Anda di halaman 1dari 52

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Hirobbil’alain saya ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat

dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan modul ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua Dosen Pembimbing dari

FKIP Universitas Tanjungpura yang sudah membantu memberikan masukan

kepada penulis dalam menyelesaikan modul ini.

Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dalam proses

pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam

penyusunan modul ini diusahakan dapat terbentuknya suatu bahan ajar yang

jelas, mudah dipakai serta dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah peserta didik dalam belajar.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dari modul ini sehingga

penulis mengharapkan masukan untuk kesempurnaan modul ini.

Rokan Hulu, 03 juni 2021

Penulis

Siti Suri Nurlelan, S.Pd

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................ I

Daftar gambar .......................................................................................................................... ii

Daftar table ............................................................................................................................... iii

Peta Konsep ............................................................................................................................. iv

Daftar Isi..................................................................................................................................... v

PENDAHULUAN

A. Identitas Modul .......................................................................................................... 1


B. Kompetensi Inti .......................................................................................................... ` 1
C. Kompetensi Dasar dan indikator Pencapaian Kompetensi ..................... 1
D. Deskripsi Singkat ....................................................................................................... 2
E. Relevansi ....................................................................................................................... 2
F. Pokok Bahasan............................................................................................................ 4
INTI ............................................................................................................................................. 5
A. KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ............................................................................. 5
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ............................................................................. 19
C. KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 ............................................................................ 28
PENUTUP ................................................................................................................................... 40

A. RANGKUMAN .............................................................................................................. 36
B. EVALUASI ...................................................................................................................... 41
Daftar Pustaka

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Gua kapur ............................................................................................................ 3

Gambar 2 Pembentukan batu ginjal ................................................................... 19

Gambar 3 larutan jenuh, tepat jenuh dan lewat jenuh......................................... ` 20

Gambar 4 Pengaruh ion senama ..................................................................................... 28

Gambar 5 minuman bersoda ............................................................................................. 34

iii
DAFTAR TABEL

Table 1. harga Ksp beberapa zat terlarut .................................................................... 8

iv
PETA KONSEP

v
PENDAHULUAN

A. IDENTITAS MODUL

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas : XI
Aloksi Waktu : 2 Jam pelajaran

B. KOMPETENSI INTI
KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,disiplin, santun,
peduli(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung
jawab, responsif, dan pro-aktif melalui keteladanan, pemberian
nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara
berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara
efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR :
3.14 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan
1
kesetimbangan kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp)
4.14 Merancang dan melakukan percobaan untuk memisahkan campuran
ion logam (kation) dalam larutan

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :


Setelah mempelajari modul kelarutan dan hasil kali kelarutan ini
diharapkan siswa dapat menguasai :
3.14.1 Menentukan kelarutan senyawa.
3.14.2 Menjelaskan hubungan tetapan hasil kali kelarutan dengan
kelarutan.
3.14.3 Menjelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan
3.14.4 Menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan
4.14.1 Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan nilai tetapan
hasil kali kelarutan dan membuktikannya melalui percobaan.

D. DESKRIPSI SINGKAT

Kelarutan adalah banyaknya mol zat terlarut dalam setiap liter larutan,
diberi lambang s. Kelarutan suatu zat di dalam air adalah konsentrasi
maksimum zat di dalam air saat tercapai keadaan tepat jenuh atau setimbang.
Besarnya kelarutan suatu zat duhi oleh beberapa faktor yaitu: jenis zat pelarut,
suhu dan pengadukan.
Konsentrasi (molaritas) hanya dimiliki oleh senyawa atau ion-ion yng
berwujud larutan, maka tetpan kesetimbangan reaksi hanya melibatkan ion-
ionnya saja, dan tetapan kesetimbangan disebut tetapan hasil kali kelarutan
(Ksp).

E. RELEVANSI

2
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentunya pernah menemukan zat-zat
yang larut dalam air dan yang tidak larut dalam air. Gula, garam, vetsin
merupakan beberapa contoh zat yang larut dalam air. Sedangkan kloroform
(CHCl3), benzena (C6H6), heksan (C6H14) merupakan contoh zat yang tidak larut
dalam air. Mengapa ada zat yang larut dalam air dan ada yang tidak larut dalam
air?
Air merupakan pelarut polar, sehingga dapat melarutkan zat yang bersifat
polar pula. Selain kepolaran, faktor lain yang menyebabkan suatu zat
dapat/tidak dapat larut dalam air adalah adanya ikatan hidrogen. Zat-zat yang
dalam air dapat membentuk ikatan hidrogen, biasanya larut dalam air. Adapun
diantara zat-zat yang dapat larut dalam air, ada yang mudah sekali larut dan ada
pula yang sukar larut.

Gambar 1 : Gua kapur


LITERASI :Mengapa pembentukan gua sangat intensif di kawasan kars yang batuannya didominasi batu gamping / batu
kapur / limestone? Hal ini sangat terkait dengan sifat batu gamping yang unsur utamanya adalah karbonat CaCO3 yang
sangat reaktif terhadap larutan asam, khususnya larutan senyawa asam yang mengandung CO2. Walaupun secara
kimiawi prosesnya sangat rumit dan kompleks, tetapi proses pelarutan batu gamping secara sederhana mengikuti
persamaan reaksi berikut:
CaCO3 + H2O + CO2 Ca+ 2HCO3
Proses dengan panah bolak-balik tersebut menunjukan bahwa air yang mengandung senyawa asam CO2 akan
melarutkan karbonat menjadi kalsium dan bikarbonat. Reaksi balik dari kanan ke kiri akan kembali menghasilkan
karbonat. Maka selain adanya proses pelarutan yang membawa partikel karbonat sehingga terjadi pelubangan dan
pengguaan pada batu gamping, di tempat lain terjadi proses pengendapan karbonat berikutnya. Ini menerangkan
proses selain terbentuknya gua itu sendiri, juga terbentuknya hiasan-hiasan gua (stalactite, stalagmite, flowstone,
guardam, dll) yang merupakan hasil endapan karbonat dari pelarutan karbonat di tempat lain.

