Rencana Perawatan Pasien Orto (Dessy Dan Rizky)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN ORTODONSIA
RENCANA
PERAWATAN
Mahasiswa:
Dessy Apriliana Harahap (190631198) Dosen Pembimbing:
Rizky Purnamasari Siregar (190631211) Prof. H. Nazruddin, drg., C.Ort,Ph.D, Sp.Ort (K)
1
RENCANA PERAWATAN
DEPARTEMEN ORTODONSIA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Nama Penderita : Kanaya Athirah Putri

Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 09 November 2011
Alamat / Telepon : Jalan K.L.Y Sudarso Gang Madio No. 8 LK V / 085358813091
Nama Orang Tua : Nurul Arika
Pekerjaan Orang Tua : Ibu Rumah Tangga
Suku : Jawa
Dosen Pembimbing: Mahasiswa:
Prof. H. Nazruddin, drg., C.Ort,Ph.D, Sp.Ort (K) Dessy Apriliana Harahap (190631198)
NIP: 195206221980032001 Rizky Purnamasari Siregar (190631211)
2
JENIS KASUS
Klasifikasi Angle Kelainan Utama
Dento-alveolar displasia: Crowded anterior rahang atas dan

Kanan : Klas I rahang bawah
Kiri : Klas I
Skeletal displasia : TAK Klas I Angle
 Jenis Pesawat : Pesawat Ortodonti Lepasan Sederhana

 Keluhan Utama Penderita : Pasien datang dengan keluhan gigi depan RA & RB tidak rapi
 Metode Perawatan : Tanpa Pencabutan
3
A. ANAMNESIS
1. RIWAYAT INDIVIDU
Keadaan Umum : Tinggi 132 cm; Berat 25 kg.
Kelahiran : normal / komplikasi / kembar
Urutan Kelahiran : Anak ke 2 dari 2 anak
Nutrisi : Susu ibu 24 bulan; Susu formula 12 bulan
Penyakit infeksi berat yang pernah diderita: TAK
Infeksi saluran pernafasan : TAK
Kebiasaan kongenital : TAK
Kebiasaan buruk : TAK
Lain-lain : TAK
2. RIWAYAT KELUARGA
Kelainan rahang dan gigi pada : TAK
Anomali : TAK
4
B. PEMERIKSAAN KLINIS (Ekstra Oral)
 Wajah Depan :
 Tipe Wajah : Dolicho Cephaly / Meso Cephaly / Brachy Cephaly
: Hipereuryprosop / Euryprosop /Mesoprosop / Leptoprosop/
Hiperleptoprosop
116 𝑚𝑚 940 𝑚𝑚
= 1,02 ( 1 -1,3 ) (Meso Chepaly) = 79,6% (Euryprosopic)
113 𝑚𝑚 113 𝑚𝑚
 Simetri : simetris / asimetris ke kanan / kiri

 Proporsi : 6,1 : 5,6 : 6,0
 Wajah Samping :
Profil : cembung / lurus / cekung
5
B.
B. PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN KLINIS
KLINIS (Intra Oral)
 APEL GIGI : Cabut
: Belum erupsi
: Sedang erupsi
V : Radiks
K : Karies
6
 KEADAAN JARINGAN LUNAK

Gingiva : sehat / tidak, hipertrophy / hiperplasi, mudah berdarah
Frenulum labii : normal / tinggi / rendah
Saliva : banyak / sedikit / normal
Tonsil : normal / besar / operasi umur ……. thn
Lidah : normal / besar / kecil
Palatum : normal / tinggi / rendah
Lain – lain : TAK
 ANALISI FUNGSI
Penelanan : normal / lidah terletak diantara gigi / otot dagu hiperaktif
Bicara : lidah normal / lidah terletak diantara gigi
Penutupan mulut : bibir menutup normal / bibir mengenai bagian palatinal gigi atas
Pernafasan : mulut menutup / mulut terbuka
Tertawa : gusi terlihat / normal
Kelainan sendi rahang : TAK
Pembukaan / penutupan mandibula : TAK
7
C. ANALISIS MODEL
1. RAHANG ATAS b. Arah transversal:

a. Arah sagital: - Gigi 11 & 21 distolabiotorsiversi
- Gigi 13 & 23 distopalatotorsiversi
- Normal
- Garis median: normal
c. Analisa ruang gigi ( gigi permanen / gigi bercampur) → Analisa MOYERS
Ukuran mesiodistal gigi : 12 + 11 + 21 + 22 = 7,5 + 9 + 9 + 8 = 33,5 mm

Lengkung gigi (tempat yang tersedia) 12 s/d 22 = 16 + 17 = 33 mm
Selisih -0,5 = -0,5 mm
Ukuran mesiodistal gigi : 13 + 14 + 15 = 24,2 mm

Lengkung gigi (tempat yang tersedia) 13 s/d 15 = 26 mm
Selisih = +1,8 mm
Ukuran mesiodistal gigi : 23 + 24 + 25 = 24,2 mm

