Panduan Kampus Siaga Bencana - Final Version 2
Panduan Kampus Siaga Bencana - Final Version 2
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
KAMPUS SIAGA BENCANA
Edisi Pertama: ....... | ISBN: .......
Penyusunan materi panduan Kampus Siaga Bencana dapat terlaksana berkat kontribusi:
Ali Mahsyar (PMI Provinsi Jawa Tengah) Muksinun (PMI Cabang Kota Yogyakarta)
Astrid Firdianto (PMI Pusat) Nuzlan Huda (PMI Provinsi Sumatera Barat)
Bevita D. Meidityawati (PMI Pusat) Rano Sumarno (PMI Cabang Jakarta Barat)
Catur Meipriyanti (PMI Provinsi Sumatera Barat) Rachmad Arif Susilo (PMI Pusat)
Deasy Sujatiningrani (PMI Pusat) Renita Syafmi (PMI Provinsi Aceh)
Denok Rahayu (PMI Pusat) Wuri Widiayanti (PMI Provinsi Jawa Tengah)
Exkuwin Suharyanto (PMI Pusat) Dwi Hariyadi (PMI Pusat)
Febriana Ambarwati (PMI Cabang Jakarta Timur) Indra Yogasara (PMI Pusat)
Ketut Sassu Budi Satwan (PMI Provinsi Bali) Maria Aswi Reksaningtyas (PMI Pusat)
Lilis Wijaya (PMI Pusat)
JARING BENING
EDITOR
Dheni Prasetyo
Florensia Malau
eLBe Creative
Kampus Siaga Bencana atau di singkat dengan KSB adalah kegiatan yang
berfokus pada kampus. Akan tetapi bukan kampus sebagai sasaran program
saja melainkan pada saatnya diharapkan, kampus yang berisi agen-agen
perubahan atau bibit-bibit agen perubahan akan menjadi subyek untuk
menyebarkan informasi mengenai pengurangan risiko bencana. Sehingga
dengan keterlibatan kampus, setiap kampus nantinya akan mempunyai
kepedulian terhadap pengurangan risiko bencana secara masal. Kedepannya
diharapkan juga para mahasiswa/i yang telah berkiprah di masyarakat baik
pada saat masih menjadi mahasiswa seperti bakti sosial, desa binaan, mau-
pun Kuliah kerja Nyata (KKN) dan setelah lulus akan dapat terus berperan
dalam penyebaran pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana-siaga
bencana.
Korps Sukarela (KSR) yang ada di Perguruan Tinggi akan mempunyai peranan
yang penting dalam kegiatan-kegiatan kampus siaga bencana, sebagai pintu
masuk dan juga sebagai pengerak, pendorong kegiatan pengurangan risiko
bencana di kampus. Walaupun demikian buku ini tidak hanya ditujukan pada
Diharapkan dengan hadirnya buku ini akan dapat membantu semua pihak
yang mempunyai kepedulian pada pengurangan risiko bencana (PRB)
terutama yang akan bergerak pada perguruan tinggi. Selain itu buku ini
juga mengarapkan adanya keterlibatan masyarakat sekitar kampus.
Akhirnya buku ini tentu saja bukan buku yang sempurna kritik konstruktif dan
saran pengembangan sangat kami harapkan sehingga dapat menjadi koreksi
perbaikan pada masa yang akan datang, sehingga penyelenggaran kegiatan
pengurangan risiko bencana dari tahun ke tahun akan semakin baik.
Pengurus Pusat
Palang Merah Indonesia
Ketua Bidang Relawan
H. Muhammad Muas, SH
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
LAMPIRAN
Suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana (UU RI No. 24
Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana)
Ancaman (Hazard)
Bencana
Indikator
Kapasitas
a. Gabungan antara semua kekuatan, ciri yang melekat dan sumber daya
yang tersedia dalam sebuah komunitas, masyarakat atau organisasi
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang disepakati
(Terminologi Pengurangan Risiko Bencana 2009, diambil dari laman
www.unisdr.org).
Kerentanan
a. Karakteristik dan kondisi sebuah komunitas, sistem atau aset yang mem-
Kesiapsiagaan
Mitigasi
Peringatan Dini
Risiko
Verifikasi
Warga Kampus
PENGURANGAN
RISIKO
BENCANA
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
1
Panduan Kampus Siaga Bencana
BAB I
PENGURANGAN RISIKO BENCANA
A. Indonesia Rawan Bencana
KAMPUS
2 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Berbagai bencana yang terjadi, dalam jangka waktu panjang dapat memper-
lambat pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development
Goals-MDGs) 2015. Pada setiap kejadian bencana, berbagai kemungkinan
risiko dapat muncul, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pencapaian
delapan indikator MDGs sebagai tolok ukur derajat kesejahteraan suatu
bangsa. Sebagai contoh:
1 Laporan “The Asia Pacific Disaster Report 2010” oleh Komisi Ekonomi dan Sosial PBB
untuk Kawasan Asia dan Pasifik (ESCAP) dan Badan PBB Urusan Strategi Internasional untuk
Penanggulangan Bencana (UNISDR)
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
3
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
4 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
MDGs ini merupakan hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari
189 negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada
September 2000, berupa delapan butir tujuan sebagai satu paket tujuan
yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan yang dapat
dicapai pada tahun 2015. Para pemimpin dunia berkomitmen untuk:
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
5
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
6 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Sebagai contoh :
Kampus Impian berada di dataran tinggi yang rawan tanah longsor dan
tanah bergerak. Jika musim penghujan datang, maka longsor akan menyertai.
Tanah longsor yang terakhir terjadi mengakibatkan 1 rumah di sekitar
kampus rusak berat, dan beberapa bangunan umum di desa sekitar
kampus mengalami kerusakan. Dinding kampus hanya mengalami retak
rambut. Pihak kampus telah mengambil langkah guna membekali
mahasiswa dengan pengetahuan tentang kesiapsiagaan dan tanggap darurat
bencana. Di lingkungan kampus, digalakkan program lahan hijau dan paru-paru
kampus dengan menata ulang lahan kosong di kampus dan penanaman
pohon. Jalur evakuasi di tiap gedung di wilayah kampus sudah terpasang,
sehingga masyarakat kampus sudah mengetahui ke arah mana harus
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
7
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
8 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
9
Panduan Kampus Siaga Bencana
Gempa bumi dan tsunami di Aceh yang terjadi pada bulan Desember 2004
telah membuka mata dunia internasional akan kurangnya dan pentingnya
pengurangan risiko bencana.
