Anda di halaman 1dari 147

Edisi ke 2

Tinjauan Umum
Manajemen
Bencana

Program Pelatihan Manajemen Bencana

1
Tinjauan Umum
Manajemen
Bencana
Edisi ke 2

Program Pelatihan Manajemen Bencana 1992

2
Tabel Daftar Isi
Prakata .................................................................................. 5
Kata pengantar ....................................................................... 7

BAGIAN SATU : BAHAYA DAN BENCANA ................ 11

Bab 1: Kata pengantar tentang bencana .............................. 11


Problem bencana ..................................................................... 12
Faktor-faktor sebab akibat dari bencana .................................... 14
Bab 2: Tahap-tahap dan terminologi bencana ..................... 19
Istilah-istilah bencana ............................................................... 19
Fase-fase dari satu bencana ..................................................... 21
Bab 3: Menghubungkan bencana dengan
pembangunan ........................................................................ 25
Terganggunya pembangunan karena bencana ............................ 26
Bagaimana pembangunan bisa menyebabkan bencana ............... 28
Peluang-peluang pembangunan yang dimungkinkan oleh bencana 29
Bab 4: Bahaya alam .............................................................. 31
Karakteristik bahaya dan bencana khusus ................................. 32
Bab 5: Bencana-bencana yang kompleks dan majemuk ..... 51
Kekuataan sosio/politik ............................................................ 51
Pengungsi ............................................................................... 52
Peran PBB dalam emergensi kompleks ..................................... 53
Keamanan tim-tim bantuan di dalam daerah-daerah konflik ........ 54

BAGIAN DUA: KESIAPAN BENCANA ........................ 56

Bab 6: Tim manajemen bencana ......................................... 57


Tim manajemen bencana PBB ..................................................57
Tim manajemen bencana negara ............................................... 58
Tugas, peran, dan sumber-sumber daya dari PBB ...................... 59
Peran-peran dan sumber daya dari UNDP, UNDRO, dan
agen-agen PBB yang lain ..........................................................59
Koordinasi : Resident Coordinator dan UN-DMT .......................66
Bab 7: Kesiapan bencana ..................................................... 68
Komponen-komponen kesiapan bencana ................................... 69
Kesiapan terhadap serangan bencana yang lambat dan
yang mendadak ....................................................................... 72
Kesiapan di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa ....................... 73
Checklist dari informasi dasar yang diperlukan oleh UN-DMT .... 74
Bab 8: Kerentanan dan penilaian resiko ............................ 82
Manajemen resiko .................................................................. 82
Kemungkinan resiko ............................................................... 82

3
Tingkat resiko yang bisa diterima ................................................... 83
Menilai resiko dan kerentanan ........................................................ 83
Bagaimana menentukan resiko ....................................................... 84
Evaluasi kerentanan ...................................................................... 86
Mengurangi kerentanan bagi pengungsi yang dipindahkan ................ 88

BAGIAN TIGA: TANGGAPAN TERHADAP BENCANA ... 90

Bab 9: Tanggapan terhadap bencana ......................................... 90


Tujuan-tujuan kedaruratan dan bantuan paska bencana ........................ 91
Bab 10: Penilaian bencana ......................................................... 95
Tujuan penilaian ............................................................................ 95
Proses penilaian ............................................................................ 97
Penilaian-penilaian untuk tipe-tipe bencana yang berbeda ................. 97
Bagaimana data penilaian digunakan .............................................. 98
Bab 11: Tanggapan PBB terhadap bencana .............................. 100
Elemen-elemen dan tindakan-tindakan utama dalam menanggapi
bencana yang bersifat mendadak ................................................... 100
Pertukaran informasi laporan situasi dengan UNDRO ..................... 102
Pesan berjaga-jaga dan situasi lingkungan ....................................... 103
Pentingnya koordinasi dan informasi ................................................ 104
Bab 12: Rehabilitasi dan rekonstruksi ....................................... 106
Peluang dan prioritas dalam rehabilitasi dan rekontruksi ................... 107
Badai Zenon: sebuah study kasus ................................................... 109

BAGIAN EMPAT: MITIGASI BENCANA ............................ 122

Bab 13: Mitigasi/Pengurangan .................................................. 122


Mentargetkan mitigasi di tempat yang paling berpengaruh ................. 124
Tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko .................................... 125
Daftar dari tindakan-tindakan mitigasi ............................................. 125
Klasifikasi tindakan-tindakan mitigasi ............................................. 127
Waktu untuk mitigasi ..................................................................... 128
Bab 14: Bantuan PBB terhadap mitigasi bencana .................... 130
Mitigasi bencana sebagai satu thema pembangunan ......................... 130
Mengkaji kapasitas, kebijakan, dan kebutuhan
akan mitigasi bencana .................................................................... 131
Sumber daya informasi : Kebutuhan akan ahli teknis ........................ 134
Formulasi dan identifikasi proyek .................................................... 134
Kajian resiko bencana dari semua proyek di daerah berbahaya ........ 135
Daftar perencanaan pengurangan resiko bencana ........................... 136

Appendix .................................................................................... 139


Resolusi Majelis Umum 46/182, Penguatan Koordinasi Bantuan
Darurat Kemanusiaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.

4
Prakata untuk edisi ke dua
Nama informal untuk naskah ini adalah Modul Dasar . Informasi yang
tercakup dalam modul ini dianggap sebagai dasar dari banyak Program
Pelatihan Manajemen Bencana UNDP/UNDRO (DMTP). Modul pelatihan
ini menggambarkan komponen-komponen manajemen bencana dan
hubungannya di dalam keseluruhan kerangka kerja agen-agen Perserikatan
Bangsa Bangsa yang secara aktif terlibat dalam isu-isu emergensi dan
bencana.
Modul pelatihan ini dibuat untuk Program Pelatihan Manajemen Bencana
UNDP/UNDRO oleh Pusat Manajemen Bencana Universitas Wisconsin.
Partner-partner Operasional Teknis untuk DMTP telah memberikan saran
yang berharga tentang format dan isi naskah ini. Sumber sumber utama
untuk isi mencakup Manual Bencana dan enam modul yang saling melengkapi
yang disiapkan untuk DMTP. Intertect Training Services telah mengedit
materi ini dan menyiapkan komponen komponen pendidikan.
Bagi Anda yang sudah terbiasa dengan edisi pertama, Anda akan melihat
banyak perubahan dalam edisi kedua ini. Edisi kedua ini secara siknifikan
telah disusun kembali. Bab-bab yang memfokuskan pada PBB telah
didekatkan pada bab-bab tentang topik-topik yang berhubungan bukan
hanya dikumpulkan bersama seperti pada bagian 4 yang lama.
Bab tentang Bahaya Alam telah dipadatkan. Setiap tipe bahaya diterangkan
dalam satu halaman ringkasan. Peliputan lebih luas sekarang tersedia pada
modul pendamping, Pengenalan terhadap Bencana.
Satu bab baru tentang Emergensi Kompleks dan Majemuk telah ditambahkan,
yang menitik beratkan topik ini sebagai isu yang belakangan ini muncul ke
dalam kesadaran bersama kita. Banyak bab lain telah dimodifikasi atau ditulis
kembali dengan latihan-latihan dan tambahan ilustrasi-ilustrasi yang baru.

5
6
Kata pengantar untuk modul pelatihan ini
Maksud dan cakupan
Tinjauan Manajemen Bencana dirancang untuk memperkenalkan subyek
dari manajemen bencana kepada pembaca mitranya, para profesional PBB
yang membentuk kelompok-kelompok manajemen bencana, dan badan-
badan mitra pemerintah, LSM, dan lembaga donor. Pelatihan ini dirancang
untuk meningkatkan kesadaran pembaca akan sifat dan manajemen bencana.
Hal ini seharusnya bisa membawa ke pelaksanaan yang lebih baik dalam
respon dan kesiapan bencana. Dengan menanyakan hal yang tidak terelakan
lagi dari bencana, kami berharap Anda dapat mulai melihat mitigasi bencana
sebagai satu bagian dari pembangunan, dan bencana sebagai kesempatan
untuk tujuan-tujuan pembangunan yang lebih jauh lagi.
Dalam pelatihan ini kita mengambil pandangan yang luas mengenai bencana.
Kami tidak akan berusaha untuk memisahkan masalah-masalah yang
mengakar dalam degradasi lingkungan sebagai satu kumpulan tanggung jawab
yang jelas. Pelatihan ini juga mencakup emergensi-emergensi yang meliputi
kebutuhan peyediaan bantuan untuk penduduk yang mengungsi karena
perang saudara atau emergensi-emergensi lainnya.
Banyak bagian dari isi kursus ini didasarkan pada Manual Bencana UNDP/
UNDRO dan mengikuti prinsip-prinsip, prosedur, dan terminologinya.

Tujuan pembelajaran secara keseluruhan


Tujuan keseluruhan dari modul pelatihan ini adalah untuk :
n menciptakan minat pada menejemen bencana
n mendorong motivasi
n menghubungkan pembelajaran dengan aktivitas kerja Anda
n menghubungkan pembelajaran dengan nilai-nilai dan sikap-sikap
mengenai manajemen bencana
Kami berharap hal tersebut akan bisa dicapai lewat membaca naskah ini
dan menyelesaikan latihan-latihan yang dianjurkan. Secara khusus, Anda
harus dapat melakukan hal hal berikut ini :
n menggambarkan hubungan antara bahaya, kerentanan dan bencana
n menggambarkan konsep dasar, tujuan, dan elemen-elemen bencana
dan manajemen emergensi
n menggambarkan jarak dari kesiapan yang tersedia/tindakan
pengurangan, mempertimbangkan ketepatannya, kesempatan, batasan
dan cara-cara pelaksanaan lewat kegiatan-kegiatan pembangunan
n mengklarifikasikan tujuan, fungsi dan sarana tanggapan dari badan-
badan PBB yang terlibat dalam skenario emergensi dan khususnya
skenario dari Tim Manajemen Bencana PBB.
Q . Sebelum meneruskan, tulislah dua atau tiga alasan penting mengapa
Anda mengikuti pelatihan yang membahas tentang manajemen bencana Bandingkan alasan-alasan
ini. Anda dengan alasan-
alasan lain yang ada pada
A_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ halaman berikut.
_______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________

7
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Pentingnya pelatihan manajemen bencana


Mengapa bencana-bencana dan pelatihan manajemen bencana menjadi
perhatian badan-badan pemerintahan, PBB, dan khususnya, UNDP dan
UNDRO ? Bagaimana pemerintah dapat memberikan pembenaran dengan
menambah manajemen bencana ke dalam daftar panjang prioritas yang saling
bersaing ? Ada beberapa jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini.

n Pemerintah semakin menuntut badan-badan PBB untuk


mengkoordinasikan dalam negara tersebut semua bantuan paska
bencana dari PBB dan kadang-kadang semua bantuan internasional.
Oleh karena itu, pemerintah dan PBB memerlukan komunikasi yang
lebih baik tentang kemampuan dan kebutuhan bersama mereka.
n Bencana adalah masalah yang berkembang. Bancana akan menjadi
perhatian yang semakin meningkat terhadap pemerintah dan bagian
yang meningkat dari aktivitas utama dari PBB. Di negara-negara yang
cenderung terkena bencana, program-program negara UNDP sudah
dapat dipastikan akan terpengaruh oleh bencana-bencana. Proyek-
proyek menjadi mundur atau mengalami penundaan ketika satu negara
sedang memulihkan diri dari konsekuensi satu bahaya.
n Bencana adalah kejadian yang tidak rutin yang memerlukan tanggapan
yang tidak rutin juga. Pemerintah dan badan-badan pembangunan pada
umumnya tidak dapat menggantungkan pada prosedur normal untuk
melaksanakan tanggapan yang memadai. Mereka perlu belajar dan
mempraktekan ketrampilan dan perilaku khusus.
n Bencana secara erat terkait dengan paling tidak empat prioritas lain
terhadap prioritas mana UNDP telah menerima, baik itu secara
langsung atau lewat peran dukungan : orang-orang yang terusir,
pengungsi dan mereka yang kembali, wanita dalam pembangunan,
dan perlindungan lingkungan. Isu-isu dari subyek-subyek ini secara
siknifikan saling melengkapi. Program pelatihan dalam satu subyek
akan mendukung pengembangan profesional dari para staf UNDP
dalam semua subyek.
n UNDRO telah menetapkan mandat internasional di bidang ini. Mandat
ini adalah untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas yang
mempromosikan kesiapan dan pengurangan dan juga tanggapan
terhadap bencana. Minat-minat UNDRO diwakili di lapangan oleh
UNDP. Hal ini wajib bagi kedua badan untuk mempromosikan
peningkatan yang nyata dari kesadaran dan kompetensi dalam
menangani bahaya, dan untuk melibatkan badan-badan PBB lain yang
berkepentingan
n Dalam perannya sebagai Resident Coordinator, Resident Represen-
tatives UNDP dan staf pelaksana lapangan perlu melatih badan-badan
setingkatnya tentang prosedur pelaksanaan dari satu tanggapan
bencana yang tepat dan terkoordinasi.

8
n Masyarakat dunia menaruh minat yang sangat besar dalam bencana.
Pemerintah dan sistim PBB memiliki profil yang tinggi dalam kejadian-
kejadian ini yang diamati secara dekat oleh media. Badan-badan PBB
dan pemerintah harus membuktikan kemampuan mereka agar dapat
memproyeksikan citra yang positif terhadap penyediaan dukungan
yang memadai.
Metode pelatihan
Modul ini dimaksudkan untuk dua pembaca, sebagai modul untuk belajar
sendiri dan peserta dalam satu loka karya pelatihan. Metode-metode pelatihan
berikut ini dirancang untuk digunakan dalam loka karya dan disimulasikan
dalam bentuk modul tertulis. Untuk yang belajar sendiri, naskah ini mendekati
naskah tutorial karena dapat dicetak.
Metode-metode pelatihan loka karya meliputi
diskusi kelompok
simulasi/main peran
handout tambahan
video
sesi-sesi pengulangan
latihan-latihan penilaian diri

Anda diajak untuk menggunakan naskah ini sebagai buku kerja. Sebagai
tambahan untuk catatan yang ada di pinggir halaman, Anda akan diberi
kesempatan untuk berhenti dan mengevaluasi pelajaran Anda sepanjang
naskah ini, lewat pertanyaan-pertanyaan yang termuat dalam naskah. Tulislah
jawaban-jawaban Anda terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
sebelum Anda meneruskanya untuk memastikan bahwa Anda sudah
memahami poin-poin penting dari naskah ini.
Naskah ini dibagi ke dalam empat bagian.Bagian Pertama
menggambarkan tentang apakah bahaya itu, mengapa bahaya menjadi
bencana, dan bagaimana bencana bisa mempengaruhi pembangunan.
Bagian Kedua memberikan identifikasi cakupan dari manajemen bencana,
kemungkinan peran Anda dalam manajemen bencana, dan memfokuskan
pada aspek-aspek kesiapan.
Bagian yang Ketiga menerima adanya fakta bahwa beberapa bencana
akan terjadi dan mengevaluasi bagaimana menanggapi bahaya-bahaya
tersebut.
Bagian Keempat menyajikan mitigasi bencana sebagai satu kumpulan
kegiatan yang mengurangi resiko dan dampak dari bencana.
Modul pelatihan ini dilengkapi dengan dua video pendek, PBB dan
tanggapan terhadap bencana dan Mitigasi Bencana: bagaimana
mengurangi kerusakan melalui pembangunan yang tepat . Anda akan
mendapat manfaat dengan membuat rencana untuk melihat kedua video ini
dan dengan mengulang pertanyaan-pertanyaan diskusi yang menyertainya.

9
10
1 BAHAYA DAN BENCANA
BAGIAN

Setelah membaca materi ini dan menyelesaikan latihan-latihan yang ada,


anda akan dapat :
n mendefinisikan istilah-istilah penting mengenai manajemen Tujuan
bencana
Pembelajaran
n menggambarkan penyebab-penyebab kerentanan terhadap
bencana
n menggambarkan diagram kontinum dari manajemen bencana
n mengidentifikasikan bahaya-bahaya yang paling penting dan
bagaimana bahaya-bahaya tersebut mempengaruhi masyarakat
n membedakan antara bahaya karena ulah manusia dan karena
alam
n mengidentifikasikan paling tidak dua cara bagaimana
pembangunan dapat secara langsung menyebabkan satu
bencana
n menggambarkan paling tidak empat cara bagaimana bencana
dapat merusak pembangunan

BAB 1
Kata pengantar terhadap bencana

Q. Bagaimana Anda mendefinisikan bahaya dan bencana ?


A. Tulislah pendapat Anda pada ruang jawaban berikut, kemudian
bandingkanlah definisi-definisi Anda dengan definisi-definisi yang
terdapat dalam naskah ini.

____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________

11
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Sebelum melangkah lebih lanjut, kita harus menetapkan pemahaman umum


dari istilah-istilah bahaya dan bencana.
Definisi bahaya
Bahaya adalah kejadian yang jarang atau ekstrim dari lingkungan karena
ulah manusia atau karena alam yang secara merugikan mempengaruhi
kehidupan manusia, properti atau aktivitas pada tingkat yang menyebabkan
satu bencana.
Definisi bencana
Bencana adalah gangguan yang serius dari berfungsinya satu masyarakat,
yang menyebabkan kerugian-kerugian yang besar terhadap lingkungan,
material dan manusia, yang melebihi kemampuan dari masyarakat yang
tertimpa bencana untuk menanggulangi dengan hanya menggunakan sumber-
sumber daya masyarakat itu sendiri. Bencana sering diklasifikasikan sesuai
dengan cepatnya serangan bencana tersebut ( secara tiba-tiba atau perlahan-
lahan ), atau sesuai dengan penyebab bencana itu ( secara alami atau karena
ulah manusia ).
Definisi dari fenomena alam
Bagian dari modul ini akan memfokuskan pada kedua istilah di atas akan
tetapi kita perlu mengevaluasi kedua istilah itu dalam kaitannya dengan istilah
lain : fenomena alam. Fenomena alam adalah proses klimatologis, hydrologis,
atau ekologis yang ekstrim yang tidak menempatkan ancaman apapun
terhadap orang-orang atau properti. Satu gempa bumi yang dahsyat pada
satu area yang tidak berpenghuni, sebagai contoh, adalah satu fenomena
alam, bukan satu bahaya. Demikian juga dengan banjir tahunan disepanjang
sungai Nil, satu elemen penting bagi kesejahteraan dari orang-orang yang
tinggal di dekat sungai itu.
Definisi emergensi
Istilah lain yang terkait erat dengan bencana dan digunakan diseluruh modul
ini adalah emergensi. Satu bencana mungkin dianggap sebagai satu tipe
khusus dari satu emergensi. Bencana, menunjuk pada satu periode waktu
yang intens dan tingkat urgensi tertentu. Jika bencana terikat oleh satu periode
khusus dimana kehidupan dan properti yang berharga seketika berada pada
tingkat bahaya, satu emergensi dapat mencakup periode yang lebih umum
dimana
n terdapat penurunan yang jelas dan nyata dari kemampuan penanganan
satu kelompok atau satu masyarakat, atau
n kemampuan-kemampuan penanganan hanya bersifat bertahan karena
adanya inisiatif-inisiatif kelompok atau masyarakat atau karena
intervensi dari luar.

Problem bencana
Bagian ini akan menerangkan fenomena tertentu yang mengakibatkan
bencana dan emergensi-emergensi: tren-tren bencana, di mana bencana-
bencana itu terjadi dan siapa yang paling terpengaruh oleh bencana-bencana
itu.

12
BAB 1
1

BAGIAN
Kata Pengantar
terhadap Bencana

Dari awal akan bermanfaat untuk mengingatkan diri kita sendiri bahwa
bencana-bencana dan emergensi terlalu sering dianggap sebagai kejadian-
kejadian menyimpang, yang dipisahkan dari kehidupan normal . Dalam
kenyataannya, bagaimanapun juga, yang sebaliknyalah yang benar. Bencana
dan emergensi adalah refleksi-refleksi mendasar dari kehidupan yang nor-
mal. Bencana adalah konsekuensi-konsekuensi dari cara-cara masyarakat
membangun diri mereka sendiri, secara ekonomi dan sosial; cara-cara dimana
masyarakat dan negara berinteraksi; dan cara-cara dimana hubungan antara
para pembuat keputusan dilakukan. Dengan demikian, satu banjir atau gempa
bumi bukanlah satu bencana dalam dan dari dirinya sendiri.
Bencana muncul dari fakta bahwa komunitas-komunitas atau kelompok-
kelompok tertentu terpaksa untuk menetap di area-area yang rentan terhadap
dampak dari sungai yang mengamuk atau letusan gunung berapi. Penting
untuk membuat satu perbedaan antara bahaya dan bencana, dan untuk
mengenali pengaruh dari bahaya terhadap bencana adalah tolok ukur yang
penting untuk mengetahui kerentanan masyarakat.
Diagram berikut menggambarkan kombinasi dari kekuatan-kekuatan yang
saling berlawanan ini. Kerentanan dilihat sebagai gerak maju dari tiga tahapan:
1. Penyebab-penyebab yang mendasari : sekumpulan faktor-faktor
yang sudah mengakar dalam masyarakat yang secara bersama
membentuk dan menjaga kerentanan.
2. Tekanan-tekanan yang dinamis : satu proses perubahan yang
memungkinkan penyebab negatif masuk ke dalam kondisi-kondisi yang
Gambar 1.1
tidak aman; proses ini disebabkan mungkin karena kurangnya
Model kesulitan bencana
pelayanan-pelayanan atau fasilitas dasar atau mungkin sebagai akibat Materi ini diambil dari bab
dari serangkaian kekuatan makro. pertama dari buku yang
berjudul Bencana dan
3. Kondisi-kondisi tidak aman : konteks kerentanan dimana orang- kerentanan dan resikoPiers
orang atau properti terbuka terhadap resiko bencana; lingkungan fisik Blaike,Terry Cannon,Ian
yang mudah rusak adalah satu bagian; faktor-faktor lain mencakup Davis dan Ben
ekonomi yang tidak stabil dan tingkat pendapatan yang rendah. Wisner(Harper Collins,
London and NewYork)

RANGKAIAN KERENTANAN

Tekanan dinamis Kondisi tidak aman Kejadian-


Penyebab yang
Kurangnya Lingkungan fisik yang kejadian pemicu
mendasari
-institusi lokal rentan BENCANA Gempa bumi
Kemiskinan
-pendidikan -lokasi yang berbahaya Angin kencang
Akses yang terbatas
-infrastruktur dan Banjir
terhadap. -pelatihan
-ketrampilan yang bangunan yang berbahaya
= Letusan gunung
- Struktur-struktur
memadai Ekonomi lokal yang berapi
tenaga listrik
-investasi lokal rentan KERENTANANAN Tanah longsor
- sumber daya
-pasar lokal -kehidupan yang beresiko Kekeringan
Idiologi
Perang, konflik
Sistem Ekonomi -kebebasan pers -tingkat pendapatan yang + sipil
Faktor-faktor Kekuatan makro rendah
-ekspansi penduduk Tindakan umum Kecelakaan
pra-kondisi umum BAHAYA
-urbanisasi tehnologi
-degradasi lingkungan

13
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Faktor-faktor sebab akibat dari bencana


Besarnya setiap bencana, diukur dari jumlah kematian, kerusakan, atau biaya-
biaya untuk satu negara yang sedang berkembang meningkat dengan
meningkatnya marjinalisasi populasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat kelahiran
yang tinggi, masalah-masalah status tanah dan peluang ekonomi, dan
kurangnya atau penempatan yang salah dari sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia dari satu populasi yang berkembang. Pada saat
populasi meningkat, tanah terbaik yang ada di daerah-daerah kota maupun
desa sudah terpakai, dan mereka yang mencari tanah untuk pertanian atau
perumahan dipaksa untuk menerima tanah yang tidak memadai. Hal ini
memberikan produktivitas yang lebih rendah dan tindakan yang lebih kecil
dari keamanan fisik atau ekonomi. Bagian berikut ini mempertimbangkan
masing-masing dari isu tersebut.

Kemiskinan
Pengaruh tunggal yang sangat penting terhadap
dampak dari satu bencana adalah kemiskinan. Semua
faktor yang lain dapat dikurangi jika populasi yang
terkena pengaruh tidak juga dibatasi oleh kemiskinan.
Sebenarnya semua kajian mengenai bencana
menunjukan bahwa populasi yang paling kaya bisa
bertahan hidup terhadap bencana tanpa terkena
akibatnya atau dapat pulih kembali secara cepat. Pada
spektrum yang luas dari bencana, kemiskinan pada
umumnya menjadikan orang rentan terhadap dampak
bahaya. Kemiskinan menjelaskan mengapa orang-or-
ang di daerah-daerah perkotaan terpaksa hidup diatas
bukit-bukit yang cenderung terkena bencana tanah
longsor, atau mengapa orang-orang tinggal didekat
gunung berapi atau sungai-sungai yang selalu
membanjiri pinggirannya. Kemiskinan menerangkan
mengapa kekeringan meminta petani-petani miskin
sebagai korban dan jarang sekali terhadap yang kaya,
dan mengapa kelaparan lebih sering dari pada tidak,
Photo credit: UNHCR/ adalah akibat dari kurangnya daya beli untuk membeli makanan dibandingkan
M.Vannappelghem dengan tidak adanya makanan. Secara meningkat, kemiskinan juga
menerangkan mengapa banyak orang dipaksa untuk pindah dari rumah
mereka ke bagian-bagian lain dari negara mereka atau bahkan menyeberangi
perbatasan-perbatasan untuk bisa bertahan hidup. Migrasi yang disebabkan
karena krisis seperti itu menempatkan tantangan-tantangan yang besar baik
yang terkait dengan bantuan yang bersifat segera sampai pada mereka yang
harus dipindahkan dan pembangunan yang berjangka lebih lama.
Pertumbuhan penduduk
Terdapat hubungan yang jelas antara meningkatnya kerugian-kerugian dari
satu bencana dan meningkatnya populasi. Jika ada lebih banyak orang atau
bangunan dimana satu bencana terjadi, kemudian hal ini memberi
kemungkinan akan adanya lebih banyak pengaruh. Pertumbuhan populasi
sudah sebegitu spektakuler sehingga tidak bisa dihindari lagi bahwa lebih
banyak orang akan terkena pengaruh dari bencana karena lebih banyak
akan dipaksa untuk hidup dan bekerja di daerah-daerah yang tidak aman.

14
BAB 1
1

BAGIAN
Kata Pengantar
terhadap Bencana

Milyar

Total dunia Gambar 1.2


Pertumbuhan penduduk
1750-2100
Sumber: Thomas Merrick,
et.al, World Population in
Transition, Population
Daerah-daerah
yang sedang Bulletin,Vol.42, No.2
berkembang (1986)

Daerah-daerah
yang sudah berkembang

Bertambahnya jumlah penduduk akan menimbulkan perebutan jumlah sumber


daya yang terbatas ( seperti, kesempatan kerja, dan lahan ) yang dapat
menyebabkan terjadinya konflik. Konflik ini bisa menyebabkan migrasi yang
disebabkan karena krisis. Pertumbuhan semacam itu muncul terutama sekali
di negara-negara yang sedang berkembang, yang menyebabkan berbagai
faktor pendorong terhadap bencana-bencana.
Urbanisasi yang cepat
Migrasi dan pertumbuhan penduduk yang cepat terkait dengan phenomena
besar dari urbanisasi yang cepat. Proses ini juga dipercepat di negara-negara
yang sedang berkembang. Hal ini dicirikan dengan penduduk pedesaan yang
miskin atau kaum sipil di satu daerah konflik yang pindah ke daerah-daerah
metropolitan untuk mencari peluang-peluang ekonomi dan keamanan. Jumlah
yang banyak sekali dari penduduk kota yang miskin yang secara meningkat
mendapatkan pilihan-pilihan yang lebih sedikit terhadap tersedianya tempat-
tempat yang aman dan diminati untuk membangun rumah-rumah mereka.
Lagi-lagi, terjadi kompetisi untuk sumber-sumber daya yang sudah jarang,
konsekuensi yang tidak bisa dielakan lagi dari urbanisasi yang cepat, dapat
membawa ke bencana-bencana ciptaan manusia.
Proyeksi penduduk
Resiko iklim Gambar 1.3
untuk semua kota
besar tahun 2025 yang ekstrim Proyeksi penduduk untuk
Populasi pada tahun 1984 semua kota besar yang
rawan bencana
Karachi 20-30 juta Badai
Badai/gempa
Jakarta bumi

Kalkuta Badai/banjir

Kota Meksiko Gempa bumi

Dacca Badai/banjir

Shanghai Banjir

Sao Paolo Banjir

Populasi dalam juta

15
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Banyak tanah longsor atau bencana-bencana banjir terkait erat dengan


urbanisasi yang cepat dan tidak terkendalikan yang memaksa keluarga-
keluarga berpenghasilan rendah untuk menetap pada lereng-lereng bukit
yang terjal atau jurang-jurang, atau sepanjang tepian-tepian sungai yang
cenderung mengalami banjir. Banyak korban gempa bumi di daerah-daerah
perkotaan telah menjadi keluarga-keluarga yang miskin yang bidang tanahnya
Gambar 1.4 telah gagal dan bukan dengan rumah-rumah mereka, biasanya melalui tanah
Ketika penduduk terus longsor yang menimpa diatas rumah mereka atau muncul dari bawah rumah
berkembang, tempat hunian mereka.
menyebar ke daerah
marginal yang tidak aman.

Lereng yang
tidak stabil

Sungai

Sungai

Transisi-transisi di dalam praktek-praktek kultural


Banyak perubahan-perubahan yang tidak terelakan yang terjadi di semua
masyarakat menyebabkan peningkatan kerentanan masyarakat terhadap
bencana. Secara jelas, semua masyarakat secara konstan berubah dan dalam
satu keadaan transisi yang terus-menerus. Transisi-transisi ini sering kali
sangat merusak dan tidak adil, yang menimbulkan gap pada mekanisme
penanggulangan dan teknologi. Transisi-transisi ini mencakup populasi
nomaden yang menjadikan penduduk pedesaan yang hidup menetap pindah
ke daerah-daerah perkotaan, dan baik orang-orang pedesaan maupun
perkotaan yang pindah dari satu tingkat ekonomi ke tingkat ekonomi yang
lain. Secara lebih luas, contoh-contoh ini adalah perpindahan umum dari
masyarakat non-industri ke masyarakat industri.
Satu contoh dari dampak transisi-transisi ini adalah pengenalan akan
materi-materi bangunan yang baru dan desain-desain bangunan dalam satu
masyarakat yang sudah terbiasa dengan materi-materi dan desain tradisional.
Hal ini sering menyebabkan materi baru yang digunakan secara salah. Di
daerah-daerah yang rawan bencana, teknik-teknik bangunan baru yang tidak
memadai bisa menjadikan rumah-rumah yang tidak dapat menahan gempa
bumi atau badai angin ( lihat gambar berikut ).
Berkumpulnya masalah ini adalah komunitas baru dimana mereka yang
selamat dari bencana mendapatkan dirinya sendiri mungkin tidak memiliki
sistim bantuan sosial atau jaringan untuk dibantu dalam pemulihan dari
bencana. Mekanisme penanggulangan tradisional mungkin tidak ada dalam
struktur baru dan masyarakat menjadi semakin tergantung pada campur
tangan dari luar untuk membantu proses ini.
Benturan dan praktek-praktek transisi kultural dapat juga mengakibatkan
konflik sipil, sebagai contoh, sebagai akibat dari kekerasan umum yang dipicu
oleh perbedaan-perbedaan agama.

16
BAB 1
1

BAGIAN
Kata Pengantar
terhadap Bencana

Atap beton berkerangka baja Gambar 1.5


yang terlalu kecil dan terlalu
berat
Rumah baru yang dibangun
dengan kualitas jelek yang
Bentuk asimetrik menggunakan material
yang berbahaya Sandaran dinding
yang terlalu tinggi modern

Sambungan yang jelek


dari atap ke tembok Jarak jendela
yang terlalu dekat

Tembok Kurangnya tembok


terlalu tinggi yang berkerangka
baja

Kualitas
adukan semen
yang jelek Tembok yang
terlalu panjang
Pintu yang Pembuka pintu
terlalu dekat yang terlalu lebar
dengan sudut Serambi yang
berbahaya

Degradasi lingkungan
Banyak bencana disebabkan atau diperburuk oleh degradasi lingkungan.
Penggundulan hutan menyebabkan arus air atas yang cepat, yang ikut
berperan terhadap terjadinya banjir. Rusaknya rawa-rawa bakau menurunkan
kemampuan baris pantai untuk menahan angin tropis dan gelombang badai.
Terciptanya kondisi-kondisi kekeringan-dan kedahsyatan yang relatif dan
lamanya waktu kekeringan berlangsung- semata-mata satu phenomena alam.
Kondisi-kondisi kekeringan bisa diperburuk oleh : pola-pola tanam yang jelek,
terlalu banyaknya lahan penggembalaan, hilangnya lapisan tanah bagian atas,
teknik-teknik konservasi yang tidak baik, penipisan dibagian permukaan dan
bagian bawah persediaan air, dan, pada satu tingkat, urbanisasi yang tidak
terkendali.

Gambar 1.6
Penebangan hutan untuk
pembangunan

17
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Kurangnya kesadaran dan informasi


Bencana-bencana dapat juga terjadi karena orang-orang yang rentan terhadap
bahaya-bahaya itu memang tidak tahu bagaimana lepas dari cara yang
merusak itu atau mengambil tindakan tindakan perlindungan. Ketidak tahuan
ini seharusnya tidak menjadi satu fungsi dari kemiskinan, tetapi kurangnya
kesadaran atas tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan untuk mendirikan
bangunan-bangunan yang aman di lokasi-lokasi yang aman juga. Barangkali
sebagian orang tidak tahu tentang rute-rute evakuasi dan prosedur-prosedur
yang aman. Penduduk lain mungkin tidak tahu dimana meminta bantuan
pada saat mengalami tekanan yang berat. Meskipun demikian, poin ini tidak
harus digunakan sebagai pembenaran untuk mengabaikan mekanisme
penanggulangan dari sebagian besar orang yang tertimpa bencana tersebut.
Di sebagian besar masyarakat yang rentan terhadap bencana, terdapat
banyak pemahaman tentang respon dan tantangan terhadap bahaya.
Pemahaman ini harus dimasukkan kedalam setiap upaya untuk memberikan
bantuan dari luar.
Perang dan kerusuhan sipil
Di dalam naskah ini perang dan kerusuhan sipil dianggap sebagai bahaya,
yaitu, kejadian-kejadian yang ekstrim yang mengakibatkan bencana. Perang
dan perselisihan sipil terjadi sering kali sebagai akibat dari orang-orang yang
terusir, satu sasaran populasi dari program pelatihan ini. Faktor-faktor sebab
dan akibat dari perang dan perselisihan sipil mencakup kompetisi untuk
memperebutkan sumber-sumber daya yang sudah langka, kurangnya toleransi
terhadap agama atau etnis, dan perbedaan-perbedaan idiologis. Banyak dari
hal ini merupakan produk sampingan dari enam faktor sebab-akibat bencana
sebelumnya.

Q. Dari tujuh faktor-faktor sebab akibat


bencana yang dibicarakan
diatas, bagaimana Anda akan memberikan peringkat dari ketujuh
faktor itu untuk negara Anda dimana Anda hidup ?

A.Buatlah daftar dari kontributor yang paling serius dulu.


1_..__._______________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
2_._______________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
3_._______________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
4_._______________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
5_._______________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
6_.______________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
7________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________

18
BAB 2
1

BAGIAN
Fase-fase dan
terminologi Bencana

BAB 2
Fase-fase dan terminologi bencana
Istilah-istilah bencana
Beberapa terminologi manajemen bencana telah diperkenalkan di dalam modul
ini. Daftar kata-kata yang ringkas juga disertakan untuk memberikan rincian
terhadap beberapa difinisi yang berlaku ini.
Daftar kata ini memuat istilah-istilah manajemen bencana seperti
digunakan pada Draft Ketiga dari Satu daftar istilah-istilah yang terkait
dengan Manajemen Bencana dengan difinisi-definisi mereka untuk
dimasukkan kedalam satu daftar kata multibahasa yang disepakati secara
internasional yang disiapkan oleh UNDRO, dan didalam Manual Manajemen
Bencana UNDP/UNDRO. Meskipun demikian, konsensus tidak muncul
diantara semua praktisi menejemen bencana atau akademisi yang menanggapi
definisi-definisi ini. Daftar kata yang secara umum dan terstandarisasi yang
dapat diterima jelas akan sangat diminati, akan tetapi sepertinya ini tidak
akan muncul dalam kurun waktu beberapa tahun yang akan datang.
Konsekuensinya, difinisi-difinisi berikut ini akan mewakili satu usaha kearah
pengembangan konsensus. Para pengguna dari materi-materi pelatihan
DMTP diminta untuk menggunakan definisi-definisi yang berlaku ini demi
keseragaman dan untuk memberikan toleransi terhadap definisi-definisi dari
kelompok-kelompok lain.

Q . Dapatkah Anda memberikan satu contoh bagaimana menggunakan


setiap istilah ini ? Tulislah contoh Anda pada ruangan dibawah setiap
definisi.

Manajemen Bencana adalah sekumpulan kebijakan dan keputusan- Manajemen


keputusan administratif dan aktivitas-aktivitas operasional yang berhubungan bencana
dengan berbagai tahapan dari semua tingkatan bencana.

A________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Bencana-bencana
Bencana karena ulah manusia adalah situasi-situasi bencana atau karena ulah
emergensi dimana penyebab-penyebab utama langsung, adalah aksi-aksi manusia
manusia yang dapat diidentifisir, secara sengaja atau sebaliknya. Lepas dari
bencana-bencana teknologi dan ekologi , hal ini terutama sekali
melibatkan situasi-situasi dimana rakyat sipil menderita sebagai korban,
kerugian properti, sarana dan pelayanan dasar dari kehidupan sebagai akibat
dari perang atau kerusuhan sipil, sebagai contohnya. Emergensi/bencana
ciptaan manusia dapat berupa tipe-tipe serangan yang cepat atau lambat,
dan dalam kasus kerusuhan internal, dapat mengakibatkan emergensi-
emegensi kompleks juga.

A__________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________
____________________________________________________________

19
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Satu definisi yang lebih luas dari bencana ciptaan manusia mengakui bahwa
semua bencana disebabkan oleh manusia karena manusia telah memilih,
apapun alasannya, untuk berada dimana phenomena alam terjadi yang
menyebabkan pengaruh-pengaruh yang merugikan terhadap manusia.

A__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________
____________________________________________________________

Resiko Resiko adalah kerugian-kerugian yang diharapkan ( kehilangan kehidupan,


orang-orang yang terluka, kerusakan terhadap properti dan gangguan aktivitas
ekonomi ) yang disebabkan oleh satu bahaya khusus. Resiko adalah hasil
dari bahaya dan kerentanan.

A_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________
____________________________________________________________
Kerentanan
Kerentanan adalah tingkat kerugian ( sebagai contoh, dari 0% - 100 % )
sebagai akibat dari satu phenomena yang berpotensi merusak.

A_________________________________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________
____________________________________________________________

Istilah-istilah berikut adalah kunci untuk memahami serangan bencana-


bencana yang lambat dan pengaruhnya terhadap populasi.
Perpindahan Perpindahan populasi biasanya dihubungkan dengan migrasi massa sebagai
penduduk akibat krisis dimana sejumlah besar orang dipaksa untuk meninggalkan rumah-
rumah mereka guna mencari sarana-sarana untuk mempertahankan hidup
yang lain. Perpindahan massa seperti itu biasanya sebagai akibat dari konflik,
kekurangan pangan yang hebat atau runtuhnya sistim dukungan ekonomi.

A___________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________

Emergensi-emergensi kompleks adalah satu bentuk emergensi karena


Emergensi-emergensi ulah manusia dimana baik penyebab dari emergensi maupun bantuan terhadap
kompleks mereka yang terkena penderitaan terikat oleh tingkat-tingkat yang intens
dari pertimbangan-pertimbangan politik. Jenis emergensi ini biasanya
dihubungkan dengan masalah-masalah pemindahan orang pada saat terjadi
konflik sipil atau dengan orang-orang yang terjebak di daerah-daerah konflik

A__________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________

20
BAB 2
1

BAGIAN
Fase-fase dan
terminologi Bencana

Fase-fase bencana
Bencana-bencana dapat dipandang sebagai serangkaian Dampak bencana
Fase pengurangan resiko pra-bencana
fase-fase dari kontinum waktu. Mengidentifisir dan
memahami fase-fase ini membantu untuk menggambarkan Kesiapan
kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan bencana dan
memberi konsep tentang aktivitas-aktivitas manajemen
bencana yang memadai.
Bantuan
Serangan bencana-bencana yang cepat
Definisi-definisi dibawah ini berhubungan dengan urutan
waktu yang mengikuti munculnya serangan bencana yang Mitigasi
Rehabilitasi
cepat. Lihat Gambar 2.1.

Rekonstruksi

fase pemulihan pasca bencana

Gambar 2.1
Kontinum manajemen
serangan bencana yang
cepat

Fase pemulihan adalah periode yang munculnya mengikuti satu bencana Fase pemulihan
yang tiba-tiba ( atau penemuan yang sudah terlambat dari situasi serangan
yang lamban yang diabaikan) jika tindakan-tindakan pengecualiaan harus
diambil untuk mencari dan menemukan mereka yang bertahan hidup dan
juga memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar untuk tempat berteduh, air,
makanan dan perawatan medis.

A____________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________

Rehabilitasi adalah tindakan-tindakan atau keputusan-keputasan yang Rehabilitasi


diambil setelah terjadi satu bencana dengan maksud untuk memulihkan
kondisi-kondisi kehidupan sebelumnya dari satu masyarakat yang terkena
bencana, sementara mendorong dan memfasilitasi penyesuaian-penyesuaian
seperlunya terhadap perubahan-perubahan yang disebabkan oleh bencana.

A____________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________

21
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Pemulihan kembali adalah tindakan yang dilakukan untuk membangun


Pembangunan kembali kembali satu komunitas setelah satu periode rehabilitasi akibat dari satu
bencana. Tindakan-tindakan mencakup pembangunan rumah yang permanen,
pemulihan semua pelayanan-pelayanan secara penuh, dan memulai kembali
secara tuntas dari keadaan sebelum bencana.

A________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________

Mitigasi
Mitigasi adalah istilah gabungan yang digunakan untuk mencakup semua
tindakan yang dilakukan sebelum munculnya satu bencana ( tindakan-tindakan
pra-bencana ) yang meliputi kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan
resiko jangka panjang. ( Pengurangan telah digunakan oleh beberapa institusi
atau para penulis dalam pengertian yang lebih sempit, dengan tidak
memasukkan kesiapan ).

A__________________________________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________

Kesiapan Kesiapan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk meminimalisir


kerugian dan kerusakan kehidupan, mengorganisir pemindahan sementara
orang-orang dan properti dari lokasi yang terancam, dan memfasilitasi secara
tepat dan penyelamatan yang efektif, pemulihan dan rehabilitasi.

A__________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________

Serangan bencana
yang lamban
Serangan bencana-bencana yang lambat
Peringatan dini

Urutan kontinum bencana untuk serangan bencana yang


Emergensi
lambat adalah sama dalam hal kerangka kerja akan tetapi
memiliki perbedaan-perbedaan yang penting. Istilah-istilah
Kesiapan Bantuan dan difinisi-difinisi berikut merefleksikan tambahan-
tambahan dan modifikasi-modififikasi. Lihat Gambar 2.2.

Gambar 2.2
Mitigasi
Kontinum manajemen serangan
Rehabilitasi
bencana yang lamban

22
BAB 2
1

BAGIAN
Fase-fase dan
terminologi Bencana

Peringatan dini adalah proses memonitor situasi-situasi dalam masyarakat


atau area-area yang dikenal rentan terhadap bahaya-bahaya serangan yang Peringatan dini
lambat. Sebagai contoh, peringatan dini terhadap kelaparan bisa direfleksikan
sedemikian rupa dengan indikator-indikator seperti kekeringan, penjualan
ternak, atau perubahan-perubahan kondisi ekonomi.

A_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________

Fase emergensi adalah periode pada saat mana tindakan-tindakan yang luar Fase emergensi
biasa harus diambil. Kewenangan-kewenangan dan prosedur-prosedur
emergensi khusus bisa diterapkan untuk mendukung kebutuhan-kebutuhan
manusia, mempertahankan kehidupan, dan melindungi properti untuk
menghindari serangan bencana. Fase ini dapat mencakup pra-bencana,
kewaspadaan bencana, pemulihan bencana dan periode-periode
penyembuhan. Satu fase emergensi bisa sangat banyak, seperti dalam
serangan bencana yang lambat misalnya kelaparan. Fase ini juga bisa
berjangka pendek, seperti misalnya setelah terjadinya gempa bumi.

A___________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________

Rehabilitasi adalah tindakan yang diambil setelah satu serangan bencana Rehabilitasi
yang lambat dimana perhatian harus diberikan terhadap isu-isu penempatan
kembali atau program-program orang-orang yang kembali, khususnya untuk
orang-orang yang telah dipindahkan untuk alasan-alasan yang muncul dari
konflik atau runtuhnya ekonomi.

A______________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________

23
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Q. Ujilah ingatanmu tentang dua diagram kontinum bencana. Berilah


tanda pada setiap lingkaran dibawah dengan fase-fase dari satu
serangan bencana yang lambat dan satu serangan yang cepat.

A.

Serangan bencana yang cepat Serangan bencana yang lambat

24
BAB 3
1

BAGIAN
Hubungan Bencana
dengan Pembangunan

BAB 3
Menghubungkan bencana dengan pembangunan 1

Pendahuluan
Modul pelatihan ini memberikan konsep baru tentang hubungan antara
bencana dan pembangunan. Konsep baru ini telah berkembang dalam
masyarakat pembangunan dalam beberapa tahun terakhir ini dan merupakan
sokoguru utama dari Program Pelatihan Manajemen Bencana Perserikatan
Bangsa Bangsa. Jarang sekali satu minggu berlalu tanpa berita satu bencana
besar di media. Yang menyebabkan kematian dan kerusakan adalah satu
bencana yang sering kali menghapus program-program pembangunan yang
bertahun-tahun lamanya dan menjadikan mundurnya pembangunan di
negara-negara dunia ketiga, yang hanya memboroskan sumber-sumber daya
yang berharga.
Untuk masa yang lama hubungan sebab dan akibat antara bencana dan
pembangunan ekonomi dan sosial telah diabaikan. Para menteri Keuangan
dan Perencanaan dan para perencana pembangunan sendiri tidak
mempedulikan terhadap bencana-bencana. Hal paling baik, para perencana
pembangunan berharap bahwa bencana tidak terjadi lagi, dan jika terjadi
lagi, akan sangat efektif kalau hal itu ditangani pemulihannya oleh negara-
negara donor dan organisasi-organisasi pemulihan. Program-program
pembangunan tidak dinilai dalam konteks bencana, tidak dari pengaruh
bencana pada program-program pembangunan atau dari titik apakah pro-
gram-program pembangunan meningkatan kemungkinan terjadinya bencana
atau meningkatkan pengaruh-pengaruh yang berpotensi merusak dari satu
bencana.
Bencana dilihat dalam konteks respon emergensi- tidak sebagai bagian
dari program pembangunan jangka panjang. Ketika satu bencana benar-
benar terjadi, respon ditujukan ke kebutuhan-kebutuhan emergensi dan
pembersihan. Komunitas yang berada dibawah tekanan bencana dilihat tidak Gambar 3.1
layak untuk melaksanakan pembangunan. Lingkungan paska bencana Gambar ini memetakan
dipandang sebagai terlalu bergolak untuk mempromosikan perubahan- aspek-aspek pembangunan
perubahan institusi yang ditujukan pada peningkatan pembangunan jangka masyarakat dan kerentanan
panjang. + terhadap bencana. Gambar
BIDANG PEMBANGUNAN
juga menunjukkan berbagai
orientasi dengan orientasi
+- ++ mana anda bisa menganalisa
pembangunan dan kerentanan
bahaya. Bidang dibagi ke
BIDANG POSITIF
BIDANG NEGATIF

Pembangunan bisa Pembangunan


menyebabkan bisa mengurangi dalam aspek positif dan
kerentanan kerentanan negatif dari bencana/
- + hubungan pembangunan
Bencana dapat Bencana dapat dengan sumbu vertikal.
memundurkan memberikan Separuh bagian kanan
pembangunan peluang menunjukkan sisi positif atau
pembangunan
optimis tentang hubungan dan
sisi kiri dari diagram
berhubungan dengan aspek-
-- BIDANG BENCANA +- aspek negatif dari hubungan.
- Pernyataan pada setiap
kuadran menyimpulkan
1
Sumber dari bab ini adalah Pembangunan dan Bencana, modul pelatihan UNDP/UNDRO yang disusun konsep dasar yang diambil
oleh R.S. Stephenson dan Pengembangan dan Bencana: institusi study pembangunan yang disusun dari dua bidang yang saling
untuk UNDP oleh INTERTECT, Januari 1991. melengkapi.

