Anda di halaman 1dari 4

KLIPING

KASUS PELANGGARAN HAM YANG TERJADI DI INDONESIA

Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan

OLEH : KRISTA APRILIA TAMPUBOLON

NIM : 202316

DOSEN : Pelta Ginting, M.Ag

SEKOLAH TINGGI PASTORAL SANTO BONAVENTURA

KEUSKUPAN AGUNG MEDAN

T.A 2020/2021
KASUS PENGANIAYAAN WARGA PUNCAK JAYA MULAI DISIDANGKAN
Menurut penjelasan dari kasus tersebut adalah mecari fakta untuk menyelidiki kasus
penganiayaan warga Puncak Jaya. Empat prajurit battalion Infentari 753/AVT /Nabire yang
menyiksa warga Gurage,Distrik Tingginambu,Kabupaten Puncak Jaya,Papua. Mulai diadili
dipengadilan Militer III-9 Jaya Pura. Mereka yang diadili adalah prajurit Kepala Syaminan
Lubis,Prajurit Dua Joko Sulistyono,Prajurit Dua Dwi Purwanto, dan Letnan Dua Cosmos. Emapt
prajurit itu melanggar pasal 103 kitab Undang – Undang Hukum pidana militer.

Keemapat orang ini melanggar perintah atasan saat bertugas dikampung gurage,distrik
tingginambu,kabupaten puncak jaya,papua. Persidangan dipimpin oleh Latnan Kolonel Adil
Karo-karo dengan hakim anggota mayor Muhammad Avandi dan Mayor Heri P. Oditur juga
menunjukkan barang bukti berupa kepingan video dalam bentuk CD berdurasi 15 Menit,sebuah
helm,satu lembar berkas surat perintah dan penyerahan senjata serta tiga pasang sepatu PDL.

Setelah membacakan dakwa oditur militer menghadirnya tiga saksi,salah satunya prajurit satu
Ishak ia mengakui keempat terdakwa itu menganiaya warga gurage. Menurut ishak kejadian itu
bermula dari patroli 12 prajurit kekampung gurage pada maret 2010. Mereka mengejar Davis
Tabuni,Davis diduga memiliki senjata AK-47 dan muser ujar Ishak.

Sesampai dikampung Gurage, menurut ishak mereka menemukan 30 penduduk,termasuk


Devis Tabuni ,ia langsung dipisahkan dengan penduduk lain sebelum ditanya,kata ishak davis
diberi rokok dan diajak bicara agar mau menunjukkan tempat penyimpanan senjata menurut
Ishak , karena Davis terus bungkam prajurit Dua Dwi menendang kaki pria itu agar mau
bicara,prajurit joko juga ikut menendang punggung dan memukul kepala Davis dengan helm tapi
tidak ada luka berdarah pada saat itu kata Ishak. Penganiayaan itu direkam dengan kamera
telepon seluler milik komandan pos gurage letnan dua cosmos,dimana dia diperintahkan untuk
merekam kejadian itu ujarnya. Letnan gua Cosmos yang menjadi saksi kedua mengatakan tidak
pernah memerintahkan anak buahnya untuk melakukan tindakan kekerasan. Saya hanya
memerintahkan untuk mencari dimana senjata yang dipegang oleh Davis Tabuni,tanpa dilakukan
kekerasan terhadap warga sipil setempat katanya.

Sementara itu kemarin dewan adat Papua bersama Komisi untuk orang hilang dan korban
tindak kekerasan mendesak Komnas HAM agar membentuk tim pencarian fakta untuk
menyelidiki penganiayaan tersebut,staff dewan adat Papua,Markus Haluk menyatakan
masyarakat Papua tidak percaya kepada pengadilan militer yang digelar dijaya pura itu. Kami
sudah tidak percaya dengan tim investigasi lain selain Komnas HAM ujarnya. Komisioner
Komnas HAM Ridha sudah mengatakan lembaganya sudah mengantongi sejumlah data soal
kekerasan di Papua. Komnas HAM sedang menelusuri apakah ada upaya sistematis dalam
peristiwa penyiksaan di puncak jaya ujar Ridha

Pasal UU yang dilanggar pada kasus tersebut ialah :


Tindak Pidana Penganiayaan Perbuatan yang diatur dalam Pasal 351 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (“KUHP”) , yang bunyinya:

Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Jika mengakibatkan perbuatan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun.

Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Anda mungkin juga menyukai