KAMPUS
10 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Merujuk pada berbagai hasil evaluasi pelaksanaan upaya PRB, HFA telah
menghasilkan rekomendasi yang digunakan sebagai salah satu acuan setiap
institusi maupun lapisan masyarakat, sebagai berikut:
a. Meletakkan PRB sebagai prioritas nasional dan daerah yang pelaksanaan-
nya harus didukung oleh kelembagaan yang kuat;
b. Mengidentifikasi, mengkaji dan memantau risiko bencana serta menerap-
kan sistem peringatan dini;
c. Memanfaatkan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun
kesadaran keselamatan diri dan ketahanan terhadap bencana pada semua
tingkat masyarakat;
d. Mengurangi faktor-faktor penyebab risiko bencana;
e. Memperkuat kesiapan dalam menghadapi bencana pada semua tingkatan
masyarakat agar respons yang dilakukan lebih efektif.
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
11
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
12 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Selain kebijakan dan kerjasama, PMI juga mendukung upaya PRB dengan
melaksanakan kegiatan pemberdayaan di masyarakat melalui Program
Pengurangan Risiko Terpadu Berbasis Masyarakat (PERTAMA), Program
Kesehatan dan Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (KPPBM),
Program Sekolah Siaga Bencana (SSB) melalui ekstrakurikuler Palang
Merah Remaja (PMR), pelatihan dan simulasi untuk relawan di tingkat desa,
maupun Korps Sukarela (KSR) PMI di perguruan tinggi dan PMI kabupaten/
kota, serta kegiatan-kegiatan yang mengarah pada adaptasi perubahan iklim
seperti pembuatan biopori, dan kampanye “green and clean”.
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
13
Panduan Kampus Siaga Bencana
Kebutuhan akan upaya PRB secara bertahap dan berkelanjutan juga men-
jangkau tingkat pendidikan tinggi. Merujuk pada daerah rawan bencana
yang tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia, secara geografis
lingkungan kampus termasuk wilayah rentan terhadap dampak bencana
karena berisiko mengalami kerusakan sarana dan prasarana perkuliahan,
terhambatnya proses belajar mengajar, maupun korban jiwa.
KAMPUS
14 SIAGA
BENCANA
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
BAB II
KAMPUS SIAGA BENCANA
KAMPUS
16 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Gambar 2:
Peran Kampus dalam
Pengurangan
Risiko Bencana
2. Penelitian
a. Kampus sebagai pusat penelitian kebencanaan
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
17
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
18 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
19
Panduan Kampus Siaga Bencana
Anak dan balita merupakan salah satu kelompok rentan ketika terjadi
bencana; berdasar data di lapangan sebagian besar korban terluka
dan meninggal saat bencana adalah anak dan balita. Angka ini dapat
meningkat dengan tidak adanya sarana, sistem dan petugas
kesehatan, kurang atau tidak adanya air bersih, kurangnya kebersihan
lingkungan hunian sementara dapat meningkatkan risiko kematian anak
dan balita. Angka ini dapat meningkat dengan tidak adanya sarana, sistem
KAMPUS
20 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
dan petugas kesehatan, kurang atau tidak adanya air bersih, kurang-
nya kebersihan lingkungan hunian sementara dapat meningkatkan risiko
kematian anak dan balita. Melalui program yang ada di kampus,
mahasiswa dapat bekerjasama dengan Puskesmas atau Posyandu
untuk mengurangi kerentanan anak dan balita, melalui penyuluhan
hidup sehat sebelum, selama, dan setelah bencana, dan pelatihan
pertolongan pertama untuk ibu dan PKK, serta kegiatan PRB yang
ditujukan untuk anak dan balita antara lain bercerita, menggambar, dan
bernyanyi.
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
21
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
22 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
23
Panduan Kampus Siaga Bencana
1. Soft Skill
Kampus Siaga Bencana ini akan meningkatkan kemampuan sasaran dalam
berhubungan dengan orang lain dan keterampilan dalam dirinya sendiri
yang mampu mengembangkan kerjanya secara maksimal. Misalnya, ke-
mampuan dalam melakukan diseminasi, advokasi dan sosialisasi tentang
upaya PRB.
3. Mitigasi Non-struktural
Salah satu bentuk upaya PRB adalah mitigasi non-struktural, yaitu mitigasi
yang bersifat non-fisik misalnya meningkatkan pengetahuan, mengubah
sikap dan perilaku dan membuat kebijakan tentang upaya PRB.
1. Sasaran Primer
Sasaran primer adalah individu atau kelompok yang diharapkan berubah
perilakunya. Mahasiswa merupakan sasaran primer karena sebagai
agen perubahan pengurangan risiko bencana di dalam kampus maupun
lingkungan masyarakat.
2. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah individu atau kelompok dan organisasi yang mem-
pengaruhi perubahan perilaku sasaran primer. Dalam konteks KSB, yang
termasuk dapat mempengaruhi perubahan perilaku mahasiswa adalah:
KAMPUS
24 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
a. Dosen
b. Karyawan
c. Pengelola jasa
d. Masyarakat sekitar kampus
e. Orang tua dan keluarga mahasiswa
f. Media massa, media elektronik, dan sosial media
3. Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah individu atau kelompok dan organisasi yang
memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan dan keputusan PRB di
kampus. Dengan demikian para pemangku kebijakan di kampus, pihak
yayasan, KOPERTIS, Rektorat, Dekanat, Direktorat Perguruan Tinggi,
serta instansi yang menangani kegiatan PRB menjadi bagian dari sasaran
tersier.
Komponen KSB, yang juga dapat disebut sebagai tim Kelompok Kerja
(Pokja) terdiri dari tim pengarah, tim pelaksana, dan dapat melibatkan
mitra.
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
25
Panduan Kampus Siaga Bencana
3. Mitra KSB
Berikut ini beberapa mitra potensial yang dapat terlibat sebagai anggota
tim Kelompok Kerja (Pokja):
a. Yayasan
b. Kopertis
c. PMI
d. Badan Nasional Penanggulangan Bencana
e. Media massa
f. Dinas terkait
g. LSM/NGO terkait
KAMPUS
26 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Gambar 4 : Aksi penanaman pohon yang dilakukan para mahasiswa yang tergabung
dalam unit KSR Universitas Negeri Jakarta
G. Peran PMI dan Para Mitra Dalam Pelaksanaan Siklus Kampus Siaga Bencana
1. Pembinaan KSR Perguruan Tinggi sebagai salah satu UKM yang berfokus
pada upaya pengurangan risiko bencana.