25
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Kumpulan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang tentang hubungan


antara bencana dan pembangunan memberikan indikasi empat thema dasar.
Thema-thema yang disajikan pada gambar sebelumnya bisa dikembangkan
sebagai berikut :
1. Bencana menunda program pembangunan dengan menghancurkan b
inisiatif pembangunan bertahun-tahun
- Perbaikan infrastruktur misalnya transport dan sistim-sistim sarana
yang hancur karena banjir.
2. Pembangunan kembali setelah satu bencana memberikan peluang-
peluang yang signifikan untuk memulai program-program
pembangunan.
- Program perumahan mandiri untuk membangun kembali rumah
yang rusak akibat gempa bumi mengajarkan ketrampilan-
ketrampilan baru, memperkuat kebanggaan komunitas dan
kepemimpinan dan mempertahankan dana pembangunan yang jika
tidak begitu akan diekspor ke perusahaan-perusahaan konstruksi
yang besar.
3. Program-program pembangunan dapat meningkatkan kerentanan satu
daerah terhadap bencana.
- Peningkatan besar dalam bidang pembangunan peternakan
menyebabkan banyaknya lahan penggembalaan yang berpengaruh
terhadap desertifikasi ( berubahnya hutan menjadi padang pasir )
dan meningkatkan kerentanan terhadap kelaparan.
4. Program-program pembangunan dapat dirancang untuk mengurangi
kerentanan terhadap bencana dan konsekuensi-konsekuensi
negatifnya.
- Proyek-proyek perumahan yang dibangun dibawah undang-undang
yang dirancang untuk bisa menahan angin kencang bisa
menyebabkan kurangnya kerusakan selama badai tropis yang akan
datang.
Para pembuat keputusan yang mengabaikan hubungan antara bencana
dan pembangunan melakukan perbuatan yang merugikan terhadap orang-
orang yang menaruh kepercayaan mereka kepada para pembuat keputusan.
Secara meningkat, di seluruh dunia , Kementrian Perencanaan dan Keuangan
yang berpikir maju dengan dukungan dari Perserikatan Bangsa Bangsa dan
Organisasi Non Pemerintah sedang melakukan penilaian proyek-proyek
pembangunan dalam konteks pengurangan bencana dan sedang merancang
program-program pemulihan bencana dengan memperhatikan kebutuhan-
kebutuhan pembangunan jangka panjang.

Terganggunya pembangunan karena bencana


Bencana secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan
dalam beberapa cara, termasuk :
Hilangnya sumber-sumber daya
Gangguan terhadap program-program
Pengaruh pada iklim investasi
Pengaruh pada sektor non-formal
Destabilisasi politik

26
BAB 3
1

BAGIAN
Hubungan Bencana
dengan Pembangunan

Hilangnya sumber-sumber daya


Sumber-sumber daya pembangunan hilang ketika satu bencana menghapus
produk-produk investasi- hal itu juga memperpendek umur pembangunan
investasi. Bencana mempengaruhi pembangunan lewat :
Pengaruh pada inventaris dan cadangan modal
Kerugian produksi dan penyediaan pelayanan yang disebabkan oleh
kerusakan dan meningkatnya harga barang-barang dan jasa
Pengaruh-pengaruh sekunder dari bencana mencakup inflasi, masalah
neraca pembayaran , meningkatnya pengeluaran fiskal, menurunnya
cadangan uang
Kerugian-kerugian secara tidak langsung, sebagai contoh : pengaruh
pada posisi hutang negara dapat terjadi ketika beban pelayanan hutang
meningkat, negara memiliki sumber-sumber daya yang tersedia dalam
jumlah yang lebih sedikit untuk diinvestasikan pada perusahaan-
perusahaan yang produktif.
Akibat kerugian-kerugian dari sumber-sumber daya ini meliputi:
hilangnya pertumbuhan ekonomi, penundaan program-program
pembangunan, pembatalan-pembatalan program, dan tidak adanya
insentif terhadap investasi baru
Mungkin juga ada pergeseran dalam sumber-sumber daya manusia
yang trampil terhadap aktivitas pemulihan yang jelas satu pengalihan
dari kebutuhan jangka panjang ke kebutuhan jangka pendek
Gangguan terhadap program
Bencana menganggu program-program yang sedang berlangsung dan
membelokan sumber-sumber daya dari penggunaan-penggunaan yang
direncanakan sebelumnya.
Pengaruh pada iklim investasi
Bencana, khususnya pada saat hal itu telah terjadi secara berulang-ulang
dalam satu periode waktu yang pendek, memiliki pengaruh negatif pada
insentif untuk investasi lebih lanjut. Para investor membutuhkan iklim yang
stabil dan kepastian untuk terdorong menginvestasikan uangnya. Bencana
lebih lanjut menutupi gambar investasi ketika bencana tersebut menyebabkan
hilangnya pekerjaan, dan oleh karena itu memberi tekanan pada tuntutan
pasar, dan mengakibatkan stagnasi yang membatasi pertumbuhan secara
keseluruhan.
Pengaruh pada sektor informal
Bencana mempunyai pengaruh-pengaruh negatif yang khusus pada sektor
non-formal dimana perkiraan biaya-biaya dari bencana sering kali dianggap
rendah. Bencana menekan ekonomi non-formal lewat biaya-biaya langsung
dari hilangnya peralatan dan perumahan ( yang sering juga berfungsi sebagai
tempat-tempat bisnis ). Biaya-biaya tidak langsung dari bencana termasuk
hilangnya pekerjaan , dan hilangnya pendapatan. Kadang-kadang pemasukan
barang-barang bantuan pemulihan menciptakan disinsentif kepada produsen.

27
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Destabilisasi politik
Tekanan pada satu negara yang disebabkan oleh bencana menyebabkan
destabilisasi pemerintah. Hal ini bisa terjadi karena beberapa alasan. Sebagai
contoh, pemerintah mungkin saja telah salah mengelola dana bantuan
pemulihan bencana, yang menyebabkan ketidak puasan pada anggota
masyarakat yang terkena bencana. Atau mereka yang selamat mungkin
tidak bisa memenuhi harapannya, dengan berbagai alasan, kemudian
menterjemahkan kedalam bentuk protes. Pemerintah dapat juga menjadi
kambing hitam atas masalah-masalah di luar kontrolnya, lagi-lagi membawa
ke kemungkinan kehancurannya . Sebenarnya, sangat umum terjadi suatu
pemerintah bisa runtuh atau ditumbangkan dalam dua atau tiga tahun setelah
bencana besar.
Q. Ingatlah kembali bencana yang paling akhir menimpa di mana
Anda sudah terbiasa dengan bencana itu. Berdasarkan pengalaman
tersebut, berilah tanggapan terhadap hal-hal berikut ini.
A.
1. Identifikasikan satu fasilitas yang kritis terhadap ekonomi setempat
yang lumpuh pelayanannya.
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________

2. Berilah nama satu proyek pembangunan yang terganggu.


________________________________________________________________________

3. Identifikasikan satu kasus dari satu investasi yang ditarik kembali atau
dikurangi karena adanya bencana.
________________________________________________________________________

4. Identifikasikan satu kasus dari pembangunan sektor non-formal yang


dirugikan karena pemulihan bencana salah menempatkan kebutuhan
untuk hal itu.
________________________________________________________________________

5. Terangkan dan berilah contoh bagaimana pemerintah bisa dibuat tidak


stabil oleh karena bencana.
________________________________________________________________________

Bagaimana pembangunan bisa menyebabkan bencana


Akibat-akibat sampingan dari upaya-upaya pembangunan yang bermaksud
baik kadang-kadang mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang hebat.
Proyek-proyek pembangunan yang dilaksanakan tanpa mempertimbangkan
bahaya-bahaya lingkungan yang ada bisa meningkatkan kerentanan terhadap
bencana alam. Sebagai contoh, proyek-proyek yang dirancang untuk
meningkatkan peluang pekerjaan, dan dengan demikian meningkatkan
pendapatan, biasanya menarik tambahnya pertumbuhan penduduk. Orang-
orang yang berpenghasilan rendah mungkin harus mencari perumahan di
daerah-daerah yang sebelunya dihindari, di lereng-lereng bukit atau di dataran-
dataran. Biaya untuk bantuan pemulihan setelah adanya bencana tanah longsor
atau banjir dapat melebihi keuntungan ekonomi yang dihasilkan karena
tersedianya lebih banyak pekerjaan.Demikian juga halnya, proyek-proyek
pembangunan bisa menyebabkan konsekuensi-konsekuensi politik yang
negatif yang meningkatkan kerentanan terhadap konflik sipil.

28
BAB 3
1

BAGIAN
Hubungan Bencana
dengan Pembangunan

Beberapa tipe proyek pembangunan mulai tanpa secara penuh menilai


dampaknya terhadap lingkungan. Hal ini muncul bahkan didalam program-
program sebagai akibat dari satu bencana, seperti misalnya proyek-proyek
rekonstruksi yang meningkatkan permintaan akan kayu untuk pembangunan
rumah. Akibat dari penggundulan hutan kemudian dapat meningkatkan
kerentanan terhadap longsornya tanah lumpur dan mungkin perubahan-
perubahan lingkungan untuk jangka panjang.
Proyek-proyek pembangunan mungkin secara sadar memaksa mengambil
satu pilihan antara mengurangi kerentanan terhadap bahaya atau kerentanan
terhadap ekonomi. Rancangan satu proyek mungkin membutuhkan
pertukaran antara dua pilihan dan memaksa satu keputusan antara dua pilihan
tersebut.

Q . Dapatkah Anda menggambarkan bagaimana pembangunan dapat


memberikan andil terhadap kerentanan berdasarkan pada contoh-
contoh konsekuensi-konsekuensi negatif berikut ?
A.
Erosi dataran tinggi
_______________________________________________________
_________________________________________________________
Penggundulan hutan
__________________________________________________________
________________________________________________________
Hilangnya keaneka ragaman hayati
_______________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Kurangnya menejemen tanah dan daratan
_______________________________________________________
_______________________________________________________
Polusi air dan udara
_______________________________________________________
_______________________________________________________
Sanitasi perkotaan dan pembuangan sampah yang tidak memadai
_______________________________________________________
_______________________________________________________
Pembangunan daerah pantai dan laut
_______________________________________________________
_______________________________________________________

Peluang-peluang pembangunan yang ditimbulkan oleh Lihat tabel pada halaman


berikut untuk contoh-
bencana contoh dari jawaban-
Meskipun tingkat kesadaran terhadap bencana semakin meningkat dalam jawaban terhadap
masyarakat internasional, dan pengakuan akan pentingnya rencana-rencana pertanyaan-pertayaan ini.
pembangunan yang masuk akal untuk aktivitas-aktivitas pemulihan, hal ini
sering memerlukan segera satu kejadian yang merusak dalam skala besar
untuk menstimulir pemerintah agar memikirkan mengenai satu pendekatan
pembangunan. Dengan demikian, satu bencana dapat berfungsi sebagai satu
katalisator guna memperkenalkan aktivitas-aktivitas pengurangan.
Hanya sedikit pekerja pembangunan menyadari peluang-peluang bahwa
bencana dapat menyediakan lapangan pembangunan. Bencana sering kali
menciptakan atmosfir politik dan ekonomi dimana perubahan-perubahan

29
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

besar dapat dibuat lebih cepat dibandingkan dengan pada saat berada dibawah
kondisi-kondisi yang normal. Sebagai contoh, setelah terjadinya bencana,
bisa saja tersedia peluang-peluang besar untuk melaksanakan program-pro-
Gambar 3.1 gram reformasi tanah, untuk memperbaikki cadangan perumahan secara
Contoh pembangunan yang keseluruhan, untuk menciptakan pekerjaan-pekerjaan dan ketrampilan-
menyebabkan bencana atau ketrampilan pekerjaan baru, dan untuk mengembangkan dan memajukan
meningkatkan kerentanan dasar ekonomi dari peluang-peluang komunitas yang pada saat tidak terjadi
bencana hal ini tidak mungkin. Kemauan bersama untuk bertindak adalah
Dari Bencana dan merupakan satu keuntungan yang tidak seharusnya disia-siakan.
Pembangunan: Study Bencana juga dapat menyoroti daerah-daerah beresiko tinggi dimana
dalam Pembangunan tindakan harus diambil sebelum bencana yang lain menghantam. Realisasi
Institusi, Intertect, dari kerentanan dapat memotivasi para pembuat kebijakan dan publik untuk
Januari,1991
berpartisipasi didalam aktivitas-aktivitas mitigasi. Bencana juga dapat
berfungsi untuk menyoroti fakta bahwa negara secara serius masih belum
berkembang. Dengan demikian, bencana dapat membawa masuk pendanaan
dan perhatian dari masyarakat donor untuk menerapkan kebutuhan
pembangunan jangka panjang. ( Henderson, 1990 )

Sektor Aktivitas pembangunan Hasil

Industri Bangunan pabrik kimia yang Kematian akibat ketidak hati-


menyediakan pekerjaan hatian terhadap pembuangan
bahan kimia, meningkatnya,
masalah kesehatan, kecela-
kaan karena sampah beracun
atau sampah berbahaya

Pertanian, Pengenalan spesies baru Ekspansi yang tidak terkendali


Kehutanan dan untuk mengontrol hama dari spesies baru ke dalam
Perikanan lingkungan, menyebabkan gagal
panen

Skema irigasi Banjir dimana kanal berhadapan


dengan arus air alam

Meningkatkan penggunaan Cadangan air minum yang


pestisida atau pupuk untuk terkontaminasi
menambah hasil tanaman

Sumber daya Alam Konstruksi bendungan listrik Pemindahan, pemasaman


tenaga air

Penggalian sumur-sumur di Desertifikasi karena


daerah marginal pengelompokan penduduk
disekitar sumur

Transportasi Pembangunan jalan di hutan Tanah longsor, penggundulan


Komunikasi tadah hujan hutan
Pendidikan
Pembangunan sekolahan pada Kematian/luka karena runtuhnya
garis patahan gempa bangunan

Isu-isu Sentralisasi proses Kelaparan karena kurangnya


pembangunan, perencanaan organisasi pemerintah lokal
kebijakan dan
perencanaan Pemusatan fasilitas turis pada Terbukanya populasi yang
garis pantai yang rentan, bukit banyak terhadap resiko
yang labil kematian luka/kerugian dari
gelombang angin topan, angin
kencang, tsunami, tanah
longsor.

30
BAB 4
1

BAGIAN
Bahaya
Alam

BAB 4
Bahaya alam

Pada bab-bab sebelumnya, diskusi mengenai bencana dan emergensi akibat


dari bahaya ciptaan manusia dan ciptaan alam telah dikembangkan dalam
istilah-istilah yang umum. Bagaimanapun juga, setiap bahaya mempunyai
karakteristiknya sendiri-sendiri. Untuk memahami siknifikasi dan implikasi
dari satu tipe khusus bencana, kita harus memiliki satu pemahaman dasar
tentang alam, sebab dan akibatnya dari setiap tipe bahaya.
Daftar dari tipe-tipe bahaya sangatlah panjang. Banyak bahaya yang
jarang muncul atau mempengaruhi hanya populasi yang sangat sedikit saja.
Bahaya-bahaya yang lain, seperti badai salju yang dahsyat, sering kali terjadi
di daerah-daerah yang memang sudah siap untuk menghadapi bahaya-bahaya
itu dan bahaya-bahaya tersebut jarang menjadi bencana.Akan tetapi, dari
perspektif korban bencana, hal ini secara khusus tidaklah bermanfaat untuk
membedakan antara bencana kecil dan bencana besar. Sebagian bencana
sekarang ini hanya menjadi perhatian kecil saja bagi komunitas internasional.
Hal ini mencakup salju longsor, kabut, cuaca dingin, hujan es, petir, badai
salju, dan tornado. Perhatian internasional menjadi berkurang terhadap
bahaya-bahaya ini karena dampak dari bahaya-bahaya tersebut hanya relatif
mempengaruhi sedikit orang dan negara-negara di mana bahaya-bahaya
tersebut biasanya muncul, mempunyai sumber-sumber daya dan sistim-sistim
yang memadai untuk merespon tanpa bantuan dari luar.
Ada beberapa tipe bahaya yang mendapatkan perhatian yang luas.
Bahaya-bahaya tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut :
Serangan bahaya yang mendadak ( bahaya iklim dan
geologis ) gempa bumi, tsunami, banjir, badai tropis, letusan
gunung berapi, tanah longsor.
Serangan bahaya yang perlahan-lahan ( bahaya
lingkungan ) kekeringan, kelaparan, degradasi lingkungan,
desertifikasi, penggundulan hutan, serbuan hama.
Teknologi/industri kegagalan sistim/kecelakaan, tumpahan
bahan kimia, letusan, kebakaran
Perang dan kerusuhan sipil agresi bersenjata,
pemberontakan, terorisme, dan tindakan-tindakan lain yang
mengakibatkan berpindahnya orang-orang atau mengungsi
Epidemi air dan/ makanan yang mengandung penyakit,
penyakit yang menular dari satu orang ke orang lain ( lewat
kontak dan pernapasan ), penyakit yang mengandung virus dan
komplikasi-komplikasi dari luka

Tipe-tipe bahaya ini disoroti dalam materi pelatihan ini. Komunitas


internasional menaruh minat terhadap bahaya-bahaya tersebut karena hal
itu sering mempengaruhi populasi yang besar dan kebutuhan akan bantuan
dari luar sangatlah jelas. Banyak bencana secara sendirinya merupakan
kejadian-kejadian internasional dan mempunyai dampak terhadap seluruh
daerah.

31
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Diskripsi singkat dari setiap tipe bahaya tersebut tersaji di bawah ini. Akan
menjadi tanggung jawab Anda untuk menentukan bahaya mana yang menjadi
perhatian negara Anda dan kemudian menentukan untu membaca meteri
mengenai bahaya-bahaya itu.

Q. Bahaya mana yang menjadi perhatian negara Anda ?


A. Buatlah daftar bahaya-bahaya yang paling penting sesuai dengan tingkat
dampak kedahsyatannya.
1.________________________________________________________
2.______________________________________________________
3.______________________________________________________
4.______________________________________________________

Sekarang pelajarilah lebih banyak tentang masing-masing bencana pada meteri


berikut ini.

Bahaya Geologi
Gempa bumi
Tsunami
Letusan gunung berapi
Tanah longsor

Bahaya Iklim
Badai tropis
Banjir
Kekeringan

Bahaya Lingkungan
Polusi lingkungan
Penggundulan hutan
Desertifikasi
Penyerbuan hama

Epidemi

Kecelakaan Industri

Karakteristik bahaya dan bencana khusus1


Bagian ini memberikan satu indikasi dari karakteristik umum dari masing-
masing tipe bahaya dan bermacam-macam tindakan menghadapi bencana
yang mungkin diperlukan. Anda harus mencatat bahwa bencana mempunyai
jaminan atau pengaruh-pengaruh tidak langsung yang bisa menahan bahkan
setelah tipe bencana khusus secara langsung ditangani. Masalah pemindahan
manusia setelah serangan bencana yang mendadak, seperti misalnya badai,
mungkin berlanjut dengan baik setelah mendapatkan pertolongan segera,
program-program pemulihan dan bahkan rehabilitasi yang sudah dilakukan.
Dampak tambahan dapat merubah serangan bencana yang kelihatannya
mendadak menjadi situasi emergensi yang berkesinambungan.

Materi dalam pencegahan bahaya dan populasinya dikutip dari Manual Manajemen
1

Bencana UNDP/UNDRO.

32
BAB 4
1

BAGIAN
Bahaya
Alam

Isu lebih lanjut yang harus diingat adalah mengenai konsekuensi dari satu
serangan bencana yang mendadak ketika bantuan pertolongan terhalangi
oleh karena adanya konflik sipil yang menyebabkan akses menjadi tidak
mungkin. Dengan kata lain, terdapat banyak pertentangan. Meskipun
demikian, karakteristik dasar dari tipe-tipe bencana khusus dan emergensi
dan tindakan-tindakan respon yang memadai dapat disusun sebagai berikut:
n Phenomena sebab-akibat n Pengaruh-pengaruh khusus
n Karakteristik umum n Tindakan pengurangan resiko
yang mungkin
n Bisa diramalkan n Tindakan kesiapan khusus
n Faktor penyumbang kerentanan n Kebutuhan pasca bencana
yang khusus
Tipe-tipe yang berbeda dari bencana mempunyai pengaruh-pengaruh
karakteristik sementara mempertahankan aspek-aspek yang unik. Tindakan
tindakan kesiapan dan pengurangan resiko, dan respon pasca bencana dan
emergensi semua dapat difasilitasi oleh aturan main seperti yang
diterangkan secara singkat di bagian ini- akan tetapi harus juga disesuaikan
dengan kekhususan dari kondisi-kondisi setempat.
Ingat :
(a.) dimana tipe-tipe bencana yang berbeda muncul secara gabungan-
contoh : banjir yang menyertai badai tropis- pengaruh gabungannya
harus dipertimbangkan; dan dimana satu bencana menyebabkan
bencana lain ( sebagai contoh kelaparan yang menyebabkan
perselisihan sipil ) pengaruh gabungannya harus diantisipasi.
(b) Kedahsyatan dari dampak aktualnya pada masyarakat tergantung
pada faktor-faktor organisasi dan manusia dan juga faktor-faktor
topografis dan alam.
Legenda

o Letusan gunung berapi o Daerah daratan yang terpengaruh oleh


badai tropis
Gambar 4.1
o Garis pantai yang terbuka o Desertifikasi aktif atau non aktif Peta dunia dari
terhadap gelombang tsunami bahaya yang sudah
dipilihkan
o Jalur seismik

33
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Gempa bumi
______________________________________________________________________________________
Fenomena Sebab-akibat Penurunan batu kerak bumi di sepanjang daerah patahan dan
memantul kembali kedalam jajaran baru
_______________________________________________________________________________________
Pengaruh dan karakteristik Bergetarnya bumi yang disebabkan oleh gelombang pada bagian
umum atas dan bagian bawah permukaan bumi yang menyebabkan
Keretakan permukaan
Goncangan
Tsunami
Gempa bumi, vibrasi
Pencairan
Tanah longsor
________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Kemungkinan kemunculannya dapat ditentukan tetapi waktu yang
tepat tidak dapat dipastikan. Peramalan didasarkan pada monitor-
ing aktivitas seismik, pengaruh historis, dan observasi.
________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang memberi Lokasi hunian di daerah seismik.
andil terhadap kerentanan Bangunan-bangunan yang tidak tahan terhadap gerakan tanah.
Kumpulan bangunan yang padat dengan tingkat hunian yang tinggi.
Kurangnya akses terhadap informasi tentang resiko gempa
________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh khusus Kerusakan fisik kerusakan atau hilangnya
yang merugikan bangunan atau infrastruktur. Kebakaran, jebolnya bendungan, tanah
longsor kemungkinan terjadi banjir.
Korban Sering kali banyak, khususnya di dekat pusat gempa atau
pada daerah-daerah yang berpenduduk tinggi atau dimana bangunan-
bangunan tidak tahan terhadap gempa.
Kesehatan umum Luka karena retak tulang merupakan masalah
yang menyebar secara luas. Ancaman kedua karena banjir, cadangan
air yang terkontaminasi, rusaknya kondisi kondisi sanitasi
Cadangan air Kemungkinan munculnya masalah serius yang
disebabkan karena rusaknya sistim-sistim air, polusi dari sumber
mata air yang terbuka dan perubahan skema air.
________________________________________________________________________________________
Kemungkinan tindakan Pemetaan bahaya
pengurangan resiko Pelatihan dan program kesadaran umum
Penilaian dan pengurangan kerentanan struktural
Kontrol penggunaan lahan atau zonasi, peraturan
Pembangunan dan Asuransi
_______________________________________________________________________________________
Tindakan-tindakan Peringatan akan gempa dan program-program
kesiapan khusus
________________________________________________________________________________________
Kebutuhan umum pasca Mencari dan menyelamatkan (SAR)
bencana Bantuan medis emergensi
Kebutuhan-kebutuhan kerusakan dan survey penilaian
Bantuan pemulihan
Reparasi dan rekonstruksi
Pemulihan ekonomi

34
BAB 4
1

BAGIAN
Bahaya
Alam

____________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian dampak Skala gempa ( Mercalli yang dimodifikasi, MSK), formulir kegunaan
dan kerusakan.

Tsunami
_____________________________________________________________________________
Fenomena sebab akibat Gerakan patahan di dasar laut, yang disertai dengan gempa
Tanah longsor yang muncul di bawah atau di atas laut, kemudian
masuk kedalam air.
Aktivitas volkanis baik yang berada di pantai atau di dekat pantai
_____________________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Gelombang tsunami jarang sekali kelihatan di air yang dalam dan
banyak yang berukuran sampai 160 km di antara puncak gelombang
Banyak gelombang tsunami terdiri dari 10 atau lebih puncak
gelombang bergerak pada kecepatan 800 km per jam dalam perairan
dalam dari lautan, berkurang kecepatannya ketika gelombang
mendekati pantai
Banyak gelombang tsunami menghantam pantai dalam bentuk
gelombang yang pecah atau mungkin membanjiri daratan
Pengaruh banjir tergantung pada bentuk garis pantai dan air pasang
____________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Sistim Peringatan Tsunami di Pacifik memonitor aktivitas seismik
dan menyatakan peringatan dan pengawasan.
Ombak yang digerakkan oleh gempa lokal bisa menghantam pantai
terdekat dalam hitungan menit sehingga tidak memungkinkan untuk
memberi peringatan.
____________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang memberikan Lokasi hunian pada daerah pantai yang rendah
andil terhadap kerentanan Kurangnya bangunan yang tahan terhadap tsunami
Kurangnya sistim peringatan yang tepat dan rencana evakuasi
Ketidak sadaran umum akan kekuatan tsunami yang bisa merusak
____________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh umum Kerusakan fisik Kekuatan air bisa
yang merugikan meruntuhkan segala sesuatu yang berada pada jalurnya tetapi
sebagian besar kerusakan terhadap bangunan dan infrastruktur akibat
dari banjir.
Berbaliknya gelombang dari pantai menghilangkan sedimen dan
dapat meruntuhkan pelabuhan dan bangunan dan menyebabkan
kapal saling bertabrakkan
Korban dan kesehatan umum Kematian muncul terutama karena
hanyut dan luka-luka karena benturan dengan puing-puing.
Cadangan air Kontaminasi karena garam dan puing-puing atau
sampah bisa membuat air bersih yang dapat diminum tidak tersedia
Tanaman pangan dan cadangan pangan Panen, cadangan
pangan, alat-alat pertanian dan ternak mungkin hilang. Lahan bisa
menjadi tidak subur karena masuknya air garam

35
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

___________________________________________________________________________________
Tindakan-tindakan Perlindungan bangunan sepanjang pantai, rumah-rumah yang berada
pengurangan resiko dalam jangkauan.
Membangun penghalang seperti bendungan pemecah gelombang
____________________________________________________________________________________
Tindakan-tindakan Pemetaan bahaya, perencanaan rute evakuasi
kesiapan khusus Mendirikan sistim peringatan
Pendidikan komunitas
____________________________________________________________________________________
Kebutuhan pasca Peringatan dan evakuasi; SAR; bantuan medis;
bencana khusus melakukan penilaian bencana, menyediakan makanan, air dan tempat
berlindung
____________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian dampak Survey udara daerah pantai, survey kerusakan, evaluasi sistim
peringatan dan rencana evakuasi

Gunung
Berapi
____________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Magma yang didorong keluar lewat lubang volkanis oleh tekanan
dan busa dari gas-gas yang larut.
____________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Tipe gunungnya kerucut, gunung pelindung, gabungan Gunung dan
kubah lava.
Magma yang mengalir keluar pada permukaan adalah lava dan
semua partikel yang padat yang dikeluarkan adalah tephra.
Kerusakan sebagai akibat dari jenis material yang dikeluarkan seperti
misalnya abu, aliran abu panas ( ledakan gas yang mengandung abu
dan bagian-bagian kecil ), lumpur, puing, dan aliran lava.
____________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Studi sejarah geologis mengenai gunung berapi terutama sekali yang
terletak pada jalur vulkanis yang dapat didefinisikan dengan jelas,
seiring dengan aktivitas seismik dan observasi-observasi yang lain,
bisa mengindikasikan satu gunung berapi yang akan muncul. Tidak
ada indikator yang dapat dipertanggung jawabkan yang telah
ditemukan dan tanda-tanda awal tidak selalu muncul.
________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Tempat hunian yang berada di lereng gunung
memberikan kontribusi Tempat hunian pada jalur lumpur atau jalur lava
terhadap kerentanan Bangunan dengan rancangan atap yang tidak tahan terhadap
akumulasi abu
Adanya meterial yang dapat terbakar
Tidak adanya rencana evakuasi atau sistim peringatan

36
BAB 4
1

BAGIAN
Bahaya
Alam

________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Korban dan kesehatan Kematian yang disebabkan oleh
khusus yang merugikan aliran abu panas, aliran lumpur dan kemungkinan aliran lava dan
gas-gas beracun. Luka-luka yang disebabkan oleh batu-batu yang
berjatuhan, terbakar; kesulitan bernafas karena gas dan abu.
Hunian,infrastruktur dan pertanian-Kerusakan total atas segala
sesuatu yang berada pada jalur abu panas, lumpur atau aliran lava;
runtuhnya bangunan karena beban lumpur basah,banjir, tertutupnya
jalan atau sistim komunikasi.
Tanaman pangan dan cadangan makanan-Rusaknya tanaman
pangan yang berada pada jalur aliran, abu bisa mematahkan cabang-
cabang pohon,ternak mungkin menghirup gas beracun atau abu;
tanah penggembalaan bisa terkontaminasi.
________________________________________________________________________________________
Tindakan Perencanaan penggunaan lahan untuk tempat tinggal dise-
pengurangan resiko kitar gunung berapi
yang memungkinkan Tindakan-tindakan perlindungan struktural
________________________________________________________________________________________
Tindakan-tindakan Rencana-rencana emergensi volkanis nasional
kesiapan khusus Pengawasan gunung dan sistim peringatan
Pelatihan pegawai pemerintah dan partisipasi komunitas dalam SAR,
pemadaman api
________________________________________________________________________________________
Kebutuhan-kebutuhan umum Peringatan dan evakuasi; bantuan medis; SAR; pemberian
pasca bencana makanan, air dan tempat perlindungan; relokasi korban; menyediakan
bantuan finansial
________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Survey udara dan daratan untuk menilai kerusakan; evaluasi
dampak rencana evakuasi dan respon emergensi

Tanah
Longsor
________________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Meluncurnya tanah pada lereng dan bebatuan sebagai akibat
getaran-getaran yang terjadi secara alami, perubahan-perubahan
secara langsung kandungan air, hilangnya dukungan yang berdekatan,
pengisian beban, pelapukan, atau manipulasi manusia terhadap jalur-
jalur air dan komposisi lereng.
________________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Tanah longsor berbeda-beda dalam tipe gerakannya ( jatuh meluncur,
tumbang, menyebar kesamping, mengalir ), dan mungkin pengaruh-
pengaruh sekundernya adalah badai yang kencang, gempa bumi,
dan letusan gunung berapi. Tanah longsor lebih menyebar
dibandingkan dengan kejadian geologi lain.

37
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Frekuensi kemunculannya, tingkat dan konsekuensi dari tanah longsor
bisa diperkirakan dan daerah-daerah yang berresiko tinggi ditetapkan
dengan penggunaan informasi pada area geologi, geomorphologi,
hydrologi & klimatologi dan vegetasi.
________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Tempat tinggal yang dibangun pada lereng yang terjal, tanah
memberikan kontribusi yang lembek, puncak batu karang.
terhadap kerentanan Tempat hunian yang dibangun pada dasar lereng yang terjal, pada
mulut-mulut sungai dari lembah-lembah gunung
Jalan-jalan, jalur-jalur komunikasi di daerah-daerah pegunungan
Bangunan dengan pondasi yang lemah
Jalur-jalur pipa yang ditanam, pipa-pipa yang mudah patah
Kurangnya pemahaman akan bahaya tanah longsor
________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh umum Kerusakan fisik Segala sesuatu yang berada di atas atau
yang merugikan pada jalur tanah longsor akan menderita kerusakan. Puing-puing
bisa menutup jalan-jalan, jalur-jalur komunikasi atau jalan-jalan air.
Pengaruh-pengaruh tidak langsung bisa mencakup kerugian
produktivitas pertanian atau lahan-lahan hutan, banjir, berkurangnya
nilai-nilai properti.
Korban Kematian terjadi karena runtuhnya lereng. Luncuran
puing-puing yang hebat atau aliran lumpur telah membunuh beribu-
ribu orang.
________________________________________________________________________________________
Tindakan pengurangan Pemetaan bahaya
resiko yang memungkinkan Legislasi dan peraturan penggunaan tanah
Asuransi
________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Pendidikan komunitas
khusus Monitoring, sistim peringatan dan sistim evakuasi
________________________________________________________________________________________
Kebutuhan khusus SAR ( penggunaan peralatan untuk memindahkan tanah )
pasca bencana bantuan medis; emergensi tempat berlindung bagi yang tidak memiliki
tempat tinggal
________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Formulir-formulir pengkajian kerusakan
dampak

Badai
Tropis
________________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Campuran panas dan, kelembaban membentuk pusat tekanan yg
rendah di atas lautan pada garis lintang tropis di mana temperatur
air lebih dari 26 derajat selsius
Arus angin berputar dan berkumpul di sekitar tekanan rendah yang
dalam, melampaui akselerasi menuju pusat dan bergerak sepanjang
jalur yang didorong oleh angin yang berhembus kearah khatulistiwa.
Depresi menjadi badai tropis ketika angin mencapai kecepatan tinggi
atau 117 km per jam.

38
BAB 4
1

BAGIAN
Bahaya
Alam

________________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Ketika siklon menghantam daratan, angin kencang, curah hujan yang
berbeda dari biasanya dan gelombang badai menyebabkan kerusakan
dengan banjir sekunder dan tanah longsor.
________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Siklon tropis dapat dilacak dari perkembangannya akan tetapi
peramalan pendaratannya yang akurat biasanya hanya mungkin
dilakukan beberapa jam sebelumnya karena perubahan-perubahan
dapat muncul dalam perjalanannya yang tidak dapat ditebak..
________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Tempat hunian yang dibangun di daerah-daerah pantai yang
memberikan andil rendah ( dampak langsung )
terhadap kerentanan Tempat hunian yang berada di daerah yang berdekatan ( hujan lebat,
banjir )
Komunikasi yang jelek atau sistim-sistim peringatan
Bangunan-bangunan ringan, konstruksi tua, bangunan berkualitas
jelek
Elemen-elemen infrastruktur, kapal-kapal nelayan dan industri-industri
kelautan
________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Kerusakan fisik Hilangnya bangunan dan dirusak oleh ke-
khusus yang merugikan kuatan yang cepat, banjir, gelombang badai dan tanah longsor.
Korban dan kesehatan umum Bisa disebabkan oleh puing-puing
yang berterbangan, atau banjir.
Kontaminasi cadangan air bisa mengakibatkan wabah virus dan
malaria.
Cadangan air Air tanah terkontaminasi oleh air banjir.
Tanaman pangan dan cadangan pangan Angin kencang dan
hujan dapat merusak tanaman yang belum dipanen, perkebunan dan
stok pangan.
Komunikasi dan logistik Gangguan yang hebat mungkin terjadi
ketika angin merusak jalur telepon, antena dan piringan satelit.
Transportasi bisa terputus.
________________________________________________________________________________________
Tindakan pengurangan Penilaian resiko dan pemetaan bahaya
resiko yang memungkinkan Kontrol penggunaan tanah dan manajemen dataran rendah
Pengurangan kerentanan bangunan
Perbaikan pada penutup vegetasi
________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Sistim peringatan publik
khusus Rencana evakuasi
Pelatihan dan partisipasi masyarakat
________________________________________________________________________________________
Kebutuhan umum Evakuasi dan emergensi tempat untuk berlindung; SAR; bantuan
pasca bencana medis; purifikasi air; penetapan kembali logistik dan jaringan
komunikasi; penilaian bencana; penyediaan bibit untuk ditanam.
________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Formulir penilaian kerusakan, survey udara
dampak

39
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Banjir

________________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Banjir bandang yang terjadi secara alami, banjir sungai dan banjir
pantai dari curah hujan yang tinggi atau banjir yang terkait dengan
pola-pola cuaca musiman
Manipulasi manusia terhadap batas air, kolam-kolam drainase dan
tanah dataran
________________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Banjir bandang peluncuran air bagian atas yang cepat, gagalnya
bendungan, pecahnya hambatan es
Banjir sungai Penguatan yang lambat, biasanya musiman dalam
sistim sungai
Banjir pantai Terkait dengan siklon tropis, ombak tsunami,
gelombang badai
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya : kedalaman air,
durasi, velositas, tingkat pasang, frekuensi kemunculannya,
keteraturannya
________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Ramalan banjir tergantung pada pola-pola musiman, kapasitas kolam
drainase, pemetaan tanah dataran, survey lewat udara dan daratan.
Peringatan mungkin akan baik dilakukan sebelumnya untuk banjir
musiman, tetapi hanya beberapa menit sebelumnya dalam kasus
gelombang badai. banjir bandang, atau tsunami
__________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Lokasi tempat hunian ada pada tanah dataran (endapan)
memberikan kontribusi Kurangnya kesadaran akan bahaya banjir
terhadap kerentanan Pengurangan kapasitas serapan dari tanah ( erosi, beton )
Bangunan-bangunan dan pondasi yang tidak tahan terhadap banjir
Elemen-elemen infrastruktur yang berresiko tinggi
Stok pangan dan tanaman yang belum dipanen yang tidak terlindungi
Kapal nelayan dan industri-industri kelautan

___________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Kerusakan fisik Bangunan yang rusak karena hanyut,
khusus yang merugikan yang menjadi kebanjiran, runtuh, pengaruh dari puing yang
mengapung. Tanah longsor karena tanah sudah jenuh. Kerusakan
lebih banyak di bukit dari pada di daerah yang terbuka.
Korban dan kesehatan umum- Kematian karena hanyut tetapi
hanya sedikit yang cidera. Kemungkinan munculnya wabah ma-
laria, diare dan infeksi karena firus.
Cadangan air Kontaminasi sumur dan mungkin air tanah. Air
bersih mungkin tidak tersedia.
Tanaman pangan dan cadangan makanan Panen dan stok
pangan mungkin hilang karena banjir. Binatang, alat-alat pertanian
dan bibit mungkin hilang. Pemetaan tanah dataran, kontrol
penggunaan tanah.

40
BAB 4
1

BAGIAN
Bahaya
Alam

___________________________________________________________________________________________
Tindakan pengurangan Kontrol banjir ( kanal, tanggul,waduk, penahan banjir
resiko yang memungkinkan kontrol erosi )
___________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Deteksi banjir dan sistim peringatan
khusus Partisipasi masyarakat dan pendidikan
Pengembangan rencana induk untuk manajemen tanah dataran
___________________________________________________________________________________________
Kebutuhan umum SAR; bantuan medis; penilaian bencana; persediaan air dan
pasca bencana makanan jangka pendek; purifikasi air; pengawasan epidemilogis;
tempat berteduh sementara
___________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Formulir survey dampak, survey udara
dampak

Kekeringan
___________________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Penyebab langsung Kurangnya curah hujan
Kemungkinan penyebab-penyebab yang menggaris bawahi
El-Nino ( serangan permukaan air yang hangat ke dalam perairan
Pasifik Amerika Selatan yang secara normal lebih dingin );
Perubahan-perubahan yang disebabkan oleh manusia pada tanah
dan permukaan tanah; temperatur permukaan laut yang semakin
tinggi; meningkatnya karbon dioksida atmosforik dan gas-gas rumah
kaca.

___________________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Berkurangnya tersedianya kelembaban dan air hanyalah sementara
saja dan penting dalam kaitannya dengan norma.
Kekeringan meteorologis adalah berkurangnya curah hujan dan
kekeringan hydroorologis adalah berkurangnya sumber daya air.
Kekeringan pertanian adalah dampak kekeringan pada aktivitas
manusia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor : munculnya sistim
irigasi, kapasitas penyimpangan kelembaban tanah, waktu curah
hujan dan perilaku adaptif dari para petani.
___________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Periode-periode kekeringan yang tidak seperti biasa dalam seluruh
sistim cuaca. Data curah hujan dan hydroorologis harus secara hati-
hati dianalisa dengan faktor-faktor yang mempengaruhi didalam
meramalkan kekeringan, akan tetapi, memberi peringatan
sebelumnya biasanya dimungkinkan.

41
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

___________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Lokasi di daerah kering dimana kondisi-kondisi kering me-
memberikan andil ningkat yang disebabkan karena kekeringan.
terhadap kerentanan Pertanian pada tanah marjinal, pertanian subsisten
Kurangnya cadangan bibit
Daerah-daerah yang tergantung pada sistim cuaca yang lain guna
mendapatkan sumber-sumber daya air
Daerah-daerah penyimpangan kelembaban tanah yang rendah
Kurangnya pengenalan dan alokasi dari sumber-sumber bahaya
kekeringan
___________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Berkurangnya pendapatan untuk para petani; berkurangnya
khusus yang merugikan daya beli dari sektor pertanian; meningkatnya harga makanan pokok,
naiknya tingkat inflasi, memburuknya status gizi, kelaparan, penyakit,
kematian, berkurangnya sumber air minum, migrasi, meledaknya
komunitas, hilangnya ternak.
___________________________________________________________________________________________
Tindakan pengurangan Sistim peringatan dini mengenai kekeringan dan kelaparan
resiko yang memungkinkan
___________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Pembangunan rencana tanggapan antar-institusi
khusus
___________________________________________________________________________________________
Kebutuhan umum Tindakan-tindakan untuk mengelola keamanan pangan :
pasca bencana kestabilan harga, subsidi pangan, program-program penciptaan
lapangan kerja, distribusi makanan umum, program pemberian
makanan tambahan, program-program khusus untuk peternakan dan
padang rumput, program kesehatan dan tambahan air; rehabilitasi
_________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Survey gizi, survey sosioekonomi, pemantauan curah hujan
dampak dan data hydrologi, perbandingan satelit.

Polusi
Lingkungan
________________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Polusi udara polutan seperti sulfur dioksida, nitrogen oksida,
partikel-partikel, karbon monoksida, dan timah dari industri dan
transportasi.
Polusi laut Sampah, sampah cair industri, kotoran laut, tumpahan
minyak dan zat-zat radio aktif yang dibuang kelaut.
Polusi air segar Pembuangan kotoran manusia dan kotoran air
domestik ke dalam danau dan sungai, kotoran cair industri,
penggunaan irigasi dan pestisida, larian air atas yang mengandung
nitrogen dari pupuk. Meningkatnya larian air atas karena
penggundulan hutan yang menyebabkan sedimentasi.
Kemungkinan pemanasan global Akumulasi karbon dioksida dari
bahan bakar fosil yang mudah terbakar, penggundulan hutan, dan
methan dari ternak.
Penipisan ozon Kloroflorokarbon (CFCs) yang dilepas kedalam
atmosfir menipiskan pelindung ozon terhadap sinar ultraviolet.

42
BAB 4
1

BAGIAN
Bahaya
Alam

_________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Polusi berhubungan dengan konsumsi per kapita sehingga, ketika
negara-negara semakin berkembang, polusi juga akan cenderung
meningkat. Penggundulan hutan semakin meningkat di beberapa
negara.
_________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Tingkat industrialisasi yang tinggi dan konsumsi per kapita
memberikan andil Kurangnya peraturan tentang polutan
terhadap kerentanan Sumber-sumber daya yang tidak mencukupi untuk menghadapi
dampak polusi
_________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Polusi udara Rusaknya tanaman pertanian, hutan, sistim
khusus yang merugikan air, material untuk bangunan dan kesehatan manusia.
Polusi air Menyebarnya patogen, luka terhadap binatang laut,
menyebarnya bahan kimia ke lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan manusia, binatang dan kehidupan laut.
Pemanasan global Permukaan laut menaik, iklim berubah,
temperatur meningkat
Penipisan ozon Meningkatnya penyakit kanker kulit, katarak,
menurunnya fungsi-fungsi sistim kekebalan, merusak kehidupan laut.
_________________________________________________________________________________________
Tindakan pengurangan Menetapkan standar kualitas udara sekelilingnya
resiko yang memungkinkan Menetapkan batas emisi untuk setiap polutan
Menetapkan kebijakan-kebijakan proteksi untuk cadangan air
Mengurangi penggunaan pestisida dengan manajemen terpadu
Mengurangi tingkat penggundulan hutan dan menaikan penanaman
pohon
Mempromosikan efisiensi energi
Membuat peraturan penggunaan aerosol dan pembuangan unit-unit
pendingin
Melarang memproduksi dan menggunakan CFCs

_________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Menetapkan keamanan lingkungan nasional dan rencana per
khusus lindungan.
Menciptakan program pendidikan untuk kesadaran lingkungan
Melatih pegawai pemerintah sebagai bagian dari program
pembangunan
_________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Penginderaan jarak jauh, survey udara dan daratan
dampak Pengetesan tanah , udara dan air
Pembandingan data iklim
Survey sosioekonomi

43
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Penebangan
Hutan
_________________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Menyebarnya pertanian dan tanah penggembalaan
Pengumpulan kayu bakar
Penebangan pohon
_________________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Memberi andil terhadap bahaya-bahaya yang lain dengan
- menghilangkan sistim akar yang menstabilkan tanah, berfungsi
sebagai penyaring dan penyangga, yang melakukan
penapisan air kedalam tanah dan mempertahankan
kelembaban tanah.
- penghilangan biomas daun dan produk-produk hutan
- pembakaran dan pembusukan kayu yang sudah mati
_________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Peningkatan fokus global tentang bahaya bisa mengembangkan data
base yang menyebabkan ke satu peningkatan kesadaran terhadap
masalah dan mengidentifisir dimana masalah itu muncul. Secara
keseluruhan, tren global menurun ketika tindakan-tindakan
konservasi diberlakukan, tetapi kerusakan hutan meningkat pada
tingkat yang membahayakan di beberapa negara.
_________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Belum berkembang
memberikan andil Ketergantungan pada kayu untuk bahan bakar dan income
terhadap kerentanan Penebangan kayu yang tidak diatur dan pembukaan lahan
Pertumbuhan populasi yang cepat
Perkembangan yang cepat dari daerah-daerah pemukiman dan
industri
_________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Penggundulan hutan yang menyebabkan hilangnya produk
khusus yang merugikan produk bebas dari hutan seperti buah-buahan dan obat-obatan, dan
menurunnya kultur-kultur tradisional. Hal ini bisa memberi tekanan
pada ekonomi yang mengimpor produk-produk hutan dan tergantung
pada produk-produk kayu. Penggundulan hutan juga memberi andil
pada bahaya lain, seperti misalnya :
Banjir Penggundulan hutan pada garis batas air dapat
meningkatkan banjir yang hebat, mengurangi aliran sungai,
mengeringkan sumber mata air pada musim kering dan meningkatkan
sedimen yang masuk ke jalur-jalur air.
Kekeringan Hilangnya akar dan kerimbunan daun dapat merubah
tingkat kelembaban yang mengeringkan tanah dan mengurangi curah
hujan.
Kelaparan Mengurangi produksi pertanian karena erosi tanah
atas dan runtuhnya dinding-dinding bukit yang mengakibatkan
kekurangan makanan.
Desertifikasi Penggundulan hutan dan penghilangan vegetasi
menyebabkan pemadatan tanah dan pengurangan produktivitas
tanah.
Polusi lingkungan Meningkatkan kontaminasi tanah dan air dan
mengurangi kapasitas resapan karbon dioksida. Pembakaran hutan
dan pembusukan pohon melepaskan karbon dioksida ke udara, yang
kemungkinan memberikan andil terhadap pemanasan global.

