Anda di halaman 1dari 16

Jenis-jenis dan Pengertian 

Fotografi
Fotografi adalah sebuah bentuk seni yang luas, mencakup lebih dari sekedar landscape, potrait
atau fotografi glamor saja, fotografer profesional dan amatir dapat mendukung tipe fotografi
tertentu, sementara seorang fotografer profesional dapat bekerja dalam foto jurnalistik, amatir
mungkin sangat tertarik pada macro photography. Baca terus untuk mengetahui lebih banyak
tentang berbagai jenis fotografi. 
Photo journalism
Meskipun amatir bisa masuk ke bidang ini tanpa pelatihan formal, photojournalism sering
terbatas pada profesional. Salah satu alasan jurnalistik umumnya dipraktekkan oleh para
profesional adalah bahwa photojournalists serius, harus yakin bahwa tembakan mereka
mempertahankan integritas adegan asli. Photojournalism membutuhkan fotografer untuk
menembak hanya fakta, tidak ada perubahan atau manipulasi pada foto.Gambar Photojournalism
sering melibatkan pemirsa dengan berita. Misi dasar Photojournalism adalah mengambil gambar
untuk menemani berita (apakah itu disiarkan atau diterbitkan di koran). Namun, gambar foto
jurnalistik benar-benar hebat harus menceritakan kisah sebelum teks atau penyiar.Gambar
Photojournalism mencoba untuk menangkap perhatian pemirsa dan emosi sekaligus membujuk
pemirsa untuk terus mendengarkan atau membaca tentang cerita.Sebuah aspek kunci dari foto
jurnalistik adalah untuk menyajikan gambar yang akurat yang tidak membahayakan integritas
situasi aktual.
Documentary Photography
Lewis Hine dan James Van DerZee adalah dua pelopor fotografi dokumenter.Foto dokumenter
menceritakan kisah dengan gambar. Perbedaan utama antara foto jurnalistik dan fotografi
dokumenter adalah bahwa fotografi dokumenter dimaksudkan untuk melayani sebagai dokumen
sejarah era politik atau sosial, sementara photojournalism adegan tertentu atau contoh, seorang
fotografer dokumenter menembak serangkaian gambar dari pusat kota tuna wisma atau rentetan
peristiwa pertempuran internasional. Setiap topik dapat menjadi subyek fotografi
dokumenter.Seperti foto jurnalistik, fotografi dokumenter berusaha untuk menunjukkan
kebenaran tanpa memanipulasi gambar.Fotografi Dokumenter mengacu pada bidang fotografi di
mana gambar yang digunakan sebagai dokumen sejarah, bukan untuk melayani sebagai sumber
seni atau kesenangan estetika, fotografi dokumenter sering digunakan untuk menghasut
perubahan politik dan sosial karena kemampuannya untuk menangkap kebenaran sifat gambar
atau lokasi.
Documentary Photography
Lewis Hine dan James Van DerZee adalah dua pelopor fotografi dokumenter.Foto dokumenter
menceritakan kisah dengan gambar. Perbedaan utama antara foto jurnalistik dan fotografi
dokumenter adalah bahwa fotografi dokumenter dimaksudkan untuk melayani sebagai dokumen
sejarah era politik atau sosial, sementara photojournalism adegan tertentu atau contoh, seorang
fotografer dokumenter menembak serangkaian gambar dari pusat kota tuna wisma atau rentetan
peristiwa pertempuran internasional. Setiap topik dapat menjadi subyek fotografi
dokumenter.Seperti foto jurnalistik, fotografi dokumenter berusaha untuk menunjukkan
kebenaran tanpa memanipulasi gambar.Fotografi Dokumenter mengacu pada bidang fotografi di
mana gambar yang digunakan sebagai dokumen sejarah, bukan untuk melayani sebagai sumber
seni atau kesenangan estetika, fotografi dokumenter sering digunakan untuk menghasut
perubahan politik dan sosial karena kemampuannya untuk menangkap kebenaran sifat gambar
atau lokasi.
Action Photography
Action Photography biasanya dilakukan pada fotografi olahraga, mengambil object-object yang
bergerak cepat dan fotografi jenis ini di golongkan pada fotografi yang paling menarik dari
fotografi.Seperti halnya tindakan seorang fotografer olahraga yang baik harus tahu subjek nya
cukup baik untuk mengantisipasi kapan harus mengambil gambar. Aturan yang sama berlaku
untuk fotografer yang mengambil gambar aksi hewan di alam atau pesawat lepas landas
Macro photography
Macro photography menggambarkan bidang fotografi di mana gambar diambil dari jarak
dekat.Setelah dibatasi untuk fotografer dengan peralatan canggih dan mahal, macro photography
sekarang lebih mudah bagi amatir untuk berlatih dengan kamera digital dengan pengaturan
makro.Subyek photography macro mungkin termasuk serangga, bunga, tekstur tenunan sweter
atau benda yang mengungkapkan detail yang menarik.  Setiap benda kecil dapat menjadi subjek
untuk fotografi makro. Sebuah foto makro yang baik mengungkapkan detail dan tekstur pada
objek yang tidak dapat diamati dengan fotografi biasa atau oleh mata undiscerning. Menurut
