Tinjauan Umum
Manajemen
Bencana
1
Tinjauan Umum
Manajemen
Bencana
Edisi ke 2
2
Tabel Daftar Isi
Prakata .................................................................................. 5
Kata pengantar ....................................................................... 7
3
Tingkat resiko yang bisa diterima ................................................... 83
Menilai resiko dan kerentanan ........................................................ 83
Bagaimana menentukan resiko ....................................................... 84
Evaluasi kerentanan ...................................................................... 86
Mengurangi kerentanan bagi pengungsi yang dipindahkan ................ 88
4
Prakata untuk edisi ke dua
Nama informal untuk naskah ini adalah Modul Dasar . Informasi yang
tercakup dalam modul ini dianggap sebagai dasar dari banyak Program
Pelatihan Manajemen Bencana UNDP/UNDRO (DMTP). Modul pelatihan
ini menggambarkan komponen-komponen manajemen bencana dan
hubungannya di dalam keseluruhan kerangka kerja agen-agen Perserikatan
Bangsa Bangsa yang secara aktif terlibat dalam isu-isu emergensi dan
bencana.
Modul pelatihan ini dibuat untuk Program Pelatihan Manajemen Bencana
UNDP/UNDRO oleh Pusat Manajemen Bencana Universitas Wisconsin.
Partner-partner Operasional Teknis untuk DMTP telah memberikan saran
yang berharga tentang format dan isi naskah ini. Sumber sumber utama
untuk isi mencakup Manual Bencana dan enam modul yang saling melengkapi
yang disiapkan untuk DMTP. Intertect Training Services telah mengedit
materi ini dan menyiapkan komponen komponen pendidikan.
Bagi Anda yang sudah terbiasa dengan edisi pertama, Anda akan melihat
banyak perubahan dalam edisi kedua ini. Edisi kedua ini secara siknifikan
telah disusun kembali. Bab-bab yang memfokuskan pada PBB telah
didekatkan pada bab-bab tentang topik-topik yang berhubungan bukan
hanya dikumpulkan bersama seperti pada bagian 4 yang lama.
Bab tentang Bahaya Alam telah dipadatkan. Setiap tipe bahaya diterangkan
dalam satu halaman ringkasan. Peliputan lebih luas sekarang tersedia pada
modul pendamping, Pengenalan terhadap Bencana.
Satu bab baru tentang Emergensi Kompleks dan Majemuk telah ditambahkan,
yang menitik beratkan topik ini sebagai isu yang belakangan ini muncul ke
dalam kesadaran bersama kita. Banyak bab lain telah dimodifikasi atau ditulis
kembali dengan latihan-latihan dan tambahan ilustrasi-ilustrasi yang baru.
5
6
Kata pengantar untuk modul pelatihan ini
Maksud dan cakupan
Tinjauan Manajemen Bencana dirancang untuk memperkenalkan subyek
dari manajemen bencana kepada pembaca mitranya, para profesional PBB
yang membentuk kelompok-kelompok manajemen bencana, dan badan-
badan mitra pemerintah, LSM, dan lembaga donor. Pelatihan ini dirancang
untuk meningkatkan kesadaran pembaca akan sifat dan manajemen bencana.
Hal ini seharusnya bisa membawa ke pelaksanaan yang lebih baik dalam
respon dan kesiapan bencana. Dengan menanyakan hal yang tidak terelakan
lagi dari bencana, kami berharap Anda dapat mulai melihat mitigasi bencana
sebagai satu bagian dari pembangunan, dan bencana sebagai kesempatan
untuk tujuan-tujuan pembangunan yang lebih jauh lagi.
Dalam pelatihan ini kita mengambil pandangan yang luas mengenai bencana.
Kami tidak akan berusaha untuk memisahkan masalah-masalah yang
mengakar dalam degradasi lingkungan sebagai satu kumpulan tanggung jawab
yang jelas. Pelatihan ini juga mencakup emergensi-emergensi yang meliputi
kebutuhan peyediaan bantuan untuk penduduk yang mengungsi karena
perang saudara atau emergensi-emergensi lainnya.
Banyak bagian dari isi kursus ini didasarkan pada Manual Bencana UNDP/
UNDRO dan mengikuti prinsip-prinsip, prosedur, dan terminologinya.
7
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
8
n Masyarakat dunia menaruh minat yang sangat besar dalam bencana.
Pemerintah dan sistim PBB memiliki profil yang tinggi dalam kejadian-
kejadian ini yang diamati secara dekat oleh media. Badan-badan PBB
dan pemerintah harus membuktikan kemampuan mereka agar dapat
memproyeksikan citra yang positif terhadap penyediaan dukungan
yang memadai.
Metode pelatihan
Modul ini dimaksudkan untuk dua pembaca, sebagai modul untuk belajar
sendiri dan peserta dalam satu loka karya pelatihan. Metode-metode pelatihan
berikut ini dirancang untuk digunakan dalam loka karya dan disimulasikan
dalam bentuk modul tertulis. Untuk yang belajar sendiri, naskah ini mendekati
naskah tutorial karena dapat dicetak.
Metode-metode pelatihan loka karya meliputi
diskusi kelompok
simulasi/main peran
handout tambahan
video
sesi-sesi pengulangan
latihan-latihan penilaian diri
Anda diajak untuk menggunakan naskah ini sebagai buku kerja. Sebagai
tambahan untuk catatan yang ada di pinggir halaman, Anda akan diberi
kesempatan untuk berhenti dan mengevaluasi pelajaran Anda sepanjang
naskah ini, lewat pertanyaan-pertanyaan yang termuat dalam naskah. Tulislah
jawaban-jawaban Anda terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
sebelum Anda meneruskanya untuk memastikan bahwa Anda sudah
memahami poin-poin penting dari naskah ini.
Naskah ini dibagi ke dalam empat bagian.Bagian Pertama
menggambarkan tentang apakah bahaya itu, mengapa bahaya menjadi
bencana, dan bagaimana bencana bisa mempengaruhi pembangunan.
Bagian Kedua memberikan identifikasi cakupan dari manajemen bencana,
kemungkinan peran Anda dalam manajemen bencana, dan memfokuskan
pada aspek-aspek kesiapan.
Bagian yang Ketiga menerima adanya fakta bahwa beberapa bencana
akan terjadi dan mengevaluasi bagaimana menanggapi bahaya-bahaya
tersebut.
Bagian Keempat menyajikan mitigasi bencana sebagai satu kumpulan
kegiatan yang mengurangi resiko dan dampak dari bencana.
Modul pelatihan ini dilengkapi dengan dua video pendek, PBB dan
tanggapan terhadap bencana dan Mitigasi Bencana: bagaimana
mengurangi kerusakan melalui pembangunan yang tepat . Anda akan
mendapat manfaat dengan membuat rencana untuk melihat kedua video ini
dan dengan mengulang pertanyaan-pertanyaan diskusi yang menyertainya.
9
10
1 BAHAYA DAN BENCANA
BAGIAN
BAB 1
Kata pengantar terhadap bencana
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
11
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Problem bencana
Bagian ini akan menerangkan fenomena tertentu yang mengakibatkan
bencana dan emergensi-emergensi: tren-tren bencana, di mana bencana-
bencana itu terjadi dan siapa yang paling terpengaruh oleh bencana-bencana
itu.
12
BAB 1
1
BAGIAN
Kata Pengantar
terhadap Bencana
Dari awal akan bermanfaat untuk mengingatkan diri kita sendiri bahwa
bencana-bencana dan emergensi terlalu sering dianggap sebagai kejadian-
kejadian menyimpang, yang dipisahkan dari kehidupan normal . Dalam
kenyataannya, bagaimanapun juga, yang sebaliknyalah yang benar. Bencana
dan emergensi adalah refleksi-refleksi mendasar dari kehidupan yang nor-
mal. Bencana adalah konsekuensi-konsekuensi dari cara-cara masyarakat
membangun diri mereka sendiri, secara ekonomi dan sosial; cara-cara dimana
masyarakat dan negara berinteraksi; dan cara-cara dimana hubungan antara
para pembuat keputusan dilakukan. Dengan demikian, satu banjir atau gempa
bumi bukanlah satu bencana dalam dan dari dirinya sendiri.
Bencana muncul dari fakta bahwa komunitas-komunitas atau kelompok-
kelompok tertentu terpaksa untuk menetap di area-area yang rentan terhadap
dampak dari sungai yang mengamuk atau letusan gunung berapi. Penting
untuk membuat satu perbedaan antara bahaya dan bencana, dan untuk
mengenali pengaruh dari bahaya terhadap bencana adalah tolok ukur yang
penting untuk mengetahui kerentanan masyarakat.
Diagram berikut menggambarkan kombinasi dari kekuatan-kekuatan yang
saling berlawanan ini. Kerentanan dilihat sebagai gerak maju dari tiga tahapan:
1. Penyebab-penyebab yang mendasari : sekumpulan faktor-faktor
yang sudah mengakar dalam masyarakat yang secara bersama
membentuk dan menjaga kerentanan.
2. Tekanan-tekanan yang dinamis : satu proses perubahan yang
memungkinkan penyebab negatif masuk ke dalam kondisi-kondisi yang
Gambar 1.1
tidak aman; proses ini disebabkan mungkin karena kurangnya
Model kesulitan bencana
pelayanan-pelayanan atau fasilitas dasar atau mungkin sebagai akibat Materi ini diambil dari bab
dari serangkaian kekuatan makro. pertama dari buku yang
berjudul Bencana dan
3. Kondisi-kondisi tidak aman : konteks kerentanan dimana orang- kerentanan dan resikoPiers
orang atau properti terbuka terhadap resiko bencana; lingkungan fisik Blaike,Terry Cannon,Ian
yang mudah rusak adalah satu bagian; faktor-faktor lain mencakup Davis dan Ben
ekonomi yang tidak stabil dan tingkat pendapatan yang rendah. Wisner(Harper Collins,
London and NewYork)
RANGKAIAN KERENTANAN
13
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Kemiskinan
Pengaruh tunggal yang sangat penting terhadap
dampak dari satu bencana adalah kemiskinan. Semua
faktor yang lain dapat dikurangi jika populasi yang
terkena pengaruh tidak juga dibatasi oleh kemiskinan.
Sebenarnya semua kajian mengenai bencana
menunjukan bahwa populasi yang paling kaya bisa
bertahan hidup terhadap bencana tanpa terkena
akibatnya atau dapat pulih kembali secara cepat. Pada
spektrum yang luas dari bencana, kemiskinan pada
umumnya menjadikan orang rentan terhadap dampak
bahaya. Kemiskinan menjelaskan mengapa orang-or-
ang di daerah-daerah perkotaan terpaksa hidup diatas
bukit-bukit yang cenderung terkena bencana tanah
longsor, atau mengapa orang-orang tinggal didekat
gunung berapi atau sungai-sungai yang selalu
membanjiri pinggirannya. Kemiskinan menerangkan
mengapa kekeringan meminta petani-petani miskin
sebagai korban dan jarang sekali terhadap yang kaya,
dan mengapa kelaparan lebih sering dari pada tidak,
Photo credit: UNHCR/ adalah akibat dari kurangnya daya beli untuk membeli makanan dibandingkan
M.Vannappelghem dengan tidak adanya makanan. Secara meningkat, kemiskinan juga
menerangkan mengapa banyak orang dipaksa untuk pindah dari rumah
mereka ke bagian-bagian lain dari negara mereka atau bahkan menyeberangi
perbatasan-perbatasan untuk bisa bertahan hidup. Migrasi yang disebabkan
karena krisis seperti itu menempatkan tantangan-tantangan yang besar baik
yang terkait dengan bantuan yang bersifat segera sampai pada mereka yang
harus dipindahkan dan pembangunan yang berjangka lebih lama.
Pertumbuhan penduduk
Terdapat hubungan yang jelas antara meningkatnya kerugian-kerugian dari
satu bencana dan meningkatnya populasi. Jika ada lebih banyak orang atau
bangunan dimana satu bencana terjadi, kemudian hal ini memberi
kemungkinan akan adanya lebih banyak pengaruh. Pertumbuhan populasi
sudah sebegitu spektakuler sehingga tidak bisa dihindari lagi bahwa lebih
banyak orang akan terkena pengaruh dari bencana karena lebih banyak
akan dipaksa untuk hidup dan bekerja di daerah-daerah yang tidak aman.
14
BAB 1
1
BAGIAN
Kata Pengantar
terhadap Bencana
Milyar
Daerah-daerah
yang sudah berkembang
Kalkuta Badai/banjir
Dacca Badai/banjir
Shanghai Banjir
15
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Lereng yang
tidak stabil
Sungai
Sungai
16
BAB 1
1
BAGIAN
Kata Pengantar
terhadap Bencana
Kualitas
adukan semen
yang jelek Tembok yang
terlalu panjang
Pintu yang Pembuka pintu
terlalu dekat yang terlalu lebar
dengan sudut Serambi yang
berbahaya
Degradasi lingkungan
Banyak bencana disebabkan atau diperburuk oleh degradasi lingkungan.
Penggundulan hutan menyebabkan arus air atas yang cepat, yang ikut
berperan terhadap terjadinya banjir. Rusaknya rawa-rawa bakau menurunkan
kemampuan baris pantai untuk menahan angin tropis dan gelombang badai.
Terciptanya kondisi-kondisi kekeringan-dan kedahsyatan yang relatif dan
lamanya waktu kekeringan berlangsung- semata-mata satu phenomena alam.
Kondisi-kondisi kekeringan bisa diperburuk oleh : pola-pola tanam yang jelek,
terlalu banyaknya lahan penggembalaan, hilangnya lapisan tanah bagian atas,
teknik-teknik konservasi yang tidak baik, penipisan dibagian permukaan dan
bagian bawah persediaan air, dan, pada satu tingkat, urbanisasi yang tidak
terkendali.
Gambar 1.6
Penebangan hutan untuk
pembangunan
17
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
18
BAB 2
1
BAGIAN
Fase-fase dan
terminologi Bencana
BAB 2
Fase-fase dan terminologi bencana
Istilah-istilah bencana
Beberapa terminologi manajemen bencana telah diperkenalkan di dalam modul
ini. Daftar kata-kata yang ringkas juga disertakan untuk memberikan rincian
terhadap beberapa difinisi yang berlaku ini.
Daftar kata ini memuat istilah-istilah manajemen bencana seperti
digunakan pada Draft Ketiga dari Satu daftar istilah-istilah yang terkait
dengan Manajemen Bencana dengan difinisi-definisi mereka untuk
dimasukkan kedalam satu daftar kata multibahasa yang disepakati secara
internasional yang disiapkan oleh UNDRO, dan didalam Manual Manajemen
Bencana UNDP/UNDRO. Meskipun demikian, konsensus tidak muncul
diantara semua praktisi menejemen bencana atau akademisi yang menanggapi
definisi-definisi ini. Daftar kata yang secara umum dan terstandarisasi yang
dapat diterima jelas akan sangat diminati, akan tetapi sepertinya ini tidak
akan muncul dalam kurun waktu beberapa tahun yang akan datang.
Konsekuensinya, difinisi-difinisi berikut ini akan mewakili satu usaha kearah
pengembangan konsensus. Para pengguna dari materi-materi pelatihan
DMTP diminta untuk menggunakan definisi-definisi yang berlaku ini demi
keseragaman dan untuk memberikan toleransi terhadap definisi-definisi dari
kelompok-kelompok lain.
A________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Bencana-bencana
Bencana karena ulah manusia adalah situasi-situasi bencana atau karena ulah
emergensi dimana penyebab-penyebab utama langsung, adalah aksi-aksi manusia
manusia yang dapat diidentifisir, secara sengaja atau sebaliknya. Lepas dari
bencana-bencana teknologi dan ekologi , hal ini terutama sekali
melibatkan situasi-situasi dimana rakyat sipil menderita sebagai korban,
kerugian properti, sarana dan pelayanan dasar dari kehidupan sebagai akibat
dari perang atau kerusuhan sipil, sebagai contohnya. Emergensi/bencana
ciptaan manusia dapat berupa tipe-tipe serangan yang cepat atau lambat,
dan dalam kasus kerusuhan internal, dapat mengakibatkan emergensi-
emegensi kompleks juga.
A__________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________
____________________________________________________________
19
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Satu definisi yang lebih luas dari bencana ciptaan manusia mengakui bahwa
semua bencana disebabkan oleh manusia karena manusia telah memilih,
apapun alasannya, untuk berada dimana phenomena alam terjadi yang
menyebabkan pengaruh-pengaruh yang merugikan terhadap manusia.
A__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________
____________________________________________________________
A_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________
____________________________________________________________
Kerentanan
Kerentanan adalah tingkat kerugian ( sebagai contoh, dari 0% - 100 % )
sebagai akibat dari satu phenomena yang berpotensi merusak.
A_________________________________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________
____________________________________________________________
A___________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
A__________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
20
BAB 2
1
BAGIAN
Fase-fase dan
terminologi Bencana
Fase-fase bencana
Bencana-bencana dapat dipandang sebagai serangkaian Dampak bencana
Fase pengurangan resiko pra-bencana
fase-fase dari kontinum waktu. Mengidentifisir dan
memahami fase-fase ini membantu untuk menggambarkan Kesiapan
kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan bencana dan
memberi konsep tentang aktivitas-aktivitas manajemen
bencana yang memadai.
Bantuan
Serangan bencana-bencana yang cepat
Definisi-definisi dibawah ini berhubungan dengan urutan
waktu yang mengikuti munculnya serangan bencana yang Mitigasi
Rehabilitasi
cepat. Lihat Gambar 2.1.
Rekonstruksi
Gambar 2.1
Kontinum manajemen
serangan bencana yang
cepat
Fase pemulihan adalah periode yang munculnya mengikuti satu bencana Fase pemulihan
yang tiba-tiba ( atau penemuan yang sudah terlambat dari situasi serangan
yang lamban yang diabaikan) jika tindakan-tindakan pengecualiaan harus
diambil untuk mencari dan menemukan mereka yang bertahan hidup dan
juga memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar untuk tempat berteduh, air,
makanan dan perawatan medis.
A____________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
A____________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
21
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
A________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Mitigasi
Mitigasi adalah istilah gabungan yang digunakan untuk mencakup semua
tindakan yang dilakukan sebelum munculnya satu bencana ( tindakan-tindakan
pra-bencana ) yang meliputi kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan
resiko jangka panjang. ( Pengurangan telah digunakan oleh beberapa institusi
atau para penulis dalam pengertian yang lebih sempit, dengan tidak
memasukkan kesiapan ).
A__________________________________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
A__________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Serangan bencana
yang lamban
Serangan bencana-bencana yang lambat
Peringatan dini
Gambar 2.2
Mitigasi
Kontinum manajemen serangan
Rehabilitasi
bencana yang lamban
22
BAB 2
1
BAGIAN
Fase-fase dan
terminologi Bencana
A_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
Fase emergensi adalah periode pada saat mana tindakan-tindakan yang luar Fase emergensi
biasa harus diambil. Kewenangan-kewenangan dan prosedur-prosedur
emergensi khusus bisa diterapkan untuk mendukung kebutuhan-kebutuhan
manusia, mempertahankan kehidupan, dan melindungi properti untuk
menghindari serangan bencana. Fase ini dapat mencakup pra-bencana,
kewaspadaan bencana, pemulihan bencana dan periode-periode
penyembuhan. Satu fase emergensi bisa sangat banyak, seperti dalam
serangan bencana yang lambat misalnya kelaparan. Fase ini juga bisa
berjangka pendek, seperti misalnya setelah terjadinya gempa bumi.
A___________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
Rehabilitasi adalah tindakan yang diambil setelah satu serangan bencana Rehabilitasi
yang lambat dimana perhatian harus diberikan terhadap isu-isu penempatan
kembali atau program-program orang-orang yang kembali, khususnya untuk
orang-orang yang telah dipindahkan untuk alasan-alasan yang muncul dari
konflik atau runtuhnya ekonomi.
A______________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
23
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
A.
24
BAB 3
1
BAGIAN
Hubungan Bencana
dengan Pembangunan
BAB 3
Menghubungkan bencana dengan pembangunan 1
Pendahuluan
Modul pelatihan ini memberikan konsep baru tentang hubungan antara
bencana dan pembangunan. Konsep baru ini telah berkembang dalam
masyarakat pembangunan dalam beberapa tahun terakhir ini dan merupakan
sokoguru utama dari Program Pelatihan Manajemen Bencana Perserikatan
Bangsa Bangsa. Jarang sekali satu minggu berlalu tanpa berita satu bencana
besar di media. Yang menyebabkan kematian dan kerusakan adalah satu
bencana yang sering kali menghapus program-program pembangunan yang
bertahun-tahun lamanya dan menjadikan mundurnya pembangunan di
negara-negara dunia ketiga, yang hanya memboroskan sumber-sumber daya
yang berharga.
Untuk masa yang lama hubungan sebab dan akibat antara bencana dan
pembangunan ekonomi dan sosial telah diabaikan. Para menteri Keuangan
dan Perencanaan dan para perencana pembangunan sendiri tidak
mempedulikan terhadap bencana-bencana. Hal paling baik, para perencana
pembangunan berharap bahwa bencana tidak terjadi lagi, dan jika terjadi
lagi, akan sangat efektif kalau hal itu ditangani pemulihannya oleh negara-
negara donor dan organisasi-organisasi pemulihan. Program-program
pembangunan tidak dinilai dalam konteks bencana, tidak dari pengaruh
bencana pada program-program pembangunan atau dari titik apakah pro-
gram-program pembangunan meningkatan kemungkinan terjadinya bencana
atau meningkatkan pengaruh-pengaruh yang berpotensi merusak dari satu
bencana.
