Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dave Allan Christian Irawan

NIM : 201870038

TUGAS INDIVIDU 8 MATA KULIAH: LEADERSHIP


Dosen : Hermansyah, S.Pd., M.M.
Kelas : Rabu 13.30
Trisakti School of Management

Kasus 1 : Chris Rufer, Morning Star

Chris Rufer, pendiri Morning Star, pengolah tomat dengan tiga pabrik yang memproduksi
produk untuk perusahaan seperti Heinz dan Campbell Soup Company, percaya jika orang
dapat mengelola kerumitan hidup mereka sendiri tanpa bos, tidak ada alasan mereka tidak
bisa mengatur diri mereka sendiri di tempat kerja.
Rufer mendirikan Morning Star berdasarkan kerja tim mandiri, di mana tidak ada seorang
pun yang memiliki bos dan tim karyawan yang saling menegosiasikan tanggung jawab.
Namun, ketika perusahaan tumbuh dari 24 kolega semula (sebutan karyawan) menjadi
sekitar 400, masalah pun terjadi. Beberapa orang mengalami kesulitan bekerja di
lingkungan tanpa atasan dan hierarki. Menangani konflik yang tak terhindarkan yang
muncul di tempat kerja mana pun merupakan tantangan khusus. Oleh karena itu, Rufer
mendirikan Institut Manajemen Diri Morning Star untuk memberikan pelatihan kepada
orang-orang tentang prinsip dan sistem manajemen diri.
Setiap kolega sekarang menjalani pelatihan, dalam kelompok kecil yang terdiri dari 10
hingga 15 orang, untuk mempelajari cara bekerja secara efektif sebagai bagian dari
sebuah tim; bagaimana menangani tanggung jawab yang biasanya dilakukan oleh
manajer; bagaimana menyeimbangkan kebebasan dan akuntabilitas; bagaimana
memahami dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain; dan bagaimana
mengelola konflik.

A. Rumusan Masalah
1. Berdasarkan kasus di atas, jenis tim apakah yang di terapkan oleh Morning Star
ini?
2. Bagaimana sifat tim di tunjukkan oleh tim Morning star ini?
3. Kendala apa saja yang di alami tim?
4. Hal apa yang dilakukan tim untuk mengatasi kendala?
5. Bagaimana cara kerja tim dari kasus di atas?

B. Pembahasan
1. Berdasarkan kasus di atas, jenis tim apakah yang di terapkan oleh Morning
Star ini?
Berdasarkan kasus di atas, jenis tim yang diterapkan oleh Morning Star ini
adalah jenis tim Self Directed Teams, yaitu tim mandiri yang terdiri dari
karyawan yang bekerja dengan pengawasan minimum dan memutar pekerjaan
untuk menghasilkan seluruh produk atau layanan, paling tidak satu aspek atau
bagian lengkap dari produk atau jasa/ layanan.
2. Bagaimana sifat tim di tunjukkan oleh tim Morning star ini?
Sifat tim Self directed dari kasus di atas ini ditunjukkan yaitu di mana di
dalam Morning Star ini karyawan bekerja secara mandiri dan tidak ada
Nama : Dave Allan Christian Irawan
NIM : 201870038
seorangpun yang memiliki bos dan tim
karyawan yang saling menegosiasikan tanggung jawab.
3. Kendala apa saja yang di alami tim?
Dalam menerapkan jenis tim self directed ini Morning Star mengalami sedikit
kendala pada saat perusahaan mengalami pertumbuhan 24 karyawan menjadi
sekitar 400 orang, dimana beberapa orang mengalami kesulitan bekerja di
lingkungan tanpa atasan dan hierarki.
4. Hal apa yang dilakukan tim untuk mengatasi kendala?
Akhirnya Ruffer sebagai leader mengatasi kendala/ masalah dalam timnya
dengan mendirikan Morning Star Self institute untuk memberikan pelatihan
kepada orang- orang tentang prinsip dan sistem self-management.
5. Bagaimana cara kerja tim dari kasus di atas?
Cara kerja tim di atas yaitu setiap karyawan nantinya akan menjalani pelatihan
dalam kelompok kecil yaitu terdiri dari 10 sampai 15 orang untuk
mempelajari cara bekerja secara efektif sebagai bagian dari sebuah tim;
bagaimana menangani tanggung jawab yang biasanya dilakukan oleh manajer,
bagaimana menyeimbangkan kebebasan dan akuntabilitas, bagaimana
memahami dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, dan
bagaimana mengelola konflik.

C. Kesimpulan
Dapat saya simpulkan dari kasus di atas, dengan menerapkan jenis tim self-directed
menjadikan tim lebih tertantang untuk bekerja, merangsang karyawan untuk membuat
perkerjaan mereka lebih bermakna, mengontrol kehidupan kerja mereka dan
mengembangkan identitas yang lebih kuat dengan organisasi. Namun untuk
memperoleh semua hal tersebut tidaklah mudah bagi tim, maka dari itu pemimpin di
dalam tim tersebut bertanggung jawab untuk membentuk kinerja tim misalkan yaitu
dengan mengadakan pelatihan berkelanjutan bagi orang untuk bekerja secara efektif
dalam self-directed team.
Tim mandiri perlu memiliki akses ke informasi dan sumber daya tim yang diperlukan
untuk melakukan tugas secara lengkap, dan tim mandiri juga nantinya akan dilatih
secara efektif untuk bekerja dengan pengawasan minimum, dan anggotanya punya
rasa tanggung jawab bersama untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah.