3
Pelarutan dan pengendapan merupakan reaksi kimia yang umum terjadi
di sekitar Kehidupan kita sehari-hari dan bahkan di dalam tubuh kita. Enamel
gigi yang komposisi utamanya adalah mineral hidroksiapatit [Ca5(PO4)3OH]
dapat mengalami pelarutan dalam medium bersifat asam yang secara lanjut
akan menyebabkan karies gigi. Pengendapan garam-garam tertentu dalam ginjal
akan menyebabkan terbentuknya batu ginjal. Pengendapan CaCO3 dari air tanah
memegang peranan penting dalam pembentukan stalaktit dan stalagmit. Selain
itu, air laut dengan konsentrasi ion-ion Ca2+ dan CO32− cukup tinggi turut
berpengaruh terhadap keberadaan terumbu karang yang tersusun dari CaCO3.
Dalam modul ini akan dibahas kelarutan suatu zat, hasil kali
kelarutan,pengendapan, pengaruh ion senama, hubungan K sp dan pH.
Sebelum mempelajari Modul kelarutan dan hasil kelarutan ini, ananda
harus sudah memahami kesetimbangan dan penetuan pHagar lebih mudah
memahaminya. Modul ini akan berhungan dengan perhitungan analitik
selanjutnya.

F. POKOK BAHASAN
Pada modul kelarutan dan hasil kali kelarutan ini akan membahas tentang:
a. Kelarutan
b. Hasil kali kelarutan (Ksp)
c. Hubungan kelarutan (s) dan hasil kali kelarutan (Ksp)
d. Pengaruh ion senama dan pH
e. Reaksi pengendapan

4
INTI
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca dan memahami modul ini dihaarapkan ananda dapat :
1. Menentukan kelarutan senyawa.
2. Menjelaskan hubungan tetapan hasil kali kelarutan dengan kelarutan.

B. URAIAN MATERI
1. KELARUTAN (s)
Jika kita melarutkan sedikit garam dapur (NaCl), misalnya 10 g ke dalam
100 mL air pada suhu ruang, maka seluruh NaCl akan larut. Bagaimana bila kita
menambahkan lebih banyak NaCl? Apakah tambahan NaCl tersebut masih akan
larut? Adakah batasan di mana NaCl tidak dapat larut lagi?

Bila kita melarutkan 100 g NaCl ke dalam 100 mL air, maka sebagian NaCl
akan tidak larut. Pada kondisi ini, larutan dikatakan “jenuh”. Larutan jenuh
adalah larutan di mana pelarut tidak dapat melarutkan zat terlarut lagi sehingga
terdapat zat terlarut yang tidak larut (mengendap). Kelarutan (solubility)
didefinisikan sebagai jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah
tertentu pelarut pada suhu tertentu. Kelarutan suatu zat biasanya dinyatakan
dalam satuan g/L atau mol/L. Kelarutan yang dinyatakan dalam mol/L biasanya
disebut sebagai kelarutan molar, s.
Contoh soal kelarutan:
Dalam 500 mL larutan jenuh kalsium fluorida (CaF2) terdapat 8,2 mg CaF2.
Tentukan kelarutan CaF2 dalam mol/L.
Pembahasan:

5
Kelarutan molar = molaritas larutan jenuh; s = n / V. Jadi, massa zat terlarut
harus dikonversi terlebih dahulu menjadi jumlah mol zat terlarut. Lalu,
molaritas larutan ditentukan dari jumlah mol zat terlarut per satuan volum
larutan.

Jumlah mol CaF2 = =

Kelarutan CaF2 = s = =
Kelarutan zat di dalam pelarut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain:
a. Suhu
Kelarutan suatu zat berwujud padat semakin tinggi, jika suhunya dinaikkan.
Dengan naiknya suhu larutan, jarak antarmolekul zat padat menjadi renggang.
Hal ini menyebabkan ikatan antar zat padat mudah terlepas oleh gaya
tarik molekul-molekul air, sehingga zat tersebut mudah larut.] 31
b. Jenis Pelarut
Senyawa polar (mempunyai kutub muatan) akan mudah larut dalam
senyawa polar, misalnya alkohol dan semua asam merupakan senyawa polar
sehingga mudah larut dalam air yang juga merupakan senyawa polar. Selain
senyawa polar, senyawa ion NaCl juga mudah larut dalam air dan terurai
menjadi ion-ion. Senyawa non polar akan mudah larut dalam senyawa
nonpolar, misalnya lemak mudah larut dalam minyak. Senyawa polar
umumnya tidak larut dalam senyawa non polar, misalnya alkohol tidak larut
dalam minyak tanah.
c. Jenis zat terlarut
Setiap zat memilki harga kelarutan sendiri-sendiri pada suatu pelarut. Ada
yang mudah larut dan ada yang sukar larut

2. HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)


Dalam larutan jenuh, semua zat terlarut yang berwujud padat juga masih
akan terus melarut. Namun, secara bersamaan juga ada zat terlarut yang telah
6
larut berubah kembali menjadi padat dengan laju yang sama. Dengan kata lain,
dalam larutan jenuh terdapat kesetimbangan dinamis zat terlarut yang padat
dengan yang larut.
Sebagai contoh, pada larutan jenuh BaSO4 terdapat kesetimbangan antara
proses pelarutan padatan BaSO4 sehingga terdisosiasi menjadi ion-ion Ba2+ dan
SO42− dengan proses pengendapan BaSO4 dari interaksi elektrostatik tarik-
menarik ion Ba2+ dengan ion SO42−.
BaSO4(s) ⇌ Ba2+(aq) + SO42−(aq)
Perkalian konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh, masing-masing
dipangkatkan dengan koefesiennya disebut tetapan hasil kali kelarutan
(solubility product constant), Ksp. Tetapan hasil kali kelarutan untuk BaSO4,
yaitu:
Ksp = [Ba2+][SO42−]
Secara umum, persamaan Ksp untuk senyawa ionik AxBy adalah:
AxBy(s) ⇌ xAy+(aq) + yBx−(aq)
Ksp = [Ay+]x[Bx−]y
Nilai Ksp hanya bergantung pada temperatur, sama seperti tetapan
kesetimbangan lainnya. Tabel berikut menunjukkan nilai K sp dari beberapa
senyawa ionik pada 25°C. Senyawa-senyawa ionik yang mudah larut seperti
NaCl dan KNO3 memiliki nilai Ksp yang sangat besar namun tidak akurat
sehingga tidak terdaftar dalam tabel. Rendahnya akurasi disebabkan oleh
tingginya konsentrasi ion-ion pada larutan jenuhnya sehingga larutan menjadi
tidak ideal.

