Segala Puji bagi Allah SWT. yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala
rahmat dan hidayah Nya, Sehingga kami dapat menyelesaikan Profil tahunan program Sikda
tepat pada waktunya. Profil tahunan Program Sikda yang kami buat merupakan gambaran
umum dari segalah kegiatan yang sudah dilakukan oleh petugas Sikda selama setahun mulai
Bulan Januari s/d Desember 2016. Adanya berbagai macam kendala atau hambatan yang akan
menjadi penghalang tercapainya suatu target dari masing - masing kegiatan akan menjadi acuan
bagi kami untuk menentukan langkah yang tepat untuk rencena kegiatan berikutnya.
Demikian profil Sikda ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan
ii
DAFTAR ISI
ii
Pembangunan kesehata bertujujan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai
salah satu unsur kesejahteraan umum untuk mencapai kecematan lambu yang sehat.
diperlukan adanya Sistim Informasi Kesehatan yang berisi data dan informasi kesehatan dari
tingkat dasar.keterpaduan data dan informasi ini dapat menunjang perfencanaan maupun
koordinasi yang baik dalam menentukan langkah implementasi program pada tahun yang akan
datang.
Penyebar luasan informasi kesehatan ini belum sepenuhnya terlaksana secara efektif dan
efisien sehingga belum menunjang program pembangunan yang dilaksanakan di wilayah UPT
Puskesmas Lambu, padahal kebutuhan data dan informasi ini sangat diperlukan untuk
Berbagai upaya telah dilakukan untuk memenuhi data dan informasi tentang kesehatan
puskesmas lambu yang salah satu upaya adalah disusunnya profil kesehatan UPT Puskesmas
puskesmas lambu, permasalahan dan sumber daya kesehatan yang dimiliki oleh puskesmas
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan dalam pembuatan profil puskesmas lambu
selalu di upayakan perbaikan baik dari segi materi analisis maupun bentuk fisiknya sesuai
dengan pedoman pusat yang mengacu pada indikator penunjang demi tercapainya masyarakat
sehat dan semoga dapat bermamfaat bagi pemegang program khususnya, maupun pengguna
Lambu.
BAB II
GAMBARAN UMUM UPT PUSKESMAS LAMBU
ii
A. KEADAAN ALAM
Di Kecamatan Lambu ada satu Pusat Kesehatan Masyarakat,yaitu UPT Puskesmas
Lambu yang terletak di Desa Rato. Adapun Batas-Batas Kecamatan Lambu sebagai
berikut:
- Di Sebelah Timur Selat Sape
- Di Sebelah Barat Kecamatan Wawo
- Di Sebelah Utara Kecamatan Sape
- Di Sebelah Selatan Kecamatan Langgudu
UPT Puskesmas Lambu merupakan salah satu dari puskesmas yang ada pada lingkup
Dinas Kesehatan di Kabupaten Bima dengan luas wilayah kerja UPT Puskesmas Lambu
7,25 km2 yang terdiri dari 14 Desa yaitu :
- Desa Soro
- Desa Sumi
- Desa Rato
- Desa Lanta
- Desa Simpasai
- Desa Sangga
- Desa Kaleo
- Desa Monta Baru
- Desa Mangge
- Desa Nggelu
- Desa Lambu
- Desa Hidirasa
- Desa Melayu
- Desa Lanta Barat
ii
Untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi UPT Puskesmas Lambu dibekali dan
didukung dengan personil sebagai berikut :
GOLO
NAMA NIP / NRPTT JABATAN TANDA TANGAN
NGAN
1 dr. Rohana Kandati 197008302002122001 III / d Kep. Pusk. Lambu 1.
ii
40 Leni Marlina, A.Md.Keb - - Bides Hidirasa 40.
41 Arif Hidayat, AMK - - Pustu Mangge 41.
ii
84 Irawan,S.Kep - - Pet.UKS 84.
- 85.