Kasus 2 : Golden State Warriors

Setelah memenangkan Kejuaraan NBA pada bulan Juni 2015, Golden State Warriors
dan pelatih Steve Kerr mempertahankan keadaan seperti semula untuk musim 2015-
2016. Bagian kunci dari tim telah bersama selama sekitar tiga tahun. Tim lain
mengambil langkah untuk memperkuat daftar nama mereka, tetapi kontinuitas dan
kekompakan Warriors membuat tim dinilai sebagai pertahanan No. 1 di liga dan
pelanggaran No. 2.

Keberhasilan Warriors tidak dapat dikaitkan dengan penampilan individu yang


menonjol (meskipun ada beberapa), tetapi karena kerja tim yang luar biasa. Kerja tim
Nama : Dave Allan Christian Irawan
NIM : 201870038

itu sebagian berasal dari memiliki sekelompok orang yang benar-benar menyukai satu
sama lain dan suka bersama. Saat tim sedang dalam perjalanan, mereka keluar untuk
makan bersama, ‘akrab seperti Liga Kecil di pesta pizza,’ seperti yang dikatakan oleh
seorang reporter Wall Street Journal. Sebagian besar pemain bola basket profesional
pergi sendiri, tetapi Warriors membuat kebiasaan makan bersama yang besar,
memutuskan kapan dan di mana harus makan dengan pesan teks grup untuk seluruh
tim.

Persahabatan tersebut telah menjadikan Warriors salah satu tim terbaik di NBA. Itu
juga menjadikan mereka salah satu tim yang paling menyenangkan untuk dimainkan
dan salah satu tim yang paling menyenangkan untuk ditonton. "Kimia adalah sesuatu
yang tidak bisa dipalsukan," kata penyerang Warriors David Lee. '' Anda punya atau
tidak.

A. Rumusan Masalah
1. Berdasarkan kasus di atas, berada ditahap proses manakah Golden State Warrior
ini?
2. Apa yang menjadi inti dari keberhasilan tim ini untuk tetap menjadi tim terbaik di
NBA?
3. Bagaimana Golden State mempertahankan kekompakan tim?
B. Pembahasan
1. Berdasarkan kasus di atas, berada ditahap manakah Golden State Warrior ini?
Berdasarkan kasus di atas maka dapat disimpulkan bahwa Golden State
Warrior ini telah mencapai tahap Team Cohesiveness atau kekompakan tim
yaitu sebagai proses sejauh mana anggota tim tertarik dan termotivasi untuk
tetap berada di dalam tim. Sehingga motivasi tersebut akan membuat anggota
menjadi sangat kompak berkomitmen untuk kegiatan tim, menghadiri
pertemuan, dan senang ketika tim mencapai keberhasilan.
2. Apa yang menjadi inti dari keberhasilan tim ini untuk tetap menjadi tim
terbaik di NBA?
Yang menjadi fokus pada keberhasilan tim ini untuk tetap menjadi tim terbaik
di NBA adalah dengan memiliki ketiga hal penting dalam tim, yaitu adanya
interaksi tim yang baik, lalu kedua mereka memiliki konsep bahwa mereka
memiliki tujuan yang sama dalam tim, dan yang ketiga adalah bahwa mereka
memiliki ketertarikan pribadi pada tim yang artinya anggota tim memiliki
sikap dan nilai yang sama dan sangat menikmati kebersamaan.
Dan konsekuensi hasil dari kekompakan tim ini pada akhirnya bisa kita lihat
dari 2 sisi, yaitu dalam hal moral dan kinerja, dan keduanya ini di dapatkan
oleh Golden state warrior dimana modal yang tinggi mencerminkan adanya
komunikasi yang tinggi di antara anggota tim, iklim tim yang bersahabat,
adanya pemeliharaan keanggotaan karena komitment dalam tim, tim menjadi
lebih loyal dan partisipasi anggota dalam keputusan dan keterlibatan dalam
aktivitas tim yang signifikan sehingga berpengaruh positif juga pada kinerja
tim yang menjadi lebih baik.
3. Bagaimana Golden State mempertahankan kekompakan tim?
Nama : Dave Allan Christian Irawan
NIM : 201870038
Golden State mempertahankan
kekompakan tim ini dengan memiliki jalinan persahabatan yang kuat antar
anggota tim, yaitu dengan tetap memelihara hubungan tersebut dengan
mengadakan banyak komunikasi yang aktif dan memiliki waktu kebersamaan
yang efektif misalkan dalam hal makan bersama,

C. Kesimpulan
Yang dapat saya simpulkan dari kasus tersebut adalah bahwa lingkungan tim
yang ramah dan positif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
dan produktivitas serta kepuasan kerja anggota tim lain juga. Tim yang
kompak terkadang dapat membutuhkan energi dan kreativitas karyawan yang
sangat besar, namun tim yang kompak akan menjadi lebih produktif ketika
merasakan dukungan dari pemimpin mereka dan akan menjadi kurang
produktif jika mereka merasakan adanya pertentangan dengan pemimpin
mereka.
Intinya adalah hubungan antara leader dan karyawan sangat berpengaruh
terhadap kinerja dalam tim kohesif tersebut.

Anda mungkin juga menyukai