Anda di halaman 1dari 9

MEKANISME RESPIRASI DAN KONTROL PERNAPASAN

Disusun Oleh :

1) Aditya Gani R (32201001)


2) Jihan Nurjannan H (32201010)
3) Reza Hafifudin (32201012)
4) Sudrajat Ardiansyah (32201013)

Dosen Pengampu :
dr. Sari Herdaputri

PROGRAM STUDI D3 RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMINA BINA MEDIKA


JAKARTA

Jl. Bintaro Raya No. 10, Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan, 12240

Tahun Ajaran 2020-2021


MEKANISME PERNAPASAN

Mekanisme pernafasan terbagi menjadi proses inspirasi dan ekspirasi yang dilakukan dengan
cara pernafasan dada dan pernafasan perut.

Pernafasan merupakan salah satu aktivitas vital yang terjadi pada tubuh. Melalui pernafasan,
maka penyaluran oksigen dari luar tubuh ke seluruh tubuh akan berjalan dengan baik. Oksigen
sangat penting dalam proses metabolisme tubuh. Aktivitas pernafasan yang baik didukung oleh
sistem pernafasan yang baik. Dalam sistem pernafasan terdapat sekumpulan organ yang terlibat
proses pertukaran oksigen dan karbon oksida dalam tubuh.

Secara harfiah, pernafasan merupakan pergerakan oksigen (O 2) dari atmosfer menuju ke sel
tubuh dan keluarnya karbon dioksida (CO 2) dari sel ke udara bebas. Proses terjadinya pernafasan
terjadi secara sadar maupun tidak sadar.

Pernafasan yang dilakukan secara sadar yaitu ketika kita melakukan pengaturan pernafasan
seperti latihan bernafas panjang lalu menghempaskannya perlahan. Sedangkan pernafasan dilakukan
tanpa sadar secara otomatis terjadi pada saat tertidur pulas.

A. PROSES PERNAPASAN

Dalam prosesnya, pernafasan melibatkan semua organ pernafasan. Organ-organ tersebut


bekerja sama untuk membantu tubuh dalam melakukan pertukaran gas antara paru-paru (alveolus)
dan pembuluh darah yang selanjutnya disalurkan ke seluruh sel-sel tubuh (Oksigen) atau
dihembuskan ke udara (Karbon dioksida).

Berikut uraian tahapan proses dalam mekanisme pernafasan:

 Ketika sedang menarik nafas atau inspirasi, diafragma dan otot antar tulang rusuk akan
berkontraksi dan meluaskan rongga dada, sehingga paru-paru mengembang dan terisi udara.
 Udara masuk lewat hidung dan mulut lalu melewati proses penyaringan partikel kecil oleh
rambut-rambut hidung. Selanjutnya udara menuju trakea atau batang tenggorokan.
 Udara dari trakea masuk ke dalam paru-paru melewati cabang paru-paru yaitu bronkus
kemudian menuju bronkiolus dan berakhir di alveolus.
 Ketika udara sampai di alveolus, terjadi proses pertukaran antara oksigen dan karbon
dioksida pada pembuluh darah kapiler.
 Oksigen masuk ke dalam kapiler, kemudian bersama sel darah merah menuju jantung untuk
disebarkan ke seluruh tubuh. Pada saat bersamaan, karbon dioksida masuk dari kapiler ke
arah rongga paru-paru.
 Setelah pertukaran oksigen dan karbon dioksida selesai, otot diafragma dan tulang rusuk
kembali relaksasi dan rongga dada kembali seperti semula.
 Udara yang mengandung karbon dioksida terdorong dari paru-paru menuju bronkiolus,
bronkus, trakea dan keluar melalui hidung
B. JENIS MEKANISME PERNAPASAN

Secara bersamaan mekanisme pernafasan terbagi menjadi proses inspirasi dan ekspirasi
yang dilakukan dengan cara pernafasan dada dan pernafasan perut. Berikut penjelasan mengenai
mekanisme inspirasi dan ekspirasi.
a) Inspirasi
Pengertian dari inspirasi adalah aktivitas menghirup udara dari atmosfer masuk ke
dalam tubuh melalui rongga hidung. Istilah lain dari inspirasi adalah inhalasi. Pada proses
inspirasi, diafragma dan otot dada akan mengalami kontraksi. Volume rongga dada
membesar, paru-paru mengembang, dan udara masuk ke dalam paru-paru.
b) Ekspirasi
Berbanding terbalik dengan inspirasi, ekspirasi adalah aktivitas pelepasan karbon
dioksida dari dalam tubuh hingga kemudian dibawa keluar melalui rongga hidung.
Ekspirasi disebut juga sebagai ekshalasi. Ketika terjadi ekspirasi, diafragma dan otot dada
akan mengalami relaksasi. Volume rongga dada kembali normal karena udara telah keluar
dari paru-paru.
Berdasarkan cara melakukan inspirasi dan ekspirasi, terdapat dua jenis mekanisme
pernafasan yaitu pernafasan dada dan pernafasan perut.
a) Pernafasan Dada

 Proses Inspirasi
Pernafasan dada dimulai ketika terjadi kontraksi otot antar tulang rusuk yang
menyebabkan dada terangkat sehingga volume rongga dada membesar. Karena rongga
dada membesar, tekanan udara dalam dada lebih kecil daripada tekanan udara luar.
Sehingga udara luar yang kaya akan oksigen masuk.