85 Ije Furniati,A.Md.Kep - Bidan
ii
Dalam tugas pokok tersebut terdapat fungsi fungsi UPT Puskesmas Lambu adalah :
- Mengusahakan agar Puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik
- Melaksanakan fungsi fungsi manajemen
- Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita penyakit
- Melakukan pencegahan pengendalian dan pemberantasan penyakit pada manusia
- Melakukan koordinasi kegiatan Puskesmas
- Mengkoordinir peran serta masyarakat dalam kegiatan PKMD
- Memberikan penyebaran informasi kesehatan
- Memberikan rekomendasi kesehatan
- Membantu kegiatan lain di bidang kesehatan
ii
- Sistem Semi Aktif : Petugas melakukan pelayanan kepada masyarakat atas
laporan dan panggilan
- Sistem Pasif : Petugas melakukan pelayanan kepada masyarakat yang
dibawa ke Puskesmas
3. TRANSPORTASI
Transportasi di wilayah kerja UPT Puskesmas Lambu seperti Desa Soro, Desa Sumi,
Desa Rato, Desa Lanta, Desa Lanta Barat,Desa Simpasai, Desa Sangga, Desa Monta
Baru dan Desa Kaleo dapat terjangkau oleh kendaraan umum, seperti Bemo, Kendaraan
roda Dua (ojek) dan Benhur, kecuali di desa yang terpencil seperti Desa Mangge, Desa
Nggelu, Desa Lambu dan Desa Hidirasa tidak terdapat Bemo dan Benhur. Dengan
semakin berkembangnya pembangunan di Kabupaten Bima termasuk di Kecamatan
Lambu wilayah kerja UPT Puskesmas Lambu, rata-rata semua jalan sudah
diperbaiki dan di aspal, sehingga transportasi dari desa ke desa menjadi lancar dan
dapat terjangkau.
Berikut ini jarak antara desa yang satu dengan yang lainnya di wilayah kerja UPT Puskesmas
Lambu dalam kilometer :
4. SARANA PENUNJANG
a. Sarana Fisik
UPT Puskesmas Lambu awalnya merupakan Puskesmas Non Keperawatan,
seiring berkembangnya tuntutan masyarakat yang menginginkan pelayanan yang lebih
baik, maka sekarang UPT Puskesmas Lambu dibangun ruang Unit Gawat Darurat dan
ii
Ruang Rawat Inap. Adapun sarana fisik / ruangan UPT Puskesmas Lambu sebagai
berikut :
Ruang Loket / Rekam Medik
Ruang Kepala Puskesmas
Ruang Tata Usaha
Ruang Balai Pengobatan
Ruang Apotik
Ruang KIA / KB
Ruang Persalinan
Ruang Imunisasi, Gizi, dan PKM
Ruang Klinik Sanitasi
Ruang Laboraturium
Gudang Obat
Aula Pertemuan / Rapat
Ruang Rawat Inap
Ruang UGD
Ruang Gigi
Ruang Jaga
Mushollah
Pos Satpam
Perumahan Dokter Umum Dan dokter Gigi
Perumahan Perawat 2
b. Sarana Transportasi
Mobil Ambulance / Puskesmas Keliling 3 unit
Sepeda Motor 31 Unit
c. Sarana Kesehatan Penunjang
Jumlah posyandu yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas sebanyak 44 Posyandu, 36
pos di daerah desa biasa, 6 pos di daerah desa terpencil dan 2 pos berada di daerah desa
sangat terpencil. Sedangkan sarana fisik posyandu terdiri dari 5 sarana permanen yaitu
Posyandu Rade I Ds. Sumi, Posyandu Selaja Lopi 1 Ds. Sumi, Posyandu Temba Romba
III Ds.Rato, Posyandu Oi Potu I Ds. Lanta dan Posyandu Sarae Mee II Ds. Sangga.
Kegiatan posyandu di wilayah kerja UPT Puskesmas Lambu baik di daerah biasa, daerah
terpencil maupun daerah sangat terpencil rutin dilaksanakan setiap bulan. Jumlah kader
posyandu yang aktif rata rata 5 orang per pos, kader yang sudah terlatih sebanyak 196
orang dan belum terlatih 4 orang.
ii
D. KEPENDUDUKAN
Adapun kondisi demokrafis penduduk Kecamatan Lambu Tahun 2016, berjumlah
36.161 jiwa dengan rincian penduduk laki-laki 16.529 jiwa dan penduduk perempuan
19.632 jiwa.
Pertumbuhan penduduk selain di pengaruhi oleh kelahiran juga di pengaruh oleh
perpindahan penduduk dari daerah lain karena Kecamatan Lambu juga merupakan
daerah penerimaan transmigrasi dari pulau Lombok dan kecamatan kecamatan yang
ada di wilayah Kabupaten Bima.