definisi, subyek fotografi makro are endless! Karena fotografi makro meningkatkan rincian dari
subjek, alam berfungsi sebagai subjek yang sangat baik bagi mereka. 
Glamour Photography
Glamour adalah fotografi romantis yang dimaksudkan untuk menjadi erotis tanpa pornografi.
Berfokus pada ketelanjangan atau pose seram, fotografi glamour berusaha untuk menangkap
subjek dalam pose yang menekankan kurva dan bayangan. Seperti namanya, tujuan fotografi
glamor adalah untuk menggambarkan model dalam cahaya glamor.Tembakan glamour banyak
membawa genit dan misterius.Fotografi Glamour didefinisi ulang oleh setiap generasi,
tergantung pada arus sosial dan politik saat itu.Pada tahun 1940, foto-foto gadis “pinup”
dianggap glamourous. Gambar Betty Grable, salah satu model glamor yang paling populer. Pada
tahun 1960, model yang berpose untuk tembakan glamour dalam pakaian skimpier, pakaian
renang kecil atau sebagian telanjang.Fotografi Glamour bergantung pada kekuatan sugesti,
menyinggung kurva dan zona erotis tanpa benar-benar menunjukkan detail grafis, akibatnya, foto
glamour membawa nada misteri dan romantisme, dan banyak daya tarik fisik. 
Aerial Photography
Aerial Photography atau fotografi udara biasa digunakan untuk keperluan pemetaan, survei,
penggukuran tata ruang dan pertanian, atau untuk tujuan militer.Fotografer udara menggunakan
pesawat, ultralights, parasut, balon dan pesawat remote control untuk mengambil gambar dari
udara.
Underwater Photography
Fotografi bawah/dalam air biasanya digunakan oleh penyelam scuba atau perenang
snorkel.Namun, biaya scuba diving ditambah dengan peralatan fotografi sering mahal dan berat
di bawah air, membuat ini menjadi salah satu kekurangan umum pada fotografi bawah
air.Demikian pula jika seorang amatir memiliki peralatan dan scuba, mengambil gambar bawah
air dapat menjadi rumit, karena kacamata scuba yang diperbesar dan mendistorsi visi fotografer.
Dalam fotografi bawah air, fokus yang ideal terjadi tiga / empat kaki di depan kamera. Karena
refraksi air, dibutuhkan sedikit latihan untuk menentukan dengan tepat di mana hal ini.
Art Photography
Fotografi artistik dapat merangkul berbagai mata pelajaran.Sementara fotografer alam dapat
menggunakan fotografi bawah air untuk membuat seni pertunjukan berdasarkan kehidupan laut,
menunjukkan potret seorang fotografer mungkin fitur portraitures artistik hitam dan putih.Dalam
semua kasus, foto-foto harus memiliki nilai estetika seni.Fotografi Seni Rupa juga dikenal hanya
sebagai seni fotografi, mengacu pada cabang fotografi yang didedikasikan untuk memproduksi
foto untuk tujuan murni, yaitu estetika. Seni fotografi baik bertempat di museum dan galeri,
terutama berkaitan dengan menyajikan benda-benda yang indah atau benda biasa dengan cara
yang indah untuk menyampaikan intensitas dan emosi. Banyak dari seni fotografi diproduksi
dalam jumlah terbatas dan digunakan dalam iklan atau majalah. Namun, karena setiap orang
memiliki pandangan individu tentang apa yang merupakan keindahan, mengartikan apa yang
atau tidak fotografi seni rupa adalah sepenuhnya subyektif. Tantangan lain dalam dunia fotografi
seni rupa adalah kenyataan bahwa fotografi adalah media yang relatif seni, dibandingkan dengan
lukisan atau musik.
Advertising Photography
Karena fotografi memainkan peran penting dalam periklanan, fotografer profesional banyak
mengabdikan karier mereka untuk fotografi iklan.Kebutuhan untuk menyalin iklan unik dan eye-
catching berarti fotografer dapat bekerja dengan beberapa jenis fotografi, termasuk macro
photography dan fotografi glamor.
Travel Photography
Fotografi perjalanan dapat span beberapa kategori fotografi, termasuk iklan, film dokumenter
atau fotografi vernakular yang menggambarkan rasa terutama lokal atau historis. Seorang
fotografer perjalanan dapat menangkap nuansa lokasi dengan baik lanskap dan potret.
Wedding Photography
Fotografi pernikahan adalah campuran dari berbagai jenis fotografi. Meskipun fotografi
pernikahan adalah sebuah film dokumenter dari hari pernikahan, foto pernikahan dapat retouched
dan diedit untuk menghasilkan berbagai efek. Sebagai contoh, seorang fotografer bisa mengobati
beberapa gambar dengan toning sepia untuk memberi efek lebih klasik.Selain itu, seorang
fotografer pernikahan harus memiliki kemampuan fotografi potret, dia juga mungkin harus
menggunakan teknik fotografi glamour untuk menangkap gambar pengantin agar terlihat lebih
baik.  Fotografi pernikahan telah berkembang dan tumbuh sejak penemuan bentuk seni fotografi
pada tahun 1826 oleh Joseph Nicéphore Niépce