44
BAB 4
1

BAGIAN
Bahaya
Alam

_________________________________________________________________________________________
Tindakan pengurangan Proteksi hutan lewat manajemen, legislasi, konservasi
resiko yang mungkin Penghutanan kembali
_________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Pendidikan masyarakat
khusus Promosi alternatif kayu bakar
Tindakan konservasi tanah
_________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Pemetaan hutan dengan menggunakan penginderaan jarak
dampak jauh dan udara atau survey tanah. Kontrol terhadap program-pro-
gram penghutanan kembali

Desertifikasi
_______________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Kondisi-kondisi iklim kondusif dasar seperti misalnya curah hujan
yang rendah atau tidak menentu dan temperatur yang lebih tinggi
seperti diketemukan di daerah-daerah kering.
Praktek-praktek manajemen penggunaan tanah yang jelek
khususnya penanaman yang berlebihan, terlalu banyaknya lahan
penggembalaan, penggundulan hutan dan praktek-praktek irigasi
yang jelek.

_________________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Degradasi tanah yang disebabkan karena erosi air, erosi angin,
pemadatan tanah dan perendaman air ( salinisasi dan alkalinisasi )
Degradasi vegetasi yang pada awalnya terjadi karena pengurangan
kepadatan biomas dan kemudian oleh perubahan tipe-tipe vegetasi
sampai pada bentuk-bentuk produktif yang semakin kecil.
_________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Pengawasan global terhadap lahan kering dapat dicapai lewat
penginderaan jarak jauh dan survey udara. Ketika penggunaan tanah
meningkat tanpa adanya tindakan-tindakan untuk konservasi tanah
dan vegetasi, desertifikasi cenderung akan meningkat. Satu perkiraan
mengklaim bahwa 202.000 km persegi berubah menjadi gurun setiap
tahunnya.
_________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Curah hujan yang rendah dan temperatur yang tinggi
memberi andil Penggunaan tanah yang tinggi
terhadap kerentanan Daerah-daerah yang menjadi gundul
Menejemen irigasi yang jelek
Kurangnya tindakan-tindakan konservasi
Kemiskinan dan kurangnya teknologi pertanian yang memadai

45
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

_________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Desertifikasi memberi andil pada bahaya-bahaya lain
khusus yang merugikan dengan mengurangi produktivitas tanah. Hal ini mencakup
kekeringan dan kelaparan. Berkurangnya produktivitas mempunyai
dampak pada sosioekonomi dan bisa menurunkan standar hidup.
_________________________________________________________________________________________
Tindakan pengurangan Menetapkan program masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
resiko yang mungkin dan memperbaiki praktek-praktek dan institusi.
Meningkatkan monitoring desertifikasi
Mengembangkan kebijakan-kebijakan untuk sistim-sistim pertanian
yang berkelanjutan
Membangun institusi pertanian dan melatih personil
_________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Mempromosikan proyek-proyek untuk memperbaiki produksi
khusus ternak dan pertanian.
Mempromosikan konsevasi air dan tanah

_________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Survey sosioekonomi diperlukan untuk menjamin kebutuhan
dampak manusia dan untuk pembangunan pertanian. Survey penginderaan
dari udara dan dari jarak jauh akan membantu menetapkan tingkat
dan cakupan desertifikasi

Wabah
Hama
_________________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Meningkatnya jumlah hama yang disebabkan karena satu atau
kombinasi dari faktor-faktor ekologi termasuk temperatur, tanaman
monokultur, perkenalan tanaman ke lokasi baru, perkenalan dari
spesies hama, penanganan genetik yang tahan di tempat aslinya,
penanganan pengaruh-pengaruh pestisida, pola cuaca yang kondusif,
migrasi.
_________________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Tanaman bisa rusak dalam beberapa cara seperti konsumsi beberapa
bagian saja, penggrogotan batang, serangan sistim akar, injeksi racun.
_________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Peramalan hama menentukan apakah penerapan satu pestisida akan
cost-efektif, dengan mengevaluasi tingkatan-tingkatan
pengembangan tanaman dan hama dan dengan menetapkan
permulaan ekonominya.

46
BAB 4
1

BAGIAN
Bahaya
Alam

_________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Jumlah yang banyak dan varitas hama
memberi andil Kurangnya pengawasan pada produk-produk tanaman yang
terhadap kerentanan di impor.
Pembatasan pada sumber-sumber daya untuk memprediksi dan
menangani serbuan hama
Tidak cukupnya hasil tanaman pangan pada waktu normal
Daerah-daerah yang tidak mempunyai akses terhadap pengawasan
hama
Teknologi pertanian yang belum maju
_________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Gagalnya panen bisa menyebabkan kekurangan pangan,
khusus yang merugikan bahkan kelaparan, dan memberi tekanan pada sistim ekonomi.
_________________________________________________________________________________________
Tindakan pengurangan Manajemen hama terpadu yang menggunakan metode-metode
resiko yang mungkin pengendalian fisik yang memadai, kontrol sosial, penanaman tanaman
yang tahan hama, kontrol biologi, legislasi, kontrol kimia, dan mungkin
pembasmian.
_________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Menetapkan rencana nasional untuk pengendalian hama
khusus Pelatihan untuk pegawai pemerintah dan pengembangannya ke para
petani
_________________________________________________________________________________________
Kebutuhan khusus pasca Upaya-upaya pengendalian intenasional dan nasional
bencana Menyediakan cadangan pangan yang di butuhkan
_________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Penilaian kejadian dan dahsyatnya ledakan hama
dampak Survey dari udara dan daratan terhadap tanaman pangan yang rusak

Wabah
Penyakit
________________________________________________________________________________________
Difinisi : Paparan terhadap racun yang menyebabkan peningkatan yang nyata dalam
jumlah kasus-kasus parasit atau asal-usul infeksi.
_________________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Kondisi-kondisi yang tidak bersih, ramai, kemiskinan
Perubahan-perubahan ekologi yang nyaman untuk berkembang
biaknya vektor
Orang-orang yang tidak kebal yang bermigrasi ke daerah yang
sedang terjangkit penyakit
Menurunnya status gizi
Kontaminasi air atau cadangan pangan

47
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

_________________________________________________________________________________________
Karakteristik umum Resiko pengenalan atau penyebaran penyakit
Kemungkinan banyaknya jumlah kasus-kasus
Penyakit yang parah yang menyebabkan ketidak mampuan atau
kematian
Resiko terhadap gangguan ekonomi dan sosial
Kurangnya pegawai profesional yang memadai, persediaan yang
dibutuhkan
Bahaya penularan internasional
_________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Epidemi bisa meningkat karena meningkatnya jumlah orang yang
bepergian atau bermigrasi dan gejala-gejala yang tidak aktif yang
sudah berlangsung secara lama dari penularan penyakit kelamin.
Laporan-laporan epidemi bisa meningkat karena peliputan medis
yang lebih baik. Prediksi dibantu oleh studi-studi epidemiologi tetapi
mungkin terbatas di daerah hunian yang baru terbentuk atau pada
kamp-kamp emergensi.
_________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Kemiskinan
memberikan andil Kurangnya kekebalan terhadap penyakit
terhadap kerentanan Gizi yang jelek, sanitasi yang jelek, kualitas air yang jelek, keramaian
Pengiriman bantuan medis yang diorganisir secara jelek
Penyakit-penyakit yang tahan terhadap obat-obatan
_________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Pembangunan dan pelayanan kesehatan emergensi
khusus yang merugikan Penyiapan rencana perkiraan dengan inventaris dari sumber-sumber
daya yang diperlukan
Menetapkan sistim peringatan dini lewat pengawasan rutin
Pelatihan staf nasional pada operasi-operasi emergensi
_________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Tindakan intervensi Memeriksa dan menegaskan diagnosa
khusus mengidentifisikan kasus-kasus, menemukan sumber-sumber epidemi,
menangani kasus-kasus dan mengontrol penyebarannya, menulis
laporan.
Pendidikan kesehatan masyarakat
_____________________________________________________________________________________________
Kebutuhan umum Bantuan emergensi medis; bantuan internasional, jika ter-
pasca bencana jangkit tidak lagi bisa ditahan
_____________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Survey epidmiologi; evaluasi sistim-sistim pelayanan kese
dampak hatan dan emergensi

48
BAB 4
1

BAGIAN
Bahaya
Alam

Kecelakaan
Industri dan Kimia
_____________________________________________________________________________________________
Fenomena sebab-akibat Bencana/ ledakan dalam satu pabrik atau fasilitas tempat
penyimpanan yang menangani zat-zat beracun
Kecelakaan pada saat pengiriman bahan kimia
Kontaminasi makanan atau lingkungan karena salah penggunaan
bahan kimia
Menejemen pembuangan racun kimia yang tidak memadai
Gagalnya sistim teknologi
Kegagalan rancangan keamanan pabrik atau komponen-komponen
Bahaya alam seperti kebakaran, gempa bumi atau tanah longsor
Secara sengaja atau sabotase
_____________________________________________________________________________________________
Bisa diramalkan Insiden kecelakaan industri dan kimia diperkirakan meningkat ketika
industrialisasi meningkat di negara-negara yang sedang berkembang
_____________________________________________________________________________________________
Faktor-faktor yang Orang-orang, bangunan-bangunan, ternak-ternak, tanaman
memberi andil terhadap pangan, dan lingkungan yang paling dekat dengan tempat
kerentanan kejadian adalah yang paling rentan, akan tetapi, skala besar pelepasan
polutan ke udara bisa menyebar sejauh ratusan kilometer.
Kurangnya ciri-ciri keselamatan atau kurangnya rencana evakuasi
Ketidaksadaran dari orang-orang yang rentan terhadap potensi
bahaya.
_____________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh Kerusakan fisik Kerusakan atau kehancuran mungkin terjadi
khusus yang merugikan terhadap bangunan-bangunan dan infrastruktur.
Kecelakaan transportasi merusak kendaraan dan barang-barang lain
sebagai dampaknya. Kebakaran industri bisa menyebabkan
temperatur tinggi dan mempengaruhi area yang luas.
Korban banyak orang terbunuh atau terluka dan memerlukan
perawatan medis.
Lingkungan Kontaminasi udara, cadangan air, daratan, dan
kehidupan binatang bisa muncul. Daerah-daerah bisa menjadi tidak
dapat dihuni untuk manusia dan binatang. Sistim ekologi bisa
terganggu bahkan pada skala besar
_____________________________________________________________________________________________
Tindakan pengurangan Pengembangan satu rencana, seperti APELL (Kesadaran dan
resiko yang mungkin Kesiapan untuk Emergensi pada Tingkat Lokal), untuk membantu
para pembuat keputusan dan orang-orang teknis untuk memperbaiki
kesadaran komunitas tentang instalasi yang berbahaya dan
membantu mereka dalam menyiapkan rencana-rencana tanggapan
terhadap bencana

49
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

_____________________________________________________________________________________________
Tindakan kesiapan Pemetaan bahaya
khusus Identifikasi materi yang berbahaya
Pemeriksaan pabrik-pabrik kimia dan fasilitas penyimpanan
Memonitor prosedur pembuangan sampah racun
Memperbaiki kapasitas pemadam kebakaran
Monitoring tingkat polutan
Menyiapkan dan mempraktekan rencana-rencana evakuasi
Mengetest sirene peringatan
_____________________________________________________________________________________________
Kebutuhan umum Evakuasi dari area; SAR; sumber-sumber air alternatif;
pasca bencana pembersihan; monitor pengaruh-pengaruh lingkungan
_____________________________________________________________________________________________
Alat-alat penilaian Formulir proses APELL untuk evaluasi rencana respon emer
dampak gensi, CHEMTREC ( Pusat Emergensi Transportasi Kimia ) sistim-
sistim informasi

50
BAB 5
1

BAGIAN
Bencana-bencana yang
kompleks dan majemuk

BAB 5
Bencana bencana yang kompleks dan majemuk1

Kekuatan sosio/politik
Secara meningkat lewat banyak bagian-bagian dunia, satu tipe bahaya dapat
memicu satu bencana yang pada gilirannya memicu bahaya yang lain dan
bencana berikutnya. Sebagai contoh, satu kekeringan bisa menyebabkan
satu kelaparan yang pada gilirannya menyebabkan terjadinya satu konflik
sipil yang menyebabkan pindahnya orang dalam jumlah yang banyak. Satu
banjir mungkin bisa memaksa orang untuk mencari tempat perlindungan yang
aman menyeberangi batas internasional dimana sedang terjadi konflik antara
para pengungsi dan masyarakat setempat.
Bencana dan bahaya yang majemuk seperti itu tidak perlu harus terjadi
secara berurutan; mereka juga bisa terjadi secara bersamaan. Dengan
demikian, orang-orang yang terjebak diantara kekuatan-kekuatan yang
sedang bertempur dalam perang sipil mendapatkan bahwa di tengah-tengah
kekeringan yang dahsyat mereka tidak memiliki sarana baik untuk menanam
tanaman pangan ataupun untuk menerima bantuan dari luar.
Di negara-negara yang jumlahnya semakin bertambah, bencana-bencana
yang kompleks juga menjadi semakin nyata. Secara esensial satu bencana
yang kompleks adalah satu bentuk emergensi ciptaan manusia di mana
penyebab dari emergensi dan juga bantuan terhadap mereka yang tertimpa
bencana, terikat oleh tingkat pertimbangan pertimbangan politik yang intens.
Satu dan paling umum dari kondisi politik emergensi yang kompleks adalah
konflik sipil, yang menyebabkan runtuhnya otoritas politik di semua atau
sebagian dari satu negara. Pada kasus-kasus seperti itu, paling tidak satu
dari tiga situasi ini akan muncul :
1. Kemampuan pemerintah untuk membantu mereka yang tertimpa
bencana menjadi sangat terbatas.
2. Pemerintah menjadi sangat curiga atau tidak tertarik terhadap orang-
orang yang tertimpa bencana yang telah melarikan diri dari daerah
tidak berpemerintahan menuju ke daerah yang berpemerintahan.
3. Pemerintah atau kelompok oposisi sebenarnya menciptakan atau
mengumpulkan satu bencana lewat tindakan-tindakan yang
menggerakan pengungsian dan perpindahan orang dalam jumlah yang
besar.
Sebenarnya, banyak orang yang tertimpa bencana tersebut hidup di area-
area di luar kontrol pemerintah. Mereka sering kali adalah orang-orang yang
paling dibutuhkan dan mereka sering kali juga adalah yang paling sulit untuk
dijangkau oleh bantuan.

Bahan dari bab ini diambil dari modul topik khusus DMTP yang berjudul Orang-orang yang
1

Terusir dalam Konflik Sipil oleh Frederich Cuny; Resolusi Dewan Umum 46/182; Ringkasan
Eksekutif dari Consolidated Appeal tahun 1992 untuk Horn, Afrika; dan tema-tema Emergensi
yang dinyatakan dalam laporan situasi SHEPA pertama.

51
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Bencana menjadi kompleks karena baik kehancuran ataupun


penyebaran kontrol politiknya menjadikan bantuan sangat problematis. Solusi-
solusinya sangat tergantung pada persetujuan-persetujuan dengan semua
kelompok yang terlibat dalam konflik untuk memperoleh ijin penyediaan
bantuan bagi orang-orang sipil yang tidak bertempur. Solusi-solusi ini mungkin
merupakan persetujuan yang secara esensial dilihat sebagai aspek-aspek
fundamental yang telah diberi label sebagai mekanisme baru dari bantuan
kemanusiaan ( contoh, koridor kedamaian )
Contoh hangat dari satu situasi yang menggambarkan karakteristik dari
kedua emergensi yang kompleks dan majemuk itu adalah wilayah Tanduk
Afrika. Selama beberapa tahun belakangan ini situasi di Tanduk Afrika
dicirikan oleh internal konflik di Ethiophia, Sudan, dan Somalia. Konflik-konflik
ini telah diperburuk lagi oleh kekeringan yang terjadi secara berulang-ulang
dan telah menyebabkan kelaparan pada skala yang besar dan larinya sejumlah
besar manusia menyeberangi perbatasan-perbatasan nasional. Setelah
bertahun-tahun mengalami kekeringan di sebagian daerah, pada tahun 1991
kekurangan makanan menjadi menyebar luas. Menjadi jelas bahwa krisis di
daerah itu sedikit saja sebagai akibat dari tidak cukupnya curah hujan
dibandingkan dengan akibat emergensi ciptaan manusia.
Selang setengah tahun terakhir dari tahun 1991, situasi di banyak bagian
Tanduk Afrika tetap sangat mudah meledak dan sangat rentan, sebagian
besar diakibatkan karena konflik dan macetnya hukum dan peraturan. Hal
ini menyebabkan perpindahan populasi lebih lanjut dan kesengsaraan yang
dahsyat bagi berjuta-juta orang.

Orang-orang yang terusir


Salah satu konsekuensi yang paling serius dari emergensi yang kompleks
dan majemuk ini adalah terciptanya populasi dari orang-orang yang terusir.
Contoh dari Tanduk Afrika menunjuk ke banyak populasi yang terusir tetapi
ada lebih dari berjuta-juta orang dibagian bagian dunia yang lain.
Istilah orang yang terusir berlaku dalam beberapa konteks. Hal ini
mencakup orang-orang yang :
n dipaksa meninggalkan rumah mereka sebagai akibat kekeringan,
kelaparan, atau bencana, biasanya mencari makan
n individual yang tidak bertempur dan keluarga-keluarga yang dipaksa
meninggalkan rumah mereka karena kosekuensi-konsekuensi langsung
maupun tidak langsung tetapi yang tetap berada di dalam negara
mereka
n mereka yang terpaksa ditempatkan oleh pemerintah mereka jika
penempatan kembali di motivasi oleh unsur etnis, suku dan ras
n dipaksa keluar dari negara mereka, khususnya sebagai satu etnis atau
kelompok nasional, dipaksa keluar untuk alasan ekonomi atau politik

Alasan-alasan kepedulian
Sistim bantuan kemanusiaan internasional sekarang ini baru mulai menemui
tantangan bekerja dengan orang-orang yang terusir. Ada tiga alasan mendasar
untuk peduli terhadap agen-agen pertolongan. Satu adalah kenyataan bahwa
orang-orang yang terusir ini sering kali tidak memenuhi syarat untuk menerima
pertolongan dan bantuan yang ada untuk para pengungsi ( individual yang

52
BAB 5
1

BAGIAN
Bencana-bencana yang
kompleks dan majemuk

telah menyeberang satu perbatasan internasional mencari perlindungan )


Alasan yang kedua adalah orang-orang yang terusir itu sering kali tidak
aman mengandalkan pada pemerintah mereka sendiri untuk memperoleh
perlindungan. Alasan yang ketiga adalah rintangan kedaulatan nasional yang
membatasi agen-agen luar untuk menolong populasi ini.

Konsekuensi dan pengaruh


Beragamnya situasi yang menghasilkan orang-orang yang terusir ini,
menyebabkan generalisasi menjadi sulit, akan tetapi yang berikut ini mungkin
dialami dalam berbagai tingkatan.
n hilangnya sarana hidup
n komunitas menjadi terpisah dari setiap pelayanan yang sebelumnya
bisa disediakan
n kurangnya tempat berteduh dan keperluan rumah tangga
n kurangnya bahan bakar untuk memasak
n kurangnya air yang dapat diminum
n penyakit-penyakit yang dapat ditularkan dan tempat yang terlalu sesak
n tambahan beban khususnya untuk wanita sebagai kepala rumah tangga
n kemungkinan banyaknya anak-anak yang tidak dijagai
n hilangnya status tanah
n kemungkinan timbulnya masalah-masalah logistik dan komunikasi
n ketidak amanan karena tensi dan aktivitas militer
Tidak untuk dilupakan adalah populasi yang tetap tinggal di rumah dan,
meskipun mereka tidak terjebak dalan daerah perang , mereka tetap saja
berada di tempat tempat yang sulit untuk di jangkau karena hambatan-
hambatan keamanan atau/dan logistik, politik. Mereka mungkin mengalami
masalah-masalah di atas dan terisolasi dari bantuan kemanusiaan internasional.

Peran PBB dalam emergensi kompleks


Mengingat isu-isu yang diciptakan oleh emergensi kompleks dan kebutuhan-
kebutuhan khusus dari populasi yang terusir, PBB telah menetapkan untuk
memperkuat dan menjadikan lebih efektif usaha-usaha bersama dari
komunitas internasional, khususnya sistim PBB, dalam menyediakan bantuan
kemanusiaan. Penetapan ini direfleksikan dalam implementasi dari resolusi
Majelis Umum 46/182, yang dikeluarkan pada bulan Desember tahun 1991.
Resolusi ini menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan harus diberikan
sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, netralitas dan tidak memihak.
Menurut ketentuan itu PBB mempunyai peran sentral dan unik dalam
memberikan kepemimpinan dan mengkoordinasikan usaha-usaha masyarakat
internasional untuk mendukung negara-negara yang terkena emergensi.
Implementasi dari resolusi 46/182 mencakup penciptaan susunan
perkiraan dana, yaitu, satu dana bergulir emergensi pusat sebesar $ 50 juta
amerika sebagai mekanisme cash-flow untuk meyakinkan tanggapan yang
terkoordinir secara cepat dari organisasi-organisasi sistim. PBB juga akan
menetapkan register pusat dari personel khusus dan tim-tim ahli tehnis,
persediaan dan sumber-sumber daya yang lain yang dapat diminta dalam
jangka pendek oleh PBB.

53
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Kepemimpinan dari inisiatif PBB akan diberikan oleh seorang pejabat


tingkat tinggi, koordinator bantuan emergensi, yang dicalonkan oleh Sekretaris
Jendral, untuk bekerja dengan entitas dari sistim PBB yang berhubungan
dengan bantuan kemanusiaan. Posisi ini menggabungkan fungsi-fungsi yang
sebelumnya dilaksanakan dalam koordinasi dari respon PBB oleh para wakil
dari Sekretaris Jendral untuk emergensi yang besar dan kompleks, dan juga
oleh Koordinator Bantuan Bencana Prserikatan Bangsa Bangsa.
Koordinator bantuan emergensi ini, diantara tugas-tugas yang lain, diberi
tanggung jawab untuk menyediakan akses oleh organisasi-organisasi
operasional ke daerah-daerah emergensi untuk memberikan penyediaan yang
cepat terhadap bantuan emergensi. Dalam kasus-kasus emergensi-emergensi
yang kompleks, hal ini mungkin memerlukan negosiasi dengan semua
kelompok yang peduli untuk memperoleh ijin mereka dan, di mana perlu,
penetapan koridor bantuan temporer, hari-hari dan zona-zona ketenangan
dan bentuk-bentuk yang lain.

Keamanan tim-tim bantuan di dalam daerah-daerah konflik


Terdapat banyak pertimbangan operasional di dalam emergensi-emergensi
kompleks. Salah satu yang paling krusial adalah keamanan dari tim-tim
bantuan yang ada di daerah-daerah konflik. Sebagai koordinator-koordinator
bantuan untuk orang-orang yang terusir, staf PBB mengemban tanggung
jawab khusus untuk memastikan bahwa semua personil yang beroperasi di
dekat atau di dalam daerah-daerah konflik bekerja dalam kondisi resiko yang
minimum dan mendapatkan keamanan yang maksimum. Petunjuk-petunjuk
dan prosedur untuk personil harus ditetapkan sesuai dengan pemerintah yang
menjadi tuan rumah dan, dimana mungkin, dengan kelompok-kelompok
pemberontak. PBB sering diberi tanggung jawab untuk memberi tahukan
para pekerja pemberi bantuan dan organisasi-organisasi lain mengenai resiko
yang mungkin mereka hadapi dari operasi operasi militer di dalam atau di
dekat aktivitas-aktivitas bantuan. Dengan pertimbangan ini, PBB sering kali
memperoleh keterangan untuk penerbangan-penerbangan khusus memasuki
daerah-daerah yang berperang dengan pesawat terbang yang membawa
tanda-tanda Perserikatan Bangsa Bangsa, untuk mengatur transportasi yang
aman melewati garis depan dalam kendaraan-kendaraan yang bertanda PBB,
dan untuk menetapkan koridor bantuan khusus dimana makanan dan suplai-
suplai bantuan dapat dikirim di bawah bendera gencatan senjata atau lewat
koridor-koridor yang sudah ditunjuk, tanpa batasan yang tidak semestinya .
Penting bagi PBB untuk secara hati-hati menilai sebelum menganjurkan
organisasi-organisasi bantuan untuk memberi komitmen personil dan sumber
daya untuk melakukan operasi-operasi di daerah-daerah yang tidak aman.
Satu jaminan dari PBB bahwa satu area atau sarana transportasi akan aman
membawa beban dan tanggung jawab yang banyak.
Dua dari aspek yang paling penting tentang bekerja di tempat-tempat
terpencil dan tidak aman adalah komunikasi dan bantuan evakuasi yang selalu
siap sedia. Pada tingkat yang paling mungkin, koordinator-koordinator PBB
harus meyakinkan bahwa personil bantuan mempunyai akses yang bersifat
segera dan berlaku selama 24 jam terhadap fasilitas telekomunikasi dan
bahwa sarana-sarana yang cocok segera dapat tersedia untuk mengevakuasi
para personil kalau mereka ada dalam bahaya. Hal ini mungkin memerlukan
penugasan pesawat terbang yang ringan agar selalu siap ketika diminta dalam
waktu yang singkat.

54
2

BAGIAN
DAFTAR ISI

2
BAGIAN

KESIAPAN BENCANA

Kata pengantar ................................................................... 56

Bab 6: Tim manajemen bencana ........................................ 57


Tim manajemen bencana PBB ................................................ 57
Tim manajemen bencana negara ............................................. 58
Tugas, peran, dan sumber-sumber daya dari PBB .................... 59
Peran-peran dan sumber daya dari UNDP, UNDRO, dan
agen-agen PBB yang lain ....................................................... 59
Koordinasi : Resident Coordinator dan UN-DMT ..................... 66
Bab 7: Kesiapan bencana ................................................... 68
Komponen-komponen kesiapan bencana ................................. 69
Kesiapan terhadap serangan bencana yang lambat dan
yang mendadak ..................................................................... 72
Kesiapan di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa ..................... 73
Checklist dari informasi dasar yang diperlukan UN-DMT ........ 74
Bab 8: Kerentanan dan penilaian resiko ........................... 82
Manajemen resiko ................................................................. 82
Kemungkinan resiko .............................................................. 82
Tingkat kerentanan yang bisa diterima ..................................... 83
Menilai resiko dan kerentanan ................................................ 83
Bagaimana menentukan resiko ............................................... 84
Evaluasi kerentanan ............................................................... 86
Mengurangi kerentanan bagi orang-orang yang dipindahkan ...... 88

55
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

BAGIAN
KESIAPAN BENCANA

Kata pengantar
Bagian pertama dari modul ini memperkenalkan latar belakang informasi
mengenai bahaya-bahaya, bencana-bencana, dan kontinum bencana. Sisa
dari modul ini akan membahas setiap fase dari kontinum bencana dengan
fokus khusus pada kesiapan, respon dan pengurangan
Kerangka kerja untuk mempelajari fase-fase bencana ini adalah
menejemen bencana yang sudah didifinisikan sebagai

badan pembuat kebijakan dan keputusan-keputasan administrasi


dan operasional yang menyinggung beragam tahapan dari satu
bencana pada semua tingkat.

Cakupan dari manajemen bencana, oleh karena itu, dapat termasuk semua
aktivitas yang terkait dengan bencana. Aktivitas ini menjadi begitu inklusif
sehingga tidak ada satu orangpun bertanggung jawab terhadap seluruh
lapangan. Sebagai gantinya tanggung jawab tersebut dibagi sesuai dengan
deskripsi kerja dan dibatasi oleh fungsi-fungsi utama organisasi. Palang merah,
sebagai contoh, bekerja terutama sekali dalam hal kesiapan dan fase-fase
respon emergensi dan hanya kadang-kadang saja dalam bidang rekonstruksi.
Beberapa LSM bekerja hanya dalam bidang rekonstruksi. Bahkan
pemerintah, dengan tanggung jawabnya yang luas untuk keseluruhan aspek
manajemen bencana, memecah komponen-komponen untuk dikelola oleh
beberapa agen-agennya. PBB mempunyai alokasi tanggung jawab yang sama
sebagai satu fungsi dari mandat-mandat agen-agennya dan para ahli sektoral.
Bab-bab berikut akan mendiskusikan aktivitas-aktivitas komponen
manajemen bencana. Anda akan diminta untuk mengevaluasi tanggung jawab
individual dan organisasi yang berhubungan dengan setiap fase aktivitas.
Setelah membaca naskah dari bagian ini dan menyelesaikan latihan, anda
seharusnya mengetahui konsep dasar, tujuan dan elemen-elemen manajemen
bencana.
Anda akan dapat :
n menerangkan tim-tim manajemen bencana negara dan PBB dan
Tujuan peran dari masing-masing anggota
Pembelajaran n mengidentifisikan komponen perencanaan kesiapan bencana
n menerangkan peran kerentanan dan penilaian resiko sebagai
prasyarat terhadap pengurangan bencana

56
BAB 6
2

BAGIAN
Tim manajemen bencana,
peran dan sumber daya

BAB 6

Tim Manajemen Bencana


Bagian satu hanyalah pengantar terhadap bahaya dan bencana. Akan tetapi,
sebelum kita melangkah lebih lanjut mengambarkan sifat dari bencana-
bencana, kita akan memperkenalkan bagian dari peran Anda dalam
manajemen bahaya dan bencana.
Salah satu tujuan utama dari keseluruhan program pelatihan ini adalah
memperkenalkan konsep mengelola bencana sebagai satu tim. Tujuan-tujuan
menejemen bencana lewat kerja tim mencakup :
satu forum komunikasi, pertukaran informasi dan pengembangan
konsensus
satu format koordinasi, mengeliminir duplikasi dan mengurangi jarak
didalam pelayanannya
kemungkinan menjadi lebih efektif melalui pengumpulan sumber daya

Tim Manajemen Bencana PBB Gambar 6.1


Tim manajemen bencana PBB
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa percaya bahwa tujuan-tujuan
manajemen tim dapat diterapkan terhadap agen-agen PBB yang diberi
orientasi emergensi. Tim Manajemen
Bencana PBB dibentuk disetiap negara
yang rentan terhadap bencana , bersidang koordinator
resident
dan dipimpin oleh Resident Coordinator PBB
PBB. Komposisi dari Tim Manajemen
Bencana PBB ditetapkan dengan
mempertimbangkan tipe-tipe bencana
terhadap bencana mana negara tersebut
rentan dan organisasi-organisasi berada,
akan tetapi biasanya meliputi kelompok inti Fungsi
yang terdiri dari perwakilan setingkat
negara seperti FAO, UNDP/UNDRO, Penyebaran informasi
UNICEF, WFP, WHO dan, dimana dan pengkajian
mungkin, UNHCR. Hal ini bisa diperluas
untuk mencakup tambahan perwakilan atau Koordinasi/
personel proyek dari badan-badan terkait pengumpulan bantuan
lainnya ketika satu emergensi muncul.
Bantuan Operasional
Tujuan yang penting dan sebenarnya
dari UN-DMT adalah untuk memberikan Kesiapan
tanggapan yang cepat, efektif dan dilakukan
secara bersama oleh sistim PBB pada Focal Point
tingkat negara pada saat terjadi satu
bencana. Tim harus juga meyakinkan
koordinasi yang sama dari bantuan PBB
terhadap pemerintah untuk menghargai

57
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

rekonstruksi dan rehabilitasi pasca bencana, dan tindakan-tindakan


pengurangan bencana yang relevan lewat program-program pembangunan
jangka panjang. Harus ditekankan pula bahwa untuk semua aspek manajemen
bencana, UN-DMT adalah sebagai satu peran pendukung dari pemerintah.
UN-DMT mengakui dan dengan cara apapun tidak bisa menggantikan
mandat dan fungsi-fungsi khusus dari berbagai organisasi dalam
melaksanakan mandat-mandat tersebut. UN-DMT mendukung dan
membantu Kantor Resident Coordinator di dalam pelaksanaan fungsi sistim
yang luas. Sejalan dengan resolusi Majelis Umum 46/182, Resident Coordi-
nator akan melakukan kontak yang dekat dengan, dan menerima
kepemimpinan dari Koordinator Bantuan Emergensi.

Gambar 6.2 Tim Manajemen Bencana Negara


Tim manajemen
Kebanyakan negara-negara yang cenderung terkena bencana sudah
bencana negara
mempunyai tim manajemen bencana baik yang resmi maupun yang tidak
resmi. Tim ini secara khusus dipimpin oleh
badan inti bencana nasional. Badan ini berfungsi
menjembatani dengan Kantor Presiden atau
Perdana Menteri, dengan organisasi-organisasi
Pemerintah nasional pertahanan sipil, menteri-menteri pemerintah
yang utama, Palang Merah dan LSM lain dan
lembaga-lembaga donor yang besar. UN-DMT
DMT-Negara perlu mencocokan dengan tim ini dan, dimana
praktis, menjadi anggota tim. Dimana pejabat-
Badan-badan pemerintah pejabat pemerintah tidak berpartisipasi dalam
yang terkait dengan
bencana rapat-rapat atau aktivitas UN-DMT, Resident
Coordinator harus meyakinkan bahwa mereka
diajak berkonsultasi dan diberi pengarahan
tentang semua hal yang relevan. Dalam
prakteknya hal ini penting sekali bahwa
DMT- kebijakan-kebijakan dari DMT berhubungan
Kantor PBB dengan kebijakan-kebijakan yang disetujui oleh
bantuan Pemerintah bahkan di bawah tekanan satu
bencana Donor LSM Badan-badan
PBB
kejadian.

Q. Di negara Anda badan-badan PBB manakah yang hadir, yang


bisa beroperasi dalam satu bencana ? Organisasi-organisasi pemerintah
dan non pemerintah lain manakah dan lembaga-lembaga donor yang
harus bekerja sama pada tim manajemen bencana negara?

A_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________

58
BAB 6
2

BAGIAN
Tim manajemen bencana,
peran dan sumber daya

Tugas, peran dan sumber-sumber daya dari PBB


Bagian dari bab ini dipadatkan dari Bab 1 Manual Manajemen Bencana
UNDP/UNDRO. Bagian ini menggambarkan peran sistim PBB dan badan-
badannya dalam manajemen bencana.

Tugas-tugas organisasi dan peran-peran umum


Tanggung jawab utama untuk semua aspek manajemen bencana terletak
pada Pemerintahan dari negara yang tertimpa bencana. Hal ini termasuk:
perencanaan dan pelaksanaan tindakan-tindakan kesiapan dan pengurangan
resiko jangka panjang; permohonan dan pengaturan operasi-operasi
rehabilitasi dan bantuan bencana, permohonan bantuan internasional jika
diperlukan; dan pengkoordinasiaan semua program bantuan yang terkait
dengan bncana, baik yang didanai secara nasional maupun internasional.
Setiap organisasi atau badan PBB bertanggung jawab untuk memberikan
nasehat dan bantuan kepada pemerintah dari negara yang terkena dampak
bencana atau negara-negara yang rentan terhadap bencana, sesuai dengan
mandatnya dan sumber-sumber daya yang ada untuk bencana tsb. Dalam
melakukan demikian, setiap badan bertanggung jawab terhadap badan yang
memerintah sendiri, tetapi badan ini juga dipersilakan untuk bertindak sebagai
anggota dari kesatuan tim. Dalam kasus emergensi pengungsi, UNHCR
tetap bertanggung jawab terhadap perlindungan dan koodinasi mereka
dari bantuan internasional untuk para pengungsi.
Terkait dengan bantuan bencana dan bantuan pasca bencana, setiap Manajemen
organisasi dan badan sistim PBB diminta untuk : Bencana

Memobilisir dan menyediakan bantuan teknis yang tepat waktu


dan bantuan materi kepada negara-negara yang terpengaruh bencana ,
sesuai dengan mandatnya sendiri dan sumber-sumber daya yang ada.
Menggabungkan diri dengan Residen Coordinator PBB, UNDRO,
atau mekanisme koordinasi yang ditetapkan oleh Sekretaris Jendral untuk
menjamin bantuan sistim PBB yang terkoordinasi, dan memadai, dalam
konteks program dan rencana bersama.
Pemerintah

Peran-peran dan sumber daya UNDP, UNDRO, dan badan-


badan PBB yang lain

Peran UNDP
UNDP memfokuskan terutama pada aspek-aspek yang terkait dengan
pembangunan dari resiko-resiko dan terjadinya bencana, dan pada penyediaan
bantuan teknis terhadap pembangunan institusi dalam kaitanya dengan semua
aspek menejemen bencana. Oleh karena itu penekanannya pada :
a. Penggabungan tindakan-tindakan kesiapan dan pengurangan resiko
jangka panjang dalam program dan perencanaan pembangunan yang
normal, termasuk bantuan untuk tindakan pengurangan khusus dimana
diperlukan.

59
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

b. Membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan dari rehabilitasi dan


rekonstruksi pasca bencana, termasuk difinisi dari strategi
pembangunan yang baru yang menggabungkan tindakan pengurangan
resiko yang relevan dengan daerah yang tertimpa bencana.
c. Meninjau kembali dampak dari tempat hunian pengungsi yang luas
atau orang-orang yang tersingkir pada pembangunan dan mencari
cara-cara untuk menggabungkan para pengungsi dan orang-orang yang
tersingkir dalam strategi-strategi pembangunan.
d. Menyediakan bantuan teknis kepada yang mempunyai otoritas
mengelola operasi-operasi bantuan emergensi dalam skala besar dari
jangka waktu yang molor ( khususnya yang terkait dengan orang-
orang yang terusir dan kemungkinan-kemungkinan untuk mencapai
solusi yang tahan dalam kasus-kasus demikian. ).
Sebagai tambahan, UNDP memberikan bantuan administrasi dan bantuan
operasional terhadap residen coordinator, khususnya ada tingkat negara, dan
juga pada markas besar.
Pada saat terjadi satu bencana, UNDP bisa memberikan bantuan
maksimum $50.000 dari SPR untuk menyediakan pertolongan yang cepat.
UNDP sebaliknya tidak terlibat dalam penyediaan bantuan dengan
menggunakan sumber-sumbernya sendiri atau dana-dana yang dikelola oleh
program.
Di mana emergensi besar secara substansial mempengaruhi proses
pembangunan secara keseluruhan dalam satu negara, sumber-sumber daya
IPF bisa digunakan untuk penyediaan bantuan teknis untuk merencanakan
dan mengelola operasi, dengan persetujuan pemerintah.
Bantuan materi dan teknis untuk mendukung tindakan-tindakan kesiapan
dan pengurangan resiko jangka panjang disertakan dalam program negara,
dan mungkin didanai dari sumber-sumber daya IPF atau dana-dana lain yang
dikelola oleh UNDP. Hal yang sama dapat juga digunakan untuk membantu
rehabilitasi dan rekonstruksi. Hibah tambahan khusus ( sampai dengan 1,1
juta dolar ) bisa disediakan dari dana SPR untuk bantuan teknis terhadap
upaya-upaya pemulihan pasca bencana yang terjadi setelah adanya becana
alam.

60
BAB 6
2

BAGIAN
Tim manajemen bencana,
peran dan sumber daya

Tanggung jawab khusus dari residen representative UNDP diringkas pada


panel berikut ini:

Tanggung jawab manajemen bencana dar Resident Representative


UNDP
Perwakilan residen bertanggung jawab untuk :
a) Memastikan bahwa semua yang perduli dalam program-program
perencanaan pembangunan sadar akan setiap potensi bahaya yang
diketahui dan pengaruh-pengaruh yang mungkin menimpa, dan bahwa
bahaya-bahaya ini secara memadai dipertimbangkan dalam program
negara.
b) Menetapkan titik inti bencana , dan memastikan bahwa pekerja
lapangan disiapkan secara cukup untuk merespon satu emergensi.
c) Pada saat terjadi bencana:
Memobilisir staf UNDP dan personel bantuan teknis dan sumber-
sumber daya yang lain yang dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dari situasi tersebut, khususnya kebutuhan
yang diperlukan untuk penilaian awal dan respon yang bersifat
segera.
Meyakinkan bahwa bantuan UNDP digunakan untuk pengaruh yang
baik, dan kapasitas dari kantor diperkuat jika perlu untuk meyakinkan
respon yang efektif.

Di dalam semua kantor lapangan negara yang rentan terhadap


bencana, oficer pejabat nasional yang ditetapkan sebagai focal point
bencana terhadap semua hal yang terkait dengan bencana termasuk
pengurangan, tanggapan dan kesiapan internasional PBB/UNDP.
Bagian 3A dan apendik 3A dari Manual Bencana UNDP/UNDRO
memberikan secara rinci tentang tugas-tugas dan kualifikasi-kualifikasi
dari titik inti bencana.
Dalam satu emergensi yang kompleks atau yang besar dari sisi
waktu yang molor ( khususnya yang melibatkan pemindahan orang),
UNDP dapat secara temporer menunjuk wakil tambahan dari Residen
Representative. Wakil ini bisa mengelola urusan UNDP yang nor-
mal selagi Residen Representative berkonsentrasi pada fungsi-fungsi Inti bencana
koordinator residen, atau mungkin mengambil tanggung jawab harian
untuk masalah-masalah yang berhubungan dengan emergensi yang berada
dalam mandat UNDP. Di negara-negara dengan emergensi paling dahsyat
dan berkepanjangan UNDP telah mendirikan Unit-unit Emergensi PBB.
Unit-unit ini dapat memfokuskan secara eksklusif untuk menangani emergensi
dan sering kali disediakan staf oleh orang-orang yang diperbantukan dari
anak agen-agen PBB yang beroperasi dinegara itu.
Pada saat terjadi masuknya pengungsi secara mendadak kedalam satu
negara dimana tidak terdapat perwakilan UNHCR, Residen Representative
memberi tahukan UNHCR dan mengambil inisiatif proses penilaian atas
nama UNHCR ( lihat bagian 4A.5 dari manual )

61
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Peran dari UNDRO


UNDRO mempunyai titik fokus terhadap manajemen bencana dalam sistim
PBB ( kecuali di negara-negara di mana Unit Emergensi PBB didirikan ).
Dalam bantuannya UNDRO menyediakan kerangka kerja untuk koordinasi
bantuan oleh badan-badan PBB dan membantu untuk mengkoordinir bantuan
semacam itu dengan bantuan dari sumber-sumber lain. Sebagai tambahan,
UNDRO mempunyai peran penting dalam memobilisir bantuan eksternal
dan berfungsi sebagai rumah penerangan untuk informasi yang menyangkut
bencana. Di daerah mitigasi ( pengurangan ), UNDRO mempromosikan
tindakan jangka panjang untuk mengurangi resiko-resiko yang terkait dengan
bencana dan meningkatkan kesiapan di negara-negara yang rentan bencana.
UNDRO diwakilkan pada tingkat negara secara tetap oleh koordinator/wakil
residen.
Koordinasi pada tingkat markas besar sering dipengaruhi oleh kontak
antara Badan-badan Pusat yang perduli pada saat pemulaan satu operasi
bantuan, dan lewat kontak kontak yang berlangsung secara rutin antara para
inti yang terkait. Pada tingkat negara, koordinasi di jalankan oleh resident
koordinator yang juga merupakan wakil UNDRO. Dimana mungkin dan
diperlukan, UNDRO mendukung Resident Coordinator dengan mengirim
delegasi UNDRO atau tim bantuan emergensi.
UNDRO berkonsentrasi pada masalah-masalah yang terkait dengan
bahaya-bahaya alam dan bencana-bencana yang bersifat mendadak, akan
tetapi karena mandatnya mencakup semua jenis emergensi, UNDRO bisa
juga menawarkan jasa-jasa dan nasehatnya dalam situasi-situasi termasuk
kekeringan, dan kasus-kasus perang dan konflik sipil, sampai akhirnya
Sekretaris Jendral membuat susunan/rencana yang lain.
Menindak lanjuti satu bencana, UNDRO, bertindak atas nama Sekretaris
Jendral, menawarkan jasa-jasanya kepada Pemerintah yang negaranya
terkena bencana dalam menilai kebutuhan untuk bantuan pemulihan eksternal,
dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada lembaga donor yang
mempunyai prospek dan mereka-mereka yang berkeinginan membantu.
(Kontak dengan Pemerintah dilaksanakan lewat Resident Coordinator/ wakil
dan misi negara di Genewa atau New York.) Dimana bantuan internasional
dibutuhkan atau diminta, UNDRO :
Membantu mengidentifisir prioritas kebutuhan atas dasar informasi
dari Pemerintah, koordinator residen/wakil, UN-DMT, dan badan-
badan lain yang kompeten.
Mengeluarkan himbauan internasional dan bertindak sebagai tempat
penerangan tentang kebutuhan dan kontribusi, bantuan yang diperluas
atau direncanakan oleh semua lembaga donor, dan progres dari operasi
bantuan.
Mencari untuk memobilisir sumber-sumber daya dan
mengkoordinasikan bantuan pemulihan oleh berbagai organisasi dan
agen dari PBB, lembaga donor bilateral, dan organisasi antar dan non
pemerintah dan mengelola dana yang disalurkan lewat organisasi itu.

62
BAB 6
2

BAGIAN
Tim manajemen bencana,
peran dan sumber daya

Tergantung pada situasi khusus setelah konsultasi, dimana mungkin, dengan


Pemerintah atau residen koordinator/wakil, UNDRO bisa :
Menunjuk satu atau dua delegasi dalam misi untuk membantu otoritas
nasioanal dalam mengorganisir penilaian dan melaksanakan operasi
bantuan, dan membantu resident coordinator/wakil dalam manajemen
informasi, koordinasi lokal dari bantuan pemulihan internasional, dan
dalam tanggung jawab pelaporannya kepada UNDRO.
Menyediakan bantuan logistik untuk menjamin datangnya suplai bantuan
yang tepat waktu dan pengiriman yang segera terhadap populasi yang
terpengaruh bencana. Hal ini dapat termasuk mengorganisir
penerbangan-penerbangan bantuan secara bersama.
Koordinator bisa menyetujui satu hibah sampai US$ 50.000 untuk setiap
bencana dari dana yang tersedia kepada UNDRO, dan bisa berubah terhadap
kondisi-kondisi tertentu. Dalam beberapa situasi, UNDRO dapat melepas
bantuan dari persediaan emergensi yang dikelola UNDRO di Pisa, Italia.