E. SOSIAL EKONOMI
11
BAB IV
PROGRAM GIZI
A. PENIMBANGAN
a. Kegiatan Penimbangan Balita
Penimbangan Balita merupakan bagian dari kegiatan posyandu yang dilaksanakan
sekali sebulan. Kegiatan ini termasuk dari langkah pertama dari sistem 5 langkah yang ada
di posyandu. Adapun sasaran yang harus dilakukan penimbangan adalah bayi berumur 0-11
bulan dan balita umur 1-5 tahun. Penimbangan balita setiap bulan bertujuan untuk
memantau pertumbuhan balita sehingga dapat diketahui status gizi balita yang ada di
wilayah posyandu tersebut.
Pelaksanaan posyandu oleh petugas gizi di Puskesmas Lambu dilaksanakan sesuai
dengan pembagian wilayah desa binaan namun apabila petugas gizi yang bersangkutan
berhalangan hadir maka diganti dengan petugas gizi yang lain. Adapun persiapan sebelum
turun posyandu biasanya yang dipersiapkan adalah SIP posyandu petugas, buku pencatatan
pelayanan gizi di posyandu, KMS laki-laki dan perempuan, papan pengukur tinggi badan,
pita lila dan media konsultasi Asi Ekslusif dan MP-Asi seperti leaflet dan foto penyajian
MP-Asi yang baik. Setelah kegiatan posyandu selesai petugas bersama kader akan merekap
hasil kegiatan posyandu sampai semua format pencacatan dalam SIP terisi semua.
12
c. Pelayanan Gizi Ibu Hamil
Mengingat ibu hamil adalah bagian dari pekerjaan bidan maka di Puskesmas Lambu
pelayanan gizi pada ibu hamil meliputi pemberian tablet tambah darah 90 butir atau 3
bungkus dan pengukuran lila untuk mengetahui status gizi ibu hamil apakah KEK atau tidak
dilakukan sepenuhnya oleh bidan. Semua data yang berhubungan dengan dua kegiatan itu
diambil dari bidan untuk pencatatan dan pelaporan. Sedangkan petugas gizi hanya
melakukan pelayanan gizi pada ibu hamil berupa intervensi gizi terhadap ibu hamil KEK
yaitu dengan melakukan penyuluhan dan konsultasi gizi serta memberikan PMT pemulihan
pada ibu hamil KEK jika tersedia PMT-P dari Dinas Kesehatan dan melakukan monitoring
terhadap ibu hamil KEK. Selain itu ibu hamil KEK juga ditangani melalui kegiatan kelas
gizi ibu hamil KEK dengan menggunakan sumber dana DAU dan BOK puskesmas
Kelas gizi ibu hamil kek ini di laksanakan selama 6 hari dengan jumlah sasaran 10 orang.
Adapun kegiatan yang di laksanakan selama kelas gizi ibu hamil adalah pemberian menu
makanan lengkap,pemeriksaan Hemoglobin awal dan akhir (Hb), Berat badan awal dan
akhir, penyuluhan gizi selama kelas gizi berlangsung,pengukuran tekanan darah,masak
bersama PMT dengan sasaran dan pengukuran Lila.
Adapun hasil kegiatan kelas gizi ibu hamil kek dapat dilihat pada tabel 04.
13
2. Terapi Diit
Tata laksana diit pada penderita gizi buruk bertujuan untuk memberikan makanan
tinggi energi, tinggi protein, dan cukup vitamin dan mineral secara bertahap guna
mencapai status gizi yang optimal. Ada 4 kegiatan penting dalam terapi diit yang
dilaksanakan di Puskesmas Lambu yaitu pemberian diit,, pemantauan, evaluasi, dan
penyuluhan gizi, serta tindak lanjut.