7
Table 1. harga Ksp beberapa zat terlarut

3. HUBUNGAN KELARUTAN(s) DAN HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)


Harga Ksp merupakan nilai tetapan kesetimbang dari reaksi pelarutan
senyawa senyawa padat dalm pelarut air menjadi ion ion penyusunnya.
Hubungan antara kelarutan (s) dengan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah
sebanding, artinya semakin besar harga Ksp maka kelarutan aakan semakin
besar sehingga makin mudah larut. Hubungan antara kelarutan dengan Ksp
ditunjukkan sebagai berikut:

Elektrolit Biner (AB)

Pada elektrolit biner, dalam larutannya terjadi kesetimbangan sebagai berikut.

8
AB(S) ↔ A+(aq) + B-(aq)

Apabila kelarutan AB = s mol/L, jumlah mol A+ yang terbentuk = s mol/L dan


jumlah mol B– yang terbentuk = s mol/L

Elektrolit Terner (A2B)

Pada elektrolit terner, dalam larutannya terjadi kesetimbangan sebagai berikut.

A2B(S) ↔ 2A+(aq) + B2-(aq)

Apabila kelarutan A2B = s mol/L, jumlah mol A3+ yang terbentuk = 2 s mol/L dan
jumlah mol B2- yang terbentuk = s mol/L

Apabila kelarutan A2B = s mol/L, jumlah mol A3+ yang terbentuk = 2 s mol/L dan
jumlah mol B2- yang terbentuk = s mol/L.

9
Elektrolit Kuarterner (AB3)

Pada elektrolit kuarterner, dalam larutannya-terjadi kesetimbangan sebagai


berikut:

AB3(s) ↔ A3+(aq) + 3B–(aq)

Apabila kelarutan AB3 = s mol/L, jumlah mol A3+ yang terbentuk = s mol/L dan
jumlah mol B– yang terbentuk = 3s mol/L.

10
Jadi dengan mengetahui Nilai Ksp, kita dapat mengetahui
kelarutan senyawa ionik dalam pelarutnya. Semakin kecil
Ksp, semakin sedikit kelarutan senyawa tersebut dalam air.
Namun, dalam menggunakan nilai Ksp untuk
membandingkan kelarutan, kita harus memilih senyawa
yang memiliki rumus yang “sama”. Misalnya AgCl
dibandingkan dengan ZnS, atau CaF2 dibandingkan dengan
Fe(OH)2.
Contoh Soal:

1. Tuliskan kesetimbangan larutan jenuh dan K sp AI(OH)3!

Penyelesaian:

Reaksi kesetimbangan larutan jenuh AI(OH)3:

AI(OH)3(s) ↔ Al3+(aq) + 30H–(aq)

Misal, kelarutan ion-ionnya = s mol/L

Ksp AI(OH)3 = [Al3+] [OH–]3

Ksp = (s)(3s)3
Ksp = 27s4

Jadi, Ksp Al(OH)3 = 27s4

2.Diketahui Ksp Ca(OH)2 = 4 x 10-6. Tentukan kelarutan molar Ca(OH)2 dalam


air !

Jawab :

Ca(OH)2 ⇔ Ca2+ + 2OH-

maka Ca(OH)2 : senyawa terner (Ksp = 4s3)


11
s = 3√(Ksp Ca(OH)2/4) = 3√(4 x 10-6/4) = 10-2 M

3.Berapa gram CaCO3 padat (Mr=100) yang terlarut dalam 250 mL larutannya ?
(CaCO3 = 1,6 x10-9)

jawab :

CaCO3 ⇔ Ca2+ + CO3–

s s s

maka CaCO3 : Senyawa biner (Ksp = s2)

s = √Ksp = √(1,6 x 10-9) = √(16 x 10-10) = 4 x 10-5 M

jika kelarutan CaCO3 = 4 x 10-5 mol/L

Jumlah CaCO3 yang terlarut dalam 250 mL Larutan adalah :

M = gr/Mr x 1000/mL –> 4 x 10-5 = gram/100 x 1000/250

gram CaCO3 = 0,001

PERCOBAAN

Judul Kegiatan : Membuktikan reaksi pengendapan gula


Jenis kegiatan :Percobaan Berkelompok

A.TUJUAN PERCOBAAN

12
Tujuan percobaan praktikum ini adalah untuk dapat memahami sifat larutan
jenuh, kelarutan suatu garam dalam pelarut air, dan menentukan hasil kali
kelarutannya.

B. ALAT DAN BAHAN


Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah
· gelas 100 ml
· Sendok
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
· Gula
· Garam
· Air Panas/dingin/biasa

C.PROSEDUR KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang sudah tercantum di atas.


2. Masukan 2 Sendok gula kedalam gelas yang sudah di isi air.
3. Aduk campuran gula tersebut.
4. Catat hasilnya
5. Ulangi langkah ke 3 dengan menambahkan kelipatan 2 Sendok sampai 10
sendok gula dan mengganti airnya dengan air panas, dingin dan biasa dan,
6. Ulangi langkah sebelumnya dengan mengganti larutan garam
7. catatlah hasil pengamatanmu pada table berikut:

D. HASIL PERCOBAAN

Banyak
Air Kelarutan Endapan
Gula

Air Panas

2 Sendok Air Biasa

Air Dingin

13
Air Panas

4 Sendok Air Biasa

Air Dingin Larutan lambat terlarut

Air Panas

6 Sendok Air Biasa

Air Dingin

Air Panas

8 Sendok Air Biasa

Air Dingin

Air Panas

10 Sendok Air Biasa

Air Dingin

E. Buatlah kesimpulan dari percobaan yang kamu lakukan!

C. RANGKUMAN
1. Kelarutan (solubility) didefinisikan sebagai jumlah maksimum zat yang

dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu

2. Perkalian konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh, masing-masing

dipangkatkan dengan koefesiennya disebut tetapan hasil kali kelarutan

(solubility product constant), Ksp

3. Secara umum, persamaan Ksp untuk senyawa ionik AxBy adalah:


14
AxBy(s) ⇌ xAy+(aq) + yBx−(aq)

Ksp = [Ay+]x[Bx−]y

4. Hubungan antara kelarutan (s) dengan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah

sebanding, artinya semakin besar harga Ksp maka kelarutan aakan

semakin besar sehingga makin mudah larut

D. LATIHAN SOAL

1. Rumus hasil kali kelarutan (KSP) Ag2CrO4 dinyatakan sebagai…

a. [Ag] [CrO4]

b. [Ag+] [CrO4-2]

c. [Ag+]2 [CrO4-2]

d. [Ag+] [CrO–]4

e. [Ag4+]2 [CrO2]4

2. Jika kelarutan Ca(OH)2 dalam air adalah s mol L-1, maka hasil kali kelarutan
Ca(OH)2..

a. s2

b. s3

c. 2s3

d. 4s3

e. 16s4

15
3. Jika konsentrasi Ca+2 dalam larutan jenuh CaF2 = 2 x 10-4 mol L-1, maka hasil
kali kelarutan CaF2..