Bencana dilihat dalam konteks respon emergensi- tidak sebagai bagian
dari program pembangunan jangka panjang. Ketika satu bencana benar-
benar terjadi, respon ditujukan ke kebutuhan-kebutuhan emergensi dan
pembersihan. Komunitas yang berada dibawah tekanan bencana dilihat tidak Gambar 3.1
layak untuk melaksanakan pembangunan. Lingkungan paska bencana Gambar ini memetakan
dipandang sebagai terlalu bergolak untuk mempromosikan perubahan- aspek-aspek pembangunan
perubahan institusi yang ditujukan pada peningkatan pembangunan jangka masyarakat dan kerentanan
panjang. + terhadap bencana. Gambar
BIDANG PEMBANGUNAN
juga menunjukkan berbagai
orientasi dengan orientasi
+- ++ mana anda bisa menganalisa
pembangunan dan kerentanan
bahaya. Bidang dibagi ke
BIDANG POSITIF
BIDANG NEGATIF
25
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
26
BAB 3
1
BAGIAN
Hubungan Bencana
dengan Pembangunan
27
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Destabilisasi politik
Tekanan pada satu negara yang disebabkan oleh bencana menyebabkan
destabilisasi pemerintah. Hal ini bisa terjadi karena beberapa alasan. Sebagai
contoh, pemerintah mungkin saja telah salah mengelola dana bantuan
pemulihan bencana, yang menyebabkan ketidak puasan pada anggota
masyarakat yang terkena bencana. Atau mereka yang selamat mungkin
tidak bisa memenuhi harapannya, dengan berbagai alasan, kemudian
menterjemahkan kedalam bentuk protes. Pemerintah dapat juga menjadi
kambing hitam atas masalah-masalah di luar kontrolnya, lagi-lagi membawa
ke kemungkinan kehancurannya . Sebenarnya, sangat umum terjadi suatu
pemerintah bisa runtuh atau ditumbangkan dalam dua atau tiga tahun setelah
bencana besar.
Q. Ingatlah kembali bencana yang paling akhir menimpa di mana
Anda sudah terbiasa dengan bencana itu. Berdasarkan pengalaman
tersebut, berilah tanggapan terhadap hal-hal berikut ini.
A.
1. Identifikasikan satu fasilitas yang kritis terhadap ekonomi setempat
yang lumpuh pelayanannya.
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________
3. Identifikasikan satu kasus dari satu investasi yang ditarik kembali atau
dikurangi karena adanya bencana.
________________________________________________________________________
28
BAB 3
1
BAGIAN
Hubungan Bencana
dengan Pembangunan
29
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
besar dapat dibuat lebih cepat dibandingkan dengan pada saat berada dibawah
kondisi-kondisi yang normal. Sebagai contoh, setelah terjadinya bencana,
bisa saja tersedia peluang-peluang besar untuk melaksanakan program-pro-
Gambar 3.1 gram reformasi tanah, untuk memperbaikki cadangan perumahan secara
Contoh pembangunan yang keseluruhan, untuk menciptakan pekerjaan-pekerjaan dan ketrampilan-
menyebabkan bencana atau ketrampilan pekerjaan baru, dan untuk mengembangkan dan memajukan
meningkatkan kerentanan dasar ekonomi dari peluang-peluang komunitas yang pada saat tidak terjadi
bencana hal ini tidak mungkin. Kemauan bersama untuk bertindak adalah
Dari Bencana dan merupakan satu keuntungan yang tidak seharusnya disia-siakan.
Pembangunan: Study Bencana juga dapat menyoroti daerah-daerah beresiko tinggi dimana
dalam Pembangunan tindakan harus diambil sebelum bencana yang lain menghantam. Realisasi
Institusi, Intertect, dari kerentanan dapat memotivasi para pembuat kebijakan dan publik untuk
Januari,1991
berpartisipasi didalam aktivitas-aktivitas mitigasi. Bencana juga dapat
berfungsi untuk menyoroti fakta bahwa negara secara serius masih belum
berkembang. Dengan demikian, bencana dapat membawa masuk pendanaan
dan perhatian dari masyarakat donor untuk menerapkan kebutuhan
pembangunan jangka panjang. ( Henderson, 1990 )
30
BAB 4
1
BAGIAN
Bahaya
Alam
BAB 4
Bahaya alam
31
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Diskripsi singkat dari setiap tipe bahaya tersebut tersaji di bawah ini. Akan
menjadi tanggung jawab Anda untuk menentukan bahaya mana yang menjadi
perhatian negara Anda dan kemudian menentukan untu membaca meteri
mengenai bahaya-bahaya itu.
Bahaya Geologi
Gempa bumi
Tsunami
Letusan gunung berapi
Tanah longsor
Bahaya Iklim
Badai tropis
Banjir
Kekeringan
Bahaya Lingkungan
Polusi lingkungan
Penggundulan hutan
Desertifikasi
Penyerbuan hama
Epidemi
Kecelakaan Industri
Materi dalam pencegahan bahaya dan populasinya dikutip dari Manual Manajemen
1
Bencana UNDP/UNDRO.
32
BAB 4
1
BAGIAN
Bahaya
Alam
Isu lebih lanjut yang harus diingat adalah mengenai konsekuensi dari satu
serangan bencana yang mendadak ketika bantuan pertolongan terhalangi
oleh karena adanya konflik sipil yang menyebabkan akses menjadi tidak
mungkin. Dengan kata lain, terdapat banyak pertentangan. Meskipun
demikian, karakteristik dasar dari tipe-tipe bencana khusus dan emergensi
dan tindakan-tindakan respon yang memadai dapat disusun sebagai berikut:
n Phenomena sebab-akibat n Pengaruh-pengaruh khusus
n Karakteristik umum n Tindakan pengurangan resiko
yang mungkin
n Bisa diramalkan n Tindakan kesiapan khusus
n Faktor penyumbang kerentanan n Kebutuhan pasca bencana
yang khusus
Tipe-tipe yang berbeda dari bencana mempunyai pengaruh-pengaruh
karakteristik sementara mempertahankan aspek-aspek yang unik. Tindakan
tindakan kesiapan dan pengurangan resiko, dan respon pasca bencana dan
emergensi semua dapat difasilitasi oleh aturan main seperti yang
diterangkan secara singkat di bagian ini- akan tetapi harus juga disesuaikan
dengan kekhususan dari kondisi-kondisi setempat.
Ingat :
(a.) dimana tipe-tipe bencana yang berbeda muncul secara gabungan-
contoh : banjir yang menyertai badai tropis- pengaruh gabungannya
harus dipertimbangkan; dan dimana satu bencana menyebabkan
bencana lain ( sebagai contoh kelaparan yang menyebabkan
perselisihan sipil ) pengaruh gabungannya harus diantisipasi.
(b) Kedahsyatan dari dampak aktualnya pada masyarakat tergantung
pada faktor-faktor organisasi dan manusia dan juga faktor-faktor
topografis dan alam.
Legenda
33
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Gempa bumi
______________________________________________________________________________________
Fenomena Sebab-akibat Penurunan batu kerak bumi di sepanjang daerah patahan dan
memantul kembali kedalam jajaran baru
_______________________________________________________________________________________
Pengaruh dan karakteristik Bergetarnya bumi yang disebabkan oleh gelombang pada bagian
umum atas dan bagian bawah permukaan bumi yang menyebabkan
Keretakan permukaan
Goncangan
Tsunami
Gempa bumi, vibrasi
Pencairan
Tanah longsor
________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Kemungkinan kemunculannya dapat ditentukan tetapi waktu yang
tepat tidak dapat dipastikan. Peramalan didasarkan pada monitor-
ing aktivitas seismik, pengaruh historis, dan observasi.
________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang memberi Lokasi hunian di daerah seismik.
andil terhadap kerentanan Bangunan-bangunan yang tidak tahan terhadap gerakan tanah.
Kumpulan bangunan yang padat dengan tingkat hunian yang tinggi.
Kurangnya akses terhadap informasi tentang resiko gempa
________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh khusus Kerusakan fisik kerusakan atau hilangnya
yang merugikan bangunan atau infrastruktur. Kebakaran, jebolnya bendungan, tanah
longsor kemungkinan terjadi banjir.
Korban Sering kali banyak, khususnya di dekat pusat gempa atau
pada daerah-daerah yang berpenduduk tinggi atau dimana bangunan-
bangunan tidak tahan terhadap gempa.
Kesehatan umum Luka karena retak tulang merupakan masalah
yang menyebar secara luas. Ancaman kedua karena banjir, cadangan
air yang terkontaminasi, rusaknya kondisi kondisi sanitasi
Cadangan air Kemungkinan munculnya masalah serius yang
disebabkan karena rusaknya sistim-sistim air, polusi dari sumber
mata air yang terbuka dan perubahan skema air.
________________________________________________________________________________________
Kemungkinan tindakan Pemetaan bahaya
pengurangan resiko Pelatihan dan program kesadaran umum
Penilaian dan pengurangan kerentanan struktural
Kontrol penggunaan lahan atau zonasi, peraturan
Pembangunan dan Asuransi
_______________________________________________________________________________________
Tindakan-tindakan Peringatan akan gempa dan program-program
kesiapan khusus
________________________________________________________________________________________
Kebutuhan umum pasca Mencari dan menyelamatkan (SAR)
bencana Bantuan medis emergensi
Kebutuhan-kebutuhan kerusakan dan survey penilaian
Bantuan pemulihan
Reparasi dan rekonstruksi
Pemulihan ekonomi
34
BAB 4
1
BAGIAN
Bahaya
Alam
____________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian dampak Skala gempa ( Mercalli yang dimodifikasi, MSK), formulir kegunaan
dan kerusakan.
Tsunami
_____________________________________________________________________________
Fenomena sebab akibat Gerakan patahan di dasar laut, yang disertai dengan gempa
Tanah longsor yang muncul di bawah atau di atas laut, kemudian
masuk kedalam air.
Aktivitas volkanis baik yang berada di pantai atau di dekat pantai
_____________________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Gelombang tsunami jarang sekali kelihatan di air yang dalam dan
banyak yang berukuran sampai 160 km di antara puncak gelombang
Banyak gelombang tsunami terdiri dari 10 atau lebih puncak
gelombang bergerak pada kecepatan 800 km per jam dalam perairan
dalam dari lautan, berkurang kecepatannya ketika gelombang
mendekati pantai
Banyak gelombang tsunami menghantam pantai dalam bentuk
gelombang yang pecah atau mungkin membanjiri daratan
Pengaruh banjir tergantung pada bentuk garis pantai dan air pasang
____________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Sistim Peringatan Tsunami di Pacifik memonitor aktivitas seismik
dan menyatakan peringatan dan pengawasan.
Ombak yang digerakkan oleh gempa lokal bisa menghantam pantai
terdekat dalam hitungan menit sehingga tidak memungkinkan untuk
memberi peringatan.
____________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang memberikan Lokasi hunian pada daerah pantai yang rendah
andil terhadap kerentanan Kurangnya bangunan yang tahan terhadap tsunami
Kurangnya sistim peringatan yang tepat dan rencana evakuasi
Ketidak sadaran umum akan kekuatan tsunami yang bisa merusak
____________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh umum Kerusakan fisik Kekuatan air bisa
yang merugikan meruntuhkan segala sesuatu yang berada pada jalurnya tetapi
sebagian besar kerusakan terhadap bangunan dan infrastruktur akibat
dari banjir.
Berbaliknya gelombang dari pantai menghilangkan sedimen dan
dapat meruntuhkan pelabuhan dan bangunan dan menyebabkan
kapal saling bertabrakkan
Korban dan kesehatan umum Kematian muncul terutama karena
hanyut dan luka-luka karena benturan dengan puing-puing.
Cadangan air Kontaminasi karena garam dan puing-puing atau
sampah bisa membuat air bersih yang dapat diminum tidak tersedia
Tanaman pangan dan cadangan pangan Panen, cadangan
pangan, alat-alat pertanian dan ternak mungkin hilang. Lahan bisa
menjadi tidak subur karena masuknya air garam
35
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
___________________________________________________________________________________
Tindakan-tindakan Perlindungan bangunan sepanjang pantai, rumah-rumah yang berada
pengurangan resiko dalam jangkauan.
Membangun penghalang seperti bendungan pemecah gelombang
____________________________________________________________________________________
Tindakan-tindakan Pemetaan bahaya, perencanaan rute evakuasi
kesiapan khusus Mendirikan sistim peringatan
Pendidikan komunitas
____________________________________________________________________________________
Kebutuhan pasca Peringatan dan evakuasi; SAR; bantuan medis;
bencana khusus melakukan penilaian bencana, menyediakan makanan, air dan tempat
berlindung
____________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian dampak Survey udara daerah pantai, survey kerusakan, evaluasi sistim
peringatan dan rencana evakuasi
Gunung
Berapi
____________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Magma yang didorong keluar lewat lubang volkanis oleh tekanan
dan busa dari gas-gas yang larut.
____________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Tipe gunungnya kerucut, gunung pelindung, gabungan Gunung dan
kubah lava.
Magma yang mengalir keluar pada permukaan adalah lava dan
semua partikel yang padat yang dikeluarkan adalah tephra.
Kerusakan sebagai akibat dari jenis material yang dikeluarkan seperti
misalnya abu, aliran abu panas ( ledakan gas yang mengandung abu
dan bagian-bagian kecil ), lumpur, puing, dan aliran lava.
____________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Studi sejarah geologis mengenai gunung berapi terutama sekali yang
terletak pada jalur vulkanis yang dapat didefinisikan dengan jelas,
seiring dengan aktivitas seismik dan observasi-observasi yang lain,
bisa mengindikasikan satu gunung berapi yang akan muncul. Tidak
ada indikator yang dapat dipertanggung jawabkan yang telah
ditemukan dan tanda-tanda awal tidak selalu muncul.
________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Tempat hunian yang berada di lereng gunung
memberikan kontribusi Tempat hunian pada jalur lumpur atau jalur lava
terhadap kerentanan Bangunan dengan rancangan atap yang tidak tahan terhadap
akumulasi abu
Adanya meterial yang dapat terbakar
Tidak adanya rencana evakuasi atau sistim peringatan
36
BAB 4
1
BAGIAN
Bahaya
Alam
________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Korban dan kesehatan Kematian yang disebabkan oleh
khusus yang merugikan aliran abu panas, aliran lumpur dan kemungkinan aliran lava dan
gas-gas beracun. Luka-luka yang disebabkan oleh batu-batu yang
berjatuhan, terbakar; kesulitan bernafas karena gas dan abu.
Hunian,infrastruktur dan pertanian-Kerusakan total atas segala
sesuatu yang berada pada jalur abu panas, lumpur atau aliran lava;
runtuhnya bangunan karena beban lumpur basah,banjir, tertutupnya
jalan atau sistim komunikasi.
Tanaman pangan dan cadangan makanan-Rusaknya tanaman
pangan yang berada pada jalur aliran, abu bisa mematahkan cabang-
cabang pohon,ternak mungkin menghirup gas beracun atau abu;
tanah penggembalaan bisa terkontaminasi.
________________________________________________________________________________________
Tindakan Perencanaan penggunaan lahan untuk tempat tinggal dise-
pengurangan resiko kitar gunung berapi
yang memungkinkan Tindakan-tindakan perlindungan struktural
________________________________________________________________________________________
Tindakan-tindakan Rencana-rencana emergensi volkanis nasional
kesiapan khusus Pengawasan gunung dan sistim peringatan
Pelatihan pegawai pemerintah dan partisipasi komunitas dalam SAR,
pemadaman api
________________________________________________________________________________________
Kebutuhan-kebutuhan umum Peringatan dan evakuasi; bantuan medis; SAR; pemberian
pasca bencana makanan, air dan tempat perlindungan; relokasi korban; menyediakan
bantuan finansial
________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Survey udara dan daratan untuk menilai kerusakan; evaluasi
dampak rencana evakuasi dan respon emergensi
Tanah
Longsor
________________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Meluncurnya tanah pada lereng dan bebatuan sebagai akibat
getaran-getaran yang terjadi secara alami, perubahan-perubahan
secara langsung kandungan air, hilangnya dukungan yang berdekatan,
pengisian beban, pelapukan, atau manipulasi manusia terhadap jalur-
jalur air dan komposisi lereng.
________________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Tanah longsor berbeda-beda dalam tipe gerakannya ( jatuh meluncur,
tumbang, menyebar kesamping, mengalir ), dan mungkin pengaruh-
pengaruh sekundernya adalah badai yang kencang, gempa bumi,
dan letusan gunung berapi. Tanah longsor lebih menyebar
dibandingkan dengan kejadian geologi lain.
37
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Frekuensi kemunculannya, tingkat dan konsekuensi dari tanah longsor
bisa diperkirakan dan daerah-daerah yang berresiko tinggi ditetapkan
dengan penggunaan informasi pada area geologi, geomorphologi,
hydrologi & klimatologi dan vegetasi.
________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Tempat tinggal yang dibangun pada lereng yang terjal, tanah
memberikan kontribusi yang lembek, puncak batu karang.
terhadap kerentanan Tempat hunian yang dibangun pada dasar lereng yang terjal, pada
mulut-mulut sungai dari lembah-lembah gunung
Jalan-jalan, jalur-jalur komunikasi di daerah-daerah pegunungan
Bangunan dengan pondasi yang lemah
Jalur-jalur pipa yang ditanam, pipa-pipa yang mudah patah
Kurangnya pemahaman akan bahaya tanah longsor
________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh umum Kerusakan fisik Segala sesuatu yang berada di atas atau
yang merugikan pada jalur tanah longsor akan menderita kerusakan. Puing-puing
bisa menutup jalan-jalan, jalur-jalur komunikasi atau jalan-jalan air.
Pengaruh-pengaruh tidak langsung bisa mencakup kerugian
produktivitas pertanian atau lahan-lahan hutan, banjir, berkurangnya
nilai-nilai properti.
Korban Kematian terjadi karena runtuhnya lereng. Luncuran
puing-puing yang hebat atau aliran lumpur telah membunuh beribu-
ribu orang.
________________________________________________________________________________________
Tindakan pengurangan Pemetaan bahaya
resiko yang memungkinkan Legislasi dan peraturan penggunaan tanah
Asuransi
________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Pendidikan komunitas
khusus Monitoring, sistim peringatan dan sistim evakuasi
________________________________________________________________________________________
Kebutuhan khusus SAR ( penggunaan peralatan untuk memindahkan tanah )
pasca bencana bantuan medis; emergensi tempat berlindung bagi yang tidak memiliki
tempat tinggal
________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Formulir-formulir pengkajian kerusakan
dampak
Badai
Tropis
________________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Campuran panas dan, kelembaban membentuk pusat tekanan yg
rendah di atas lautan pada garis lintang tropis di mana temperatur
air lebih dari 26 derajat selsius
Arus angin berputar dan berkumpul di sekitar tekanan rendah yang
dalam, melampaui akselerasi menuju pusat dan bergerak sepanjang
jalur yang didorong oleh angin yang berhembus kearah khatulistiwa.
Depresi menjadi badai tropis ketika angin mencapai kecepatan tinggi
atau 117 km per jam.
38
BAB 4
1
BAGIAN
Bahaya
Alam
________________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Ketika siklon menghantam daratan, angin kencang, curah hujan yang
berbeda dari biasanya dan gelombang badai menyebabkan kerusakan
dengan banjir sekunder dan tanah longsor.
________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Siklon tropis dapat dilacak dari perkembangannya akan tetapi
peramalan pendaratannya yang akurat biasanya hanya mungkin
dilakukan beberapa jam sebelumnya karena perubahan-perubahan
dapat muncul dalam perjalanannya yang tidak dapat ditebak..
________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Tempat hunian yang dibangun di daerah-daerah pantai yang
memberikan andil rendah ( dampak langsung )
terhadap kerentanan Tempat hunian yang berada di daerah yang berdekatan ( hujan lebat,
banjir )
Komunikasi yang jelek atau sistim-sistim peringatan
Bangunan-bangunan ringan, konstruksi tua, bangunan berkualitas
jelek
Elemen-elemen infrastruktur, kapal-kapal nelayan dan industri-industri
kelautan
________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Kerusakan fisik Hilangnya bangunan dan dirusak oleh ke-
khusus yang merugikan kuatan yang cepat, banjir, gelombang badai dan tanah longsor.
Korban dan kesehatan umum Bisa disebabkan oleh puing-puing
yang berterbangan, atau banjir.
Kontaminasi cadangan air bisa mengakibatkan wabah virus dan
malaria.
Cadangan air Air tanah terkontaminasi oleh air banjir.
Tanaman pangan dan cadangan pangan Angin kencang dan
hujan dapat merusak tanaman yang belum dipanen, perkebunan dan
stok pangan.
Komunikasi dan logistik Gangguan yang hebat mungkin terjadi
ketika angin merusak jalur telepon, antena dan piringan satelit.
Transportasi bisa terputus.
________________________________________________________________________________________
Tindakan pengurangan Penilaian resiko dan pemetaan bahaya
resiko yang memungkinkan Kontrol penggunaan tanah dan manajemen dataran rendah
Pengurangan kerentanan bangunan
Perbaikan pada penutup vegetasi
________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Sistim peringatan publik
khusus Rencana evakuasi
Pelatihan dan partisipasi masyarakat
________________________________________________________________________________________
Kebutuhan umum Evakuasi dan emergensi tempat untuk berlindung; SAR; bantuan
pasca bencana medis; purifikasi air; penetapan kembali logistik dan jaringan
komunikasi; penilaian bencana; penyediaan bibit untuk ditanam.
________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Formulir penilaian kerusakan, survey udara
dampak
39
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Banjir
________________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Banjir bandang yang terjadi secara alami, banjir sungai dan banjir
pantai dari curah hujan yang tinggi atau banjir yang terkait dengan
pola-pola cuaca musiman
Manipulasi manusia terhadap batas air, kolam-kolam drainase dan
tanah dataran
________________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Banjir bandang peluncuran air bagian atas yang cepat, gagalnya
bendungan, pecahnya hambatan es
Banjir sungai Penguatan yang lambat, biasanya musiman dalam
sistim sungai
Banjir pantai Terkait dengan siklon tropis, ombak tsunami,
gelombang badai
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya : kedalaman air,
durasi, velositas, tingkat pasang, frekuensi kemunculannya,
keteraturannya
________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Ramalan banjir tergantung pada pola-pola musiman, kapasitas kolam
drainase, pemetaan tanah dataran, survey lewat udara dan daratan.