Selisih = -0,2 mm
8
C. ANALISIS MODEL
2. RAHANG BAWAH
a. Arah sagital: b. Arah transversal:
- Gigi 32 & 42 distolinguotorsiversi
- Normal
- Garis median: normal
c. Analisa ruang gigi ( gigi permanen / gigi bercampur) → Analisa MOYERS

Ukuran mesiodistal gigi : 42 + 41 + 31 + 32 = 6,5 + 6,5 + 6 + 7 = 26 mm
Lengkung gigi (tempat yang tersedia) 42 s/d 32 = 14 + 15 = 29 mm
Selisih = +3 mm
Ukuran mesiodistal gigi : 43 + 44 + 45 = 24 mm

Selisih = -2 mm
Ukuran mesiodistal gigi : 33 + 34 + 35 = 24 mm

Selisih = -1mm
9
C. ANALISIS MODEL
Perhitungan Diskrepansi Rahang
-0,5 -0,5 0
+1,8 -0,2 +1,8 -0,2 +1,3 -0,2
-2 -1 -2 -1 -1 +1
+3 +1 +2
10
C. ANALISIS MODEL
3. MODEL DALAM KEADAAN OKLUSI

a. Arah sagital
Overjet 11/41 : 0 mm ; 21/31 : 0 mm
Relasi molar pertama permanen : Kanan : Klas I
Kiri : Klas I
b. Arah transversal
Garis median : RA dan RB Normal
c. Arah vertikal
Overbite 11/41 : 0 mm ; 21/31 : 0 mm
11
DIAGNOSIS MODEL
• Klasifikasi : Relasi molar pertama permanen

Kanan : Klas I Kiri : Klas I
• Overjet : Gigi 11/41 : 0 mm, Gigi 21/31: 0 mm
• Overbite : Gigi 11/41 : 0 mm, Gigi 21/31: 0 mm
• Midline : Normal
• Kelebihan ruang maksila : +1,3 -0,2
• Kekurangan ruang mandibula :
-1 +1
• Kurva spee :-
• Kelainan utama :
- 11 & 21 : distolabiotorsiversi - 32 & 42 : distolinguotorsiversi
- 12 & 23 : distopalatotorsiversi - 44 : linguoversi
12
D. ANALISIS SEFALOMETRI
13
DIAGNOSIS SEFALOMETRI
- Relasi rahang : Klas I Skeletal (ANB = 2º Ortognati)

- Konveksitas wajah skeletal : Datar ( NAPog = 7º)
- Rotasi mandibula : Searah jarum jam (MP:SN = 37º)
- Pola pertumbuhan : Vertikal ( NSGn = 79º)

: Proklinasi ( I :SN = 114,5º)
- Inklinasi 1
: Proklinasi ( I : MP = 102º)
- Inklinasi 1
:
- Kedudukan bibir
= Bibir atas (E:Ls 0 mm) berhimpit dengan garis estetis
E : Ls mm
E : Li mm = Bibir bawah (E:Li 4,5 mm) di depan garis estetis
14
E. ANALISIS FOTO RONTGEN
Impaksi :-
Fraktur :-
Non-vital :-
Lain- lain : gigi yang belum erupsi 17,15,14,13,23,25,27,38,37,35,47,48.
gigi yang sedang erupsi 24, 33, 34 dan 43.
15
F. ANALISIS FOTOGRAFI
Wajah depan
- Simetris
- Proporsi : 2,7 : 3 : 2,4
- Rule of fifth : 0,9 : 1,3 : 1,6 : 1,4 : 0,9
- Garis orbita kanan kiri – garis mulut : sejajar
Profil : Cembung
16
G. DIAGNOSIS ORTODONTI
1. Dentoaleveolar dysplasia
• Klasifikasi : Relasi molar pertama permanen
Kanan : Klas I Kiri : Klas I
• Overjet : Gigi 11/41 : 0 mm, Gigi 21/31: 0 mm
• Overbite : Gigi 11/41 : 0 mm, Gigi 21/31: 0 mm
• Midline : Normal
• Kelebihan ruang maksila : +1,3 -0,2

• Kekurangan ruang mandibula :
-1 +1
• Kurva spee :-
• Kelainan utama :
- 11 & 21 : distolabiotorsiversi - 32 & 42 : distolinguotorsiversi
- 12 & 23 : distopalatotorsiversi - 44 : linguoversi
17
17
G. DIAGNOSIS ORTODONTI
2. Skelodental dysplasia
- Relasi rahang : Klas I Skeletal (ANB = 2º Ortognati)
- Konveksitas wajah skeletal : Datar ( NAPog = 7º)
- Rotasi mandibula : Searah jarum jam (MP:SN = 37º)
- Pola pertumbuhan : Vertikal ( NSGn = 79º)

