Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN TUGAS

Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Mental Taruna

dalam Lingkungan Asrama

Disusun oleh :

Nama : Tegar Hariyo Pratomo

NIT : 52155580 N

Kelas : N VIII C

PROGAM STUDI NAUTIKA DIPLOMA IV

POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG

2019
Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Mental Taruna

dalam Lingkungan Asrama

1. Permasalahan yang dialami taruna di asrama

Asrama merupakan sebuah tempat tinggal yang mana ditinggali oleh

suatu kelompok dan jumlahnya cukup banyak terkoordinasi dengan baik dan

teratur akan kebersihan dan kedisiplinan pada kelompok tersebut. Seperti halnya

contoh asrama pada pondokan, pesantren ataupun asrama yang dikhususkan

untuk pendidikan di bidang khusus yang biasanya berbasis militer maupun semi

militer. Kehidupan di asrama merupakan kehidupan yang dapat membentuk

suatu kelompok terkoordinasi, teratur, taaat pada aturan yang berlaku dan hidup

mandiri. Namun pada asrama terdapat peraturan atau visi dan misi yang berbeda

beda menyesuaikan kehidupan yang akan dibentuk pada suatu kelompok

tersebut. Tujuan dibentuknya peraturan di dalam asrama dalah untuk

mengkoordinir kelompok yang berada di asrama agar tetap terkendali dengan

baik dari segi mental, fisik, sifat dan perilaku. Kehidupan di asrama memang

serba diatur karena kita harus disiplin waktu untuk melaksanakan setiap kegiatan

yang sudah ditetapkan.

Tidak menutup kemungkinan dalam berkehidupan di asrama pasti

muncul berbagai masalah dalam suatu kelompok yang berada di asrama. Hal ini

dikarenakan setiap individu mempunyai karakter yang berbeda beda, saat

individu di tempatkan pada asrama yang mempunyai system teratur dan

terkoordinir biasanya mental dari individu tidak dapat menerima dengan mudah

peraturan yang sudah ditetpakan oleh asrama, dan akan mengakibatkan suatu
masalah. Seperti contohnya individu melarikan diri dari asrama, individu mulai

frustasi, individu mengalami sakit, ataupun bias jadi individu dapat melakukan

pemberontakan.

Dalam hal ini saya mengambil contoh dari kehidupan taruna dan taruni

yang berada di asrama Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Politeknik Ilmu

Pelayaran Semarang yang merupakan sekolah dibawah naungan Menteri

Perhubungan dalam pendidikan semi militer dan menurut saya mempunyai

asrama yang teratur dan terkoordinir dengan baik. Di sekolah ini setiap tahunnya

terdapat angkatan baru yang dimana dari awal angkatan hingga angkatan saat ini

dan maka dari itu terdapat istilah senior dan junior. Dilihat dari kehidupan di

asrama taruna dan taruni, mereka di tuntut untuk mematuhi aturan yang berlaku

hingga saat ini yang disebut Pertibtar. Tujuan dari Pertibtar adalah untuk

mengatur taruna dan taruni agar tetap terjaga dari segi mental, fisik, sifat dan

perilaku di lingkungan umum maupun di asrama. Di dalam asram mereka juga

dituntut untuk saling mengenal antara satu dengan yang lain agar tidak terjadi

suatu maslah perbedaan antar suku ataupun daerah masing-masing. Di asrama

taruna dan taruni semuanya sama tidak ada perbedaan yang mencolok dan

diperlakukan sama tentunya sesuai dengan aturan yang berlaku. Yang baru lulus

sekolah menengah atau masih membaawa kebiasaan yang tidak biasa dari awam

di asrama maka tidak semua taruna dan taruni bias melaksankannya. Pastinya

perbedaan antar taruna yang terjadi Karen hal sepele bias menjadi suatu masalah

yaitu pertikaian. Belum lagi taruna yang dulunya mempunyai kebiasaan buruk

suka mencuri dan ketika kondisi mereka sedang tidak memiliki barang, makan

bias jjadi muncul kebiasaannyadengan mencuri barang milik temannya.


Dari segi perilaku maupun mental, secara umum tidak semua taruna atau

taruni berperilaku baik, maupun mental yang baik karena latar belakang sekolah

mereka yang berbeda. Yang terjadi adalah belum tahu akan sikap setia kawan

antar temannya yang satu atap di asrama. Seharusnya mereka dapat bekerjasama

dan saling tolong menolong dalam menghadapi suatu masalah.