Peringatan mungkin akan baik dilakukan sebelumnya untuk banjir
musiman, tetapi hanya beberapa menit sebelumnya dalam kasus
gelombang badai. banjir bandang, atau tsunami
__________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Lokasi tempat hunian ada pada tanah dataran (endapan)
memberikan kontribusi Kurangnya kesadaran akan bahaya banjir
terhadap kerentanan Pengurangan kapasitas serapan dari tanah ( erosi, beton )
Bangunan-bangunan dan pondasi yang tidak tahan terhadap banjir
Elemen-elemen infrastruktur yang berresiko tinggi
Stok pangan dan tanaman yang belum dipanen yang tidak terlindungi
Kapal nelayan dan industri-industri kelautan
___________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Kerusakan fisik Bangunan yang rusak karena hanyut,
khusus yang merugikan yang menjadi kebanjiran, runtuh, pengaruh dari puing yang
mengapung. Tanah longsor karena tanah sudah jenuh. Kerusakan
lebih banyak di bukit dari pada di daerah yang terbuka.
Korban dan kesehatan umum- Kematian karena hanyut tetapi
hanya sedikit yang cidera. Kemungkinan munculnya wabah ma-
laria, diare dan infeksi karena firus.
Cadangan air Kontaminasi sumur dan mungkin air tanah. Air
bersih mungkin tidak tersedia.
Tanaman pangan dan cadangan makanan Panen dan stok
pangan mungkin hilang karena banjir. Binatang, alat-alat pertanian
dan bibit mungkin hilang. Pemetaan tanah dataran, kontrol
penggunaan tanah.
40
BAB 4
1
BAGIAN
Bahaya
Alam
___________________________________________________________________________________________
Tindakan pengurangan Kontrol banjir ( kanal, tanggul,waduk, penahan banjir
resiko yang memungkinkan kontrol erosi )
___________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Deteksi banjir dan sistim peringatan
khusus Partisipasi masyarakat dan pendidikan
Pengembangan rencana induk untuk manajemen tanah dataran
___________________________________________________________________________________________
Kebutuhan umum SAR; bantuan medis; penilaian bencana; persediaan air dan
pasca bencana makanan jangka pendek; purifikasi air; pengawasan epidemilogis;
tempat berteduh sementara
___________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Formulir survey dampak, survey udara
dampak
Kekeringan
___________________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Penyebab langsung Kurangnya curah hujan
Kemungkinan penyebab-penyebab yang menggaris bawahi
El-Nino ( serangan permukaan air yang hangat ke dalam perairan
Pasifik Amerika Selatan yang secara normal lebih dingin );
Perubahan-perubahan yang disebabkan oleh manusia pada tanah
dan permukaan tanah; temperatur permukaan laut yang semakin
tinggi; meningkatnya karbon dioksida atmosforik dan gas-gas rumah
kaca.
___________________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Berkurangnya tersedianya kelembaban dan air hanyalah sementara
saja dan penting dalam kaitannya dengan norma.
Kekeringan meteorologis adalah berkurangnya curah hujan dan
kekeringan hydroorologis adalah berkurangnya sumber daya air.
Kekeringan pertanian adalah dampak kekeringan pada aktivitas
manusia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor : munculnya sistim
irigasi, kapasitas penyimpangan kelembaban tanah, waktu curah
hujan dan perilaku adaptif dari para petani.
___________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Periode-periode kekeringan yang tidak seperti biasa dalam seluruh
sistim cuaca. Data curah hujan dan hydroorologis harus secara hati-
hati dianalisa dengan faktor-faktor yang mempengaruhi didalam
meramalkan kekeringan, akan tetapi, memberi peringatan
sebelumnya biasanya dimungkinkan.
41
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
___________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Lokasi di daerah kering dimana kondisi-kondisi kering me-
memberikan andil ningkat yang disebabkan karena kekeringan.
terhadap kerentanan Pertanian pada tanah marjinal, pertanian subsisten
Kurangnya cadangan bibit
Daerah-daerah yang tergantung pada sistim cuaca yang lain guna
mendapatkan sumber-sumber daya air
Daerah-daerah penyimpangan kelembaban tanah yang rendah
Kurangnya pengenalan dan alokasi dari sumber-sumber bahaya
kekeringan
___________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Berkurangnya pendapatan untuk para petani; berkurangnya
khusus yang merugikan daya beli dari sektor pertanian; meningkatnya harga makanan pokok,
naiknya tingkat inflasi, memburuknya status gizi, kelaparan, penyakit,
kematian, berkurangnya sumber air minum, migrasi, meledaknya
komunitas, hilangnya ternak.
___________________________________________________________________________________________
Tindakan pengurangan Sistim peringatan dini mengenai kekeringan dan kelaparan
resiko yang memungkinkan
___________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Pembangunan rencana tanggapan antar-institusi
khusus
___________________________________________________________________________________________
Kebutuhan umum Tindakan-tindakan untuk mengelola keamanan pangan :
pasca bencana kestabilan harga, subsidi pangan, program-program penciptaan
lapangan kerja, distribusi makanan umum, program pemberian
makanan tambahan, program-program khusus untuk peternakan dan
padang rumput, program kesehatan dan tambahan air; rehabilitasi
_________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Survey gizi, survey sosioekonomi, pemantauan curah hujan
dampak dan data hydrologi, perbandingan satelit.
Polusi
Lingkungan
________________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Polusi udara polutan seperti sulfur dioksida, nitrogen oksida,
partikel-partikel, karbon monoksida, dan timah dari industri dan
transportasi.
Polusi laut Sampah, sampah cair industri, kotoran laut, tumpahan
minyak dan zat-zat radio aktif yang dibuang kelaut.
Polusi air segar Pembuangan kotoran manusia dan kotoran air
domestik ke dalam danau dan sungai, kotoran cair industri,
penggunaan irigasi dan pestisida, larian air atas yang mengandung
nitrogen dari pupuk. Meningkatnya larian air atas karena
penggundulan hutan yang menyebabkan sedimentasi.
Kemungkinan pemanasan global Akumulasi karbon dioksida dari
bahan bakar fosil yang mudah terbakar, penggundulan hutan, dan
methan dari ternak.
Penipisan ozon Kloroflorokarbon (CFCs) yang dilepas kedalam
atmosfir menipiskan pelindung ozon terhadap sinar ultraviolet.
42
BAB 4
1
BAGIAN
Bahaya
Alam
_________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Polusi berhubungan dengan konsumsi per kapita sehingga, ketika
negara-negara semakin berkembang, polusi juga akan cenderung
meningkat. Penggundulan hutan semakin meningkat di beberapa
negara.
_________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Tingkat industrialisasi yang tinggi dan konsumsi per kapita
memberikan andil Kurangnya peraturan tentang polutan
terhadap kerentanan Sumber-sumber daya yang tidak mencukupi untuk menghadapi
dampak polusi
_________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Polusi udara Rusaknya tanaman pertanian, hutan, sistim
khusus yang merugikan air, material untuk bangunan dan kesehatan manusia.
Polusi air Menyebarnya patogen, luka terhadap binatang laut,
menyebarnya bahan kimia ke lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan manusia, binatang dan kehidupan laut.
Pemanasan global Permukaan laut menaik, iklim berubah,
temperatur meningkat
Penipisan ozon Meningkatnya penyakit kanker kulit, katarak,
menurunnya fungsi-fungsi sistim kekebalan, merusak kehidupan laut.
_________________________________________________________________________________________
Tindakan pengurangan Menetapkan standar kualitas udara sekelilingnya
resiko yang memungkinkan Menetapkan batas emisi untuk setiap polutan
Menetapkan kebijakan-kebijakan proteksi untuk cadangan air
Mengurangi penggunaan pestisida dengan manajemen terpadu
Mengurangi tingkat penggundulan hutan dan menaikan penanaman
pohon
Mempromosikan efisiensi energi
Membuat peraturan penggunaan aerosol dan pembuangan unit-unit
pendingin
Melarang memproduksi dan menggunakan CFCs
_________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Menetapkan keamanan lingkungan nasional dan rencana per
khusus lindungan.
Menciptakan program pendidikan untuk kesadaran lingkungan
Melatih pegawai pemerintah sebagai bagian dari program
pembangunan
_________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Penginderaan jarak jauh, survey udara dan daratan
dampak Pengetesan tanah , udara dan air
Pembandingan data iklim
Survey sosioekonomi
43
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Penebangan
Hutan
_________________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Menyebarnya pertanian dan tanah penggembalaan
Pengumpulan kayu bakar
Penebangan pohon
_________________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Memberi andil terhadap bahaya-bahaya yang lain dengan
- menghilangkan sistim akar yang menstabilkan tanah, berfungsi
sebagai penyaring dan penyangga, yang melakukan
penapisan air kedalam tanah dan mempertahankan
kelembaban tanah.
- penghilangan biomas daun dan produk-produk hutan
- pembakaran dan pembusukan kayu yang sudah mati
_________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Peningkatan fokus global tentang bahaya bisa mengembangkan data
base yang menyebabkan ke satu peningkatan kesadaran terhadap
masalah dan mengidentifisir dimana masalah itu muncul. Secara
keseluruhan, tren global menurun ketika tindakan-tindakan
konservasi diberlakukan, tetapi kerusakan hutan meningkat pada
tingkat yang membahayakan di beberapa negara.
_________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Belum berkembang
memberikan andil Ketergantungan pada kayu untuk bahan bakar dan income
terhadap kerentanan Penebangan kayu yang tidak diatur dan pembukaan lahan
Pertumbuhan populasi yang cepat
Perkembangan yang cepat dari daerah-daerah pemukiman dan
industri
_________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Penggundulan hutan yang menyebabkan hilangnya produk
khusus yang merugikan produk bebas dari hutan seperti buah-buahan dan obat-obatan, dan
menurunnya kultur-kultur tradisional. Hal ini bisa memberi tekanan
pada ekonomi yang mengimpor produk-produk hutan dan tergantung
pada produk-produk kayu. Penggundulan hutan juga memberi andil
pada bahaya lain, seperti misalnya :
Banjir Penggundulan hutan pada garis batas air dapat
meningkatkan banjir yang hebat, mengurangi aliran sungai,
mengeringkan sumber mata air pada musim kering dan meningkatkan
sedimen yang masuk ke jalur-jalur air.
Kekeringan Hilangnya akar dan kerimbunan daun dapat merubah
tingkat kelembaban yang mengeringkan tanah dan mengurangi curah
hujan.
Kelaparan Mengurangi produksi pertanian karena erosi tanah
atas dan runtuhnya dinding-dinding bukit yang mengakibatkan
kekurangan makanan.
Desertifikasi Penggundulan hutan dan penghilangan vegetasi
menyebabkan pemadatan tanah dan pengurangan produktivitas
tanah.
Polusi lingkungan Meningkatkan kontaminasi tanah dan air dan
mengurangi kapasitas resapan karbon dioksida. Pembakaran hutan
dan pembusukan pohon melepaskan karbon dioksida ke udara, yang
kemungkinan memberikan andil terhadap pemanasan global.
44
BAB 4
1
BAGIAN
Bahaya
Alam
_________________________________________________________________________________________
Tindakan pengurangan Proteksi hutan lewat manajemen, legislasi, konservasi
resiko yang mungkin Penghutanan kembali
_________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Pendidikan masyarakat
khusus Promosi alternatif kayu bakar
Tindakan konservasi tanah
_________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Pemetaan hutan dengan menggunakan penginderaan jarak
dampak jauh dan udara atau survey tanah. Kontrol terhadap program-pro-
gram penghutanan kembali
Desertifikasi
_______________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Kondisi-kondisi iklim kondusif dasar seperti misalnya curah hujan
yang rendah atau tidak menentu dan temperatur yang lebih tinggi
seperti diketemukan di daerah-daerah kering.
Praktek-praktek manajemen penggunaan tanah yang jelek
khususnya penanaman yang berlebihan, terlalu banyaknya lahan
penggembalaan, penggundulan hutan dan praktek-praktek irigasi
yang jelek.
_________________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Degradasi tanah yang disebabkan karena erosi air, erosi angin,
pemadatan tanah dan perendaman air ( salinisasi dan alkalinisasi )
Degradasi vegetasi yang pada awalnya terjadi karena pengurangan
kepadatan biomas dan kemudian oleh perubahan tipe-tipe vegetasi
sampai pada bentuk-bentuk produktif yang semakin kecil.
_________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Pengawasan global terhadap lahan kering dapat dicapai lewat
penginderaan jarak jauh dan survey udara. Ketika penggunaan tanah
meningkat tanpa adanya tindakan-tindakan untuk konservasi tanah
dan vegetasi, desertifikasi cenderung akan meningkat. Satu perkiraan
mengklaim bahwa 202.000 km persegi berubah menjadi gurun setiap
tahunnya.
_________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Curah hujan yang rendah dan temperatur yang tinggi
memberi andil Penggunaan tanah yang tinggi
terhadap kerentanan Daerah-daerah yang menjadi gundul
Menejemen irigasi yang jelek
Kurangnya tindakan-tindakan konservasi
Kemiskinan dan kurangnya teknologi pertanian yang memadai
45
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
_________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Desertifikasi memberi andil pada bahaya-bahaya lain
khusus yang merugikan dengan mengurangi produktivitas tanah. Hal ini mencakup
kekeringan dan kelaparan. Berkurangnya produktivitas mempunyai
dampak pada sosioekonomi dan bisa menurunkan standar hidup.
_________________________________________________________________________________________
Tindakan pengurangan Menetapkan program masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
resiko yang mungkin dan memperbaiki praktek-praktek dan institusi.
Meningkatkan monitoring desertifikasi
Mengembangkan kebijakan-kebijakan untuk sistim-sistim pertanian
yang berkelanjutan
Membangun institusi pertanian dan melatih personil
_________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Mempromosikan proyek-proyek untuk memperbaiki produksi
khusus ternak dan pertanian.
Mempromosikan konsevasi air dan tanah
_________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Survey sosioekonomi diperlukan untuk menjamin kebutuhan
dampak manusia dan untuk pembangunan pertanian. Survey penginderaan
dari udara dan dari jarak jauh akan membantu menetapkan tingkat
dan cakupan desertifikasi
Wabah
Hama
_________________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Meningkatnya jumlah hama yang disebabkan karena satu atau
kombinasi dari faktor-faktor ekologi termasuk temperatur, tanaman
monokultur, perkenalan tanaman ke lokasi baru, perkenalan dari
spesies hama, penanganan genetik yang tahan di tempat aslinya,
penanganan pengaruh-pengaruh pestisida, pola cuaca yang kondusif,
migrasi.
_________________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Tanaman bisa rusak dalam beberapa cara seperti konsumsi beberapa
bagian saja, penggrogotan batang, serangan sistim akar, injeksi racun.
_________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Peramalan hama menentukan apakah penerapan satu pestisida akan
cost-efektif, dengan mengevaluasi tingkatan-tingkatan
pengembangan tanaman dan hama dan dengan menetapkan
permulaan ekonominya.
46
BAB 4
1
BAGIAN
Bahaya
Alam
_________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Jumlah yang banyak dan varitas hama
memberi andil Kurangnya pengawasan pada produk-produk tanaman yang
terhadap kerentanan di impor.
Pembatasan pada sumber-sumber daya untuk memprediksi dan
menangani serbuan hama
Tidak cukupnya hasil tanaman pangan pada waktu normal
Daerah-daerah yang tidak mempunyai akses terhadap pengawasan
hama
Teknologi pertanian yang belum maju
_________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Gagalnya panen bisa menyebabkan kekurangan pangan,
khusus yang merugikan bahkan kelaparan, dan memberi tekanan pada sistim ekonomi.
_________________________________________________________________________________________
Tindakan pengurangan Manajemen hama terpadu yang menggunakan metode-metode
resiko yang mungkin pengendalian fisik yang memadai, kontrol sosial, penanaman tanaman
yang tahan hama, kontrol biologi, legislasi, kontrol kimia, dan mungkin
pembasmian.
_________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Menetapkan rencana nasional untuk pengendalian hama
khusus Pelatihan untuk pegawai pemerintah dan pengembangannya ke para
petani
_________________________________________________________________________________________
Kebutuhan khusus pasca Upaya-upaya pengendalian intenasional dan nasional
bencana Menyediakan cadangan pangan yang di butuhkan
_________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Penilaian kejadian dan dahsyatnya ledakan hama
dampak Survey dari udara dan daratan terhadap tanaman pangan yang rusak
Wabah
Penyakit
________________________________________________________________________________________
Difinisi : Paparan terhadap racun yang menyebabkan peningkatan yang nyata dalam
jumlah kasus-kasus parasit atau asal-usul infeksi.
_________________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Kondisi-kondisi yang tidak bersih, ramai, kemiskinan
Perubahan-perubahan ekologi yang nyaman untuk berkembang
biaknya vektor
Orang-orang yang tidak kebal yang bermigrasi ke daerah yang
sedang terjangkit penyakit
Menurunnya status gizi
Kontaminasi air atau cadangan pangan
47
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
_________________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Resiko pengenalan atau penyebaran penyakit
Kemungkinan banyaknya jumlah kasus-kasus
Penyakit yang parah yang menyebabkan ketidak mampuan atau
kematian
Resiko terhadap gangguan ekonomi dan sosial
Kurangnya pegawai profesional yang memadai, persediaan yang
dibutuhkan
Bahaya penularan internasional
_________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Epidemi bisa meningkat karena meningkatnya jumlah orang yang
bepergian atau bermigrasi dan gejala-gejala yang tidak aktif yang
sudah berlangsung secara lama dari penularan penyakit kelamin.
Laporan-laporan epidemi bisa meningkat karena peliputan medis
yang lebih baik. Prediksi dibantu oleh studi-studi epidemiologi tetapi
mungkin terbatas di daerah hunian yang baru terbentuk atau pada
kamp-kamp emergensi.
_________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Kemiskinan
memberikan andil Kurangnya kekebalan terhadap penyakit
terhadap kerentanan Gizi yang jelek, sanitasi yang jelek, kualitas air yang jelek, keramaian
Pengiriman bantuan medis yang diorganisir secara jelek
Penyakit-penyakit yang tahan terhadap obat-obatan
_________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Pembangunan dan pelayanan kesehatan emergensi
khusus yang merugikan Penyiapan rencana perkiraan dengan inventaris dari sumber-sumber
daya yang diperlukan
Menetapkan sistim peringatan dini lewat pengawasan rutin
Pelatihan staf nasional pada operasi-operasi emergensi
_________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Tindakan intervensi Memeriksa dan menegaskan diagnosa
khusus mengidentifisikan kasus-kasus, menemukan sumber-sumber epidemi,
menangani kasus-kasus dan mengontrol penyebarannya, menulis
laporan.
Pendidikan kesehatan masyarakat
_____________________________________________________________________________________________
Kebutuhan umum Bantuan emergensi medis; bantuan internasional, jika ter-
pasca bencana jangkit tidak lagi bisa ditahan
_____________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Survey epidmiologi; evaluasi sistim-sistim pelayanan kese
dampak hatan dan emergensi
48
BAB 4
1
BAGIAN
Bahaya
Alam
Kecelakaan
Industri dan Kimia
_____________________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Bencana/ ledakan dalam satu pabrik atau fasilitas tempat
penyimpanan yang menangani zat-zat beracun
Kecelakaan pada saat pengiriman bahan kimia
Kontaminasi makanan atau lingkungan karena salah penggunaan
bahan kimia
Menejemen pembuangan racun kimia yang tidak memadai
Gagalnya sistim teknologi
Kegagalan rancangan keamanan pabrik atau komponen-komponen
Bahaya alam seperti kebakaran, gempa bumi atau tanah longsor
Secara sengaja atau sabotase
_____________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Insiden kecelakaan industri dan kimia diperkirakan meningkat ketika
industrialisasi meningkat di negara-negara yang sedang berkembang
_____________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Orang-orang, bangunan-bangunan, ternak-ternak, tanaman
memberi andil terhadap pangan, dan lingkungan yang paling dekat dengan tempat
kerentanan kejadian adalah yang paling rentan, akan tetapi, skala besar pelepasan
polutan ke udara bisa menyebar sejauh ratusan kilometer.
Kurangnya ciri-ciri keselamatan atau kurangnya rencana evakuasi
Ketidaksadaran dari orang-orang yang rentan terhadap potensi
bahaya.
_____________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Kerusakan fisik Kerusakan atau kehancuran mungkin terjadi
khusus yang merugikan terhadap bangunan-bangunan dan infrastruktur.
Kecelakaan transportasi merusak kendaraan dan barang-barang lain
sebagai dampaknya. Kebakaran industri bisa menyebabkan
temperatur tinggi dan mempengaruhi area yang luas.
Korban banyak orang terbunuh atau terluka dan memerlukan
perawatan medis.