a. 8 x 10-8

b. 3,2 x 10-11

c. 1,6 x 10-11

d. 2 x 10-12

e. 4 x 10-12

4. Pada suhu tertentu 0,350 g BaF2 (Mr = 175) melarut dalam air murni
membentuk 1 liter larutan jenuh. Hasil kali kelarutan BaF2 pada suhu itu
adalah…

a. 1,7 x 10-2

b. 3,2 x 10-6

c. 3,2 x 10-8

d. 3,2 x 10-9

e. 4,0 x 10-9

kunci jawaban
1. Jawaban : C

Ksp ) Ag2CrO4 = . [Ag+]2 [CrO4-2]

2. Jawaban D

16
3. Jawaban B

4. Jawaban C

17
E. PENILAIAN DIRI

Jawablah pertanyaan pertanyaan berikut dengan jujur dan bertanggung jawab !

JAWABAN
NO PERTANYAAN
ya Tidak

1. Saya menghitung kelarutan suatu larutan dengan


diketahui Ksp larutan

2. Saya dapat menghitung Ksp suatu larutan dengan


diketahui kelarutan suatu larutan

Catatan :

Bila ada jawaban “Tidak” maka dengan segera lakukan review pembelajaran
terutama pada bagaian yang masih tidak. Bila semua jawaban “ya” maka anda
dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya

18
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
REAKSI PENGENDAPAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca dan memahami modul ini dihaarapkan ananda dapat :
1. Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan nilai tetapan hasil
kali kelarutan dan membuktikannya melalui percobaan.

B. URAIAN MATERI

REAKSI PENGENDAPAN
INFO

Batu ginjal terbentuk ketika urin mengandung


lebih banyak zat pembentuk Kristal seperti
kalsium,oksalat dan asam urat dari pada cairan.
Pada saat yang sama urin mungkin kekurangaan
zat yang mencegah Kristal saling menempel ,
menciptakan lingkungan yang ideal untuk
pembentukan batu ginjal

Gambar 2 Pembentukan batu ginjal


Ketika 2 senyawa dicampurkan menghasilkan endapan (tidak larut)
atau tidak? Terbentuknya endapan dapat diprediksi dengan perbandingan
harga Qsp dengan haarga Ksp dalam air. Suatu zat dapat diprediksikan
mengendap atau tidak menegendap melalui ketentuan sebagai berikut :

1. Qsp < Ksp ; belum mengendap/belum jenuh


2. Qsp = Ksp ; Mulai mengendap/ keadaan tepat jenuh
3. Qsp > Ksp ; Mengendap/jenuh

19
Silahkan klik di bar
code berikut untuk
lebih jelasnya

Gambar 3 : larutan jenuh, tepat jenuh dan lewat jenuh

Contoh soal pengendapan


1. Sebanyak 500 mL larutan AgNO3 10-4 M dicampur seluruhnya dengan
larutan 500 mL NaCl 2 x 10-6 M, apakah terjadi endapan? (Ksp AgCl = 1,6 x
10-10)
Pertama, lihat data Ksp, ada senyawa AgCl. AgCl bisa terbentuk dari reaksi
kimia antar AgNO3 dan NaCl melalui ion senama, yaitu Ag + dan Cl-.
[AgNO3] = [Ag+]
= V1 x M1 / V1 + V2
= (500 mL x 10-4 M) / 500 mL + 500 mL
= 5 x 10-5 M
[NaCl] = [Cl-]
= V2 x M2 / V1 + V2
= (500 mL x 2 x 10-6) 1000 mL
= 10-6 M
Kedua, masukkan [Ag+] dan [Cl-] ke dalam reaksi ionisasi AgCl untuk
mendapatkan data Qsp:
AgCl ⇆ Ag+ + Cl-
Qsp = [Ag+] [Cl-]

20
= [5 x 10-5] [10-6]
= 5 x 10-11
–> Sesuai dengan 3 peraturan tadi, maka Qsp AgCl < Ksp AgCl, maka tidak
ada mengendap.
2. Ksp SrCO3 = 10-10. Bagaimana keadaan campuran antara 100 mL Sr(OH)2
0,01 M dengan 100 mL Na2CO3 0,001 M?
Sama seperti tadi, senyawa yang diperlukan adalah SrCO3 beserta ion Sr2+
dan CO3 2-. Maka:
*[Sr(OH)2] = [Sr2+]
= (V1 x M1) / V1 + V2
= (100 mL x 0,01 M) / 200 mL
= 0,005 M
*[Na2CO3] = [CO32-]
= (100 mL x 0,001) / 200 mL
= 0,0005 M
Cari data Qsp dari reaksi ionisasi SrCO3:
SrCO3 ⇆ Sr2+ + CO32-
Qsp = [Sr2+] [CO32-]
= [0,005] [0,0005]
= 2,5 x 10-6
Maka, Qsp > Ksp sehingga terjadi endapan SrCO3

3. Sebanyak 200 mL larutan AgNO3 0,02 M, masing-masing dimasukkan ke


dalam 5 wadah yang berisi 5 jenis larutan yang mengandung ion S 2- , PO43- ,
CrO42-, Br- , dan SO42- dengan volume dan molaritas yang sama. Jika data Ksp:
Ag2S = 2 x 10-49
Ag3PO4 = 1 x 10-20
Ag2CrO4 = 6 x 10-5
AgBr = 5 x 10-13
21
Ag2SO4 = 3 x 10-5
Maka, garam yang akan larut (tidak mengendap) adalah …
A. Ag2S dan Ag3PO4
B. Ag2S dan AgBr
C. Ag2CrO4 dan Ag2SO4
D. Ag3PO4 dan AgBr
E. AgBr dan Ag2SO4