 Proses Ekspirasi
Otot antar tulang rusuk relaksasi, sehingga volume rongga dada mengecil dan
tekanan dalam rongga dada menjadi lebih besar dibanding tekanan udara luar.
Sehingga udara pada paru – paru terdorong keluar.
b) Pernafasan Perut

 Proses Inspirasi
Terjadi kontraksi pada diafragma sehingga diafragma tertarik ke bawah menjadi
datar. Hal ini menyebabkan rongga dada membesar sehingga tekanan rongga dada
menjadi lebih kecil dibanding tekanan udara luar. Oleh sebab itu udara luar
kemudian masuk ke dalam paru-paru.

 Proses Ekspirasi
Diafragma mengendur lalu naik karena mengalami relaksasi. Hal ini
menyebabkan rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi lebih besar dari
tekanan udara luar. Oleh sebab itu udara dalam paru-paru terdorong keluar.
KONTROL PERNAPASAN

Sistem pernafasan manusia merupakan suatu susunan yang sangat kompleks. Mulai dari
alat tubuh yang dipergunakan dalam bernapas maupun dari segi bagaimana ia dapat bekerja
secara optimal. Allah swt telah menciptakan susunan ini dengan begitu sempurna, tiada cacat
sedikitpun. Setiap sel dan jaringan yang menyusunnya memiliki fungsi dan peranannya tersendiri.
Strukturnya yang begitu rumit menjadikan sistem ini begitu istimewa begitu istimewa untuk
menopang kehidupan kita para manusia.

Pola napas pada saat tubuh menjalani exercise tidak bisa dipertahankan secara otonom
karena tubuh kala itu butuh pasokan oksigen lebih banyak dari biasanya, sehingga harus dibantu
dengan faktor lain. Secara umum, sistem kontrol respirasi diambil alih oleh kerja sistem saraf
pusat di bagian bilateral medula oblongata dan pons pada batang otak. Daerah ini dibagi menjadi
3 kelompok neuron utama :

1. Kelompok pernapasan dorsal, terletak di bagian dorsal (belakang) medula yang terutama
menyebabkan inspirasi.
2. Kelompok pernapasan ventral, terletak di ventrolateral (depan samping) medula, yang
terutama menyebabkan inspirasi dan ekspirasi yang lebih dalam.
3. Pusat pneumotaksik, terletak di sebelah dorsal bagian superior pons, tepatnya di sebelah
dorsal nuklous parabrakialis pada pons bagian atas, yang terutama mengatur kecepatan dan
kedalaman napas.

Pengendalian dan pengaturan pernapasan dilakukan oleh sistem persyarafan, mekanisme


kimia, dan mekanisme non kimia. Sistem syaraf secara normal mengatur kecepatan ventilasi
alveolus hampir sama dengan permintaan tubuh, sehingga tekanan O 2 darah arteri (PO2) dan
tekanan CO2 (PCO2) hampir tidak berubah bahkan selama latihan sedang sampai berat dan
kebanyakan stress pernapasan lainnya.
a. Pengendalian Pernapasan Oleh Sistem Persarafan
Pengaturan pernapasan oleh persarafan dilakukan oleh korteks cerebri, medulla
oblongata, dan pons.

 Korteks Cerebri
Berperan dalam pengaturan pernapasan yang bersifat volunter sehingga
memungkinkan kita dapat mengatur napas dan menahan napas. Misalnya pada saat
bicara atau makan.

 Medulla oblongata
Terletak pada batang otak, berperan dalam pernapasan automatik atau spontan.
Pada kedua oblongata terdapat dua kelompok neuron yaitu Dorsal Respiratory Group
(DRG) yang terletak pada bagian dorsal medulla dan Ventral Respiratory Group
(VRG) yang terletak pada ventral lateral medula. Kedua kelompok neuron ini berperan
dalam pengaturan irama pernapasan.

DRG terdiri dari neuron yang mengatur serabut lower motor neuron yang
mensyarafi otot-otot inspirasi seperti otot intercosta interna dan diafragma untuk
gerakan inspirasi dan sebagian kecil neuron akan berjalan ke kelompok ventral. Pada
saat pernapasan kuat, terjadi peningkatan aktivitas neuron di DRG yang kemudian
menstimulasi untuk mengaktifkan otototot asesoris inspirasi, setelah inspirasi selesai
secara otomatis terjadi ekspirasi dengan menstimulasi otot-otot asesoris.

