Anda di halaman 1dari 12

Biocelebes, Desember 2011, hlm.

105-116
ISSN: 1978-6417 Vol. 5 No. 2

Aplikasi Ilmu Biologi Dalam Pendidikan dan Pembangunan


Berwawasan Lingkungan Berbasis Sumberdaya Alam
Ramadhanil Pitopang1) dan Elijonnahdi2)
1), 2) Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Tadulako, Palu Sulawesi Tengah 94117
E.mail: pitopang_64@yahoo.com

ABSTRACT
Biology is one of knowledge belong to basic sciences that have important roles in
education and sustainable development that environmental sound. Biological science is a
basic for numeral applied sciences such as Medicine, Pharmacy, Agriculture including
Fishery, Animal husbandry, Forestry and soon. There is a branch of biology which have
been developed rapidly namely Ecology that close related with environmental problem or
sciences that study on the relationship between organism and their environment or
interaction among environmental factors at a numerous ecosystem type such teresterial,
fresh water, marine, forest and soon. Ecology is the study that may explain the cause of
the occurrence of various phenomena and environmental issues that occur on Earth,
such as floods, drought, landslides, the "algae blooming”, "silent spring", the development
of infectious diseases, emergence of strange diseases like cancer caused by xenobiotics
compounds, global warming, acid rain, destruction of biodiversity, etc.

Key words: Biology, environmental sound development , ecology, natural resources.

PENDAHULUAN pengembangannya mempunyai hubungan


yang sangat erat dengan berbagai ilmu
Biologi merupakan cabang dari lain. Beberapa ilmu menjadi penunjang
Ilmu Alamiah (Natural Sciences) dasar adalah Matematika, Fisika, dan
bersama-sama dengan ilmu lain seperti Kimia kemudian memberi dan menerima
Fisika, Kimia, Metereologi, Astronomi, informasi dari Geologi, Sosiologi,
Geologi dan Matematika. Kalau dilihat Antropologi, Psikologi dan sebagainya.
dari asal usul istilah “Biologi” berasal Karena Biologi sebagai ilmu alamiah
dari bahasa Yunani yaitu 2 kata yaitu (Sains murni), maka dalam
“bios” = hidup dan logi atau “logos” = mempelajarinya sangat berkaitan dengan
ilmu. Sehingga Biologi adalah cabang bidang ilmu alamiah lain serta ilmu terapan
ilmu Alam yang mempelajari tentang (teknologi) yang secara ringkas dapat
seluk beluk kehidupan atau benda- digambarkan dalam skema seperti pada
benda yang masih hidup dan yang Gambar 1. Dibidang lain ilmu Biologi
pernah hidup di permukaan bumi ini. menjadi ilmu dasar (basic science) dari
Sebagai ilmu yang mempunyai berbagai ilmu pengetahuan terpakai
disiplin tersendiri, maka Biologi juga (applied science) seperti Kedokteran,
memiliki ruang lingkup pembicaraan Farmasi, Pertanian termasuk Perikanan,
tertentu. Ilmu ini dalam Peternakan, Kehutanan dan sebagainya.
105

Jurnal Biocelebes, Vol. 5 No. 2, Desember 2011, ISSN: 1978-6417


Ramadanil Pitopang dkk. Biocelebes, Vol. 5 No. 2

Bidang kedokteran adalah cabang bidang pertanian sangatlah jelas biologi


biologi yang khusus mempelajari mempunyai peranan penting dalam hal
tentang seluk beluk kesehatan dan pemanfaatan tumbuh-tumbuhan yang
penyakit pada masyarakat. Hubungan sudah dibudidayakan sebagai tanaman
biologi dengan Farmasi terutama dalam pangan, hortikultur serta seluk beluk
pencaharian senyawa aktif tumbuhan pengelolaan hama terpadu serta teknologi
atau mahkluk hidup yang berpotensi pascapanen.
sebagai obat-obatan, sedangkan di

