III Zat Murni Pure Substance
III Zat Murni Pure Substance
Materi:
3.1. Definisi
3.2. Komposisi
3.3. Proses Perubahan Fasa
3.4. Diagram Fasa (P-T, P-V)
3.5. Steam Table
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 1
Zat Murni : zat yang selalu mempunyai komposisi kimia yang
sama pada semua tingkat keaadaan, tetapi dapat mempunyai
beberapa fase yang berbeda.
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 2
Zat murni dapat berupa campuran asalkan komposisinya dalam
kondisi homogen
N2 Udara
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 3
Campuran minyak & air: BUKAN zat murni
minyak tidak larut dalam air
membentuk 2 lapisan (fasa), masing-masing komposisinya
berbeda
Campuran antara dua fasa atau lebih mrp suatu zat murni, jika
komposisi tiap fasa sama
• Campuran air dan es: Zat murni, krn komposisi kimia sama
• Campuran cairan air dan uap air: Zat murni
• Campuran udara cair dan udara : BUKAN zat murni, karena
komposisi udara cair berbeda dengan komposisi udara (gas)
Uap Uap
Zat Murni Bukan Zat Murni
Cair Cair
H2 O Udara
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 4
KOMPOSISI
Fraksi Massa
Fraksi Mol
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 5
Contoh 3.1:
Udara adalah campuran dari kira-kira 3,76 mol nitrogen untuk
setiap mol oksigen. Tentukan fraksi mol masing-masing komp. dan
berat molekul udara! diketahui BM N2 = 28,02 g/gmol dan BM
O2 = 32 g/gmol
1 mol
x O2 0,21
4,76 mol
3,76 mol
x N2 0,79
4,76 mol
BM udara = 0,21(32) + 0,79(28,02) = 28,86 g/gmol
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 6
PROSES PERUBAHAN FASA
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 7
STATE 1: Ruang piston dan silinder berisi air pada T=20oC dan P=1 atm; Air
dalam fase cair disebut cairan sub-dingin atau cairan terkompresi
STATE 2: Panas diberikan kepada air sampai suhunya menjadi 40oC, terjadi
kenaikan volume spesifik (piston naik)
STATE 3: Panas terus diberikan dan tekanan dipertahankan, suhunya naik
dan berhenti pada 100oC. Fase cair tetap cair, namun jika sejumlah
panas ditambahkan, cairan mulai menguap (berubah menjadi uap).
Kondisi cairan yang mulai menguap kondisi cair jenuh
STATE 4: Akhir dari penguapan. Pengurangan panas sekecil apapun
menyebabkan pengembunan. Tingkat keadaan uap dalam kondisi siap
mengembun kondisi uap jenuh. Kondisi diantara state-3 dan state-4
adalah campuran fase cair dan uap jenuh, sebab fase cair dan uap
berada dalam kesetimbangan.
STATE 5: Jika perubahan fase telah berakhir, panas yang diberikan
digunakan untuk menaikkan suhu (misalnya, sampai 300oC). Kondisi ini
disebut kondisi uap superheated (superheated vapor)
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 8
DIAGRAM T-v untuk proses pemanasan air pada tekanan tetap
T oC
300 Superheated vapor 5
Saturated liquid
3 Saturated
100 mixture
4
Saturated vapor
2 Compressed liquid
20 1
v
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 9
DIAGRAM P-T utk zat murni
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 10
P Substance
Substance that contract Critical
that expand on freezing point
on freezing
Melting LIQUID
1
Vaporization
SOLID
Triple point
VAPOR
Sublimation
30 40 100 300 T
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 11
Kesetimbangan Padat-Cair
dT Tv T ( v L v S )
f
dP h h L hS
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 12
Contoh 3.2:
Hitung perbedaan suhu terhadap tekanan sistem kesetimbangan
es-air pada suhu 273 K.
diketahui: es = 0,917 g/cm3; air = 1 g/cm3; hf = 79,6 cal/g
1 cm 3
273 K (1 )
dT Tv 0,917 g K cm 3 K
0,311 0, 00752
dP h f cal cal atm
79,6
g
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 13
Kesetimbangan Uap-Cair
Ketika kesetimbangan melibatkan fasa uap, maka tekanan
dinyatakan sebagai tekanan uap, Po. Dari bentuk asli Clapeyron
eq. diperoleh:
RT
jika dianggap gas dalam keadaan ideal v o
P
dP o h v P o h v dP o / P o h v diintegrasikan
h v
ln P o c
dT Tv RT 2 dT / T 2
R RT
c adalah konstanta;
dapat digunakan untuk interpolasi atau ekstrapolasi tekanan
uap, serta untuk prediksi panas laten penguapan dari data
tekanan uap.