2. Berbagi informasi dan sumber daya dalam bentuk fasilitator, nara sumber,
maupun pelatih, dokumen terkait PRB, kurikulum pelatihan, alat peraga.
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
27
Panduan Kampus Siaga Bencana
Adapun peran PMI di setiap tingkatan, secara rinci dijelaskan dalam tabel
di bawah ini:
KAMPUS
28 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
29
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
30 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
31
Panduan Kampus Siaga Bencana
- Memahami KSB
- Mampu mengelola dan
melaksanakan KSB dalam - Pelaksana
upaya PRB - Pengelola
Mahasiswa - Memiliki kemampuan - Promotor
advokasi - Narasumber
- Terlibat dan berpartisipasi - Pendidik sebaya
dalam upaya pencapaian
tujuan KSB.
- Pelaksana
- Mengetahui upaya PRB - Pendukung
Karyawan
- Melaksanakan KSB. - Promotor
- Fasilitator
Pengelola jasa layanan
- Mengetahui tentang KSB
(kantin, photo copy, parkir, - Partisipasi
- Terlibat dalam KSB
dll)
- Mengetahui tentang KSB
- Memahami KSB
- Pembuat Kebijakan
Yayasan - Mendukung pengesahan dan
- Promotor
penetapan kebijakan
- Mendanai pelaksanaan
- Mengetahui tentang KSB
- Mendukung upaya promotif
pengambilan kebijakan
- Mendukung upaya promotif
KOPERTIS penyediaan dana - Promotor
pelaksanaan
- Mendukung upaya
koordinasi dan kerjasama
KSB antar perguruan tinggi
KAMPUS
32 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
33
Panduan Kampus Siaga Bencana
Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana (TDMRC) Universitas Syiah Kuala
Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) merupakan salah satu universitas di Indonesia
yang telah mengembangkan dan menerapkan berbagai program mitigasi bencana
di lingkungan kampus melalui pendirian Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana
(Tsunami and Disaster Mitigation Research Center) pada tahun 2006. Pendirian
TDMRC tersebut diilhami oleh bencana tsunami yang melanda Aceh pada 2004
silam, yang menelan ratusan korban jiwa.
Dalam situs resminya, Darni, Rektor UNSYIAH juga menekankan bahwa UNSYIAH
akan mengembangkan program mitigasi melalui jenjang pendidikan. Semua
masyarakat kampus akan dilibatkan, baik staf, dosen maupun mahasiswa dalam
mensosialisasikan siaga bencana di wilayah masing-masing (www.tdmrc.org/id/).
KAMPUS
34 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
2. Kesehatan
Pendekatan yang dilakukan KSB dalam upaya PRB tentunya juga diharap-
kan menyertakan isu terkait kesehatan. Seperti diketahui bahwa bencana
dan perubahan iklim sudah dipastikan menyertakan dampak pada berbagai
masalah kesehatan di masyarakat. Epidemi, wabah, merupakan ancaman
yang diakibatkan oleh menyebarnya penyakit menular yang berjangkit di
suatu tempat tertentu, demikian juga dengan penyebaran HIV dan AIDS yang
terasosiasi dengan bertambahnya populasi, eksploitasi, kekerasan berbasis
gender maupun transaksi seksual sebagai strategi bertahan hidup. Kondisi
lingkungan yang buruk, perubahan iklim dan pola hidup masyarakat yang
salah, bisa meningkatkan skala sebaran penyakit yang semula berada di
posisi lokal. Dengan meningkatnya korban jiwa maka akan menjadi
bencana nasional. Maka pemahaman yang baik dan benar akan pentingnya
isu kesehatan dalam setiap upaya PRB menjadi penting untuk capaian hasil
sasaran.
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
35
Panduan Kampus Siaga Bencana
Berkat persuasi yang intensif dari relawan desa, PMI, dan tenaga kesehatan
desa, masyarakat Tawangrejo kini tidak lagi takut mendonorkan darahnya.
Bahkan sebuah paguyuban donor darah dengan nama Gumregah dibentuk sejak
Juni 2011. Saat ini paguyuban ini berfungsi untuk mengkoordinasi masyarakat dan
mendorong donor darah kolektif setiap tiga bulan sekali. Sekarang gerakan Desa
Tawangrejo tersebut telah diikuti oleh dua desa lain di Kecamatan Jatipurno. Desa
Jatipurno, misalnya telah membentuk paguyuban pendonor dan diberi nama
Paguyuban Bakti Ludiro Husada, sedangkan di Desa Slogoretno, diberi nama
Paguyuban Retno Ludiro.
3. Kesinambungan Lingkungan
KAMPUS
36 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
“Kalau warga diundang kegiatan Jumat bersih, mereka beralasan, ‘setiap hari
juga menyapu rumah kok’. Kalau diminta gotong royong membersihkan selokan,
alasannya, ‘Setiap saat juga dibersihkan kok’, ujar Muhartini, ketua RT 05, Ke-
lurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Menurutnya warga selalu
memberikan berbagai macam alasan jika diajak berpartisipasi dalam kegiatan
Kesehatan dan Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (KPPBM) yang didukung
oleh PMI.
Kendati begitu sulit menarik partisipasi warganya, Muhartini tidak begitu saja
menyerah. Ia memulai program kesadaran lingkungan justru dari diri sendiri,
menjadikan dirinya sebagai contoh. Kelurahan Pejaten Timur seperti umumnya
pemukiman padat di ibu kota Jakarta, terhimpit oleh permasalahan sanitasi
buruk, Mandi Cuci Kakus (MCK) tidak mencukupi, tempat pembuangan sampah
tidak memadai, selokan tidak berfungsi dan sungai yang mendangkal.
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
37
Panduan Kampus Siaga Bencana
Tsunami memiliki dampak yang mendalam pada semua orang yang tinggal di Aceh.
Namun dampak tersebut pun dirasakan bervariasi berdasarkan kelompok usia.
Dari hasil temuan di lapangan, dinyatakan bahwa sifat bantuan yang diberikan
pada saat operasi bencana masih belum menganggap orang tua sebagai aktor
untuk rehabilitasi dan pembangunan. Melalui kerjasama dengan mitra jaringan-
nya di Banda Aceh, HAI melaksanakan program pemberdayaan orang tua melalui
peningkatan kapasitas untuk memberikan pelayanan kesehatan ramah usia dan
terhadap usia-usia tertentu sebagai bagian dari upaya program rekonstruksi
tsunami.