Jenis Jenis Fotografi


Dalam dunia fotografi banyak dikenal jenis-jenis fotografi yang dapat dijadikan spesialisasi
Anda, baik fotografer profesional maupun amatir mempunyai spesialisasi atau ketertarikan yang
berbeda terhadap jenis fotografi. Seorang fotografer profesional boleh jadi menjadikan fotografi
jurnalistik sebagai spesialisasi nya sedangkan fotografer amatir boleh jadi tertarik pada fotografi
makro. Tidak ada aturan yang baku mana jenis fotografi yang harus Anda pilih, itu semua
tergantung pada ketertarikan Anda saja. Berikut adalah beberapa jenis-jenis fotografi yang umum
diketahui.
1. Fotografi Jurnalistik (Photojournalism)

Meskipun fotografer amatir bisa masuk ke jenis fotografi ini tanpa pelatihan formal, namun
fotografi jurnalistik sering terbatas pada fotografer profesional. Salah satu alasan jurnalistik
umumnya dilakukan olehh para profesional adalah bahwa fotografer harus benar-benar yakin
bahwa jepretannya harus mempertahankan keaslian peristiwa yang sebenarnya.
Fotografi jurnalistik membutuhkan fotografer nya untuk memotret sesuai dengan fakta aslinya,
tidak ada perubahan atau tidak ada manipulasi terhadap peristiwa aslinya. Foto dari fotografi
jurnalistik sering berupa foto yang bermakna kuat yang melibatkan pemirsa atau pembacanya ke
dalam suatu cerita. Untuk mengetahui bagaimana cara dan mempunyai feeling yang kuat dalam
mengambil gambar dengan menangkap emosi yang asli sering dipelajari hanya melalui praktek
dan pengalaman yang bertahun-tahun.
 

Hanging on to dreams… by Lorraine


Daley
2. Fotografi dokumenter (Documentary Photography)

Foto dokumenter menceritakan sebuah peristiwa dengan gambar. Perbedaan utama antara
fotografi jurnalistik dan fotografi dokumenter adalah bahwa fotografi dokumenter dimaksudkan
sebagai dokumen sejarah era politik atau sosial, sementara fotografi jurnalistik berisi peristiwa
tertentu atau kejadian tertentu saja.
Seorang fotografer dokumenter mungkin memotret serangkaian gambar dari tunawisma di pusat
kota atau rentetan peristiwa pertempuran internasional. Setiap topik dapat menjadi subyek
fotografi dokumenter. Seperti foto jurnalistik, fotografi dokumenter berusaha untuk
menunjukkan kebenaran tanpa memanipulasi gambar.
 
Migrant Mother by Dorothea Lange
 3. Fotografi Aksi (Action Photography)

Seorang fotografer profesional yang mengambil foto aksi dapat mengkhususkan diri dalam
berbagai objek yang berbeda, fotografi olahraga adalah salah satu jenis aksi tercepat dan paling
menarik dari fotografi. Seperti halnya memotret suatu aksi, seorang fotografer olahraga yang
handal harus tahu objek nya dengan baik untuk mengantisipasi kapan harus mengambil gambar.
Aturan yang sama berlaku untuk fotografer yang mengambil foto aksi hewan di alam atau foto
anak-anak bermain bola di sawah.

 
Ball Catcher by Harry Husnan Kurniawan
4. Fotografi Makro (Macro Photography)

Fotografi makro adalah jenis fotografi dengan pengambilan gambar dari jarak dekat. Fotografi
ini membutuhkan peralatan yang canggih dan mahal, akan tetapi fotografer amatir dapat berlatih
dengan menggunakan mode macro pada kamera digital. Objek fotografi makro dapat berupa
serangga, bunga, bulir air atau benda lain yang kalau di close-up kan akan menghasilkan detail
yang menarik.

 
Hornet by Mikesi
5. Fotografi Mikro (Micro Photography)

Fotografi mikro menggunakan kamera khusus dan mikroskop untuk menangkap gambar objek
yang sangat kecil. Kebanyakan aplikasi fotografi mikro paling cocok untuk dunia ilmiah.
Misalnya, fotografi yang digunakan dalam disiplin ilmu yang beragam seperti astronomi, biologi
dan kedokteran.

6. Fotografi Glamour (Glamour Photography)

Orang awam kadang-kadang menyamakannya dengan pornografi, mungkin karena menampilkan


ke seksian dan erotis tetapi sebenarnya bukanlah suatu hal yang porno. Alih-alih berfokus pada
ketelanjangan atau pose seram, fotografi glamour berusaha untuk menangkap objek dalam pose
yang menekankan kurva dan bayangan. Seperti namanya, tujuan fotografi glamor adalah untuk
menggambarkan model dalam cahaya glamor.

7. Fotografi Aerial (Aerial Photography)

Seorang fotografer aerial mempunyai spesialisasi dalam mengambil foto dari udara. Foto dapat
digunakan untuk survei atau konstruksi, untuk memotret burung atau cuaca pada film atau untuk
tujuan militer. Fotografer aerial biasanya menggunakan pesawat, parasut, balon dan pesawat
remote control untuk mengambil foto dari udara.
8. Fotografi Bawah Air (Underwater Photography)

Fotografi bawah air biasanya digunakan oleh penyelam scuba atau perenang snorkel. Namun,
biaya scuba diving, ditambah dengan peralatan fotografi sering mahal dan berat di bawah air,
membuat ini salah satu jenis kurang umum dalam dunia fotografi. Demikian pula jika seorang
fotografer amatir yang sudah memiliki peralatan fotografi bawah air dan peralatan scuba,
mengambil gambar bawah air dapat menjadi sesuatu yang sulit, karena kacamata scuba yang
besar dan mendistorsi visi fotografer.