Dari segi pendidikan mereka mempunyai kewajiban untuk menuntut

ilmu di tengah banyaknya kegiatan harian tetap. Belajar merupakan kegiatan

utama yang harus dilakukan pada setiap taruna dan taruni. Namun hal ini pun

manjadi masalah, terkadang kegiatan non akademik menghambat pelaksaaan

belajar seperti acara seminar ataupun briefing yang terus menerus dan terulang

ulang yang jam pelaksanaanya bertepatan dengan jam pelajaran. Selain itu hal

ini mengakibatkan tenaga dari taruna dan taruni terkuras dan akhirnya pada jam

pelajaran mereka tertidur dengan sengaja ataupun tidak sengaja. Setiap dosen

menanyakan pada taruna dan taruni jawabanya pun seperti itu, kecapekan karena

banyaknya kegiatan. Dalam hal ini taruna dan taruni sebenarnya sudah

terkoordinir dengan baik pada jam ssat belajar dan seminar dan briefing. Karena

di dalam asram taruna dan taruni diwajibkan untuk istirahat saat jam 22.00

karena pada jam 04.00 meraka sudah diperintahkan untuk olahraga pagi dan

shalat subuh. Dalam kenyataan yang ada taruna dan taruni banyak yang belum

tidur saat jam 22.00. Padahal hal ini pun sudah ditetapkan pada Pertibtar dan

taruna tidak mematuhinya.


2. Penyebab dan dampak yang terjadi dari permasalahan hidup di asrama

Dari segi kehidupan, hidup di asrama itu memang ada aturannya dan kita

tinggal dengan individu yang berbeda-beda. Jika kita tidak memiliki toleransi

dan saling memahami, menghormati maka yang terjadi adalah kesenjangan

sosial dan bias jadi perkelahian. Taruna yang memiliki kebiasaan buruk mencuri

atau berbuat moral yang tidak baik dengan teman-temannya. Hal tersebut bisa

mempengaruhi temannya yang lain ketika memang barang terbatas maka mereka

pun menentukan untuk mencuri barang milik teman lainya. Menurut saya hal ini

dapat dicegah yaitu memberikan briefing kepada semua taruna yang berada di

asrama dan menyurhnya untuk mengaku yang telah berbuat buruk mencuri

barang tersebut. Yang dapat membriefing tersebut adalah Staff Kompi dan

didampingi oleh Binsuhtar, jika tidak mengaku maka semua taruna yang di

kompi boleh untuk dicek barangnya masing-masing hingga dapat barang

curiannya. Dan pada aturan yang ada pada Pertibtar taruna yang melakukan

pencurian akan dikenakan point dan orang tua dari taruna akan dipanggil oleh

Resimen. Dalam kasus ini tidak perlu dilakukan hukuman push up atau olahraga

yang dapat membuat taruna yang lain merasa kecapekan dan taruna yang

mencuri pun akan tahu akibat dari perilaku buruknya akan mendapatkan

hukuman dan orang tua taruna juga mengetahuinya bahwa di asrama tidak ada

terjadinya kekerasan.
Dari segi pendidikan, taruna dan taruni sering tertidur di kelas bahkan

pada saat dosen mengajar, karena mereka banyak melakukan kegiatan yang

berhubungan dengan menguras tenaga fisik dan tidak bias memanfaatkan jam

istirahat mereka dengan baik dan benar. Kegiatan-kegiatan yang diadakan sudah

tertata rapi dan terkoordinir namun taruna susah untuk mematuhi aturan yang

ada. Hal ini dapat diselesaikan dengan cara saat jam 22.00 Staff kompi dan

Binsuhtar keliling untuk memastikan setiap taruna yang berada di asrma untuk

istirahat dengan betul agar untuk kegiatan selanjutnya dan tentunya saat jam

pelajaran taruna dapat focus belajar.

Dari segi eksternal atau internal, taruna saat melakukan pesiar

kebanyakan dari mereka terpengaruh dengan teman-temannya di luar yang

mengakibatkan taruna merasa tertekan jika untuk kembali ke asrama, mereka

akan lupa tujuan sekolah. Hal ini mengakibatkan taruna menjadi depresi dan

frustasi jika mereka kembali ke asrama intuk sekolah. Hal ini dapat diselesaikan

dengan cara melaksanakan briefing terhadap taruna dan taruni untuk

mengingatkan kepada mereka bahwa tujuan mereka berada di asrama untuk

menuntut pendidikan dan membanggakan orang tua mereka. Lingkungan yang

mereka telah lalui saat belum menjadi taruna mungkin bias menjadi zona

nyaman mereka namun hal itu pun merupakan pilihan taruna dan taruni sendiri.

Karena mereka sudah berniat untuk sekolah di Politeknik Ilmu Pelayaran

Semarang maka mereka harus bertanggung jawab hingga akhir mereka wisuda

untuk membanggakan orang tua mereka.

Anda mungkin juga menyukai