Anda di halaman 1dari 6

PETA KELURAHAN CIKALANG

Kel.

RW II


Jl. Sutisna


Bank

RW X

Bend

Dep

RW III

Paja
STMIK
Kel.

RW IV





Almutaqqin
RS Cicurug Bata

SD

DK RW I RW XII

Jl. Sapta
Gor
Jl. Kol. SMA
Perum SMU Siliwangi

Cicurug
RW XI RW V
Asrama AU


Petir

RW
VIII Sungai

Sungai Sungai
Sungai

RW
Sindanghu XIV
Kantor Kel.
Jl. Cikalang

RW VI

RW VII SD


KETERANGAN RW IX
: Kantor Kelurahan
: Mesjid Nyantong

: Sekolah Kel.
: Gedung olahraga No. Penyakit RW
: Rumah sakit 1 DHF 4 6
: Pondok pesantren 7 5
: Bank : Jalan raya 8 3
: Kantor Depag 14 6
: Sungai 2 Diare 4 8
: Kantor Pajak : Batas RW 5 7
: Pos Militer 6 5
: Batas kelurahan 1 3
: Komplek ABRI
3 Campak 8 2
11 3
Posyandu Paraji 9 4
Jumlah Penduduk 28.481
BPS Paud
Klinik/BP Rumah
bersalin/RB
Praktek Dokter Apotek
LETAK GEOGRAFIS DAN GAMBARAN UMUM KELURAHAN

Kelurahan Cikalang merupakan salah satu Kelurahan yang ada di


wilayah Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya, terbagi atas 14 RW dan
56 RT, dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Lengkongsari


b. Sebelah Timur : Kel. Setiaratu Kec. Cibeureum
c. Sebelah Selatan : Kel. Kahuripan dan Kel. Setiaratu
d. Sebelah Barat : Kel. Empangsari dan Kel. Kahuripan

Luas Wilayah

Luas wilayah Kelurahan Cikalang 133,265 Ha, terbagi atas :

a. Tanah Darat : 85,260 Ha

b. Tanah Sawah/Kolam : 48,005 Ha

Jumlah Penduduk

Keadaan penduduk sampai dengan Bulan Nopember 2012 berjumlah


11.796Orang, dengan perincian sebagai berikut :

a. Laki-laki : 12.861 Orang

b. Perempuan : 15.620 Orang

Jumlah : 28.481 Orang

Jumlah Kepala Keluarga : 3.066 Kepala Keluarga

PEMBAHASAN KEJADIAN PENYAKIT DI KELURAHAN CIKALANG


KEC TAWANG KOTA TASIKMALAYA

DIARE
Pada peta tergambar di RW 1,4,5,6, dilihat dari kondisi geografis
terletak dekat dengan sekolah yang mana anak anak banyak
melakukan aktivitas di sekolah baik yang ekstrakulikuler atau yang
jajan sembarangan. Di RW 1,4,5,6 tergambar terdapat penyakit diare
yang terjadi sebanyak untuk masing masing RW 1 terjadi sebanyak 3
kasus, RW 4 ada 8 kasus, RW 5 ada 7 kasus, RW 6 ada 5 kasus diare.

Rencana tindakan yaitu melakukan survei lokasi terjadinya penyakit


diare. Dan mulai membuat rencana metode yang akan di gunakan
dalam penentuan kasus apakah kasusnya masuk dalam KLB (Kasus
Luar Biasa) atau merencanakan strategi untuk penaggulangan
penyakit diare.

Menentukan program yang akan di lakukan untuk mengatasi masalah


yang muncul dan melakukan perencanaan program dan melaksanakan
sesuai dengan prioritas masalah.

Melakukan evaluasi atas perencanaan yang di lakukan untuk menilai


apakah perencanaan program bisa berjalan dengan baik dan masalah
yang timbul bisa teratasi atau penyakit yang terjadi semakin
menyebar.

DHF

Pada peta tergambar di RW 4,7,8,14 dilihat dari kondisi geografis


wilayahnya yang padat penduduknya menyebabkan populasi nyamuk
Aedes aegypti meningkat, dan disebabkan karena rumah-rumah yang
saling berdekatan memudahkan penularan penyakit ini. Kurangnya
kebersihan lingkungan menyebabkan populasi nyamuk Aedes aegypti
meningkat. Di RW 4,7,8,14 tergambar terdapat penyakit DHF yang
terjadi sebanyak untuk masing masing RW 4 ada 6 kasus, RW 7 ada 5
kasus, RW 8 ada 3 kasus diare RW 14 ada 6 kasus.

Pencegahan Demam Berdarah Melalui Metode Pemberantasan Sarang


Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3 M plus abatisasi/larvasidasi, gotong
royong, menggunakan kelambu, dan melakukan berbagai tindakan
pencegahan lainnya ,3 M (menggubur ,menguras, menutup
penampungan air 1 plus memakai kelambu).

Program pemberantasan DBD jangka panjang membatasi penularan


dan penyebaran penyakit DBD agar tidak lagi menjadi masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Pemberantasan jangka pendek
mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat DBD, mencegah dan
menanggulangi adanya KLB DBD.
EVALUASI : penemuan dan pelaporan jumlah kasus campak
Pemantauan jumlah kasus campak per minggu per desa,

CAMPAK

Pada peta tergambar di RW 8, 11, 9 dilihat dari kondisi musim


pancaroba sehingga menyebabkan perkembangan penyakit campak
tidak bisa diprediksi Di RW 8, 11, 9 tergambar terdapat penyakit
campak yang terjadi sebanyak 9 kasus untuk masing masing RW 8 ada
2 kasus, RW 11 ada 3 kasus, RW 9 ada 4 campak.

Pencegahan campak Melalui :

Dengan memantapkan status kesehatan balita dengan


memberikan makanan bergizi sehingga dapat meningkatkan daya
tahan tubuh.
Memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya
pelaksanaan imunisasi campak untuk semua bayi.
Imunisasi dengan virus campak hidup yang dilemahkan, yang
diberikan pada semua anak berumur 9 bulan sangat dianjurkan
karena dapat melindungi sampai jangka waktu 4-5 tahun.
Pencegahan tingkat kedua ditujukan untuk mendeteksi penyakit
sedini mungkin

Program pemberantasan campak jangka panjang membatasi penularan


dan penyebaran penyakit campak. Pemberantasan jangka pendek lebih
ditingkatkan cakupan imunisasi campak, mengurangi angka kesakitan
dan kematian akibat campak, mencegah dan menanggulangi adanya
KLB campak.

EVALUASI : penemuan dan pelaporan jumlah kasus campak


Pemantauan jumlah kasus campak per minggu per desa. Pemantauan
cakupan pemberian imunisasi campak dan peningkatan status gizi
pada setiap balita.
PEMETAAN KEJADIAN PENYAKIT DI KELURAHAN
CIKALANG TASIKMALAYA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Epidemiologi

Dosen :
Fedri Ruluwedrata Rinawan dr., MScPH., PhD

Disusun Oleh :
Hj Eet Sumiati : 4007150003
Rosidah Solihhah : 4007150013
Resna Litasari : 4007150012
Sandrini : 4007150014
Dini Ariani : 4007150004
Widya Maya Ningrum : 4007150020

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA KEBIDANAN TERAPAN


STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG
2016

Anda mungkin juga menyukai