 
Table Coral
Photograph by Paul Nicklen, National Geographic
9. Fotografi Seni Rupa (Fine Art Photography)

Fotografi seni rupa, juga dikenal hanya sebagai fotografi seni, mengacu pada cabang fotografi
yang didedikasikan untuk memproduksi foto untuk tujuan murni estetika. Fotografi seni, yang
biasanya dipajang di museum dan galeri, umumnya berkaitan dengan penyajian benda-benda
yang indah atau benda biasa dengan cara yang indah untuk menyampaikan intensitas dan emosi.

10. Fotografi Pernikahan (Wedding Photography)

Fotografi pernikahan adalah campuran dari berbagai jenis fotografi. Meskipun album pernikahan
adalah sebuah foto dokumenter dari hari pernikahan, foto pernikahan dapat diolah dan diedit
untuk menghasilkan berbagai efek. Sebagai contoh, seorang fotografer bisa mengolah beberapa
gambar dengan toning sepia untuk memberi mereka lihat, lebih klasik abadi.
Sebagai tambahan, seorang fotografer pernikahan harus memiliki keahlian dalam fotografi
potret, mereka juga harus menggunakan teknik foto yang glamor untuk mengabadikan momen
terbaik.

 
11. Fotografi Periklanan (Advertising Photography)
Karena fotografi memainkan peran penting dalam periklanan, fotografer profesional banyak
memutuskan karier mereka sebagai fotografer periklanan. Fotografi iklan butuh hasil yang unik
dan eye-catching hal ini berarti fotografer dapat memainkan beberapa jenis fotografi, termasuk
fotografi makro dan fotografi glamor.

12. Fotografi Perjalanan (Travel Photography)


Fotografi perjalanan adalah jenis fotografi yang melibatkan dokumentasi pemandangan suatu
daerah, orang, budaya, adat istiadat dan sejarah. Society of America Fotografi mendefinisikan
foto perjalanan sebagai foto yang mengekspresikan perasaan dari waktu dan tempat,
menggambarkan daerah, orang-orangnya, atau budaya dalam keadaan aslinya, dan tidak
memiliki keterbatasan geografis.
Perjalanan fotografi dapat dibuat oleh para profesional atau amatir. Contoh fotografi perjalanan
profesional dapat ditemukan di majalah National Geographic. Fotografi perjalanan amatir sering
dibagi secara online melalui situs berbagi foto seperti Flickr atau situs jejaring social seperti
Facebook.
13. Fotografi Vernakular (Vernacular Photography)
Fotografi vernacular sering disebut juga fotografi amatir karena mengacu kepada penciptaan foto
oleh fotografer amatir atau fotografer yang tidak dikenal yang mengambil foto kehidupan sehari-
hari dan hal-hal yang umum sebagai objek. Contoh foto vernakular adalah foto perjalanan dan
liburan, foto-foto keluarga, foto teman-teman, foto, dll.

14. Fotografi Jalanan (Street Photography)


Fotografi jalanan adalah jenis fotografi dokumenter yang menampilkan objek dalam situasi
candid di tempat umum seperti jalanan, taman, pantai, mall, dll.

15. Fotografi Malam (Night Photography)


Fotografi malam, seperti namanya, adalah pengambilan foto outdoor di senja atau pada malam
hari. Karena kurangnya cahaya yang tersedia dalam fotografi malam hari, fotografer akan
menggunakan pencahayaan buatan atau menggunakan eksposure yang lama untuk memastikan
bahwa sensor cukup menerima cahaya dari objek.

16. Fotografi Infra Merah (Infra Red Photography)


Fotografi inframerah mengacu pada jenis fotografi di mana foto yang diambil sensitif terhadap
cahaya inframerah. Dalam fotografi inframerah, biasanya fotografer menggunakan filter yang
hanya melewatkan panjang gelombang inframerah menuju sensor dan menghasilkan sebuah foto.
Panjang gelombang warna untuk foto yang biasa adalah 400nm (nano meter) hingga 700nm
sedangkan infra red mempunyai panjang gelombang 700nm sampai 1200nm.
Hasil dari foto inframerah bisa menjadi foto hitam-putih yang kontras atau foto false-color,
seperti contohnya warna daun yang hijau segar akan terlihat putih, pemandangan yang panas
akan tampak seperti di musim salju dan seperti di dunia lain.

17. Fotografi Balistik (Ballistics Photography)


Balistik Fotografi adalah jenis fotografi yang berhubungan dengan pengambilan foto dari peluru
yang ditembakkan dari pistol atau peluru yang menembus target masing-masing. Teknik-teknik
yang terlibat dengan mengambil foto terkait balistik adalah sama dengan yang untuk setiap
subjek lain dari fotografi kecepatan tinggi, seperti gambar dari percikan cairan atau popping
balon.
Seperti halnya fotografi khusus yang lain, fotografi balistik menuntut seperangkat peralatan
tertentu. Selain flash berkecepatan tinggi, seorang fotografer juga perlu pemicu untuk
menyelaraskan kecepatan flash dengan kamera yang berkecepatan tinggi.