63
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Kerjasama UNDRO/UNDP
UNDP dan UNDRO saling melengkapi satu dengan yang lain. UNDP
mempunyai pengalaman yang luas dalam bidang administrasi dan
perencanaan pembangunan, dan mempunyai kantor-kantor lapangan yang
tetap. UNDRO mempunyai pengetahuan dan pengalaman khusus dalam
bidang menejemen bencana, dan menetapkan kontak-kontak dengan badan
badan khusus yang relevan. Kenyataan bahwa resident representative
UNDP juga mewakili UNDRO membantu untuk meyakinkan kerjasama
yang baik antara organisasi-organisasi.
Pada tingkat negara kantor-kantor lapangan UNDP biasanya mengelola
dana dan sumber-sumber daya yang disalurkan lewat UNDRO, dengan
mengikuti prosedur-prosedur antar agen yang normal. Hal ini mencakup
pengadaan suplai dan pelayanan lokal, dan perekrutan serta perjanjian
karyawan tidak tetap.

Peran-peran anggota inti dari UN-DMT yang terkait dengan bencana

FAO Memberikan nasehat teknis di dalam mengurangi kerentanan dan Membantu


rehabilitasi pertanian, ternak, dan perikanan, dengan tekanan pada produksi makan
setempat. Memonitor produksi makanan, eksport dan import, dan memperkirakan
setiap permintaan bantuan makanan yang lain
UNDP Mempromosikan masuknya pengurangan bencana dalam perencanaan
pembangunan, dan mendanai bantuan teknis untuk semua aspek manajemen
bencana. Memberi bantuan administrasi kepada resident coordinator dan UN-DMT.
UNDRO Memobilisir dan mengkoordinir bantuan pemulihan emergensi internasional,
mengeluarkan himbauan-himbauan yang dikonsolidasikan. Membantu dalam
pengkajian dan manajemen pemulihan jika diperlukan. Memberikan nasehat dan
petunjuk tentang penilaian penilaian resiko dan dalam merencanakan dan
melaksanakan tindakan-tindakan pengurangan.
UNHCR Meyakinkan perlindungan pengungsi dan mencari solusi yang tahan lama terhadap
masalah-masalah mereka. Membantu memobilisir dan meyakinkan pengiriman
bantuan yang diperlukan di dalam Suaka negara jika hal ini ada dalam satu negara
yang sedang berkembang.
UNICEF Mendatangi para wanita dan anak-anak yang sejahtera, khususnya kesehatan anak
dan gizi. Aktivitas bantuan bisa mencakup : program sosial; pemberian makan
kepada anak-anak ( bekerjasama Dengan WFP ); cadangan air, sanitasi dan
intervensi kesehatan secara langsung ( bekerjasama dengan WHO ). Menyediakan
bantuan logistik dan menejemen terkait.
WFP Menyediakan bantuan makanan yang ditargetkan untuk bantuan kemanusiaan,
dan untuk mendukung rehabilitasi, rekonstruksi, dan program pengurangan resiko.
Memobilisir dan mengkoordinir pengiriman emergensi komplementer dan program
bantuan pangan dari sumber-sumber daya bilateral dan yang lain.
WHO Memberikan nasehat dan bantuan dalam semua aspek perawatan kesehatan yang
bersifat kuratif dan preventif, termasuk kesiapan pelayanan-pelayanan kesehatan
untuk respon yang cepat terhadap bencana.

64
BAB 6
2

BAGIAN
Tim manajemen bencana,
peran dan sumber daya

Peran dari organisasi-organisasi dan badan-badan PBB yang lain


Sejumlah badan dan organisasi PBB yang lain mempunyai tanggung jawab
khusus, pengaturan organisasi, dan kemampuan yang berhubungan dengan
pengurangan bencana, dan/atau bantuan pemulihan atau pertolongan.
UNDP,UNDRO, dan para resident coordinator harus menghormati mandat-
mandat dan ketrampilan-ketrampilan dari agen-agen ini, dan meyakinkan
bahwa semua bekerja bersama-sama secara harmoni. Semua harus
menggunakan keahlian dan sumber daya mereka untuk mempengaruhi secara
baik dengan membantu orang-orang di daerah yang terkena bencana dan di
daerah yang rentan terhadap bencana.
Sumber-sumber yang tersedia dari sistim PBB untuk mengawali respon-respon terhadap
bencana dan kebutuhan emergensi

FAO Sampai dengan $ 20.000 atas kebijaksanaan dari FAOR dalam konteks emergensi
yang sedang berlangsung atau bantuan proyek jangka panjang
UNDP Sampai dengan $ 50.000 untuk setiap kejadian untuk bantuan yang bersifat segera;
disetujui oleh Direktor DOF yang menindak lanjuti permohonan dari perwakilan
residen.
Sampai dengan $ 1,1 juta untuk bantuan teknis rehabilitasi dan rekonstruksi; yang
sisetujui oleh Administrator atau Konsul Pemerintah
Dana-dana IPF untuk bantuan teknis terhadap manajemen emergensi adalah operasi-
operasi besar yang disetujui oleh pemerintah; yang mendapat persetujuan dari
Direktur PCO.
UNDRO Sampai dengan $ 50.000 untuk setiap bencana, berlaku untuk penyediaan sumber-
sumber daya; yang disetujui oleh koordinator UNDRO menindak lanjuti permohonan
dari Pemerintah dan proposal dari pewakilan residen atau organisasi atau agen
PBB yang lain.
UNHCR Alokasi dari cadangan emergensi global untuk bantuan pengungsi, disetujui oleh
Komisioner Tinggi.
UNICEF Sampai dengan $25.000 pembelokan dari dana-dana program yang ada atau
cadangan-cadangan yang ada dalam negara atas kebijaksanaan dari perwakilan
negara berdasarkan persetujuan dengan Pemerintah. Jumlah yang lebih besar dari
cadangan emergensi global ( $ 4 juta per tahun ) ; disetujui oleh Direktur Eksekutif
menindak lanjuti proposal dari perwakilan negara.
Kemungkinan penyimpangan dari dana-dana program negara yang ada kalau terjadi
bencana nasional yang besar.
WFP Kemungkinan meminjam komoditas bantuan pangan dari proyek-proyek
pembangunan yang sedang berlangsung yang dibantu oleh WFP, stok dari pemerintah
atau donor yang lain, berlaku atas persetujuan markas besar untuk menjamin
penggantian.
Sampai dengan $ 50.000 untuk pembelian komoditas lokal atas kebijaksanaan
dari Direktur Operasional di mana tidak ada sarana lain mengatur pengiriman secara
tepat waktu.
Alokasi terutama dari Cadangan Emergensi Pangan Internasional (IEFR), yang
dikelola oleh WFP, dan dari sumber-sumber daya umum dari WFP ( $ 45 juta per
tahun )
WHO Cadangan global dari mana alokasi dapat disediakan untuk prioritas kebutuhan
medis dalam mengantisipasi kontribusi lembaga donor khusus; disetujui oleh Direktur
ERO.

65
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Koordinasi : Resident Coordinator Dan UN-DMT


Pemerintahan nasional bertanggung jawab secara penuh terhadap permintaan
dan pengkoordinasian semua bantuan internasional. Pemerintah juga
memberikan persetujuan semua program dan pekerjaan emergensi di dalam
negara. Akan tetapi, Sistim PBB siap untuk membantu jika diminta. Pada
level negara, resident coordinator/wakil dan Tim Manajemen bencana PBB
( UN-DMT ) merupakan institusi-institusi pengkoordinir PBB yang penting.
Tanggung jawab mereka berlaku untuk semua situasi yang memerlukan
intervensi yang penting lebih dari satu organisasi atau agen PBB. Pada tingkat
internasional, UNDRO mempromosikan koordinasi tanggapan terhadap
situasi-situasi bencana khusus, baik dalam sistim PBB dan dalam komunitas
internasional yang lebih luas, secara esensial lewat pertukaran informasi.

Koordinasi
Koordinasi seperti yang digunakan dalam manual, mempunyai arti :
Pertukaran inteligen informasi dan kejujuran, diskusi yang konstruktif
dari isu-isu dan kemungkinan alur tindakan.
Mencapai konsensus terhadap tujuan-tujuan dan strategi secara
menyeluruh.
Adopsi sukarela oleh mereka yang peduli dari tanggung jawab khusus
dan tugas-tugas dalam konteks strategi dan tujuan-tujuan yang sudah
disetujui.
Koordinasi didasarkan pada sikap saling menghormati terhadap
kompetensi-kompetensi dan tanggung jawab yang disetujui dari masing-
masing pihak, dan kemauan untuk mengkoordinasikan dalam menangani
dan menyelesaikan masalah-masalah dalam pencarian tujuan bersama.

Peran dari Coordinator Resident PBB


Resident koordinator, yang juga mewakili UNDRO, merupakan pimpinan
tim sistim PBB pada tingkat negara, dan juga pimpinan dari UN-DMT.
Menindak lanjuti satu bencana besar, resident coordinator/wakil harus siap
memberikan prioritas mutlak terhadap peran koordinasi ini, yang juga
mencakup membantu meyakinkan koordinasi dari semua bantuan emergensi
internasional.
Resident coordinator harus memenuhi tanggung jawab umum yang
ditunjukkan dalam panel pada halaman berikutnya.
Pengaturan-pengaturan koordinasi untuk emergensi
Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa Bangsa telah mengangkat seorang
Koordinator Bantuan Emergensi pada tingkat Under Secretary General, yang
telah dipercaya dengan tanggung jawab untuk koordinasi bantuan emergensi
seperti digambarkan dalam Resolusi Majelis Umum 46/182 tertanggal 19
Desember 1991. Koordinator Bantuan Emergensi bertanggung jawab
terhadap Putaran Dana Emergensi Pusat, yang telah didirikan sebagai
mekanisme cashflow sebanyak US$ 50 juta untuk menjamin respon yang
terkoordinasi dan cepat dari organisasi-organisasi sistim tsb. Ia mempunyai
akses langsung terhadap Sekretaris Jendral di New York dan mengadakan
kontak dengan, dan menyediakan kepemimpinan terhadap, Resident
Koordinator.

66
BAB 6
2

BAGIAN
Tim manajemen bencana,
peran dan sumber daya

Tanggung jawab manajemen bencana dari resident coordinator


( juga mewakili UNDRO )

Pada tingkat yang sedang berlangsung, resident coordinator harus:


- Meyakinkan bahwa organisasi-organisasi PBB dan badan-badan yang aktif dalam negara yang
rentan bencana secara kolektif siap untuk menawarkan bantuan materi dan teknis yang memadai
sebagai bagian dari satu tanggapan internasional yang menyeluruh pada saat terjadi bencana.
- Meyakinkan bahwa badan-badan yang sama memperhatikan resiko-resiko bencana dalam pro-
gram-pogram pembangunan jangka panjang mereka, dan menyediakan bantuan yang dilakukan
secara bersama sehubungan dengan pengurangan bencana, dalam berkonsultasi dengan setiap
panitia IDNDR nasional.
Pada saat terjadi bencana multi-sektoral
- Menghadirkan berbagai agen-agen sistim PBB bersama sama dan meyakinkan pengadaan bantuan
dan nasehat berbagai disiplin ilmu yang dilakukan bersama-sama dan, secara efektif dan segera.
- Menjalin kontak dengan otoritas pemerintah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
operasi-operasi bantuan. Meyakinkan bantuan bersama PBB terhadap pemerintah yang berwenang
dalam menilai situasi dan persyaratan-persyaratan internasional untuk bantuan.
- Terus memberikan informasi kepada UNDRO mengenai situasi dan kebutuhan bantuan internasional.
Memberikan pernyataan yang jelas mengenai prioritas kebutuhan untuk bantuan internasional
secara cepat kepada UNDRO untuk pendistribusian secara internasional, dan memberi informasi
yang sama kepada perwakilan setempat dari komunitas internasional. Memperbaharui informasi
secara terus menerus untuk menjaga tetap berlaku.
- Merekomendasikan bahwa tim PBB diperkuat oleh badan-badan yang tepat pada tingkat negara
jika perlu.
- Membantu untuk memastikan kerjasama dan koordinasi antara semua badan-badan bantuan
internasional, pemerintah, dan organisasi-organisasi nasional yang lain untuk meyakinkan
menejemen yang tepat dari bantuan internasional.
Pada saat terjadi masuknya pengungsi dalam jumlah besar atau bencana mono-sektor
- Berkonsultasi dengan perwakilan setempat dari organisasi PBB yang berkompeten atau agen
(UNHCR atau yang lain ) untuk menetapkan apa yang harus dilakukan oleh residen koordinator
dan UN-DMT untuk membantu agen tersebut.

Q. Sebutkan tiga peran manajemen bencana dari UNDP yang berbeda


dari UNDRO dan tiga peran UNDRO yang berbeda dari UNDP

A________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

67
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

BAB 7
Kesiapan Bencana
Konsep dari kesiapan bencana sangat jelas. Tujuannya adalah untuk
meyakinkan bahwa secara tepat sistim yang memadai untuk bencana,
prosedur dan sumber-sumber daya berada di tempat kejadian dan bisa
membantu mereka yang tertimpa oleh bencana dan memungkinkan mereka
untuk bisa menolong diri mereka sendiri.
Tujuan-tujuan dari kesiapan bencana adalah untuk
Dampak bencana meminimalisir pengaruh-pengaruh yang merugikan dari
Fase pengurangan resiko pra-bencana satu bahaya lewat tindakan-tindakan berjaga-jaga yang
efektif, dan untuk menjamin secara tepat, organisasi
Kesiapan
yang tepat dan efisien dan pengiriman respon
emergensi yang menindak lanjuti dampak dari satu
bencana.
Difinisi ini menetapkan kerangka kerja yang luas
terhadap kesiapan bencana, akan tetapi sangatlah
Bantuan
bermanfaat untuk memikirkan tentang beberapa poin
yang implisit dalam difinisi ini.
Mitigasi untuk meminimalisir pengaruh-pengaruh yang
Rehabilitasi merugikan dari satu bahaya
Pengurangan resiko bencana dimaksudkan untuk
Rekonstruksi meminimalisir pengaruh-pengaruh yang merugikan dari
satu bahaya dengan menghilangkan kerentanan dimana
kalau tidak dilakukan ini, bahaya akan terbuka dan
fase pemulihan pasca bencana
secara langsung mengurangi potensi dampak satu
bahaya sebelum bahaya tersebut menyerang. Kesiapan
bencana dalam bentuknya yang paling kejam menganggap bahwa kelompok-
kelompok orang tertentu akan tetap rentan, dan kesiapan harus menanggung
konsekuensi-konsekuensi dari dampak satu bahaya.
lewat tindakan-tindakan berjaga-jaga yang efektif
Penting untuk memperhatikan bahwa istilah yang digunakan tindakan-
tindakan berjaga-jaga , terlalu sering hasil akhir dari kesiapan bencana dilihat
sebagai satu rencana yang statis untuk dipikirkan dan kemudian dimasukan
dalan file sampai hal ini diperlukan. Kesiapan bencana , secara berlawanan,
harus dilihat sebagai satu proses yang aktif dan terus menerus. Tentu saja,
baik rencana-rencana maupun strategi-strategi diperlukan, akan tetapi hal
tersebut harus merupakan usaha-usaha yang dinamis, yang sering ditinjau
lagi, dimodifikasi, diperbaharui dan diujicobakan.
untuk meyakinkan secara tepat, memadai, dan organisasi yang efisien
dan pengiriman
Mungkin satu dari aspek yang paling sulit dari menejemen bencana adalah
masalah waktu. Masalah waktu juga mempengaruhi konsep kesiapan
bencana. Kecepatan dan ketepatan waktu sering kali telah diperlakukan
secara sama, yang merupakan cacat konsep yang besar. Keputusan-
keputusan yang terkait dengan waktu harus mempertimbangkan hubungan
antara masukan-masukan bantuan dan pengaruh-pengaruhnya. Dalam

68
BAB 7
2

BAGIAN
Kesiapan
Bencana

beberapa tipe bencana, banjir, sebagai contoh, ada beberapa dasar tertentu
seperti tempat berlindung dan pakaian yang mungkin dibutuhkan dengan
segera. Terkait dengan mengurangi tekanan yang bersifat mendadak,
kecepatan sangatlah penting. Akan tetapi, ada bentuk-bentuk lain.
Demikian juga, bantuan yang memadai membutuhkan penelitian yang
hati-hati. Isu-isu ini berada di luar cerita-cerita standar dari daging babi
kalengan dan sepatu berhak tinggi terhadap banjir, Komunitas muslim. Isu
ini berlaku untuk mereka yang berkepentingan dan hubungan alami antara
kesiapan bencana, rehabilitasi dan pemulihan. Yang paling penting kita perlu
menanyakan jika salah satu dari tujuan-tujuan yang penting dari kesiapan
bencana penyediaan dari bantuan yang memadai dirancang semata-
mata untuk meyakinkan bertahan hidupnya komunitas yang tertimpa
bahaya secara segera atau, dalam menjamin keselamatan segera, untuk
secara bersamaan membuka jalan terhadap pemulihan kembali ?
organisasi yang efisien dan pengiriman
Organisasi yang efisien dan pengiriman menyarankan kriteria yang jelas
untuk kesiapan bencana yang efektif. Perencanaan yang sistimatis, distribusi
yang dilakukan secara baik, peran yang jelas dan tanggung jawab adalah
sangat vital. Akan tetapi, terlalu sering situasi bencana menciptakan kondisi-
kondisi kekacauan. Rencana-rencana yang digelar secara baik dapat
mengurangi, akan tetapi tidak menghilangkan kekacauan itu. Sampai pada
satu tingkat yang memungkinkan, rencana-rencana kesiapan harus
mengantispasi sumber-sumber kekacauan dan sama pentingnya harus juga
mencoba mengantisipasi apa yang harus dilakukan pada saat rencana
menjadi serba salah. Akan tetapi, dimana satu kriteria efisiensi menjadi
secara khusus penting adalah dalam konteks distribusi. Kunci disini untuk
meyakinkan bahwa efisiensi diukur dalam istilah kemampuan untuk
mengirim bantuan yang diperlukan kepada mereka yang paling rentan.
Terlalu sering dalam situasi bantuan bencana, makanan dan bantuan non-
makanan tiba di tempat bencana , akan tetapi tidak ada sistim atau struktur
yang sudah dibentuk untuk menjamin bahwa mereka yang paling
membutuhkan adalah memang yang paling berhak. Pada akhirnya, uji coba
yang paling penting dari efisiensi adalah bahwa mereka-mereka yang
membutuhkan benar-benar diberikan secara memadai.
Komponen-komponen kesiapan bencana
Ada sembilan komponen utama yang tercakup dalam
kesiapan bencana yang memberikan kerangka kerja di Kerangka Kerja Kesiapan Bencana
mana berdasarkan kerangka kerja tersebut strategi
kesiapan bencana nasional dapat dikembangkan. pengkajian kerangka
kerentanan perencanaan
kerja institusi
Mengkaji kerentanan
Mendasar untuk semua aspek manajemen bencana sistim penyediaan sistim
adalah informasi. Hal ini merupakan satu poin yang informasi sumber daya peringatan
nampak jelas, akan tetapi sering kali dilupakan. Manajer
bencana mungkin tahu bahwa komunitas atau daerah pelatihan dan
mekanisme
geographis tertentu rentan terhadap dampak dari respon
pendidikan gladi
umum
serangan bahaya yang bersifat mendadak ataupun yang
lamban. Tetapi, pada realitanya, sampai satu keputusan
dibuat pada cara-cara yang sistimatis untuk mengumpulkan dan menilai
informasi mengenai kerentanan terhadap bencana, manajer itu sedang atau
akan bekerja secara sia-sia.

69
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Mengembangkan dan menyusun penilaian kerentanan adalah satu cara


mendekati satu sarana sistimatis untuk menetapkan alat manajemen bencana
yang penting. Akan ada lebih banyak lagi mengenai hal ini pada bab
berikutnya.

lereng yang
tidak stabil

sungai
sungai

Perencanaan
Melalui semua aktivitas yang dirancang untuk mempromosikan kesiapan
bencana, tujuan yang paling utama adalah mempunyai rencana-rencana yang
siap yang sudah disepakati, yang dapat diimplementasikan dan untuk
komitmen mana dan sumber-sumber daya yang relatif terjamin. Rencana
itu sendiri harus menyentuh poin-poin lain dalam kerangka kerja ini.

Kerangka kerja institusi


Kesiapan bencana yang terkoordinir dan sistim tanggapan adalah satu
prasyarat terhadap setiap rencana kesiapan bencana. Setiap rancangan sistim
akan tergantung pada tradisi-tradisi dan struktur pemerintahan dari negara
di bawah peninjauan. Akan tetapi, tanpa menjamin adanya koordinasi hori-
zontal pada level-level pemerintah pusat diantara para menteri dan badan-
badan pemerintahan khusus dan koordinasi vertikal antara otoritas lokal
dan pusat, satu rencana akan dengan cepat tercerai berai. Hal ini
membutuhkan satu struktur untuk pembuatan keputusan, panitia antar menteri
untuk mengkoordinir rencana, titik fokus didalam setiap kementrian, dan
struktur-struktur komunitas dan regional untuk mengimplementasikan rencana
pada tingkat lokal.
Sistim informasi
Rencana kesiapan harus mempunyai sistim informasi. Untuk serangan
bencana yang lambat, hal ini harus terdiri dari proses pengumpulan data
yang dibuat secara resmi, dan sistim peringatan dini ( khususnya untuk daerah
yang rentan terhadap kelaparan ), dan sistim monitoring untuk memperbaharui
informasi peringatan dini. Untuk serangan bencana yang mendadak sistim
yang sama harus tersedia untuk memprediksi, memberi peringatan, dan
komunikasi evakuasi.

Basis sumber daya


Persyaratan-persyaratan untuk memenuhi satu situasi emergensi akan jelas
tergantung pada tipe-tipe bahaya yang diantisipasi oleh rencana tersebut.
Persyaratan-persyaratan semacam itu harus dibuat secara eksplisit, dan harus
mencakup semua aspek bantuan bencana dan implementasi pemulihan.

70
BAB 7
2

BAGIAN
Kesiapan
Bencana

Daftar kebutuhan bantuan terlalu panjang untuk dimuat didalam modul ini,
akan tetapi daftar ini mengindikasikan beberapa persyaratan utama :
tempat berlindung
obat-obatan
makanan
makanan tambahan
sistim komunikasi
sistim logistik
pekerja-pekerja pemulihan
peralatan pembersihan

Sistim peringatan
Untuk sebagian besar tipe serangan bencana yang cepat, sistim peringatan
dapat menyelamatkan banyak kehidupan. Dengan memberi pemberitahuan
yang memadai terhadap masyarakat yang rentan akan datangnya satu
bencana, mereka dapat meloloskan diri dari kejadian itu atau mengambil
tindakan berjaga-jaga untuk mengurangi bahaya. Akan tetapi, kamu harus
mengasumsikan bahwa sistim-sistim komunikasi yang berfungsi, seperti
telepon dan teleks, tidak tersedia pada saat terjadi bencana besar. Mulailah
merencanakan satu sistim peringatan dengan asumsi seperti itu.
Pertimbangkan jenis perlengkapan komunikasi apakah yang akan dibutuhkan
dan berkelanjutan jika jalur-jalur pembangkit listrik dan stasiun-stasiun
penerima rusak. Rencana kesiapan harus mencakup penyediaan akses
terhadap sistim komunikasi alternatif di antara polisi, militer dan jaringan
pemerintah.
Peringatan juga penting untuk serangan bencana yang lambat dan
pemindahan populasi. Dalam hal ini disebut peringatan dini dan berhubungan
dengan informasi dan distribusinya dengan pertimbangan apakah :
Pemberitahuan secara tepat waktu dari satu krisis dunia yang
akan terjadi dalam hal persediaan makanan membuat
persiapan atau pencegahan terhadap penduduk yang dipaksa
bermigrasi
Mekanisme tanggapan
Tes yang paling mutlak dari satu rencana adalah keefektifan tanggapan
terhadap peringatan dan dampak bencana . Pada tahapan tertentu dalam
proses peringatan, berbagai tanggapan harus dimobilisir. Pentahapan
tanggapan menjadi satu faktor yang penting dalam merancang rencana
kesiapan. Bagian 9 menyiapkan tanggapan-tanggapan yang dikehendaki.
Pelatihan dan pendidikan umum
Fokus dari rencana kesiapan bencana harus mengantisipasi, pada tingkat
tertentu, tipe-tipe persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk tindakan
dan tanggapan terhadap peringatan dan operasi pemulihan bencana. Rencana
ini harus juga mengkhususkan pada cara-cara untuk menjamin bahwa
persyaratan-persyaratan seperti itu dapat dipenuhi. Meskipun demikian, Fujieda, Japan
prosesnya hanya akan efektif jika mereka-mereka yang menjadi ahli waris Anak-anak sekolah sedang
utama mengetahui apa yang harus diperbuat pada saat terjadi bencana dan berlatih latihan keamanan
tahu apa yang diharapkan. Untuk alasan ini, bagian penting dari rencana gempa
kesiapan bencana adalah pendidikan untuk merek yang mungkin terancam

71
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

oleh bencana. Pendidikan semacam itu bisa terdiri dari banyak bentuk, seperti:
(1) Pendidikan umum di sekolah-sekolah untuk anak-anak dan remaja, yang
menekankan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan jika ada ancaman
bencana ( sebagai contoh, gempa bumi ); (2) Kursus-kursus pelatihan khusus,
yang dirancang untuk orang dewasa baik secara khusus atau sebagai dimensi
tambahan dari program-program yang sedang berlangsung seperti Tindakan
Kesehatan Preventif atau Program Kesehatan Ibu dan Anak; (3) Program
pengembangan , dimana komunitas dan pekerja-pekerja perluasan berbasis
desa diinstruksikan untuk menyediakan informasi yang relevan dan dilatih
untuk tugas-tugas yang harus mereka jalani selama kejadian bencana; (4)
Informasi umum, lewat media massa, televisi, radio atau cetakan, tidak pernah
akan bisa menggantikan dampak dari instruksi langsung. Akan tetapi, jika
dirancang dan disajikan secara sensitif, media massa bisa menyediakan
tambahan yang bermanfaat terhadap proses pendidikan secara keseluruhan.

Gladi
Seperti halnya manuver militer tidak bisa secara
penuh memotret realita dari peperangan,
demikian juga dengan gladi kesiapan bencana
tidak bisa memotret secara penuh dinamika
dan potensi kekacauan dari satu operasi bantuan
bencana. Meskipun demikian, fakta itu tidak
harus menjadi satu alasan untuk menghindari
perlunya gladi yang menekankan kembali poin-
poin yang dibuat dalam program pelatihan yang
terpisah, itu juga akan menguji sistim secara
kesuluruhan dan, secara tetap, mengungkap
lubang-lubang yang bisa saja akan terlewatkan1.

1
Bagian sebelumnya dari bab ini diambil dari modul pelatihan
UNDP/UNDRO derjudul, Kesiapan Bencana, oleh Randolph
Kent.

Alam dalam
keributannya
Foto oleh Paul Chesley Kesiapan terhadap serangan bencana yang lambat dan yang
mendadak
Aktivitas-aktivitas kesiapan untuk serangan bencana yang lambat sering kali
bervariasi dibanding serangan-serangan yang bersifat mendadak. Serangan
bencana yang bersifat lambat mungkin memerlukan keterlibatan yang lebih
aktif pada bagian perencana, khususnya menyangkut monitoring sistim-sistim
peringatan dini, terhadap kelaparan, perang, dan perselisihan sipil. Tanggapan
pengobatan terhadap masalah-masalah yang diindikasikan oleh peringatan
dini ( potensi bencana ) adalah satu pengembangan dari kesiapan.
Kesiapan terhadap serangan bencana yang mendadak mencakup moni-
toring terhadap prediksi dan peringatan akan bencana yang mungkin muncul
dalam hitungan hari atau jam. Emergensi bisa berkembang dalam waktu
yang sangat singkat dan tergantung pada seperangkat prosedur dan sumber-
sumber daya yang sangat berbeda dibandingkan dengan serangan emergensi
yang lambat.

72
BAB 7
2

BAGIAN
Kesiapan
Bencana

Q. Pada daftar berikut dari komponen-komponen kesiapan bencana


, identifikasikan paling tidak satu tanggung jawab yang Anda, dalam
kapasitas resmi Anda, dapat atau seyogyanya memikirkan tentang
komponen itu. Kalau Anda tidak memiliki satupun, buatlah daftar siapa
yang paling bertanggung jawab di negara Anda terhadap komponen
itu.
A.
Pengkajian kerentanan _____________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Perencanaan ____________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Pengaturan hubungan kerja antar lembaga _______________________


_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Sistim informasi __________________________________________


_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Penyediaan sumber daya ___________________________________


_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Sistim peringatan _________________________________________


_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Mekanisme tanggapan _____________________________________


_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Pelatihan dan pendidikan umum ______________________________


_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Gladi __________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Kesiapan di dalam Perserikatan Bangsa Bangsa2


Sistim PBB pada tingkat negara harus dapat menfasilitasi dan mengirim
bantuan yang terkoordinir dan memadai dalam satu emergensi. Tim
Manajemen Bencana PBB ( UN-DMT ) adalah lembaga tetap yang
beranggotakan antar badan PBB untuk sistim ini.
UN-DMT harus bertemu secara reguler untuk :
mereview pencegahan dan pengaturan-pengaturan kesiapan di dalam
negara, termasuk kemajuan dari setiap proyek pembangunan yang
sedang berlangsung yang masih relevan
mereview pengaturan-pengaturan kesiapan didalam tim badan-badan
PBB ( seperti digambarkan di bawah ini )
membahas analisa dan interpretasi data dari dalam negara dan sistim
peringatan dini tentang kelaparan yang berasal dari luar
memutuskan setiap tindakan khusus yang harus diambil oleh para
anggota kelompok secara individual dan secara bersama
2
Sisa bab ini berasal dari Manual Manajemen Bencana UNDP/UNDRO

73
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Q . Jodohkan daftar dari komponen-komponen kesiapan bencana


dengan daftar dari contoh-contoh dari masing-masing komponen.

A.
Komponen kesiapan bencana
1. _____Penilaian kerentanan
2. _____Perencanaan
3. _____Hubungan kerja antar lembaga
4. _____Sistim informasi
5. _____Penyediaan sumber daya
6. _____Sistim peringatan
7. _____Mekanisme tanggapan
8. _____Pelatihan dan pendidikan umum
9. _____Gladi

Contoh-contoh

A. Pembaharuan terhadap penilaian kerentanan


B. Tim-tim penilaian dan SAR
C. Peta yang menunjukkan satu populasi yang hidup di daerah banjir
D. Latihan
E Merancang aktivitas yang mempromosikan kesiapan bencana
F. Materi yang diperlukan dan bantuan logistik untuk satu emergensi
G. Pengaturan organisasi untuk memaksimalkan koordinasi
H. Poster yang menerangkan apa yang harus dilakukan ketika gempa bumi
menyerang
I. Prosedur komunikasi sebagai bagian dari sistim

Checklist dari informasi dasar yang diperlukan oleh UN-


DMT
Agar bisa memfasilitasi tanggapan yang memadai dan cepat terhadap
bencana, jenis-jenis informasi berikut ini harus bisa tersedia secara gampang
sebelumnya terhadap semua anggota dari UN-DMT.
Pemerintah harus mempunyai banyak informasi ini yang digabungkan dan
dikelola secara baru dalam kerangka kerja rencana kesiapan bencana
nasional. Informasi ini harus disediakan untuk Resident Coordinator, dan
anggota badan-badan dari UN-DMT.

9-D Jika informasi ini tidak tersedia, atau hanya sebagian saja tersedia, UN-
8-H DMT harus menyusun dan mengelolanya sebagai usaha tim, biasanya bekerja
7-B sama dengan rekan-rekan nasional. Agen-agen khusus ini masing-masing
6-I akan membahas bidang-bidang yang menjadi perhatian. Resident Coordina-
5-F tor harus mengetahui bahwa semua sektor tercakup.
4-A
3-G Check list yang disajikan di sini harus digunakan untuk lingkungan setempat.
2-E Perhatian khusus harus diberikan terhadap informasi yang relevan dengan
1-C wilayah dan komunitas khususnya yang rentan dan rawan tertimpa bencana.
Jawaban

74
BAB 7
2

BAGIAN
Kesiapan
Bencana

Checklist ini sering menunjuk kepada agensi atau kontak-kontak organisasi.


Untuk menjaga infomasi tetap baru, Anda harus memiliki semua kontak :
nama
alamat kantor dan telepon, fax, dan nomer telex
alamat rumah dan nomer telepon
alamat pengiriman elektronis, jika yang bersangkutan memiliki
Anda harus mempunyai informasi yang sama untuk setiap pengganti
atau wakil
Profil bencana negara
o Sejarah dari peristiwa dan besarnya tipe-tipe khusus bencana di daerah-
daerah yang berbeda, dampak-dampaknya pada populasi dan ekonomi PROFIL
BENCANA
o Tipe-tipe emergensi dan bantuan pasca bencana yang disediakan dari semua
sumber daya dimasa lampau; keefektifan dari bantuan yang diberikan,
masalah yang dihadapi pelajaran yang bisa diambil
o Jenis kebutuhan yang dapat diantisipasi di daerah-daerah dan lingkungan
khusus, dan jenis intervensi bantuan yang mungkin diperlukan.
Kebijakan nasional, tujuan dan standar
o Kebijakan yang mempertimbangkan pengumpulan, penerimaan dan
penggunaan bantuan internasional, termasuk personil dari luar.
o Otoritas yang didelegasikan kepada institusi lokal, dan peran-peran yang Kebijakan
memungkinkan dari LSM nasional dan agen-agen bantuan luar. nasional
o Kebijakan-kebijakan ( apa dan bagaimana ) yang menyangkut vaksinasi,
distribusi obat-obatan, perhatian terhadap anak-anak yang tidak ada
temannya, dan penyelamatan harta benda
o Kebijakan-kebijakan dan kriteria untuk setiap distribusi bantuan; apakah
dalam bentuk gratis, djual, atau secara kredit; apa, jika ada, perbedaan yang
harus didorong didalam dan antara sub-kelompok populasi yang berbeda.
o Tujuan-tujuan dan standar-standar khusus yang harus diterapkan terhadap
skala-skala rasio untuk makanan dan air, dan setiap distribusi materi tempat
perlindungan dan suplai rumah tangga.
Struktur Pemerintahan untuk peringatan dan tanggapan emergensi
o Kontak yang bertanggung jawab terhadap semua peramalan bahaya nasional
dan sistim-sistim peringatan.
o Kontak pemerintah ( dan wakilnya ) yang biasanya bertanggung jawab DMT
terhadap manajemen bantuan emergensi dan operasi bantuan pasca bencana DAFTAR
CHECKLIST
DMT
dalam satu badan koordinasi pusat, jika ada satu saja, Kontrak-kontrak dalam
kementrian individual.
o Alamat dan nomer telepon/fax/teleks dari setiap pusat koordinasi bencana
nasional, dan apakah dan bagaimana ofisial donor asing akan bisa
mendapatkan akses ke pusat selama waktu emergensi.
o Prosedur yang ditetapkan ( pada tingkat nasional dan lokal ) terhadap
penilaian kerusakan, kebutuhan dan sumber daya yang terjadi sebagai dampak
dari satu bencana.

75
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

o Kontak dalam badan manajemen bencana nasional atau sektor kementrian


yang bertanggung jawab untuk mengatur dan memastikan:
Koordinasi dan penghubung dengan komunitas internasional (Sistim
PBB, kedutaan, LSM )
Operasi SAR
Survey pasca bencana dan pengkajian
Bantuan cadangan pangan, di mana diperlukan
Perawatan medis dan pencegahan kesehatan
Cadangan air
Sanitasi lingkungan
Tempat perlindungan emergensi dan suplai bantuan lain
Komunikasi
Pelayanan logistik( transport, penyimpanan dan distribusi)
Manajemen informasi ( termasuk catatan dan laporan )
Keamanan
o Peran dari angkatan bersenjata nasional dan hubungan antara sipil dan
otoritas militer dalam mengarahkan operasi.
Organisasi organisasi bantuan nasional dan eksternal yang lain
o Kontak-kontak pada badan-badan donor dan kedutaan-kedutaan utama,
kontribusi-kontribusi yang potensial dari pemerintah dan organisasi mereka
terhadap operasi bantuan pasca bencana, dan sumber daya yang mereka
punyai kalau diminta secara mendadak pada tingkat lokal.
o Kontak-kontak pada Palang Merah nasional dan Masyarakat Palang merah
dan LSM-LSM utama, kontribusi-kontribusi yang potensial dari mereka
terhadap emergensi dan operasi bantuan pasca bencana, dan sumber daya
(manusia, materi, dan keuangan ) yang mereka punyai apabila diminta secara
mendadak pada tingkat lokal.
Data dasar pada masing-masing daerah yang rentan terhadap bencana
o Detail mengenai demografi; lokasi, ukuran dan karakteristik sosio-ekonomi
komunitas, termasuk ukuran rata-rata keluarga, sumber dan tingkat
pendapatan, dan setiap pola-pola tradisional dari migrasi musiman.
o Struktur kepemimpinan formal dan informal; setiap pertimbangan agama atau
sosial yang khusus, proses bantuan komunitas tradisional pada saat terjadi
bencana, dan semua hal-hal yang tabu.
o Kondisi iklim secara umum, termasuk temperatur siang dan malam pada waktu
yang berbeda dalam satu tahun.
o Kebiasaan makanan setempat, termasuk praktek-praktek penghentian, dari
berbagai kelompok sosio-ekonomi.
o Status gizi normal dari anak-anak, termasuk variasi musiman yang normal.
o Wabah penyakit di daerah itu, termasuk pola-pola umum dari kematian dan
morbiditas.
o Sumber daya air yang normal: sumber daya dan metode-metode ekstrasi;
pengolahan dan distribusi.
o Sistim cadangan pangan dan produksi lokal: jenis-jenisnya, siklus produksi
musiman dan panen yang normal dari tanaman pangan utama dan kebun-
kebun kecil, dan rata-rata tingkat penyimpangan cadangan pertanian.

76
BAB 7
2

BAGIAN
Kesiapan
Bencana

o Pelayanan-pelayanan yang beroperasi ( secara resmi dan tidak resmi):


kesehatan, pendidikan, pembangunan pedesaan, pekerjaan umum, dan
kesejahteraan sosial. Hal ini harus mencakup lokasi dan sifat khusus dari
pelayanan yang diberikan dan personil yang dipekerjakan.
o Cakupan dan kondisi umum dari infrastruktur, termasuk jalan-jalan,
telekomunikasi, dan cadangan listrik.
Sumber daya : materi dan manusia
Sumber daya termasuk persediaan dan pelayanan yang dapat dimobilisir dalam
negara terhadap emergensi dan operasi-operasi bantuan pasca bencana. Sumber
daya potensial mencakup badan-badan pemerintah, perusahaan-perusahaan
komersial ( lokal atau dalam negara yang berdekatan), LSM-LSM dan organisasi-
organisasi bantuan yang lain dan proyek-proyek pembangunan yang beroperasi di
dalam atau di dekat daerah-daerah yang beresiko.
Penanganan medis/perawatan kesehatan4
o Rumah sakit, klinik dan fasilitas kesehatan yang lain: jumlah tempat tidur,
ambulance, tersedianya peralatan khusus, jumlah dokter yang terlatih, perawat
dan bantuan-bantuan perawat, kontak denga semua fasilitas.
o Persediaan dan sumber daya suplai medis: nama, alamat, dan nomer telepon/
faks/teleks dari semua penyimpanan suplai medis; pabrik obat-obatan dan
suplainya; dan laboratorium yang memproduksi vaksin dan serum.
Cadangan pangan
o Lokasi, kapasitas, dan tingkat persediaan normal dari penyimpanan makanan,
nomer telepon/faks/teleks dari badan-badan pemasaran pemerintah,
departemen cadangan pangan, para pengimport komersial, para grosir
makanan, dan donor bantuan makan.
o Detail dari jatah makanan yang ada dan program-program distribusinya
(termasuk kegiatan padat karya pangan ), pengaturan organisasinya,
prosedur, dan kapisitas untuk memenuhi kebutuhan emergensi.
Gizi dan epidemologi5
o Alam, lokasi, dan kapasitas dari aktivitas rehabilitasi gizi ( pemberian makanan
therapis ), pengaturan organisasi, prosedur dan kapasitas untuk memenuhi
kebutuhan emergensi.
o Tingkat dan validitas dari survey status gizi atau program-program
pengawasan, sumber daya dari ahli gizi dalam negara ( dengan pengalaman
lapangan yang relevan ). Lokasi dan kapasitas dari pengawasan epidemiologi
dan ahli survey yang terkait dengan program pengendalian penyakit menular.
4
Informasi harus dipastikan oleh staf WHO dalam konteks profil kesiapan yang dikeluarkan
oleh markas besar WHO.
5
Aspek gizi tidak perlu menjadi prioritas perhatian segera setelah terjadi bencana alam yang
tiba-tiba, akan tetapi aspek tersebut sangat penting dalam semua situasi-situasi emergensi
yang berkepanjangan, terutama kekeringan, kelaparan dan dalam semua kasus yang
melibatkan perpindahan penduduk.

77
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Cadangan air, kesehatan dan sanitasi lingkungan


o Nama, alamat, nomer telepon/faks/teleks dari para produsen, grosir besar,
dan outlet eceran untuk tipe-tipe persediaan sebagai berikut, termasuk lokasi
dan tingkat cadangan normal pada inventaris :
Pompa air, tanki, pipa dan perabot
Tanker-tanker jalan baik yang disewa maupun yang dibeli
Kapur atau bahan kimia lain untuk pembasmian kuman air
Sabun batangan yang keras, detergen, dan disinfektan
Materi untuk menetapkan pembasmi kuman temporer
Cadangan dan perlengkapan untuk operasi pengendalian kuman.
o Jumlah dari cadangan-cadangan ini yang biasanya tersedia pada stok
pemerintah pada lokasi khusus.
o Tersedianya unit-unit sanitari air yang mobil dan generator-generator yang
tersedia lewat militer atau kontraktor-kontraktor besar.
o Sumber daya dari personil yang terlatih dan alat-alat untuk melakukan
perbaikan yang cepat atau untuk membangun instalasi baru atau temporer.
Tempat perlindungan emergensi dan bantuan material
o Nama, alamat, nomer telepon/faks/teleks dari para produsen, grosir besar,
dan outlet eceran untuk jenis-jenis suplai sebagai berikut, termasuk lokasi
dan jumlah cadangan normal pada inventaris :
Tenda-tenda berat, kain terpal, lembaran polythene tebal
Lembaran-lembaran atap seng gelombang, kayu, dan semen
Selimut
Periuk-periuk untuk memasak dan perkakas ( ukuran rumah tangga, dan
ukuran untuk dapur umum )
o Jumlah dari cadangan ini biasanya tersedia dalam cadangan pemerintah di
lokasi khusus.
Perlengkapan konstruksi
o Nama, alamat, nomer telepon/faks/teleks dari kontraktor bangunan dan jalan,
termasuk perkiraan cadangan buldoser mereka, penarik, kerekan, krane,
dongkrak hydrolis, generator yang bisa dipindah-pindahkan, dan pompa.
o Focal point dari sumber daya pemerintah untuk jenis perlengkapan yang
sama, sebagai contoh, di dalam kementrian Pertahanan dan Pekerjaan Umum.
Komunikasi
o Kontak dengan otoritas yang bertanggung jawab untuk pembangunan
pelayanan telekomunikasi, termasuk reparasi dari sistim yang normal dan
instalasi jaringan radio temporer, di mana diperlukan.
o Kebijakan-kebijakan yang menyangkut penggunaan peralatan komunikasi
oleh tim-tim dan organisasi bantuan internasional.

78
BAB 7
2

BAGIAN
Kesiapan
Bencana

Sistim logistik dan fasilitas


Pertimbangan logistik mencakup detail dari rute transportasi normal dan kapasitas-
kapasitas ke dan di dalam daerah-daerah yang rentan bencana, dan pengetahuan
dari masalah-masalah logistik khusus yang mungkin dihadapi pada saat mengirim
suplai setelah terjadi satu bencana :
o Jalan-jalan
Memiliki copy dari peta-peta yang paling baik yang ada
Mengidentifisir jalan-jalan penghubung yang penting dan rute-rute
alternatif yang paling baik
Memberi tanda batas-batas potensial pada lalu lintas truck ( seperti
kapasitas muatan jembatan dan kapasitas pergerakan kapal ferry), dan
setiap poin yang rentan terhadap satu kejadian seperti banjir atau tanah
longsor.
o Kapasitas truk
Armada pemerintah : jumlah dan kondisi truk tipe khusus dan kapasitasnya
di bagian-bagian dan lokasi-lokasi yang berbeda yang mungkin tersedia
untuk mengangkut suplai bantuan
Kapasitas komersial : kontraktor transport swasta yang dapat beroperasi
di dalam daerah yang tertimpa bencana, termasuk detail dari armada
mereka, lokasi dari kantor-kantor mereka dan fasilitas pengelolaan, dan
harga normal mereka.

o Jalur kereta api


Ukuran rel, kapasitas gerbong, dan batasan muatan pada jalur-jalur yang
bervariasi.
Kapasitas lalu lintas harian pada jalur-jalur berbeda, dan jumlah lokomotif
dan gerbong yang tersedia untuk setiap musimnya
Keandalannya dan batasan-batasan operasional, termasuk tindakan-
tindakan yang memungkinkan untuk memperbaiki performanya
o Pelabuhan sungai dan laut
Kedalaman pelabuhan, panjang dermaga, perlengkapan penanganan cargo
Kapasitas pengiriman harian, dan pola-pola musiman dari ekspor dan
impor
Ukuran dari area penyimpanan yang terbuka dan yang tertutup, dan
jumlah yang ada secara normal pada musim yang berbeda
Kapasitas pemberangkatan normal : jalan dan rel
o Kapal sungai dan pantai
Kapal pemerintah : jumlah dan kondisi kapal, kapal tongkang (kapasitas
dan jenis khusus ) di lokasi yang berbeda yang tersedia untuk operasi
penyelamatan atau pengiriman suplai bantuan
Kapasitas komersial : kontak dengan kontraktor pelayaran swasta yang
dapat beroperasi di daerah-daerah yang tertimpa bencana, termasuk de-
tail dari armadanya dan harga normalnya

79
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

o Lapangan udara dan jalur udara


Lokasi persis dan panjangnya, lebar, permukaan dan klasifikasi muatan
dari landasan terbang di daerah-daerah yang tertimpa bencana
Tipe terbesar kapal udara yang dapat beroperasi
Cadangan bahan bakar (avgas dan bahan bakar untuk jet )
Navigasi dan bantuan pendaratan, dan jumlah jam yang terbuka untuk
penerbangan
Peralatan pengelolaan kargo dan kapasitas penyimpanan
o Kapal udara dan transportasi udara
Pemerintah : jumlah dan jenis kapal udara dan halikopter yang mungkin
tersedia untuk mengankut personil dan cadangan bantuan; perkiraan
biaya operasional militer dan halikopter dan kapal udara pemerintah lain
Perusahaan penerbangan nasional dan perusahaan lain: jumlah dan tipe
kapal udara dan halikopter yang munglin tersedia untuk mengangkut
personil dan cadangan bantuan; perkiraan biaya carteran
o Penyimpanan dan penanganan
Gudang pemerintah : lokasi, ukuran, dan jenis penyimpanan didaerah-
daerah yang berbeda yang mungkin tersedia untuk cadangan bantuan;
kondisi umum dari tempat penyimpanan itu , tingkat keamanan , akses
terhadap jalan dan transportasi kereta api, tersedianya palet, truk tangan,
forklift, dan staf yang mencukupi dan sistim pencatatan
Gudang swasta : seperti diatas yang mungkin sangat diperlukan atau
disewa.
o Persediaan bahan bakar ( solar dan bensin )
Lokasi, kapasitas, dan tingkat stok normal milik pemerintah dan depot-
depot penyimpanan bahan bakar komersial; pengaturan-pengaturan di
mana bahan bakar dapat diambil atau dikirimkan dari depot-depot tersebut.

