Disusun oleh :
NIT : 52155580 N
Kelas : N VIII C
2019
Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Mental Taruna
suatu kelompok dan jumlahnya cukup banyak terkoordinasi dengan baik dan
teratur akan kebersihan dan kedisiplinan pada kelompok tersebut. Seperti halnya
untuk pendidikan di bidang khusus yang biasanya berbasis militer maupun semi
suatu kelompok terkoordinasi, teratur, taaat pada aturan yang berlaku dan hidup
mandiri. Namun pada asrama terdapat peraturan atau visi dan misi yang berbeda
baik dari segi mental, fisik, sifat dan perilaku. Kehidupan di asrama memang
serba diatur karena kita harus disiplin waktu untuk melaksanakan setiap kegiatan
muncul berbagai masalah dalam suatu kelompok yang berada di asrama. Hal ini
terkoordinir biasanya mental dari individu tidak dapat menerima dengan mudah
peraturan yang sudah ditetpakan oleh asrama, dan akan mengakibatkan suatu
masalah. Seperti contohnya individu melarikan diri dari asrama, individu mulai
frustasi, individu mengalami sakit, ataupun bias jadi individu dapat melakukan
pemberontakan.
Dalam hal ini saya mengambil contoh dari kehidupan taruna dan taruni
asrama yang teratur dan terkoordinir dengan baik. Di sekolah ini setiap tahunnya
terdapat angkatan baru yang dimana dari awal angkatan hingga angkatan saat ini
dan maka dari itu terdapat istilah senior dan junior. Dilihat dari kehidupan di
asrama taruna dan taruni, mereka di tuntut untuk mematuhi aturan yang berlaku
hingga saat ini yang disebut Pertibtar. Tujuan dari Pertibtar adalah untuk
mengatur taruna dan taruni agar tetap terjaga dari segi mental, fisik, sifat dan
dituntut untuk saling mengenal antara satu dengan yang lain agar tidak terjadi
taruna dan taruni semuanya sama tidak ada perbedaan yang mencolok dan
diperlakukan sama tentunya sesuai dengan aturan yang berlaku. Yang baru lulus
sekolah menengah atau masih membaawa kebiasaan yang tidak biasa dari awam
di asrama maka tidak semua taruna dan taruni bias melaksankannya. Pastinya
perbedaan antar taruna yang terjadi Karen hal sepele bias menjadi suatu masalah
yaitu pertikaian. Belum lagi taruna yang dulunya mempunyai kebiasaan buruk
suka mencuri dan ketika kondisi mereka sedang tidak memiliki barang, makan
taruni berperilaku baik, maupun mental yang baik karena latar belakang sekolah
mereka yang berbeda. Yang terjadi adalah belum tahu akan sikap setia kawan
antar temannya yang satu atap di asrama. Seharusnya mereka dapat bekerjasama
utama yang harus dilakukan pada setiap taruna dan taruni. Namun hal ini pun
belajar seperti acara seminar ataupun briefing yang terus menerus dan terulang
ulang yang jam pelaksanaanya bertepatan dengan jam pelajaran. Selain itu hal
ini mengakibatkan tenaga dari taruna dan taruni terkuras dan akhirnya pada jam
pelajaran mereka tertidur dengan sengaja ataupun tidak sengaja. Setiap dosen
menanyakan pada taruna dan taruni jawabanya pun seperti itu, kecapekan karena
banyaknya kegiatan. Dalam hal ini taruna dan taruni sebenarnya sudah
terkoordinir dengan baik pada jam ssat belajar dan seminar dan briefing. Karena
di dalam asram taruna dan taruni diwajibkan untuk istirahat saat jam 22.00
karena pada jam 04.00 meraka sudah diperintahkan untuk olahraga pagi dan
shalat subuh. Dalam kenyataan yang ada taruna dan taruni banyak yang belum
tidur saat jam 22.00. Padahal hal ini pun sudah ditetapkan pada Pertibtar dan
Dari segi kehidupan, hidup di asrama itu memang ada aturannya dan kita
tinggal dengan individu yang berbeda-beda. Jika kita tidak memiliki toleransi
sosial dan bias jadi perkelahian. Taruna yang memiliki kebiasaan buruk mencuri
atau berbuat moral yang tidak baik dengan teman-temannya. Hal tersebut bisa
mempengaruhi temannya yang lain ketika memang barang terbatas maka mereka
pun menentukan untuk mencuri barang milik teman lainya. Menurut saya hal ini
dapat dicegah yaitu memberikan briefing kepada semua taruna yang berada di
asrama dan menyurhnya untuk mengaku yang telah berbuat buruk mencuri
barang tersebut. Yang dapat membriefing tersebut adalah Staff Kompi dan
didampingi oleh Binsuhtar, jika tidak mengaku maka semua taruna yang di
curiannya. Dan pada aturan yang ada pada Pertibtar taruna yang melakukan
pencurian akan dikenakan point dan orang tua dari taruna akan dipanggil oleh
Resimen. Dalam kasus ini tidak perlu dilakukan hukuman push up atau olahraga
yang dapat membuat taruna yang lain merasa kecapekan dan taruna yang
mencuri pun akan tahu akibat dari perilaku buruknya akan mendapatkan
hukuman dan orang tua taruna juga mengetahuinya bahwa di asrama tidak ada
terjadinya kekerasan.
Dari segi pendidikan, taruna dan taruni sering tertidur di kelas bahkan
pada saat dosen mengajar, karena mereka banyak melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan menguras tenaga fisik dan tidak bias memanfaatkan jam
istirahat mereka dengan baik dan benar. Kegiatan-kegiatan yang diadakan sudah
tertata rapi dan terkoordinir namun taruna susah untuk mematuhi aturan yang
ada. Hal ini dapat diselesaikan dengan cara saat jam 22.00 Staff kompi dan
Binsuhtar keliling untuk memastikan setiap taruna yang berada di asrma untuk
istirahat dengan betul agar untuk kegiatan selanjutnya dan tentunya saat jam
akan lupa tujuan sekolah. Hal ini mengakibatkan taruna menjadi depresi dan
frustasi jika mereka kembali ke asrama intuk sekolah. Hal ini dapat diselesaikan
mereka telah lalui saat belum menjadi taruna mungkin bias menjadi zona
nyaman mereka namun hal itu pun merupakan pilihan taruna dan taruni sendiri.
Semarang maka mereka harus bertanggung jawab hingga akhir mereka wisuda