MATEMATIKA FISIKA KIMIA


Statistik Biofisik Biokimia

BIOLOGI

BOTANI MOLEKULAR ZOOLOGI

PERTANIAN Virologi Fisiologi Virologi PETERNAKAN

Mikologi Genetika Mikrobiologi Ruminansia


Hortikultur Mikrobiologi Sitogenetika Nematolog Monogastrik
Florikultur Bryologi Histologi Entomolog Unggas
HPT Algologi Taksonomi Ichtyologi
Agronomi Pteridologi Populasi Ornithologi PERIKANAN
Agrostologi Primatolog Darat
KEHUTANAN Dendrologi Ekologi
Silvikultur Palinologi Limnologi KEDOKTERAN
Biogeografi HEWAN
Evolusi
Palaentologi
Evolusi
Palaentologi
Eksobiologi

SOSIAL EKONOMI KESEHATAN/KEDOKTERAN REKAYASA


(ENGINERING)
Antropologi Biofarmakologi
Psikologi Parasitologi Robot
Gizi Masyarakat Pangan/Gizi Tek.Pasca Panen
Mek.Pertanian
Bioteknologi

Gambar 1. Skema Biologi Sebagai Ilmu Murni dan Kaitannya dengan Ilmu Terapan
(Guhardja, 2004).

106

Jurnal Biocelebes, Vol. 5 No. 2, Desember 2011, ISSN: 1978-6417


Ramadanil Pitopang dkk. Biocelebes, Vol. 5 No. 2

PEMBAHASAN Aristoteles, Dioscorides, Theoprastus,


Plinius. Pada fajar Biologi baru terbit ,
setumpuk tulisan tentang ilmu hayati yang
A. Perkembangan Ilmu Biologi Dari
dihasilkan oleh para ilmuwan selalu
Dulu Hingga Sekarang
berkutat seputar Taksonomi, terutama
Jauh sebelum berkembangnya dalam kaitannya dalam mengungkapan
ilmu pengetahuan dan teknologi, ilmu manfaat sumberdaya alam hayati bagi
Biologi telah memainkan peranan umat manusia.
sangat penting dalam pemenuhan Dapat dikatakan bahwa ilmu
kebutuhan hidup manusia. Salah satu Taksonomi merupakan pionir biologi,
cabang ilmu Biologi yang memainkan merupakan ilmu klasik yang sangat mudah
peranan adalah Taksonomi sekali penguasaannya serta memiliki seni
(“Systimatic”), hal ini disebabkan tersendiri dan dapat ditekuni oleh mulai
karena semenjak manusia lahir di dari pencinta alam amatiran sampai para
permukaan bumi ia telah sadar bahwa tokoh yang berautoritas yang disegani.
makhluk hidup (organisme/biota) yang Pada pertengahan abad ke XVIII cabang
ada di bumi kita ini banyak sekali ilmu pengetahuan ini telah ditandai dengan
jumlah dan beraneka ragam jenisnya kemajuan yang dipelopori oleh Carolus
dan semenjak itu pulalah manusia Linneaus, seorang Dokter istana
berusaha memahaminya dan berkebangsaan Swedia yang
mengungkapkan apakah maknanya. memperkenalkan pemberian nama
Kesadaran dan usaha itulah yang tumbuhan pertama kali dalam “Binomial
akhirnya melahirkan salah satu cabang Sistem”, serta kesepakatan
ilmu Biologi yang sekarang disebut menggunakan bahasa latin sebagai
Taksonomi atau Sistematik. Para bahasa ilmiah karena kesulitan yang
ilmuwan terutama biologiwan sepakat ditimbulkan akibat beragamnya
bahwa Taksonomi merupakan ilmu nama/panggilan untuk satu jenis
kunci dalam mempelajari berbagai tumbuhan di berbagai penjuru dunia.
keanekaragaman hayati (“biodiversity”) Sebagai contoh : “Nangka” (bahasa
di muka dunia ini. Dalam Indonesia, Malaysia, Filipina), “Jack Fruit”
perkembangannya cabang ilmu ini telah (Inggeris), “Khanum”, mamkmi (Thailand),
pula memberikan sumbangsih untuk “Mit” (Vietnam), dan di Sulawesi sendiri
mengungkap paling tidak sekitar 1,5 beragam nama untuk jenis tumbuhan
juta jenis makhluk hidup yang sudah yang sama seperti “Ganaga” (Bahasa
dipertelakan di permukaan bumi Kaili), “Panasa” (Bugis), “Nanaka
(Primack et al, 2002), dan sekitar (Bungku), “Cubadak” (Minangkabau),
40.000 jenis diantaranya merupakan “Nongko” (Jawa) akhirnya disepakati
tumbuhan tinggi (“flowering plant”) yang sebagai Artocarpus heterophyllus Lamk.
ditemukan di bumi pertiwi Indonesia dan dikelompokan lagi ke dalam Famili
(Ministry of State Population and MORACEAE salah satu tumbuhan yang
Environmental Republic of Indonesia memiliki ciri getah berwarna putih, buah
1995) atau perbungaan serupa periuk.
Cabang ilmu yang secara ringkas Pada awalnyat taksonomi digeluti
mempelajari seluk beluk penamaan oleh orang-orang yang latar belakangnya
(“Naming”), pendeskripsian/pencirian berbeda, misalnya : Rhumpius pendiri
(“Characterizing”) serta penggolongan Herbarium Amboinense adalah wakil
(Classifying) telah lama berkembang kantor dagang VOC Belanda, Van
dan menjadi nominasi ilmuwan Rheede adalah seorang Gubernur
Eropah. Sebut saja misalnya
107