80
BAB 7
2

BAGIAN
Kesiapan
Bencana

Q. Informasi yang dijadikan referensi terhadap checklist harus disusun


dari berbagai sumber. Dimana Anda akan bisa memperoleh informasi
yang diperlukan di bawah tiap-tiap judul utama ini ?
A.
Profil bencana negara______________________________________
Kebijakan nasional, tujuan dan standar__________________________
Susunan pemerintah untuk peringatan/respon pasca bencana _________
Organisasi bantuan nasional dan eksternal _______________________
Data dasar pada setiap daerah yang rentan bencana________________
Sumber daya manusia dan materi :
Medis/perawatan kesehatan ______________________________
Persediaan air, kesehatan dan sanitasi lingkungan _______________
Tempat perlindungan emergensi dan materi bantuan______________
Persediaan makanan____________________________________
Gizi dan epidemiologi____________________________________
Perlengkapan konstruksi__________________________________
Komunikasi___________________________________________
Sistim logistik dan fasilitas :
Jalan________________________________________________
Kapasitas truk________________________________________
Jalur kereta api________________________________________
Pelabuhan sungai dan laut________________________________
Kapal sungai dan kapal pantai_____________________________
Lapangan udara dan jalur udara____________________________
Kapal udara dan transportasi udara__________________________
Penyimpanan dan penanganan_____________________________
Persediaan bahan bakar__________________________________

Q . Menurut pendapat Anda instansi manakah yang bertanggung


jawab terhadap pengumpulan, pembaharuan dan penyebaran
informasi ini.

A_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________

81
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

BAB 8
Kerentanan dan pengkajian resiko1
Bab ini menyuguhkan pertimbangan sifat dari resiko; mendiskusikan teknik-
teknik lewat teknik-teknik tersebut bahaya alam dan resiko yang
menyertainya terhadap kerugian-kerugian di masa mendatang dapat
diestimasikan; dan bab ini juga mendiskusikan cara-cara dimana estimasi
resiko yang akan datang dapat digunakan untuk membantu pilihan terhadap
strategi pengurangan bencana yang optimal.
Pertama, marilah kita meninjau kembali difinisi dari istilah-istilah kunci.
Resiko adalah hilangnya kehidupan yang sudah diharapkan, orang-orang
terluka, properti yang rusak, dan aktivitas ekonomi yang terganggu yang
disebabkan oleh karena satu bahaya yang khusus. Resiko adalah
kemungkinan dari satu bencana yang muncul dan menyebabkan tingkat
kerugian yang khusus.
Pengkajian resiko menetapkan besarnya kerugian yang sudah
diestimasikan yang dapat diantisipasi di daerah-daerah khusus selama periode
waktu yang khusus.

Manajemen resiko
Salah satu dari prinsip-prinsip yang menggaris bawahi modul pelatihan ini
adalah bahwa sebagian besar orang yang bekerja dalam bidang pembangunan
pada satu waktu terlibat dalam manajemen bencana. Bahkan jika Anda,
sebagai orang awam atau seorang ahli sektoral, Anda sungguh-sungguh
memainkan peran yang penting ketika masuk kedalam manajemen resiko.
Rancangan proyek-proyek pembangunan harus mencakup satu latihan dalam
bidang manajemen resiko.
Tugas keseluruhan dari manajemen resiko harus mencakup baik estimasi
dari besarnya resiko khusus dan juga evaluasi terhadap betapa pentingnya
terhadap kita resiko itu. Oleh karena itu, proses dari manajemen resiko
mempunyai dua bagian : penilaian resiko dan evaluasi resiko. Penilaian resiko
memerlukan penghitungan resiko dari data dan pemahaman proses-proses
yang terlibat. Evaluasi resiko adalah penilaian bahwa satu masyarakat
menempatkan resiko-resiko yang menghadang mereka dalam menentukan
apa yang harus dilakukan terhadap resiko-resiko itu.

Kemungkinan resiko
Resiko sering kali diukur dalam cara-cara yang umum. Sebagai contoh, ada
kemungkinan dari satu individu meninggal dalam waktu satu tahun dari :
1diantara 200 orang jika orang itu merokok sebanyak 10 batang per hari;
1diantara 23.000 dalam satu bencana gempa bumi di Iran; dan 1 diantara
10.000.000 yang tersambar petir di Amerika Serikat. Estimasi resiko yang
kasar seperti itu dapat bermanfaat untuk tujuan-tujuan pembanding, tetapi
biasanya menyembunyikan variasi-variasi yang besar dalam resiko terhadap
individu atau daerah-daerah yang berbeda. Dalam kasus Iran, orang yang
tinggal didekat patahan gempa berada pada resiko yang lebih besar dibanding
dengan mereka yang tinggal jauh dari gempa tersebut. Demikian pula halnya,
orang yang tinggal dalam rumah-rumah bangunan batu yang dibangun secara
tidak baik dekat patahan gempa lebih beresiko dibanding dengan mereka
yang mungkin tinggal didekat bangunan-bangunan kayu yang dibangun dengan
baik.
1
Bab ini diambil dari modul pelatihan UNDP/UNDRO berjudul Penilaian Resiko dan Kerentanan
yang ditulis oleh A.W. Cobum, R.J.S. Spence and A. Pomonis

82
BAB 8
2

BAGIAN
Kerentanan dan
penilaian resiko

Oleh karena itu, tahapan pertama dalam manajemen resiko adalah, menghitung
probabilitas resiko. Tahapan kedua adalah mengevaluasi resiko, yaitu,
melemparkan pengkajian tentang seberapa serius resiko itu. Pentingnya satu
komunitas menempatkan resiko dari satu bencana cenderung dipengaruhi
oleh jenis dan tingkat resiko-resiko harian lain yang dihadapi komunitas itu.
Bahkan jika resiko dari satu bahaya alam itu sangat siknifikan, hal ini tidaklah
seperti membandingkan, sebagai contoh, dengan resiko kematian anak dalam
satu masyarakat tingkat perawatan kesehatan primer yang sangat minim.
Desa-desa yang berada pada lembah-lembah gunung yang berbahaya dari
Pakistan Utara secara reguler tertimpa bencana banjir, gempa bumi , dan
tanah longsor, jangan merasa bahwa pengurangan bencana harus menjadi
salah satu prioritas mereka. Prioritas mereka adalah perlindungan terhadap
resiko yang lebih besar terhadap penyakit dan kegagalan irigasi.
Ketika masyarakat berkembang secara ekonomi, pengurangan resiko
cenderung dianggap mempunyai kepentingan yang lebih besar bagi mereka.
Pembangunan itu sendiri dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
bencana, akan tetapi ketika masyarakat menjadi lebih kaya, lebih banyak
sumber daya yang bisa disediakan untuk diinvestasikan pada tingkatan tertentu
terhadap perlindungan. Perlindungan dari proses pembangunan yang tidak
berkesinambungan sendiri menjadi isu pengurangan bencana.

Tingkat resiko yang bisa diterima


Banyak resiko dikaitkan dengan keuntungan. Tinggal berdekatan dengan
gunung berapi mungkin membawa keuntungan dari tanah yang subur untuk
pertanian. Secara umum,meskipun demikian, eksposur terhadap bahaya-
bahaya lingkungan dan alam tidak memiliki keuntungan khusus yang terkait
dengan resiko eksposur adalah semata-mata satu konsekuensi dari tinggal
atau bekerja dalam lokasi khusus. Hal ini dapat mempunyai pengaruh yang
menyebabkan resiko-resiko seperti itu kurang bisa diterima dibanding dengan
resiko-resiko dari mana keuntungan dapat diperoleh. Pada umumnya tingkat
resiko yang dapat diterima cenderung meningkat sesuai dengan keuntungan
yang bisa diambil dari eksposur terhadap bahaya. Akan tetapi, tingkat resiko
yang dapat diterima cenderung menurun seiring berlalunya waktu ketika
semakin banyak orang terekspos terhadap satu resiko khusus.

Menilai resiko dan kerentanan


Estimasi kemungkinan adanya kerugian-kerugian di masa mendatang adalah
masalah meningkatkan minat terhadap mereka yang peduli dengan
perencanaan pembangunan di daerah-daerah yang rentan bahaya. Sangat
mendasar terhadap kesiapan bencana dan perencanaan pengurangan
bencana adalah satu pemahaman tentang apa yang harus diharapkan.
Kebutuhan ini harus diukur, jika hanya dalam cara yang kasar dan yang
kira-kira mendekati, menyangkut tingkat resiko yang dihadapi, ukuran kejadian
yang mungkin terjadi, dan konsekuensi-konsekuensi dari satu kejadian jika
hal itu muncul.
Kalkulasi resiko pada umumnya perlu mempertimbangkan beberapa tipe
kerugian. Parameter kerugian yang paling umum, dan satu-satunya yang
paling gampang dikaitkan, adalah biaya ekonomi. Biaya secara luas digunakan
karena banyak tipe kerugian dapat dirubah menjadi biaya ekonomi. Pengaruh-

83
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

pengaruh yang dipertimbangkan sehubungan dengan biaya ekonomi dikenal


sebagai kerugian-kerugian nyata. Akan tetapi ada lingkup dari pengaruh-
pengaruh lain sebagai akibat dari bencana-bencana yang penting tetapi tidak
dapat dirubah setara uang, dan hal ini dianggap sebagai kerugian-kerugian
tidak nyata.
Satu pertimbangan penuh terhadap resiko akan mencakup lingkup yang
penuh terhadap pengaruh-pengaruh, baik yang nyata maupun tidak nyata,
dan dari beberapa tipe yang berbeda secara kualitatif. Lingkup dari
konsekuensi-konsekuensi yang tidak dikehendaki dari bahaya alam apa yang
kita anggap sebagai kerugian parameter termuat pada Tabel 1.

Tabel 1 Kehilangan
Parameter kerugian Konsekuensi Tindakan Nyata Tidak nyata
untuk analisa resiko
kematian jumlah penduduk kerugian individu yang aktif pengaruh psikologis dan sosial
secara ekonomi terhadap sisa masyarakat

luka jumlah yang luka kebutuhan perawatan pemulihan dan rasa


dan kedahsyatannya medis,kerugian sementara sakit fisik dan sosial
dari aktfitas ekonomi dari
individu yang produktif

kerusakan Inventarisasi elemen-elemen biaya penggantian kerugian-kerugian


fisik yang rusak dengan dan perbaikan budaya
menggunakan angka dan
tingkat kerusakan

operasi Volume tenaga kerja, orang- biaya mobilisasi, tekanan dan terlalu
emergensi orang yang dipekerjakan investasi dalam banyaknya kerja terhadap
harian, peralatan dan sumber kapabilitas kesiapan peserta bantuan
daya
gangguan jumlah hari kerja, nilai kerugian produksi reputasi, daya saing,
ekonomi volume kerugian produksi peluang

perumahan sementara, moral masyarakat, kohesi,


gangguan jumlah orang yang terusir,
tidak mempunyai rumah bantuan, produksi kontak sosial dan
sosial ekonomi psikologis

dampak skala dan biaya pembersihan, konsekuensi dari lingkungan yang


biaya perbaikan jelek, resiko kesehatan, resiko
lingkungan kedahsyatannya bencana masa yang akan datang

Bagaimana menentukan resiko


Ada tiga komponen penting dalam menentukan resiko, masing-masing harus
diukur secara terpisah :
a) probabilitas munculnya bahaya : kecenderungan terjadinya bahaya
teknologi atau bahaya alam pada satu lokasi atau daerah
b) elemen-elemen yang beresiko : mengidentifisir dan membuat
menginventarisir orang-orang atau bangunan atau elemen-elemen lain
yang akan terpengaruh oleh bahaya jika hal itu terjadi, dan dimana
diperlukan, mengestimasikan nilai ekonominya
c) kerentanan elemen-elemen yang berbahaya : seberapa jauh bangunan
akan mengalami kerusakan atau orang akan terluka jika mereka
mengalami beberapa tingkatan bahaya.
Ada bermacam metode penyajian informasi di atas untuk memberikan
ilustrasi data yang menggambarkan resiko. Metode-metode ini sering kali
dapat disajikan pada sebuah peta. Hal ini merupakan alat yang penting
dalam mengevaluasi proyek-proyek pembangunan karena Anda dapat melihat
jika satu lokasi proyek terletak di dalam area yang beresiko tinggi.

84
BAB 8
2

BAGIAN
Kerentanan dan
penilaian resiko

Satu contoh pemetaan adalah studi potensi kerugian. Contoh ini terdiri
dari pemetaan pengaruh kemungkinan munculnya bahaya yang menimpa
satu daerah atau negara. Contoh ini memperlihatkan lokasi dari komunitas
yang cenderung mengalami kerugian-kerugian besar. Pengaruh bahaya dari 1
setiap daerah dikalkulasikan untuk setiap komunitas yang berada didalam BAHAYA
daerah-daerah untuk mengidentifikasikan Komunitas-komunitas Yang Paling
Berresiko . Hal ini menunjukan , sebagai contoh, kota-kota mana atau desa-
desa mana yang cenderung mengalami kerugian yang paling besar, yang
harus menjadi prioritas untuk program-program pengurangan kerugian, dan
yang cenderung memerlukan bantuan paling banyak atau bantuan
penyelamatan pada saat terjadi bencana besar.
2
Berikut ini adalah satu contoh pemetaan potensi kerugian. Contoh ini RESIKO
menyajikan resiko sebagai tingkatan dari kerugian yang akan muncul jika ELEMEN-ELEMEN
satu tingkat bahaya tertentu harus terjadi pada semua lokasi secara
bersamaan. Dalam hal ini tipe kerugian yang ditentukan lokasinya ( Peta 4)
adalah para korban gempa bumi di daerah kota di Turki. Para korban
didefinisikan sebagai mereka yang rumahnya mudah dihancurkan secara
total oleh satu gempa bumi yang paling besar yang sudah diperkirakan
satu tindakan digunakan karena telah didapatkan di Turki untuk mengkaitkan
secara dekat dengan jumlah yang terbunuh atau terluka. Potensi kerugian
yang ditentukan pada setiap lokasi diambil dari tiga tipe lain dari data yang 3
berbeda secara geographis, yang ditunjukkan pada Peta 1,2 dan 3. ( Lihat KERENTANAN
gambar 8.1 )
Peta 1. menunjukkan bahaya bencana sehubungan dengan intensitas
maksimum dari gempa bumi yang mungkin terjadi disana.
Peta 2. menunjukkan elemen-elemen yang beresiko dalam hal ini ukuran
total dari populasi perkotaan. Kota-kota kecil dan besar ditentukan secara
individual, dan diidentifisir oleh lingkaran-lingkaran yang daerahnya mewakili
populasi. Populasi di kota-kota yang lebih kecil yang berjumlah 2.000 sampai
dengan 25.000 ditunjukan dalam bentuk satu kepadatan populasi. Elemen
lain yang beresiko dapat dipetakan dengan cara yang sama.
Peta 3 memperlihatkan satu aspek dari kerentanan elemen-elemen yang
berbahaya itu. Para koban diakibatkan oleh runtuhnya bangunan-bangunan.
Kerentanan dari satu bangunan tergantung terutama sekali pada tipe
bangunan. Perkiraan klasifikasi tipe-tipe bangunan di Turki membagi menjadi
hanya tiga tipe : tembok dari batako dan puing-puing, tembok dari batu bata
dan kayu, dan kerangka beton yang diperkuat. Satu estimasi dibuat untuk
proporsi bangunan yang diperkirakan akan runtuh.
Peta 4. menunjukkan analisa dari ketiga peta sebelumnya untuk setiap
lokasi. Hal ini ditarik dengan mengestimasikan jumlah orang yang hidup 4
pada masing-masing tipe bangunan, ( dari Peta 2 dan 3 ) dan kemudian RESIKO
mengestimasi proporsi potensial dari bangunan yang runtuh dari setiap tipe
jika gempa bumi paling dahsyat harus terjadi disana. Jumlah keseluruhan
potensi korban diperoleh dengan menambah korban dari tiga tipe bangunan
secara keseluruhan.

85
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Evaluasi kerentanan
Kerentanan adalah kecenderungan dari hal-hal yang rusak karena satu
bahaya. Kehidupan manusia dan kesehatan berresiko secara langsung
terhadap pengaruh-pengaruh yang merusak dari satu bahaya. Mata
pencaharian dan kehidupan mereka terancam karena rusaknya bangunan,
tanaman pangan, ternak atau peralatan di mana manusia bergantung pada
hal ini. Setiap bahaya mempunyai rangkaian elemen resiko yang sedikit
berbeda. Sebagian besar kerja mitigasi bahaya difokuskan pada mitigasi
kerentanan, dan agar bisa bertindak untuk mengurangi kerentanan, para
perencana pembangunan perlu satu pemahaman akan elemen-elemen mana
yang paling beresiko mengalami bahaya-bahaya utama yang telah
diidentifikasi.
Pengkajian kerentanan adalah proses estimasi kerentanan terhadap
potensi bahaya bencana.Untuk tujuan-tujuan sosio-ekonomi pengkajian ini
melibatkan pertimbangan dari semua elemen-elemen penting dalam
masyarakat, termasuk pertimbangan fisik , ekonomi dan sosial, dan sampai
pada tingkat mana pelayanan-pelayanan yang penting dapat terus berfungsi.
Seperti sudah kita catat pada bab 1 akar penyebab kerentanan terhadap
bencana di negara-negara berkembang adalah kemiskinan dan
pembangunan yang tidak adil. Pertumbuhan penduduk yang cepat, migrasi
masa atau ke daerah perkotaan, pola-pola yang tidak adil dari kepemilikan
tanah, kurangnya pendidikan, dan pertanian subsisten pada lahan-lahan mar-
ginal menyebabkan kondisi yang rentan seperti penempatan bangunan dan
tempat hunian pada tempat yang tidak aman, rumah-rumah yang tidak aman,
penggundulan hutan, kekurangan gizi, pengangguran, kekurangan pekerjaan,
Gambar 8.1 dan buta huruf.
Study potensi kerugian

1-Bahaya

2-Elemen-elemen
yang beresiko
( populasi )

86
BAB 8
2

BAGIAN
Kerentanan dan
penilaian resiko

3-Kerentanan

4-resiko korban
(potensi kematian)

Inilah hubungan antara kondisi-kondisi yang rentan dan bahaya-bahaya


alam seperti gempa bumi, badai tropis, kekeringan, dan hujan lebat, yang
menyebabkan satu bencana atau keadaan emergensi.
Kerentanan yang berasal dari kemiskinan dapat ditangani secara baik
dengan proyek-proyek pembangunan jangka panjang yang ditujukan pada
alasan-alasan mendasar bahwa kelompok populasi yang besar tetap saja
miskin, sedangkan pada saat yang bersamaan mengurangi pengaruh-
pengaruh bencana.
Kerentanan juga bisa sebagai akibat dari faktor-faktor yang lebih mudah
diselesaikan oleh tindakan-tindakan pengurangan resiko yang khusus. Faktor-
faktor ini mencakup etika mendirikan bangunan dan materi yang tidak
memadai, dan kurangnya kesadaran masyarakat. Akan tetapi, banyak dari
tindakan-tindakan ini tergantung pada tingkat pembangunan masyarakat.
Sebagai contoh, tidaklah realistis untuk mengharapkan etika mendirikan
bangunan dipaksakan sedangkan pemerintah tidak mempunyai staf dan
sumber daya untuk melaksanakan pengawasan. Demikian juga, kesadaran
masyarakat tergantung, pada tingkat tertentu, pada tingkat pendidikan
masyarakat dan tersedianya fasilitas komunikasi, yang sering kali kurang di
negara-negara yang sedang berkembang
Kerentanan dan penilaian resiko adalah hubungan antara
implementasi proyek pembangunan dan pengurangan bencana. Di
UNDP, sebagai contoh, satu usulan proyek harus dievaluasi terhadap
kerentanan dan resiko dari lokasi proyek. Jika lokasi atau sifat dari rancangan
proyek sudah secara sendirinya bersifat rentan terhadap bencana, kemudian
lokasi itu harus dipertimbangkan lagi atau harus dilakukan tindakan-tindakan
pengurangan terhadap rsiko/ pengurangan bencana. ( Lihat bab 13 untuk
diskusi tambahan tentang bagaimana hal ini bisa dicapai )

87
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Mengurangi kerentanan bagi orang-orang yang mengungsi


Sebagian besar dari diskusi sebelumnya tentang kerentanan dan resiko lebih
terkait dengan serangan bencana yang bersifat mendadak dibandingkan
dengan serangan bencana yang bersifat lambat dan pemindahan orang.
Walaupun demikian, banyak dari proses pengkajian dan teknologi berlaku
terhadap situasi-situasi ini. Sebagai contoh, pemetaan bahaya juga menjadi
perhatian utama untuk mengenali daerah-daerah yang rentan terhadap
kekeringan, atau bahkan konflik sipil. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dari
migrasi populasi atau kelompok yang belakangan tiba di satu lokasi baru
akan terbantu dengan pemetaan rute-rute terbaik dan sumber-sumber
pertahanan hidup di sepanjang jalan mitigasi atau pengungsian. Strategi-
strategi untuk pengurangan kerentanan di zona-zona konflik bisa mencakup
masukan-masukan pembangunan yang dapat mengurangi konflik, seperti
misalnya pembangunan titik-titik air bagi para nomaden di daerah-daerah
dimana air adalah sumber yang langka yang cenderung menimbulkan
kompetisi.
Topik-topik ini didiskusikan lebih detail dalam modul-modul bertopik khusus
Pengurangan Bencana dan Kerentanan dan Penilaian Resiko.
Secara ringkas, karena bahaya-bahaya cenderung tidak bisa dikontrol,
kebanyakan tindakan pengurangan dipusatkan pada pengurangan kerentanan.
Kondisi ekonomi yang membaik mengurangi banyak aspek kerentanan dan
ekonomi yang baik dalam banyak kasus merupakan pertahanan yang paling
baik terhadap bencana-bencana dan emergensi.

Q. Bayangkan Anda sedang bekerja untuk satu badan yang


bertanggung jawab terhadap pembangunan ekonomi dari satu
komunitas di satu daerah dimana terjadi badai tropis. Anda ingin
ekonomi dati proyek Anda melakukan analisa tipe-tipe proyek yang paling cocok untuk
pekerjaan atau basis pembangunan ekonomi. Sebagai bagian dari analisa Anda bagaimana
c) tingkat gangguan Anda akan melakukan pengkajian kerentanan dan resiko

A_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
terluka
mungkin menminggal atau
b) jumlah penduduk yang _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
rusak.
bangunan-bangunan itu
a) seberapa parah
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
mengestimasi _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
beresiko dengan ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
kerentanan elemen yang _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Tahap tiga: menentukan __________________________________________________________________________________
elemen yang beresiko. _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Tahap dua: inventarisasi __________________________________________________________________________________
selama masa proyek Anda. _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
badai tersebut muncul __________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
menentukan kemungkinan
badai tropis untuk
Tahap satu: meninjau sejarah
__________________________________________________________________________________
Jawaban _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

88
3

BAGIAN
DAFTAR ISI

3
BAGIAN

TANGGAPAN TERHADAP BENCANA

Bab 9: Tanggapan terhadap bencana .................................. 90


Tujuan-tujuan emergensi dan bantuan pasca bencana ................ 90
Peringatan ......................................................................... 91
Evakuasi/migrasi ................................................................ 91
SAR .................................................................................. 92
Penilaian pasca bencana ..................................................... 92
Bantuan emergensi ............................................................. 92
Logistik dan persediaan ...................................................... 93
Komunikasi dan manajemen informasi ................................. 93
Keamanan ......................................................................... 93
Manajemen operasi emergensi ............................................ 93
Rehabilitasi dan rekonstruksi ............................................... 93
Bab 10: Pengkajian bencana ................................................ 95
Tujuan pengkajian .................................................................... 95
Proses pengkajian .................................................................... 97
Pengkajian untuk tipe-tipe bencana yang berbeda ...................... 97
Bagaimana data pengkajian digunakan ...................................... 98
Bab 11:Tanggapan PBB terhadap bencana .......................... 100
Elemen-elemen dan tindakan-tindakan utama dalam menanggapi
bencana yang bersifat mendadak .............................................. 100
Pertukaran informasi laporan situasi dengan UNDRO ............... 102
Pesan berjaga-jaga dan situasi lingkungan ................................. 103
Pentingnya koordinasi dan informasi ......................................... 104
Bab 12: Rehabilitasi dan rekontruksi ................................. 106
Peluang dan prioritas dalam rehabilitasi dan rekontruksi ............. 107
Badai Zenon : sebuah studi kasus ............................................. 109

89
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

3 TANGGAPAN TERHADAP

BAGIAN
BENCANA
Setelah membaca materi ini dan menyelesaikan latihan-latihan pada bagian
3 Anda seharusnya bisa :
n mengidentifikasikan kategori-kategori utama dari aktivitas dan
tanggung jawab dari tanggapan bencana
Tujuan n mengidentifikasikan tujuan-tujuan dari pengkajian bencana dan
bagaimana data pengkajian digunakan
Pembelajaran n menggambarkan peran dari organisasi PBB tempat Anda bekerja
dalam berbagai aktivitas tanggapan bencana
n mengidentifikasikan poin-poin penting untuk mengambil tindakan
dalam hal koordinasi dan menejemen informasi
n menggambarkan peluang-peluang pembangunan di dalam fase
rekonstruksi bencana

BAB 9
Tanggapan terhadap bencana
Dampak bencana Tanggapan terhadap bencana adalah jumlah total tindakan
Fase pengurangan resiko pra-bencana
yang dilakukan oleh orang-orang atau institusi-institusi
dalam menghadapi bencana. Tindakan-tindakan ini mulai
Kesiapan
Kesiapan dengan peringatan akan datangnya satu kejadian yang
mengancam atau dengan kejadian itu sendiri jika kejadian
itu muncul tanpa memberi peringatan. Tanggapan terhadap
bencana mencakup implementasi dari rencana-rencana
Bantuan kesiapan bencana dan prosedur-prosedurnya, dengan
demikian ada persamaannya dengan kesiapan bencana.
Akhir dari tanggapan terhadap bencana muncul dengan
Mitigasi penyelesaian program-program rehabilitasi bencana.
Rehabilitasi
Bab ini mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas utama dari
tanggapan terhadap bencana. Setiap aktivitas, secara for-
Rekonstruksi mal atau tidak formal, digerakan oleh satu rangkaian
kebijakan dan prosedur, dan setiap aktivitas secara khusus
berada di bawah dukungan dari satu badan tertentu. Pada
Fase respon pasca bencana
akhirnya, aktivitas-aktivitas terhadap tanggapan bencana
diimplementasikan oleh banyak sekali organisasi
pemerintah, entitas lokal dan individual, masing-masing
dengan peran dan tanggung jawab mereka sendiri.
Diskusi penuh tentang tanggapan bencana, untuk setiap aktivitas, akan
mengidentifikasikan :
n Siapa yang bertanggung jawab terhadap implementasinya, siapa yang
mendukungnya
n Sarana apa saja yang dibutuhkan untuk implementasinya
n Kapan aktivitas-aktivitasnya diimplementasikan
n Apa saja cakupannya
n Kenapa perlu dilakukan

90
BAB 9
3

BAGIAN
Tanggapan
bahaya

Tujuan-tujuan emergensi dan bantuan pasca-bencana


Tujuan-tujuan menyeluruh dari emergensi dan bantuan pasca-bencana adalah:
Menjamin jumlah korban yang mungkin bisa diselamatkan secara
maksimal, menjaga kesehatan mereka dalam segala kondisi dengan
kemungkinan yang paling baik.
Menetapkan kembali kemandirian dan pelayanan-pelayanan yang
penting secepat mungkin untuk semua kelompok populasi, dengan
perhatian khusus terhadap mereka yang kebutuhannya paling banyak:
yang paling rentan dan kurang mampu.
Memperbaiki kembali atau mengganti infrastruktur yang rusak dan
menggerakan kembali aktivitas-aktivitas ekonomi yang aktif.
Melakukan ini dengan sikap yang bisa menunjang terhadap tujuan-
tujuan pembangunan jangka panjang dan mengurangi kerentanan
terhadap munculnya kembali bahaya-bahaya yang berpotensi merusak.
Dalam situasi-situasi konflik sipil atau konflik internasional, tujuannya
adalah untuk melindungi dan membantu masyarakat sipil, bekerja sama
secara erat dengan Komite Palang Merah Internasional ( ICRC ) dan dalam
rangka memenuhi konvensi-konvensi internasional.
Dalam kasus-kasus yang melibatkan pemindahan populasi ( disebabkan
karena tipe bencana apapun ), tujuannya adalah mencari solusi yang tahan
lama secepat mungkin, sementara menjamin perlindungan dan bantuan
seperlunya untuk sementara waktu.
Berikut ini adalah aktivitas-aktivitas khusus terhadap tanggapan emergensi.
Meskipun demikian, terdapat perbedaan penting, antara serangan bencana
yang lambat dan yang cepat. Perbedaan juga muncul ketika membandingkan
situasi geografi khusus dan konteks bencana sosial /politik.
Peringatan
SERANGAN MENDADAK Peringatan menunjuk pada pengaturan-
pengaturan untuk secara cepat menyebarkan informasi yang menyangkut
ancaman-ancaman bencana yang segera akan terjadi kepada pegawai-
pegawai pemerintah, institusi dan masyarakat banyak pada area-area yang
akan segera beresiko. Peringatan-peringatan ini biasanya terkait dengan
banjir dan badai tropis.
SERANGAN YANG LAMBAT Peringatan dini adalah istilah yang
digunakan menyangkut serangan bencana yang lambat, terutama kelaparan.
Aktivitas-aktivitas peringatan dini mencakup proses monitoring situasi dalam
masyarakat atau area-area yang diketahui sangat rentan terhadap pengaruh-
pengaruh kekeringan, gagalnya tanaman pangan dan/atau perubahan-
perubahan dalam kondisi-kondisi ekonomi. Peringatan yang memadai akan
memungkinkan untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan yang harus
dimulai sebelum penderitaan menjadi akut. Peringatan dini adalah aktivitas
respon bencana jika respon itu gagal untuk mendeteksi sinyal-sinyal peringatan
atau dimana sinyal-sinyal seperti itu telah diabaikan.

Evakuasi/migrasi
SERANGAN MENDADAK Evakuasi termasuk relokasi populasi dari
zona-zona beresiko terhadap satu bencana yang segera akan terjadi ke lokasi
yang lebih aman. Evakuasi sangat umum dikaitkan dengan badai tropis akan
tetapi sering kali juga merupakan persyaratan terhadap kecelakaan-
kecelakaan industri dan teknologi. Agar evakuasi bisa jalan, harus ada sistim
peringatan yang akurat dan tepat, identifikasi yang jelas dari rute-rute

91
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

pengungsian, penetapan kebijakan yang mewajibkan setiap orang untuk


meninggalkan tempat ketika satu perintah diberikan, dan program pendidikan
umum untuk membuat masyarakat sadar akan rencana itu.
SERANGAN YANG LAMBAT Pergerakan masyarakat dari zona dimana
mereka beresiko ke satu lokasi yang lebih aman, sebenarnya bukanlah
evakuasi, akan tetapi sebagai migrasi untuk mengurangi krisis. Pergerakan
ini biasanya tidak terorganisir dan terkoordinir oleh pihak yang berwenang
akan tetapi merupakan satu tanggapan spontan terhadap persepsi oleh mereka
yang bermigrasi bahwa makanan dan keamanan bisa didapatkan dimana
saja.
SAR
SERANGAN MENDADAK. Mencari dan menyelamatkan, sering dikenal
dengan singkatan SAR, adalah proses pengidentifikasian lokasi korban
bencana yang mungkin terjebak atau terisolasi dan membawa mereka ke
tempat aman dan memberikan perawatan medis.
Setelah kejadian banjir dan badai tropis, SAR biasanya termasuk melokalisir
korban-korban banjir yang terdampar, yang mungkin terancam oleh air pasang,
dan menyelamatkan mereka atau menyediakan makanan bagi mereka dan
bantuan pertama sampai mereka bisa dievakuasi atau dikembalikan ke rumah
mereka.
Setelah kejadian gempa bumi, SAR biasanya memfokuskan diri pada
pencarian orang-orang yang terjebak dan terluka dari bangunan yang runtuh.
Pengkajian pasca bencana
SERANGAN YANG MENDADAK DAN YANG LAMBAT Tujuan yang
utama dari pengkajian adalah untuk memberikan gambaran yang singkat
dan jelas dari situasi pasca bencana, untuk mengidentifikasikan keperluan-
keperluan bantuan dan untuk mengembangkan strategi-strategi pemulihan.
Pengkajian menentukan pilihan-pilihan bantuan kemanusiaan , bagaimana
secara baik menggunakan sumber daya yang ada, atau untuk menyusun
permohonan-permohonan bantuan lebih lanjut. Pengkajian pasca bencana
harus membedakan antara kondisi-kondisi kronis sebelum bencana,
kebutuhan-kebutuhan dari mereka yang selamat dari bencana dan sumber
daya mereka.
Aktivitas ini begitu penting sehingga kita akan mencurahkan perhatian khusus
pada bab berikut untuk kajian bencana.
Bantuan emergensi
SERANGAN MENDADAK Bantuan emergensi adalah penyediaan
bantuan materi dan bantuan medis emergensi berdasarkan peri kemanusiaan
yang diperlukan untuk menyelamatkan dan mengamankan kehidupan
manusia. Bantuan ini juga memungkinkan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan dasar mereka untuk obat-obatan dan perawatan kesehatan, tempat
berlindung, pakaian, air, dan makanan ( termasuk sarana untuk menyiapkan
makanan ). Suplai bantuan dan pelayanan umumnya disediakan, secara gratis,
pada hari-hari dan minggu-minggu segera setelah terjadi satu bencana.
SERANGAN YANG LAMBAT Bantuan emergensi mungkin perlu
diberikan untuk periode waktu yang diperpanjang dalam kasus situasi-situasi
serangan emergensi yang lambat yang sudah menurun atau dilupakan dan
pemindahan populasi ( pengungsi, yang secara internal dan ekternal terusir).
Pengaruh dari bencana bisa dikurangi terhadap para korban ini lewat bantuan
tambahan kepada komunitas setempat juga.

92
BAB 10
3

BAGIAN
Tanggapan
bencana

Logistik dan persediaan


SERANGAN YANG MENDADAK DAN YANG LAMBAT
Pengiriman bantuan emergensi akan memerlukan kapasitas dan fasilitas
logistik. Pelayanan suplai yang terorganisir dengan baik penting untuk
menangani pembelian atau penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman suplai
bantuan untuk didistribusikan kepada korban bencana. Sistim logistik mungkin
lebih penting dan merupakan prioritas yang lebih tinggi untuk serangan
emergensi yang lambat.
Komunikasi dan manajemen informasi
SERANGAN YANG MENDADAK DAN YANG LAMBAT Semua
aktivitas di atas tergantung pada komunikasi. Ada dua aspek komunikasi
dalam bencana. Yang pertama adalah perlengkapan yang penting untuk arus
informasi, seperti radio, telepon dan sistim pendukung , satelit, dan jalur-jalur
transmisi. Yang satunya lagi adalah manajemen informasi : protokol untuk
mengenali siapa yang berkomunikasi, infomasi apa dan untuk siapa, prioritas
apa yang harus diberikan untuk informasi itu, dan bagaimana informasi itu
disebarkan dan ditafsirkan.
Respon terhadap yang selamat dan penanganannya
SERANGAN YANG MENDADAK DAN YANG LAMBAT Dalam
ketergesaannya untuk merencanakan dan melaksanakan satu operasi
bantuan, mudah untuk mengabaikan kebutuhan dan sumber daya yang
sebenarnya dari mereka-mereka yang selamat. Pengkajiannya harus
memperhatikan mekanisme penanganan sosial yang ada yang meniadakan
perlunya bantuan dari luar. Sebaliknya, yang selamat dari bencana mungkin
mempunyai kebutuhan baru dan khusus akan pelayanan-pelayanan sosial
untuk membantu menyesuaikan diri dengan trauma dan gangguan yang
disebabkan oleh bencana.
Partisipasi dalam proses tanggapan bencana oleh individual lewat organisasi-
organisasi kemasyarakatan adalah kunci terhadap pemulihan kesehatan.
Lewat masyarakatlah mekanisme penanggulangan yang memadai akan pal-
ing berhasil digunakan.
Keamanan
SERANGAN YANG MENDADAK Keamanan tidak selalu menjadi isu
prioritas setelah serangan mendadak dari bencana alam. Hal ini lazimnya
ditanggani oleh pertahanan sipil atau kepolisian.
SERANGAN YANG LAMBAT Perlindungan hak asasi manusia dan
keamanan dari masyarakat yang dipindahkan dan para pengungsi dapat
menjadi kepentingan yang paling utama yang memerlukan pengawasan
internasional.
Manajemen operasi-operasi emergensi
SERANGAN YANG MENDADAK DAN YANG LAMBAT Tidak ada
satupun dari aktivitas di atas dapat dilakukan tanpa adanya manajemen
operasi emergensi. Kebijakan dan prosedur untuk persyaratan manajemen
perlu ditetapkan dengan baik sebelum adanya bencana. Perhatian yang lebih
banyak diberikan terhadap masalah ini pada bab berikut yang berjudul
Menanggapi bencana yang mendadak.
Rehabilitasi dan rekonstruksi
Rehabilitasi dan rekonstruksi mengakhiri aktivitas-aktivitas tanggapan
terhadap bencana. Karena banyak dari aktivitas ini berada dalam cakupan
perhatian UNDP, bab 12 dikhususkan untuk hal itu.

93
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Q. Dalam matriks berikut disebutkan para instansi dan aktivitas respon bencana. Pilihlah satu
bencana dan isilah dalam matriks dengan instansi yang mempunyai tanggung jawab utama terhadap
aktivitas itu. Tunjukkan pula instansi-instansi dengan tanggung jawab sekunder untuk bencana
seperti itu.

Focal point bencana pemerintah nasional

kementrian perencanaan dan keuangan

kementrian pemerintah yang lain


palang merah/bulan sabit merah
kementrian perumahan
kementrian kesehatan

bank pembangunan
sukarelawan lain
pertahanan sipil
pemerintah lokal

kementrian PU
yang selamat

polisi

Peringatan
evakuasi
SAR
penilaian
bantuan emergensi
medis
kesehatan umum
pangan
tempat perlindungan
air
sanitasi
pakaian
logistik
transportasi
penyimpanan
penanganan
bahan bakar
keamanan
komunikasi
menejemen informasi
koordinasi menejemen
pelayanan sosial
konstruksi
perumahan
fasilitas penting
sekolah
listrik
jalan
rel kereta api
pelabuhan sungai dan laut
lapangan terbang
pemulihan ekonomi
pertanian
irigasi
perikanan
industri
perdagangan

94
BAB 10
3

BAGIAN
Penilaian
bencana

BAB 10
PENILAIAN BENCANA1
Pengkajian bencana adalah proses penentuan dampak dari suatu bencana
pada suatu masyarakat. Prioritas pertama adalah menetapkan kebutuhan
untuk tindakan-tindakan emergensi yang bersifat segera guna
menyelamatkan dan melanjutkan kehidupan dari mereka yang selamat.
Prioritas kedua adalah untuk mengidentifikasikan kemungkinan-kemungkinan
pemberian fasilitas dan mempercepat pemulihan dan pembangunan.
Pengkajian adalah satu proses dari berbagai disiplin ilmu yang dilakukan
secara bertahap dan melibatkan survey dan pembandingan di tempat kejadian
dengan teliti, evaluasi dan interpretasi informasi dari berbagai sumber. Sur-
vey ini dilakukan baik terhadap kerugian secara langsung dan kerugian secara
tidak langsung maupun pengaruh-pengaruh jangka pendek dan jangka
panjangnya. Pengkajian tidak hanya terhadap apa yang telah terjadi dan
bantuan apa yang mungkin diperlukan, tetapi juga mendefinisikan tujuan-
tujuan dan bagaimana bantuan yang relevan dapat disediakan bagi para korban.
Beberapa pengkajian secara khusus dilakukan seperti pengkajian
kerusakan. Pengkajian-pengkajian ini mencakup persiapan khusus, estimasi
yang dapat diukur dari kerusakan fisik sebagai akibat dari bencana.
Penigkajian kerusakan mungkin juga mencakup rekomendasi yang
menyangkut perbaikan, rekonstruksi atau pemindahan dari bangunan, dan
perlengkapan, maupun pemulihan kembali aktivitas-aktivitas ekonomi.

Tujuan penilaian
Tujuan utama dari penilaian pasca bencana adalah untuk menentukan kapan
suatu emergensi muncul. Kemudian, mendifinisikan tindakan-tindakan dan
sumber daya yang diperlukan untuk mengurangi ancaman yang mendesak
terhadap kesehatan dan keamanan dan untuk menangani lebih dulu masalah-
masalah serius yang akan datang.
Masalah yang sering muncul dari pengkajian adalah mengasumsikan
bahwa semua kerugian harta benda atau kebutuhan-kebutuhan bagi mereka
yang selamat harus diganti atau dipenuhi dari sumber-sumber luar saja.
Sebaliknya pengkajian harus juga mengidentifikasikan kapasitas tanggapan
setempat, termasuk sumber daya logistik, medis, dan organisasi. Penilaian
harus bisa membantu memutuskan cara terbaik untuk menggunakan sumber
daya yang ada sebagai bantuan. Pengkajian harus juga mengidentifikasikan
prioritas-prioritas bagi orang-orang yang terkena dampak bencana.
Masalah lain adalah bahwa orang-orang yang membuat pengkajian yang
bukan berasal dari daerah bencana mungkin mengalami kesulitan untuk
membedakan antara kebutuhan kronis dan masalah yang muncul karena
bencana. Pengetahuan akan data pokok adalah penting dalam
mengidentifikasikan titik permulaan untuk kebutuhan-kebutuhan pasca
bencana. Informasi ini ditempatkan pada checklist kesiapan pada bab 7.
Jika hasil-hasil pengkajian harus didistribusikan untuk perumusan pro-
gram tanggapan bencana, kemudian instansi/badan yang memberi bantuan
harus juga mengetahui kebijakan-kebijakan pemerintah mengenai bantuan
emergensi. Kebijakan-kebijakan ini akan mempengaruhi estimasi bantuan
tambahan yang diperlukan dari sumber-sumber bantuan nasional dan
internasional.
Bab ini diambil dari Modul Pelatihan UNDP/UNDRO yang berjudul Penilaian Bencana oleh Rob
1

Stephensondari Institut Pembangunan dan Bantuan.

95
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

PENYUSUSUNAN TUJUAN-TUJUAN PENILAIAN


Gambar 10.1 Fase peringatan
Perputaran tujuan-tujuan
penilaian n Tentukan tingkatannya sampai di mana populasi yang bersangkutan
mengambil tindakan-tindakan untuk melindungi kehidupan dan
fasilitas dari dampak bahaya yang diharapkan
n Aktifkan penyusunan-penyusunan rencana kesiapan yang
menyangkut pelaksanaan pengkajian

Fase emergensi
n Konfirmasikan emergensi yang dilaporkan dan estimasikan besarnya
kerusakan secara keseluruhan
n Identifikasikan, gambarkan dan ukurlah populasi yang beresiko
dalam bahaya
n Bantulah mendifinisikan dan memprioritaskan tindakan-tindakan dan
sumber daya yang diperlukan untuk mengurangi resiko-resiko yang
mendesak
n Identifikasikan kapasitas tanggapan lokal, termasuk sumber daya
logistik dan medis, organisasi
n Bantulah mengantisipasi masalah-masalah serius yang akan datang
n Bantulah mengelola dan mengontrol tanggapan yang mendesak

Fase rehabilitasi
n Identifikasikan prioritas dari orang-orang yang terkena dampak
bencana
n Identifikasikan kebijakan-kebijakan pemerintah mengenai
bantuan pasca bencana
n Estimasikan dukungan tambahan yang diperlukan dari sumber daya
nasional dan internasional untuk bantuan dan pemulihan
n Amatilah hasil dan keefektifan dari tindakan-tindakan rehabilitasi
dan bantuan yang berlanjut

Fase pemulihan
n Tetapkan kerusakan terhadap sumber-sumber penting secara
ekonomi dan implikasinya untuk kebijakan pembangunan
n Kajilah dampak dari bencana itu terhadap program-program
pembangunan yang sekarang
n Identifikasikan peluang-peluang pembangunan yang baru yang
muncul karena bencana

96
BAB 9
3

BAGIAN
Tanggapan
bencana

Proses pengkajian
Pengkajian harus direncanakan dan dilaksanakan secara hati-hati.Pengkajian
merupakan satu rangkaian aktivitas dan masing-masing harus direncanakan
secara detail. Aktivitas-aktivitas berikut ini secara khusus membentuk proses
pengkajian :
n Identifikasikan kebutuhan informasi dan sumber daya data yang dapat
dipertanggung jawabkan
n Mengumpulkan data
n Menganalisa dan mengentepretasikan data
n Melaporkan kesimpulan-kesimpulan, perkiraan-perkiraan dan
alternatif-alternatif yang layak kepada perencana dan para pembuat
keputusan
Ketika tindakan-tindakan tanggapan mulai mempengaruhi perkembangan,
kajian-kajian menjadi bagian dari kontrol dan pengawasan, yang
memungkinkan mereka yang terlibat untuk mengawasi dan berusaha untuk
mengoreksi tanggapan. Tanggapan menjadi bagian dari satu proses
pengkajian, peninjauan kembali, dan koreksi yang terus menerus melalui
tindakan tanggapan itu mereka yang melaksanakan operasi mulai
memperbaiki kerangka kerja untuk pemulihan dan keselamatan.
PROSES Gambar 10.2
PENGKAJIAN Gambar ini menerangkan
bagaimana tujuan tujuan
bencana penilaian mengalir
ketika proses pemulihan
terus berlanjut
identifikasi
informasi,kebutuhan
dan sumber daya

rancangan/modifikasi respon bencana pengumpulan data

kesimpulan laporan analisa dan interpretasi

Pengkajian-pengkajian untuk tipe-tipe bencana yang berbeda


Rancangan dan pelaksanaan pengkajian sangat berbeda untuk serangan
bencana yang mendadak dibanding serangan yang bersifat lambat. Untuk
serangan yang mendadak, terdapat banyak kebutuhan-kebutuhan khusus
yang berbeda di banyak lokasi yang melibatkan manajemen korban, bantuan
untuk upaya-upaya penyelamatan lokal dan pemulihan pelayanan-pelayanan
utama selama dua hari pertama dari suatu keadaan emergensi. Pada awalnya
kebutuhan berubah dari jam ke jam yang sering menyebabkan kebingungan.
Sebenarnya, beberapa aktivitas perlu dilakukan sebegitu cepat sehingga
tindakan tidak perlu menunggu pengkajian yang detail, dengan menggunakan
strategi-strategi yang ditentukan selama perencanaan kesiapan atas dasar
emergensi-emergensi sebelumnya.