Soal ini cukup panjang memang, tapi penyelesaiannya sama saja seperti 2
contoh di atas. Pertama, lirik seluruh data Ksp dan cari ion senamanya
terhadap AgNO3 dan 5 ion dalam 5 wadah tersebut, yaitu ion Ag+ beserta
kelima ion-ion di dalam wadah tsb. Jadi:
[AgNO3] = [Ag+]
= (200 mL x 0,02M) / 200 mL + 200 mL ——> 200 mL + 200 mL dari kata ”
volume dan molaritas yang sama, berarti = AgNO3)
= 10-2 M
[ S2-] = [PO43-] = [CrO42-] = [Br-] = [SO42-]
= (200 mL x 0,02 M) / 200 mL + 200 mL
= 10-2 M

Sudah dapat [Ag+] dan [Seluruh 5 ion dalam wadah], maka selanjutnya uji
ramalan sesuai soal yaitu yang larut atau tidak mengendap berdasarkan data
Ksp:
A. Ag2S (Ksp = 2 x 10-49)
Ag2S ⇆ 2Ag+ + S2-
Qsp = [Ag+]2 [S2-]
= [10-2]2 [10-2]
= 10-6 ———-> Qsp > Ksp, mengendap
B. Ag3PO4 (Ksp = 1 x 10-20)
22
Ag3PO4 ⇆ 3Ag+ + PO43-
Qsp = [Ag+]3 [PO43-]
= [10-2]3 [10-2]
= 10-8 ————-> Qsp > Ksp, mengendap
C. Ag2CrO4 (Ksp = 6 x 10-5)
Ag2CrO4 ⇆ 2Ag+ + CrO42-
Qsp = [Ag+]2 [CrO42-]
= [10-2]2 [10-2]
= 10-6 ————-> Qsp < Ksp, belum mengendap
D. AgBr (Ksp = 5 x 10-13)
AgBr ⇆ Ag+ + Br-
Qsp = [Ag+] [Br-]
= 10-4 ———> Qsp > Ksp, mengendap
E. Ag2SO4 (Ksp = 3 x 10-5)
Ag2SO4 ⇆ 2Ag+ + SO42-
Qsp = [Ag+]2 [SO42-]
= 10-6 ————–> Qsp < Ksp, tidak mengendap

Jadi, jawabannya adalah C. Ag2CrO4 dan Ag2SO4

23
Melakukan percobaan

Judul Kegiatan : Membuktikan reaksi pengendapan PbCl 2


Jenis kegiatan :Percobaan Berkelompok
Tujuan kegiatan :1. Peserta didik dapat mengnalisis proses
terbentuknya endapan PbCl2
2. peserta didik dapat menunjukkan proses
terbentuknya endapan PbCl2
Alat dan bahan :
Alat –alat Bahan-bahan
1. Gekas kimia 100 mL 1. Larutan Pb(NO3)20,01M
2. Pipet tetes sebanyak 100mL
3. Pengaduk 2. Larutan HCl 0,1 M

Langkah Kerja :
1. Baca dan lakukan prosedur percobaan berikut :
2. Isilah gelas kimia 100 mL dengan larutan Pb(NO3)2 0,01 M
3. Tambahkan satu tetas larutan HCl 0.1 M, kemudian aduklah dengan
menggunakan pengaduk. Amatilah apakah terbentuk endapan?
4. Lakukan penetesan dan aduk setiap kali menambahkan larutan HCl
5. Lakukan percobaan dengan kerja sama dengan teman sekelompokmu
sesuaiprosedur yang telah kamu pahami,kemudian catatlah data hasil
percobaan yang telah dilakukan!
Pengamatan Hasil pengamatan
1. Apakah endapan terbentuk pada ………………………………………………………
tetes pertama?
2. Pada tetes keberapa mulai
terbentuk endaapan? ……………………………………………………………

24
6. Analisislah data hasil pengamatan dari penyelidikan peembentukan endapan
dengan mendiskusikannya secara aktif bersama aanggota
kelompokmu,kemudian jawablah pertanyaan berikut :
a. Mengapa endapan tidak terbentuk pada tetes pertama ?
b. Pada tetes keberapa mulai terbentuk endapan?
c. Berapakah nilai ⦋Pb2+⦌⦋Cl-⦌2 dalam laryauatan setelah terbentuk
endapan?
5. Tunjukkan hasil percobaanmu didepan kelas dan presentasekan hasil
analisis kelompokmu di depan kelas dengan penuh percaya diri dan
santun.

C. RANGKUMAN

1. Terbentuknya endapan dapat diprediksi dengan perbandingan harga


Qsp dengan haarga Ksp dalam air. Suatu zat dapat diprediksikan
mengendap atau tidak menegendap melalui ketentuan sebagai berikut :
1. Qsp < Ksp ; belum mengendap
2. Qsp = Ksp ; Mulai mengendap atau keadaan tepat jenuh
3. Qsp > Ksp ; Mengendap

D. LATIHAN SOAL

1. Dalam 1000 mL larutan terdapat campuran garam- garam Ba(NO3)2,


Sr(NO3)2, dan Pb(NO3)2 yang masing – masing konsentrasinya 0,01 M. Jika
ditambahkan 81 miligram Na2CrO4 (Mr Na2CrO4 = 162) maka pada suhu
25°C, garam yang mengendap adalah . . . .

 Ksp BaCrO4 = 2 x 10-10-


 Ksp Sr(NO3)2 = 3,6 x 10-5
 Ksp Pb(NO3)2 = 1,8 x 10-14

a. Sr(NO3)2

25
b. BaCrO4

c. Pb(NO3)2

d. Sr(NO3)2 dan BaCrO4

e. BaCrO4 dan Pb(NO3)2

2. Suatu larutan mengandung garan – garam Fe(NO3)2, Mn(NO3)2, dan


Zn(NO3)2 masing-masing dengan konsentrasi 0,01 M. kedalam larutan ini
ditambahkan NaOH padat sehingga didapatkan pH larutan adalah 8. Jika
Ksp hidroksida dari :

 Fe(NO3)2 = 2,8 x 10-16


 Mn(NO3)2 = 4,5 x 10-14
 Zn(NO3)2 = 4,5 x 10-17

Hidroksi yang mengendap adalah . . . .

a. Tidak ada

b. Ketiga – tiganya

c. Hanya Zn(NO3)2

d. Hanya Mn(NO3)2

e. Zn(NO3)2 dan Fe(NO3)2

Kunci Jawaban

1. Jawaban E

26
2. Jawaban E

27
E. PENILAIAN DIRI
Jawablah pertanyaan pertanyaan berikut dengan jujur dan bertanggung jawab !

JAWABAN
NO PERTANYAAN
ya Tidak

3. Saya dapat memperkirakan terjadinya endapan


dengan diketahui Ksp suatu larutan

4. Saya dapat menentukan terbentuknya endapan


suatu zat

Catatan :

Bila ada jawaban “Tidak” maka dengan segera lakukan review pembelajaran
terutama pada bagaian yang masih tidak. Bila semua jawaban “ya” maka anda
dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.