Jurnal Biocelebes, Vol. 5 No. 2, Desember 2011, ISSN: 1978-6417


Ramadanil Pitopang dkk. Biocelebes, Vol. 5 No. 2

Jenderal, Kolonel Munro (perwira bidang Biologi. Terutama setelah


Kolonel, Backer (Guru sekolah), penemuan Mikroskop sederhana oleh
Junghun (administrasi perkebunan), Anthony Van Leeuwenhock orang yang
para bangsawan dan orang-oarang pertama mendeskripsi mikroorganisme
berada (Lamarck, Charles Darwin, pada tahun 1676, dimana untuk beberapa
Alfred Russel Wallace) yang mengisi tahun sebelumnya dia telah
waktu luangnya untuk mendalami peri mengkomunikasikan dengan sebuah
kehidupan alam bertemakan kelompok Ilmiah di Inggeris yaitu “Royal
Taksonomi. Pada waktu yang hampir Society of London”. Setelah itu penemuan
bersamaan bermunculanlah raksasa mutakhir di bidang mikrobiologi
ahli yang professional guna menduduki berkembang pesat dan atas jasanya ini
jabatan berpengaruh di lembaga- mereka mendapatkan penghargaan
lembaga kerajaan seperti : Bentham, “NOBEL” yang merupakan penghargaan
Blume, Huxley, serta pusat kajian tertinggi di bidang ilmu pengetahuan.
biologi diperguruan tinggi seperti Pulle, Sebut saja misalnya Sir Ronald Ross
Clapham, Bessey, Merril, de Boer (Inggeris) penemu vector penyebab
dan Boedijn. Mereka semuanya malaria, Robert Koch (Germany) penemu
adalah tokoh-tokoh taksonomi basil Tuberculosis, Sir Alexander
walaupun beberapa merupakan Flemming (Inggeris) penemu antibiotic
amatiran ataupun professional, penisilin yang diperoleh dari hasil metabolit
namanya beliau terus melekat di bibir sekunder jamur Penicillium spp, Selman A
para mahasiswa Biologi, karena Waksman (USA) penemu antibi0tik
keharusan mempelajari buah karyanya. Streptomisin, James D. Watson (USA),
Dari semula Taksonomi Francis H. C. Crick (Inggeris) dan
merupakan Ratu atau induk bagi ilmu Maurice H. F. Wilkins (Inggeris) yang
biologi yang lain karena menentukan struktur DNA, Paul Erhlich
kemampuannya menghimpun semua (Germany) penemu imunitas, Charles J.H.
data dan informasi dalam sebuah Nicolle (France) penemu dan penyebab
sintetis. Dengan berkembang pesatnya penyakit Typhus, Max Delbruck (USA-
ilmu pengetahuan dan Teknologi Germany), Alfred G. Khorana (USA-
hingga saat ini Taksonomi atau India) dan Salvadore E. Luria (USA- Italy)
Sistimatik telah pula menyesuaikan diri yang menemukan mekanisme virus
dimana aspek kajian bukan hanya menginfeksi sel serta lain sebagainya
berdasarkan karakter morfologi saja (Alcamo, 1984)
tetapi juga ditunjang aspek lainnya Salah satu cabang Biologi yang
seperti Anatomi, Fisologi, Kandungan berkembang pesat dan berhubungan
senyawa Kimia, Pollen serta Genetik, dengan permasalahan lingkungan adalah
untuk menunjukan dan membuktikan “Ekologi”. Istilah ini pertama sekali
beranekaragamnya jenis makhluk hidup diusulkan oleh ahli biologi bangsa Jerman
serta hubungan kekerabatannya, yang Ernst Hackel dalam tahun 1869. “Ekologi”
selanjutnya mempelajari bagaimana yang berasal dari bahasa Yunani dari kata-
manfaatnya bagi kesejahteraan umat kata : Oikos, berarti “rumah” atau tempat
manusia seperti : sebagai obat, untuk hidup, yang didefenisikan sebagai
kosmetik, ornamental, bahan pangan, Ilmu pengetahuan yang mempelajari
bangunan dan lain-lain sebagainya. tentang hubungan timbal balik antara
Pada sisi yang lain penemuan- organisme (makhluk hidup) dengan
penemuan mutakhir dalam Sains juga lingkungan, atau mempelajari proses-
dipelopori oleh ilmuwan-ilmuwan dalam proses fungsional yang terjadi di daratan,