97
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Bagi orang-orang yang mengungsi dan emergensi kelaparan waktu


utamanya kadang kala lama dan lembaga donor mungkin tidak mau
memberikan komitmen jumlah bantuan yang banyak untuk menanggapi
informasi yang tidak jelas. Prioritas kebutuhan utama haruslah pengawasan
gizi, logistik makanan yang terbesar, dan sistim registrasi. Penilaian geografis
awal dari jumlah populasi yang beresiko adalah sangat penting.
Emergensi yang berkepanjangan ini mungkin berlangsung berbulan-bulan
lamanya, dan sering kali bertahun-tahun. Hal ini bisa memberikan kesempatan
untuk melakukan analisa detail dari performa sistim pengkajian dan
kesempatan untuk menggunakan analisa itu sebagai perubahan kebutuhan.

Bagaimana data pengkajian digunakan


Pengkajian memberikan dukungan terhadap para pembuat keputusan.
Pengkajian dilakukan untuk seorang pengguna khusus atau kelompok
pengguna yang sedang membuat keputusan tentang alokasi sumber daya
emergensi dan strategi tanggapan dalam apa yang mungkin disebut sebagai
perubahan lingkungan yang cepat. Ada tiga aspek yang terlibat dalam proses
pengkajian: gambaran bangunan, pengkajian situasi, dan perencanaan
tanggapan.
Mulailah dengan membangun gambaran tentang di mana orang-orang itu
berada, dalam kondisi seperti apa mereka itu, pelayanan apa saja yang masih
tersedia, dan sumber daya apakah yang masih bisa diselamatkan.
Penilaian situasi mencakup identifikasi dari prioritas-prioritas operasional.
Situasi itu sendiri biasanya kacau dan berubah sangat cepat, hal ini
menyebabkan perlunya kemampuan memperkirakan bagaimana situasi itu
cenderung akan berkembang. Data pengkajian perlu disusun untuk membantu
hal hal berikut ini :
pengenalan dan pengkajian situasi yang memerlukan keputusan
formulasi strategi-strategi operasional
tujuan tujuan dan kebutuhan-kebutuhan
potensi-potensi alternatif yang digerakan
analisa alternatif : mengevaluasi dampaknya
interpretasi dan seleksi : alternatif-alternatif yang dibandingkan dengan
mengevaluasi dampak-dampaknya
Proses yang terakhir dari pembuatan keputusan adalah perencanaan
tanggapan. Hal ini mencakup penugasan yang detail dan penjadwalan sumber
daya ( orang, peralatan, dan suplai ) untuk memenuhi tujuan-tujuan bantuan
khusus.
Subjek mengenai pengkajian akan didiskusikan juga yang terkait dengan
Tim Manajemen Bencana PBB dan tanggapan PBB terhadap bencana.
Lihat juga modul pelatihan khusus, Pengkajian Bencana, untuk diskusi yang
lebih luas dari topik-topik ini dan Manual Manajemen Bencana UNDP/
UNDRO

Q. Sebutkan satu tujuan pengkajian untuk masing-masing fase


bencana di bawah ini

A.__________________________________________________________________________
peringatan:
_________________________________________________________
emergensi:
_______________________________________________________
Jawaban _______________________________________________________
Ulangi gambar 10.1 rehabilitasi:
_______________________________________________________
untuk jawaban-jawaban _______________________________________________________
pemulihan:
________________________________________________________
contoh
_______________________________________________________

98
BAB 10
3

BAGIAN
Penilaian
bencana

FORMULIR 2 : CONTOH PERTANYAAN UNTUK SURVEY KEBUTUHAN KELUARGA


Sampel format
Pertanyaan-pertanyaan dalam appendiks ini bisa digunakan sebagai petunjuk untuk menyiapkan survey kebutuhan
keluarga setelah satu bencana besar. Pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu mengidentifikasikan kebutuhan- penilaian
kebutuhan yang paling penting. Jawaban-jawaban terhadap beberapa pertanyaan harus disampaikan kepada otoritas Oleh Intertect untuk
kesehatan umum atau dengan departemen pekerjaan umum (instansi yang memadai).
Kantor Bantuan Bencana
DATA SURVEY Asing AS
Nama Surveyor ____________________
Tanggal __________________________

DATA IDENTAS KELUARGA


Nama kepala keluarga________________
Alamat sebelum bencana_______________
Alamat setelah bencana________________
Nomor identitas_____________________

DATA DEMOGRAFI 13.Apakah Anda mampu mmbeli pangan dari pasar-pasar


lokal?Ya__Tidak__
1.Komposisi keluarga
14.Jika tidak, seberapa banyak yang Anda perkirakan akan
Jumlah
diperlukan?
L P
a.Selama 1 minggu
a.Kepala keluarga __ __
b.Selama 2 minggu
b.Istri/suami __ __
c.Lebih dari 2 minggu
c.Jumlah anak remaja(umur 13-18) yang
tinggal di rumah __ __ 15.Apakah ada anggota keluarga yang menerima pangan dari
d.Jumlah anak (umur 1-12) yang beberapa nama di bawah inisebelum terjadi bencana?
tinggal di rumah __ __ a.Pemerintah
e.Orang lain yang tinggal pada alamat b.Agen PBB
sebelum bencana __ __ c.Gereja atau agen gereja
f.Jumlah orang yang tinggal pada alamat d.sekolah
sebelum bencana __ __ e.Organisasi amal
f.Lain-lain
2.Korban (tulis dalam jumlah yang sesuai)
a.Jumlah yang cedera ringan BARANG-BARANG KELUARGA
(bantuan pertama yang diperlukan) __ 16.Mengingat banyaknya orang yang memerlukan bantuan, apakah
b.Jumlah patah tulang atau yang keluarga memerlukan hal-hal berikut ini?
di periksa dokter (tidak dirawat) __ Jenis barang Jumlah
c.Jumlah yang dirawat __ a.Selimut ______
d.jumlah meninggal __ b.Tempat tidur ______
3.Apakah semua yang selamat sudah diberi c.Tas plastik ______
tempat?Ya__Tidak__ d.Lampu senter/suluh ______
e.kotak-kotak penyimpan ______
4.Jika tidak berapa banyak yang hilang?____
f.Pakaian untuk laki-laki dewasa ______
g.Pakaian untuk wanita dewasa ______
AIR
h.Pakaian untuk remaja ______
5.Sebelum terjadi bencana, dari mana rumah tangga tersebut i.Pakaian untuk anak-anak ______
mendapat air minum?
a.Pipa air yang menuju rumah BAHAN BAKAR
b.sumur 17.Jenis bahan bakar untuk masak dan rumah seperti apakah yang
c.kran air umum Anda gunakan sebelum bencana?
d.sumur umum a.Gas yang dialirkan lewat pipa gas
e.sungai b.Gas dalam tabung
f.danau/air cadangan c.Minyak tanah
g.lain-lain d.Kayu bakar
6.Dimana Anda mendapatkan air sekarang ini? e.Yang lain
a.Tempat yang sama yang disebut di atas___ 18.Jika (a) atau (b), apakah ada kebocoran gas sekarang
b.Truk tangki yang disediakan ole ___ ini?Ya___Tidak___
c.Tangki air sementara
19.Jika (a) apakah jasa pelayanan gas sudah memperbaiki pipa gas
yang disediakan oleh ___
Anda?Ya___Tidak___
d.Yang lain ___
7.Apakah air ini tidak bersih?ya__tidak__ SANITASI
8.Apakah suplai air berfungsi sekarang ini? 20.Jenis fasilitas sanitasi apakah yang Anda punyai sebelum terjadi
a.Ya, secara penuh gempa?
b.Kadang-kadang a.Toilet siram di rumah
c.Tidak sama sekali b.WC umum dalam satu bangunan
9.Jika harus membayar untuk air emergensi, berapa yang akan c.Akses ke toilet umum
Anda bayar dan kepada siapa? d.Kakus ember
a.Jumlah___ per___(liter/galon) e.Kakus berlubang
b.Dibayarkan kepada________________ f.Lain-lain_____________
g.Tidak ada sama sekali
10.Sejak terjadi bencana, apakah ada anggota keluarga yang
mengalami/menderita 21.Jika (a) atau (b) apakah toiletnya berfungsi sekarang ini?
a.diare yang akut Ya___Tidak___
b.muntah-muntah
KEBUTUHAN TEMPAT PERLINDUNGAN
PANGAN 22.Apakah keluarga memerlukan bantuan untuk hal-hal berikut
ini?
11.Apakah keluarga dapat memenuhi pangan dari a.Tempat perlindungan sementara
rumah?Ya__Tidak__ b.Materi/kebutuhan bangunan untuk tempat perlindungan
12.Jika ya, berapa lama akan berlangsung? c.Materi/kebutuhan untuk perbaikan rumah
a.1-2 hari
b.3-7 hari
c.lebih dari satu minggu

99
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

BAB 11
Tanggapan PBB terhadap bencana

Elemen-elemen dan tindakan-tindakan utama dalam


menanggapi bencana yang bersifat mendadak
Mayoritas terbesar dari emergensi internasional dan bantuan paska bencana
didanai oleh sumbangan-sumbangan khusus kepada badan-badan PBB, atau
dikirim secara bilateral atau lewat LSM-LSM. Tindakan oleh UNDRO, rep-
resentative/resident coordinator dan UN-DMT sangatlah penting : pertukaran
dan menejemen informasi, koordinasi, persiapan himbauan, dan mobilisasi
sumber daya.Tingkat keterlibatan representative/resident coordinator dan
UN-DMT dalam aktivitas-aktivitas ini, dan dalam penyediaan bantuan
operasional secara langsung kepada pemerintah, akan tergantung pada pihak
yang berwenang dari negara yang bersangkutan, dan pada sumber daya
yang dapat dimobilisir.
Hal yang disebut di atas berlaku dalam situasi emergensi yang memerlukan
tindakan oleh sejumlah badan/organisasi PBB ( kemungkinan termasuk
UNDP ) dan, karena itu, membutuhkan koordinasi oleh Resident Coordina-
tor dan UNDRO. Dalam situasi-situasi yang masuk secara menyeluruh
kedalam mandat dari satu bagian khusus sistim PBB ( misalnya, epidemia
atau serangan hama tanaman pangan ), tanggung jawab utama terletak pada
badan yang tepat (misalnya WHO, FAO ) meskipun Tim Manajemen
Bencana PBB setingkat negara bisa, jika diperlukan, memainkan peran dalam
mendukung badan itu. (Pelayanan penyebaran informasi dari UNDRO bisa
juga disediakan untuk kantor badan PBB di negara yang bersangkutan.)
Berikut adalah daftar tindakan-tindakan utama yang harus dilakukan oleh
representative/resident coordinator dan UN-DMT segera, sebelum, dan
selama terjadinya satu bencana.

Tindakan-tindakan yang harus dilakukan pada saat menerima


peringatan akan adanya bencana
Saat menerima peringatan dari satu ancaman bahaya yang akan segera
terjadi:
Menghubungi dan bertukar informasi dengan UNDRO : perlu
meriview tindakan-tindakan pencegahan.
Menghubungi otoritas pemerintah yang terkait; meyakinkan kesiapan
UNDRO dan UN-DMT untuk membantu, jika diperlukan.
Mengadakan rapat dengan UN-DMT, mereview pangaturan-
pengaturan persiapan

Tindakan-tindakan yang harus dilakukan setelah terjadinya satu


bencana
Tindakan yang bersifat segera dalam semua kasus :
Menjamin keamanan dari semua personil PBB : menjalankan rencana
keamanan, jika perlu.
Bab ini diringkas dari UNDP/UNDRO yang berjudul Manual Manajemen Bencana, Bab 4
1

100
BAB 11
3

BAGIAN
Tanggapan PBB
terhadap bencana

Menjamin telekomunikasi yang dapat diandalkan antara


kantor di lapangan dan Genewa, New York dan daerah-
daerah yang terkena bencana.
Menghubungi dan bertukar informasi dengan UNDRO :
mengirim pesan untuk waspada dan kemudian kunjungan
lapangan secara rutin, dan selalu menjaga hubungan telpon,
jika mungkin.
Menghubungi otoritas manajemen emergensi pemerintah:
mencari informasi, menawarkan bantuan PBB dan
mempertegas kembali kemampuan dari berbagai badan;
memastikan pengaturan hubungan dan kerjasama yang sedang
berlangsung.
Menetapkan apakah Pemerintah memerlukan bantuan
internasional dan mendorong UNDRO untuk mengirim himbauan
internasional. Pertimbangkan keperluan-keperluan untuk :
SAR, bantuan ahli yang lain
Bantuan pemulihan
Mengadakan rapat dengan UN-DMT : mereview informasi apapun
yang tersedia; menegaskan/membatasi tanggung jawab di dalam tim;
mengatur rapat penindak lanjutan dan tukar-menukar informasi
Mengumpulkan dan menyatukan informasi; berpartisipasi didalam
kunjungan-kunjungan peninjauan awal ke daerah-daerah yang terkena
bencana. Memobilisir dan menyediakan bantuan teknis terhadap proses
penilaian.
Jika bantuan emergensi internasional diperlukan :
1. Tindakan dan kebutuhan segera
Tentukan, untuk keperluan sementara, fungsi-fungsi khusus yang harus
dilakukan oleh PBB pada tingkat negara dari sisi kapasitas dan situasi
khusus pemerintah.
Definisikan setiap kebutuhan tim SAR atau bantuan ahli lain;
informasikan dan konsultasikan dengan UNDRO segera.
Konsultasikan dengan UNDRO menyangkut kemungkinan penugasan
satu atau lebih delegasi-delegasi UNDRO.
Pastikan satu rapat awal, pertemuan koordinasi dengan berbagai pihak
untuk mengkoordinir tanggapan-tanggapan yang segera dan
pengaturan-pengaturan pengkajian.
Lakukanlah sistim dan pengaturan organisasi seperlunya di kantor
lapangan; sebarkan kembali staf, batasilah prioritas kerjanya, dan
pastikan tersedianya peralatan kantor dan dukungan administrasi dan
tukang tulis untuk para staf yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas
emergensi.
Masukkan sistim informasi ke dalam operasi untuk mencatat dan
melacak kebutuhan dan sumbangan dari bantuan internasional.
Pertimbangkan dan, dimana memadai, buatlah rekomendasi untuk
penyediaan bantuan-bantuan emergensi oleh UNDRO dan UNDP,
dan/atau pengiriman cadangan UNDRO dari Pisa.
2. Tindakan lebih lanjut selama hari-hari permulaan operasi-operasi bantuan
emergensi :
Menjaga hubungan dekat dan tukar-menukar informasi dengan
Pemerintah dan pihak-pihak yang berkepentingan ( donor, LSM-LSM);
berpartisipasi dan mendukung mekanisme koordinasi dalam negara.

101
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Mengadakan dialog dan pertukaran informasi berkala dengan


UNDRO ( lewat perwakilan lapangan dan melalui telpon ).
Bantulah mendefinisikan kebutuhan untuk bantuan internasional:
- Berpartisipasi dalam seluruh penilaian
- Membuat penilaian yang bebas tentang prioritas kebutuhan untuk
bantuan emergensi internasional
- Membantu dalam formulasi dan penyaringan permohonan bantuan
Kembangkan program bantuan yang disetujui bersama dan Permintaan
Bantuan Bersama PBB ( UN Consolidated Appeals ) termasuk pro-
posal dan permohonan dari semua badan PBB.
Sebarkan informasi tentang kebutuhan untuk bantuan internasional
kepada perwakilan-perwakilan donor dan LSM setempat, dan bantulah
memobilisir sumber daya untuk menutup kebutuhan yang tidak dapat
dipenuhi.
Bantulah memonitor operasi bantuan, dan sediakan bantuan operasional,
di mana diperlukan.
Mengatur relasi dengan media berita, dan penerimaan dan pelayanan
bagi tim yang melakukan kunjungan.
Melakukan review ( pemeriksaan yang seksama ) dari bantuan PBB
bagi operasi emergensi ketika hal itu sudah akan berakhir.
Jika ada komplikasi politik atau kebutuhan kemanusiaan yang tidak bisa
dipenuhi, berilah saran kepada Sekretaris Jendral lewat kantor Koordinator
Bantuan Emergensi ( lihat apendik 1 )
Fungsi-fungsi bantuan tambahan ( secara rutin ) tergantung pada
kebutuhan dan kapasitas pemerintah :
Mengadakan rapat dan menyediakan pelayanan kesekretariatan
terhadap rapat-rapat koordinasi berbasis luas.
Menyediakan dukungan operasional terhadap sistim menejemen
informasi, logistik, atau komunikasi.
Bantuan terhadap rehabilitasi dan rekonstruksi :
Membantu merencanakan dan mengenalkan bantuan terhadap
rehabilitasi dan rekonstruksi dalam fase-fase dari saat yang paling
awal.
Bantuan terhadap populasi didaerah-daerah konflik :
Saat ini PBB mempunyai peran yang kecil untuk penanganan daerah-
daerah konflik yang bergolak untuk orang-orang yang memerlukan yang
terjebak dalam konflik. Peran ini terutama sekali berada pada ICRC dan
LSM-LSM tertentu. (lihat juga apendik 1).
Pertukaran informasi sitrep dengan UNDRO
Bagian ini menggambarkan tanggung jawab dari residen koordinator/
perwakilan sesuai dengan laporan kepada UNDRO, dan memberikan
petunjuk-petunjuk untuk persiapan dari laporan situasi lapangan yang
diperlukan. Bagian ini juga menggambarkan sistim laporan UNDRO
(penyebaran informasi ) dalam konteks aliran informasi internasional.

102
BAB 11
3

BAGIAN
Tanggapan PBB
terhadap bencana

Menghubungi UNDRO, Genewa


UNDRO melakukan sistim kerja 24 jam, 365 hari setahun. Untuk menghubungi:
Telepon (4122)-7332010) (Sambungan langsung digunakan pada saat
emergensi: di luar jam kantor telepon diterima
oleh jasa mesin jawab yang meneruskan
pesan ke petugas UNDRO yang kemudian
menelpon kembali)
atau (4122)-7346011) (Panel Kantor PBB Genewa:
mintalah petugas UNDRO)

Telex 414242 DRO CH

Fax (4122)7335623
E-mail UNX008 Gunakan E-mail UNDP.
(Pesan akan dikirim ke UNDRO lewat UNIENET)

Pesan berjaga-jaga dan sitrep lapangan


Guna memastikan tanggapan internasional yang terkoodinir, memadai, dan
tepat waktu, penting bahwa resident coordinator melaporkan secara cepat
kepada UNDRO setiap kejadian bencana, dengan satu penilaian awal dari
kerusakan dan kebutuhan, meskipun masih bersifat sementara. Hal ini
kemudian harus ditindak lanjuti dengan pelaporan yang sistimatis dan reguler
dari rincian yang semakin meningkat.
Kirimkan pesan berjaga-jaga kepada UNDRO segera setelah informasi
kejadian satu bencana diterima, atau satu kejadian di daerah terpencil
dikonfirmasikan. Hal ini berfungsi untuk memberi tahu UNDRO bahwa
sesuatu telah terjadi dan bahwa kantor lapangan sedang menindak lanjuti.
Jangan menunda selagi menunggu untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Kirimlah laporan situasi lapangan yang pertama secepat mungkin, dan
dalam setiap kasus tidak lebih dai 24 jam setelah terjadinya bencana. Kirimkan
informasi apa saja yang ada yang relevan : jangan menunda hanya kerena
informasi tertentu tidak ada. Kirimkan informasi ketika informasi itu sudah
tersedia, dengan mengindikasikan informasi tambahan apa yang diantisipasi
dan susunan-susunan apa yang harus dibuat untuk mendapatkan lebih banyak
informasi.
Kirimlah laporan situasi lapangan secara berkala, paling tidak setiap hari
selama periode emergensi awal ( lazimnya 10-20 hari ) dan sampai frekuensi
yang berkurang disetujui dengan UNDRO.Selalu ikuti format dasar tetapi,
jika perlu, gunakan sub-judul dari bagian-bagian individual tergantung
kebutuhan dari situasi khusus.
Kirimkan laporan situasi lewat fax ( atau Email )jika mungkin. Hal ini
bisa memberikan maanfaat penuh dari fasilitas word processing dalam
menyiapkan dan meng-update laporan-laporan.
Libatkan UN-DMT dalam persiapan laporan situasi untuk membantu
memastikan pelaporan yang komprehensif dan sistim presentasi PBB yang
disatukan dengan Pemerintah dan komunitas internasional. Focal Point untuk
masalah bencana UNDP harus bertanggung jawab terhadap pengumpulan
informasi dari berbagai agen dan menyiapkan draft pertama. Menyusun
salinan dari sitrep lapangan untuk dikirim dengan segera kepada markas
besar badan-badan PBB yang paling berkepentingan secara langsung.

103
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

( biasanya anggota inti dari UN-DMT adalah ).


Untuk petunjuk rinci
Judul utama untuk laporan situasi lapangan
bagi format laporan
1. Situasi umum
situasi lapangan lihat
2. Tanggapan nasional
manual Manajemen
3. Tanggapan internasional tingkat negara
Bencana UNDP/
4. Persyaratan untuk bantuan internasional
UNDRO bab 4, appendix
4a.
5. Saluran penggiriman bantuan internasional
6. Jaminan dan sumbangan internasional
Gambar 11.1 7. Informasi lain
Laporan situasi dan arus
informasi internasional

TINGKAT INTERNASIONAL
Misi pemerintah Pemerintah UNDRO Agen Markas
di New York dan donor markas besar Media berita
Jenewa Jenewa internasional
besar PBB LSM

TINGKAT NASIONAL

Pemerintah kedutaan Kantor


Koodinator Negara
Nasional donor
Residen LSM
wartawan
dalam
negara
DMT-PBB

Agen perwakilan
pemerintah agen PBB lapangan
LSM

LEGENDA
laporan situasi UNDRO
laporan situasi lapangan
jalur informasi formal dan informal

Pentingnya koordinasi dan informasi


Koordinasi bahkan lebih penting di dalam operasi-operasi bantuan emergensi
dibanding dengan pekerjaan pembangunan : kehidupan mungkin berada dalam
keadaan kritis, logistik dan sumber daya nampaknya terbatas, dan keputusan-
keputusan harus dibuat secara cepat.Ada banyak kemungkinan bagi
terjadinya penduplikasian usaha-usaha, pemborosan sumber daya, dan
kesenjangan-kesenjangan dalam pemberian bantuan sektoral maupun
geografis.
Tepat, informasi yang dapat diandalkan adalah penting bagi perencanaan
dan pelaksanaan emergensi dan operasi-operasi bantuan paska bencana,
dan bagi mobilisasi sumber daya nasional dan internasional. Penyebaran
informasi yang relevan secara reguler adalah satu prasyarat untuk koordinasi
dan kerjasama yang efektif pada tingkat lokal dan nasional- antara sektor-
sektor dan antara pemerintah, badan-badan operasional, dan para donor.

104
CHAPTER 11
3

BAGIAN
Tanggapan PBB
terhadap bencana

Poin-poin tindakan yang penting dalam koordinasi dan manajemen informasi


o Jagalah hubungan langsung dengan focal point pemerintah, departemen-departemen operasional,
donor, dan LSM-LSM.
o Mereview dalam UN-DMT dan mendiskusikan dengan titik fokus pemerintah apakah bantuan
dari resident coordinator atau UN-DMT diperlukan dalam :
Penyusunan dan analisa informasi dan penyiapan laporan-laporan tentang kebutuhan untuk
penggunaan bantuan internasional
Penetapan dan pengoperasian sistim-sistim manajemen informasi yang lebih komprehensif dalam
mendukung instansi-instansi pemerintah yang bertanggung jawab
Mengumpulkan informasi dan mengadakan rapat-rapat koordinasi yang melibatkan badan-badan
pemerintah, donor, LSM-LSM, dan instansi-instansi serta lembaga-lembaga pemerintah.
o Memastikan pengadaan rapat-rapat koordinasi dengan berbagai pihak secara reguler ( mungkin
mingguan); mendorong diskusi yang konstruktif; mengusahakan konsensus mengenai tindakan-
tindakan oleh semua pihak yang perduli; menyediakan pelayanan kesekretariatan, jika diperlukan.
o Mengkhususkan fungsi-fungsi manajemen informasi agar bisa dipenuhi oleh resident coordinator
dan UN-DMT, dan sumber daya yang diperlukan ( staf, perlengkapan, ruangan kantor, budget ).
o Mengawali sistim-sistim informasi yang diperlukan dan pelayanan-pelayanan dengan menggunakan
fasilitas-fasilitas staf yang ada; memberitahukan UNDRO, biro regional, dan perwakilan donor
setempat akan keperluan-keperluan untuk dikembangkan dan dilanjutkan.
o Mendirikan unit bantuan koordinasi dan informasi emergensi, di mana diperlukan, sebagai usaha
bersama UN-DMT; mendorong semua anggota UN-DMT sampai pada staf pembantu, bekerja
sama dalam memobilisasi sumber daya lain yang diperlukan, dan penggunaan fasilitas.
o Menyebarkan informasi secara tetap kepada semua departemen pemerintah yang peduli, donor
dan LSM; kirim lewat faks kepada UNDRO.
o Mendorong semua pihak untuk konsisten dalam menggunakan kriteria, ukuran, dan terminologi
yang telah disepakati, dan untuk mengharmoniskan periode-periode pelaporan pada tingkat yang
sesuai.
o Membantu mengarahkan perhatian LSM ke daerah-dearah dan aktivitas-aktivitas di mana mereka
paling dapat menderita bencana ( tidak perlu harus daerah-daerah yang paling parah terpengaruh).

Q. Dalam posisi Anda bekerja pada satu badan PBB, apa yang akan
anda lakukan pada saat kemungkinan bahaya yang paling dahsyat
menyerang negara anda terkait dengan yang berikut ini :

A.
Mengetahui satu peringatan akan bahaya yang akan segera terjadi ?
_______________________________________________________
__________________________________________________________
Apakah anda akan berada di UN-DMT?
_________________________________________________________
________________________________________________________
Apakah Anda mengetahui rencana keamanan personil PBB ? Apa yang
________________________________________________________
akan Anda lakukan?
________________________________________________________
_________________________________________________________
Sumbangan apakah yang anda berikan dari sitreps lapangan ke UNDRO ?
_______________________________________________________
________________________________________________________
Apa peran Anda dalam satu penilaian ? Menyangkut sektor yang mana ?
_________________________________________________________
________________________________________________________

105
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

BAB 12
Rehabilitasi dan rekonstruksi
Dampak bencana Rehabilitasi dan rekonstruksi terdiri sebagian besar dari fase
Fase pengurangan resiko pra-bencana pemulihan bencana. Periode yang mengikuti fase emergensi
ini memfokuskan pada aktivitas-aktivitas yang
Kesiapan
Kesiapan
memungkinkan para korban untuk bisa memulai lagi
kehidupan yang dapat berjalan secara normal dan sarana-
sarana kehidupan. Hal ini juga mencakup pembangunan
kembali infrastruktur, pelayanan-pelayanan dan ekonomi
dalam cara yang cocok dengan kebutuhan jangka panjang
Bantuan dan tujuan-tujuan pembangunan yang terbatas. Kalau tidak,
setelah terjadi beberapa bencana, mungkin akan ada
kebutuhan untuk melanjutkan bantuan kemanusiaan untuk
Mitigasi kelompok-kelompok yang rentan yang sudah diseleksi.
Rekonstruksi
Bab ini memberikan petunjuk singkat menyangkut
bantuan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi setelah terjadi
Rehabilitasi bencana. Meskipun disajikan disini sebagai bab yang
terpisah, rehabilitasi dan rekonstruksi harus, sebenarnya,
Fase pemulihan pasca bencana direncanakan apakah untuk waktu yang sama sebagai
bantuan, atau bertahap selama operasi-operasi bantuan.
Rehabilitasi
Penting bagi beberapa instansi untuk membedakan antara rehabilitasi dan
rekonstruksi. Secara spesifik, rehabilitasi adalah tindakan-tindakan yang
dilakukan setelah terjadi satu bencana untuk memungkinkan pelayanan-
pelayanan dasar guna memungsikan kembali, membantu para korban dengan
usaha mandiri mereka untuk memperbaiki tempat tinggal dan fasilitas-fasilitas
komunitas, dan memberikan fasilitas terhadap bangkitnya kembali aktivitas-
aktivitas ekonomi ( termasuk pertanian ).
Rehabilitasi memfokuskan pada memungkinkan kembali populasi yang
terkena dampak bencana ( keluarga dan komunitas lokal ) untuk kembali
memulai kembali pola-pola hidup ( pra-bencana ) yang kurang-lebih normal.
Hal ini mungkin dianggap sebagai fase transisi antara ( I) bantuan segera
dan ( II ) bantuan lebih besar, rekonstruksi jangka panjang dan upaya akan
pembangunan yang berkelanjutan.
Rekonstruksi
Rekonstruksi adalah konstruksi permanen atau penggantian bangunan-
bangunan fisik yang rusak parah, pembangunan kembali secara total dari
semua pelayanan-pelayanan dan infrastruktur lokal, dan penguatan ekonomi.
( termasuk pertanian ). Rekonstruksi harus secara penuh dipadukan kedalam
rencana pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan, dengan
memperhatikan resiko-resiko bencana di masa mendatang. Rekonstruksi
harus juga mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan untuk mengurangi
resiko-resiko tersebut lewat penggabungan tindakan-tindakan mitigasi yang
memadai. Bangunan yang rusak dan pelayanan-pelayanan tidak harus
dibangun kembali seperti bentuk sebelumnya atau di lokasi sebelumnya.
Rekonstruksi bisa termasuk penggantian pengaturan-pengaturan sementara
yang dibuat sebagai bagian dari tanggapan darurat atau rehabilitasi.

106
BAB 12
3

BAGIAN
Rehabilitasi dan
rekonstruksi

Namun dalam kondisi konflik, rehabilitasi dan rekonstruksi bisa saja tidak
mungkin dilaksanakan. Untuk alasan keamanan dan keselamatan, aktivitas-
aktivitas dalam rehabilitasi dan rekonstruksi mungkin bisa menunggu sampai
perdamaian memungkinkan itu semua.
Peluang dan prioritas dalam rehabilitasi dan rekonstruksi1
Bencana terjadi karena masyarakat rentan terhadap dampak dari bahaya .
Oleh karena itu, rekonstruksi dan rehabilitasi tidak harus dilihat sebagai satu
proses dari semata-mata membangun kembali apa yang pernah ada
sebelumnya. Kebutuhan itu agak cenderung untuk membangun strategi-
strategi dan cara-cara untuk menyusun kembali pelayanan dan merenovasi
atau mengganti bangunan-bangunan penting sehingga kerentanan bisa
dikurangi. Strategi strategi ini harus mencakup kebijakan-kebijakan
pembangunan jangka panjang dan rencana-rencana yang mempertimbangkan
situasi sekarang termasuk setiap perubahan dasar sebagai akibat dari
bencana.
Sebenarnya bencana bisa menciptakan peluang-peluang baru bagi
pembangunan dengan mengubah lingkungan dan titik awal, baik yang
menyangkut bangunan-bangunan fisik dan/atau perilaku-perilaku dan pola-
pola sosial. Hal ini tentu saja akan bisa meningkatkan kesadaran akan resiko-
resiko bencana, karena pada saat itu baik populasi lokal dan otoritas nasional
khususnya cenderung mau menerima terhadap usulan-usulan untuk
pengurangan resiko dan tindakan kesiapan. Peluang-peluang seperti itu harus
dihargai dan dimasukkan dalam perencanaan program-program rehabilitasi
dan rekonstruksi, dan juga dalam perumusan program-program pembangunan
jangka panjang yang baru.
Bantuan terhadap rehabilitasi dan rekonstruksi oleh karena itu harus
direncanakan atas dasar penilaian secara menyeluruh dan penghargaan
terhadap isu-isu sosial dan teknologi yang terkait. Sementara perencanaan
bantuan seperti itu tidak dapat terlalu diburu-buru, perencanaan harus
dituntaskan secepat mungkin. Ada dua alasan untuk ini :
Tindakan-tindakan rekonstruksi dan rehabilitasi tertentu, jika diorganisir
secara cukup cepat, dapat mempersingkat waktu terhadap bantuan
pemulihan emergensi mana yang diperlukan dan mengeliminir
kebutuhan untuk berinvestasi sumber daya dalam tindakan-tindakan
yang bersifat sementara.
Jendela peluang mungkin tidak mencukupi untuk penggabungan
tindakan tindakan pengurangan resiko dalam rekonstruksi ( rumah,
sebagai contoh ) atau untuk inisiatif-inisiatif pembangunan baru.
(khususnya aspek-aspek sosial )
Faktor-faktor musiman harus dipertimbangkan dan bisa menentukan
jadwal rekonstruksi yang dibutuhkan, sebagai contoh, penggantian tempat
berlindung atau rehabilitasi dari sistim irigasi pada waktu panen yang akan
datang.
1
Sisa dari bab ini diambil dari Manual Manajemen Bencana UNDP/UNDRO
2
Frederick C. Cunry disarikan oleh Ian Davis dalam Bencana dan tempat hunian kecil, kemajuan
dalam dekade lalu dan isu-isu penting untukIDNDR,position paper online, September 1990.

107
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Tujuan Rekonstruksi dan Rehabilitasi adalah untuk mendorong dan


membantu pemulihan bantuan selama fase paska bencana. Tujuan itu harus
direncanakan dan dilaksanakan dengan pemahaman seperti itu dalam pikiran.
Pelayanan dan bangunan vital yang rusak harus diperbaiki atau diganti,
sebagaimana hal ini bisa melindungi dari resiko-resiko di masa mendatang.
Pada waktu yang sama, dan tidak kalah pentingnya, harus ditemukan cara-
cara untuk membantu orang-orang pulih kembali, khususnya mereka yang
mempunyai sumber daya paling sedikit.
Seperti telah dicatat sebelumnya, mayoritas orang yang tertimpa bencana
adalah mereka yang miskin. Bagi kaum miskin, bencana merepresentasikan
hilangnya harta benda, pekerjaan, dan peluang ekonomi. Dalam istilah yang
nyata hal itu merepresentasikan kemunduran ekonomi yang luar biasa. Oleh
karena itu, bantuan rekonstruksi seharusnya dirancang untuk :
menghilangkan batasan-batasan ekonomi dan mengurangi biaya
rekonstruksi
suntikan modal ke dalam komunitas
menciptakan peluang kerja
mendukung dan menguatkan usaha-usaha ekonomi yang ada2
Perencanaan yang imaginatif dan tepat waktu oleh karena itu diperlukan
untuk menyambung rehabilitasi dan rekonstruksi dengan tindakan-tindakan
pemulihan jangka pendek, dan untuk membuat penggunaan yang paling
efektif dari sumber daya finansial, materi, dan bantuan teknis dari luar untuk
mencapai hasil-hasil pembangunan sekaligus memuaskan kebutuhan
kemanusiaan.

Bahaya perencanaan dan pelaksanaan rekonstruksi yang terburu-buru

Program-program pasca bencana, bahkan program-program rekonstruksi,


sering kali direncanakan dan dilaksanakan secara terburu-buru.
Ketergesaan itu terjadi karena para perencana rekonstruksi mempunyai
persepsi akan perlunya mengembalikan masyarakat itu ke dalam keadaan
normal secepat mungkin atau karena batasan-batasan waktu terhadap
pendanaan lembaga donor. Dengan demikian perencanaan yang hati-hati
dan perlunya keterlibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan
sering kali diabaikan. Tanpa perencanaan seperti itu, program-program ini
bisa melanggar upaya-upaya pembangunan jangka panjang atau menunda
pelaksanaannya. Program-program rekonstruksi yang direncanakan secara
tidak tepat dan semata-mata hanya untuk mengembalikan masyarakat
kepada status quo bisa memberikan masyarakat itu kerentanan yang sama
terhadap bencana yang akan datang, sekalipun menciptakan perasaan
puas dengan diri sendiri karena kelihatannya sesuatu telah dikerjakan.

Dari Pembangunan dan Bencana-kajian dalam pembangunan institusi yang


disiapkan oleh INTERTECT untuk UNDP, April 1990.

108
BAB 12
3

BAGIAN
Rehabilitasi dan
rekonstruksi

Samudera Pasifik

Badai Zenon : Sebuah study kasus3


Berikut ini adalah studi kasus fiktif. Meskipun demikian, hal ini disusun dari
kejadian-kejadian sebagaimana hal itu sering terjadi dan diperlihatkan disini
bagaimana setiap bagian dari sistim bencana bekerja atau tidak berfungsi.
Semua kejadian dan tindakan dari badan-badan didasarkan pada kejadian-
kejadian aktual.
Bencana badai telah dipilih untuk latihan ini karena badai memungkinkan
kita untuk melihat tidak hanya pada tindakan-tindakan pasca bencana, tetapi
juga pada aktivitas-aktivitas yang terjadi sebelum satu bencana ketika ada
satu masa peringatan. Walaupun setiap bencana bersifat unik, skenario berikut
adalah berkenaan dengan semua bencana alam yang bersifat mendadak
yang umum. Meskipun didasarkan pada kejadian-kejadian yang nyata, contoh-
contoh disini dimaksudkan untuk tujuan-tujuan pendidikan saja dan tidak
merefleksikan pada kemampuan atau kapasitas dari badan ataupun indi-
vidual manapun.
Tugas Anda adalah membaca laporan berikut dan menganalisa setiap
tindakan manajemen yang menyangkut kelayakannya. Yaitu, apakah tindakan
manajemen itu satu contoh penilaian yang baik atau buruk, apakah itu
keputusan yang benar atau salah, satu perencanaan yang baik atau buruk,
apakah tindakan yang layak dilakukan terhadap informasi yang ada atau
adakah kesalahan yang ceroboh ? Anda dianjurkan untuk mencatat pada
kolom dipinggir mengenai analisa Anda terhadap tindakan-tindakan
manajemen ini. Mungkin Anda bisa melingkari kalimat dalam bacaan ini dari
mana analisa Anda berasal.

Study kasus ini diambil dari Pembangunan dan Bencana oleh C. Cuny, Oxford Universitas
3

Press, New York, 1983

109
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Profil
Republik Zenon adalah satu negara kecil, berpenduduk padat yang terletak
di pantai dari satu daratan yang luas di daerah Tropis. Daratan itu menjorok
keluar kedalam teluk yang dangkal, dan garis pantai yang membentuk 60 %
dari garis batasnya. Desa-desa nelayan yang terisolasi menandai pantai,
akan tetapi sebagian besar dataran pantainya dihuni oleh para petani kecil
yang menggarap sawah padi subsisten. Sisa dari daerah pedesaan itu adalah
daerah bergunung, dan di daerah ini petani dalam jumlah kecil mencari nafkah
dari lereng-lereng bukit yang sudah terkikis digunduli selama bertahun-tahun
oleh tindakan penggundulan hutan.
Kemiskinan dari daerah gunung itu telah mendorong beribu-ribu keluarga
menuju ke kota, yang terletak di sebelah selatan pantai dari negara itu. Banyak
keluarga hidup di gubuk-gubuk kota yang jorok yang tersebar diseluruh kota,
dan banyak yang baru saja dipindahkan ke Port Sound, kota baru yang
kotroversial yang dibangun di atas daerah rawa-rawa beberapa kilometer
dari ibu kota. Port Sound, yang digembar-gemborkan oleh Pemerintah sebagai
model komunitas dan yang dikritik oleh kaum oposisi sebagai daerah kumuh
yang instant, adalah kurang dari satu meter di atas tingkat air pasang.
Kronologi kejadian badai Republik Zenon
Agustus 27
Kapal-kapal yang melewati pusat daerah tropis melaporkan penurunan
yang cepat pada tekanan barometrik terhadap stasiun cuaca terdekat.
Stasiun-stasiun cuaca meneruskan informasi ini ke Jaringan Pelacakan
Badai Internasional ( IHTN ), yang segera mengecek informasi ini dari
tekanan tropis dan memberitahukan ke negara-negara sekitarnya.
Agustus 28
Pengawasan satelit dan monitoring pesawat udara
mengindikasikan bahwa tekanan itu telah berubah
menjadi badai.
Di Zenon, pimpinan pelayanan peramal cuaca mengikuti
prosedur dan memberi tahukan direktur dari Panitia
Kesiapan Emergensi (PKE ). Peramal juga meriview perbedaan antara
pengawasan badai (peringatan tingkat pertama diberikan 48 jam sebelum
badai diduga menyerang ) dan peringatan akan adanya badai ( diumumkan
ketika badai hanya 24 jam lagi akan menyerang ). Direktur PKE memberi
tahukan beberapa pejabat pemerintah dan menganjurkan supaya dilakukan
tindakan-tindakan awal kalau saja badai terus berkembang. Satu jam
kemudian, sinopsis dari badai itu disiarkan keseluruh sistim jaringan radio
nasional.
Kalayak umum hanya sedikit menghiraukan pemberitahuan akan adanya
badai ini, yang pada waktu itu badai masih berada pada jarak lebih dari 1200
km jauhnya.
Agustus 29
Photo-photo satelit dan penerbangan pengintaian melewati badai menunjukan
bahwa sekarang ini merupakan badai dengan kekuatan penuh. JPBI memberi
tanda kepada pemerintah-pemerintah dari negara-negara di daerah tersebut
dan berbagai organisasi internasional.

110
BAB 12
3

BAGIAN
Rehabilitasi dan
rekonstruksi

Pada jam 2.00 dini hari , direktur PKE mengadakan rapat pada jam 7.00
pagi untuk memberi tahukan informasi terbaru mengenai badai itu dan arah
badai itu.
Kemudian rapat tersebut hanya dihadiri oleh tujuh anggota dari dua belas
anggota. Peramal cuaca mengulang pemberitahuan singkatnya. Panitia
menanyakan peramal untuk memprediksi jalur badai, akan tetapi permintaan
itu ditolak. Salah satu dari anggota panitia memasuki ruangan lain dan menelpon
Jaringan Pelacakan Badai Internasional. Ia diberi pemberi- tahuan yang lebih
terinci dan satu deskripsi dari jalur badai yang dituju. Orang yang memberi
briefing pada JPBI menambahkah bahwa menurut estimasi dia sendiri badai
itu tidak akan menyerang Zenon karena badai itu sekarang bergerak pada
satu arah menuju ke utara dari negara itu. Anggota panitia itu kembali dan
mengatakan kepada panitia apa yang sudah ia ketahui. Panitia memutuskan
untuk tidak mengeluarkan satu pernyataan karena hal ini akan membahayakan
khalayak umum.
Ditempat lain, rapat bulanan dari Asosiasi Agen-Agen Kemanusiaan di Zenon
( AAKZ ) sedang dilangsungkan. Pada akhir rapat, salah satu anggota
bertanya rencana apa yang akan dilakukan untuk menghadapi bencana itu.
Pimpinan menjawab, Zenon tidak mempunyai badai
Agustus 30
Badai menguat dan mulai bergerak ke arah barat. Radio memberi laporan
setiap jamnya mengenai posisi badai dan mencatat bahwa badai telah berubah
arah dan sekarang sedang bergerak kearah utara pantai timur Zenon.
Pada pukul 11.00 siang, diadakan rapat PKE yang lain. Pelayanan cuaca
telah mengindikasikan bahwa ia akan mengeluarkan satu pantauan badai
siang itu jika badai tidak berubah arah. Panitia mulai membuat rencana-
rencana operasi. Hal pertama adalah menemukan bangunan yang kuat
dengan komunikasi yang bagus untuk digunakan sebagai pusat operasi
emergensi.
Selama siang hari itu, rapat-rapat diadakan di berbagai tingkat kementrian
pemerintahan untuk menghadapi badai itu. Perlindungan terhadap peralatan
yang penting untuk operasi dari masing-masing kementrian diberi prioritas
tinggi. Materi-materi bangunan dan karung-karung pasir diminta untuk
disediakan dari departemen pekerjaan umum untuk melindungi instalasi-
instalasi di daerah yang rendah dan daerah-daerah yang terbuka, akan tetapi
persediaan yang ada segera saja habis. Tindakan-tindakan pencegahan
disepanjang pantai benar-benar agak banyak; hanya perhatian kecil saja
yang diberikan pada daerah-daerah yang lebih kedalam.
Palang Merah Zenon mereview rencananya untuk menangani bencana itu.
Rencana itu memiliki serangkaian petunjuk yang dikeluarkan oleh Liga Palang
Merah/ Masyarakat Palang Merah untuk bertindak sebagai contoh untuk
aktivitas-aktivitasnya sendiri. Ketika staf meriview petunjuk-petunjuk itu,
menjadi jelas bahwa sebagian besar dari tindakan-tindakan itu seharusnya
sudah dilakukan jauh sebelumnya, dan hanya ada sedikit saja yang masih
bisa dilakukan sebelum badai itu menyerang. Meskipun demikian, pada akhir
rapatnya, direktur itu memberitahukan pemerintah bahwa Palang Merah
sudah siap .