28
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
PENGARUH ION SENAMA DAN pH TERHADAP KELARUTAN

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca dan memahami modul ini dihaarapkan ananda dapat :
1. Menjelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan
2. Menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan

E. URAIAN MATERI
1. PENGARUH ION SENAMA DAN pH TERHADAP KELARUTAN

Pengaruh Ion senama terhadap kelarutan

Gambar 4 :Pengaruh ion senama akan mengurangi kelarutan

Sesuai dengan pembahasan terdahulu bahwa senyawa ion akan terurai


menjadi ion-ion dalam pelarutnya. Pada contoh yang dibahas sebelumnya,
senyawa ion tersebut kita larutkan dalam air murni. Jika Ag2CrO4 dilarutkan
dalam air murni, akan terion membentuk ion Ag+ dan ion CrO42-. Dalam hal ini,
satu-satunya sumber ion Ag+ dan ion CrO42- hanyalah dari zat terlarut Ag2CrO4.
Namun apakah yang akan terjadi jika ke dalam larutan jenuh Ag2CrO4
ditambahkan K2CrO4? Atau zat terlarut tersebut kita larutkan dalam pelarut
29
yang mengandung ion senama/ion sejenis? Atau kita larutkan bersamasama
dengan zat terlarut lain yang mengandung ion sejenis? Dalam larutan jenuh
Ag2CrO4 terdapat kesetimbanagn antara Ag2CrO4 padat dengan ion Ag+ dan
ion CrO4-, sesuai dengan reaksi berikut:Ag2CrO4 dan K2CrO4 sama-sama
mengandung ion CrO4. Penambahan K2CrO4 ke dalam larutan jenuh Ag2CrO4,
berarti menambah ion CrO42- ke dalam larutan jenuh tersebut. Jika konsentrasi
CrO42- ditambah, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah Ag2CrO4
padatan (sesuai dengan prinsip Asas Le Chatelier). Pergeseran kesetimbangan
ke arah Ag2CrO4 padatan akan menambah jumlah Ag2CrO4 padatan yang tidak
larut. Hal ini berarti, penambahan ion sejenis (CrO42-) akan menambah jumlah
Ag2CrO4 padat yang tidak larut (memperkecil kelarutan).

Jadi, penambahan ion senama akan menggeser kesetimbangan ionik dalam


larutan kearah padatan yang tidak larut. Pergeseran tersebut menunjukkan
adanya perubahan kelarutan zat. (menambah jumlah padatan yang tidak larut/
menurunkan kelarutan). Jadi, kelarutan senyawa ionik akan menurun dengan
hadirnya zat terlarut kedua yang memberikan ion senama.

Pengaruh ion senama dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan


kesadahan air. Air sadah adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
larutan mengandung kation bermuatan dua (terutama Ca2+ dan Mg2+) dan ion
karbonat(CO32-).

Contoh soal :

Hitunglah kelarutan Ag2SO4 (Ksp = 1,5 × 10–5) dalam:

E. Air
F. 0,2 M AgNO3
G. 0,2 M Na2SO4

30
Pembahasan

Kesetimbangan yang terjadi dalam larutan ini adalah Ag 2SO4 ⇌ 2Ag+ + SO42–

Ag2SO4 terurai menghasilkan 2 kation Ag + dan 1 anion SO42–

Ksp Ag2SO4 = [Ag+]2 [SO42–]

Ksp Ag2SO4 = 4s3Mawardi, M.

a. Perhitungan kelarutan Ag2SO4 dalam air

b. Perhitungan kelarutan Ag2SO4 dalam 0,2 M AgNO3

Ag2SO4 ⇌ 2Ag+ + SO42– Koefisien Ag2SO4 = koefisien SO42– maka kelarutan

Ag2SO4 dalam AgNO3 = kelarutan SO42– Jadi kelarutan Ag2SO4 dalam 0,2 M

AgNO3 = 3,75 × 10–4M

c. Perhitungan kelarutan Ag2SO4 dalam 0,2 M Na2SO4


31
Ag2SO4 ⇌ 2Ag+ + SO42– Koefisien Ag2SO4 = ½ koefisien Ag+ maka kelarutan

Ag2SO4 dalam Na2SO4 = ½ kelarutan Ag+ Jadi kelarutan Ag2SO4 0,2 M Na2SO4 = ½

× 8,6 × 10–3 M = 4,3 × 10–3 M

Pengaruh pH terhadap kelarutan

INFO

Minuman soda tidak baik untuk gigi


anda,karena guladan asaam dalamsoda
berkontribusi untuk merusak gigi. Soda
berwarna gelap juga menyebabkan noda
gigi.namun perawatan gigi yang baik dan
pemutuhan gigi dapat dihilangkan beberapa
noda yang disebabkan oleh soda dan makanan
serta minuman lainnya

Gamabar 5 minuman bersoda

Sesuai dengan pengaruh ion senama terhadap, suatu basa akan sukar larut

didalam larutan basa karena ion senama menggeser kesetimbangan kearah

pembentukan endapan. Untuk itu marilah kalian perhatikan penjelasan melalui

soal berikut. Kita akan memebandingkan kelautan suatu basa dalam air dan

32
dalam larutan basa lain, sehingga kita dapat membuktikan bahwa kelarutan basa

dalam larutan basa memang kecil.

Contoh soal :

Larutan jenuh M(OH)2 mempunyai pH = 10. Tentukanlah kelarutan basa

tersebut dalam larutan yang mempunyai pH = 13?