108

Jurnal Biocelebes, Vol. 5 No. 2, Desember 2011, ISSN: 1978-6417


Ramadanil Pitopang dkk. Biocelebes, Vol. 5 No. 2

perairan lautan ataupun berbagai tipe Maluku 133, Sulawesi 105, Kalimantan 77,
ekosistem lainnya (Odum, 1996) Nusa Tenggara (Lesser Sunda islands) 53,
Dengan berkembangnya ilmu Sumatra 38, Jawa dan Bali 9 (Purwanto
ekologi manusia semakin memahami 2008).
bahwa seluruh organisme yang ada di Dalam bidang biologi Indonesia
permukaan bumi ini mempunyai mendapat predikat sebagai salah satu
ketergantungan antara satu dengan “The Top Ten of Megabiodiversity
lainnya serta faktor faktor lingkungan. Countries” di dunia. Kekayaan
Ilmu Ekologilah yang dapat sumberdaya biologi yang dimiliki oleh
menjelaskan bahwa terjadinya berbagai negara Indonesia tersebar di seluruh
persoalan lingkungan hidup yang terjadi pulau-pulau di Indonesia, dan memilki
di muka bumi ini seperti banjir, pola biogeografi yang unik dan telah lama
kekeringan, longsor, terjadinya pula dikenal memiliki peranan penting
“blooming” di perairan yang dalam menopang kehidupan di atas planet
menyebabkan ikan-ikan mati, kasus bumi ini, sehingga tidaklah mengherankan
“silent spring”, berkurangnya populasi apabila potensi biologi tersebut sangat
burung “pinguin’ di kutub, mencengangkan sekaligus menimbulkan
berkembangnya berbagai penyakit rasa keingintahuan para ilmuwan di dunia
menular, timbulnya penyakit-penyakit untuk mempelajarinya dan selanjutnya
aneh seperti kanker yang disebabkan memanfaatkannya terutama dalam
oleh senyawa Xenobiotik, pemanasan konservasi sumberdaya alam.
global, hujan asam, musnahnya Dalam hal keanekaragaman jenis
keanekaragaman hayati dan lain-lain tumbuhan Indonesia menduduki peringkat
sebagainya. lima besar di dunia yaitu memiliki lebih dari
38.000 spesies tumbuhan (55% endemik)
B. Potensi Sumberdaya Alam jumlah ini sama dengan 10% flora di dunia,
Indonesia dan Sulawesi Tengah menempati urutan pertama dalam daftar
kenekaragaman jenis Palm (477 species :
Tidak dapat disangkal lagi bahwa 225 species endemik) di dunia, lebih dari
Indonesia yang kita cintai ini adalah setengah dari seluruh species (350) pohon
salah satu dari negara yang memiliki penghasil kayu bernilai ekonomi penting
potensi sumberdaya alam yang sangat (dari famili Dipterocarpaceae) terdapat di
tinggi di dunia. Negara kepulauan Indonesia, 267 jenis diantaranya di
