Anda di halaman 1dari 3

.

Teori Optik Ibnu Haitham


Author Post
Redaksi
Melalui Kitab Al Manadhir, teori optik pertama kali dijelaskan. Hingga 500 tahun
30 Jun 06 - 4:25 pm kemudian, teori Al Haytham ini dikutip banyak ilmuwan.
Total Topics: 212
Total Posts: 1 Tak banyak orang yang tahu bahwa orang pertama yang menjelaskan soal mekanism
Totall Reply 0 penglihatan pada manusia -- yang menjadi dasar teori optik modern -- adalah ilmuwa
Muslim asal Irak. Namanya Ibnu Al-Haitam atau di Barat dikenal dengan nama Alha
Lewat karya ilmiahnya, Kitab Al Manadhir atau Kitab Optik, ia menjelaskan berbaga
ragam fenomena cahaya termasuk sistem penglihatan manusia.

Selama lebih dari 500 tahun, Kitab Al Madahir terus bertahan sebagai buku paling
penting dalam ilmu optik. Di tahun 1572, karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa L
dengan judul Opticae Thesaurus.

Bab tiga volume pertama buku ini mengupas ide-ide dia tentang cahaya. Dalam buku
Haytham meyakini bahwa sinar cahaya keluar dari garis lurus dari setiap titik di
permukaan yang bercahaya.

Ia membuat percobaan yang sangat teliti tentang linta


cahaya melalui berbagai media dan menemukan teor
tentang pembiasan cahaya. Ia jugalah yang melakukan eksperimen pertama tentang
penyebaran cahaya terhadap berbagai warna.

Dalam buku yang sama, ia menjelaskan tentang ragam cahaya yang muncul saat
matahari terbenam, dan juga teori tentang berbagai macam fenomena fisik seperti
bayangan, gerhana, dan juga pelangi. Ia juga melakukan percobaan untuk menjelaska
penglihatan binokular dan memberikan penjelasan yang benar tentang peningkatan
ukuran matahari dan bulan ketika mendekati horison.

Haytham mencatatkan namanya sebagai orang pertama yang menggambarkan seluru


detil bagian indra pengelihatan manusia. Ia memberikan penjelasan yang ilmiah tenta
bagaimana proses manusia bisa melihat. Salah satu teorinya yang terkenal adalah ket
ia mematahkan teori penglihatan yang diajukan dua ilmuwan Yunani, Ptolemy dan
Euclid.

Kedua ilmuwan ini menyatakan bahwa manusia bisa melihat karena ada cahaya yang
keluar dari mata yang mengenai objek. Berbeda dengan keduanya, Ibnu Haytham
mengoreksi teori ini dengan menyatakan bahwa justru objek yang dilihatlah yang
mengeluarkan cahaya yang kemudian ditangkap mata sehingga bisa terlihat.

Dalam buku ini, ia menjelaskan bagaimana mata bisa melihat objek. Ia menjelaskan
sistem penglihatan mulai dari kinerja syaraf di otak hingga kinerja mata itu sendiri. I
juga menjelaskan secara detil bagian dan fungsi mata seperti konjungtiva, iris, kornea
lensa, dan menjelaskan peranan masing-masing terhadap penglihatan manusia.

Salah satu karyanya yang paling menomental adalah ketika Haytham bersama murid
Kamal ad-Din, untuk pertama kali meneliti dan merekam fenomena kamera obsecura
Inilah yang mendasari kinerja kamera yang saat ini digunakan umat manusia. Oleh
kamus Webster, fenomena ini secara harfiah diartikan sebagai "ruang gelap". Biasany
bentuknya berupa kertas kardus dengan lubang kecil untuk masuknya cahaya.

Sementara dalam bukunya Mizan al-Hikmah, ia mendiskusikan kepadatan atmosfer d


membangun korelasi antara hal tersebut dengan faktor ketinggian. Ia juga mempelaja
pembiasan atmosfer dan menemukan fakta bahwa senja hanya muncul ketika mataha
berada 19 derajat di bawah horison. Dengan dasar itulah, ia mencoba mengukur tingg
atmosfer. Dalam bukunya, ia juga membahas teori daya tarik massa, suatu fakta yang
menunjukkan ia menyadari korelasi percepatan dengan gravitasi.

Selain di bidang fisika, Ibnu Haytham juga memberikan kontribusi penting terhadap
matematika. Dalam ilmu ini, ia mengembangkan analisis geometri dengan membang
hubungan antara aljabar dengan geometri.

Haytham juga membuat buku tentang kosmologi yang diterjemahkan ke dalam bahas
Latin dan Yahudi di abad pertengahan. Karya lainnya adalah buku tentang evolusi, y
hingga kini masih menjadi perhatian ilmuwan dunia.

Sayangnya, dari sekian banyak karyanya -- bukunya diperkirakan berjumlah 200 lebi
hanya sedikit yang terisa. Bahkan karya monumentalnya, Kitab Al Manadhir, tidak
diketahui lagi rimbanya. Orang hanya bisa mempelajari terjemahannya yang ditulis
dalam bahasa Latin.

Ibnu Al-Haytham (965-1039)


Nama Lengkap: Abu Ali Muhammad Ibn al-Hasan
Ibn al-Haytham
Nama Alias (Barat): Alhazen
Asal: Basra, Irak.
Teori yang dikembangkan: optik, pembiasan
cahaya
Karya ilmiah: Kitab al-Manazir (Book of Optics).

Fakta Teori Optik


Yang Tercatat: Isaac Newton pada abad ke-17 mengembangkan teori mengenai lensa
sinar, dan bentuk prisma yang menjadi dasar bagi teori modern mengenai optik
Fakta: Pada abad ke-11 Al Haytham telah mengembangkan teori optik. Tak tertututp
kemungkinan, teori Newton dipengaruhi olehnya, karena pada Abad pertengahan,
teorinya sangat terkenal. Karyanya banyak dikutip ilmuwan Eropa. Selama abad ke-1
sampai 17, Newton dan Galileo mengombinasikan teorinya dengan temuan mereka.

Yang tercatat: Isaac Newton, pada abad ke-17, dalam teori konvergensi cahaya,
menemukan bahwa cahaya putih terdiri dari beragam warna cahaya.
Fakta: Al Haytham (abad XI) dan Kamal Ad Din (abad XIV) pernah mengungkapkan
yang sama. Newton bukan satu-satunya ilmuwan yang menyatakan teori itu.

Yang tercatat: Ilmuwan Inggris, Roger Bacon (1292) mengemukakan pertama kali
tentang kegunaan lensa kaca untuk membantu pengelihatan. Lensa itu merupakan
penyederhanaan bentuk dari hasil kerja Al Haytham. Pada waktu yang bersamaan, ka
mata dibuat dan digunakan di Cina dan Eropa.
Fakta: Ibn Firnas dari Spanyol sudah membuat kaca mata pada abad ke-9. Dia memb
dan menjualnya ke seluruh Spanyol dua abad sebelumnya.

(uli/RioL )

 
< back ne

Anda mungkin juga menyukai