KAMPUS
38 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
39
Panduan Kampus Siaga Bencana
Sampai pada bulan Juli 2011, koperasi ini telah beroperasi selama enam
bulan dengan beranggotakan 50 perempuan dan memiliki omzet Rp 9.000.000.
Keinginan perempuan Punge Jurong sebenarnya sederhana, yaitu koperasi ini
secara eksklusif dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan tambahan
keluarga. Tetapi ternyata keberadaannya menjadi sebuah bukti rasa
kebersamaan dan kepercayaan yang telah kuat terbangun di Gampong yang rusak
cukup parah karena tsunami ini. Para ibu kini tidak hanya sudah pulih, tetapi
sedang merintis sebuah kemandirian (Soemantri, 2012).
Satu hal yang perlu dipahami adalah tanpa pemahaman dan adaptasi ter-
hadap perubahan iklim, kejadian bencana yang mengancam masyarakat
rentan seperti banjir, angin topan, akan berpotensi meningkatkan risiko
bencana dalam skala besar. Saat ini tindakan-tindakan API umumnya
sudah banyak diakui dan dilakukan oleh berbagai kelompok pemangku
kepentingan yang mewakili pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
Umumnya strategi API mengupayakan optimalisasi hasil dari
peraturan dan struktur yang telah ada untuk diterapkan dalam program
PRB berbasis masyarakat untuk memperkuat ketahanan masyarakat yang
rentan akan dampak bencana dan perubahan iklim.
KAMPUS
40 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
41
Panduan Kampus Siaga Bencana
7. Kelompok Rentan
Pola komunikasi serupa juga dilakukan oleh Remon di wilayah kerja yang sekaligus
menjadi tempat tinggalnya, Pulo Gebang. Perilaku seks bebas di kalangan remaja
dan pemakaian narkoba jarum suntik adalah dua faktor yang membuat daerah
tersebut berisiko tinggi terhadap penyebaran HIV dan AIDS.
Pemahaman yang lebih baik mengenai HIV dan AIDS di antara teman sebayanya
memang tidak serta merta menghentikan perilaku berisiko. Menurut Remon
paling tidak mereka sudah mengenal penggunaan kondom sebagai pencegahan dan
menjadi lebih peduli pada masalah kesehatan reproduksi.
KAMPUS
42 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Berkordinasi dengan pihak kelurahan yang dijadikan area target, PMI Cabang
Jakarta Timur telah merekrut 66 orang remaja dan melatih mereka menjadi
Peraya. Peraya diharapkan memiliki kapasitas untuk menjadi penyuluh dan
penyampai informasi mengenai HIV dan AIDS, kesehatan reproduksi bahkan isu
yang penting lain di kalangan remaja di wilayah dampingannya. Program yang
didukung oleh Palang Merah Belanda ini diimplementasikan sejak tahun 2006
di sepuluh kecamatan yang meliputi 60 kelurahan di Jakarta Timur dan berakhir
2010.
Para peraya menyadari bahwa pendekatan yang mereka lakukan dinilai efektif,
karena remaja sering hanya terbuka kepada teman sebayanya. Semangat itu men-
dasari upaya nyata pencegahan penyebaran HIV dan AIDS di kalangan remaja. Dan
Peraya adalah ujung tombaknya (Soemantri, 2012).
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
43
Panduan Kampus Siaga Bencana
“Coba kalau banjir datang berselang 5-6 tahun sekali mungkin bisa, tetapi banjir
datang setiap tahun, buluh bambu belum tumbuh besar sudah terbawa banjir”,
tutur Levinus T. Han, anggota tim SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) Desa
Adang.
Masyarakat, tim Sibat, pemerintah desa dan Korps Sukarela (KSR) melaku-
kan pemetaan ancaman, kerentanan, risiko, dan kapasitas sesuai kondisi
desa masing-masing. Hasil dari musyawarah bersama tersebut disepakati
membangun bronjong dan tanggul sungai pencegah bencana banjir di titik-titik
rawan. Mitigasi ini adalah langkah utama dari serangkaian kegiatan program
PERTAMA kerjasama PMI dan Palang Merah Belanda, sejak bulan Maret 2008.
KAMPUS
44 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Tidak sulit memobilisasi masyarakat yang secara sukarela bekerja bersama mem-
bangun tanggul dan bronjong di tiga desa tersebut. Masyarakat sadar
bahwa semua itu untuk membentengi mereka dari bencana banjir. Kini sebagian
besar pembangunan telah selesai. Tetapi upaya pengurangan risiko bencana di
Desa Morba, Alila dan Kelurahan Adang tentu tidak berhenti pada pembangunan
mitigasi saja. Program PERTAMA boleh jadi menginisiasi serangkaian upaya
tersebut. Tetapi swadaya masyarakat dan kegotongroyongan yang sangat kuat-
lah yang sebenarnya akan terus menjadi benteng yang kokoh terhadap bencana
(Soemantri, 2012).
Dalam hal ini, adalah sangat penting bagi rencana kerja KSB memahami
aspek-aspek dalam pengerahan sumber daya maupun pemberian akses bagi
setiap individu terhadap sumber daya karena komponen kampus diharap-
kan menjadi pihak terdepan bersama-sama dengan aktor penanggulangan
bencana lainnya dalam memberikan respon ketika bencana terjadi maupun
pada upaya kesiapsiagaan.
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
45
Panduan Kampus Siaga Bencana
Bapak Sahyono selaku wakil dekan FKM mengatakan, “Pelatihan seperti ini sangat
berguna bagi mahasiswa dan bagi UNIMUS sendiri, supaya warga UNIMUS peduli
dan lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana.”
Iva Khunul selaku ketua panitia mengatakan “Dengan adanya pelatihan memacu
semangat civitas akademika untuk bisa lebih tanggap bencana sesuai tema dalam
kegiatan tersebut, yaitu Pelatihan dan simulasi penanganan darurat bencana pada
mahasiswa” (http://sarda-jateng.blogspot.com).
KAMPUS
46 SIAGA
BENCANA
PARAMATER
KAMPUS SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
BAB III
PARAMATER KAMPUS SIAGA BENCANA
Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya maka upaya PRB
merupakan tanggung jawab bersama elemen bangsa. Perguruan tinggi
merupakan komponen bangsa tempat bernaung para pelopor perubahan
yang mampu berkontribusi lebih luas, diantaranya berfungsi dalam hal
pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat (Tri Dharma
Perguruan Tinggi).