a. Pemberian Diit
Setiap pasien gizi buruk yang ditemukan baik yang berindikasi marasmus,
kwashiorkor, marasmus-kwashiorkor maupun yang tidak ada indikasi khusus
diberikan diit yang sama berupa pemberian makanan tambahan pemulihan(PMT-P)
selama 90 hari makan yang diperoleh dari dana BOK Puskesmas Lambu maupun
dana dari PNPM Gsc kecamatan Lambu yaitu berupa bahan makanan untuk
pembuatan formula 100 yaitu: susu LLM/susu SGM, gula pasir dan minyak. Selain
itu, pasien gizi buruk juga diberikan biscuit sebagai makanan selingan yang
diharapkan dapat mempercepat kenaikan berat badan.Cara pemberian paket ini yaitu
diberikan tiap 10 hari makan anak dimana untuk pembuatan formula 100 akan
diperagakan oleh petugas bagaimana cara membuat dan cara penyimpanan yang
benar agar ibu/pengasuh dapat membuat formula 100 ini di rumah dengan baik dan
benar. Untuk kasus gizi buruk yang memiliki penyakit penyerta dan berindikasi
marasmus, Kwasiorkor atau marasmus kwasiorkor akan di rujuk di puskesmas TFC
puskesmas plus sape.Sehingga puskesmas lambu tidak merawat pasien gizi buruk
hanya memantau pasca keluar dari puskesmas.Untuk semua pasien gizi buruk akan
ditangani dengan mengacu pada protap penanganan gizi buruk.
b. Evaluasi dan Pemantauan Pemberian Diit
Untuk melihat apakah ada perubahan status gizi setelah diberikan PMT, maka
dilakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) dengan cara melakukan kunjungan
rumah langsung ke penderita. Adapun yang dilakukan pada saat kunjungan rumah
tersebut: menimbang berat badan rutin setiap minggu, melihat keadan umum dan
melakukan stimulasi baik sensorik maupun motorik, serta melakukan evaluasi
terhadap daya terima dari diit yang diberikan, apakah bisa dihabiskan setiap kali
pemberian atau ada sisa(waste).
14
e. Kegiatan Pelacakan Dan Penanganan Kasus Gizi Kurang
1. Pelacakan dan penanganan kasus Gizi Kurang
Balita gizi kurang atau bawah garis merah ditemukan pada saat posyandu dan
pada saat balita berkunjung atau berobat di puskesmas. Setelah diperiksa di poli
BP(Bagian Pemeriksaan) oleh tenaga perawat apabila ditemukan balita yang berat badan
tidak sesuai umur maka akan dirujuk ke poli gizi untuk dilakukan penilaian status gizi.
Pasien akan ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan, hasil pengukuran kemudian
dilihat dalam
tabel baku rujukan WHO NCHS dimana status gizi dikelompokkan berdasarkan berat
badan menurut umur dan berat badan menurut tinggi badan.
Untuk mengatasi kasus gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Lambu selama Tahun
2015 adalah dengan mengadakan kegiatan kelas gizi. Kelas gizi merupakan suatu wadah
untuk mengintervensi program pendidikan dan pelatihan gizi. Pelaksanaan kelas gizi
mengintegrasikan pendidikan gizi berupa peningkatan pengetahui ibu tentang pengolahan
makanan untuk anak balita. Adapun sasaran kelas gizi yaitu balita gizi kurang dan balita
bawah garis merah (BGM), dimana sasaran ini didapat pada saat posyandu. Jumlah
sasaran sebanyak 10 orang per kelas untuk dana BOK sedangkan melalui dana DAU
kabupaten Bima sasarannya 12 orang per kelas gizi. Sasaran kelas gizi ini mulai umur 1-3
tahun. Tempat pelaksanaan biasanya di posyandu atau di rumah kader tergantung
kesepakatan antara petugas dan kader pendamping. Kegiatan ini berlangsung selama 12
hari. Selain memberikan anak makanan bergizi ada juga pemberian multivitamin dan obat
cacing. Selama kelas gizi berlangsung petugas akan melakukan monitoring dan evaluasi
dengan memberikan penyuluhan dengan metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi
pembuatan makanan sehat, petugas juga melakukan pemantauan terhadap menu dan daya
terima terhadap makanan yang diberikan, dan memantau perubahan berat badan dan
status gizi sasaran pada saat hari ke-6 dan hari ke-12 .
Tahun 2016 Puskesmas Lambu melaksanakan 8 kelas gizi dari dana BOK dan
sebanyak 9 kelas gizi dari dana DAU Kabupaten Bima.
15
B. Pelayanan Imunisasi
Hasil pencapaian program Imunisasi Puskesmas Lambu periode bulan Januari sampai
bulan Desember 2016 rata-rata sudah mencapai target harapan namun untuk cakupan TT1
sampai TT5 rata-rata masih di bawah target, Sedangkan Imunisasi HB 0-7 hari masih ada 4
desa yang belum mencapai target yaitu Desa Lanta, Nggelu, Hidirasa, dan Sangga.