Lingkungan Kontaminasi udara, cadangan air, daratan, dan
kehidupan binatang bisa muncul. Daerah-daerah bisa menjadi tidak
dapat dihuni untuk manusia dan binatang. Sistim ekologi bisa
terganggu bahkan pada skala besar
_____________________________________________________________________________________________
Tindakan pengurangan Pengembangan satu rencana, seperti APELL (Kesadaran dan
resiko yang mungkin Kesiapan untuk Emergensi pada Tingkat Lokal), untuk membantu
para pembuat keputusan dan orang-orang teknis untuk memperbaiki
kesadaran komunitas tentang instalasi yang berbahaya dan
membantu mereka dalam menyiapkan rencana-rencana tanggapan
terhadap bencana
49
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
_____________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Pemetaan bahaya
khusus Identifikasi materi yang berbahaya
Pemeriksaan pabrik-pabrik kimia dan fasilitas penyimpanan
Memonitor prosedur pembuangan sampah racun
Memperbaiki kapasitas pemadam kebakaran
Monitoring tingkat polutan
Menyiapkan dan mempraktekan rencana-rencana evakuasi
Mengetest sirene peringatan
_____________________________________________________________________________________________
Kebutuhan umum Evakuasi dari area; SAR; sumber-sumber air alternatif;
pasca bencana pembersihan; monitor pengaruh-pengaruh lingkungan
_____________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Formulir proses APELL untuk evaluasi rencana respon emer
dampak gensi, CHEMTREC ( Pusat Emergensi Transportasi Kimia ) sistim-
sistim informasi
50
BAB 5
1
BAGIAN
Bencana-bencana yang
kompleks dan majemuk
BAB 5
Bencana bencana yang kompleks dan majemuk1
Kekuatan sosio/politik
Secara meningkat lewat banyak bagian-bagian dunia, satu tipe bahaya dapat
memicu satu bencana yang pada gilirannya memicu bahaya yang lain dan
bencana berikutnya. Sebagai contoh, satu kekeringan bisa menyebabkan
satu kelaparan yang pada gilirannya menyebabkan terjadinya satu konflik
sipil yang menyebabkan pindahnya orang dalam jumlah yang banyak. Satu
banjir mungkin bisa memaksa orang untuk mencari tempat perlindungan yang
aman menyeberangi batas internasional dimana sedang terjadi konflik antara
para pengungsi dan masyarakat setempat.
Bencana dan bahaya yang majemuk seperti itu tidak perlu harus terjadi
secara berurutan; mereka juga bisa terjadi secara bersamaan. Dengan
demikian, orang-orang yang terjebak diantara kekuatan-kekuatan yang
sedang bertempur dalam perang sipil mendapatkan bahwa di tengah-tengah
kekeringan yang dahsyat mereka tidak memiliki sarana baik untuk menanam
tanaman pangan ataupun untuk menerima bantuan dari luar.
Di negara-negara yang jumlahnya semakin bertambah, bencana-bencana
yang kompleks juga menjadi semakin nyata. Secara esensial satu bencana
yang kompleks adalah satu bentuk emergensi ciptaan manusia di mana
penyebab dari emergensi dan juga bantuan terhadap mereka yang tertimpa
bencana, terikat oleh tingkat pertimbangan pertimbangan politik yang intens.
Satu dan paling umum dari kondisi politik emergensi yang kompleks adalah
konflik sipil, yang menyebabkan runtuhnya otoritas politik di semua atau
sebagian dari satu negara. Pada kasus-kasus seperti itu, paling tidak satu
dari tiga situasi ini akan muncul :
1. Kemampuan pemerintah untuk membantu mereka yang tertimpa
bencana menjadi sangat terbatas.
2. Pemerintah menjadi sangat curiga atau tidak tertarik terhadap orang-
orang yang tertimpa bencana yang telah melarikan diri dari daerah
tidak berpemerintahan menuju ke daerah yang berpemerintahan.
3. Pemerintah atau kelompok oposisi sebenarnya menciptakan atau
mengumpulkan satu bencana lewat tindakan-tindakan yang
menggerakan pengungsian dan perpindahan orang dalam jumlah yang
besar.
Sebenarnya, banyak orang yang tertimpa bencana tersebut hidup di area-
area di luar kontrol pemerintah. Mereka sering kali adalah orang-orang yang
paling dibutuhkan dan mereka sering kali juga adalah yang paling sulit untuk
dijangkau oleh bantuan.
Bahan dari bab ini diambil dari modul topik khusus DMTP yang berjudul Orang-orang yang
1
Terusir dalam Konflik Sipil oleh Frederich Cuny; Resolusi Dewan Umum 46/182; Ringkasan
Eksekutif dari Consolidated Appeal tahun 1992 untuk Horn, Afrika; dan tema-tema Emergensi
yang dinyatakan dalam laporan situasi SHEPA pertama.
51
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Alasan-alasan kepedulian
Sistim bantuan kemanusiaan internasional sekarang ini baru mulai menemui
tantangan bekerja dengan orang-orang yang terusir. Ada tiga alasan mendasar
untuk peduli terhadap agen-agen pertolongan. Satu adalah kenyataan bahwa
orang-orang yang terusir ini sering kali tidak memenuhi syarat untuk menerima
pertolongan dan bantuan yang ada untuk para pengungsi ( individual yang
52
BAB 5
1
BAGIAN
Bencana-bencana yang
kompleks dan majemuk
53
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
54
2
BAGIAN
DAFTAR ISI
2
BAGIAN
KESIAPAN BENCANA
55
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
BAGIAN
KESIAPAN BENCANA
Kata pengantar
Bagian pertama dari modul ini memperkenalkan latar belakang informasi
mengenai bahaya-bahaya, bencana-bencana, dan kontinum bencana. Sisa
dari modul ini akan membahas setiap fase dari kontinum bencana dengan
fokus khusus pada kesiapan, respon dan pengurangan
Kerangka kerja untuk mempelajari fase-fase bencana ini adalah
menejemen bencana yang sudah didifinisikan sebagai
Cakupan dari manajemen bencana, oleh karena itu, dapat termasuk semua
aktivitas yang terkait dengan bencana. Aktivitas ini menjadi begitu inklusif
sehingga tidak ada satu orangpun bertanggung jawab terhadap seluruh
lapangan. Sebagai gantinya tanggung jawab tersebut dibagi sesuai dengan
deskripsi kerja dan dibatasi oleh fungsi-fungsi utama organisasi. Palang merah,
sebagai contoh, bekerja terutama sekali dalam hal kesiapan dan fase-fase
respon emergensi dan hanya kadang-kadang saja dalam bidang rekonstruksi.
Beberapa LSM bekerja hanya dalam bidang rekonstruksi. Bahkan
pemerintah, dengan tanggung jawabnya yang luas untuk keseluruhan aspek
manajemen bencana, memecah komponen-komponen untuk dikelola oleh
beberapa agen-agennya. PBB mempunyai alokasi tanggung jawab yang sama
sebagai satu fungsi dari mandat-mandat agen-agennya dan para ahli sektoral.
Bab-bab berikut akan mendiskusikan aktivitas-aktivitas komponen
manajemen bencana. Anda akan diminta untuk mengevaluasi tanggung jawab
individual dan organisasi yang berhubungan dengan setiap fase aktivitas.
Setelah membaca naskah dari bagian ini dan menyelesaikan latihan, anda
seharusnya mengetahui konsep dasar, tujuan dan elemen-elemen manajemen
bencana.
Anda akan dapat :
n menerangkan tim-tim manajemen bencana negara dan PBB dan
Tujuan peran dari masing-masing anggota
Pembelajaran n mengidentifisikan komponen perencanaan kesiapan bencana
n menerangkan peran kerentanan dan penilaian resiko sebagai
prasyarat terhadap pengurangan bencana
56
BAB 6
2
BAGIAN
Tim manajemen bencana,
peran dan sumber daya
BAB 6
57
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
A_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
58
BAB 6
2
BAGIAN
Tim manajemen bencana,
peran dan sumber daya
Peran UNDP
UNDP memfokuskan terutama pada aspek-aspek yang terkait dengan
pembangunan dari resiko-resiko dan terjadinya bencana, dan pada penyediaan
bantuan teknis terhadap pembangunan institusi dalam kaitanya dengan semua
aspek menejemen bencana. Oleh karena itu penekanannya pada :
a. Penggabungan tindakan-tindakan kesiapan dan pengurangan resiko
jangka panjang dalam program dan perencanaan pembangunan yang
normal, termasuk bantuan untuk tindakan pengurangan khusus dimana
diperlukan.
59
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
60
BAB 6
2
BAGIAN
Tim manajemen bencana,
peran dan sumber daya
61
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
62
BAB 6
2
BAGIAN
Tim manajemen bencana,
peran dan sumber daya
63
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Kerjasama UNDRO/UNDP
UNDP dan UNDRO saling melengkapi satu dengan yang lain. UNDP
mempunyai pengalaman yang luas dalam bidang administrasi dan
perencanaan pembangunan, dan mempunyai kantor-kantor lapangan yang
tetap. UNDRO mempunyai pengetahuan dan pengalaman khusus dalam
bidang menejemen bencana, dan menetapkan kontak-kontak dengan badan
badan khusus yang relevan. Kenyataan bahwa resident representative
UNDP juga mewakili UNDRO membantu untuk meyakinkan kerjasama
yang baik antara organisasi-organisasi.
Pada tingkat negara kantor-kantor lapangan UNDP biasanya mengelola
dana dan sumber-sumber daya yang disalurkan lewat UNDRO, dengan
mengikuti prosedur-prosedur antar agen yang normal. Hal ini mencakup
pengadaan suplai dan pelayanan lokal, dan perekrutan serta perjanjian
karyawan tidak tetap.
64
BAB 6
2
BAGIAN
Tim manajemen bencana,
peran dan sumber daya
FAO Sampai dengan $ 20.000 atas kebijaksanaan dari FAOR dalam konteks emergensi
yang sedang berlangsung atau bantuan proyek jangka panjang
UNDP Sampai dengan $ 50.000 untuk setiap kejadian untuk bantuan yang bersifat segera;
disetujui oleh Direktor DOF yang menindak lanjuti permohonan dari perwakilan
residen.
Sampai dengan $ 1,1 juta untuk bantuan teknis rehabilitasi dan rekonstruksi; yang
sisetujui oleh Administrator atau Konsul Pemerintah
Dana-dana IPF untuk bantuan teknis terhadap manajemen emergensi adalah operasi-
operasi besar yang disetujui oleh pemerintah; yang mendapat persetujuan dari
Direktur PCO.
UNDRO Sampai dengan $ 50.000 untuk setiap bencana, berlaku untuk penyediaan sumber-
sumber daya; yang disetujui oleh koordinator UNDRO menindak lanjuti permohonan
dari Pemerintah dan proposal dari pewakilan residen atau organisasi atau agen
PBB yang lain.
UNHCR Alokasi dari cadangan emergensi global untuk bantuan pengungsi, disetujui oleh
Komisioner Tinggi.
UNICEF Sampai dengan $25.000 pembelokan dari dana-dana program yang ada atau
cadangan-cadangan yang ada dalam negara atas kebijaksanaan dari perwakilan
negara berdasarkan persetujuan dengan Pemerintah. Jumlah yang lebih besar dari
cadangan emergensi global ( $ 4 juta per tahun ) ; disetujui oleh Direktur Eksekutif
menindak lanjuti proposal dari perwakilan negara.
Kemungkinan penyimpangan dari dana-dana program negara yang ada kalau terjadi
bencana nasional yang besar.
WFP Kemungkinan meminjam komoditas bantuan pangan dari proyek-proyek
pembangunan yang sedang berlangsung yang dibantu oleh WFP, stok dari pemerintah
atau donor yang lain, berlaku atas persetujuan markas besar untuk menjamin
penggantian.
Sampai dengan $ 50.000 untuk pembelian komoditas lokal atas kebijaksanaan
dari Direktur Operasional di mana tidak ada sarana lain mengatur pengiriman secara
tepat waktu.
Alokasi terutama dari Cadangan Emergensi Pangan Internasional (IEFR), yang
dikelola oleh WFP, dan dari sumber-sumber daya umum dari WFP ( $ 45 juta per
tahun )
WHO Cadangan global dari mana alokasi dapat disediakan untuk prioritas kebutuhan
medis dalam mengantisipasi kontribusi lembaga donor khusus; disetujui oleh Direktur
ERO.
65
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Koordinasi
Koordinasi seperti yang digunakan dalam manual, mempunyai arti :
Pertukaran inteligen informasi dan kejujuran, diskusi yang konstruktif
dari isu-isu dan kemungkinan alur tindakan.
Mencapai konsensus terhadap tujuan-tujuan dan strategi secara
menyeluruh.
Adopsi sukarela oleh mereka yang peduli dari tanggung jawab khusus
dan tugas-tugas dalam konteks strategi dan tujuan-tujuan yang sudah
disetujui.
Koordinasi didasarkan pada sikap saling menghormati terhadap
kompetensi-kompetensi dan tanggung jawab yang disetujui dari masing-
masing pihak, dan kemauan untuk mengkoordinasikan dalam menangani
dan menyelesaikan masalah-masalah dalam pencarian tujuan bersama.
66
BAB 6
2
BAGIAN
Tim manajemen bencana,
peran dan sumber daya
A________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
67
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
BAB 7
Kesiapan Bencana
Konsep dari kesiapan bencana sangat jelas. Tujuannya adalah untuk
meyakinkan bahwa secara tepat sistim yang memadai untuk bencana,
prosedur dan sumber-sumber daya berada di tempat kejadian dan bisa
membantu mereka yang tertimpa oleh bencana dan memungkinkan mereka
untuk bisa menolong diri mereka sendiri.
Tujuan-tujuan dari kesiapan bencana adalah untuk
Dampak bencana meminimalisir pengaruh-pengaruh yang merugikan dari
Fase pengurangan resiko pra-bencana satu bahaya lewat tindakan-tindakan berjaga-jaga yang
efektif, dan untuk menjamin secara tepat, organisasi
Kesiapan
yang tepat dan efisien dan pengiriman respon
emergensi yang menindak lanjuti dampak dari satu
bencana.
Difinisi ini menetapkan kerangka kerja yang luas
terhadap kesiapan bencana, akan tetapi sangatlah
Bantuan
bermanfaat untuk memikirkan tentang beberapa poin
yang implisit dalam difinisi ini.
Mitigasi untuk meminimalisir pengaruh-pengaruh yang
Rehabilitasi merugikan dari satu bahaya
Pengurangan resiko bencana dimaksudkan untuk
Rekonstruksi meminimalisir pengaruh-pengaruh yang merugikan dari
satu bahaya dengan menghilangkan kerentanan dimana
kalau tidak dilakukan ini, bahaya akan terbuka dan
fase pemulihan pasca bencana
secara langsung mengurangi potensi dampak satu
bahaya sebelum bahaya tersebut menyerang. Kesiapan
bencana dalam bentuknya yang paling kejam menganggap bahwa kelompok-
kelompok orang tertentu akan tetap rentan, dan kesiapan harus menanggung
konsekuensi-konsekuensi dari dampak satu bahaya.
lewat tindakan-tindakan berjaga-jaga yang efektif
Penting untuk memperhatikan bahwa istilah yang digunakan tindakan-
tindakan berjaga-jaga , terlalu sering hasil akhir dari kesiapan bencana dilihat
sebagai satu rencana yang statis untuk dipikirkan dan kemudian dimasukan
dalan file sampai hal ini diperlukan. Kesiapan bencana , secara berlawanan,
harus dilihat sebagai satu proses yang aktif dan terus menerus. Tentu saja,
baik rencana-rencana maupun strategi-strategi diperlukan, akan tetapi hal
tersebut harus merupakan usaha-usaha yang dinamis, yang sering ditinjau
lagi, dimodifikasi, diperbaharui dan diujicobakan.
untuk meyakinkan secara tepat, memadai, dan organisasi yang efisien
dan pengiriman
Mungkin satu dari aspek yang paling sulit dari menejemen bencana adalah
masalah waktu. Masalah waktu juga mempengaruhi konsep kesiapan
bencana. Kecepatan dan ketepatan waktu sering kali telah diperlakukan
secara sama, yang merupakan cacat konsep yang besar. Keputusan-
keputusan yang terkait dengan waktu harus mempertimbangkan hubungan
antara masukan-masukan bantuan dan pengaruh-pengaruhnya. Dalam
68
BAB 7
2
BAGIAN
Kesiapan
Bencana
beberapa tipe bencana, banjir, sebagai contoh, ada beberapa dasar tertentu
seperti tempat berlindung dan pakaian yang mungkin dibutuhkan dengan
segera. Terkait dengan mengurangi tekanan yang bersifat mendadak,
kecepatan sangatlah penting. Akan tetapi, ada bentuk-bentuk lain.
Demikian juga, bantuan yang memadai membutuhkan penelitian yang
hati-hati. Isu-isu ini berada di luar cerita-cerita standar dari daging babi
kalengan dan sepatu berhak tinggi terhadap banjir, Komunitas muslim. Isu
ini berlaku untuk mereka yang berkepentingan dan hubungan alami antara
kesiapan bencana, rehabilitasi dan pemulihan. Yang paling penting kita perlu
menanyakan jika salah satu dari tujuan-tujuan yang penting dari kesiapan
bencana penyediaan dari bantuan yang memadai dirancang semata-
mata untuk meyakinkan bertahan hidupnya komunitas yang tertimpa
bahaya secara segera atau, dalam menjamin keselamatan segera, untuk
secara bersamaan membuka jalan terhadap pemulihan kembali ?
organisasi yang efisien dan pengiriman
Organisasi yang efisien dan pengiriman menyarankan kriteria yang jelas
untuk kesiapan bencana yang efektif. Perencanaan yang sistimatis, distribusi
yang dilakukan secara baik, peran yang jelas dan tanggung jawab adalah
sangat vital. Akan tetapi, terlalu sering situasi bencana menciptakan kondisi-
kondisi kekacauan. Rencana-rencana yang digelar secara baik dapat
mengurangi, akan tetapi tidak menghilangkan kekacauan itu. Sampai pada
satu tingkat yang memungkinkan, rencana-rencana kesiapan harus
mengantispasi sumber-sumber kekacauan dan sama pentingnya harus juga
mencoba mengantisipasi apa yang harus dilakukan pada saat rencana
menjadi serba salah. Akan tetapi, dimana satu kriteria efisiensi menjadi
secara khusus penting adalah dalam konteks distribusi. Kunci disini untuk
meyakinkan bahwa efisiensi diukur dalam istilah kemampuan untuk
mengirim bantuan yang diperlukan kepada mereka yang paling rentan.
Terlalu sering dalam situasi bantuan bencana, makanan dan bantuan non-
makanan tiba di tempat bencana , akan tetapi tidak ada sistim atau struktur
yang sudah dibentuk untuk menjamin bahwa mereka yang paling
membutuhkan adalah memang yang paling berhak. Pada akhirnya, uji coba
yang paling penting dari efisiensi adalah bahwa mereka-mereka yang
membutuhkan benar-benar diberikan secara memadai.
Komponen-komponen kesiapan bencana
Ada sembilan komponen utama yang tercakup dalam
kesiapan bencana yang memberikan kerangka kerja di Kerangka Kerja Kesiapan Bencana
mana berdasarkan kerangka kerja tersebut strategi
kesiapan bencana nasional dapat dikembangkan. pengkajian kerangka
kerentanan perencanaan
kerja institusi
Mengkaji kerentanan
Mendasar untuk semua aspek manajemen bencana sistim penyediaan sistim
adalah informasi. Hal ini merupakan satu poin yang informasi sumber daya peringatan
nampak jelas, akan tetapi sering kali dilupakan. Manajer
bencana mungkin tahu bahwa komunitas atau daerah pelatihan dan
mekanisme
geographis tertentu rentan terhadap dampak dari respon
pendidikan gladi
umum
serangan bahaya yang bersifat mendadak ataupun yang
lamban. Tetapi, pada realitanya, sampai satu keputusan
dibuat pada cara-cara yang sistimatis untuk mengumpulkan dan menilai
informasi mengenai kerentanan terhadap bencana, manajer itu sedang atau
akan bekerja secara sia-sia.
69
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
lereng yang
tidak stabil
sungai
sungai
Perencanaan
Melalui semua aktivitas yang dirancang untuk mempromosikan kesiapan
bencana, tujuan yang paling utama adalah mempunyai rencana-rencana yang
siap yang sudah disepakati, yang dapat diimplementasikan dan untuk
komitmen mana dan sumber-sumber daya yang relatif terjamin. Rencana
itu sendiri harus menyentuh poin-poin lain dalam kerangka kerja ini.
70
BAB 7
2
BAGIAN
Kesiapan
Bencana
Daftar kebutuhan bantuan terlalu panjang untuk dimuat didalam modul ini,
akan tetapi daftar ini mengindikasikan beberapa persyaratan utama :
tempat berlindung
obat-obatan
makanan
makanan tambahan
sistim komunikasi
sistim logistik
pekerja-pekerja pemulihan
peralatan pembersihan
Sistim peringatan
Untuk sebagian besar tipe serangan bencana yang cepat, sistim peringatan
dapat menyelamatkan banyak kehidupan. Dengan memberi pemberitahuan
yang memadai terhadap masyarakat yang rentan akan datangnya satu
bencana, mereka dapat meloloskan diri dari kejadian itu atau mengambil
tindakan berjaga-jaga untuk mengurangi bahaya. Akan tetapi, kamu harus
mengasumsikan bahwa sistim-sistim komunikasi yang berfungsi, seperti
telepon dan teleks, tidak tersedia pada saat terjadi bencana besar. Mulailah
merencanakan satu sistim peringatan dengan asumsi seperti itu.
Pertimbangkan jenis perlengkapan komunikasi apakah yang akan dibutuhkan
dan berkelanjutan jika jalur-jalur pembangkit listrik dan stasiun-stasiun
penerima rusak. Rencana kesiapan harus mencakup penyediaan akses
terhadap sistim komunikasi alternatif di antara polisi, militer dan jaringan
pemerintah.
Peringatan juga penting untuk serangan bencana yang lambat dan
pemindahan populasi. Dalam hal ini disebut peringatan dini dan berhubungan
dengan informasi dan distribusinya dengan pertimbangan apakah :
Pemberitahuan secara tepat waktu dari satu krisis dunia yang
akan terjadi dalam hal persediaan makanan membuat
persiapan atau pencegahan terhadap penduduk yang dipaksa
bermigrasi
Mekanisme tanggapan
Tes yang paling mutlak dari satu rencana adalah keefektifan tanggapan
terhadap peringatan dan dampak bencana . Pada tahapan tertentu dalam
proses peringatan, berbagai tanggapan harus dimobilisir. Pentahapan
tanggapan menjadi satu faktor yang penting dalam merancang rencana
kesiapan. Bagian 9 menyiapkan tanggapan-tanggapan yang dikehendaki.
