ritme cepat lebih cenderung muncul dengan riwayat yang jelas dan akut daripada
ritme yang kurang cepat, tetapi SVT biasanya menimbulkan gejala. Durasi gejala dan usia
pasien saat onset merupakan hal penting. Seorang individu dengan onset di masa remaja atau
lebih muda cenderung memiliki AT atau AF berlanjut hingga dewasa. Riwayat yang begitu
panjang akan menunjukkan kepada mekanisme re-entrant. Dispnea, atau tanda klinis lainnya
dan gejala gagal jantung, dapat terjadi ketika pasien telah berkembang menjadi
takikardiomiopati. Pusing yang berhubungan dengan SVT tidak jarang terjadi. Presinkop dan
sinkop lebih jarang terjadi dan cenderung dikaitkan dengan presentasi pada individu yang
lebih tua. Pada pasien yang lebih tua, gejalanya mungkin lebih ekstrem — dengan pusing,
prasinkop, dan sinkop, mengingat sirkulasi yang kurang adekuat; penurunan tekanan darah
biasanya segera dan cenderung untuk pulih. Pada beberapa pasien, gambaran poliuria
(mungkin karena aktivitas peptida natriuretik atrium yang diinduksi oleh peregangan atrium)
dapat dijelaskan, meskipun ini jarang terjadi. Risiko langsung akibat SVT jarang terjadi,
biasanya dalam situasi tertentu (misalnya pada pasien dengan sindrom WPW dan AF, atau
setelah operasi atrial switch) dapat menyebabkan suddent cardiac death.
Awitan yang tiba-tiba lebih mungkin menunjukkan AVNRT atau AVRT, meskipun AT
juga dapat hadir dengan cara ini. Karakteristik dalam hal keteraturan atau ketidakteraturan
sangat membantu. Durasi episoda individu dapat membantu dalam hal diferensiasi.
Takikardia re-entrant cenderung bertahan lebih lama dari episode AT, yang dapat terjadi
dalam serangkaian berulang-ulang. Deskripsi yang jelas tentang berdebar-debar di leher
(yang disebut ‘frog sign') atau ‘shirt flapping' menunjukkan kemungkinan pengaruh
persaingan kontraksi atrium dan ventrikel pada katup trikuspidalis., dan AVNRT sebagai
kemungkinan penyebabnya.
SVT mungkin tidak diketahui pada evaluasi medis awal dan karakteristik klinis dapat
menyerupai gangguan panik. Pada pasien dengan kemungkinan sinus takikardia yang
berhubungan dengan kecemasan dan postural sindrom takikardia ortostatik (POTS), penting
untuk menyingkirkan kemungkinan takikardia re-entrant.
Pemeriksaan Penunjang
a) Evaluasi standar:
EKG 12 sadapan
Pemeriksaan darah perifer lengkap, profil biokimia, fungsi tiroid
EKG saat terjadi takikardia
Ekhocardiografi transtorakal
b) Opsional:
Exercise tolerance testing
Monitor EKG 24 jam
Tes adanya iskemi jantung pada pasien dengan risiko penyakit jantung koroner
(termasuk pria berusia >40 tahun dan wanita post menopause)
Electrophysiology study (EP study) dilakukan untuk diagnosis definitif dengan atau
tanpa ablasi kateter.
EKG
Untuk diagnosis jenis spesifik dari SVT dengan melihat gambaran EKG dapat dilihat
mengikuti alur di bawah ini : (gambar 1)
Gambar 1 Diagnosis banding takikardi dengan gelombang QRS sempit.
Selain pola EKG, dalam melakukan diagnosis banding juga dapat pula kita perhatikan
respon SVT terhadap adenosin atau manuver vagal. Adapun berdasarkan respon tersebut,
diagnosis diferensialnya adalah seperti berikut ini:
Setelah pemberian adenosine atau manuver vagal, konduksi AVN melambat dan
terjadi induksi AV blok intermiten. Dari EKG tampak aktivitas listrik atrial dan
memperlihatkan disosiasi gelombang P. Kemungkinannya adalah AT fokal, atrial
flutter, atau gelombang AF
Terjadi penurunan sementara laju atrial lalu menjadi cepat kembali. Kemungkinannya
adalah AT fokal, sinus takikardia, dan JET (junctional ectopic tachycardia)
Terminasi tiba-tiba SVT. Kemungkinannya adalah AVNRT, AVRT, sinus nodal
reentri, AT fokal tercetus (DAD)
Tanpa efek, kemungkinannya dosis tidak edekuat atau VT septal letak tinggi
Untuk membedakan antara VT atau SVT dengan QRS lebar, apabila terdapat rekaman
EKG pada saat irama sinus akan sangat membantu. Apabila pola QRS antara irama sinus
sama dengan irama takikardia, maka kemungkinan besar kita berhadapan dengan kasus
SVT. Walaupun demikian, bundle branch re-entrant VT dan VT septal tinggi dapat
memiliki pola QRS yang serupa dengan QRS saat irama sinus karena kedekatan fokal
takikardia dengan sistem konduksi. Adapun adanya pola BBB kontralateral pada irama
sinus lebih merupakan ciri kasus VT.
Di bawah ini adalah gambaran kunci yang menjadi petunjuk bahwa pola takikardia
dengan QRS lebar lebih mengarah ke VT dari pada SVT: (tabel 1)
Tabel 1 Ringkasan kriteria Ekg yang menunjukan bahwa takikardi dengean QRS lebar lebih
mengarah ke VT dari pada SVT
Di bawah ini adalah contoh perbandingan SVT dengan VT. Pada contoh VT tampak
konkordans positif atau negatif dari sadapan dada. (gambar 2)
Gambar 2 VT dengan sadapan dada konkordans negatif dan positif. AVRT = takikardia re-
entri atrioventrikular; VT = takikardia ventrikel.