Pembahasan :

M(OH)2 mempunyai pH = 10

pOH = 14 – 10 = 4

[OH-] = 1 x 10-4

M(OH)2 ==> M2+ + 2OH-

s s 2s

[OH-] = 2s

1 x 10-4 = 2s

s = 5 x 10-5 mol/L

Ksp = [M2+][OH-]2

= (s) (2s)2

= 4s3 = 4 (5 x 10-5)2 = 100 x 10-10 = 1 x 10-8

Jika dilarutkan dalam larutan dengan pH = 13, maka kelarutan M(OH)2

adalah :

pH = 13 ==> Basa

pOH = 14 -13 = 1

33
[OH-] = 1 x 10-1 = 0,1 M

Karena kedua larutan adalah basa, maka ion sejenis adalah OH-.

Jumlahnya dalam larutan = s + 0,1 M = 0,1 M

Ksp =[M2+][OH-]2

1 x 10-8 = (s) (0,1)2

s = 1 x 10-6

Minuman soda dapat merusak gigi, mengapa demikian? Ternyata gigi

dapat rusak ada hubungannya dengan pengaruh pH terhadap kelarutan,

bagaimana hal ini dapat terjadi? Tingkat keasaman larutan (pH) dapat

mempengaruhi kelarutan dari berbagai jenis zat. Perubahan pH pada

larutan akan menggeser kesetimbangan ionik dalam larutan. Perubahan

pH pada larutan akan menggeser kesetimbangan ionik dalam larutan.

Pergeseran tersebut menunjukkan adanya perubahan kelarutan zat.

Suatu basa umumnya lebih mudah larut dalam larutan yang bersifat asam

dibandingkan dalam air murni. Sebaliknya, suatu basa lebih sukar larut

dalam larutan yang bersifat basa. Hal ini berarti bahwa penurunan pH

akan meningkatkan kelarutan senyawa basa. Sementara itu, garam-garam

yang berasal dari asam lemah akan lebih mudah larut dalam larutan yang

bersifat asam kuat. (peningkatan pH akan meningkatkan kelarutan

garam-garam yang berasal dari asam lemah). Hal ini disebabkan karena

pergeseran kesetimbangan yang disebabkan oleh bertambahnya ion

sejenis akibat peningkatan dan penurunan pH tersebut.


34
1) Pengaruh pH terhadap kelarutan basa yang sukar larut

Reaksi kesetimbangan dari basa (logam hidroksida) yang sukar larut, dapat

ditulis sebagai berikut: M(OH)y (s)→ M+(aq) + yOH-(aq)

Jika terjadi perubahan pH pada larutan, menurut Asas Le Chatelier:

a. Kenaikan pH, berarti konsentrasi ion H+ berkurang atau konsentrasi ion

OH- bertambah. Dengan demikian, kesetimbangan akan bergeser ke kiri

membentuk lebih banyak padatan M(OH)2. Jadi, kelarutan zat akan

berkurang

b. Penurunan pH, berarti konsentrasi ion H+ bertambah atau konsentrasi ion

OH- berkurang. Dengan demikian, kesetimbangan akan bergeser ke kanan

membentuk lebih banyak padatan M(OH)2 akan terurai menjadi ion

ionnya. Jadi, kelarutan zat akan bertambah

c. Suatu basa akan lebih susah larut dalam suatu pelarut basa dibandingkan

dalam pelarut air, karena adanya efek ion senama (yaitu ion OH-), yang

mana penambahan ion OH- akan menyebabkan kesetimbangan bergeser

ke arah kiri (kearah padatan tak larut).

F. RANGKUMAN
a. Penambahan ion senama memperkecil kelarutan

b. Jika terjadi perubahan pH pada larutan, menurut Asas Le Chatelier:

a. Kenaikan pH, berarti konsentrasi ion H+ berkurang atau konsentrasi

ion OH- bertambah. Dengan demikian, kesetimbangan akan bergeser ke

35
kiri membentuk lebih banyak padatan M(OH)2. Jadi, kelarutan zat akan

berkurang

b. Penurunan pH, berarti konsentrasi ion H+ bertambah atau konsentrasi


ion OH- berkurang. Dengan demikian, kesetimbangan akan bergeser ke
kanan membentuk lebih banyak padatan M(OH)2 akan terurai menjadi
ion ionnya. Jadi, kelarutan zat akan bertambah

G. LATIHAN SOAL
1. Larutan Mg(OH)2 jenuh mempunyai pH = 9. Harga Ksp Mg(OH)2pada
suhu tersebut adalah…

a. 5 x 10-10

b. 5 x 10-15

c. 1 x 10-15

d. 5 x 10-16

e. 1 x 10-16

2. Jika Ksp L(OH)2 = 1,08 x 10-10, pH larutan jenuhnya adalah…

a. 10 + log 6

b. 10 – log 6

c. 10

d. 9 + log 6

e. 9 – log 6

36
3. Jika diketahui Ksp AgOH = 1 x10-8, maka kelarutannya dalam larutan
NaOH 0,01 M adalah . . . .

a. 2 x 10-6 mol/L

b. 1 x 10-6 mol/L

c. 2 x 10-4 mol/L

d. 2,7 x 10-4 mol/L

e. 2 x 10-2 mol/L

4. Hasil kali Kelarutan CaCO3 = 2,5 x 10-9 maka Kelarutan CaCO3 dalam air
adalah….

(Ar Ca = 40, C = 12, O = 16)

a. 0,125 x 10-5 mol/L

b. 1,25 x 10-5 mol/L

c. 2,5 x 10-5 mol/L

d. 5,0 x 10-3 mol/L

e. 5,0 x 10-5 mol/L

kunci jawaban
1. Jawaban D

37
2. Jawaban A

38
3. Jawaban B

39
4. Jawaban E

H. PENILAIAN DIRI
Jawablah pertanyaan pertanyaan berikut dengan jujur dan bertanggung jawab !

JAWABAN
NO PERTANYAAN
ya Tidak

5. Saya menjelaskan pengaruh ion senama terhadap


kelarutan

6. Saya dapat menjelaskan pengaruh pH terhadap


kelarutan

Catatan :

Bila ada jawaban “Tidak” maka dengan segera lakukan review pembelajaran
terutama pada bagaian yang masih tidak. Bila semua jawaban “ya” maka anda
dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya

40
PENUTUP

A. RANGKUMAN

1. Kelarutan (solubility) didefinisikan sebagai jumlah maksimum zat yang

dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu

2.Perkalian konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh, masing-masing

dipangkatkan dengan koefesiennya disebut tetapan hasil kali kelarutan

(solubility product constant), Ksp

c. Secara umum, persamaan Ksp untuk senyawa ionik AxBy adalah:


AxBy(s) ⇌ xAy+(aq) + yBx−(aq)

Ksp = [Ay+]x[Bx−]y

d. Hubungan antara kelarutan (s) dengan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah

sebanding, artinya semakin besar harga Ksp maka kelarutan aakan

semakin besar sehingga makin mudah larut

e. Penambahan ion senama memperkecil kelarutan

f. Jika terjadi perubahan pH pada larutan, menurut Asas Le Chatelier:

c. Kenaikan pH, berarti konsentrasi ion H+ berkurang atau konsentrasi

ion OH- bertambah. Dengan demikian, kesetimbangan akan bergeser ke

kiri membentuk lebih banyak padatan M(OH)2. Jadi, kelarutan zat akan

berkurang

d. Penurunan pH, berarti konsentrasi ion H+ bertambah atau konsentrasi


ion OH- berkurang. Dengan demikian, kesetimbangan akan bergeser ke

41
kanan membentuk lebih banyak padatan M(OH)2 akan terurai menjadi
ion ionnya. Jadi, kelarutan zat akan bertambah

g. Terbentuknya endapan dapat diprediksi dengan perbandingan harga Qsp


dengan haarga Ksp dalam air. Suatu zat dapat diprediksikan mengendap
atau tidak menegendap melalui ketentuan sebagai berikut :
1. Qsp < Ksp ; belum mengendap
2. Qsp = Ksp ; Mulai mengendap atau keadaan tepat jenuh
3. Qsp > Ksp ; Mengendap

B. EVALUASI

SOAL EVALUASI

1. Diketahui kelarutan basa M(OH)2 dalam air sebesar 5 x 10-4 mol/L. larutan
jenuh basa tersebut mempunyai pH sebesar….
a. 5
b. 6
c. 10
d. 11
e. 12
2, Pada suhu tertentu larutan jenuh Mg(OH)2 mempunyai pH sama dengan 10.
Hasil kali kelarutan Mg(OH)2 adalah….
a. 1 x 10-6
b. 1 x 10-9
c. 1 x 10-12
d. 2 x 10-12
e. 5 x 10-13
3. Pada suhu tertentu kelarutan PbCl2 dalam air adalah 2,5 x 10-2 Hasil Kali
kelarutan (Ksp) PbCl2 adalah….
42
a. 6,25 x 10-6
b. 6,25 x 10-5
c. 6,25 x 10-4
d. 7,25 x 10-4
e. 7,5 x 10-4
4. Larutan jenuh X(OH)2 Memiliki pOH = 5. maka hasil kali kelarutan (Ksp) dari
X(OH)2 tersebut….
a. 4 x 10-3
b. 4 x 10-9
c. 2 x 5-12
d. 5 x 10-16
e. 7 x 10-13
5. Hasil kali Kelarutan CaCO3 = 2,5 x 10-9 maka Kelarutan CaCO3 dalam air
adalah….
(Ar Ca = 40, C = 12, O = 16)
a. 0,125 x 10-3 mol/L
b. 1,25 x 10-3 mol/L
c. 2,5 x 10-3 mol/L
d. 5,0 x 10-3 mol/L
e. 5,0 x 10-5 mol/L
6. Jika senyawa Pb3(PO4)2 dilarutkan dalam air dan kelarutannya diberi lambang
s, maka senyawa tersebut memiliki nilai Ksp . . .
a. S2
b. 4s3
c. 27s4
d. 108s5
e. 108s6
7. Diketahui hasil kali kelarutan Cr(OH)2 pada 289 K adalah 1,08 x 10-19 mol3 L-
3, maka kelarutan dari Cr(OH)2 sebesar . . . .
43
a. 3,0 x 10-7 mol L-1
b. 3,22 x 10-9 mol L-1
c. 3,28 x 10-9 mol L-1
d. 6,56 x 10-10 mol L-1
e. 16,4 x 10-10 mol L-1
8. Suatu larutan mengandung garan – garam Fe(NO3)2, Mn(NO3)2, dan
Zn(NO3)2 masing-masing dengan konsentrasi 0,01 M. kedalam larutan ini
ditambahkan NaOH padat sehingga didapatkan pH larutan adalah 8. Jika
Ksp hidroksida dari :
 Fe(NO3)2 = 2,8 x 10-16
 Mn(NO3)2 = 4,5 x 10-14
 Zn(NO3)2 = 4,5 x 10-17
Hidroksi yang mengendap adalah . . . .
a. Tidak ada
b. Ketiga – tiganya
c. Hanya Zn(NO3)2
d. Hanya Mn(NO3)2
e. Zn(NO3)2 dan Fe(NO3)2
9. Jika diketahui Ksp AgOH = 1 x10-8, maka kelarutannya dalam larutan NaOH
0,01 M adalah . . . .
a. 2 x 10-6 mol/L
b. 1 x 10-6 mol/L
c. 2 x 10-4 mol/L
d. 2,7 x 10-4 mol/L
e. 2 x 10-2 mol/L
10. Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) untuk garam sukar larut Pb(IO3)2 sama
dengan . . . .
a. [ Pb2+] [IO3–]
b. [ Pb2+]2 [IO3–]
44
c. [ Pb2+] [IO3–]2
d. [ Pb2+]2 [IO3–]2
e. [ Pb2+] [2IO3–]2

KUNCI JAWABAN

NO JAWABAN NO JAWABAN
1 D 6 D
2 E 7 A
3 B 8 E
4 D 9 B
5 E 10 C

PEDOMAN PENSEKORAN
Bentuk Soal Jumlah Soal Nomor Soal Skor setiap Skor
Soal Maksimum
Pilihan ganda 10 1-10 10 100

45
DAFTAR PUSTAKA

Mawardi, Yerimadesi, 2019, Modul 5 Larutan Dan Sistem Koloid Kegiatan


Belajar 2Reaksi Asam Basa Dan Ksp, Padang :kementrian pendidikn dan
kebudayaan
Umiyati Nurhalimah, 2016. Buku Siswa Kimia Peminatn Matematika Dan Ilmu-
Ilmu Alam Untuk SMA/MA XI. Surakarta:Mediatama
https://soalkimia.com/soal-ksp/
Unggul Sudarmo. 2016. Buku Kimia SMA kelas XI. Jakarta : Erlangga

46

Anda mungkin juga menyukai