Pelatihan dan pendidikan umum
Fokus dari rencana kesiapan bencana harus mengantisipasi, pada tingkat
tertentu, tipe-tipe persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk tindakan
dan tanggapan terhadap peringatan dan operasi pemulihan bencana. Rencana
ini harus juga mengkhususkan pada cara-cara untuk menjamin bahwa
persyaratan-persyaratan seperti itu dapat dipenuhi. Meskipun demikian, Fujieda, Japan
prosesnya hanya akan efektif jika mereka-mereka yang menjadi ahli waris Anak-anak sekolah sedang
utama mengetahui apa yang harus diperbuat pada saat terjadi bencana dan berlatih latihan keamanan
tahu apa yang diharapkan. Untuk alasan ini, bagian penting dari rencana gempa
kesiapan bencana adalah pendidikan untuk merek yang mungkin terancam
71
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
oleh bencana. Pendidikan semacam itu bisa terdiri dari banyak bentuk, seperti:
(1) Pendidikan umum di sekolah-sekolah untuk anak-anak dan remaja, yang
menekankan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan jika ada ancaman
bencana ( sebagai contoh, gempa bumi ); (2) Kursus-kursus pelatihan khusus,
yang dirancang untuk orang dewasa baik secara khusus atau sebagai dimensi
tambahan dari program-program yang sedang berlangsung seperti Tindakan
Kesehatan Preventif atau Program Kesehatan Ibu dan Anak; (3) Program
pengembangan , dimana komunitas dan pekerja-pekerja perluasan berbasis
desa diinstruksikan untuk menyediakan informasi yang relevan dan dilatih
untuk tugas-tugas yang harus mereka jalani selama kejadian bencana; (4)
Informasi umum, lewat media massa, televisi, radio atau cetakan, tidak pernah
akan bisa menggantikan dampak dari instruksi langsung. Akan tetapi, jika
dirancang dan disajikan secara sensitif, media massa bisa menyediakan
tambahan yang bermanfaat terhadap proses pendidikan secara keseluruhan.
Gladi
Seperti halnya manuver militer tidak bisa secara
penuh memotret realita dari peperangan,
demikian juga dengan gladi kesiapan bencana
tidak bisa memotret secara penuh dinamika
dan potensi kekacauan dari satu operasi bantuan
bencana. Meskipun demikian, fakta itu tidak
harus menjadi satu alasan untuk menghindari
perlunya gladi yang menekankan kembali poin-
poin yang dibuat dalam program pelatihan yang
terpisah, itu juga akan menguji sistim secara
kesuluruhan dan, secara tetap, mengungkap
lubang-lubang yang bisa saja akan terlewatkan1.
1
Bagian sebelumnya dari bab ini diambil dari modul pelatihan
UNDP/UNDRO derjudul, Kesiapan Bencana, oleh Randolph
Kent.
Alam dalam
keributannya
Foto oleh Paul Chesley Kesiapan terhadap serangan bencana yang lambat dan yang
mendadak
Aktivitas-aktivitas kesiapan untuk serangan bencana yang lambat sering kali
bervariasi dibanding serangan-serangan yang bersifat mendadak. Serangan
bencana yang bersifat lambat mungkin memerlukan keterlibatan yang lebih
aktif pada bagian perencana, khususnya menyangkut monitoring sistim-sistim
peringatan dini, terhadap kelaparan, perang, dan perselisihan sipil. Tanggapan
pengobatan terhadap masalah-masalah yang diindikasikan oleh peringatan
dini ( potensi bencana ) adalah satu pengembangan dari kesiapan.
Kesiapan terhadap serangan bencana yang mendadak mencakup moni-
toring terhadap prediksi dan peringatan akan bencana yang mungkin muncul
dalam hitungan hari atau jam. Emergensi bisa berkembang dalam waktu
yang sangat singkat dan tergantung pada seperangkat prosedur dan sumber-
sumber daya yang sangat berbeda dibandingkan dengan serangan emergensi
yang lambat.
72
BAB 7
2
BAGIAN
Kesiapan
Bencana
Perencanaan ____________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________
Gladi __________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________
73
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
A.
Komponen kesiapan bencana
1. _____Penilaian kerentanan
2. _____Perencanaan
3. _____Hubungan kerja antar lembaga
4. _____Sistim informasi
5. _____Penyediaan sumber daya
6. _____Sistim peringatan
7. _____Mekanisme tanggapan
8. _____Pelatihan dan pendidikan umum
9. _____Gladi
Contoh-contoh
9-D Jika informasi ini tidak tersedia, atau hanya sebagian saja tersedia, UN-
8-H DMT harus menyusun dan mengelolanya sebagai usaha tim, biasanya bekerja
7-B sama dengan rekan-rekan nasional. Agen-agen khusus ini masing-masing
6-I akan membahas bidang-bidang yang menjadi perhatian. Resident Coordina-
5-F tor harus mengetahui bahwa semua sektor tercakup.
4-A
3-G Check list yang disajikan di sini harus digunakan untuk lingkungan setempat.
2-E Perhatian khusus harus diberikan terhadap informasi yang relevan dengan
1-C wilayah dan komunitas khususnya yang rentan dan rawan tertimpa bencana.
Jawaban
74
BAB 7
2
BAGIAN
Kesiapan
Bencana
75
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
76
BAB 7
2
BAGIAN
Kesiapan
Bencana
77
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
78
BAB 7
2
BAGIAN
Kesiapan
Bencana
79
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
80
BAB 7
2
BAGIAN
Kesiapan
Bencana
A_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________
81
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
BAB 8
Kerentanan dan pengkajian resiko1
Bab ini menyuguhkan pertimbangan sifat dari resiko; mendiskusikan teknik-
teknik lewat teknik-teknik tersebut bahaya alam dan resiko yang
menyertainya terhadap kerugian-kerugian di masa mendatang dapat
diestimasikan; dan bab ini juga mendiskusikan cara-cara dimana estimasi
resiko yang akan datang dapat digunakan untuk membantu pilihan terhadap
strategi pengurangan bencana yang optimal.
Pertama, marilah kita meninjau kembali difinisi dari istilah-istilah kunci.
Resiko adalah hilangnya kehidupan yang sudah diharapkan, orang-orang
terluka, properti yang rusak, dan aktivitas ekonomi yang terganggu yang
disebabkan oleh karena satu bahaya yang khusus. Resiko adalah
kemungkinan dari satu bencana yang muncul dan menyebabkan tingkat
kerugian yang khusus.
Pengkajian resiko menetapkan besarnya kerugian yang sudah
diestimasikan yang dapat diantisipasi di daerah-daerah khusus selama periode
waktu yang khusus.
Manajemen resiko
Salah satu dari prinsip-prinsip yang menggaris bawahi modul pelatihan ini
adalah bahwa sebagian besar orang yang bekerja dalam bidang pembangunan
pada satu waktu terlibat dalam manajemen bencana. Bahkan jika Anda,
sebagai orang awam atau seorang ahli sektoral, Anda sungguh-sungguh
memainkan peran yang penting ketika masuk kedalam manajemen resiko.
Rancangan proyek-proyek pembangunan harus mencakup satu latihan dalam
bidang manajemen resiko.
Tugas keseluruhan dari manajemen resiko harus mencakup baik estimasi
dari besarnya resiko khusus dan juga evaluasi terhadap betapa pentingnya
terhadap kita resiko itu. Oleh karena itu, proses dari manajemen resiko
mempunyai dua bagian : penilaian resiko dan evaluasi resiko. Penilaian resiko
memerlukan penghitungan resiko dari data dan pemahaman proses-proses
yang terlibat. Evaluasi resiko adalah penilaian bahwa satu masyarakat
menempatkan resiko-resiko yang menghadang mereka dalam menentukan
apa yang harus dilakukan terhadap resiko-resiko itu.
Kemungkinan resiko
Resiko sering kali diukur dalam cara-cara yang umum. Sebagai contoh, ada
kemungkinan dari satu individu meninggal dalam waktu satu tahun dari :
1diantara 200 orang jika orang itu merokok sebanyak 10 batang per hari;
1diantara 23.000 dalam satu bencana gempa bumi di Iran; dan 1 diantara
10.000.000 yang tersambar petir di Amerika Serikat. Estimasi resiko yang
kasar seperti itu dapat bermanfaat untuk tujuan-tujuan pembanding, tetapi
biasanya menyembunyikan variasi-variasi yang besar dalam resiko terhadap
individu atau daerah-daerah yang berbeda. Dalam kasus Iran, orang yang
tinggal didekat patahan gempa berada pada resiko yang lebih besar dibanding
dengan mereka yang tinggal jauh dari gempa tersebut. Demikian pula halnya,
orang yang tinggal dalam rumah-rumah bangunan batu yang dibangun secara
tidak baik dekat patahan gempa lebih beresiko dibanding dengan mereka
yang mungkin tinggal didekat bangunan-bangunan kayu yang dibangun dengan
baik.
1
Bab ini diambil dari modul pelatihan UNDP/UNDRO berjudul Penilaian Resiko dan Kerentanan
yang ditulis oleh A.W. Cobum, R.J.S. Spence and A. Pomonis
82
BAB 8
2
BAGIAN
Kerentanan dan
penilaian resiko
Oleh karena itu, tahapan pertama dalam manajemen resiko adalah, menghitung
probabilitas resiko. Tahapan kedua adalah mengevaluasi resiko, yaitu,
melemparkan pengkajian tentang seberapa serius resiko itu. Pentingnya satu
komunitas menempatkan resiko dari satu bencana cenderung dipengaruhi
oleh jenis dan tingkat resiko-resiko harian lain yang dihadapi komunitas itu.
Bahkan jika resiko dari satu bahaya alam itu sangat siknifikan, hal ini tidaklah
seperti membandingkan, sebagai contoh, dengan resiko kematian anak dalam
satu masyarakat tingkat perawatan kesehatan primer yang sangat minim.
Desa-desa yang berada pada lembah-lembah gunung yang berbahaya dari
Pakistan Utara secara reguler tertimpa bencana banjir, gempa bumi , dan
tanah longsor, jangan merasa bahwa pengurangan bencana harus menjadi
salah satu prioritas mereka. Prioritas mereka adalah perlindungan terhadap
resiko yang lebih besar terhadap penyakit dan kegagalan irigasi.
Ketika masyarakat berkembang secara ekonomi, pengurangan resiko
cenderung dianggap mempunyai kepentingan yang lebih besar bagi mereka.
Pembangunan itu sendiri dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
bencana, akan tetapi ketika masyarakat menjadi lebih kaya, lebih banyak
sumber daya yang bisa disediakan untuk diinvestasikan pada tingkatan tertentu
terhadap perlindungan. Perlindungan dari proses pembangunan yang tidak
berkesinambungan sendiri menjadi isu pengurangan bencana.
83
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Tabel 1 Kehilangan
Parameter kerugian Konsekuensi Tindakan Nyata Tidak nyata
untuk analisa resiko
kematian jumlah penduduk kerugian individu yang aktif pengaruh psikologis dan sosial
secara ekonomi terhadap sisa masyarakat
operasi Volume tenaga kerja, orang- biaya mobilisasi, tekanan dan terlalu
emergensi orang yang dipekerjakan investasi dalam banyaknya kerja terhadap
harian, peralatan dan sumber kapabilitas kesiapan peserta bantuan
daya
gangguan jumlah hari kerja, nilai kerugian produksi reputasi, daya saing,
ekonomi volume kerugian produksi peluang
84
BAB 8
2
BAGIAN
Kerentanan dan
penilaian resiko
Satu contoh pemetaan adalah studi potensi kerugian. Contoh ini terdiri
dari pemetaan pengaruh kemungkinan munculnya bahaya yang menimpa
satu daerah atau negara. Contoh ini memperlihatkan lokasi dari komunitas
yang cenderung mengalami kerugian-kerugian besar. Pengaruh bahaya dari 1
setiap daerah dikalkulasikan untuk setiap komunitas yang berada didalam BAHAYA
daerah-daerah untuk mengidentifikasikan Komunitas-komunitas Yang Paling
Berresiko . Hal ini menunjukan , sebagai contoh, kota-kota mana atau desa-
desa mana yang cenderung mengalami kerugian yang paling besar, yang
harus menjadi prioritas untuk program-program pengurangan kerugian, dan
yang cenderung memerlukan bantuan paling banyak atau bantuan
penyelamatan pada saat terjadi bencana besar.
2
Berikut ini adalah satu contoh pemetaan potensi kerugian. Contoh ini RESIKO
menyajikan resiko sebagai tingkatan dari kerugian yang akan muncul jika ELEMEN-ELEMEN
satu tingkat bahaya tertentu harus terjadi pada semua lokasi secara
bersamaan. Dalam hal ini tipe kerugian yang ditentukan lokasinya ( Peta 4)
adalah para korban gempa bumi di daerah kota di Turki. Para korban
didefinisikan sebagai mereka yang rumahnya mudah dihancurkan secara
total oleh satu gempa bumi yang paling besar yang sudah diperkirakan
satu tindakan digunakan karena telah didapatkan di Turki untuk mengkaitkan
secara dekat dengan jumlah yang terbunuh atau terluka. Potensi kerugian
yang ditentukan pada setiap lokasi diambil dari tiga tipe lain dari data yang 3
berbeda secara geographis, yang ditunjukkan pada Peta 1,2 dan 3. ( Lihat KERENTANAN
gambar 8.1 )
Peta 1. menunjukkan bahaya bencana sehubungan dengan intensitas
maksimum dari gempa bumi yang mungkin terjadi disana.
Peta 2. menunjukkan elemen-elemen yang beresiko dalam hal ini ukuran
total dari populasi perkotaan. Kota-kota kecil dan besar ditentukan secara
individual, dan diidentifisir oleh lingkaran-lingkaran yang daerahnya mewakili
populasi. Populasi di kota-kota yang lebih kecil yang berjumlah 2.000 sampai
dengan 25.000 ditunjukan dalam bentuk satu kepadatan populasi. Elemen
lain yang beresiko dapat dipetakan dengan cara yang sama.
Peta 3 memperlihatkan satu aspek dari kerentanan elemen-elemen yang
berbahaya itu. Para koban diakibatkan oleh runtuhnya bangunan-bangunan.
Kerentanan dari satu bangunan tergantung terutama sekali pada tipe
bangunan. Perkiraan klasifikasi tipe-tipe bangunan di Turki membagi menjadi
hanya tiga tipe : tembok dari batako dan puing-puing, tembok dari batu bata
dan kayu, dan kerangka beton yang diperkuat. Satu estimasi dibuat untuk
proporsi bangunan yang diperkirakan akan runtuh.
Peta 4. menunjukkan analisa dari ketiga peta sebelumnya untuk setiap
lokasi. Hal ini ditarik dengan mengestimasikan jumlah orang yang hidup 4
pada masing-masing tipe bangunan, ( dari Peta 2 dan 3 ) dan kemudian RESIKO
mengestimasi proporsi potensial dari bangunan yang runtuh dari setiap tipe
jika gempa bumi paling dahsyat harus terjadi disana. Jumlah keseluruhan
potensi korban diperoleh dengan menambah korban dari tiga tipe bangunan
secara keseluruhan.
85
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Evaluasi kerentanan
Kerentanan adalah kecenderungan dari hal-hal yang rusak karena satu
bahaya. Kehidupan manusia dan kesehatan berresiko secara langsung
terhadap pengaruh-pengaruh yang merusak dari satu bahaya. Mata
pencaharian dan kehidupan mereka terancam karena rusaknya bangunan,
tanaman pangan, ternak atau peralatan di mana manusia bergantung pada
hal ini. Setiap bahaya mempunyai rangkaian elemen resiko yang sedikit
berbeda. Sebagian besar kerja mitigasi bahaya difokuskan pada mitigasi
kerentanan, dan agar bisa bertindak untuk mengurangi kerentanan, para
perencana pembangunan perlu satu pemahaman akan elemen-elemen mana
yang paling beresiko mengalami bahaya-bahaya utama yang telah
diidentifikasi.
Pengkajian kerentanan adalah proses estimasi kerentanan terhadap
potensi bahaya bencana.Untuk tujuan-tujuan sosio-ekonomi pengkajian ini
melibatkan pertimbangan dari semua elemen-elemen penting dalam
masyarakat, termasuk pertimbangan fisik , ekonomi dan sosial, dan sampai
pada tingkat mana pelayanan-pelayanan yang penting dapat terus berfungsi.
Seperti sudah kita catat pada bab 1 akar penyebab kerentanan terhadap
bencana di negara-negara berkembang adalah kemiskinan dan
pembangunan yang tidak adil. Pertumbuhan penduduk yang cepat, migrasi
masa atau ke daerah perkotaan, pola-pola yang tidak adil dari kepemilikan
tanah, kurangnya pendidikan, dan pertanian subsisten pada lahan-lahan mar-
ginal menyebabkan kondisi yang rentan seperti penempatan bangunan dan
tempat hunian pada tempat yang tidak aman, rumah-rumah yang tidak aman,
penggundulan hutan, kekurangan gizi, pengangguran, kekurangan pekerjaan,
Gambar 8.1 dan buta huruf.
Study potensi kerugian
1-Bahaya
2-Elemen-elemen
yang beresiko
( populasi )
86
BAB 8
2
BAGIAN
Kerentanan dan
penilaian resiko
3-Kerentanan
4-resiko korban
(potensi kematian)
87
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
A_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
terluka
mungkin menminggal atau
b) jumlah penduduk yang _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
rusak.
bangunan-bangunan itu
a) seberapa parah
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
mengestimasi _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
beresiko dengan ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
kerentanan elemen yang _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Tahap tiga: menentukan __________________________________________________________________________________
elemen yang beresiko. _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Tahap dua: inventarisasi __________________________________________________________________________________
selama masa proyek Anda. _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
badai tersebut muncul __________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
menentukan kemungkinan
badai tropis untuk
Tahap satu: meninjau sejarah
__________________________________________________________________________________
Jawaban _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
88
3
BAGIAN
DAFTAR ISI
3
BAGIAN
89
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
3 TANGGAPAN TERHADAP
BAGIAN
BENCANA
Setelah membaca materi ini dan menyelesaikan latihan-latihan pada bagian
3 Anda seharusnya bisa :
n mengidentifikasikan kategori-kategori utama dari aktivitas dan
tanggung jawab dari tanggapan bencana
Tujuan n mengidentifikasikan tujuan-tujuan dari pengkajian bencana dan
bagaimana data pengkajian digunakan
Pembelajaran n menggambarkan peran dari organisasi PBB tempat Anda bekerja
dalam berbagai aktivitas tanggapan bencana
n mengidentifikasikan poin-poin penting untuk mengambil tindakan
dalam hal koordinasi dan menejemen informasi
n menggambarkan peluang-peluang pembangunan di dalam fase
rekonstruksi bencana
BAB 9
Tanggapan terhadap bencana
Dampak bencana Tanggapan terhadap bencana adalah jumlah total tindakan
Fase pengurangan resiko pra-bencana
yang dilakukan oleh orang-orang atau institusi-institusi
dalam menghadapi bencana. Tindakan-tindakan ini mulai
Kesiapan
Kesiapan dengan peringatan akan datangnya satu kejadian yang
mengancam atau dengan kejadian itu sendiri jika kejadian
itu muncul tanpa memberi peringatan. Tanggapan terhadap
bencana mencakup implementasi dari rencana-rencana
Bantuan kesiapan bencana dan prosedur-prosedurnya, dengan
demikian ada persamaannya dengan kesiapan bencana.
Akhir dari tanggapan terhadap bencana muncul dengan
Mitigasi penyelesaian program-program rehabilitasi bencana.
Rehabilitasi
Bab ini mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas utama dari
tanggapan terhadap bencana. Setiap aktivitas, secara for-
Rekonstruksi mal atau tidak formal, digerakan oleh satu rangkaian
kebijakan dan prosedur, dan setiap aktivitas secara khusus
berada di bawah dukungan dari satu badan tertentu. Pada
Fase respon pasca bencana
akhirnya, aktivitas-aktivitas terhadap tanggapan bencana
diimplementasikan oleh banyak sekali organisasi
pemerintah, entitas lokal dan individual, masing-masing
dengan peran dan tanggung jawab mereka sendiri.
Diskusi penuh tentang tanggapan bencana, untuk setiap aktivitas, akan
mengidentifikasikan :
n Siapa yang bertanggung jawab terhadap implementasinya, siapa yang
mendukungnya
n Sarana apa saja yang dibutuhkan untuk implementasinya
n Kapan aktivitas-aktivitasnya diimplementasikan
n Apa saja cakupannya
n Kenapa perlu dilakukan
90
BAB 9
3
BAGIAN
Tanggapan
bahaya
Evakuasi/migrasi
SERANGAN MENDADAK Evakuasi termasuk relokasi populasi dari
zona-zona beresiko terhadap satu bencana yang segera akan terjadi ke lokasi
yang lebih aman. Evakuasi sangat umum dikaitkan dengan badai tropis akan
tetapi sering kali juga merupakan persyaratan terhadap kecelakaan-
kecelakaan industri dan teknologi. Agar evakuasi bisa jalan, harus ada sistim
peringatan yang akurat dan tepat, identifikasi yang jelas dari rute-rute
91
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
92
BAB 10
3
BAGIAN
Tanggapan
bencana
93
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Q. Dalam matriks berikut disebutkan para instansi dan aktivitas respon bencana. Pilihlah satu
bencana dan isilah dalam matriks dengan instansi yang mempunyai tanggung jawab utama terhadap
aktivitas itu. Tunjukkan pula instansi-instansi dengan tanggung jawab sekunder untuk bencana
seperti itu.
bank pembangunan
sukarelawan lain
pertahanan sipil
pemerintah lokal
kementrian PU
yang selamat
polisi
Peringatan
evakuasi
SAR
penilaian
bantuan emergensi
medis
kesehatan umum
pangan
tempat perlindungan
air
sanitasi
pakaian
logistik
transportasi
penyimpanan
penanganan
bahan bakar
keamanan
komunikasi
menejemen informasi
koordinasi menejemen
pelayanan sosial
konstruksi
perumahan
fasilitas penting
sekolah
listrik
jalan
rel kereta api
pelabuhan sungai dan laut
lapangan terbang
pemulihan ekonomi
pertanian
irigasi
perikanan
industri
perdagangan
94
BAB 10
3
BAGIAN
Penilaian
bencana
BAB 10
PENILAIAN BENCANA1
Pengkajian bencana adalah proses penentuan dampak dari suatu bencana
pada suatu masyarakat. Prioritas pertama adalah menetapkan kebutuhan
untuk tindakan-tindakan emergensi yang bersifat segera guna
menyelamatkan dan melanjutkan kehidupan dari mereka yang selamat.