18. Fotografi Hitam-Putih (Black and White Photography)


Pada awal sejarah fotografi, fotografi hitam-putih adalah satu-satunya pilihan seorang fotografer
untuk mengambil gambar. Bahkan ketika foto berwarna sudah tersedia, foto hitam-putih pada
awalnya mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih murah untuk mengembangkan daripada
foto berwarna.
Seiring dengan kualitas foto berwarna semakin membaik, foto berwarna menjadi pilihan yang
lebih populer sehingga menyebabkan popularitas fotografi hitam-putih menurun. Akan tetapi
fotografi hitam-putih untuk saat ini lebih cenderung digunakan untuk menimbulkan efek tertentu
sehingga foto yang dihasilkan lebih bermakna.
19. Fotografi Perperangan (War Photography)
Fotografi perperangan menangkap foto dari konflik bersenjata dan kehidupan di daerah yang
dilanda perang. Meskipun foto-foto dapat memberikan representasi yang lebih langsung daripada
lukisan atau gambar, foto-foto tersebut kadang-kadang dimanipulasi sehingga menciptakan foto
yang tidak obyektif dalam jurnalistik.

20. Fotografi Busana (Fashion Photography)


Fotografi busana adalah jenis fotografi yang berkonsentrasi pada mengambil foto dari pakaian
atau aksesoris (pada model atau sendirian) yang akan diterbitkan di majalah fashion, iklan atau
beredar di kalangan desainer.
A. Fotografi
Fotografi ( Photography ) berasal dari kata Photo (Cahaya) dan Grafo ( menulis / menggambar ),
sehingga dapat diartikan bahwa fotografi adalah suatu teknik menggambar dengan cahaya.
Atas dasar tersebut, jelas bahwa cahaya sangat berperan penting dan menjadi sumber utama
dalam memperoleh gambar (tanpa cahaya tidak akan ada hasil foto).

B. Kamera SLR
Kamera SLR ( Single Lens Reflex ) atau Kamera D-SLR ( Digital ) merupakan kamera dengan
jendela bidik (Viewfinder) yang memberikan gambar sesuai dengan sudut pandang lensa melalui
pantulan cermin yang terletak di belakang lensa.   Pada umumnya kamera biasa memiliki
tampilan dari jendela bidik yang berbeda dengan sudut pandang lensa  karena jendela bidik tidak
berada segaris dengan sudut pandang lensa .

Fotografi berkaitan erat dengan cahaya (jadi untuk menghasilkan sebuah foto diperlukan adanya
cahaya, tanpa ada cahaya maka tidak akan ada foto), maka kamera berfungsi untuk mengatur
cahaya yang ditangkap image sensor ( sensor gambar pada kamera digital atau film pada kamera
konvensional ). Untuk mengatur cahaya, terdapat 2 hal mendasar dalam kamera, yakni Shutter
Speed (Kecepatan Rana) dan Aperture (Diafragma).

C. Lensa
Dalam fotografi, lensa berfungsi untuk memokuskan cahaya hingga mampu membakar medium
penangkap (film). Di bagian luar lensa  biasanya terdapat tiga cincin, yaitu cincin panjang fokus
(untuk lensa  jenis variabel), cincin diafragma, dan cincin fokus.

PANJANG LENSA
Panjang lensa  biasa disebut Focal Length

Panjang lensa mempengaruhi:


a. JARAK pemotretan
b. SUDUT pandang
c. PEMBESARAN
d. FASILITAS BUKAAN DIAFRAGMA

Lensa Khusus:
a. Lensa Makro (biasa disebut Macro Lens)
b. Penambahan panjang lensa (biasa disebut Tele Converter atau Extender)
c. Lensa pengoreksian perspektif pada subjek
d. Lensa Lunak (biasa disebut Soft Focus Lens)

Macam-macam lensa

 Lensa Standar. Lensa ini disebut juga lensa normal. Berukuran 50 mm dan memberikan


karakter bidikan natural.
 Lensa Sudut-Lebar (Wide Angle Lens). Lensa jenis ini dapat digunakan untuk
menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit. Karakter lensa ini adalah membuat
subjek lebih kecil daripada ukuran sebenarnya. Dengan menggunakan lensa jenis ini, di
dalam ruangan kita dapat memotret lebih banyak orang yang berjejer jika dibandingkan
dengan lensa standar. Semakin pendek jarak fokusnya, maka semakin lebar
pandangannya. Ukuran lensa ini beragan mulai dari 17 mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm.
 Lensa Fish Eye. Lensa fish eye adalah lensa wide angle dengan diameter 14 mm, 15
mm, dan 16 mm. Lensa ini memberikan pandangan 180 derajat. Gambar yang dihasilkan
melengkung.
 Lensa Tele. Lensa tele merupakan kebalikan lensa wide angle. Fungsi lensa ini adalah
untuk mendekatkan subjek, namun mempersempit sudut pandang. Yang
termasuk lensa tele adalah lensa berukuran 70 mm ke atas. Karena sudut pandangannya
sempit, lensa tele akan mengaburkan lapangan sekitarnya. Namun hal ini tidak menjadi
masalah karena lensa tele memang digunakan untuk mendekatkan pandangan dan
memfokuskan pada subjek tertentu.
 Lensa Zoom. Merupakan gabungan antara lensa tandar, lensa wide angle, dan lesa tele.
Ukuran lensa idak fixed, misalnya 80-200 mm. Lensa ini cukup fleksibel dan memiliki
range lensa ang cukup lebar. Oleh karena itu lensa zoom banyak digunakan, sebab
pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai dengan yang dibutuhkan.
 Lensa Makro. Lensa makro biasa digunakan untuk memotret benda yang kecil.