: Proklinasi ( I :SN = 114,5º)
- Inklinasi 1
: Proklinasi ( I : MP = 102º)
- Inklinasi 1
:
- Kedudukan bibir
= Bibir atas (E:Ls 0 mm) berhimpit dengan garis estetis
E : Ls mm
E : Li mm = Bibir bawah (E:Li 4,5 mm) di depan garis estetis
18
ETIOLOGI
Rahang Atas:
 11 & 21 distolabiotorsiversi : premature loss gigi 51 61
 13 & 23 distopalatotorsiversi : premature loss gigi 53 63
Rahang Bawah:
 32 & 42 distolinguotorsiversi : premature loss gigi 72 82
 44 linguoversi : persistensi gigi 84
19
TUJUAN PERAWATAN
Rahang Atas
Tujuan perawatan adalah untuk mengoreksi gigi 11 & 21 distolabiotorsiversi , 13 & 23 distopalatotoraiversi dan edge
to edge 11/41 : 0 mm, 21/31 : 0 mm menggunakan piranti ortodonti lepasan dengan sistem plat, yang terdiri dari:
 Menggunakan Labial bow aktif (Ø= 0.7 mm) dari gigi 13-23 untuk mendorong distal gigi 11 & 21
ke arah palatal
 Menggunakan Klamer Adam’s (Ø= 0.7 mm) pada gigi 16 dan 26 sebagai retensi
 Observasi Gigi 24 yang sedang erupsi dan gigi 17,15,14,13,23,25,27 yang belum erupsi
20
TUJUAN PERAWATAN
21
TUJUAN PERAWATAN
Rahang Bawah
Tujuan perawatan adalah untuk mengoreksi gigi 32 & 22 distolinguotorsiversi dan gigi 44 linguoversi
menggunakan pesawat ortodonti lepasan dengan sistem plat yang terdiri dari:
 Menggunakan Labial bow aktif (Ø= 0.7 mm) dari gigi 33 43 sebagai retensi
 Menggunakan Klamer Adam’s (Ø= 0.7 mm) pada gigi 36 dan 46 sebagai retensi
 Observasi pada gigi 33, 34 dan 43 yang sedang erupsi dan gigi 38,37,35,47,48 yang belum erupsi
22
TUJUAN PERAWATAN
23
PROGNOSIS
• Baik
• Alasan :
• Pasien dan orangtua kooperatif serta bersedia menerima perawatan
• Maloklusi merupakan maloklusi dental
• Pasien dalam periode tumbuh kembang
• Oral hygiene pasien baik
• Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk
RETAINER
• Diperlukan retainer lepasan

• Alasan :
• Rahang pasien masih dalam periode tumbuh kembang, terdapat tarikan ligamen periodontal,
pergeseran gigi karena pertumbuhan rahang dan gigi permanen lainnya yang akan erupsi
• Untuk mempertahankan gigi pada posisi yang baru agar tidak relaps
• Untuk menstabilkan jaringan periodontal gigi yang sudah dikoreksi pada posisi yang sudah dicapai
24
Terima
Kasih
25

Rencana Perawatan Pasien Orto (Dessy Dan Rizky)

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Rencana Perawatan Pasien Orto (Dessy Dan Rizky)

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN ORTODONSIA

Nama Penderita : Kanaya Athirah Putri

Dosen Pembimbing: Mahasiswa:

Klasifikasi Angle Kelainan Utama

Dento-alveolar displasia: Crowded anterior rahang atas dan

 Jenis Pesawat : Pesawat Ortodonti Lepasan Sederhana

B. PEMERIKSAAN KLINIS (Ekstra Oral)

 Simetri : simetris / asimetris ke kanan / kiri

 APEL GIGI : Cabut

 KEADAAN JARINGAN LUNAK

1. RAHANG ATAS b. Arah transversal:

Ukuran mesiodistal gigi : 12 + 11 + 21 + 22 = 7,5 + 9 + 9 + 8 = 33,5 mm

Ukuran mesiodistal gigi : 13 + 14 + 15 = 24,2 mm

Ukuran mesiodistal gigi : 23 + 24 + 25 = 24,2 mm

c. Analisa ruang gigi ( gigi permanen / gigi bercampur) → Analisa MOYERS

Ukuran mesiodistal gigi : 43 + 44 + 45 = 24 mm

Ukuran mesiodistal gigi : 33 + 34 + 35 = 24 mm

Perhitungan Diskrepansi Rahang

+1,8 -0,2 +1,8 -0,2 +1,3 -0,2

3. MODEL DALAM KEADAAN OKLUSI

• Klasifikasi : Relasi molar pertama permanen

- Relasi rahang : Klas I Skeletal (ANB = 2º Ortognati)

- Pola pertumbuhan : Vertikal ( NSGn = 79º)

E. ANALISIS FOTO RONTGEN

• Kelebihan ruang maksila : +1,3 -0,2

- Pola pertumbuhan : Vertikal ( NSGn = 79º)

• Diperlukan retainer lepasan

Anda mungkin juga menyukai