Prioritas kedua adalah untuk mengidentifikasikan kemungkinan-kemungkinan
pemberian fasilitas dan mempercepat pemulihan dan pembangunan.
Pengkajian adalah satu proses dari berbagai disiplin ilmu yang dilakukan
secara bertahap dan melibatkan survey dan pembandingan di tempat kejadian
dengan teliti, evaluasi dan interpretasi informasi dari berbagai sumber. Sur-
vey ini dilakukan baik terhadap kerugian secara langsung dan kerugian secara
tidak langsung maupun pengaruh-pengaruh jangka pendek dan jangka
panjangnya. Pengkajian tidak hanya terhadap apa yang telah terjadi dan
bantuan apa yang mungkin diperlukan, tetapi juga mendefinisikan tujuan-
tujuan dan bagaimana bantuan yang relevan dapat disediakan bagi para korban.
Beberapa pengkajian secara khusus dilakukan seperti pengkajian
kerusakan. Pengkajian-pengkajian ini mencakup persiapan khusus, estimasi
yang dapat diukur dari kerusakan fisik sebagai akibat dari bencana.
Penigkajian kerusakan mungkin juga mencakup rekomendasi yang
menyangkut perbaikan, rekonstruksi atau pemindahan dari bangunan, dan
perlengkapan, maupun pemulihan kembali aktivitas-aktivitas ekonomi.
Tujuan penilaian
Tujuan utama dari penilaian pasca bencana adalah untuk menentukan kapan
suatu emergensi muncul. Kemudian, mendifinisikan tindakan-tindakan dan
sumber daya yang diperlukan untuk mengurangi ancaman yang mendesak
terhadap kesehatan dan keamanan dan untuk menangani lebih dulu masalah-
masalah serius yang akan datang.
Masalah yang sering muncul dari pengkajian adalah mengasumsikan
bahwa semua kerugian harta benda atau kebutuhan-kebutuhan bagi mereka
yang selamat harus diganti atau dipenuhi dari sumber-sumber luar saja.
Sebaliknya pengkajian harus juga mengidentifikasikan kapasitas tanggapan
setempat, termasuk sumber daya logistik, medis, dan organisasi. Penilaian
harus bisa membantu memutuskan cara terbaik untuk menggunakan sumber
daya yang ada sebagai bantuan. Pengkajian harus juga mengidentifikasikan
prioritas-prioritas bagi orang-orang yang terkena dampak bencana.
Masalah lain adalah bahwa orang-orang yang membuat pengkajian yang
bukan berasal dari daerah bencana mungkin mengalami kesulitan untuk
membedakan antara kebutuhan kronis dan masalah yang muncul karena
bencana. Pengetahuan akan data pokok adalah penting dalam
mengidentifikasikan titik permulaan untuk kebutuhan-kebutuhan pasca
bencana. Informasi ini ditempatkan pada checklist kesiapan pada bab 7.
Jika hasil-hasil pengkajian harus didistribusikan untuk perumusan pro-
gram tanggapan bencana, kemudian instansi/badan yang memberi bantuan
harus juga mengetahui kebijakan-kebijakan pemerintah mengenai bantuan
emergensi. Kebijakan-kebijakan ini akan mempengaruhi estimasi bantuan
tambahan yang diperlukan dari sumber-sumber bantuan nasional dan
internasional.
Bab ini diambil dari Modul Pelatihan UNDP/UNDRO yang berjudul Penilaian Bencana oleh Rob
1
95
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Fase emergensi
n Konfirmasikan emergensi yang dilaporkan dan estimasikan besarnya
kerusakan secara keseluruhan
n Identifikasikan, gambarkan dan ukurlah populasi yang beresiko
dalam bahaya
n Bantulah mendifinisikan dan memprioritaskan tindakan-tindakan dan
sumber daya yang diperlukan untuk mengurangi resiko-resiko yang
mendesak
n Identifikasikan kapasitas tanggapan lokal, termasuk sumber daya
logistik dan medis, organisasi
n Bantulah mengantisipasi masalah-masalah serius yang akan datang
n Bantulah mengelola dan mengontrol tanggapan yang mendesak
Fase rehabilitasi
n Identifikasikan prioritas dari orang-orang yang terkena dampak
bencana
n Identifikasikan kebijakan-kebijakan pemerintah mengenai
bantuan pasca bencana
n Estimasikan dukungan tambahan yang diperlukan dari sumber daya
nasional dan internasional untuk bantuan dan pemulihan
n Amatilah hasil dan keefektifan dari tindakan-tindakan rehabilitasi
dan bantuan yang berlanjut
Fase pemulihan
n Tetapkan kerusakan terhadap sumber-sumber penting secara
ekonomi dan implikasinya untuk kebijakan pembangunan
n Kajilah dampak dari bencana itu terhadap program-program
pembangunan yang sekarang
n Identifikasikan peluang-peluang pembangunan yang baru yang
muncul karena bencana
96
BAB 9
3
BAGIAN
Tanggapan
bencana
Proses pengkajian
Pengkajian harus direncanakan dan dilaksanakan secara hati-hati.Pengkajian
merupakan satu rangkaian aktivitas dan masing-masing harus direncanakan
secara detail. Aktivitas-aktivitas berikut ini secara khusus membentuk proses
pengkajian :
n Identifikasikan kebutuhan informasi dan sumber daya data yang dapat
dipertanggung jawabkan
n Mengumpulkan data
n Menganalisa dan mengentepretasikan data
n Melaporkan kesimpulan-kesimpulan, perkiraan-perkiraan dan
alternatif-alternatif yang layak kepada perencana dan para pembuat
keputusan
Ketika tindakan-tindakan tanggapan mulai mempengaruhi perkembangan,
kajian-kajian menjadi bagian dari kontrol dan pengawasan, yang
memungkinkan mereka yang terlibat untuk mengawasi dan berusaha untuk
mengoreksi tanggapan. Tanggapan menjadi bagian dari satu proses
pengkajian, peninjauan kembali, dan koreksi yang terus menerus melalui
tindakan tanggapan itu mereka yang melaksanakan operasi mulai
memperbaiki kerangka kerja untuk pemulihan dan keselamatan.
PROSES Gambar 10.2
PENGKAJIAN Gambar ini menerangkan
bagaimana tujuan tujuan
bencana penilaian mengalir
ketika proses pemulihan
terus berlanjut
identifikasi
informasi,kebutuhan
dan sumber daya
97
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
A.__________________________________________________________________________
peringatan:
_________________________________________________________
emergensi:
_______________________________________________________
Jawaban _______________________________________________________
Ulangi gambar 10.1 rehabilitasi:
_______________________________________________________
untuk jawaban-jawaban _______________________________________________________
pemulihan:
________________________________________________________
contoh
_______________________________________________________
98
BAB 10
3
BAGIAN
Penilaian
bencana
99
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
BAB 11
Tanggapan PBB terhadap bencana
100
BAB 11
3
BAGIAN
Tanggapan PBB
terhadap bencana
101
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
102
BAB 11
3
BAGIAN
Tanggapan PBB
terhadap bencana
Fax (4122)7335623
E-mail UNX008 Gunakan E-mail UNDP.
(Pesan akan dikirim ke UNDRO lewat UNIENET)
103
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
TINGKAT INTERNASIONAL
Misi pemerintah Pemerintah UNDRO Agen Markas
di New York dan donor markas besar Media berita
Jenewa Jenewa internasional
besar PBB LSM
TINGKAT NASIONAL
Agen perwakilan
pemerintah agen PBB lapangan
LSM
LEGENDA
laporan situasi UNDRO
laporan situasi lapangan
jalur informasi formal dan informal
104
CHAPTER 11
3
BAGIAN
Tanggapan PBB
terhadap bencana
Q. Dalam posisi Anda bekerja pada satu badan PBB, apa yang akan
anda lakukan pada saat kemungkinan bahaya yang paling dahsyat
menyerang negara anda terkait dengan yang berikut ini :
A.
Mengetahui satu peringatan akan bahaya yang akan segera terjadi ?
_______________________________________________________
__________________________________________________________
Apakah anda akan berada di UN-DMT?
_________________________________________________________
________________________________________________________
Apakah Anda mengetahui rencana keamanan personil PBB ? Apa yang
________________________________________________________
akan Anda lakukan?
________________________________________________________
_________________________________________________________
Sumbangan apakah yang anda berikan dari sitreps lapangan ke UNDRO ?
_______________________________________________________
________________________________________________________
Apa peran Anda dalam satu penilaian ? Menyangkut sektor yang mana ?
_________________________________________________________
________________________________________________________
105
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
BAB 12
Rehabilitasi dan rekonstruksi
Dampak bencana Rehabilitasi dan rekonstruksi terdiri sebagian besar dari fase
Fase pengurangan resiko pra-bencana pemulihan bencana. Periode yang mengikuti fase emergensi
ini memfokuskan pada aktivitas-aktivitas yang
Kesiapan
Kesiapan
memungkinkan para korban untuk bisa memulai lagi
kehidupan yang dapat berjalan secara normal dan sarana-
sarana kehidupan. Hal ini juga mencakup pembangunan
kembali infrastruktur, pelayanan-pelayanan dan ekonomi
dalam cara yang cocok dengan kebutuhan jangka panjang
Bantuan dan tujuan-tujuan pembangunan yang terbatas. Kalau tidak,
setelah terjadi beberapa bencana, mungkin akan ada
kebutuhan untuk melanjutkan bantuan kemanusiaan untuk
Mitigasi kelompok-kelompok yang rentan yang sudah diseleksi.
Rekonstruksi
Bab ini memberikan petunjuk singkat menyangkut
bantuan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi setelah terjadi
Rehabilitasi bencana. Meskipun disajikan disini sebagai bab yang
terpisah, rehabilitasi dan rekonstruksi harus, sebenarnya,
Fase pemulihan pasca bencana direncanakan apakah untuk waktu yang sama sebagai
bantuan, atau bertahap selama operasi-operasi bantuan.
Rehabilitasi
Penting bagi beberapa instansi untuk membedakan antara rehabilitasi dan
rekonstruksi. Secara spesifik, rehabilitasi adalah tindakan-tindakan yang
dilakukan setelah terjadi satu bencana untuk memungkinkan pelayanan-
pelayanan dasar guna memungsikan kembali, membantu para korban dengan
usaha mandiri mereka untuk memperbaiki tempat tinggal dan fasilitas-fasilitas
komunitas, dan memberikan fasilitas terhadap bangkitnya kembali aktivitas-
aktivitas ekonomi ( termasuk pertanian ).
Rehabilitasi memfokuskan pada memungkinkan kembali populasi yang
terkena dampak bencana ( keluarga dan komunitas lokal ) untuk kembali
memulai kembali pola-pola hidup ( pra-bencana ) yang kurang-lebih normal.
Hal ini mungkin dianggap sebagai fase transisi antara ( I) bantuan segera
dan ( II ) bantuan lebih besar, rekonstruksi jangka panjang dan upaya akan
pembangunan yang berkelanjutan.
Rekonstruksi
Rekonstruksi adalah konstruksi permanen atau penggantian bangunan-
bangunan fisik yang rusak parah, pembangunan kembali secara total dari
semua pelayanan-pelayanan dan infrastruktur lokal, dan penguatan ekonomi.
( termasuk pertanian ). Rekonstruksi harus secara penuh dipadukan kedalam
rencana pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan, dengan
memperhatikan resiko-resiko bencana di masa mendatang. Rekonstruksi
harus juga mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan untuk mengurangi
resiko-resiko tersebut lewat penggabungan tindakan-tindakan mitigasi yang
memadai. Bangunan yang rusak dan pelayanan-pelayanan tidak harus
dibangun kembali seperti bentuk sebelumnya atau di lokasi sebelumnya.
Rekonstruksi bisa termasuk penggantian pengaturan-pengaturan sementara
yang dibuat sebagai bagian dari tanggapan darurat atau rehabilitasi.
106
BAB 12
3
BAGIAN
Rehabilitasi dan
rekonstruksi
Namun dalam kondisi konflik, rehabilitasi dan rekonstruksi bisa saja tidak
mungkin dilaksanakan. Untuk alasan keamanan dan keselamatan, aktivitas-
aktivitas dalam rehabilitasi dan rekonstruksi mungkin bisa menunggu sampai
perdamaian memungkinkan itu semua.
Peluang dan prioritas dalam rehabilitasi dan rekonstruksi1
Bencana terjadi karena masyarakat rentan terhadap dampak dari bahaya .
Oleh karena itu, rekonstruksi dan rehabilitasi tidak harus dilihat sebagai satu
proses dari semata-mata membangun kembali apa yang pernah ada
sebelumnya. Kebutuhan itu agak cenderung untuk membangun strategi-
strategi dan cara-cara untuk menyusun kembali pelayanan dan merenovasi
atau mengganti bangunan-bangunan penting sehingga kerentanan bisa
dikurangi. Strategi strategi ini harus mencakup kebijakan-kebijakan
pembangunan jangka panjang dan rencana-rencana yang mempertimbangkan
situasi sekarang termasuk setiap perubahan dasar sebagai akibat dari
bencana.
Sebenarnya bencana bisa menciptakan peluang-peluang baru bagi
pembangunan dengan mengubah lingkungan dan titik awal, baik yang
menyangkut bangunan-bangunan fisik dan/atau perilaku-perilaku dan pola-
pola sosial. Hal ini tentu saja akan bisa meningkatkan kesadaran akan resiko-
resiko bencana, karena pada saat itu baik populasi lokal dan otoritas nasional
khususnya cenderung mau menerima terhadap usulan-usulan untuk
pengurangan resiko dan tindakan kesiapan. Peluang-peluang seperti itu harus
dihargai dan dimasukkan dalam perencanaan program-program rehabilitasi
dan rekonstruksi, dan juga dalam perumusan program-program pembangunan
jangka panjang yang baru.
Bantuan terhadap rehabilitasi dan rekonstruksi oleh karena itu harus
direncanakan atas dasar penilaian secara menyeluruh dan penghargaan
terhadap isu-isu sosial dan teknologi yang terkait. Sementara perencanaan
bantuan seperti itu tidak dapat terlalu diburu-buru, perencanaan harus
dituntaskan secepat mungkin. Ada dua alasan untuk ini :
Tindakan-tindakan rekonstruksi dan rehabilitasi tertentu, jika diorganisir
secara cukup cepat, dapat mempersingkat waktu terhadap bantuan
pemulihan emergensi mana yang diperlukan dan mengeliminir
kebutuhan untuk berinvestasi sumber daya dalam tindakan-tindakan
yang bersifat sementara.
Jendela peluang mungkin tidak mencukupi untuk penggabungan
tindakan tindakan pengurangan resiko dalam rekonstruksi ( rumah,
sebagai contoh ) atau untuk inisiatif-inisiatif pembangunan baru.
(khususnya aspek-aspek sosial )
Faktor-faktor musiman harus dipertimbangkan dan bisa menentukan
jadwal rekonstruksi yang dibutuhkan, sebagai contoh, penggantian tempat
berlindung atau rehabilitasi dari sistim irigasi pada waktu panen yang akan
datang.
1
Sisa dari bab ini diambil dari Manual Manajemen Bencana UNDP/UNDRO
2
Frederick C. Cunry disarikan oleh Ian Davis dalam Bencana dan tempat hunian kecil, kemajuan
dalam dekade lalu dan isu-isu penting untukIDNDR,position paper online, September 1990.
107
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
108
BAB 12
3
BAGIAN
Rehabilitasi dan
rekonstruksi
Samudera Pasifik
Study kasus ini diambil dari Pembangunan dan Bencana oleh C. Cuny, Oxford Universitas
3
109
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Profil
Republik Zenon adalah satu negara kecil, berpenduduk padat yang terletak
di pantai dari satu daratan yang luas di daerah Tropis. Daratan itu menjorok
keluar kedalam teluk yang dangkal, dan garis pantai yang membentuk 60 %
dari garis batasnya. Desa-desa nelayan yang terisolasi menandai pantai,
akan tetapi sebagian besar dataran pantainya dihuni oleh para petani kecil
yang menggarap sawah padi subsisten. Sisa dari daerah pedesaan itu adalah
daerah bergunung, dan di daerah ini petani dalam jumlah kecil mencari nafkah
dari lereng-lereng bukit yang sudah terkikis digunduli selama bertahun-tahun
oleh tindakan penggundulan hutan.
Kemiskinan dari daerah gunung itu telah mendorong beribu-ribu keluarga
menuju ke kota, yang terletak di sebelah selatan pantai dari negara itu. Banyak
keluarga hidup di gubuk-gubuk kota yang jorok yang tersebar diseluruh kota,
dan banyak yang baru saja dipindahkan ke Port Sound, kota baru yang
kotroversial yang dibangun di atas daerah rawa-rawa beberapa kilometer
dari ibu kota. Port Sound, yang digembar-gemborkan oleh Pemerintah sebagai
model komunitas dan yang dikritik oleh kaum oposisi sebagai daerah kumuh
yang instant, adalah kurang dari satu meter di atas tingkat air pasang.
Kronologi kejadian badai Republik Zenon
Agustus 27
Kapal-kapal yang melewati pusat daerah tropis melaporkan penurunan
yang cepat pada tekanan barometrik terhadap stasiun cuaca terdekat.
Stasiun-stasiun cuaca meneruskan informasi ini ke Jaringan Pelacakan
Badai Internasional ( IHTN ), yang segera mengecek informasi ini dari
tekanan tropis dan memberitahukan ke negara-negara sekitarnya.
Agustus 28
Pengawasan satelit dan monitoring pesawat udara
mengindikasikan bahwa tekanan itu telah berubah
menjadi badai.
Di Zenon, pimpinan pelayanan peramal cuaca mengikuti
prosedur dan memberi tahukan direktur dari Panitia
Kesiapan Emergensi (PKE ). Peramal juga meriview perbedaan antara
pengawasan badai (peringatan tingkat pertama diberikan 48 jam sebelum
badai diduga menyerang ) dan peringatan akan adanya badai ( diumumkan
ketika badai hanya 24 jam lagi akan menyerang ). Direktur PKE memberi
tahukan beberapa pejabat pemerintah dan menganjurkan supaya dilakukan
tindakan-tindakan awal kalau saja badai terus berkembang. Satu jam
kemudian, sinopsis dari badai itu disiarkan keseluruh sistim jaringan radio
nasional.
Kalayak umum hanya sedikit menghiraukan pemberitahuan akan adanya
badai ini, yang pada waktu itu badai masih berada pada jarak lebih dari 1200
km jauhnya.
Agustus 29
Photo-photo satelit dan penerbangan pengintaian melewati badai menunjukan
bahwa sekarang ini merupakan badai dengan kekuatan penuh. JPBI memberi
tanda kepada pemerintah-pemerintah dari negara-negara di daerah tersebut
dan berbagai organisasi internasional.
110
BAB 12
3
BAGIAN
Rehabilitasi dan
rekonstruksi
Pada jam 2.00 dini hari , direktur PKE mengadakan rapat pada jam 7.00
pagi untuk memberi tahukan informasi terbaru mengenai badai itu dan arah
badai itu.
Kemudian rapat tersebut hanya dihadiri oleh tujuh anggota dari dua belas
anggota. Peramal cuaca mengulang pemberitahuan singkatnya. Panitia
menanyakan peramal untuk memprediksi jalur badai, akan tetapi permintaan
itu ditolak. Salah satu dari anggota panitia memasuki ruangan lain dan menelpon
Jaringan Pelacakan Badai Internasional. Ia diberi pemberi- tahuan yang lebih
terinci dan satu deskripsi dari jalur badai yang dituju. Orang yang memberi
briefing pada JPBI menambahkah bahwa menurut estimasi dia sendiri badai
itu tidak akan menyerang Zenon karena badai itu sekarang bergerak pada
satu arah menuju ke utara dari negara itu. Anggota panitia itu kembali dan
mengatakan kepada panitia apa yang sudah ia ketahui. Panitia memutuskan
untuk tidak mengeluarkan satu pernyataan karena hal ini akan membahayakan
khalayak umum.
Ditempat lain, rapat bulanan dari Asosiasi Agen-Agen Kemanusiaan di Zenon
( AAKZ ) sedang dilangsungkan. Pada akhir rapat, salah satu anggota
bertanya rencana apa yang akan dilakukan untuk menghadapi bencana itu.
Pimpinan menjawab, Zenon tidak mempunyai badai
Agustus 30
Badai menguat dan mulai bergerak ke arah barat. Radio memberi laporan
setiap jamnya mengenai posisi badai dan mencatat bahwa badai telah berubah
arah dan sekarang sedang bergerak kearah utara pantai timur Zenon.
Pada pukul 11.00 siang, diadakan rapat PKE yang lain. Pelayanan cuaca
telah mengindikasikan bahwa ia akan mengeluarkan satu pantauan badai
siang itu jika badai tidak berubah arah. Panitia mulai membuat rencana-
rencana operasi. Hal pertama adalah menemukan bangunan yang kuat
dengan komunikasi yang bagus untuk digunakan sebagai pusat operasi
emergensi.