Disisi lain, kampus juga merupakan bagian dari elemen masyarakat yang
melekat dengannya sebuah hak dan kewajiban yakni hak perlindungan dan
memperoleh rasa aman. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, tujuan
adanya kampus yang siaga bencana selaras dengan Undang-Undang Nomor
24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana1 , bahwa masyarakat ber-
hak memperoleh pendidikan, pelatihan, dan keterampilan serta informasi
dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Oleh karenanya, guna
memastikan bahwa suatu kampus telah memenuhi unsur-unsur atau dapat
dikategorikan sebagai KSB, maka diperlukan suatu alat analisis pengukuran
berupa parameter.
1 Undang-Undang Nomor 24, tahun 2007, tentang ; Penanggulangan Bencana, BAB V, Pasal 26 ; tentang
hak dan kewajiban masyarakat
KAMPUS
48 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
2. Pe n i n g ka t a n Pe n g e t a h u a n , S i ka p , d a n K e t e ra m p i l a n d a l a m
Pengurangan Risiko Bencana
4. Kemitraan
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
49
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
50 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
• Adanya rencana
kontijensi tanggap
darurat bencana
yang dikaji ulang dan
dimutakhirkan secara
Sistem dan prosedur yang rutin dan partisipatif
mendukung upaya PRB • Adanya sistem
peringatan dini yang
telah diuji
• Daftar perlengkapan
keamanan dan
keselamatan
• Database anggota
komponen kampus
yang terlatih dalam
Adanya anggota komponen
PRB
kampus yang terlatih
• Evaluasi pelaksanaan
dalam PRB
kegiatan
• Pelaporan
• Dokumentasi
Peningkatan Pengetahuan, Adanya perubahan
• Survei awal
2. Sikap, dan Keterampilan Pengetahuan, Sikap, dan
• Survei akhir
dalam PRB Keterampilan warga
• Laporan
kampus terhadap PRB
• Rencana aksi PRB
• Rencana kontijensi
Kegiatan PRB yang • Akses kegiatan dan
dilaksanakan berdasarkan informasi untuk
hasil analisis risiko kelompok rentan dan
berkebutuhan khusus
• Laporan kegiatan
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
51
Panduan Kampus Siaga Bencana
• Dokumen
Kajian tentang Ancaman, penilaian risiko
Kerentanan, Kapasitas, bencana yang disusun
Risiko bencana yang terjadi secara berkala sesuai
di lingkungan kampus dan dengan kerentanan
daerah sekitarnya kampus
• Peta risiko
Adanya motor penggerak • Surat keputusan tim
mekanisme pengarah dan
penyelenggaraan pelaksana terkait PRB
penanggulangan bencana di kampus
• Database
perlengkapan dasar
dan suplai kebutuhan
Jumlah dan jenis dasar yang diakses oleh
perlengkapan, suplai dan komponen kampus pada
kebutuhan dasar pada saat bencana
saat bencana yang dimiliki seperti: alat
kampus. Pertolongan Pertama
3. Mobilisasi sumber daya dan evakuasi, terpal,
tenda dan sumber air
bersih, dll
• Rencana tanggap
darurat
Kampus memiliki • Rencana kesiapsiagaan
rencana untuk mengguna- • Simulasi
kan sumber daya kampus • Program
dalam melaksanakan upaya pemberdayaan
PRB di lingkungan kampus masyarakat (KKN, PPL,
dan masyarakat KPPBM, PERTAMA, dll)
• Dokumentasi dan
daftar hadir
KAMPUS
52 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
53
SIKLUS
KAMPUS SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
BAB IV
SIKLUS KAMPUS SIAGA BENCANA
KAMPUS
56 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
A. Tahapan Persiapan
Sebagai tahap awal, insitusi baik perguruan tinggi maupun pihak-pihak yang
mempunyai komitmen untuk melakukan upaya PRB di kampus, perlu melaku-
kan penguatan sumber daya institusi dengan cara:
b. Penentuan Strategi
Berdasarkan hasil analisis kapasitas institusi, maka dapat ditentukan
strategi yang akan diterapkan untuk melakukan upaya PRB. Strategi
bersifat jangka panjang, berkesinambungan, berkelanjutan, dan mem-
perhatikan kebutuhan lintas sektoral. Strategi KSB akan dijelaskan lebih
terperinci pada Bab V.
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
57
Panduan Kampus Siaga Bencana
2. Membangun Kemitraan
PMI sebagai salah satu mitra dapat menyediakan dukungan teknis dalam hal
pelatihan, penyediaan SDM, penyusunan pedoman, maupun pelaksanaan
program terpadu, dengan pelibatan tim pelaksana perguruan tinggi dan PMI
kabupaten/kota dan/atau PMI provinsi.
KAMPUS
58 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
59
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
60 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
61
Panduan Kampus Siaga Bencana
Rencana aksi PRB tidak hanya terdiri dari kegiatan struktural, tetapi
juga non-struktural yang menjangkau dan berdampak pada komunitas
kampus dan masyarakat sekitarnya dalam bentuk peningkatan kapasitas,
pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yang isinya mengarah pada:
KAMPUS
62 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari rencana aksi yang telah disepakati,
dan dapat mengalami pengembangan kegiatan. Beberapa kegiatan aksi
pengurangan risiko dan mitigasi yang dapat menjadi prioritas KSB adalah
sebagai berikut:
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
63
Panduan Kampus Siaga Bencana
a. Prabencana
KAMPUS
64 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak
bencana di lingkungan kampus:
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
65
Panduan Kampus Siaga Bencana
a. Pemantauan
Pemantauan merupakan rangkaian kegiatan pengamatan terhadap
berbagai kegiatan untuk memastikan bahwa strategi dan
langkah yang ditempuh telah sesuai dengan perencanaan. Pemantauan
dilakukan pada semua aspek kegiatan KSB dan bertujuan untuk
menemukan tantangan, mencari alternatif pemecahan masalah, dan
merekomendasikan langkah-langkah penyelesaian agar pelaksanaan
berjalan secara efisien dan efektif, dan tepat waktu.