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 14
Pers. Antoine mrp. salah satu pendekatan empiris persamaan
tekanan uap jenuh
B
log P o A
C t
atau
o B
ln P A
C t
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 15
Contoh 3.3:
Tekanan uap jenuh (Poj) dan konstanta kesetimbangan (Kj) suatu
komponen kimia dapat ditentukan dari persamaan Antoine
B
ln P o
j A
T C
Poj = tekanan uap jenuh komponen j [kPa]
T = temperatur sistem [K]
P = tekanan sistem [kPa]
A, B, C = konstanta Antoine
Po j
j komponen A B C
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 16
Jawaban Contoh 3.3:
------------------------------------------
komponen (j) Poj [kPa] Kj
------------------------------------------
1 352.0806 2.3472
2 157.6065 1.0507
3 61.7724 0.4118
------------------------------------------
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 17
DIAGRAM P-v
P
Jika tekanan uap naik, titik didih
PR
R (boiling point) juga naik, Titik P, Q,
dan R mewakili titik didih cairan
PQ
Q pada PP, PQ, dan PR.
PP Volume spesifik pada Ptinggi juga
P
agak lebih besar d.p. pada Prendah
v
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 19
Kurva P-v Uap jenuh disebut juga dengan
P
TC T6 jenuh kering (dry saturated)
T2 T3 menekankan bhw tidak ada
T1
cairan pada kondisi uap.
Temperatur kritis Garis temp. konstan disebut
PC C isothermal.
T5
Garis temp. menjadi horizontal
PR R T3 R′ T4 antara g.c.j. dan g.u.j. (PP′,
QQ′, RR′)
T2 Q′ S
PQ
Q TC Grs temp. kritis TC
T3
PP P T1 T2 menyentuh puncak loop titik
P′ T1 kritis C.
v titik S: Superheated vapor;
derajat superheated = T3T2
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 20
Campuran Uap-Cair Jenuh
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 21
Dryness fraction,
x = massa uap kering di dalam 1 kg campurannya
Wetness fraction = 1 – x
Note: x = 1 uap jenuh; x = 0 cair jenuh
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 22
PENGGUNAAN TABEL UAP
Tabel uap tersedia untuk berbagai zat yang mana pada kondisi
normal zat dalam fase uap (misalnya, steam, amonia, freon, dll.)
p ts vg uf ug hf hfg hg sf sfg sg
0,34 72,0 4,649 302 2472 302 2328 2630 0,980 6,745 7,725
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 23
Untuk perubahan cair jenuh uap jenuh
Jika W = (vg – vf )p
Karena h = u + pv
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 24
Properti Uap Basah
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 25
Contoh 3.4:
Tentukan v, h, dan u steam basah pada 18 bar dan x = 0,9
Volume spesifik:
Entalpi:
Energi internal:
= 2426,5 kJ/kg
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 26
Contoh 3.5: Tentukan dryness factor x, vol. spesifik v, energi
internal u steam pada p=7 bar dan h=2600 kJ/kg
h h f 2600 697
dari h = hf + x hfg x 0,921
h fg 2067
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 27
Properti Superheated Vapor
Contoh:
steam pada 2 bar 200 oC adalah superheated, karena suhu jenuh
pada 2 bar adalah 120,2 oC;
derajat superheat = 200–120,2 = 79,8 K
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 28
Contoh tabel superheated steam pada 20 bar
p
t 250 300 350 400 450 500 600
(ts)
v 0,1115 0,1255 0,1386 0,1511 0,1634 0,1756 0,1995
20 u 2681 2774 2861 2946 3030 3116 3291
(212,2) h 2904 3025 3138 3248 3357 3467 3690
s 6,547 6,768 6,957 7,126 7,283 7,431 7,701
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 29
Contoh 3.6: Steam pada 110 bar mempunyai v=0,0196 m3/kg,
cari suhu, entalpi dan energi internal
energi internal :
u = h – pv = 2889 kJ/kg – 110x105Pa x 0,0196 m3/kg
= 2889 kJ/kg – 215600 kg m2/(s2kg)
= 2889 kJ/kg – 215600 J/kg (1/103) kJ/J
= 2889 kJ/kg – 215,6 kJ/kg
= 2673,4 kJ/kg
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 30
Interpolasi
Jika data pada kondisi tertentu tidak tersedia di tabel; maka
dapat dilakukan interpolasi antara nilai-nilai yang ada di tabel
p bar
Suhu t diantara t1 dan
p2 t2 :
p
p p1
t t 1 t 2 t 1
p1 p 2 p1
t oC
t1 t t2
Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan – Prodi. Tek. Perminyakan – FTM - UPNVY Thermo / III / 31