Kelompok ventral (VRG) terdiri dari neuron inspirasi dan neuron ekspirasi. Pada
saat pernafasan tenang atau normal kelompok ventral tidak aktif, tetapi jika kebutuhan
ventilasi meningkat, neuron inspirasi pada kelompok ventral diaktifkan melalui
rangsangan kelompok dorsal. Impuls dari neuron inspirasi kelompok ventral akan
merangsang motor neuron yang mensyarafi otot inspirasi tambahan melalui N IX dan
N X. Impuls dari neuron ekspirasi kelompok ventral akan menyebabkan kontraksi
otot-otot ekspirasi untuk ekspirasi aktif.

 Kemoreseptor perifer
Reseptor kimia ini peka terhadap perubahan konsentrasi oksigen, karbon dioksida
dan ion hidrogen. Misalnya adanya penurunan oksigen, peningkatan karbon dioksida
dan peningkatan ion hidrogen maka pernapasan menjadi meningkat.
b. Pengaturan Oleh Mekanisme Non Kimiawi
Beberapa faktor non kimiawi yang mempengaruhi pengatuan pernapasan di
antaranya :

 Baroreseptor
Berada pada sinus kortikus, arkus aorta atrium, ventrikel dan pembuluh darah
besar. Baroreseptor berespon terhadap perubahan tekanan darah. Peningkatan tekanan
darah arteri akan menghambat respirasi, menurunnya tekanan darah arteri dibawah
tekanan arteri rata-rata akan menstimulasi pernapasan.

 Peningkatan suhu tubuh


Misalnya karena demam atau olahraga maka secara otomatis tubuh akan
mengeluarkan kelebihan panas tubuh dengan cara meningkatkan ventilasi.

 Hormon epinephrine
Peningkatan hormon epinephrin akan meningkatkan rangsangan simpatis yang
juga akan merangsang pusat respirasi untuk meningkatkan ventilasi.

 Refleks hering-breuer
Yaitu refleks hambatan inspirasi dan ekspirasi. Pada saat inspirasi mencapai
batas tertentu terjadi stimulasi pada reseptor regangan dalam otot polos paru untuk
menghambat aktifitas neuron inspirasi. Dengan demikian refleks ini mencegah
terjadinya overinflasi paru-paru saat aktifitas berat.

c. Proses Kontrol Pernapasan

 Pernapasan Normal
Pada pernapasan biasa, pusat saraf dorsal akan melepaskan sinyal inspirasi
ritimis (yang teratur). Sinyal inspirasi yang dilepaskannya ini berupa sinyal yang
landai (ramp signal), gunanya supaya inspirasi kita itu terjadi secara perlahan dan
dapat meningkatkan volume paru dengan baik, sehingga kita tidak bernapas terengah-
engah. Perlu diingat lagi bahwa sinyal-sinyal ini akan dihantarkan ke paru dan otot -
otot diafragma melalui saraf - saraf motorik pernapasan.

Setelah pusat dorsal melepaskan sinyal inspirasi yang landai tersebut, pusat
pneumotaksik akan mentransmisikan sinyal ke area inspirasi. Efek utama di sini
adalah mengatur titik “penghentian” inspirasi landai, dengan demikian mengatur
lamanya proses inspirasi. Kalau sinyal pneumotaksik ini kuat, inspirasi dapat
berlangsung hanya dalam 0,5 detik, akibatnya volume inspirasi juga sedikit; kalau
sinyal pneumotaksik ini lemah, inspirasi dapat berlangsung terus selama 5 detik
bahkan bisa lebih, akibatnya volume inspirasi menjadi banyak sekali.
Jika sinyal inspirasi landai itu telah berhenti, maka paru secara otomatis akan
mengalami fase ekspirasi. Paru-paru kita mempunyai suatu sifat istimewa yakni elastis
dan punya daya lenting. Jadi ekspirasi ini terjadi sebagai imbas dari inspirasi, dimana
disini udara yang keluar tentunya telah bertukar dengan CO2. Tegasnya, ekspirasi
tenang yang normal, murni disebabkan akibat sifat elastis daya lenting paru dan
rangka toraks. (guyton hal.540)

 Pernapasan Yang Lebih Dalam


Jika kita bernapas lebih dalam, disini baru terjadi peranan dari kelompok saraf
pernapasan bagian ventral. Sedangkan pada pernapasan tenang yang normal,
kelompok saraf ventral ini inaktif. Bila rangsangan pernapasan guna meningkatkan
ventilasi paru menjadi lebih besar dari normal, sinyal respirasi yang berasal dari
mekanisme getaran dasar di area pernapasan dorsal akan tercurah ke neuron
pernapasan ventral.
Akibatnya, area pernapasan ventral turut membantu merangsang pernapasan
ekstra. Rangsangan area ventral ini berupa rangsangan listrik yang menyebabkan
inspirasi dan juga ekspirasi. Tetapi yang paling penting disini adalah sinyal untuk
ekspirasi, karena sinyal - sinyal ini langsung dihantarkan dengan kuat ke otot-otot
abdomen selama ekspirasi yang sangat sulit. Intinya, pernapasan ventral ini gunanya
sebagai pendorong bila dibutuhkan ventilasi paru yang lebih besar, khususnya selama
latihan fisik berat.

Anda mungkin juga menyukai