KAMPUS
66 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
b. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk membandingkan hasil pelaksanaan dengan
rencana yang ditetapkan menurut parameter yang telah disepakati
bersama. Evaluasi juga dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan,
keterlibatan, dan peranan pelaksana. Hasil evaluasi juga berarti
memberi kesempatan pada pihak lain untuk belajar dari pengalaman
upaya PRB melalui KSB sebagai laporan kepada mitra yang telah bekerja-
sama, dan untuk membuat rencana KSB selanjutnya. Pelaksanaan evaluasi
melibatkan tim, pihak yang bekerjasama, dan pihak yang mendapat-
kan manfaat (kelompok sasaran), yang dilakukan dengan cara diskusi,
survei, wawancara, maupun melihat kembali hasil pemantauan.
c. Pelaporan
Pelaporan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting
karena menjadi alat komunikasi antarpihak dalam memberikan informasi
pencapaian keberhasilan, dan dapat menjadi referensi untuk
mengembangkan kegiatan yang sama, dan sebagai bahan pengambilan
keputusan. Laporan dibuat secara berkala dan berjenjang, dan
menggunakan format yang disesuaikan dengan sasaran pengguna, yang
mencakup hal-hal berikut ini:
1. Periode pelaporan.
2. Menjelaskan proses pelaksanaan kegiatan, yang mencakup per-
bandingan antara kemajuan terhadap perencanaan, hambatan, analisa
ketidakberhasilan, serta rekomendasi.
3. Laporan narasi disajikan bersama dengan laporan keuangan.
4. Adanya keterkaitan dengan laporan sebelumnya, sehingga
perkembangan dapat terpantau dan menjadi acuan pada saat
menentukan langkah selanjutnya.
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
67
STRATEGI
PELAKSANAAN DAN
KEBERLANJUTAN
KAMPUS SIAGA BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
BAB V
STRATEGI PELAKSANAAN DAN
KEBERLANJUTAN KAMPUS SIAGA
BENCANA
KAMPUS
70 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Salah satu sumber daya yang dibina oleh PMI di perguruan tinggi adalah
Korps Sukarela (KSR). KSR adalah suatu unit kegiatan mahasiswa yang di-
jadikan wahana untuk keberlanjutan KSB dengan memaksimalkan fungsi
KSR sebagai organisasi kader dalam menerapkan upaya–upaya kesiap-
siagaan dan PRB.
2. Kemitraan
Kemitraan serta kerja sama yang kuat antar semua pihak yang ber-
kepentingan sangat menentukan pelaksanaan serta keberlanjutan
KSB. Kemitraan tidak hanya ditekankan pada penyediaan dana,
material, dan tenaga, namun juga dalam hal keterlibatan aktif dalam
perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, penyusunan kebijakan,
pemantauan, dan evaluasi, termasuk terhadap keberlangsungan program.
Memperkuat kemitraan berarti juga membina komunikasi, koordinasi,
dan kerjasama dengan berbagai disiplin dan profesi terkait baik
pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, maupun pihak swasta.
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
71
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
72 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Beberapa strategi dan kegiatan yang dapat dilakukan oleh setiap perguruan
tinggi untuk keberlanjutan KSB adalah:
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
73
LAMPIRAN
Panduan Kampus Siaga Bencana
LAMPIRAN
Literatur Keterangan
Fakultas/Program Studi/ (buku utama (keter-
NO Integrasi
Jurusan dan sediaan
pendukung) buku/akses)
• Peran serta kampus
dalam UU PB No. 24
tahun 2007 tentang
Penanggulangan
Bencana
• Peran serta PT dalam
Keguruan dan Ilmu UU No. 17 tahun 2007
1
Pendidikan tentang Rencana
Pembangunan Nasional
2005-2025
• Peran kebijakan
kampus terhadap
kesiapsiagaan di
kampus
• Peran serta PT dalam
UU No. 17 tahun 2007
2 Ilmu Sosial dan Politik tentang Rencana
Pembangunan Nasional
2005-2025
• Peran serta PT dalam
UU No. 17 tahun 2007
3 Sains dan Teknologi tentang Rencana
Pembangunan Nasional
2005-2025
KAMPUS
76 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
77
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
78 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Integrasi (lingkup
NO Lembaga Kampus Keilmuan/ Literatur Akses
Keterampilan)
• Buku-buku
• Pengetahuan tentang • PMI Pusat
kebencanaan dan PB (PMI & • Toko-toko
Lembaga Pengabdian
1 kepalangmerahan umum) Buku
Masyarakat
• Skill kebencanaan dan • SOP dan/atau • dll
kepalangmerahan aturan yang
terkait
• Buku-buku
kebencanaan
• Buku-buku • Toko-toko
kepalang- buku
Lembaga Penelitian • Ilmu kebencanaan
2 merahan • PMI Pusat
Kampus • Ilmu kepalangmerahan
• Desa binaan/ • dll
wilayah
program/
kegiatan
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
79
Panduan Kampus Siaga Bencana
Integrasi keilmuan/
NO Organisasi Keterampilan (skill)
pengetahuan
Intrakampus:
• Pengetahuan
kebencanaan dan
adaptasi perubahan
Badan Eksekutif iklim pada orientasi • Melakukan simulasi
Mahasiswa Universitas/ studi pengenalan kebencanaan
1
Fakultas (BEM kampus • Membuat peta rawan
Universitas/Fakultas) • Publikasi pengetahuan bencana dan jalur evakuasi
kebencanaan pada • Melakukan adaptasi
buku saku panduan perubahan iklim (kepedulian
mahasiswa lingkungan)
• Pengetahuan
HMJ (Himpunan
2 kebencanaan pada
Mahasiswa Jurusan)
stadium general
Ekstrakampus:
• Inisiator
UKM KSR/ • Kepalangmerahan
1 • Konseptor
Kepalangmerahan • Kebencanaan
• Peer
• Korelasi pengetahuan
• Inisiator
kebencanaan,
2 UKM Pramuka • Konseptor
kesehatan dengan
• Peer
wawasan kebangsaan
• Korelasi pengetahuan
• Inisiator
kebencanaan dengan
3 UKM Menwa • Konseptor
wawasan kebangsaan
• Peer
dan bela negara
KAMPUS
80 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
NO Aktivitas
Kenali kejadian-kejadian alam yang dapat menimbulkan bencana di lingkungan
1 kampus seperti: gempa bumi, tsunami, kebakaran, banjir, longsor, kesehatan, dan
lain-lain.
Kenali lokasi-lokasi yang rawan terhadap bencana dan/atau penyakit di wilayah
2
kampus Anda.