Adapun Hasil Cakupan Program Imunisasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
2. Polio
Imunisasi Polio1 di berikan pada bayi mulai umur 0 bulan sampai dengan 11 bulan bahkan
sampai dengan 5 tahun, jenis vaksin ini diberikan secara oral 2 tetes selama 4 kali dengan
selang waktu 4 minggu. Bulan desember 2016 ada penambahan Vaksin baru yaitu Polio IPV
(pemberian Polio ijeksi/Suntikan ) pada bayi umur 4 bulan.
16
3. Campak
Pencapaian imunisasi Campak dari 14 Desa di wilayah kerja UPT Puskesmas Lambu rata-
rata sudah mencapai target. Adapun pencapaiannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
6.Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Program Imunisasi Periode Januari s/d Desember Tahun 2016
17
Hasil Cakupan Hasil Cakupan
No Jenis Pelayanan Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
1 Pelayanan imunisasi - Cakp. BCG Dasar 105,5 114,9
rutin - Cakp. Imunisasi 112,1 120,2
lengkap
campak 92,9 120,2
- Cakp. imunisasi
lengkap 112,5 117,8
HB1 umur 0-7 hari 109,5 142,3
- Cakp. Polio 4 112,5 117,8
- Cakp. DPT1
- Cakp. DPT 3
18
Kunjungan K1 untuk tahun 2016 tingkat Puskesmas belum mencapai target yaitu
94,43 % dari target Kabupaten 100% (5,33%), masih ada 6 desa yang belum mencapai target
yaitu desa Sumi (86,73%), Lanta (83,13%), Simpasai (85,37%),
Nggelu (75,00%), Hidirasa (92,86%), dan Sangga (88,10%), sedangkan 8 desa
sudah mencapai target (Desa Soro,Rato,Kaleo,Mangge,Lambu,Melayu,Lanta Barat,Dan
Monta Baru).
b. Cakupan Pelayanan K4
Adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan
standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali
pada trimeter ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3 di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
Kunjungan keempat kali atau lebih ibu hamil untuk tahun 2016 tingkat Puskesmas
belum mencapai target yaitu 88,05% dari target Kabupaten 100% (11,46%), masih ada 7
desa yang belum mencapai target yaitu desa Sumi (82,65%), Lanta (80,72), Simpasai
(73,71%), Mangge (75,00%), Nggelu (58,33%), Hidirasa (71,43%), dan Sangga (73,81%)
sedangkan 7 desa sudah mencapai target (Desa Soro,Rato,Kaleo,Lambu,Melayu,Lanta Barat
dan Monta Baru).
c. Cakupan Deteksi Faktor Resiko dan Komplikasi oleh Masyarakat
Adalah cakupan ibu hamil dengan faktor resiko atau komplikasi yang ditemukan oleh kader
atau dukun bayi atau masyarakat serta di rujuk ke tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.
d. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.
Cakupan persalinan untuk tahun 2016 tingkat puskesmas sudah belum mencapai target yaitu
88,32% dari target kabupaten 90% (0,51%), masih ada 8 desa yang belum mencapai target
yaitu Desa Sumi (86,81%), Lanta (81,48%),Simpasai (73,08%), Kaleo (84,85%), Mangge
(77,14%), Nggelu (42,86%), Hidirasa (69,23%), dan Sangga (73,17%) sedangkan desa yang
sudah mencapai target (Desa Soro,Rato,Lambu,Melayu,Lanta barat dan Monta baru).
