Lara Jonggrang takut menolak pinangan itu. Namun demikian, dia tidak
akan menerimanya begitu saja. Dia mau kawin dengan Bandung
Bondowoso asalkan syarat-syaratnya dipenuhi. Syaratnya ialah supaya
dia dibuatkan seribu candi dan dua sumur yang dalam. Semuanya harus
selesai dalam waktu semalam. Bandung Bondowoso menyanggupinya,
meskipun agak keberatan. Dia minta bantuan ayahnya sendiri, orang
sakti yang mempunyai balatentara roh-roh halus.
1
Keesokan harinya waktu Bandung Bondowoso mengetahui bahwa
usahanya gagal, bukan main marahnya. Dia mengutuk para gadis di
sekitar Prambanan -- tidak akan ada orang yang mau memperistri
mereka sampai mereka menjadi perawan tua. Sedangkan Lara Jonggrang
sendiri dikutuk menjadi arca. Arca tersebut terdapat dalam ruang candi
yang besar yang sampai sekarang dinamai candi Lara Jonggrang. Candi-
candi yang ada di dekatnya disebut Candi Sewu yang artinya seribu.
2
BATU GOLOG
NUSA TENGGARA BARAT
3
dua jatuh di tempat yang diberi nama Dasan Batu oleh karena ada orang
yang menyaksikan jatuhnya penggalan batu ini. Dan potongan terakhir
jatuh di suatu tempat yang menimbulkan suara gemuruh. Sehingga
tempat itu diberi nama Montong Teker.
Sedangkan kedua anak itu tidak jatuh ke bumi. Mereka telah
berubah menjadi dua ekor burung. Anak sulung berubah menjadi burung
Kekuwo dan adiknya berubah menjadi burung Kelik. Oleh karena
keduanya berasal dari manusia maka kedua burung itu tidak mampu
mengerami telurnya.
4
Si Pitung
Si Pitung adalah seorang pemuda yang soleh dari Rawa Belong. Ia rajin
belajar mengaji pada Haji Naipin. Selesai belajar mengaji ia pun dilatih
silat. Setelah bertahun- tahun kemampuannya menguasai ilmu agama
dan bela diri makin meningkat.
Pada waktu itu Belanda sedang menjajah Indonesia. Si Pitung merasa iba
menyaksikan penderitaan yang dialami oleh rakyat kecil. Sementara itu,
kumpeni (sebutan untuk Belanda), sekelompok Tauke dan para Tuan
tanah hidup bergelimang kemewahan. Rumah dan ladang mereka dijaga
oleh para centeng yang galak.