111
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Agustus 31
Pada pukul 11.00 siang, badai menguat lagi. Pada pukul 1:15 siang, badan
ramalan cuaca mengeluarkan satu peringatan badai.
Perdana Menteri mengadakan rapat PKE untuk mengecek aktivitas-
aktivitasnya. Direktur meyakinkan perdana mentri bahwa segala sesuatu
yang memungkinkan sedang dilakukan. Pada saat yang sama, PKE sedang
berusaha mengembangkan satu rencana evakuasi dan mendapatkan daftar
bangunan yang ditunjukkan sebagai tempat perlindungan terhadap badai yang
disediakan untuk media massa.
Pada waktu fajar, warga Zenon terbangun mendengar radio yang
mengumumkan tentang peringatan badai. Surat kabar mempublikasikan daftar
bangunan yang yang ditetapkan sebagai perlindungan terhadap badai, dan
sebagian dari bangunan-bangunan itu sudah tidak ada lagi. PKE kemudian
meneruskan mengumumkan lewat radio satu daftar baru dari tempat
perlindungan dan mendesak orang-orang di daerah yang rendah sepanjang
pantai untuk meninggalkan daerah itu.
Menjelang siang satu-satunya tanda yang menunjukan mendekatnya badai
adalah gelombang-gelombang pasang sepanjang bagian-bagian atas pantai
timur. Angin sekarang bertiup kencang, dan terjadi hujan lebat berkala.
Anggota PKE kehilangan waktu. Beratus-ratus keterangan yang rinci masih
tetap ada, dan setiap menit orang berpikir tentang tindakan pencegahan yang
harus dilakukan.
Pada pukul 4:30 sore, tim-tim berita asing tiba dan memulai laporan-laporan
TV langsung mereka. Cerita pertama menggambarkan mereka yang
mengambil untung banyak dalam penjualan persediaan emergensi dan
menunjukan gambar-gambar dari beberapa pemilik toko yang bersenjata
16.30 yang sedang mempertahankan harta benda mereka terhadap para penjarah.
Pada pukul 5:00, badan ramalan cuaca mengumumkan bahwa arah badai
sekarang telah berubah, mengarah pada jalurnya menuju bagian tengah dan
bagian selatan dari negara itu. Dampaknya sudah diperkirakan pada jam-
jam pagi hari dari hari berikutnya. Angin sekarang menjadi kencang dengan
kecepatan sampai 60 km per jam.
17.00
PKE menerima berita dengan perasaan sangat khawatir. Sebagian dari
aktivitas kesiapan telah difokuskan di daerah utara, bukan selatan. Peringatan
segera dikeluarkan untuk mengosongkan Port Sound.
Dua puluh menit kemudian, perdana menteri lewat radio dan televisi nasional
17.20 mengeluarkan himbauan kepada semua orang di daerah yang rendah untuk
mengevakuasi diri secepat mungkin.Ia menganjurkan bahwa mereka yang
tidak dapat melarikan diri harus mencari perlindungan di gereja-gereja dan
sekolah-sekolah.
Di Port Sound, permukaan laut satu meter di atas nor-
22.00 mal. Air mengalir menyeberangi jalan yang
memisahkan komunitas dari lautan, dan pemecah-
pemecah ombak yang besar segera saja mengkikis
pondasi jalan. Kendaraan yang berusaha
mengevakuasi telah terhambat. warga dari Port Sound
mulai menjauh dari laut menuju ke jalan lain satu-

112
BAB 12
3

BAGIAN
Rehabilitasi dan
rekonstruksi

satunya yang menghubungkan daerah itu dengan daratan yang lebih tinggi,
akan tetapi jalan ini juga rendah dan menyeberangi dua sungai yang sekarang
sedang banjir. Pada pukul 10:00 malam satu jembatan runtuh dan orang-
orang mulai terdampar.
Berita gawat dari Port Sound dipancarkan kepada PKE. PKE memerintahkan
angkatan bersenjata untuk menggerakan satu batalion untuk mencoba
mengevakuasi orang-orang itu. Angkatan bersenjata mengirim satu truck
berisikan perahu-perahu kecil ke jembatan yang runtuh itu, akan tetapi, pada
saat kapal itu tiba, permukaan air terlalu deras dan rencana itu akhirnya
ditinggalkan. Dua ribu lima ratus keluarga mulai merangkak menuju atas
atap rumah mereka. Dua ribu orang tidak akan bisa selamat.
September 1
Komunikasi dari ibu kota ke daerah yang rendah hilang.
Pada pukul 2:00 dini hari, perjalanan mata badai terekam di Port Williams,
45 km sebelah utara ibu kota. Angin di ibu kota itu mencapai puncaknya
pada kecepatan 200 km per jam.
Setelah kejadian
Pada waktu fajar tanggal 1 September, kecepatan angin mulai berkurang
menjadi 100 km per jam, dan sedikit orang mulai berusaha keluar untuk
melihat kerusakan. P:ada pukul 10:00 pagi, angin masih saja bertiup kencang, 10.00
tetapi hal ini memungkinkan untuk meninggalkan tempat perlindungan dan
bangunan-bangunan lain tanpa banyak bahaya.
Di ibu kota, kerusakan akibat angin sangatlah dahsyat. Hampir setiap rumah
telah rusak. Daerah-daerah kumuh sangat menderita, dengan total kerusakan
bangunan sebesar 85 % di beberapa daerah. Korban melebihi kapasitas
rumah sakit sampai 200 %. Satu bencana besar dilaporkan di Port
Sound, akan tetapi belum juga dibuktikan kebenarannya.
12.00
Pada siang hari, perdana mentri memerintahkan satu helikopter untuk
membawa dia, direktur PKE, ketua Palang Merah, dan beberapa
mentri kabinet melintasi daerah yang terkena bencana. Dalam
penerbangan mereka di atas ibu kota, perdana mentri terkejut melihat
tingkat kerusakan. Ketika helikopter bergerak ke atas Port Sound,
tingkat kehancuran dan kematian sangatlah mengejutkan. Sedikit
saja yang selamat dan mereka bertengger di atas atap-atap dari
sedikit bangunan yang masih bisa bertahan dari serangan badai.
Ketika helikopter dari rombongan perdana mentri itu menukik ke
bawah, semua yang berada di helikopter melihat isyarat-isyarat yang
menggelisahkan memohon pertolongan.
Di Pusat Operasi Emergensi, laporan-laporan menjadi cerai berai
dan kacau. Jumlah kematian dan kerusakan dilaporkan tinggi di semua bagian
dari daerah yang terkena bencana. Sulit untuk melihat dengan jelas satu
pola, karena laporan-laporan itu tidak diserahkan dalam bentuk standar atau
diklasifikasikan sesuai dengan prioritas. Panitia Kesiapan Emergensi diserang
bertubi-tubi oleh para reporter yang berteriak/ribut untuk mendapatkan
informasi. Para anggota PKE memutuskan bahwa tindakan pertama mereka
haruslah menyelenggarakan survey yang ekstensif mengenai kerusakan.
Tindakan kedua mereka adalah mengangkat Palang Merah sebagai
koordinator untuk semua bantuan emergensi.

113
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Pada waktu senja, lebih banyak utusan dari pers asing datang. Pada hari
ZENON berikutnya, laporan-laporan mereka akan menjadikan Zenon berita nomor
satu di dunia.
HANCUR
Pada pukul 8:00 malam, PKE mengadakan rapat dengan perwakilan-
perwakilan dari badan-badan relawan dan kedutaan-kedutaan asing. Direktur
PKE melaporkan tentang korban dan kerusakan dan daftar janji-janji bantuan
yang telah diterima dari pemerintah lain. Para instansi meminta instruksi,
tetapi segera menjadi jelas bahwa tidak ada rencana rekonstruksi atau
aktivitas-aktivitas yang telah disiapkan. Ketidak tegasan yang nyata dari
PKE dan kurangnya kepemimpinan dilaporkan kepada perdana mentri.
Sepanjang malam itu, korban terus berdatangan di rumah sakit dan stasiun-
20.00 stasiun bantuan di zona-zona yang tertimpa bencana.
September 2
Pada pukul 7 :00 pagi, perdana mentri mengumumkan bahwa ia telah
mengambil komando secara pribadi dari operasi-operasi emergensi dan
rekonstruksi dan telah mengangkat Panitia Bantuan Bencana yang baru untuk
mengambil alih dari PKE.
Di kementrian luar negeri, tawaran-tawaran bantuan terus mengalir. Di
bandara, penerbangan-penerbangan pertama bantuan mulai berdatangan.
Bantuan-bantuan itu terdiri dari tenda, obat-obatan, selimut, dan bungkusan-
bungkusan ransum.
Pada pukul 10:00 pagi, seorang dokter lokal melaporkan kemungkinan
10.00 munculnya kasus kholera. Perdana mentri memerintahkan penyuntikan masa
untuk semua orang didaerah bencana.
Gereja-gereja melaporkan bahwa donasi spontan berupa pakaian
sangatlah berat dan meminta Palang Merah untuk mengatur
pengadaan helikopter guna mengangkut donasi-donasi itu ke
gunung. Palang Merah menyetujui dan mengalihkan beberapa
helikopter dari operasi SAR. Direktur Palang Merah kelak akan
kehilangan pekerjaan karena keputusan ini.
Di markas besar Palang Merah, laporan-laporan korban yang
akurat pertama dari luar ibu kota mulai tiba. Kerugian-kerugian
besar dilaporkan terjadi di delta. Jumlah korban terbesar muncul
ketika gereja-gereja dan sekolah-sekolah yang digunakan sebagai
tempat perlindungan runtuh atau terkena banjir. Dalam satu gereja
saja, 400 orang dilaporkan meninggal.
Palang Merah, yang sangat terbatas dengan sumber daya dan dengan tidak
adanya organisasi infrastruktur yang riil di luar ibu kota, meminta rapat dengan
pemerintah untuk mengklarifikasikan tanggung jawabnya. Dalam rapat ini,
diputuskan bahwa Palang Merah akan terus bertanggung jawab terhadap
koordinasi bantuan di ibu kota dan bahwa pemerintah akan mengambil alih
kembali tanggung jawab untuk semua daerah lainnya.
Di negara-negara industri, laporan-laporan yang ditayangkan lewat televisi
mengenai kerusakan telah mulai tiba. Pelaporan yang paling jelas adalah
tentang tragedi Port Sound. Cerita itu melukiskan kejanggalan dari pemerintah
dan berakhir dengan satu pernyataan bahwa, jika tidak ada bantuan
internasional dalam jumlah besar yang bisa diterima, mereka yang selamat
akan kelaparan dan akhirnya mati. Tiba-tiba saja, badan pemberi bantuan
melaporkan donasi berjumlah setengah juta dolar.

114
CHAPTER 12
3

BAGIAN
Rehabilitation and
recrontuction

Beberapa badan memutuskan untuk mengirim petugas-petugas bencana


mereka atau personil senior ke daerah itu untuk mengadakan penilaian akan
kebutuhan dan untuk mengkoordinir aktivitas-aktivitas emergensi.
September 3
Pengangkutan bantuan lewat udara terus berlanjut. Mayoritas bantuan
diberikan oleh pemerintah asing, sebagian besar mereka mempunyai banyak
cadangan barang-barang bantuan. Pengiriman dari badan-badan non-
pemerintah juga mulai berdatangan. Sebagian dari materi ini, khususnya
bantuan dari pemerintah, berasal dari cadangan dalam jumlah besar, dan
barang-barang ini dipilih, dibungkus, dan ditandai dengan baik. Barang-barang
12.00
lain hanya dibungkus sesuai dengan ukurannya, dengan tiap bungkusan
berisikan berbagai barang-barang yang berbeda, yang harus dipilih setelah
sampai di Zenon.
Mendekati siang hari, kelompok-kelompok orang desa dari tempat yang
terpencil mulai masuk ke stasiun-stasiun bantuan untuk melaporkan kerusakan
yang hebat dan hilangnya banyak jiwa karena adanya tanah longsor dan
banjir di daerah gunung yang sudah gundul. Di luar negeri, semakin banyak
berita yang datang setiap harinya dengan pemandangan kematian dan
kerusakan di Zenon.
September 4
Sekarang setelah jalan-jalan tertentu dibuka kembali, pemerintah mulai
mendistribusikan barang-barang bantuan di luar daerah ibu kota. Persediaan
telah dibatasi terhadap pengiriman-pengiriman makanan dan obat-obatan
oleh helikopter, tetapi sekarang konvoi truck dapat membawa jumlah yang
lebih banyak dan jenis bantuan yang lebih luas ke daerah-daerah pedesaan.
Di bandara, seruan dikumandangkan untuk para sukarelawan agar membantu
menyortir barang-barang bantuan. Volume barang yang sedikit dan
kebingungan yang disebabkan oleh cara membungkus yang kurang baik
memerlukan beberapa ribu orang yang bekerja di bandara dan pusat-pusat
penyortiran yang lain.
Diseluruh daerah yang tertimpa bencana, usaha
penyelamatan yang luar biasa sedang berlangsung.
Orang-orang sibuk berusaha untuk mengumpulkan
bahan-bahan bangunan sebanyak mungkin, khususnya
atap-atap seng yang ditemukan membalut pohon-pohon,
tergulung di tanah, atau tergeletak utuh. Beribu-ribu
pengganti tempat perlindungan telah dibangun di atas
reruntuhan. Beberapa koresponden media asing diberi
tugas untuk membuat cerita tentang kebutuhan akan tenda,
meminta sekelompok korban yang sedang bekerja untuk berhenti memukul
palu sehingga teknisi ahli mereka dapat merekam satu wawancara dengan
petugas bantuan yang datang dengan membawa kiriman tenda.
September 5
Helikopter-helikopter datang dari pangkalan militer luar negri dari satu negara
sahabat. Aktivitas pertama adalah untuk mengangkut lewat udara satu rumah
sakit lapangan yang komplit ke daerah delta.

115
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Di ibu kota, Panitia Bantuan Bencana (DRC) mengadakan rapat mengenai


badan bantuan. Untuk mengurangi usaha-usaha duplikasi, pemerintah
meminta setiap badan bantuan untuk mengambil tanggung jawab terhadap
bantuan dan rekonstruksi dalam satu sektor khusus. Satu daftar komunitas
ditempatkan di papan dan setiap badan memilih satu untuk dibantu. Beberapa
badan relawan yang sudah bekerja di negara itu selama bertahun-tahun
tidak datang pada rapat itu ( kemudian dikenal sebagai lotere ), dan daerah-
daerah dimana mereka telah mempunyai pengalaman yang banyak di
tugaskan ke badan-badan lain. Tidak ada usaha yang dilakukan untuk
memverifikasi kualifikasi atau kapabilitas dari setiap badan-badan baru yang
datang dalam rapat tersebut.
September 6
Laporan-laporan tentang korupsi dan favoritisme dalam distribusi persediaan
bantuan dilaporkan di pers. Perdana mentri meminta gereja-gereja untuk
membentuk panitia-panitia untuk meninjau distribusi bantuan barang di setiap
komunitas.
Sepanjang siang hari, tiga badan relawan yang berbeda mengadakan rapat
koordinasi di lokasi yang terpisah.
September 7
Pada pukul 10:00 pagi, Panitia bantuan bencana mengadakan rapat koordinasi
antara pemerintah dan badan-badan relawan untuk membicarakan
rekonstruksi rumah.
September 8-14 ( Minggu ke dua )
Selama minggu itu, berbagai rapat koordinasi diadakan sebagian dibawah
sponsor pemerintah, dan yang lain atas dorongan dari satu atau lebih badan-
badan relawan.
Pada awal minggu itu, badan-badan bantuan di Zenon ditawari donasi yang
besar dari yayasan-yayasan, organisasi-organisasi antar pemerintah, dan
pemerintah mereka sendiri. Kebanyakan dari para donor bersemangat sekali
bahwa uang itu bisa memberi manfaat kepada para korban secepat mungkin;
oleh karena itu mereka melampirkan satu persyaratan bahwa uang itu harus
dibelanjakan dalam waktu 30 sampai 90 hari.
Setiap hari, badan-badan bantuan baru ( beberapabadan instant, seperti
misalnya Sahabat-Sahabat Zenon ) berdatangan. Mereka ditugasi daerah-
daerah tanggung jawab oleh Panitia Bantuan Bencana ( PBB ). Suka relawan
ekspatriat juga mulai berdatangan. Di antara kelompok ini adalah beberapa
dokter yang mengganggu petugas medis lokal menjadi petugas dan
peterjemah mereka.
Juga berdatangan sejumlah perwakilan manufaktur dari perusahaan-
perusahaan yang menproduksi bangunan-bangunan yang sudah dipersiapakan
sebelumnya yang berukuran kecil. Beberapa rumah dibangun secara
temporer dan yang lain dibangun secara permanen. Panitia Bantuan Bencana,
karena tidak dapat memilih di antara mereka, memutuskan untuk mengadakan
pameran rumah dimana para manufaktur dapat menyusun unit-unit rumah
mereka dan menunjukan rumah-rumah itu kepada umum. Pilihan orang-
orang itu akan ditetapkan dan sistim rumah akan diseleksi.

116
BAB 12
3

BAGIAN
Rehabilitasi dan
rekonstruksi

Pada rapat Panitia Bantuan Bencana, banyak panitia bantuan desa


melaporkan antrian panjang pada pusat-pusat distribusi makanan. Hari yang
sama, pemerintah ditawari paket bantuan makanan yang besar dari kelebihan
komoditas. Ada satu larangan : makanan itu harus diberikan secara cuma-
cuma. Meskipun ada perlawanan dari para petani, pemerintah yang kooperatif
itu menanda tangani perjanjian bantuan makanan.
Pada rapat Panitia Bantuan Bencana, beberapa badan menunjukan bahwa
distribusi dari bantuan cuma-cuma kepada para korban dapat menjadi
tindakan yang tidak produktif. Pimpinan dari Panitia Bantuan Bencana
bereaksi dengan tegas, dengan mengatakan bahwa untuk meminta para
korban membayar makanan itu atau bantuan lain akan bertentangan dengan
prinsip-prinsip kemanusiaan dari bantuan bencana, dan ia memerintahkan
bahwa semua bantuan diberikan secara gratis kepada para korban. Beberapa
kelompok pembangunan lokal berdebat bahwa hal ini akan menciptakan
ketergantungan, tetapi pemerintah tetap bersikukuh.
Di sektor swasta, para arsitek dan insinyur menawarkan
jasa-jasa mereka kepada agen-agen relawan sebagai
penasehat. Pada mulanya para agen ini antusias sekali
karena berpikir akan memperoleh bantuan teknis, tetapi
mereka segera mengetahui bahwa hanya sedikit dari para
profesional ini yang terbiasa dengan rumah tradisional yang
dibangun oleh mayoritas orang di negara itu dan bahwa
ide mereka mengenai perumahan untuk yang berpenghasilan
rendah jauh lebih mahal bagi sebagian besar badan bantuan,
apalagi untuk mereka yang selamat dari bencana.
September 15-21 ( Minggu ketiga )
Selama minggu ketiga, penekanan mulai bergeser dari aktivitas-aktivitas
bantuan emergensi ke memperhatikan pemulihan sementara dan kebutuhan
rekonstruksi jangka panjang.
Perdana Menteri, memahami perubahan ini, menunjuk Panitia Rekonstruksi
Nasional untuk mengkoordinasikan pemulihan jangka panjang, tetapi
mengumumkan bahwa Panitia Bantuan Bencana akan tetap aktif sampai
semua kebutuhan bantuan telah dipenuhi.
Pada akhir minggu, kelompok-kelompok ofisial perbankan internasional datang
untuk mengadakan pembicaraan tentang bantuan rekonstruksi kepada
HARGA

pemerintah. Perdana Menteri memerintah Mentri Keuangan untuk


memberikan prioritas yang tinggi untuk membiayai kembali hutang nasional.
Ada laporan-laporan bahwa ekonomi yang booming sedang berkembang
dan harga-harga membumbung sampai tingkat yang mengejutkan, khususnya
untuk barang-barang dan alat-alat yang akan digunakan dalam konstruksi.
Pemerintah, takut akan menciptakan pasar gelap, ragu-ragu untuk
menetapkan kontrol harga.
Para petani setempat memprotes distribusi makanan gratis, dan organisasi-
organisasi petani melaporkan bahwa, jika donasi makanan berlanjut, para
petani yang sudah dapat menyelamatkan sebagian dari tanaman mereka
tidak akan mempunyai pasar lagi untuk hasil tanaman mereka.

117
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Rekonstruksi perumahan dan pemulihan pertanian terbukti sulit untuk


sebagian badan-badan relawan. Mereka menghubungi kantor pusat mereka
untuk mendapatka ijin guna mempekerjakan beberapa spesialis ternama yang
direkomendasikan oleh universitas setempat. Takut kalau-kalau
mempekerjakan para konsultan akan menambah biaya overhead yang akan
dikritik oleh lembaga donor, kantor pusat memutuskan untuk tidak
mempekerjakan spesialis.
September 22-28 ( minggu keempat )
Pemerintah mengumumkan satu perubahan dalam kebijakan dibidang
distribusi barang bantuan dan setuju untuk mengijinkan penjualan barang-
barang tertentu. Hal ini juga mendorong penjualan bahan-bahan bangunan
yang disubsidi. Hal ini diserahkan kepada para agen untuk menetapkan
persyaratan yang baik. Di daerah pedesaan, program-program yang berbeda
dan tingkat-tingkat bantuan yang bermacam-macam yang disediakan oleh
masing-masing agen mengakibatkan mereka yang selamat dari bencana
mengeluh. Panitia Rekonstruksi Nasional mempertimbangkan untuk
menetapkan kebijakan-kebijakan rekonstruksi yang seragam. Setelah
melewati banyak diskusi, panitia itu memutuskan untuk tidak menetapkan
kebijakan-kebijakan, takut kalau para badan relawan dan donor-donor yang
lain akan membenci gerakan semacam itu.
Media massa di Zenon melaporkan bahwa program-program rekonstruksi
secara ceroboh membantu hanya pemilik lahan dan pemilik rumah, karena
penyewa tidak akan membangun kembali rumah-rumah karena takut bahwa
para pemilik akan memaksa mereka keluar. Isu mengenai pola status tanah
dan kebutuhan akan reformasi tanah tidak disebutkan.
Oktober- Maret
Bantuan terus berdatangan. Panitia bantuan lokal telah dibentuk kembali
sebagai panitia rekonstruksi. Bantuan makanan sekarang datang dalam
jumlah yang semakin meningkat. Meskipun demikian, terdapat pertentangan
yang terus menerus terhadap program pangan, khususnya dari Kementrian
Pertanian. Ketakutan bahwa para petani tidak akan menanam kembali
menjadi satu kebenaran. Kementrian kemudian mengusulkan satu sistim
dukungan harga, tetapi hanya satu pertanian yang memenuhi syarat yaitu
pertanian yang lebih besar di sepanjang pantai.
Ketika rekonstruksi bertambah maju, pemerintah menyadari bahwa kebijakan
tentang perumahan permanen adalah tidak realistik dan setuju untuk memberi
ijin program rekonstruksi untuk membangun kembali perumahan tradisional
selama konstruksi yang dihasilkan adalah aman. Namun Bank Perumahan,
menolak untuk memberi pinjaman kepada orang-orang yang bekerja dengan
bahan-bahan tradisional.
Dalam satu rapat dari Panitia Rekonstruksi Nasional., sekretaris melaporkan
tentang satu survey program-program rekonstruksi perumahan. Sebanyak
45 organisasi non-pemerintah terlibat dalam rekonstruksi perumahan. 29
terletak di ibu kota atau di daerah sekitarnya, 10 terletak di sepanjang jalan
bebas hambatan yang menghubungkan ibu kota dan delta, dan 6 yang lain
terletak di daerah pegunungan. Laporan itu juga menunjukkan bahwa 35 %
dari seluruh area yang terkena pengaruh badai menerima bantuan
rekonstruksi. Oleh karena itu pemerintah harus menetapkan program
perumahan untuk mengisi perbedaan itu.

118
BAB 12
3

BAGIAN
Rehabilitasi dan
rekonstruksi

Pertengahan tahun
Enam bulan setelah bencana, kecuali sedikit saja dari badan-badan asing
yang telah pergi, mengklaim telah menyelesaikan rekonstruksi dari daerah-
daerah yang ditugaskan pada mereka. Survey Panitia Rekonstruksi Nasional
menunjukan bahwa kerjaan itu belum selesai. 6 % dari penduduk perkotaan
dan 85 % dari orang-orang di pedesaan masih belum mendapat penggantian
rumah.
Pertengahan tahun menandai berakhirnya panen pasca bencana yang
pertama. Para pengamat mencatat adanya kebangkitan kembali permintaan
akan perumahan, karena orang-orang sekarang mempunyai waktu dan modal
untuk membangun kembali. Akan tetapi, hanya sedikit badan yang masih
tetap menyediakan bantuan teknis dan bantuan finansial. Bahkan di antara
para badan yang masih ingin tinggal, dana untuk melanjutkan operasi sudah
tidak lagi tersedia. Untuk membantu memenuhi tuntutan baru itu, pemerintah
mencari pinjaman dari Bank Internasional untuk mendanai aktivitas-aktivitas
rekonstruksi yang lain. Setelah dua bulan, pinjaman itu disetujui, akan tetapi
dana yang diinginkan tidak dapat dicairkan sampai dengan tahun fiskal
mendatang, hal ini tentu saja hanya menunda lebih jauh program rekonstruksi.
Di sektor pertanian, survey mengindikasikan bahwa menurunnya produksi
pertanian mengharuskan berlanjutnya bantuan pangan untuk satu tahun lagi.
Satu laporan dari Kementerian Pertanian mengatakan bahwa jumlah petani
kecil telah menurun menjadi tujuh sampai sepuluh persen, dan bagian tanah
yang signifikan yang dulunya hanya diperuntukan bagi penanaman padi
didaerah delta sekarang digunakan untuk memproduksi kapas dan tanaman
pangan yang bisa segera menghasilkan uang, dan hal ini luput dari perhatian.

119
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Q. Identifikasikan tiga isu penting yang telah menghalangi proses


rekonstruksi dan mencegah proses tersebut menjadi peluang
pembangunan yang baik.

A_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

120
4

BAGIAN
DAFTAR ISI

4
BAGIAN

MITIGASI BENCANA

Bab 13: Mitigasi/pengurangan ............................................ 122


Mentargetkan mitigasi di tempat yang paling berpengaruh .......... 124
Tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko .............................. 125
Menu dari tindakan-tindakan mitigasi ........................................ 125
Klasifikasi tindakan-tindakan mitigasi ........................................ 127
Waktu untuk mitigasi ............................................................... 128
Bab 14: Bantuan PBB terhadap mitigasi bencana .............. 130
Mitigasi bencana sebagai satu thema pembangunan ................... 130
Memberi apresiasi terhadap kapasitas, kebijakan, dan kebutuhan
akan mitigasi bencana ............................................................. 131
Sumber daya informasi : Kebutuhan akan ahli teknis ................. 134
Formulasi dan identifikasi proyek ............................................. 134
Kajian resiko bencana dari semua proyek di daerah
berbahaya .............................................................................. 135
Daftar perencanaan pengurangan resiko bencana ..................... 136
Formulir pengulangan proyek pembangunan dan bencana .......... 138
Appendix .............................................................................. 139
Resolusi Majelis Umum 46/182, Penguatan Koordinasi Bantuan
Emergensi Kemanusiaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.

121
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

BAGIAN
MITIGASI BENCANA

Setelah membaca Bagian Empat dan menyelesaikan latihan-latihan yang


ada, Anda seharusnya mengetahui konsep-konsep dasar, tujuan-tujuan dan
bagian-bagian dari pengurangan bencana. Anda akan bisa mendiskripsikan:
n tujuan-tujuan utama dari pengurangan bencana
n beberapa teknik pengurangan yang ada
n bagaimana memertimbangkan pengurangan bencana sebagai
satu tema pembangunan
n bagaimana melakukan kajian terhadap kapasitas satu negara
untuk melaksanakan proyek-proyek pengurangan bencana
n bagaimana mempertimbangkan bahaya-bahaya ke dalam
formulasi dan identifikasi proyek

BAB 13
Mitigasi/Pengurangan1
Mitigasi adalah salah satu hubungan positif antara
Dampak bencana bencana-bencana dan pembangunan. Badan-badan,
Fase pengurangan resiko pra-bencana
komunitas, dan individual dapat menggunakan sumber daya
pembangunannya untuk mengurangi resiko bahaya lewat
Kesiapan
Kesiapan proyek-proyek mitigasi. Mereka juga boleh yakin bahwa
kegiatan-kegiatan pembangunan mereka yang lain
mengandung komponen-komponen yang bisa mengurangi
bencana di masa mendatang.
Bantuan Dalam penggunaannya yang paling luas, mitigasi telah
menjadi satu istilah kolektif yang digunakan untuk
mencakup semua tindakan yang dilakukan sebelum
Mitigasi
terjadinya satu bencana ( tindakan pra-bencana ). Hal ini
Rehabilitasi
mencakup tindakan-tindakan kesiapan dan pengurangan
Mitigasi
resiko jangka panjang.
Banyak institusi dan individual, meskipun demikian,
Rekontruksi menerapkan definisi yang sempit tentang mitigasi. Mereka
menggunakan mitigasi yang mempunyai arti sebagai
Fase pemulihan pasca bencana tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengurangi baik
penderitaan manusia dan kerugian properti sebagai akibat
dari phenomena alam yang ekstrim. Konsep mitigasi bisa menerima fakta
bahwa beberapa bahaya bisa terjadi akan tetapi berusaha untuk mengurangi
dampak dengan memperbaiki kemampuan masyarakat untuk menyerap
dampak tersebut dengan kerusakan minimum atau pengaruh yang
mengganggu. Lebih sederhana bisa dikatakan, untuk kelompok ini, mitigasi
adalah pengurangan resiko.
Mitigasi berlaku untuk aktivitas-aktivitas yang luas dan tindakan-tindakan
perlindungan yang mungkin didorong : dari segi fisik, seperti membangun
bangunan-bangunan yang lebih kuat atau diversifikasi pertanian, sampai pada
prosedur, seperti teknik-teknik yang baku untuk menggabungkan penilaian
bahaya kedalam perencanaan penggunaan lahan.
1
Diambil dari modul pelatihan UNDP/UNDRO, Pengurangan Bencana oleh A.W. Coburn, R.J.S.
Spence, dan A. Pomonis, Cambridge, Juni 1991.

122
BAB 13
4

BAGIAN
Pengurangan
bencana

Pada tahun sembilan puluhan, usaha besar dilakukan untuk mendorong


pelaksanakan teknik-teknik mitigasi bencana dalam proyek-proyek
pembangunan di seluruh dunia. Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa
telah mengadopsi dekade sembilan puluhan sebagai Dekade Internasional
untuk Pengurangan Bencana Alam.Tujuannya adalah untuk membuat
pengurangan yang siknifikan dalam kerugian-kerugian hidup dan kerusakan
materi yang disebabkan oleh bencana pada akhir dekade itu
Sampai belakangan ini, bencana masih saja dilihat dengan cara yang sama
sebagaimana dengan penyakit pada awal abad 19 : tidak dapat ditebak, tidak
beruntung dan merupakan bagian dari resiko hidup sehari-hari. Konsentrasi
orang dan meningkatnya tingkat populasi di seluruh dunia meningkatkan juga
resiko terhadap bancana dan menggandakan konsekuensi-konsekuensi
bahaya alam jika bencana tersebut terjadi. Akan tetapi, epidemiologi
bencana ilmu pengetahuan yang sistimatis dari apa yang terjadi dalam
satu bencana menunjukkan bahwa bencana-bencana tersebut bisa dicegah.
Ada banyak cara untuk mengurangi dampak dari satu bencana dan
mengurangi pengaruh-pengaruh dari satu kemungkinan bahaya, kecelakaan,
atupun konflik.
Tak ubahnya seperti berperang melawan penyakit, peperangan melawan
bencana harus diperjuangkan oleh setiap orang secara bersama-sama.
Perjuangan itu harus melibatkan investasi sektor swasta dan umum,
perubahan-perubahan tingkah laku masyarakat dan perbaikan-perbaikan
dalam praktek-praktek individual.
Pemerintah dapat menggunakan investasi umum untuk memperbaiki
infrastruktur negaranya dan mempromosikan lingkungan fisik di mana satu
bencana cenderung untuk tidak terjadi. Individual harus juga belajar bagaimana
bertindak untuk melindungi diri mereka sendiri. Seperti halnya dengan
kesehatan umum yang tergantung dengan kesehatan individu, demikian juga
dengan perlindungan yang tergantung juga pada keamanan individual.
Mempertimbangkan tipe kompor pemasak yang digunakan oleh warga,
dan kesadaran mereka bahwa gempa bumi yang terjadi secara tiba-tiba
dapat menghabiskan segala-galanya adalah lebih penting dalam mengurangi
resiko dari satu kebakaran besar dibandingkan dengan perlunya satu
komunitas untuk mempunyai armada pemadam kebakaran yang besar. Tipe
rumah yang dibangun oleh setiap orang dan di mana mereka harus
mempertimbangkan tempat yang tepat untuk hidup mempengaruhi potensi
bencana dalam satu komunitas secara lebih banyak dibandingkan dengan
proyek-proyek yang direkayasa secara besar untuk mengurangi resiko banjir,
atau usaha-usaha stabilisasi tanah longsor atau sistim peringatan angin topan
yang canggih.
Menyelamatkan hidup dan mengurangi gangguan ekonomi
Pengaruh-pengaruh paling buruk dari setiap bencana adalah kematian dan
korban luka yang dimunculkan kepada populasi. Skala bencana dan jumlah
orang yang mampu dibunuh oleh bencana tersebut menjadi pembenaran
utama terhadap tindakan mitigasi. Memahami cara bahwa orang-orang bisa
terbunuh dan terluka dalam bencana adalah satu prasyarat mengurangi
korban.

123
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Q . Ringkaslah pendapat Anda mengenai prinsip-prinsip tujuan


mitigasi.

A_____________________________________________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Mentargetkan mitigasi di tempat yang paling berpengaruh


Memahami bagaimana terjadinya satu bahaya alam atau satu kejadian berubah
menjadi satu bencana memungkinkan kita untuk memperkirakan kemungkinan
situasinya dimana satu bencana mungkin saja terjadi. Sebagai contoh,
beberapa bangunan ( elemen ) lebih rentan terhadap gempa bumi ( bahaya)
dibanding dengan yang lain. Mengetahui elemen-elemen yang paling
beresiko ini, dapat mengindikasikan prioritas-prioritas untuk mitigasi.
Mengidentifikasikan lokasi-lokasi dan situasi-situasi dimana faktor-faktor
resiko gabungan saling bertemu bisa membantu mengindikasikan elemen-
elemen yang paling beresiko. Elemen-elemen yang paling beresiko adalah
elemen-elemen ( bangunan, jaringan, kelompok sosial ) yang paling mungkin
menderita kerugian terbesar yang ditimbulkan oleh satu bencana masa
mendatang atau yang paling mungkin menderita dari pengaruh-pengaruh
bahaya. Elemen-elemen ini mungkin yang paling sedikit dapat pulih kembali
setelah kejadian. Di dalam kota, sebagai contoh, bagian-bagian rumah yang
paling mungkin bisa rusak dapat diidentifikasikan. Tindakan-tindakan mitigasi
yang diterapkan terhadap sektor itu lagi-lagi akan mempunyai pengaruh yang
paling besar terhadap tindakan pengurangan resiko.

Q. Pada bab 4, Anda mengidentifikasikan bahaya yang paling mungkin


bisa terjadi dalam komunitas Anda atau negara anda. Dalam diskusi
mengenai kerentanan pada bab 8, Anda telah mengidentifikasikan satu
komunitas dalam bahaya. Didalam komunitas itu, elemen-elemen apa
sajakah yang beresiko ?
A_____________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________
Jawaban (Hal 115) _____________________________________________________________
Tujuan-tujuan prinsip _____________________________________________________________
mitigasi mencakup: _____________________________________________________________
penyelamatan hidup; _____________________________________________________________
pengurangan gangguan _____________________________________________________________
ekonomi; pengurangan
kerentanan; peningkatan
kapabilitas untuk menahan
bencana; mengurangi
kemungkinan konflik sipil

124
BAB 13
4

BAGIAN
Pengurangan
bencana

Tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko


Mengurangi bahaya atau mengurangi kerentanan
Perlindungan terhadap ancaman-ancaman bencana dapat dicapai dengan
merubah atau memindahkan penyebab-penyebab ancaman, ( mengurangi
bahaya ) atau dengan mengurangi pengaruh-pengaruh dari ancaman jika
hal itu terjadi ( mengurangi kerentanan dari elemen-elemen yang
dipengaruhi ). Untuk sebagian besar bencana alam, penting untuk
mencegah kejadian yang sebenarnya dari kemunculannya. Fokus dari
kebijakan-kebijakan mitigasi terhadap bahaya-bahaya ini terutama sekali
pada pengurangan kerentanan elemen-elemen yang mungkin terpengaruh.
Jelas, beberapa bahaya alam dapat dikurangi. Konstruksi bendungan
sepanjang tepi sungai adalah satu contoh pengurangan resiko.
Alat-alat, kekuatan dan budget
Jelas sudah bahwa pengurangan resiko adalah tidak sederhana dan perlu
dibangun lewat satu rangkaian aktivitas yang terjadi secara bersama-
sama. Pemerintah, sebagai contoh, dapat secara luas menggunakan alat-
alat dan menggunakan kekuatan-kekuatan mereka dalam banyak cara
untuk keamanan masyarakat.Kekuatan legislatif, fungsi-fungsi
administrasi, pembelanjaan dan inisiasi proyek adalah semua bagian dari
sarana yang dapat mereka gunakan untuk menghasilkan perubahan.
Kekuatan persuasi kadang kala diklasifikasikan kedalam dua tipe : pasif
dan aktif. Kedua hal ini diringkas pada bagian akhir dari bab ini. Kekuatan
lain dari persuasi adalah diplomasi, mungkin saja ini merupakan alat yang
paling bermanfaat terhadap tindakan mitigasi melawan peperangan atau
konflik sipil.

Menu dari tindakan-tindakan mitigasi


Cakupan teknik-teknik yang dapat dipertimbangkan oleh satu instansi agar
bisa menyatukan satu paket yang pas terhadap mitigasi bencana dapat
diklasifikasikan kedalam :
rekayasa
perencanaan ruang
ekonomi
institusionalisasi dan manajemen
kemasyarakatan
pengurangan konflik
Rekayasa
Tindakan-tindakan rekayasa adalah tindakan-tindakan yang menyebabkan
struktur-struktur individual yang lebih kuat yang lebih tahan terhadap bahaya-
bahaya. Hal ini kadang-kadang disebut sebagai fasilitas-fasilitas
pengerasan terhadap kekuatan kekuatan bahaya. Etika pembangunan
merupakan tindakan defensif yang kritis untuk mencapai bangunan yang
direkayasa lebih kuat. Teknik-teknik pelatihan untuk mengajar para
pembangun tentang kepraktisan dari bangunan yang tahan bencana sekarang
sudah dipahami dengan baik dan merupakan bagian dari menu tindakan-
tindakan mitigasi untuk para perencana bencana.

125
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Perencanaan ruang
Kebanyakan bahaya dilokalisir dengan kecenderungan pengaruh-
pengaruhnya yang dibatasi pada daerah-daerah yang diketahui secara khusus.
Sebagai contoh, Banjir mempengaruhi dataran-dataran banjir, dan tanah
longsor mempengaruhi lereng-lereng lembek yang curam. Pengaruh-
pengaruh itu dapat banyak dikurangi jika hal ini memungkinkan untuk
menghindari daerah-daerah yang berbahaya digunakan untuk pemukiman
atau sebagai lahan-lahan untuk bangunan-bangunan yang penting.
Perencanaan perkotaan perlu mengintegrasikan kesadaran akan mitigasi
resiko bencana alam kedalam prosedur-prosedur normal dari perencanaan
suatu kota.
Untuk pemindahan populasi yang disebabkan karena bahaya atau konflik,
peluang-peluang untuk mengurangi resiko mereka termasuk identifikasi zona-
zona aman untuk tempat hunian di daerah-daerah dengan keamanan yang
memadai dan sumber daya untuk membantu orang-orang yang dipindah.
Ekonomi
Pembangunan ekonomi penting untuk mitigasi bencana. Satu ekonomi yang
kuat adalah perlindungan paling baik terhadap bencana yang akan datang.
Satu ekonomi yang kuat berarti lebih banyak uang untuk dibelanjakan
bangunan-bangunan yang lebih kuat, lokasi-lokasi yang lebih aman, dan
cadangan finansial yang lebih banyak untuk mengatasi kerugian-kerugian di
masa mendatang.
Tindakan-tindakan mitigasi dapat menolong membantu suatu komunitas
mengurangi kerugian-kerugian ekonomi di masa mendatang. Tindakan-
tindakan mitigasi juga menolong warga menanggulangi kerugian-kerugian
dan memperbaiki kemampuan pulihnya mereka dari kerugian kehilangan
dan tindakan-tindakan yang memungkinkan komunitas untuk mampu
meningkatkan keamanan merupakan elemen-elemen penting dari keseluruhan
program mitigasi.
Aktivitas-aktivitas ekonomi yang membantu komunitas yang menjadi tuan
rumah bagi orang-orang yang mengungsi untuk menyerap populasi ini dapat
mengurangi berkembangnya masalah-masalah politik dan sosial yang serius.
Beberapa aspek dari perencanaan ekonomi secara langsung relevan untuk
mengurangi resiko bencana. Diversifikasi aktivitas ekonomi merupakan satu
prinsip ekonomi yang penting. Satu industri ekonomi tunggal selalu lebih rentan
dibandingkan dengan satu ekonomi yang terdiri dari banyak aktivitas yang
berbeda. Hubungan antara sektor-sektor yang berbeda dari satu ekonomi-
transportasi barang, aliran informasi, dan pasar tenaga kerja mungkin lebih
rentan terhadap gangguan dari satu bencana dibandingkan dengan
infrastruktur fisik yang merupakan sarana produksi.
Manajemen dan institusionalisasi mitigasi bencana
Mitigasi bencana juga memerlukan tindakan-tindakan prosedural dan
organisasi. Waktu yang dibutuhkan agar pengurangan yang signifikan
terhadap dampak bencana dapat dicapai adalah jangka menengah dan jangka
panjang. Perubahan-perubahan dalam perencanaan lokasi, perbaikan
bangunan dan perubahan-perubahan dalam karakteristik stok bangunan
adalah proses yang memakan waktu puluhan tahun. Tujuan-tujuan dan
kebijakan-kebijakan yang mengarahkan proses-proses mitigasi harus

126
BAB 13
4

BAGIAN
Pengurangan
bencana

dipertahankan selama bertahun-tahun. Tujuan dan kebijakan tersebut harus


bisa bertahan terhadap perubahan-perubahan administrasi politik yang
layaknya terjadi selama kurun waktu itu, perubahan-perubahan dalam
kebijakan-kebijakan dan prioritas prioritas budget untuk masalah-masalah
lain. Institusionalisasi mitigasi bencana berarti penerimaan terhadap satu
konsensus mengenai pendapat bahwa usaha-usaha mengurangi resiko
bencana adalah satu kepentingan yang berkesinambungan.
Pendidikan, pelatihan dan pengembangan keahlian profesional merupakan
komponen-komponen yang perlu dari pelembagaan mitigasi bencana.
Kemasyarakatan
Mitigasi bencana hanya akan terjadi ketika terdapat satu konsensus bahwa
hal itu memang dikehendaki. Di banyak tempat, bahaya individual yang
mengancam tidak menyebabkan bencana, tahap-tahap yang dapat dilakukan
untuk melindungi diri mereka sendiri tidaklah diketahui dan mandat dari
komunitas untuk mendapat perlindungan terhadap diri mereka sendiri tidak
juga kunjung datang. Perencanaan mitigasi harus ditujukan untuk membangun
budaya keselamatan bencana, satu kultur di mana khalayak umum benar-
benar sadar akan potensi bahaya, memilih untuk melindungi diri mereka
sepenuh mungkin dan dapat secara cepat mendukung usaha-usaha
perlindungan yang dibuat demi komunitas itu sendiri.
Pengurangan konflik
Di dalam bencana dan emergensi yang tercipta karena konflik, mitigasi harus
mencakup pengurangan konflik. Tindakan-tindakan terhadap pengurangan
konflik harus mulai dengan pengidentifikasian dan pembahasan terhadap
akar penyebab dari konflik. Meskipun negosiasi sering kali menjadi alat utama
dari pengurangan konflik, isu-isu yang mungkin muncul atas penyebab-
penyebab seperti misalnya status tanah, pekerjaan, akses terhadap sumber
daya, tidak adanya toleransi perbedaan etnis ataupun agama. Isu-isu ini perlu
diantisipasi lewat satu bentuk peringatan dini dan diredam sebelum konflik
tersebut akhirnya meletus.
Klasifikasi tindakan-tindakan mitigasi
Mengembangkan satu strategi mitigasi harus mencakup satu struktur untuk
memfasilitasi pembuatan keputusan. Serangkaian pertanyaan-pertanyaan
berikut menganjurkan satu struktur semacam itu.
Resiko apa yang sedang dikurangi?
Sampai tingkat mana resiko itu dikurangi?
Kriteria apa saja yang digunakan untuk mengurangi resiko ?
Siapa yang menentukan kriteria apa yang digunakan ?
Bagaimana proses politiknya untuk melaksanakan tindakan itu ?
Tindakan-tindakan mitigasi bisa diklasifikasikan dalam beberapa cara.
Daftar berikut dari klasifikasi semacam itu mencakup banyak kategori yang
saling tumpang tindih dalam pelaksanaannya.

127
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Aktif dan pasif : Untuk tindakan-tindakan aktif, pejabat berwenang perlu


mendorong tindakan-tindakan yang dikehendaki dengan menawarkan
insentif. Untuk tindakan-tindakan pasif, pejabat berwenang mencegah
tindakan-tindakan yang tidak dikehendaki dengan menggunakan kontrol dan
hukuman.
Struktural dan non-struktural : Mitigasi struktural meliputi tindakan-
tindakan fisik yang dilakukan untuk mengurangi resiko dengan mendirikan
bangunan-bangunan ( seperti bendungan ). Tindakan-tindakan non-struktural
adalah kebijakan-kebijakan dan praktek-praktek pembangunan yang
pelaksanaanya mengurangi resiko-resiko pembangunan.
Jangka pendek dan jangka panjang : Tindakan-tindakan jangka pendek
adalan tindakan-tindakan yang dilakukan secara cepat dan yang mempunyai
umur pendek atau manfaat seperti karung pasir penguat parit. Tindakan-
tindakan jangka panjang bisa meliputi satu proses yang dalam tindakannya
sendiri lama dalam implementasinya, pertimbangkan jangka waktu yang
diperpanjang, dan perubahan perilaku umum lewat pendidikan.
Restriktif dan insentif : Tindakan-tindakan restriktif mendorong praktek-
praktek yang mempromosikan keselamatan dengan membuat beberapa
tindakan atau pembangunan yang tidak melanggar hukum atau tidak sangat
mahal. Tindakan-tindakan insentif memberikan keuntungan finansial, hukum
dan yang lainnya untuk mendorong aktivitas-aktivitas yang juga
menguntungkan bagi mitigasi.

Aktivitas-aktivitas berbasis sektoral : Aktivitas-aktivitas berbasis sektoral


mulai dari posisi yang menguntungkan dari satu sektor, seperti pertanian,
dan tanyakan : di dalam sektor ini, apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi
resiko ?. Satu jawaban mungkin adalah untuk memperkenalkan tanaman
pangan yang tahan hama, atau mendiversikan pola-pola tanam.

Waktu untuk mitigasi


Tindakan-tindakan pengurangan resiko dari mitigasi sering ditempatkan dalam
kerangka waktu pra bencana. Sebenarnya, waktu yang paling
menguntungkan untuk melaksanakan mitigasi adalah pada saat setelah
bencana. Kesadaran umum akan masalah-masalah yang disebabkan karena
bahaya masih tinggi dan kemauan politik untuk bertindak juga sedang berada
di puncak. Periode ini mungkin tidak akan berlangsung lebih dari dua atau
tiga tahun sebelum prioritas-prioritas pembangunan yang lain menuntut
didahulukan.

128
BAB 13
4

BAGIAN
Pengurangan
bencana

Q. Pilihlah satu dari aktivitas-aktivitas mitigasi dari diskusi sebelumnya


dan terapkanlah hal itu ke elemen yang paling beresiko yang telah
Anda identifikasikan pada pertanyaan sebelumnya. Gambarkan satu
contoh aktivitas mitigasi yang akan mengurangi kerentanan terhadap
satu elemen yang beresiko.

A_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

129
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

BAB 14

Bantuan PBB terhadap mitigasi bencana


Termasuk pengurangan resiko dan kesiapan di dalam kantor UNDP1
di negara yang bersangkutan

Bab ini memfokuskan terutama pada promosi mitigasi bencana dalam konteks
program-program dan perencanaan pembangunan jangka panjang, khususnya
lewat program UNDP dan proyek-proyek lain yang di danai lewat UNDRO.
Tindakan-tindakan mitigasi harus juga secara aktif dipromosikan dalam
konteks rekonstruksi dan rehabilitasi paska bencana.
Mitigasi bencana sebagai satu thema pembangunan
Bahaya adalah satu bagian dari lingkungan ciptaan manusia dan alam.
Membiarkan diri terhadap bahaya dan resiko dari kensekuensi-konsekuensi
yang ditimbulkan oleh bencana harus dipertimbangkan dalam semua
perencanaan pembangunan. Itu semua harus dijadikan pertimbangan oleh
UNDP pada tahap awal program dan rancangan dan formulasi proyek.
Kesadaran akan hubungan antara bencana dan pembangunan harus tetap
dijaga di dalam program negara UNDP dan siklus proyek. Kebutuhan dan
pilihan-pilihan terhadap mitigasi harus secara spesifik dibahas dalam :
Dialog terus-menerus antara UNDP, badan-badan PBB yang lain,
Pemerintah, dan para donor bantuan.
Siklus program negara: dalam persiapan Advisory Note dan
Administrators Note UNDP, dan dalam dokumen Country
Programme, review dan proses evaluasi.
Siklus proyek: dalam identifikasi proyek, rancangan dan formulasi,
persetujuan ( PAC/A.C ), implementasi ( PPER, TPR ), dan evaluasi.
Penting dipahami oleh badan-badan pemerintah yang bertanggung jawab
terhadap prioritas pembangunan dan perencanaan akan dampak dari bahaya
karena ulah manusia dan karena alam terhadap ekonomi dan masyarakat.
Hal ini sendiri mungkin memerlukan pendekatan pembangunan kelembagaan
tertentu selama persiapan dan implementasi dari Country Programme.
UN-DMT harus mereview prioritas dan kemungkinan-kemungkinan terhadap
bantuan internasional, khususnya dalam kasus-kasus dimana bantuan teknis
diantisipasi dalam sektor-sektor yang berbeda dan badan-badan dan
organisasi PBB yang berbeda dan diharapkan untuk terlibat atau memberikan
bantuan keuangan.
Konteks terhadap usaha-usaha mitigasi bencana terletak dalam kebijakan
UNDP dan UNDRO seperti dinyatakan dalam panel berikut ini.