Pelajari bagaimana proses bencana itu terjadi mulai dari penyebabnya sampai
3
tindakan penyelamatan diri terhadap bencana tersebut.
Bangun motivasi warga kampus Anda untuk menyiapkan diri dalam menghadapi
4
bencana.
Letakkan barang-barang yang berat di dekat lantai dan jangan meletakkan barang
5
berat, pecah belah di atas lemari/rak.
Pilih salah satu lokasi yang dapat dijadikan tempat evakuasi, pilih jalur evakuasi yang
6
terdekat dari kampus.
7 Sepakati tempat berkumpul seluruh warga kampus pada saat evakuasi.
Sepakati dan sosialisasikan tanda bencana (sesuai jenis bencana) kepada seluruh
8
warga kampus.
9 Siapkan tas siaga bencana.
Latihan evakuasi menuju lokasi aman untuk menyelamatkan diri pada saat terjadinya
10
bencana secara rutin (sesuai tipe dan/atau jenis bencana).
Buat rencana kegiatan/aksi dan rencana tindak lanjut tentang pengurangan risiko
11
bencana yang dapat dipahami seluruh warga kampus.
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
81
Panduan Kampus Siaga Bencana
1. _____________________________________
Prioritas risiko bencana yang
2. _____________________________________
diidentifikasi oleh KSB:
3. _____________________________________
Total warga kampus terlibat
________________________________________
di masyarakat
Kontak: Silakan kontak (Nama, alamat dan nomor telepon dari kontak di Palang Merah setempat untuk
umpan balik dan keluhan) untuk saran, umpan balik dan keluhan yang berhubungan dengan KSB.
KAMPUS
82 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Catatan: Tabel wawancara di atas digunakan untuk mengetahui dan/atau menguji kesiapsiagaan kampus
terhadap bencana melalui kuesioner.
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
83
Panduan Kampus Siaga Bencana
Tujuan
Ruang Lingkup
1 Direktorat Kesehatan Kerja KEMENKES, Pedoman Kesiapsiagaan Tanggap Darurat di Gedung Perkantoran,
Jakarta : 2010, hlm. 45
KAMPUS
84 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
85
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
86 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
• Mendirikan pusat
informasi, RS
• Pelatihan logistik • Mendata dan
darurat, dapur
• Membuat dan melaporkan
umum, dan tempat
Logistik memfungsikan rekapitulasi
pengungsian
Koperasi Kampus pendistribusian
sementara pada
(sebagai lumbung) logistik
tempat yang telah
disepakati
• Pengawasan
• Melakukan • Menjaga keamanan
terhadap
Keamanan pengawalan pada tempat
keamanan jalur
saat evakuasi pengungsian
evakuasi
Referensi:
• Deni Hidayati dkk, Sekolah Siaga Bencana Pembelajaran dari Kota Bengkulu, Jakarta : LIPI Press, 2010,
hlm. 109-111.
• Haryadi Permana dkk, Sekolah Siaga Bencana, Jakarta : LIPI Press, 2008, hlm. 41-42
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
87
Panduan Kampus Siaga Bencana
Formulir Penilaian Cepat Sektor Perguruan Tinggi(72 jam - 1 minggu sejak bencana)
0. Informasi Umum
Tanggal pengambilan data: ____/____/____ (tanggal/bulan/tahun)
Nama Universitas/Perguruan Tinggi/Sekolah Tinggi - Tahun PT dibangun:
Provinsi :
Kabupaten :
Kecamatan :
Alamat Kampus :
No. Telepon: No. Fax Email:
Sumber informasi utama:
1.
2.
3.
NO Pertanyaan Kategori
1. INFORMASI FASILITAS PENDIDIKAN
Jenis Bangunan
Bangunan beton
Bangunan Kayu
bertulang
1. Wilayah dan Warga Kampus yang terkena dampak
KAMPUS
88 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
B. Universitas Unit
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
89
Panduan Kampus Siaga Bencana
A. % Rektor/Dekanat
2.3.
B. % Dosen
C. % Mahasiswa
D. % Karyawan
E. % Pengelola Pelayanan Jasa
2.5. Bencana?
A. Sekolah Tinggi
B. Universitas
B. Universitas Unit
3. Keterampilan
KAMPUS
90 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
B. Universitas Unit
4. Praktik-Praktik KSB
A. KKN tematik
4.1.
B. PKL
C. PPL
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
91
Panduan Kampus Siaga Bencana
A. Dikti
C. Sponsorship
(76-100%)
KAMPUS
92 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Nama
Jabatan/Fungsi Rektor/
Dekanat/Dosen
Alamat
No. Telp/
No. Handphone
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
93
Panduan Kampus Siaga Bencana
parameter/
variable
Asumsi
HASIL (OUTCOME) 1:
Indikator 1.a
Indikator 1.b
Indikator 1.c
Asumsi 1.a
HASIL (OUTCOME) 2:
Indikator 2.a
Asumsi 2.a
KAMPUS
94 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
sumber dana
sumber daya
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Penanggung
Kemajuan
Sasaran/
Kegiatan
Biaya &
Input /
Tujuan
Jawab
Waktu
Lokasi
Durasi
target
per…
Kode
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
95
Panduan Kampus Siaga Bencana
2.2.4
2.2.5
Keluaran (Output) 2.3
2.3.1
2.3.2
2.3.3
2.3.4
2.3.5
KAMPUS
96 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Sumber
Contoh Para-
No Tahapan Sasaran Aktivitas Instrumen Daya/
Aktivitas meter
Komponen
Kebijakan
Pengura-
Pengurus Penilaian Pelatihan
Pelatihan Rektorat ngan
Yayasan dan Analisis Assessment
Risiko
Bencana
Peningka-
tan Penge-
Pelatihan
Rektorat/ Start Up Tools tahuan,
Manajemen Dekanat
Dekanat Workshop Assessment Sikap dan
Projek
Penguatan Kete-
1 Sumber rampilan
Daya Pem-
bentukan Start Up
Mahasiswa Rekrutmen Dosen Kemitraan
Tim Workshop
Pengarah
Tim Orientasi Tools
Karyawan
Pelaksana Konsep PRB Analisis
Diseminasi, Sosialisasi
Pem-
pengarah lainnya
dan
Pelaksana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
97
Panduan Kampus Siaga Bencana
Kebijakan
Diseminasi, Pengura-