Selama siang hari itu, rapat-rapat diadakan di berbagai tingkat kementrian
pemerintahan untuk menghadapi badai itu. Perlindungan terhadap peralatan
yang penting untuk operasi dari masing-masing kementrian diberi prioritas
tinggi. Materi-materi bangunan dan karung-karung pasir diminta untuk
disediakan dari departemen pekerjaan umum untuk melindungi instalasi-
instalasi di daerah yang rendah dan daerah-daerah yang terbuka, akan tetapi
persediaan yang ada segera saja habis. Tindakan-tindakan pencegahan
disepanjang pantai benar-benar agak banyak; hanya perhatian kecil saja
yang diberikan pada daerah-daerah yang lebih kedalam.
Palang Merah Zenon mereview rencananya untuk menangani bencana itu.
Rencana itu memiliki serangkaian petunjuk yang dikeluarkan oleh Liga Palang
Merah/ Masyarakat Palang Merah untuk bertindak sebagai contoh untuk
aktivitas-aktivitasnya sendiri. Ketika staf meriview petunjuk-petunjuk itu,
menjadi jelas bahwa sebagian besar dari tindakan-tindakan itu seharusnya
sudah dilakukan jauh sebelumnya, dan hanya ada sedikit saja yang masih
bisa dilakukan sebelum badai itu menyerang. Meskipun demikian, pada akhir
rapatnya, direktur itu memberitahukan pemerintah bahwa Palang Merah
sudah siap .
111
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Agustus 31
Pada pukul 11.00 siang, badai menguat lagi. Pada pukul 1:15 siang, badan
ramalan cuaca mengeluarkan satu peringatan badai.
Perdana Menteri mengadakan rapat PKE untuk mengecek aktivitas-
aktivitasnya. Direktur meyakinkan perdana mentri bahwa segala sesuatu
yang memungkinkan sedang dilakukan. Pada saat yang sama, PKE sedang
berusaha mengembangkan satu rencana evakuasi dan mendapatkan daftar
bangunan yang ditunjukkan sebagai tempat perlindungan terhadap badai yang
disediakan untuk media massa.
Pada waktu fajar, warga Zenon terbangun mendengar radio yang
mengumumkan tentang peringatan badai. Surat kabar mempublikasikan daftar
bangunan yang yang ditetapkan sebagai perlindungan terhadap badai, dan
sebagian dari bangunan-bangunan itu sudah tidak ada lagi. PKE kemudian
meneruskan mengumumkan lewat radio satu daftar baru dari tempat
perlindungan dan mendesak orang-orang di daerah yang rendah sepanjang
pantai untuk meninggalkan daerah itu.
Menjelang siang satu-satunya tanda yang menunjukan mendekatnya badai
adalah gelombang-gelombang pasang sepanjang bagian-bagian atas pantai
timur. Angin sekarang bertiup kencang, dan terjadi hujan lebat berkala.
Anggota PKE kehilangan waktu. Beratus-ratus keterangan yang rinci masih
tetap ada, dan setiap menit orang berpikir tentang tindakan pencegahan yang
harus dilakukan.
Pada pukul 4:30 sore, tim-tim berita asing tiba dan memulai laporan-laporan
TV langsung mereka. Cerita pertama menggambarkan mereka yang
mengambil untung banyak dalam penjualan persediaan emergensi dan
menunjukan gambar-gambar dari beberapa pemilik toko yang bersenjata
16.30 yang sedang mempertahankan harta benda mereka terhadap para penjarah.
Pada pukul 5:00, badan ramalan cuaca mengumumkan bahwa arah badai
sekarang telah berubah, mengarah pada jalurnya menuju bagian tengah dan
bagian selatan dari negara itu. Dampaknya sudah diperkirakan pada jam-
jam pagi hari dari hari berikutnya. Angin sekarang menjadi kencang dengan
kecepatan sampai 60 km per jam.
17.00
PKE menerima berita dengan perasaan sangat khawatir. Sebagian dari
aktivitas kesiapan telah difokuskan di daerah utara, bukan selatan. Peringatan
segera dikeluarkan untuk mengosongkan Port Sound.
Dua puluh menit kemudian, perdana menteri lewat radio dan televisi nasional
17.20 mengeluarkan himbauan kepada semua orang di daerah yang rendah untuk
mengevakuasi diri secepat mungkin.Ia menganjurkan bahwa mereka yang
tidak dapat melarikan diri harus mencari perlindungan di gereja-gereja dan
sekolah-sekolah.
Di Port Sound, permukaan laut satu meter di atas nor-
22.00 mal. Air mengalir menyeberangi jalan yang
memisahkan komunitas dari lautan, dan pemecah-
pemecah ombak yang besar segera saja mengkikis
pondasi jalan. Kendaraan yang berusaha
mengevakuasi telah terhambat. warga dari Port Sound
mulai menjauh dari laut menuju ke jalan lain satu-
112
BAB 12
3
BAGIAN
Rehabilitasi dan
rekonstruksi
satunya yang menghubungkan daerah itu dengan daratan yang lebih tinggi,
akan tetapi jalan ini juga rendah dan menyeberangi dua sungai yang sekarang
sedang banjir. Pada pukul 10:00 malam satu jembatan runtuh dan orang-
orang mulai terdampar.
Berita gawat dari Port Sound dipancarkan kepada PKE. PKE memerintahkan
angkatan bersenjata untuk menggerakan satu batalion untuk mencoba
mengevakuasi orang-orang itu. Angkatan bersenjata mengirim satu truck
berisikan perahu-perahu kecil ke jembatan yang runtuh itu, akan tetapi, pada
saat kapal itu tiba, permukaan air terlalu deras dan rencana itu akhirnya
ditinggalkan. Dua ribu lima ratus keluarga mulai merangkak menuju atas
atap rumah mereka. Dua ribu orang tidak akan bisa selamat.
September 1
Komunikasi dari ibu kota ke daerah yang rendah hilang.
Pada pukul 2:00 dini hari, perjalanan mata badai terekam di Port Williams,
45 km sebelah utara ibu kota. Angin di ibu kota itu mencapai puncaknya
pada kecepatan 200 km per jam.
Setelah kejadian
Pada waktu fajar tanggal 1 September, kecepatan angin mulai berkurang
menjadi 100 km per jam, dan sedikit orang mulai berusaha keluar untuk
melihat kerusakan. P:ada pukul 10:00 pagi, angin masih saja bertiup kencang, 10.00
tetapi hal ini memungkinkan untuk meninggalkan tempat perlindungan dan
bangunan-bangunan lain tanpa banyak bahaya.
Di ibu kota, kerusakan akibat angin sangatlah dahsyat. Hampir setiap rumah
telah rusak. Daerah-daerah kumuh sangat menderita, dengan total kerusakan
bangunan sebesar 85 % di beberapa daerah. Korban melebihi kapasitas
rumah sakit sampai 200 %. Satu bencana besar dilaporkan di Port
Sound, akan tetapi belum juga dibuktikan kebenarannya.
12.00
Pada siang hari, perdana mentri memerintahkan satu helikopter untuk
membawa dia, direktur PKE, ketua Palang Merah, dan beberapa
mentri kabinet melintasi daerah yang terkena bencana. Dalam
penerbangan mereka di atas ibu kota, perdana mentri terkejut melihat
tingkat kerusakan. Ketika helikopter bergerak ke atas Port Sound,
tingkat kehancuran dan kematian sangatlah mengejutkan. Sedikit
saja yang selamat dan mereka bertengger di atas atap-atap dari
sedikit bangunan yang masih bisa bertahan dari serangan badai.
Ketika helikopter dari rombongan perdana mentri itu menukik ke
bawah, semua yang berada di helikopter melihat isyarat-isyarat yang
menggelisahkan memohon pertolongan.
Di Pusat Operasi Emergensi, laporan-laporan menjadi cerai berai
dan kacau. Jumlah kematian dan kerusakan dilaporkan tinggi di semua bagian
dari daerah yang terkena bencana. Sulit untuk melihat dengan jelas satu
pola, karena laporan-laporan itu tidak diserahkan dalam bentuk standar atau
diklasifikasikan sesuai dengan prioritas. Panitia Kesiapan Emergensi diserang
bertubi-tubi oleh para reporter yang berteriak/ribut untuk mendapatkan
informasi. Para anggota PKE memutuskan bahwa tindakan pertama mereka
haruslah menyelenggarakan survey yang ekstensif mengenai kerusakan.
Tindakan kedua mereka adalah mengangkat Palang Merah sebagai
koordinator untuk semua bantuan emergensi.
113
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Pada waktu senja, lebih banyak utusan dari pers asing datang. Pada hari
ZENON berikutnya, laporan-laporan mereka akan menjadikan Zenon berita nomor
satu di dunia.
HANCUR
Pada pukul 8:00 malam, PKE mengadakan rapat dengan perwakilan-
perwakilan dari badan-badan relawan dan kedutaan-kedutaan asing. Direktur
PKE melaporkan tentang korban dan kerusakan dan daftar janji-janji bantuan
yang telah diterima dari pemerintah lain. Para instansi meminta instruksi,
tetapi segera menjadi jelas bahwa tidak ada rencana rekonstruksi atau
aktivitas-aktivitas yang telah disiapkan. Ketidak tegasan yang nyata dari
PKE dan kurangnya kepemimpinan dilaporkan kepada perdana mentri.
Sepanjang malam itu, korban terus berdatangan di rumah sakit dan stasiun-
20.00 stasiun bantuan di zona-zona yang tertimpa bencana.
September 2
Pada pukul 7 :00 pagi, perdana mentri mengumumkan bahwa ia telah
mengambil komando secara pribadi dari operasi-operasi emergensi dan
rekonstruksi dan telah mengangkat Panitia Bantuan Bencana yang baru untuk
mengambil alih dari PKE.
Di kementrian luar negeri, tawaran-tawaran bantuan terus mengalir. Di
bandara, penerbangan-penerbangan pertama bantuan mulai berdatangan.
Bantuan-bantuan itu terdiri dari tenda, obat-obatan, selimut, dan bungkusan-
bungkusan ransum.
Pada pukul 10:00 pagi, seorang dokter lokal melaporkan kemungkinan
10.00 munculnya kasus kholera. Perdana mentri memerintahkan penyuntikan masa
untuk semua orang didaerah bencana.
Gereja-gereja melaporkan bahwa donasi spontan berupa pakaian
sangatlah berat dan meminta Palang Merah untuk mengatur
pengadaan helikopter guna mengangkut donasi-donasi itu ke
gunung. Palang Merah menyetujui dan mengalihkan beberapa
helikopter dari operasi SAR. Direktur Palang Merah kelak akan
kehilangan pekerjaan karena keputusan ini.
Di markas besar Palang Merah, laporan-laporan korban yang
akurat pertama dari luar ibu kota mulai tiba. Kerugian-kerugian
besar dilaporkan terjadi di delta. Jumlah korban terbesar muncul
ketika gereja-gereja dan sekolah-sekolah yang digunakan sebagai
tempat perlindungan runtuh atau terkena banjir. Dalam satu gereja
saja, 400 orang dilaporkan meninggal.
Palang Merah, yang sangat terbatas dengan sumber daya dan dengan tidak
adanya organisasi infrastruktur yang riil di luar ibu kota, meminta rapat dengan
pemerintah untuk mengklarifikasikan tanggung jawabnya. Dalam rapat ini,
diputuskan bahwa Palang Merah akan terus bertanggung jawab terhadap
koordinasi bantuan di ibu kota dan bahwa pemerintah akan mengambil alih
kembali tanggung jawab untuk semua daerah lainnya.
Di negara-negara industri, laporan-laporan yang ditayangkan lewat televisi
mengenai kerusakan telah mulai tiba. Pelaporan yang paling jelas adalah
tentang tragedi Port Sound. Cerita itu melukiskan kejanggalan dari pemerintah
dan berakhir dengan satu pernyataan bahwa, jika tidak ada bantuan
internasional dalam jumlah besar yang bisa diterima, mereka yang selamat
akan kelaparan dan akhirnya mati. Tiba-tiba saja, badan pemberi bantuan
melaporkan donasi berjumlah setengah juta dolar.
114
CHAPTER 12
3
BAGIAN
Rehabilitation and
recrontuction
115
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
116
BAB 12
3
BAGIAN
Rehabilitasi dan
rekonstruksi
117
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
118
BAB 12
3
BAGIAN
Rehabilitasi dan
rekonstruksi
Pertengahan tahun
Enam bulan setelah bencana, kecuali sedikit saja dari badan-badan asing
yang telah pergi, mengklaim telah menyelesaikan rekonstruksi dari daerah-
daerah yang ditugaskan pada mereka. Survey Panitia Rekonstruksi Nasional
menunjukan bahwa kerjaan itu belum selesai. 6 % dari penduduk perkotaan
dan 85 % dari orang-orang di pedesaan masih belum mendapat penggantian
rumah.
Pertengahan tahun menandai berakhirnya panen pasca bencana yang
pertama. Para pengamat mencatat adanya kebangkitan kembali permintaan
akan perumahan, karena orang-orang sekarang mempunyai waktu dan modal
untuk membangun kembali. Akan tetapi, hanya sedikit badan yang masih
tetap menyediakan bantuan teknis dan bantuan finansial. Bahkan di antara
para badan yang masih ingin tinggal, dana untuk melanjutkan operasi sudah
tidak lagi tersedia. Untuk membantu memenuhi tuntutan baru itu, pemerintah
mencari pinjaman dari Bank Internasional untuk mendanai aktivitas-aktivitas
rekonstruksi yang lain. Setelah dua bulan, pinjaman itu disetujui, akan tetapi
dana yang diinginkan tidak dapat dicairkan sampai dengan tahun fiskal
mendatang, hal ini tentu saja hanya menunda lebih jauh program rekonstruksi.
Di sektor pertanian, survey mengindikasikan bahwa menurunnya produksi
pertanian mengharuskan berlanjutnya bantuan pangan untuk satu tahun lagi.
Satu laporan dari Kementerian Pertanian mengatakan bahwa jumlah petani
kecil telah menurun menjadi tujuh sampai sepuluh persen, dan bagian tanah
yang signifikan yang dulunya hanya diperuntukan bagi penanaman padi
didaerah delta sekarang digunakan untuk memproduksi kapas dan tanaman
pangan yang bisa segera menghasilkan uang, dan hal ini luput dari perhatian.
119
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
A_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
120
4
BAGIAN
DAFTAR ISI
4
BAGIAN
MITIGASI BENCANA
121
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
BAGIAN
MITIGASI BENCANA
BAB 13
Mitigasi/Pengurangan1
Mitigasi adalah salah satu hubungan positif antara
Dampak bencana bencana-bencana dan pembangunan. Badan-badan,
Fase pengurangan resiko pra-bencana
komunitas, dan individual dapat menggunakan sumber daya
pembangunannya untuk mengurangi resiko bahaya lewat
Kesiapan
Kesiapan proyek-proyek mitigasi. Mereka juga boleh yakin bahwa
kegiatan-kegiatan pembangunan mereka yang lain
mengandung komponen-komponen yang bisa mengurangi
bencana di masa mendatang.
Bantuan Dalam penggunaannya yang paling luas, mitigasi telah
menjadi satu istilah kolektif yang digunakan untuk
mencakup semua tindakan yang dilakukan sebelum
Mitigasi
terjadinya satu bencana ( tindakan pra-bencana ). Hal ini
Rehabilitasi
mencakup tindakan-tindakan kesiapan dan pengurangan
Mitigasi
resiko jangka panjang.
Banyak institusi dan individual, meskipun demikian,
Rekontruksi menerapkan definisi yang sempit tentang mitigasi. Mereka
menggunakan mitigasi yang mempunyai arti sebagai
Fase pemulihan pasca bencana tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengurangi baik
penderitaan manusia dan kerugian properti sebagai akibat
dari phenomena alam yang ekstrim. Konsep mitigasi bisa menerima fakta
bahwa beberapa bahaya bisa terjadi akan tetapi berusaha untuk mengurangi
dampak dengan memperbaiki kemampuan masyarakat untuk menyerap
dampak tersebut dengan kerusakan minimum atau pengaruh yang
mengganggu. Lebih sederhana bisa dikatakan, untuk kelompok ini, mitigasi
adalah pengurangan resiko.
Mitigasi berlaku untuk aktivitas-aktivitas yang luas dan tindakan-tindakan
perlindungan yang mungkin didorong : dari segi fisik, seperti membangun
bangunan-bangunan yang lebih kuat atau diversifikasi pertanian, sampai pada
prosedur, seperti teknik-teknik yang baku untuk menggabungkan penilaian
bahaya kedalam perencanaan penggunaan lahan.
1
Diambil dari modul pelatihan UNDP/UNDRO, Pengurangan Bencana oleh A.W. Coburn, R.J.S.
Spence, dan A. Pomonis, Cambridge, Juni 1991.
122
BAB 13
4
BAGIAN
Pengurangan
bencana
123
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
A_____________________________________________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
124
BAB 13
4
BAGIAN
Pengurangan
bencana
125
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
Perencanaan ruang
Kebanyakan bahaya dilokalisir dengan kecenderungan pengaruh-
pengaruhnya yang dibatasi pada daerah-daerah yang diketahui secara khusus.
Sebagai contoh, Banjir mempengaruhi dataran-dataran banjir, dan tanah
longsor mempengaruhi lereng-lereng lembek yang curam. Pengaruh-
pengaruh itu dapat banyak dikurangi jika hal ini memungkinkan untuk
menghindari daerah-daerah yang berbahaya digunakan untuk pemukiman
atau sebagai lahan-lahan untuk bangunan-bangunan yang penting.
Perencanaan perkotaan perlu mengintegrasikan kesadaran akan mitigasi
resiko bencana alam kedalam prosedur-prosedur normal dari perencanaan
suatu kota.
Untuk pemindahan populasi yang disebabkan karena bahaya atau konflik,
peluang-peluang untuk mengurangi resiko mereka termasuk identifikasi zona-
zona aman untuk tempat hunian di daerah-daerah dengan keamanan yang
memadai dan sumber daya untuk membantu orang-orang yang dipindah.
Ekonomi
Pembangunan ekonomi penting untuk mitigasi bencana. Satu ekonomi yang
kuat adalah perlindungan paling baik terhadap bencana yang akan datang.
Satu ekonomi yang kuat berarti lebih banyak uang untuk dibelanjakan
bangunan-bangunan yang lebih kuat, lokasi-lokasi yang lebih aman, dan
cadangan finansial yang lebih banyak untuk mengatasi kerugian-kerugian di
masa mendatang.
Tindakan-tindakan mitigasi dapat menolong membantu suatu komunitas
mengurangi kerugian-kerugian ekonomi di masa mendatang. Tindakan-
tindakan mitigasi juga menolong warga menanggulangi kerugian-kerugian
dan memperbaiki kemampuan pulihnya mereka dari kerugian kehilangan
dan tindakan-tindakan yang memungkinkan komunitas untuk mampu
meningkatkan keamanan merupakan elemen-elemen penting dari keseluruhan
program mitigasi.
Aktivitas-aktivitas ekonomi yang membantu komunitas yang menjadi tuan
rumah bagi orang-orang yang mengungsi untuk menyerap populasi ini dapat
mengurangi berkembangnya masalah-masalah politik dan sosial yang serius.
Beberapa aspek dari perencanaan ekonomi secara langsung relevan untuk
mengurangi resiko bencana. Diversifikasi aktivitas ekonomi merupakan satu
prinsip ekonomi yang penting. Satu industri ekonomi tunggal selalu lebih rentan
dibandingkan dengan satu ekonomi yang terdiri dari banyak aktivitas yang
berbeda. Hubungan antara sektor-sektor yang berbeda dari satu ekonomi-
transportasi barang, aliran informasi, dan pasar tenaga kerja mungkin lebih
rentan terhadap gangguan dari satu bencana dibandingkan dengan
infrastruktur fisik yang merupakan sarana produksi.
Manajemen dan institusionalisasi mitigasi bencana
Mitigasi bencana juga memerlukan tindakan-tindakan prosedural dan
organisasi. Waktu yang dibutuhkan agar pengurangan yang signifikan
terhadap dampak bencana dapat dicapai adalah jangka menengah dan jangka
panjang. Perubahan-perubahan dalam perencanaan lokasi, perbaikan
bangunan dan perubahan-perubahan dalam karakteristik stok bangunan
adalah proses yang memakan waktu puluhan tahun. Tujuan-tujuan dan
kebijakan-kebijakan yang mengarahkan proses-proses mitigasi harus
126
BAB 13
4
BAGIAN
Pengurangan
bencana
127
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
128
BAB 13
4
BAGIAN
Pengurangan
bencana
A_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
129
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
BAB 14
Bab ini memfokuskan terutama pada promosi mitigasi bencana dalam konteks
program-program dan perencanaan pembangunan jangka panjang, khususnya
lewat program UNDP dan proyek-proyek lain yang di danai lewat UNDRO.
Tindakan-tindakan mitigasi harus juga secara aktif dipromosikan dalam
konteks rekonstruksi dan rehabilitasi paska bencana.
Mitigasi bencana sebagai satu thema pembangunan
Bahaya adalah satu bagian dari lingkungan ciptaan manusia dan alam.
Membiarkan diri terhadap bahaya dan resiko dari kensekuensi-konsekuensi
yang ditimbulkan oleh bencana harus dipertimbangkan dalam semua
perencanaan pembangunan. Itu semua harus dijadikan pertimbangan oleh
UNDP pada tahap awal program dan rancangan dan formulasi proyek.
Kesadaran akan hubungan antara bencana dan pembangunan harus tetap
dijaga di dalam program negara UNDP dan siklus proyek. Kebutuhan dan
pilihan-pilihan terhadap mitigasi harus secara spesifik dibahas dalam :
Dialog terus-menerus antara UNDP, badan-badan PBB yang lain,
Pemerintah, dan para donor bantuan.