1Bab ini diambil dari Bab 2 Manual Manajemen Bencana UNDP/UNDRO

130
BAB 14
4

BAGIAN
Bantuan PBB terhadap
mitigasi bencana

Panel 2A/1
Tujuan-tujuan kebijakan yang terkait dengan bencana dari UNDP dan UNDRO

Dengan tujuan untuk memastikan negara-negara berkembang menyadari akan


resiko bencana dan memanfaatkan teknik-teknik yang paling efektif untuk
mitigasi bencana, UNDP dan UNDRO berusaha untuk :
Menguatkan kemampuan masyarakat untuk menghindari, atau melindungi
diri mereka sendiri, properti dan sarana kehidupan, terhadap resiko-resiko
yang berhubungan dengan bahaya ciptaan manusia dan ciptaan alam.
Mendorong integrasi tindakan-tindakan kesiapan dan pengurangan resiko
bencana dalam proses perencanaan dan budget yang terkait dengan
pembangunan di semua sektor.
Membangun pemahaman lokal dan pengalaman akan ancaman-ancaman
bencana dan mekanisme penanganan.
Memfasilitasi pertukaran antara negara-negara yang rentan terhadap bahaya
tentang pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan yang terkait
dengan menejemen bencana. Panel 2A/1
Tujuan-tujuan kebijakan
Menjamin bahwa program-program dan proyek-proyek yang didanai oleh yang terkait dengan
UNDP memberikan andil terhadap pengurangan resiko, tidak secara bencana dariUNDP dan
sendirinya bergantung pada resiko-resiko besar dan tidak memperburuk UNDRO.
potensi dari pengaruh-pengaruh bahaya yang merugikan. Dari Manual Manajemen
Bencana UNDP/UNDRO

Q. Pada titik mana dalam pembuatan Country Programme UNDP dan


siklus proyek seorang program officer dapat membicarakan peluang-
peluang mitigasi. ?

A______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________

Memberi apresiasi terhadap kapasitas, kebijakan, dan


kebutuhan akan mitigasi bencana
Hampir semua negara telah menetapkan pengaturan hubungan kerja antar
institusi terhadap berbagai aspek manajemen bencana. Banyak yang telah
melaksanakan tindakan-tindakan pengurangan bencana dan/atau kesiapan
bencana. Beberapa negara sudah maju sekali, sedang yang lain tidaklah
demikian. Kapasitas nasional terhadap penilaian resiko, perencanaan mitigasi,
dan implementasi perlu ditetapkan, berdasarkan apresiasi dari kebijakan
mitigasi Pemerintah, strategi, dan tindakan.

131
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Penilaian diperlukan dan harus memungkinkan wakil negara untuk


menetapkan, bersama Pemerintah :
Apakah bantuan teknis diperlukan untuk penilaian resiko dan bahaya.
Prioritas yang ditugaskan terhadap pengurangan resiko dan kesiapan
dalam program negara.
Tingkatan terhadap tindakan pengurangan resiko dapat digabungkan
ke dalam proyek-proyek yang sedang direncanakan atau dijalankan
di berbagai sektor.
Kebutuhan akan pengurangan resiko dan/atau proyek-proyek kesiapan
yang berdiri bebas.
Pengkajian yang baik harus dilakukan terhadap kemungkinan pengaruh-
pengaruh bahaya, kecukupan dan keefektifan biaya dari tindakan-tindakan
kesiapan dan pengurangan resiko yang ada, dan pada kapasitas dari semua
yang perduli untuk berbuat terhadap tindakan-tindakan ini. Apendik 2B dari
manual ini mendaftar apa yang harus dipertimbangkan dalam penilaian ini.
Penilaian akan menjadi dasar untuk memasukkan pertimbangan-pertimbangan
yang terkait dengan bencana dalam Administrators Note dan Advisory Note
UNDP, yang membahas isu-isu yang terdaftar dalam panel 2B/1 dari manual
ini. Isu-isu itu juga merujuk pada kebijakan UNDP untuk mencapai tujuan-
Panel 2B/1 tujuan Dekade Internasional untuk Pengurangan Bencana.
Elemen-elemen yang Panel 2B/1
secara explisit harus
dipertimbangkan selama Elemen-elemen yang harus dipertimbangkan selama tahap-tahap awal Coun-
tahap-tahap awal try Programme.
program pembangunan Pengalaman terhadap bencana-bencana yang baru saja terjadi
negara.
Tingkat hubungan antara bahaya dan tujuan-tujuan sosio-ekonomi yang
Manual Manajemen secara eksplisit dibahas dalam rencana pembangunan nasional, kajian-
Bencana UNDP/UNDRO kajian sektoral dan multi sektoral.
Pengaruh-pengaruh bencana alam terhadap aktivitas-aktivitas
pembangunan di masa lalu, termasuk aktivitas-aktivitas yang didanai oleh
UNDP lewat Country Programme.
Diskusi-diskusi dalam rapat-rapat Kelompok Konsultasi Bank Dunia, dan
UNDP-assisted Round Tables, yang menekankan hubungan antara
bencana dan pembangunan.
Opsi-opsi yang ada untuk mengurangi kerugian dan kemunduran sosio-
ekonomi secara keseluruhan terhadap pembangunan dengan
mengintegrasikan pengurangan resiko dan tindakan-tindakan kesiapan
ke dalam aktivitas-aktivitas pembangunan.
Kemungkinan-kemungkinan khusus untuk mengurangi resiko dan
memperkuat kesiapan tingkat lokal dan nasional lewat bantuan teknis
dengan program-program sektoral.
Tersedianya sumber daya nasional dan internasional untuk mitigasi.
Kemungkinan manfaat bantuan teknis untuk mengkaji kebutuhan di dalam
mitigasi bencana.
Susunan institusi untuk koordinasi antar-sektor dari aktivitas-aktivitas
mitigasi bencana.

132
BAB 14
4

BAGIAN
Bantuan PBB terhadap
mitigasi bencana

Q. Pilihlah satu sektor yang Anda tahu, seperti perumahan, kesehatan,


pertanian, dan lain sebagainya. Kemudian, dengan sektor ini dalam
pemikiran Anda, analisalah pengalaman-pengalaman dan tanggung
jawab Anda sendiri dengan elemen-elemen pada Panel 2B/1.

A.
Identifikasikan bencana yang baru saja terjadi di negara Anda_________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Apakah tingkat hubungan antara bahaya dan tujuan-tujuan sosio-ekonomi
secara eksplisit dibcarakan dalam rencana pembangunan nasional,
sektoral atau kajian-kajian multi-sektoral?________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Pengaruh-pengaruh apa saja dari bancana alam yang terjadi terhadap
aktivitas pembangunan masa lalu?_____________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Apakah ada diskusi-diskusi pada rapat-rapat Kelompok Konsultasi Bank
Dunia dan UNDP-assisted Round Tables yang menekankan hubungan
antara bancana dan
Pembangunan?___________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Pilihan apa saja yang ada untuk mengurangi kemunduran dan kerugian
sosio-ekonomi secara keseluruhan terhadap pembangunan dengan
mengintegrasikan tindakan-tindakan kesiapan dan pengurangan resiko ke
dalam aktivitas-aktivitas pembangunan?_________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Identifikasikan satu kemungkinan khusus untuk mengurangi resiko dan
memperkuat tingkat kesiapan lokal dan nasional lewat bantuan teknis
dengan program-program sektoral_____________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Sumber daya internasional dan nasional apa saja yang tersedia untuk
mitigasi?____________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Manfaat apa saja yang bisa diperoleh dari bantuan teknis untuk menilai
kebutuhan dalam mitigasi bencana?____________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Susunan institusi apa saja yang ada dalam koordinasi antar sektor dari
aktivitas-aktivitas mitigasi bencana?____________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

133
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Sumber daya informasi : kebutuhan akan ahli teknis


Integrasi dari semua elemen yang terkait dalam penilaian resiko adalah
sesuatu yang kompleks, tugas-tugas dari berbagai disiplin ilmu. Resident
Representative, bekerja sama dengan anggota lain dari UN-DMT, harus :
a) Menetapkan apakah kementrian pemerintah yang bersangkutan atau
organisasi-organisasi lain telah menyusun data pengkajian resiko yang
relevan, atau apakah mereka mampu melakukan itu.
b) Mereview informasi yang ada, dan mengidentifikasikan setiap
perbedaan atau kekurangan informasi yang tersedia.
Di mana pengumpulan data yang lebih banyak dan analisa diperlukan, Resi-
dent Representative dan UN-DMT harus :
a) Mengidentifikasikan institusi regional dan negara yang dapat
didekati untuk mengumpulkan dan mengkonsolidasikan data yang
diperlukan.
b) Mendorong Pemerintah untuk memulai kajian yang diperlukan
c) Mendefinisikan persyaratan-persyaratan bantuan teknis yang
diperlukan dalam pengumpulan data dan analisa, dimana hal itu
diperlukan.
Bantuan teknis dari UNDRO seharusnya diminta seperlunya saja.
Analisa harus dilakukan sebelum Nota Nasehat disiapkan, di mana mungkin.
Dengan persetujuan Kantor Pusat UNDP dan Pemerintah, dana bisa
disediakan untuk maksud-maksud ini jika dikehendaki.
Analisa dan sebagai akibatnya diskusi-diskusi dengan pemerintah dan agen-
agen lain yang perduli harus membawa ke satu strategi yang membahas isu-
isu yang terkait dengan bencana dalam country programme.
Formulasi dan identifikasi proyek
Seleksi dan identifikasi proyek harus mempertimbangkan resiko-resiko yang
terkait dengan bahaya, strategi-strategi dan kebijakan mitigasi nasional. Ada
dua konteks yang harus dipertimbangkan:
a) Interaksi yang mungkin antara proyek-proyek yang diusulkan dalam
semua sektor, dan bahaya yang diketahui di daerah-daerah proyek.
Tujuan utama dari proyek-proyek semacam itu adalah perbaikan dalam
sektor yang terlibat. Akan tetapi karena satu proyek berada pada
satu area yang sudah diketahui bahayanya, proyek itu harus :
Dilindungi dari bahaya
Tidak meningkatkan kerentanan warga masyarakat terhadap
bahaya
Tidak memperburuk bahaya yang ada atau menciptakan bahaya
baru
b) Kebutuhan yang mungkin terhadap proyek-proyek mitigasi bencana
yang bebas untuk mengurangi resiko bencana atau memperkuat
kesiapan nasional. Tujuan utama dari proyek semacam itu adalah untuk
memperbaiki beberapa aspek dari menejemen bencana, sebagai contoh
untuk menyiapkan rencana-rencana kesiapan tingkat lokal dan
nasional, atau untuk melengkapi dan melatih ofisial dan pemimpin-
pemimpin masyarakat terhadap tanggapan bencana yang efektif.

134
BAB 14
4

BAGIAN
Bantuan PBB terhadap
mitigasi bencana

Proyek-proyek mitigasi bencana yang dirancang khusus bertujuan


mengurangi resiko bencana dengan mengurangi atau menghilangkan bahaya
atau kerentanan masyarakat terhadap bahaya, atau dengan meningkatkan
kapasitas organisasi, pejabat, dan komunita untuk kesiapan dan tanggapan
terhadap bahaya. Proyek-proyek semacam itu dapat ditempatkan didalam
satu sektor organisasi, sebagai contoh, Kementerian Kesehatan dan Inte-
rior. Akan tetapi, dampak bencana yang multi-sektoral itu menjadikannya
lebih layak untuk menempatkan proyek itu di lebih dari satu sektor, atau di
bawah kekuasaan entitas utama yang bertanggung jawab terhadap
pengkoordinasian sektor yang banyak.
Proyek-proyek yang dirancang khusus dari mitigasi bencana yang lazim
adalah:
a) Proyek-proyek pembangunan institusi yang menguatkan kapasitas
institusi pemerintah untuk menggabungkan pertimbangan-
pertimbangan manajemen dalam proses perencanaan, atau melakukan
penilaian resiko.
b) Proyek-proyek untuk menyiapkan rencana-rencana kesiapan bencana
nasional dan sub-nasional, membangun mekanisme respon dan
peringatan, dan meyakinkan perlunya pelatihan.
c) Proyek-proyek untuk membangun atau memperkuat tindakan-tindakan
perlindungan khusus, seperti pengendalian banjir atau membangun
konstruksi yang tahan terhadap gempa atau badai.
d) Proyek-proyek untuk memperkuat sistim peringatan dini terhadap
kelaparan, dan hubungan-hubungan antara sistim-sistim ini dan badan-
badan manajemen bencana, di negara-negara yang rentan terhadap
kekeringan, gagal panen, dan ketidak pastian cadangan pangan.
Proyek-proyek yang memiliki satu atau lebih aspek-aspek mitigasi bencana
sebagai tujuan pertama proyek lazimnya harus dirancang oleh atau paling
tidak dikembangkan berkonsultasi dengan UNDRO.
Apresiasi resiko bencana dari semua proyek di daerah
berbahaya
Proyek-proyek yang aktivitasnya terletak di daerah-daerah berbahaya yang
sudah diketahui harus dikaji dari perspektif resiko bencana, tanpa mengabaikan
sektor proyek tersebut ataupun kerangka waktunya. Ini adalah pendekatan
yang sama yang dugunakan untuk mereview proyek-proyek dari perspektif
lingkungan, atau dari perspektif gender. Hal ini berlaku terhadap review
yang diselenggarakan pada tingkat markas besar dan tingkat lapangan.
Sementara hal ini mungkin kelihatan mudah untuk melihat perlunya
menggabungkan pengurangan resiko dalam satu proyek yang melibatkan
konstruksi infrastruktur, hal ini juga berlaku terhadap proyek-proyek
pembangunan institusi. Sebagai contoh, kesehatan personil harus dilatih dalam
hal bagaimana menghadapi akibat bencana, dan guru-guru sekolah harus
dilibatkan dalam pengorganisasian respon masyarakat terhadap peringatan.
Kajian harus mempertimbangkan apakah proyek dan hasilnya mungkin secara
saling merugikan terpengaruh oleh bencana itu, dan oleh karena itu perlu
dilindungi terhadap, bahaya; apakah akan meningkatkan kerentanan populasi
di daerah itu, atau memperburuk bahaya yang ada atau menciptakan bahaya
baru.

135
Tinjauan Umum
Manajemen Bencana

Pembangunan dan Bencana (PDB) Formulir Review Proyek ( Apendik


2B dari manual ini ) harus diisi dan dilampirkan ke dalam Dokumen Proyek
untuk digunakan dalam evaluasi dan review proyek. Hasil-hasil dari apresiasi
harus direfleksikan di bagian-bagian D dan J dari PFF, dan B6 (f) dan F dari
Dokumen Proyek.
Jika satu proyek dapat memberikan sumbangan yang signifikan terhadap
pengurangan resiko ( secara langsung atau tidak langsung ), hal ini harus
dicatat di bagian-bagian PFF dan Dokumen Proyek sebagai satu masalah
yang harus dibahas. Hal ini juga harus dicatat sebagai tujuan proyek, dan
hasil-hasil yang saling berhubungan, aktivitas-aktivitas dan masukan-masukan
juga harus spesifik.
UNDRO harus diundang untuk mereview dan mengomentari, dari perspektif
resiko, mengenai proyek-proyek yang aktivitas-aktivitasnya akan ditempatkan
di daerah-daerah yang rentan terhadap bencana-bancana yang terjadi secara
tiba-tiba ( alam atau teknologi ).
Daftar perencanaan pengurangan resiko bencana
Untuk mengkaji kebutuhan mitigasi bencana, kebijakan, dan kapasitas, kajian
perlu dilakukan menyangkut kemungkinan adanya bahaya dan pengaruhnya,
kecukupan dan keefektifan biaya dari tindakan-tindakan kesiapan dan
pengurangan resiko yang ada, dan kemampuan dari berbagai pihak untuk
Daftar perencanaan
berbuat sesuatu terhadap tindakan-tindakan ini. Daftar ini menunjukan apa
pengurangan resiko
bencana untuk tujuan-
yang harus dipertimbangkan dalam pengkajian ini.
tujuan Country Kebijakan nasional terhadap perencanaan pembangunan dan resiko
Programme UNDP bencana
Dari Appendix 2A, UNDP/
UNDRO o Apakah resiko yang terkait dengan bahaya dipertimbangkan di dalam
Manual Manajemen perencanaan pembangunan ? Apakah ada kebijakan terhadap
Bencana pengurangan resiko : Pada tingkat nasional ? Untuk daerah-daerah
khusus yang rentan terhadap bencana ?
o Apakah ada mekanisme institusi untuk mengintegrasikan
pertimbangan-pertimbangan resiko ke dalam perencanaan
pembangunan dan menjamin koordinasi antar-sektor?
o Jika/ketika tempat hunian baru manusia direncanakan, apakah bahaya
alam dan resiko bencana dipertimbangkan, dan tindakan-tindakan yang
memadai dimasukkan ke dalam perencanaan?
Kesadaran dan analisa resiko dan opsi-opsinya
o Bagaimana tingkat kesadaran dari resiko yang terkait dengan bahaya
di antara para pejabat badan perencanaan pusat dan sektoral?
o Pengaruh apa saja yang dimunculkan dari bencana ( dan semua bentuk
dampak bahaya ) terhadap usaha-usaha pembangunan dan terhadap
situasi dari kelompok-kelompok yang paling rentan dalam masyarakat?
o Apakah data tentang bahaya yang sudah diketahui ( alam dan ulah
manusia ) dianalisa? Apakah peta-peta bahaya sudah disiapkan?
Apakah data dan peta-peta tersebut diperbaharui karena kondisi
bahaya juga berubah, atau ketika populasi baru atau aktivitas-aktivitas
ekonomi bergerak menuju daerah berbahaya itu ?

136
BAB 14
4

BAGIAN
Bantuan PBB terhadap
mitigasi bencana

o Apakah populasi, infrastruktur, pertanian dan aset-aset ekonomi


industri, pelayanan-pelayanan penting, dan program-program
pembangunan dan investasi yang berresiko sudah secara penuh di
identifikasikan?
o Apakah estimasi khusus sudah dibuat terhadap kemungkinan
pengaruh-pengaruh ekonomi dan sosial dari dampak-dampak bahaya
yang khusus terhadap berbagai elemen yang berresiko dan terhadap
masyarakat secara keseluruhan?
o Tindakan-tindakan apa yang sudah dilakukan, atau direncanakan, untuk
mengurangi resiko? Seberapa efektifkah tindakan-tindakan itu?Apakah
tindakan-tindakan tambahan khusus sudah diidentifikasikan sebagai
pilihan-pilihan yang dapat diterima?
o Mengapa hal itu belum diadopsi atau dilaksanakan?
Pengaturan hubungan dan pembagian kerja antar institusi untuk
manajemen bencana
o Pengaturan-pengaturan apa saja yang ada pada tingkat nasional?
Apakah ada satu entitas di pemerintahan nasional dengan tanggung
jawab khusus untuk semua fase manajemen bencana? Apakah stafnya
mencukupi, terlatih, dan didanai? Apakah secara tepat ditempatkan
di dalam struktur pemerintah?
o Apakah ada entitas-entitas khusus pada tingkat regional,subregional,
dan tingkat masyarakat secara khusus bertanggung jawab terhadap
manajemen bencana? Apakah mereka mempunyai staf yang cukup,
terlatih, dan didanai?
Peringatan dan tindakan-tindakan kesiapan lain
o Apakah mekanisme sudah berada pada tempatnya sehingga dapat
mengeluarkan peringatan akan adanya ancaman bencana kepada
populasi yang berresiko? Apakah peringatan diberikan dengan waktu
yang mencukupi? Apakah mereka bisa membedakan dengan jelas
resiko-resiko yang terkait dengan tindakan yang harus dilakukan?
o Apakah ada penetapan pengaturan pada tingkat lokal dan nasional?
Apakah berbagai pihak sadar akan tanggung jawab mereka, prosedur
yang harus diikuti, dan pengaturan-pengaturan koordinasi? Apakah
rencana-rencana ini dipahami secara luas dan secara rutin diuji coba?
o Apakah ada sistim komunikasi yang memadai termasuk sistim
dukungan, untuk digunakan dalam respon bencana?
Sumber daya manusia untuk manajemen bencana
o Apakah ada program pelatihan untuk para manajer bencana?
o Apakah ada informasi umum dan program pendidikan?

137
Formulir Review Proyek Pembangunan dan Bencana
(DRAFT SEBAGAI EXPERIMEN)

*Formulir yang sudah diisi digunakan sebagai lampiran:


Prodoc/ Review tahunan/ Evaluasi / Yang lain____________________
________________________________________________________________________
Judul dan nomor proyek

________________________________________________________________________
Budget yang diusulkan kepada UNDP Lamanya proyek

________________________________________________________________________
Lokasi geografis

Sejarah bencana ( ringkasan ) dari lokasi/area : ( Jenis, frekuensi ( setiap


bulan/tahun atau tidak bisa ditentukan); pengaruh-pengaruh; terakhir terjadi:

Penyebab-penyebab langsung dan mendasar dari kerentanan masyarakat


terhadap bahaya yang sudah diketahui:

Pengaruh yang ditimbulkan oleh bahaya terhadap aktivitas-aktivitas dan


struktur proyek : bagaimana pengaruh-pengaruh ini dipertimbangkan didalam
rancangan proyek. ( Elemen mana yang rentan dan apa yang akan dilakukan
untuk mengurangi kerentanan ) :

Pengaruh yang akan dialami terhadap kerentanan dan resiko yang ada
sekarang :

Aktivitas tambahan yang dapat dipromosikan / dilakukan dalam, atau sejajar


dengan, proyek yang akan memberikan andil terhadap pengurangan
kerentanan dan resiko:
Formulir
pengulangan proyek
________________________________________________________________________
pembangunan dan
Tanda tangan Tanggal
bencana.
Dari Appendix 2B
*Gunakan formulir ini selama formulasi proyek, pada saat disetujui, dan untuk review tahunan
UNDP/UNDRO dan evaluasi untuk proyek yang tujuannya, hasilnya dan aktivitas-aktivitasnya ditetapkan
Manual Manajemen untuk daerah-daerah yang rentan terhadap bencana. Lampirkan formulir ini pada dokumentasi
Bencana . DRAFTuntuk yang saling berhubungan.
tujuan percobaan.

138
PERSERIKATAN
BANGSA BANGSA Apendik A
________________________________________________________________________________________
Majelis Umum Bencana
TERBATAS
A/46/L. 55
17 Desember 1991

NASKAH ASLI : INGGRIS

________________________________________________________________TERJEMAHAN
INFORMAL_______________________
Sesi ke enam puluh enam
Item agenda 143

PENGUATAN KOORDINASI BANTUAN EMERGENSI KEMANUSIAAN DARI


PERSERIKATAN BANGSA BANGSA

Swedia : draft resolusi

Majelis Umum,

Mengingat kembali resolusinya No.2816 (XXVI) tertanggal 14 Desember 1971, dan resolusi-resolusi
berikutnya dan keputusan-keputusan tentang bantuan kemanusiaan, termasuk resolusinya No.45/100
tertanggal 14 Desember 1990,

Mengingat kembali juga resolusinya No.44/236 tertanggal 22 Desember 1989, tambahan yang berisikan
Kerangka Kerja Internasional terhadap Tindakan-Tindakan untuk Dekade Internasional terhadap
Pengurangan Bencana Alam,

Memperhatikan secara sungguh-sungguh penderitaan para korban bencana dan situasi emergensi,
hilangnya kehidupan manusia, arus para pengungsi, pemindahan massa dan kerusakan harta benda,

Secara hati-hati memandang perlunya penguatan lebih jauh dan membuat lebih efektif usaha-usaha
bersama dari masyarakat internasional, khususnya sistim Perserikatan Bangsa Bangsa, dalam memberikan
bantuan kemanusiaan,

Mencatat laporan Sekretaris Jendral mengenai review terhadap kapasitas, pengalaman dan susunan
koordinasi dalam Sistim Perserikatan Bangsa Bangsa untuk bantuan kemanusiaan, 1/

______________________
1/A/46/568

91-49579 4069Z (E)


A/46/L.55
Inggris

139
A/46/l.55
Bahasa Inggris
Halaman 2

1. Menggunakan naskah yang berisikan resolusi tambahan terhadap resolusi yang sekarang
untuk penguatan koordinasi emergensi bantuan kemanusiaan dari Sistim Perserikatan Bangsa Bangsa;

2. Permohonan Sekretaris Jendral untuk melapor kepada Majelis Umum pada sesi ke empat
puluh tujuhnya tentang implementasi dari resolusi yang sekarang.

140
A/46/L.55
Bahasa Inggris
Halaman 3

ANEKS
1. PRINSIP-PRINSIP PENGARAHAN

1. Bantuan kemanusiaan merupakan kepentingan utama terhadap korban bencana alam dan emergensi
lainnya.
2. Bantuan kemanusiaan harus diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, netralitas dan
ketidak berpihakan.
3. Kedaulatan, integritas teritorial dan kesatuan nasional dari Negara-Negara harus dihormati secara
penuh sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa. Dalam konteks ini, bantuan kemanusiaan
harus diberikan dengan persetujuan dari negara yang terkena bencana dan secara prinsip berdasarkan
satu permohonan dari negara yang tertimpa bencana.
4. Setiap negara mempunyai tanggung jawab pertama dan paling utama untuk merawat para korban
dari bencana alam dan emergensi-emergensi lain yang terjadi di teritorinya. Dengan demikian, Negara
yang tertimpa mempunyai peran utama dalam inisiasi, organisasi, koordinasi, dan implementasi akan bantuan
kemanusiaan di dalam teritorinya.
5. Besar dan lamanya berbagai emergensi bisa di luar kapasitas respon dari banyak negara yang
tertimpa. Kerja sama internasional untuk membahas situasi-situasi emergensi dan untuk memperkuat
kapasitas respon dari negara-negara yang tertimpa bencana dengan demikian sangatlah penting. Kerja
sama seperti itu harus diberikan sesuai dengan hukum internasional dan hukum-hukum nasional. Organisasi-
organisasi antar pemerintah dan non-pemerintah yang bekerja secara tidak memihak dan dengan motif-
motif kemanusiaan yang ketat harus terus memberikan andil yang signifikan dalam mendukung usaha-
usaha nasional.
6. Negara-negara yang populasinya membutuhkan bantuan kemanusiaan diminta untuk memfasilitasi
kerja dari organisasi-organisasi ini dalam melaksanakan bantuan kemanusiaan, khususnya persediaan
makanan, obat-obatan, tempat berlindung dan perawatan kesehatan, terhadap akses-akses tersebut para
korban sangat membutuhkan
7. Negara-negara yang berdekatan dengan daerah emergensi didorong untuk berpartisipasi secara
dekat dengan negera-negara yang tertimpa bencana dalam usaha-usaha internasional, dengan satu pendapat
untuk memfasilitasi pada tingkat yang memungkinkan, pemberhentian sementara dari bantuan-bantuan
kemanusiaan.
8. Perhatian khusus terhadap pencegahan bencana dan kesiapan harus diberikan oleh pemerintah
yang bersangkutan, juga oleh masyarakat internasional.
9. Ada hubungan yang jelas antara emergensi, rehabilitasi dan pembangunan. Untuk menjamin transisi
yang mulus/lancar dari bantuan ke rehabilitasi dan pembangunan, bantuan emergensi harus diberikan dalam
cara-cara yang bersifat mendukung terhadap pemulihan dan pembangunan jangka panjang. Dengan
demikian, tindakan-tindakan emergensi harus dilihat sebagai satu langkah terhadap pembangunan jangka
panjang.
10. Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan penting untuk pencegahan dan
kesiapan terhadap bencana alam dan emergensi-emergensi lainnya. Banyak emergensi merefleksikan
krisis yang mendasar dalam pembangunan yang menghadang negara-negara yang sedang berkembang.
Bantuan kemanusiaan, oleh karena itu, harus disertai dengan komitmen yang terus diperbaharui terhadap
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan dari negara-negara yang sedang berkembang.
Dalam konteks ini, sumber daya yang memadai harus disediakan untuk membahas masalah-masalah
pembangunan mereka.

141
A/46/L.55
Bahasa Inggris
Halaman 4

11. Kontribusi untuk bantuan kemanusiaan harus diberikan dengan cara yang tidak merusak sumber
daya yang tersedia bagi kerjasama internasional untuk pembangunan.
12. Perserikatan Bangsa Bangsa mempunyai peran sentral dan unik dalam memberikan kepemimpinan
dan pengkoordinasian usaha-usaha masyarakat internasional untuk mendukung negara-negara yang tertimpa.
Perserikatan Bangsa Bangsa harus menjamin pengiriman yang segera dan lancar dari bantuan pemulihan
dengan menghormati secara penuh prinsip-prinsip yang disebutkan diatas, dengan mengingat juga resolusi
Majelis Umum yang relevan, termasuk resolusi 2816 (XXVI) dan 45/100. Sistim Perserikatan Bangsa
Bangsa perlu diadaptasikan dan diperkuat untuk memenuhi tantangan-tantangan masa sekarang dan masa
mendatang dalam cara yang efektif dan masuk akal. Sistim itu harus diberikan dengan sumber daya yang
sepadan dengan persyaratan di masa mendatang. Ketidak cukupan akan sumber daya semacam itu telah
menjadi salah satu kendala keterbatasan yang paling besar dalam respon yang efektif dari Perserikatan
Bangsa Bangsa terhadap emergensi.

II. PENCEGAHAN

13. Komunitas internasional harus membantu secara memadai negara-negara yang sedang berkembang
untuk memperkuat kapasitas mereka dalam pencegahan dan mitigasi bencana, baik dalam tingkat nasional
maupun regional, sebagai contoh, dalam menetapkan dan menguatkan pengintegrasian program-program
semacam ini.
14. Untuk mengurangi dampak bencana harus ada kesadaran yang meningkat akan perlunya penetapan
strategi-strategi mitigasi bencana, khususnya di negara-negara yang rentan terhadap bencana. Harus ada
pertukaran dan penyebaran informasi teknis baru yang lebih luas yang terkait dengan pengkajian, prediksi
dan mitigasi bencana. Seperti diminta di dalam Dekade Internasional untuk Pengurangan Bencana Alam,
harus diperkuat usaha-usaha untuk mengembangkan tindakan-tindakan pencegahan dan mitigasi bencana
alam dan emergensi-emergensi yang sama lewat program-program bantuan teknis dan cara-cara untuk
akses yang diminati terhadap, dan transfer dari, teknologi yang relevan.
15. Program pelatihan manajemen bencana yang baru saja dimulai oleh kantor UNDP Bantuan Bencana
Perserikatan Bangsa Bangsa dan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa Bangsa harus diperkuat
dan diperluas.
16. Organisasi-organisasi dari sistim Perserikatan Bangsa Bangsa yang terlibat dalam pendanaan dan
penyediaan bantuan yang relevan terhadap pencegahan emergensi-emergensi harus disediakan dengan
cukup dan sumber daya yang tersedia dengan mudah.
17. Komunitas internasional didorong untuk memberikan dukungan yang memadai dan sumber daya
terhadap program-program dan aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk meningkatkan tujuan-tujuan dan
sasaran-sasaran dari Dekade Internasional untuk Pengurangan Bencana Alam.

III. KESIAPAN

18. Bantuan pemulihan internasional harus bisa mendukung usaha-usaha nasional untuk memperbaiki
kapasitas-kapasitas dari negara-negara yang sedang berkembang untuk mengurangi pengaruh-pengaruh
bencana alam dengan cepat dan efektif dan untuk secara efisien menangani semua emergensi. Perserikatan
Bangsa Bangsa harus memperkuat usaha-usahanya untuk membantu negara-negara yang sedang
berkembang untuk memperkuat kapasitas mereka guna menanggapi bencana, pada tingkat nasional dan
regional, secara memadai.

142
A/46/L.55
Bahasa Inggris
Halaman 5
Peringatan dini
19. Atas dasar mandat yang ada dan mengambil aturan-aturan monitoring yang ada didalam sistim,
Perserikatan Bangsa Bangsa harus meningkatkan usaha-usaha, membangun atas dasar kapasitas-kapasitas
yang ada dari organisasi-organisasi yang relevan dan entitas-entitas dari Perserikatan Bangsa Bangsa,
untuk pengumpulan secara sistimatis, analisa dan penyebaran informasi peringatan dini tentang bencana-
bencana alam dan emergensi-emergensi lain. Dalam konteks ini, Perserikatan Bangsa Bangsa harus
mempertimbangkan untuk memanfaatkan secara memadai kapasitas-kapasitas peringatan dini Pemerintah
dan organisasi-organisasi antar pemerintah dan non-pemerintah.
20. Informasi peringatan dini harus disediakan secara yang tidak terbatas dan tepat waktu bagi semua
Pemerintahan yang tertarik dan otoritas-otoritas yang perduli, khususnya dari negara-negara yang tertimpa
bencana atau yang rentan terhadap bencana. Kapasitas dari negara-negara yang rentan terhadap bencana
untuk menerima, menggunakan dan menyebarkan informasi harus diperkuat. Dalam hubungan ini, komunitas
internasional didorong untuk membantu negara-negara ini terhadap permintaan penetapan dan penguatan
sistim-sistim peringatan dini nasional.

IV. KAPASITAS KESIAPSIAGAAN

(a) Penyusunan perkiraan pendanaan


21. Organisasi-organisasi dan entitas sistim Perserikatan Bangsa Bangsa harus terus merespon terhadap
permintaan-permintaan bantuan emergensi di dalam mandat mereka yang saling berhubungan. Cadangan
dan penyusunan perkiraan pendanaan dari organisasi-organisasi dan entitas ini harus dievaluasi oleh badan-
badan yang memerintah masing-masing untuk memperkuat lebih lanjut kapasitas-kapasitas operasional
mereka terhadap tanggapan yang terkoordinasi dan cepat terhadap emergensi-emergensi.
22. Selain itu, ada kebutuhan terhadap mekanisme pendanaan pusat yang saling melengkapi untuk
menjamin penyediaan sumber daya yang mencukupi untuk digunakan pada fase awal emergensi yang
memerlukan satu sistim tanggapan yang luas.
23. Untuk tujuan itu, Sekretaris Jendral harus menetapkan di bawah otoritasnya emergensi pusat yang
mengelola dana sebagai mekanisme cash-flow untuk menjamin tanggapan yang terkoordinasi dan cepat
dari sistim organisasi-organisasi itu.
24. Dana ini harus dijalankan dengan jumlah 50 juta dolar Amerika Serikat. Dana tersebut harus diperoleh
dari sumbangan-sumbangan sukarela. Konsultasi-konsultasi di antara lembaga donor yang potensial harus
diadakan untuk tujuan ini. Untuk mencapai sasaran ini, Sekretaris Jendral harus meluncurkan himbauan
kepada lembaga donor yang potensial dan mengadakan satu rapat dari para donor pada kwartal pertama
tahun 1992 untuk mengamankan sumbangan-sumbangan dana secara pasti, luas dan bisa bertambah.
25. Sumber daya harus bisa digunakan lebih dahulu oleh organisasi-organisasi operasional dari sistim
PBB dengan pemahaman bahwa mereka akan mengganti kembali dana-dana itu pada kesempatan pertama
setelah sumbangan para relawan diterima sebagai respon himbauan-himbauan itu.
26. Operasi dari dana itu harus direview setelah dua tahun.

143
A/46/L.55
Bahasa Inggris
Halaman 6

(b) Tindakan-tindakan tambahan untuk respon yang cepat


27. Perserikatan Bangsa Bangsa harus,berdasar kapasitas yang ada dari organisasi-organisasi yang
relevan, menetapkan satu pusat pendaftaran dari semua personil khusus dan tim-tim ahli teknik, dan juga
cadangan bantuan, perlengkapan dan pelayanan yang ada dengan sistim Perserikatan Bangsa Bangsa dan
dari Pemerintah-Pemerintah dan organisasi-organisasi antar-pemerintah dan non-pemerintah, yang dapat
diminta secara cepat oleh Perserikatan Bangsa Bangsa.
28. Perserikatan Bangsa Bangsa harus terus membuat pengaturan yang memadai dengan Pemerintah-
Pemerintah organisasi-organisasi antar-pemerintah dan non-pemerintah yang tertarik untuk memungkinkan
PBB mempunyai akses yang lebih cepat dan efisien, jika perlu, terhadap kapasitas-kapasitas bantuan
emergensi, termasuk cadangan pangan, personil dan persediaan emergensi, juga bantuan logistik. Dalam
konteks laporan tahunan kepada Majelis Umum yang disebutkan pada paragraf 35 (i) di bawah, Sekretaris
Jendral diminta untuk melaporkan kemajuan dalam hal ini.
29. Prosedur-prosedur dan peraturan-peraturan khusus harus dikembangkan oleh Perserikatan Bangsa
Bangsa untuk memungkinkan semua organisasi dapat mengeluarkan dana emergensi secara cepat, dan
untuk memperoleh perlengkapan dan persediaan emergensi, juga untuk merekrut staf emergensi.
30. Negara-negara yang rentan harus membangun prosedur emergensi khusus untuk melaksanakan
pengadaan yang cepat dan pembagian bantuan dan cadangan-cadangan bantuan.

V. KONSOLIDASI HIMBAUAN

31. Untuk emergensi-emergensi yang memerlukan satu koordinasi tanggapan, Sekretaris Jendral harus
menjamin bahwa satu Consolidated Appeals awal yang melibatkan semua organisasi yang bersangkutan
dalam sistim PBB, siap berkonsultasi dengan Negara yang tertimpa bencana, dikeluarkan dalam waktu
sesingkat mungkin dan dalam setiap kejadian tidak lebih dari satu minggu. Dalam kasus emergensi yang
berkepanjangan, Consolidated Appeals awal ini harus diperbaharui dan dikembangkan dalam waktu empat
minggu, ketika lebih banyak informasi menjadi tersedia.
32. Lembaga donor yang potensial harus mengadopsi tindakan-tindakan yang perlu untuk meningkatkan
dan melaksanakan kontribusi mereka, termasuk menyisihkan, untuk keperluan kesiapsiagaan, sumber finansial
dan sumber daya yang lain yang dapat dikeluarkan dengan cepat kepada Sistim Perserikatan Bangsa
Bangsa guna menanggapi Consolidated Appeals dari Sekretaris Jendral.

VI. KOORDINASI, KERJASAMA DAN KEPEMIMPINAN

(a) Kepemimpinan Sekretaris Jendral

33. Peran kepemimpinan dari Sekretaris Jendral adalah penting dan harus diperkuat untuk menjamin
persiapan yang lebih baik untuk, juga cepat dan tanggapan yang masuk akal terhadap, bencana-bencana
alam dan emergensi-emergensi lain. Hal ini harus dicapai lewat dukungan yang terkoordinir untuk tindakan-
tindakan kesiapan dan pencegahan dan pemanfaatan optimal dari, panitia tetap antar badan-badan, Con-
solidated Appeals, pusat emergensi yang menggulirkan dana dan satu daftar kesiapsiagaan.

144
A/46/L.55
Bahasa Inggris
Halaman 7

34. Untuk tujuan ini, dan berdasarkan pemahaman bahwa kebutuhan sumber daya yang dipertimbangkan
pada paragraf 24 di atas akan disediakan, pejabat tingkat tinggi, koordinator bantuan emergensi, akan
ditetapkan oleh Sekretaris Jendral untuk bekerja secara dekat dan dengan akses langsung kepadanya,
bekerja sama dengan entitas-entitas dan organisasi-organisasi yang relevan dari sistim PBB yang
berhubungan dengan bantuan kemanusiaan dan menghormati secara penuh mandat mereka, tanpa prasangka
terhadap setiap keputusan yang harus diambil oleh Majelis Umum pada seluruh penyusunan kembali dari
Sekretariat Perserikatan Bangsa Bangsa.
Pejabat tingkat tinggi ini harus menggabungkan fungsi-fungsi yang sekarang dijalankan dengan koordinasi
respon Perserikatan Bangsa Bangsa oleh para wakil Sekretaris Jendral terhadap emergensi-emergensi
kompleks dan besar, juga oleh Koordinator Bantuan Bencana Perserikatan Bangsa Bangsa.

35. Di bawah sponsor Majelis Umum dan bekerja di bawah arahan dari Sekretaris Jendral, pejabat
tingkat tinggi akan mempunyai tanggung jawab sebagai berikut :

(a) Memproses permohonan-permohonan dari Negara-Negara Anggota yang tertimpa bencana


untuk mendapatkan bantuan emergensi yang memerlukan tanggapan yang terkoordinasi;
(b) Mengelola satu peninjauan dari semua emergensi lewat, pengumpulan sistimatis dan analisa
informasi peringatan dini seperti dipertimbangkan pada paragraf 19 diatas, dengan satu pendapat untuk
mengkoordinasikan dan memfasilitasi bantuan kemanusiaan dari sistim Perserikatan Bangsa Bangsa terhadap
emergensi-emergensi yang memerlukan tanggapan yang terkoordinasi;
( c ) Mengorganisir, berkonsultasi dengan Pemerintah dari negara yang tertimpa bencana, satu
gabungan misi penilaian kebutuhan antar badan dan menyiapkan satu Consolidated Appeals untuk dikeluarkan
oleh Sekretaris Jendral, untuk ditindak lanjuti dengan laporan situasi berkala yang mencakup informasi
tentang semua sumber daya dari bantuan luar;
(d ) Secara aktif memfasilitasi, termasuk lewat negosiasi jika diperlukan, akses bagi organisasi-
organisasi yang beroperasi di daerah-daerah emergensi ke penyediaan bantuan emergensi yang cepat
dengan memperoleh persetujuan dari semua pihak, lewat cara-cara seperti misalnya penetapan koridor-
koridor bantuan temporer di mana diperlukan, hari-hari dan zona-zona kemudahan dan bentuk-bentuk lain;
(e) Melakukan, lewat konsultasi dengan organisasi-organisasi operasional yang bersangkutan,
pengelolaan pusat emergensi yang menggulirkan dana dan membantu mobilisasi sumber daya;
(f) Berfungsi sebagai focal point dengan Pemerintah dan organisasi-organisasi non-pemerintah
dan antar pemerintah menyangkut operasi bantuan emergensi Perserikatan Bangsa Bangsa dan, jika memadai
dan perlu, memobilisir kapasitas bantuan emergensi mereka, termasuk lewat konsultasi dalam kapasitasnnya
sebagai Pimpinan Panitia Tetap Antar- Badan;
(g) Menyediakan informasi gabungan, termasuk peringatan dini tentang emergensi, kepada semua
pemerintah yang tertarik dan otoritas yang bersangkutan, terutama sekali negara-negara yang tertima
bencana dan rentan terhadap bencana, menarik kapasitas dari organisasi-organisasi dari sistim dan sumber
daya yang tersedia;

145
A/46/L.55
Bahasa Inggris
Halaman 8

(h) Secara aktif mendorong, bekerja sama secara dekat dengan organisasi-organisasi terkait,
terjadinya transisi yang lancar dari bantuan ke dalam rehabilitasi dan rekonstruksi sewaktu operasi bantuan
yang ada dibawah sponsornya dihentikan;
(i) Menyiapkan satu laporan tahunan untuk Sekretaris Jendral tentang koordinasi bantuan emergensi
kemanusiaan, termasuk informasi tentang pusat emergensi yang menggulirkan dana, untuk diserahkan
kepada Majelis Umum lewat Dewan Sosial dan Ekonomi.

36. Pejabat tingkat tinggi harus didukung oleh satu kesekretariatan yang diperkuat dari kantor
Koordinator Bantuan Bencana Perserikatan Bangsa Bangsa dan konsolidasi dari kantor-kantor yang ada
yang menangani emergensi kompleks. Kesekretariatan ini dapat ditambah dengan staf yang diperbantukan
dari organisasi-organisasi terkait dari sistim PBB itu. Pejabat tingkat tinggi harus bekerja secara erat dengan
entitas-entitas dan organisasi-organisasi sistim Perserikatan Bangsa Bangsa, juga dengan Palang Merah
Internasional, Liga Palang Merah dan Masyarakat Palang Merah, Organisasi Internasional untuk Migrasi
dan organisasi-organisasi non-pemerintah yang relevan. Pada tingkat negara, ofisial tingkat tinggi akan
menjaga hubungan dekat dan memberikan arahan bagi Resident Coordinator tentang masalah-masalah
yang berhubungan dengan bantuan kemanusiaan.
37. Sekretaris Jendral harus memastikan bahwa susunan antara pejabat tingkat tinggi dan semua
organisasi terkait yang ditetapkan bisa dibentuk dan menetapkan tanggung jawab untuk tindakan terkoordinasi
dan cepat pada saat emergensi.

(b) Panitia Tetap Antar-Badan

38. Panitia Tetap Antar Badan dilayani oleh satu Kantor yang diperkuat dari Koordinator Bantuan
Bencana Perserikatan Bangsa Bangsa harus ditetapkan di bawah kepemimpinan pejabat tingkat tinggi
dengan partisipasi dari semua organisasi operasional dan dengan peserta undangan tetap dari Panitia Palang
Merah Internasional, Liga Masyarakat Palang Merah, dan Organisasi Internasional untuk Migrasi. Organisasi
non-pemrintah yang relevan dapat diundang untuk berpartisipasi pada kesmpatan khusus. Panitia harus
bertemu segera mungkin untuk menanggapi emergansi.

( c ) Koordinasi tingkat negara

39. Dalam kerangka kerja keseluruhan yang diterangkan diatas dan mendukung usaha-usaha dari
negara-negara yang tertimpa, resident coordinator biasanya harus mengkoordinir bantuan kemanusiaan
dari Sistim Perserikatan Bangsa Bangsa pada tingkat negara. Ia harus memfasilitasi kesiapan dari sistim
Perserikatan Bangsa Bangsa dan membantu satu transisi yang cepat dari bantuan ke pembangunan. Ia
harus mempromosikan penggunaan semua kapasitas bantuan yang tersedia secara regional maupun lokal.
Resident Coordinator harus memimpin kelompok operasi-operasi emergensi dari perwakilan lapangan dan
para ahli dari sistim itu.

146
A/46/L.55
Bahasa Inggris
Halaman 9

VII. KONTINUM DARI BANTUAN KE REHABILITASI DAN PEMBANGUNAN

40. Bantuan emergensi harus disediakan dalam cara-cara yang bersifat mendukung pemulihan dan
pembangunan jangka panjang. Organisasi-organisasi bantuan pembangunan dari sistim Perserikatan Bangsa
Bangsa harus dilibatkan pada tahap awal dan harus bekerja sama secara erat dengan mereka-mereka
yang bertanggung jawab terhadap bantuan emergensi dan pemulihan, sesuai mandat yang ada pada mereka
masing-masing.
41. Kerja sama internasional dan bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi harus berlanjut dengan intensitas
yang berkesinambungan setelah tahap bantuan awal. Fase rehabilitasi harus digunakan sebagai satu
kesempatan untuk menyusun kembali dan memperbaiki fasilitas dan pelayanan-pelayanan yang rusak oleh
karena emergensi untuk memungkinkan mereka menahan dampak terhadap emergensi yang akan datang.
42. Kerja sama internasional untuk pembangunan harus dipercepat dari negara-negara yang sedang
berkembang, dengan demikian menyumbang pengurangan munculnya bencana dan dampak emergensinya
di masa mendatang.

147

Anda mungkin juga menyukai