D. Fokus
Fokus adalah bagian yang mengatur jarak ketajaman lensa sehingga gambar yang dihasilkan
tidak berbayang..

F. Shutter Speed
Shutter speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga
cahaya dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan daripada shutter speed adalah detik, dan
sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat pemotretan. Semisal cahaya terang pada siang
hari, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih cepat, semisal 1/500 detik. Sedangkan
untuk malam hari yang cahayanya lebih sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi
lebih lama, semisal 1/5 detik. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa foto pada malam hari
cenderung buram, bahwa shutter speed yang lebih lambat memungkinkan pergerakan kamera
akibat getaran tangan menjadikan cahaya bergeser sehingga foto menjadi buram / blur.

Foto dengan shutter speed lambat 

Foto dengan shutter speed cepat 

G. Aperture
Aperture atau diafragma merupakan istilah untuk bukaan lensa. Apabila diibaratkan sebagai
jendela, maka diafragma adalah kiray / gordyn yang dapat dibuka atau ditutup untuk
menyesuaikan banyaknya cahaya yang masuk. Pada kamera aperture dilambangkan dengan
huruf  F  kecil dan dengan satuan sebagai berikut:
f/1.2
f/1.4
f/1.8
f/2.0
f/2.8
f/3.5
f/4.0
dst...

Semakin kecil angka satuan maka akan semakin besar bukaan lensa  (f/1.4 lebih besar bukaannya
dibandingkan dengan f/4.0,  f/2,8 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan f/16).

Gambar Aperture pada lensa 

Jadi, korelasi antara shutter speed dan aperture adalah bahwa semakin besar bukaan lensa maka
shutter speed akan semakin cepat, sebaliknya semakin kecil bukaan lensa maka shutter speed
akan semakin melambat.

Keterangan:
perhatikan perbedaan rentang ruang tajam pada ketiga foto diatas. Pada bukaan diafragma besar
ruang tajamnya lebih sempit dan demikian seterusnya.

Tips : 
Gunakan bukaan besar (angka f kecil) untuk mengisolasi background yang mengganggu.
Gunakan bukaan kecil (angka f besar) untuk pemotretan lanskap (pemandangan).

Beberapa istilah dlm fotografi yang amat perlu difahami:

1.  APS: Advanced Photo System


2.  DIL : Drop in Loading
3.  CID : Cartridge Identification number
4.  FID : Film strip Identification number
5.  USC : Uniform Sigma Crystal/kristal sigma seragam
6.  Kristal sigma : Butir-butir perak halida
7.  AFS : Auto Focus Silent Wave Motor
8.  AFD : Auto Focus Distance Information
9.  DIR : Development Inhibitor Releaser
10.  SPD : Silicon Photo Diode
11.  LCD : Liquid Crystal Display
12.  LED : Light Emitting Diode, lampu
13.  ISO/ASA : Derajat sensitivitas film
14.  ISO : International Standart Organization
15. ASA : American Standart Association
16. DIN : Deutsche Industry Norm
17. NiMH : Nikel Metal Hydride
18. NiCd : Nikel Cadmium
19. DRAM : Data Random Acces Memory
20. RISC : Reduce Intruction Set Computer
21. CCD : Charge Couple Device (pada kamera digital)
22. CPL : Circular Polarizing
23. USM : Ultrasonic motor
24. ESP : Elektro-Selective Pattern (Sistem pengkuran cahaya otomatik, di saat kondisi
kesenjangan kecerahannya sangat besar
25. SLR : single Lens Reflek, kamera lensa tunggal yang menggunakan cermin dan prisma
26. TLR : Twin lens Refleks, kamera yang menggunakan dua lensa , satu untuk melihat,
lainnya utnuk meneruskan cahaya ke film
27. Lens Mount : Dudukan lensa
28. MF : Manual Fokus
29. AF : Auto Fokus
30. Fps : Frame per second:, satuan kecepatan pengambilan gambar dalam gambar perdetik
31. DOF : Depth of Field; ruang tajam, merupakan jarak, dimana gambar masih terlihat
tajam/focus, bergantung pada: diafragma, panjang lensa dan jarak objek
32. GN : Guide number; kekuatan cahaya blitz merupakan perkalian antara jarak (dalam
meter atau feet) dan diafragma
33. AR Range : Tingkat terang cahaya dimana system aotufocus masih dapat bekerja, dalam
satuan EV
34. EV : Exposure Value; kekuatan cahaya. Sample, EV=0 kekuatan cahaya pada difragma
f/1,0 kecepatan 1 detik
35. Exposure mode : Modus pencahayaan, pada umumnya ada 4 tipe: manual, Aperture
priority, Shutter priority dan Programed (auto)
36. Aperture : Diafragma
37. Lens Hood : Tudung lensa
38. Aperture priority : Prioritas pengaturan pada diafragma, kecepatan rana otomatis
39. Shutter : Rana
40. Shutter Priority : Prioritas pengaturan pada kecepatan rana, diafragma otomatis
41. Exposure compensation :Kompensasi pencahayaan, membuat alternatif pencahayaan dari
normal menjadi lebih atau kurang
42. Flash Exposure Compensation : Kompensasi pencahayaan blitzt
43. Metering: Pola pengaturan cahaya, biasanya terbagi dalam 3 kategori, centerweighted,
evaluative/matrix, dan spot
44. Center weighted Metering : Pengukuran pencahayaan pada 60% daerah tengah gambar
45. Evaluative/Matrix : Pengukuran pencahayaan berdasarkan segmen-segmen dan
presentase tertentu
46. Spot : Pengukuran pencahayaan hanya pada titik tertentu
47. View finder : Jendela bidik
48. Built in Dioptri: Dilengkapi dengan pengatur dioptri (lensa+ atau – bagi mereka yang
berkacamata)
49. Eye piece Blind : Tirai penutup jendela bidik
50. Interchangeable Focusing Screen : Fasilitas untuk dapat mengganti focusing screen
51. Focusing screen : Layar focus
52. Bracheting : Pengambilan gambar yang sama menggunakan pengukuran pencahayaan
yang berbeda
53. Flash Sync : Sinkron kilat, kecepatan maksimum agar body dan flash masih bekerja
harmonis
54. TTL: Through The Lens, Sistem pengukuran pencahayaan melalui lensa
55. Remote Flash : Melepaskan lampu kilat dari badan kameranya dan meletakkannya si
duatu tempat untuk mendapatkan efek foto yang diinginkan
56. Bounce : Cahaya lampu kilat yang di pantulkan ke langit-langit atau bidang lain sehingga
cahaya menerangi objek secara merata
57. Slave unit : (Lampu kilat + mata listrik/elctric eye); adalah alat abntu yang sanggup
menyalakan lampu kilat bila mata itu menerima sinar dari lampu kilat lain
58. Wireless TTL : Sistem pengukuran TTL tanpa melalui kabel
59. Multiple exposure : Fasilitas pemotretan berulang pada fram eyang sama
60. Pupup Flash : Blitz kecil, terbuat menyatu dengan body
61. Stop : Satuan pencahayaan, 1 stop sama dengan 1 EV
62. Red Eye Reduction : fasilitas untuk mengurangi efek mata merah yang biasa terjadi pada
pemotretan menggunakan blitz pada malam hari
63. PC terminal : Terminal untuk blitz di luar hot shoe
64. Hot shoe : Kaki blitz
65. Mirror Lock up : Pengunci cermin, agar getaran dapat dikurangi pada saat rana bergerak
66. Shiftable program : Pada mode program, exposure setting dapat diubah secara otomatis
dalam EV yang sama, misalnya dari 1/125 menjadi 1/250 detik, f 5.6 dmenjadi f 11
67. Second Curtain Sync : Fasilitas untuk menyalakan blitz sesaat sebelum rana menutup
68. Shutter release : Pelepas rana
69. Self Timer : Alat penangguh waktu pada kamera
70. Vertical Grip : Alat pelepas rana utnuk pengambilan secra vertical tanpa harus memutar
tangan
71. Data Imprint : Fasilitas pencetakan data tanggal pada film
72. Reloadable to last frame: fasilitas untuk mengembalikan film yang telah digulung di
tengah ke posisi terakhir yang terpakai
73. Fill In flash : Blitz pengisi, dalam kondisi tidak memerlukan blitz, blitz tetap dinyalakan
untuk menerangi bagian-bagian yang gelap seperti bayangan
74. Intervalometer : Fasilitas epmotretan otomatis dalam jarak waktu yang tertentu
75. Multispot : Pengukuran pencahayaan dari beberapa titik
76. Back : Sisi belakang kamera, berfungis pula sebagai penutup film
77. Bayonet : Sistem dudukan lensa yang hanya memerlukan putaran kurang dari 90 derajat
untuk pergantian lensa
78. Bulk film : Film kapasitas 250 exposure