19
Kunjungan nifas di fasilitas kesehatan tahun 2016 tingkat Puskesmas belum mencapai
target yaitu 88,32% dari target kabupaten 95% (0,51%), masih ada 8 desa yang belum
mencapai target yaitu Desa Sumi (86,81%), Lanta (81,48%), Simpasai (73,08%), Kaleo
(84,85%), Mangge (77,14%), Nggelu (42,86%),Hidirasa (69,23%), dan Sangga (73,17%)
sedangkan desa sudah mencapai target (Desa Soro,Rato,Lambu,Melayu,Lanta barat dan
Monta baru)
20
Adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 1 kali yaitu 1 kali
pada umur 29 hari - 2 bulan, sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
Kunjungan bayi 1 tahun 2016 tingkat Puskesmas belum mencapai target yaitu 81,23%
dari target kabupaten 94% (8,79%) ,masih ada 10 desa yang belum mencapai target yaitu
desa Soro (91,38%), Sumi (61,80%), Rato (85,11%),Lanta (67,50%), Simpasai (88,89%)
,Kaleo (85,48%), Mangge (53,13%),Nggelu (62,50%),Lambu (57,14%),dan Sangga
(71,05%) dan Desa yang sudah mencapai target yaitu Desa Hidirasa,Melayu,Lanta Barat
dan Monta baru
l. Cakupan Kunjungan Bayi 4
Adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali yaitu 1 kali
pada umur 29 hari - 2 bulan, 1 kali pada umur 3 5 bulan, dan 1 kali pada umur 6 -8
bulan dan 1 kali pada umur 9 11 bulan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
Kunjungan bayi 4 tahun 2016 tingkat Puskesmas belum mencapai target yaitu 81,73%
dari target kabupaten 94% (4,89%) masih ada 10 desa yang belum mencapai target yaitu
Desa Soro (71,55%), Sumi (92,13%),Rato (90,43%), Lanta (60,00%),Kaleo (79,03%),
Mangge (37,50%),Nggelu (62,50%), Melayu (75,61%), Sangga (84,21%) dan Monta
Baru (92,86%) sedangkan ada 4 Desa yang sudah mencapai target yaitu Desa
Simpasai,Lambu,Hidirasa dan Lanta barat.
21
Cakupan AE6 tahun 2016 tingkat Puskesmas belum mencapai target yaitu 35,04% dari
target kabupaten 60% (31,6%),masih ada 8 desa yang belum mencapai target yaitu Desa
Soro (26,72%),Lanta (1,25%),Simpasai (0,00%),Mangge (0,00%), Nggelu
(0,00%),Lambu (23,81%),Lanta barat (0,00%),dan Monta baru (23,81%),.
p. Laporan Kasus Maternal yang Ditemukan, Ditangani dan Dirujuk
22
NO KODE NAMA PENYAKIT LAKI PEREMPUAN
1 21 Penyakit Pada system Otot dan Jaringan pengikat 40 45
2 1302 Infeksi saluran pernapasan akut 34 36
3 2221 Gastritis 27 40
4 2002 penyakit kulit karena alergi 23 27
5 1303 Penyakit lain pd saluran pernapasan bagian atas 17 28
6 2001 Penyakit kulit karena Infeksi 20 20
7 0102 Diare 15 20
8 1101 Infeksi Telinga Tengah 11 9
9 1501 Gangguan gigi dan jaringan penyangga gigi 7 9
10 22 Anemia 3 5
10 12 Hipertensi 152
PROMKES
Gambaran Dan Sasaran Program Promkes
1. Gambaran
23
Program PROMKES merupakan program pokok Puskesmas karena dimana tugas dan
fungsinya adalah merupakan penyuluhan tentang merubah Perilaku Hidup Sehat bagi
masyarakat sehingga tujuan dari Program Promosi Kesehatan Masyarakat (PROMKES)
Untuk mewujudkan masyarakat yang Bersumber Daya Manusia ( SDM ) yang optimal
diberbagai ilmu pengetahuan terutama dibidang kesehatan dapat terwujud .
2. Sasaran Program
Sasaran dari pada Program Promosi Kesehatan Masyarakat adalah Bayi, Balita, Bumil,
Bufas, Busui, Wus, Pus dan masyarakat pada umumnya.
F. PROGRAM PKL
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
24
KESIMPULAN
SARAN
1. Diharapkan semua petugas pemegang program Pro Aktif dalam melaksanakan tugas
2. Penambahan biaya masing masing program di tingkatkan lagi
3. Diusahakan penambahan ruangan untuk kegiatan pelayanan di UPT Puskesmas Lambu
4. Diusahakan penambahan tenaga Dokter umum, tenaga perawat gigi dan Apoteker
BAB VI
PENUTUP
25
Penyusunan profil kesehatan Puskesmas Lambu tahun 2016 diharapkan dapat memberikan
Gambaran tersebut diharapakan dapat digunakansebagai salah satu bahan masukan bagi
puskesmas lambuuntuk tahun berikutnya sehingga tujuan untuk membangun Kecamatan Lambu
LAM PIRAN