Siklus program negara: dalam persiapan Advisory Note dan
Administrators Note UNDP, dan dalam dokumen Country
Programme, review dan proses evaluasi.
Siklus proyek: dalam identifikasi proyek, rancangan dan formulasi,
persetujuan ( PAC/A.C ), implementasi ( PPER, TPR ), dan evaluasi.
Penting dipahami oleh badan-badan pemerintah yang bertanggung jawab
terhadap prioritas pembangunan dan perencanaan akan dampak dari bahaya
karena ulah manusia dan karena alam terhadap ekonomi dan masyarakat.
Hal ini sendiri mungkin memerlukan pendekatan pembangunan kelembagaan
tertentu selama persiapan dan implementasi dari Country Programme.
UN-DMT harus mereview prioritas dan kemungkinan-kemungkinan terhadap
bantuan internasional, khususnya dalam kasus-kasus dimana bantuan teknis
diantisipasi dalam sektor-sektor yang berbeda dan badan-badan dan
organisasi PBB yang berbeda dan diharapkan untuk terlibat atau memberikan
bantuan keuangan.
Konteks terhadap usaha-usaha mitigasi bencana terletak dalam kebijakan
UNDP dan UNDRO seperti dinyatakan dalam panel berikut ini.
130
BAB 14
4
BAGIAN
Bantuan PBB terhadap
mitigasi bencana
Panel 2A/1
Tujuan-tujuan kebijakan yang terkait dengan bencana dari UNDP dan UNDRO
A______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
131
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
132
BAB 14
4
BAGIAN
Bantuan PBB terhadap
mitigasi bencana
A.
Identifikasikan bencana yang baru saja terjadi di negara Anda_________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Apakah tingkat hubungan antara bahaya dan tujuan-tujuan sosio-ekonomi
secara eksplisit dibcarakan dalam rencana pembangunan nasional,
sektoral atau kajian-kajian multi-sektoral?________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh apa saja dari bancana alam yang terjadi terhadap
aktivitas pembangunan masa lalu?_____________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Apakah ada diskusi-diskusi pada rapat-rapat Kelompok Konsultasi Bank
Dunia dan UNDP-assisted Round Tables yang menekankan hubungan
antara bancana dan
Pembangunan?___________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Pilihan apa saja yang ada untuk mengurangi kemunduran dan kerugian
sosio-ekonomi secara keseluruhan terhadap pembangunan dengan
mengintegrasikan tindakan-tindakan kesiapan dan pengurangan resiko ke
dalam aktivitas-aktivitas pembangunan?_________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Identifikasikan satu kemungkinan khusus untuk mengurangi resiko dan
memperkuat tingkat kesiapan lokal dan nasional lewat bantuan teknis
dengan program-program sektoral_____________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Sumber daya internasional dan nasional apa saja yang tersedia untuk
mitigasi?____________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Manfaat apa saja yang bisa diperoleh dari bantuan teknis untuk menilai
kebutuhan dalam mitigasi bencana?____________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Susunan institusi apa saja yang ada dalam koordinasi antar sektor dari
aktivitas-aktivitas mitigasi bencana?____________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
133
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
134
BAB 14
4
BAGIAN
Bantuan PBB terhadap
mitigasi bencana
135
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana
136
BAB 14
4
BAGIAN
Bantuan PBB terhadap
mitigasi bencana
137
Formulir Review Proyek Pembangunan dan Bencana
(DRAFT SEBAGAI EXPERIMEN)
________________________________________________________________________
Budget yang diusulkan kepada UNDP Lamanya proyek
________________________________________________________________________
Lokasi geografis
Pengaruh yang akan dialami terhadap kerentanan dan resiko yang ada
sekarang :
138
PERSERIKATAN
BANGSA BANGSA Apendik A
________________________________________________________________________________________
Majelis Umum Bencana
TERBATAS
A/46/L. 55
17 Desember 1991
________________________________________________________________TERJEMAHAN
INFORMAL_______________________
Sesi ke enam puluh enam
Item agenda 143
Majelis Umum,
Mengingat kembali resolusinya No.2816 (XXVI) tertanggal 14 Desember 1971, dan resolusi-resolusi
berikutnya dan keputusan-keputusan tentang bantuan kemanusiaan, termasuk resolusinya No.45/100
tertanggal 14 Desember 1990,
Mengingat kembali juga resolusinya No.44/236 tertanggal 22 Desember 1989, tambahan yang berisikan
Kerangka Kerja Internasional terhadap Tindakan-Tindakan untuk Dekade Internasional terhadap
Pengurangan Bencana Alam,
Memperhatikan secara sungguh-sungguh penderitaan para korban bencana dan situasi emergensi,
hilangnya kehidupan manusia, arus para pengungsi, pemindahan massa dan kerusakan harta benda,
Secara hati-hati memandang perlunya penguatan lebih jauh dan membuat lebih efektif usaha-usaha
bersama dari masyarakat internasional, khususnya sistim Perserikatan Bangsa Bangsa, dalam memberikan
bantuan kemanusiaan,
Mencatat laporan Sekretaris Jendral mengenai review terhadap kapasitas, pengalaman dan susunan
koordinasi dalam Sistim Perserikatan Bangsa Bangsa untuk bantuan kemanusiaan, 1/
______________________
1/A/46/568
139
A/46/l.55
Bahasa Inggris
Halaman 2
1. Menggunakan naskah yang berisikan resolusi tambahan terhadap resolusi yang sekarang
untuk penguatan koordinasi emergensi bantuan kemanusiaan dari Sistim Perserikatan Bangsa Bangsa;
2. Permohonan Sekretaris Jendral untuk melapor kepada Majelis Umum pada sesi ke empat
puluh tujuhnya tentang implementasi dari resolusi yang sekarang.
140
A/46/L.55
Bahasa Inggris
Halaman 3
ANEKS
1. PRINSIP-PRINSIP PENGARAHAN
1. Bantuan kemanusiaan merupakan kepentingan utama terhadap korban bencana alam dan emergensi
lainnya.
2. Bantuan kemanusiaan harus diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, netralitas dan
ketidak berpihakan.
3. Kedaulatan, integritas teritorial dan kesatuan nasional dari Negara-Negara harus dihormati secara
penuh sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa. Dalam konteks ini, bantuan kemanusiaan
harus diberikan dengan persetujuan dari negara yang terkena bencana dan secara prinsip berdasarkan
satu permohonan dari negara yang tertimpa bencana.
4. Setiap negara mempunyai tanggung jawab pertama dan paling utama untuk merawat para korban
dari bencana alam dan emergensi-emergensi lain yang terjadi di teritorinya. Dengan demikian, Negara
yang tertimpa mempunyai peran utama dalam inisiasi, organisasi, koordinasi, dan implementasi akan bantuan
kemanusiaan di dalam teritorinya.
5. Besar dan lamanya berbagai emergensi bisa di luar kapasitas respon dari banyak negara yang
tertimpa. Kerja sama internasional untuk membahas situasi-situasi emergensi dan untuk memperkuat
kapasitas respon dari negara-negara yang tertimpa bencana dengan demikian sangatlah penting. Kerja
sama seperti itu harus diberikan sesuai dengan hukum internasional dan hukum-hukum nasional. Organisasi-
organisasi antar pemerintah dan non-pemerintah yang bekerja secara tidak memihak dan dengan motif-
motif kemanusiaan yang ketat harus terus memberikan andil yang signifikan dalam mendukung usaha-
usaha nasional.
6. Negara-negara yang populasinya membutuhkan bantuan kemanusiaan diminta untuk memfasilitasi
kerja dari organisasi-organisasi ini dalam melaksanakan bantuan kemanusiaan, khususnya persediaan
makanan, obat-obatan, tempat berlindung dan perawatan kesehatan, terhadap akses-akses tersebut para
korban sangat membutuhkan
7. Negara-negara yang berdekatan dengan daerah emergensi didorong untuk berpartisipasi secara
dekat dengan negera-negara yang tertimpa bencana dalam usaha-usaha internasional, dengan satu pendapat
untuk memfasilitasi pada tingkat yang memungkinkan, pemberhentian sementara dari bantuan-bantuan
kemanusiaan.
8. Perhatian khusus terhadap pencegahan bencana dan kesiapan harus diberikan oleh pemerintah
yang bersangkutan, juga oleh masyarakat internasional.
9. Ada hubungan yang jelas antara emergensi, rehabilitasi dan pembangunan. Untuk menjamin transisi
yang mulus/lancar dari bantuan ke rehabilitasi dan pembangunan, bantuan emergensi harus diberikan dalam
cara-cara yang bersifat mendukung terhadap pemulihan dan pembangunan jangka panjang. Dengan
demikian, tindakan-tindakan emergensi harus dilihat sebagai satu langkah terhadap pembangunan jangka
panjang.
10. Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan penting untuk pencegahan dan
kesiapan terhadap bencana alam dan emergensi-emergensi lainnya. Banyak emergensi merefleksikan
krisis yang mendasar dalam pembangunan yang menghadang negara-negara yang sedang berkembang.
Bantuan kemanusiaan, oleh karena itu, harus disertai dengan komitmen yang terus diperbaharui terhadap
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan dari negara-negara yang sedang berkembang.
Dalam konteks ini, sumber daya yang memadai harus disediakan untuk membahas masalah-masalah
pembangunan mereka.
141
A/46/L.55
Bahasa Inggris
Halaman 4
11. Kontribusi untuk bantuan kemanusiaan harus diberikan dengan cara yang tidak merusak sumber
daya yang tersedia bagi kerjasama internasional untuk pembangunan.
12. Perserikatan Bangsa Bangsa mempunyai peran sentral dan unik dalam memberikan kepemimpinan
dan pengkoordinasian usaha-usaha masyarakat internasional untuk mendukung negara-negara yang tertimpa.
Perserikatan Bangsa Bangsa harus menjamin pengiriman yang segera dan lancar dari bantuan pemulihan
dengan menghormati secara penuh prinsip-prinsip yang disebutkan diatas, dengan mengingat juga resolusi
Majelis Umum yang relevan, termasuk resolusi 2816 (XXVI) dan 45/100. Sistim Perserikatan Bangsa
Bangsa perlu diadaptasikan dan diperkuat untuk memenuhi tantangan-tantangan masa sekarang dan masa
mendatang dalam cara yang efektif dan masuk akal. Sistim itu harus diberikan dengan sumber daya yang
sepadan dengan persyaratan di masa mendatang. Ketidak cukupan akan sumber daya semacam itu telah
menjadi salah satu kendala keterbatasan yang paling besar dalam respon yang efektif dari Perserikatan
Bangsa Bangsa terhadap emergensi.
II. PENCEGAHAN
13. Komunitas internasional harus membantu secara memadai negara-negara yang sedang berkembang
untuk memperkuat kapasitas mereka dalam pencegahan dan mitigasi bencana, baik dalam tingkat nasional
maupun regional, sebagai contoh, dalam menetapkan dan menguatkan pengintegrasian program-program
semacam ini.
14. Untuk mengurangi dampak bencana harus ada kesadaran yang meningkat akan perlunya penetapan
strategi-strategi mitigasi bencana, khususnya di negara-negara yang rentan terhadap bencana. Harus ada
pertukaran dan penyebaran informasi teknis baru yang lebih luas yang terkait dengan pengkajian, prediksi
dan mitigasi bencana. Seperti diminta di dalam Dekade Internasional untuk Pengurangan Bencana Alam,
harus diperkuat usaha-usaha untuk mengembangkan tindakan-tindakan pencegahan dan mitigasi bencana
alam dan emergensi-emergensi yang sama lewat program-program bantuan teknis dan cara-cara untuk
akses yang diminati terhadap, dan transfer dari, teknologi yang relevan.
15. Program pelatihan manajemen bencana yang baru saja dimulai oleh kantor UNDP Bantuan Bencana
Perserikatan Bangsa Bangsa dan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa Bangsa harus diperkuat
dan diperluas.
16. Organisasi-organisasi dari sistim Perserikatan Bangsa Bangsa yang terlibat dalam pendanaan dan
penyediaan bantuan yang relevan terhadap pencegahan emergensi-emergensi harus disediakan dengan
cukup dan sumber daya yang tersedia dengan mudah.
17. Komunitas internasional didorong untuk memberikan dukungan yang memadai dan sumber daya
terhadap program-program dan aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk meningkatkan tujuan-tujuan dan
sasaran-sasaran dari Dekade Internasional untuk Pengurangan Bencana Alam.
III. KESIAPAN
18. Bantuan pemulihan internasional harus bisa mendukung usaha-usaha nasional untuk memperbaiki
kapasitas-kapasitas dari negara-negara yang sedang berkembang untuk mengurangi pengaruh-pengaruh
bencana alam dengan cepat dan efektif dan untuk secara efisien menangani semua emergensi. Perserikatan
Bangsa Bangsa harus memperkuat usaha-usahanya untuk membantu negara-negara yang sedang
berkembang untuk memperkuat kapasitas mereka guna menanggapi bencana, pada tingkat nasional dan
regional, secara memadai.
142
A/46/L.55
Bahasa Inggris
Halaman 5
Peringatan dini
19. Atas dasar mandat yang ada dan mengambil aturan-aturan monitoring yang ada didalam sistim,
Perserikatan Bangsa Bangsa harus meningkatkan usaha-usaha, membangun atas dasar kapasitas-kapasitas
yang ada dari organisasi-organisasi yang relevan dan entitas-entitas dari Perserikatan Bangsa Bangsa,
untuk pengumpulan secara sistimatis, analisa dan penyebaran informasi peringatan dini tentang bencana-
bencana alam dan emergensi-emergensi lain. Dalam konteks ini, Perserikatan Bangsa Bangsa harus
mempertimbangkan untuk memanfaatkan secara memadai kapasitas-kapasitas peringatan dini Pemerintah
dan organisasi-organisasi antar pemerintah dan non-pemerintah.
20. Informasi peringatan dini harus disediakan secara yang tidak terbatas dan tepat waktu bagi semua
Pemerintahan yang tertarik dan otoritas-otoritas yang perduli, khususnya dari negara-negara yang tertimpa
bencana atau yang rentan terhadap bencana. Kapasitas dari negara-negara yang rentan terhadap bencana
untuk menerima, menggunakan dan menyebarkan informasi harus diperkuat. Dalam hubungan ini, komunitas
internasional didorong untuk membantu negara-negara ini terhadap permintaan penetapan dan penguatan
sistim-sistim peringatan dini nasional.
143
A/46/L.55
Bahasa Inggris
Halaman 6
V. KONSOLIDASI HIMBAUAN
31. Untuk emergensi-emergensi yang memerlukan satu koordinasi tanggapan, Sekretaris Jendral harus
menjamin bahwa satu Consolidated Appeals awal yang melibatkan semua organisasi yang bersangkutan
dalam sistim PBB, siap berkonsultasi dengan Negara yang tertimpa bencana, dikeluarkan dalam waktu
sesingkat mungkin dan dalam setiap kejadian tidak lebih dari satu minggu. Dalam kasus emergensi yang
berkepanjangan, Consolidated Appeals awal ini harus diperbaharui dan dikembangkan dalam waktu empat
minggu, ketika lebih banyak informasi menjadi tersedia.
32. Lembaga donor yang potensial harus mengadopsi tindakan-tindakan yang perlu untuk meningkatkan
dan melaksanakan kontribusi mereka, termasuk menyisihkan, untuk keperluan kesiapsiagaan, sumber finansial
dan sumber daya yang lain yang dapat dikeluarkan dengan cepat kepada Sistim Perserikatan Bangsa
Bangsa guna menanggapi Consolidated Appeals dari Sekretaris Jendral.
33. Peran kepemimpinan dari Sekretaris Jendral adalah penting dan harus diperkuat untuk menjamin
persiapan yang lebih baik untuk, juga cepat dan tanggapan yang masuk akal terhadap, bencana-bencana
alam dan emergensi-emergensi lain. Hal ini harus dicapai lewat dukungan yang terkoordinir untuk tindakan-
tindakan kesiapan dan pencegahan dan pemanfaatan optimal dari, panitia tetap antar badan-badan, Con-
solidated Appeals, pusat emergensi yang menggulirkan dana dan satu daftar kesiapsiagaan.
144
A/46/L.55
Bahasa Inggris
Halaman 7
34. Untuk tujuan ini, dan berdasarkan pemahaman bahwa kebutuhan sumber daya yang dipertimbangkan
pada paragraf 24 di atas akan disediakan, pejabat tingkat tinggi, koordinator bantuan emergensi, akan
ditetapkan oleh Sekretaris Jendral untuk bekerja secara dekat dan dengan akses langsung kepadanya,
bekerja sama dengan entitas-entitas dan organisasi-organisasi yang relevan dari sistim PBB yang
berhubungan dengan bantuan kemanusiaan dan menghormati secara penuh mandat mereka, tanpa prasangka
terhadap setiap keputusan yang harus diambil oleh Majelis Umum pada seluruh penyusunan kembali dari
Sekretariat Perserikatan Bangsa Bangsa.
Pejabat tingkat tinggi ini harus menggabungkan fungsi-fungsi yang sekarang dijalankan dengan koordinasi
respon Perserikatan Bangsa Bangsa oleh para wakil Sekretaris Jendral terhadap emergensi-emergensi
kompleks dan besar, juga oleh Koordinator Bantuan Bencana Perserikatan Bangsa Bangsa.
35. Di bawah sponsor Majelis Umum dan bekerja di bawah arahan dari Sekretaris Jendral, pejabat
tingkat tinggi akan mempunyai tanggung jawab sebagai berikut :
145
A/46/L.55
Bahasa Inggris
Halaman 8
(h) Secara aktif mendorong, bekerja sama secara dekat dengan organisasi-organisasi terkait,
terjadinya transisi yang lancar dari bantuan ke dalam rehabilitasi dan rekonstruksi sewaktu operasi bantuan
yang ada dibawah sponsornya dihentikan;
(i) Menyiapkan satu laporan tahunan untuk Sekretaris Jendral tentang koordinasi bantuan emergensi
kemanusiaan, termasuk informasi tentang pusat emergensi yang menggulirkan dana, untuk diserahkan
kepada Majelis Umum lewat Dewan Sosial dan Ekonomi.
36. Pejabat tingkat tinggi harus didukung oleh satu kesekretariatan yang diperkuat dari kantor
Koordinator Bantuan Bencana Perserikatan Bangsa Bangsa dan konsolidasi dari kantor-kantor yang ada
yang menangani emergensi kompleks. Kesekretariatan ini dapat ditambah dengan staf yang diperbantukan
dari organisasi-organisasi terkait dari sistim PBB itu. Pejabat tingkat tinggi harus bekerja secara erat dengan
entitas-entitas dan organisasi-organisasi sistim Perserikatan Bangsa Bangsa, juga dengan Palang Merah
Internasional, Liga Palang Merah dan Masyarakat Palang Merah, Organisasi Internasional untuk Migrasi
dan organisasi-organisasi non-pemerintah yang relevan. Pada tingkat negara, ofisial tingkat tinggi akan
menjaga hubungan dekat dan memberikan arahan bagi Resident Coordinator tentang masalah-masalah
yang berhubungan dengan bantuan kemanusiaan.
37. Sekretaris Jendral harus memastikan bahwa susunan antara pejabat tingkat tinggi dan semua
organisasi terkait yang ditetapkan bisa dibentuk dan menetapkan tanggung jawab untuk tindakan terkoordinasi
dan cepat pada saat emergensi.
38. Panitia Tetap Antar Badan dilayani oleh satu Kantor yang diperkuat dari Koordinator Bantuan
Bencana Perserikatan Bangsa Bangsa harus ditetapkan di bawah kepemimpinan pejabat tingkat tinggi
dengan partisipasi dari semua organisasi operasional dan dengan peserta undangan tetap dari Panitia Palang
Merah Internasional, Liga Masyarakat Palang Merah, dan Organisasi Internasional untuk Migrasi. Organisasi
non-pemrintah yang relevan dapat diundang untuk berpartisipasi pada kesmpatan khusus. Panitia harus
bertemu segera mungkin untuk menanggapi emergansi.
39. Dalam kerangka kerja keseluruhan yang diterangkan diatas dan mendukung usaha-usaha dari
negara-negara yang tertimpa, resident coordinator biasanya harus mengkoordinir bantuan kemanusiaan
dari Sistim Perserikatan Bangsa Bangsa pada tingkat negara. Ia harus memfasilitasi kesiapan dari sistim
Perserikatan Bangsa Bangsa dan membantu satu transisi yang cepat dari bantuan ke pembangunan. Ia
harus mempromosikan penggunaan semua kapasitas bantuan yang tersedia secara regional maupun lokal.
Resident Coordinator harus memimpin kelompok operasi-operasi emergensi dari perwakilan lapangan dan
para ahli dari sistim itu.
146
A/46/L.55
Bahasa Inggris
Halaman 9
40. Bantuan emergensi harus disediakan dalam cara-cara yang bersifat mendukung pemulihan dan
pembangunan jangka panjang. Organisasi-organisasi bantuan pembangunan dari sistim Perserikatan Bangsa
Bangsa harus dilibatkan pada tahap awal dan harus bekerja sama secara erat dengan mereka-mereka
yang bertanggung jawab terhadap bantuan emergensi dan pemulihan, sesuai mandat yang ada pada mereka
masing-masing.
41. Kerja sama internasional dan bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi harus berlanjut dengan intensitas
yang berkesinambungan setelah tahap bantuan awal. Fase rehabilitasi harus digunakan sebagai satu
kesempatan untuk menyusun kembali dan memperbaiki fasilitas dan pelayanan-pelayanan yang rusak oleh
karena emergensi untuk memungkinkan mereka menahan dampak terhadap emergensi yang akan datang.
42. Kerja sama internasional untuk pembangunan harus dipercepat dari negara-negara yang sedang
berkembang, dengan demikian menyumbang pengurangan munculnya bencana dan dampak emergensinya
di masa mendatang.
147