79. Wide lens : lensa lebar, mempunya jarak titik bakar yang pendek, lebih pendek dari 50,,,
biasanya:
· 16-22mm (lensa lebar super)
· 24-35mm (lensa lebar medium
· 6-15mm (lensa mata ikan)
80. Push : Meningkatkan kepekaan film dalam pemotretan, missal dari ISO 100-200/lebih
81. Pull : kebalikan dari Push
82. Main light : Cahaya pengisi/tambahan
83. Foto wedding : Potraiture berpasangan (menciptakan rekaman gambar yang romantisme,
baik dari posenya maupun dari suasananya
84. Foto wedding terbagi 2 yaitu:
85. Neo Classic Potraiture, ialah bentuk visual foto berpasangan yang beraura romantis
86. Classic wedding, ialah bentuk foto berpasangan yang harus menjadi kenangan
87. Blouwer : Kipas angin yang digunakan pada pemotretan model untuk menghasilkan efek
angin
88. Reverse ring : digunakan untuk memasang lensa yang di balik, untuk membuat lensa
makro alternatif agar cahaya yang masuk tidak bocor
89. Golden section : Potongan kencana; Hukum komposisi yang mengatakan bahwa
keselarasan akan tercapai kalau suatu bidang adalah kesatuan dari 2 bidang yang saling
berhubungan
90. Komposisi : susunan garis, bidang, nada, kontras dan tekstur dalam suatu format tertentu
91. Siluet : Teknik pencahayaan untuk menampilkan bentuk objek tanpa menunjukkan
detilnya
92. Framing : Pembingkaian objek untuk memberi kesan mendalam/ dimensi objek foto
93. Panning : Teknik pengambilan gambar dengan kesan gerak (berubahnya latar belakang
menjaid garis-garis sementara objek utama terekam jelas
94. Sandwich : Teknik menggabungkan foto
95. Cross process : Proses silang, biasanya di lakukan pada film positiv (E6) ke film negatif
(C 41), sehingga menimbulkan warna- warna baru pada foto
96. Esai foto : (Biar foto yang bicara), merangkai foto menjadi cerita bertem
97. xposure time kalo ga salah sih lamanya waktu kita ngebuka bukaan ( Biasanya di mode
Bulb )
98. Sesuai dengan artinya, Interpolasi merupakan salah satu cara yang dipakai untuk
memperbesar ukuran gambar dengan memultiplikasi pixel ukuran gambar yang
diduplikasi menjadi lebih besar. Biasanya gambar interpolasi bila dilihat dengan teliti
akan menurunkan ketajaman gambar karena bukan hasil asli keluaran dari sensor.
99. HSM : Singkatan dari Hypersonic Motor. Artinya kurang lebih sama dengan USM, auto
fokus cepat dan tidak bersuara. Kode ini akan Anda temukan di lensa merek Sigma.
100. AF-S : Sama dengan kode diatas, kode ini akan Anda temukan di lensa merek
Nikon.
101. SAM : Sama dengan kode diatas, kode ini akan Anda temukan di lensa merek
Sony.
102. AF : Lensa Nikon yang tidak memiliki auto fokus built-in. Di kamera pemula
Nikon seperti D60 dan D5000, tidak bisa mengunakan lensa ini untuk auto fokus, tapi
harus dengan manual fokus.
103. VR : Singkatan dari Vibration Reduction, fungsinya sama dengan Image
Stabilization.
104. OS : Singkatan dari Optical Stabilization, fungsinya sama dengan Image
Stabilization. Kode ini akan Anda temukan di lensa Sigma.
105. VC : Singkatan dari Vibration Compensation, fungsinya sama dengan Image
Stabilization. Kode ini akan Anda temukan di lensa Tamron.
106. DX, DT, DC : Kode lensa yang di optimalkan untuk kamera sensor krop. Kode ini
akan Anda temukan di lensa Nikon, Sony atau Sigma.
107. DG : Kode lensa yang di kompatibel untuk kamera sensor krop dan full frame.
Kode ini akan Anda temukan di lensa Sigma.
108. L -> kependekan dari "Luxury", biasa diplesetkan menjadi "Larang". Lensa-lensa
L-series Canon adalah lensa yang berada di jajaran atas. Dibuat dengan optik-optik
pilihan yang berkualitas, juga memiliki build quality yang baik dan kokoh. Lensa seri ini
ditandai dengan adanya gelang merah di leher bagian depan lensa. L singkatan dari
luxury alias lensa mewah yg kualitasnya tinggi.
109. DO -> kependekan dari "Diffractive Optics". Lensa seri ini bila dibandingkan
dengan lensa lain yang memiliki focal length dan aperture maksimal yang sama biasanya
memiliki bentuk yang lebih kecil dan berat yang lebih ringan. Canon juga meng-claim
lensa seri DO ini memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengatasi chromatic
aberration. Lensa ini ditandai dengan adanya gelang berwarna hijau di leher lensa bagian
depan. Hingga saat ini Canon baru memproduksi 2 macam lensa dengan diffractive optics
ini.
110. EF -> mount lensa Canon sejak tahun 1987, mount sebelumnya bernama FD.
Tambahan -S di belakang adalah kependekan dari Short Back Focus. Lensa dengan seri
ini memiliki 'buritan' yang lebih nongol sehingga tidak bisa masuk ke body fullframe.
Desainnya pun memang dirancang untuk body non-fullframe (APS-C) sehingga memiliki
image circle yang lebih kecil daripada lensa seri EF biasa. Jika dipaksakan dipasang pada
body fullframe (baik dibantu dengan extension tube atau cara lain), maka akan
menghasilkan foto dengan vignetting yang cukup parah akibat jangkauan image circle
tidak sampai mencakup keseluruhan frame.
111. IS -> kependekan dari "Image Stabilizer". Teknologi peredam getar pada lensa
yang memungkinkan lensa menstabilkan getaran tangan yang bisa menyebabkan foto
shaking. Kemampuan IS biasanya diukur dengan stop rating, di mana semakin tinggi
angka ratingnya, semakin baik kemampuan IS lensa tersebut dalam menstabilkan getaran.
112. USM -> kependekan dari "Ultra-sonic Motor", bisa diplesetkan menjadi "Untuk
Semua Momen". Lensa AF dengan motor ini biasanya memiliki kemampuan autofocus
yang lebih cepat dan senyap sehingga dapat menangkap momen dengan lebih baik dan
akurat.
113. EF-S : jenis vatting / pangkon / bajonet / mounting

Anda mungkin juga menyukai