Rektorat/ Lokakarya Rektorat/
Sosialisasi, MoU ngan
Dekanat PSD Dekanat
Adokasi Risiko
Bencana
Mobilisasi
Pelatihan Pedoman Tim
UKM Kordinasi Sumber
Advokasi Kemitraan Pengarah
Mem- Daya
2 bangun Penanda-
Kemitraan tanganan Tim
BEM Advokasi Strategi Kemitraan
MoU PT Pelaksana
dengan PMI
PMI Koordinasi Pelatihan
Anggaran/
Pemerintah
Dana
NGO/NGOs Proposal
Swasta KIE
Seminar Peningka-
Primer Diseminasi Media Rektorat
PRB tan PSK
Lomba Mobilisasi
advokasi Pemu-
taran Film
Tersier Advokasi Pelatihan Dosen Kemitraan
Perubahan
Iklim
Anggaran/
Koordinasi Karyawan
Dana
Sosialisasi UKM
Mahasiswa
Mitra: PMI
dan mitra
lainnya
KAMPUS
98 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Sumber
Contoh Para-
No Siklus Sasaran Aktivitas Instrumen Daya/
Aktivitas meter
Komponen
Pelatihan
Pelaksana
Pemetaan
Ancaman,
Tools Mobilisasi
Pemetaan Kerentanan, Tim
Peni- Risiko dan Analisis Sumber
Kampus Kapasitas Pelaksana
laian dan SWOT Daya
Kampus
Analisis dengan GPS
Ancaman,
Workshop
Keren-
1 Workshop Analisis Sekretariat Kemitraan
tanan,
SWOT
Risiko dan
Kapasitas Penilaian
Partisi- Ancaman,
Penilaian
Keren- Anggaran/
patif VCA & PRA
tanan, Dana
Partisipatif
Risiko dan
Kapasitas
Baseline
Peta
Survey
Tools PRA &
VCA
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
99
Panduan Kampus Siaga Bencana
Kebijakan
Bencana
Lokakarya Hasil
Tim Peningka-
Sekunder Lokakarya Penyusunan analisis
Pengarah tan PSK
SOP TDB asesmen
Rencana
2 Lokakarya
Aksi Tools Mobilisasi
Penyusunan Tim
Perenca- Sumber
Rencana Pelaksana
naan Daya
Mitigasi
Workshop
Anggaran/
Penyusunan Mahasiswa Kemitraan
Dana
anggaran
Proposal UKM/BEM
Mitra
Kebijakan
Pelatihan
BUKU/ Rektorat/ Pengura-
Primer Pelatihan Gabungan ngan
Modul PRB Dekanat Risiko
TDB
Bencana
Simulasi Tim Peningka-
Sekunder Simulasi KIE
Bencana Pengarah tan PSK
Mobilisasi
Aksi Pusat Studi Tim
Tersier Mitigasi SOP Sumber
Pengura- Bencana Pelaksana
3 Daya
ngan
Pembuatan
Risiko
Sistem Per-
Promosi Kebijakan Mahasiswa Kemitraan
ingatan Dini
di Kampus
KKN
Tematik Rencana
UKM/BEM
PRB di Kontijensi
Masyarakat
KAMPUS
100 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Peta
Ancaman,
Pusat
Kerentanan,
Informasi Mitra
Risiko dan
Bencana
Kapasitas
Kampus
Kampanye
Kampus
Masyarakat
Siaga
Bencana
Kebijakan
Pembuatan Pengura-
Format Rektorat/
Primer Pelaporan Laporan ngan
Pelaporan Dekanat
Kegiatan Risiko
Bencana
Monitoring
Dokumen- Membuat Tim Peningka-
4 dan Sekunder Tools Monev
tasi Berita Pengarah tan PSK
Evaluasi
Lokakarya
Tim
Tersier Lokakarya Monitoring Kemitraan
Pelaksana
Evaluasi
Endline
Survey
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
101
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
102 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
103
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
104 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
105
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
106 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
107
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
108 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
109
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
110 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
111
Panduan Kampus Siaga Bencana
12. Alat (Tools) Identifikasi Kapasitas atau Sumber Daya yang Dimiliki
Kampus
KAMPUS
112 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
1. Pengumpulan Data
2. Pengolahan Data
3. Penyajian Data
1. Judul
2. Panah penunjuk mata angin (utara, selatan, timur, barat)
3. Skala
4. Keterangan legenda, contoh:
LEGENDA
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
113
Panduan Kampus Siaga Bencana
5. Tanggal pembuatan
6. Siapa atau badan apa yang membuatnya
KAMPUS
114 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
Contoh-contoh PETA
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
115
Panduan Kampus Siaga Bencana
DAFTAR PUSTAKA
ADRRN, 2010. Terminologi Pengurangan Risiko Bencana. Bangkok: Asian
Disaster Reduction Response Network.
BNPB, 2011. Peta Sebaran Kejadian Bencana 2010. [Online]. Available at:
http://geospasial.bnpb.go.id/2011/01/12/peta-jumlah-kejadian-bencana-
di-indonesia-tahun-2010/, [Accessed 6 September 2012].
Gordon, M. & Potts, C., 2007. What Difference Are We Making? - a Toolkit
on Monitoring and Evaluation for Health Links. s.l.:The Tropical Health and
Education Trust.
IFRC, 2011. Public Awareness and Public Education for Disaster Risk
Reduction: a Guide. Geneva: International Federation of Red Cross and Red
Crescent Societies.
KAMPUS
116 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
117
Panduan Kampus Siaga Bencana
7 PRINSIP GERAKAN
Dalam melakukan kegiatan dan pelayanan, PMI berpegang pada Prinsip-
Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional,
yaitu:
1. KEMANUSIAAN
Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah (Gerakan) lahir dari
keinginan untuk memberikan pertolongan kepada korban yang terluka
dalam pertempuran tanpa membeda-bedakan mereka dan untuk mencegah
serta mengatasi penderitaan sesama manusia yang terjadi di mana pun.
Tujuannya ialah melindungi jiwa dan kesehatan serta menjamin
penghormatan terhadap umat manusia. Gerakan menumbuhkan saling
pengertian, kerjasama dan perdamaian abadi antar sesama manusia.
2. KESAMAAN
3. KENETRALAN
KAMPUS
118 SIAGA
BENCANA
Panduan Kampus Siaga Bencana
4. KEMANDIRIAN
5. KESUKARELAAN
6. KESATUAN
7. KESEMESTAAN
KAMPUS
SIAGA
BENCANA
119