terbesar di dunia ini terdiri dari 17.000 Kalimantan (60% endemik), 106 jenis (10%
pulau baik berukuran besar ataupun endemik) di Sumatera (Jacobs 1981),
kecil yang terbentang dari Barat ke suku tumbuhan lainnya yang terbesar
Timur dengan wilayah teritori 7,7 juta adalah Orchidaceae (anggrek-anggrekan)
km², terletak diantara 2 kawasan yang diperkirakan mempunyai 3.000-4.000
biogeografi penting yaitu Indo-Malaya species. Marga lainnya adalah Eugenia
dan Oceania. Selain kaya dengan (Myrtaceae) yang mengandung sekitar 500
keanekaragaman hayati, Indonesia jenis dan Rhododendron 287 jenis ( van
juga memiliki kekayaan budaya, Balgooy et al. 1996 ; Jacobs 1981;
dimana terdapat lebih dari 400 BAPPENAS, 2003)
kelompok etnik asli yang tersebar Keunikan dan kekayaan
dalam wilayah Indonesia dengan keanekaragaman hayati Indonesia ini
keanekaragaman bahasa dan dialek tercermin pada pulau Sulawesi
yang berbeda yang diperkirakan (sebelumnya bernama “Celebes”)
jumlahnya mencapai 665, dimana 250 merupakan salah satu wilayah penting di
jenis diantaranya terdapat di Papua,
109

Jurnal Biocelebes, Vol. 5 No. 2, Desember 2011, ISSN: 1978-6417


Ramadanil Pitopang dkk. Biocelebes, Vol. 5 No. 2

Indonesia, karena secara biogeografi yang ditetapkan sebagai kawasan


terletak dalam kawasan biogeografi konservasi seperti di Cagar Alam
Wallacea, suatu kawasan yang unik Morowali, Cagar Alam Pangi Binangga,
tempat bercampurnya tumbuhan, C.A. Tanjung Matop, Taman Nasional,
hewan, dan hidupan lain dari Asia dan Taman Nasional Laut Kepulauan Togean,
Australia, sehingga telah pula Taman Nasional Lore Lindu dan lain-lain.
ditetapkan sebagai “Hotspot Disisi lain dari aspek Sumberdaya
Biodiversity”di dunia yang alam Nir-Hayati (abiotik), Sulawesi
membutuhkan perhatian penting dan Tengah telah pula dikenal memiliki
kajian mendalam terhadap sumberdaya alam non hayati yang
keanekaragaan hayatinya baik menggiurkan seperti bahan galian mineral
tumbuhan dan hewan dari aspek seperti Minyak bumi, Emas, Nikel, Biji Besi,
ekologi, taksonomi serta pemanfaatan Krom serta berbagai bahan mineral lainnya
dan upaya konservasinya khususnya di yang tersimpan di dalam perut bumi di
wilayah provinsi Sulawesi Tengah yang bawah lapisan hutan tropis Sulawesi
merupakan “The Heart of Wallacea” ataupun di berbagai tipe ekosistem yang
(Ramadanil dan Gradstein 2003) terdapat di wilayah ini.
Kemolekan fisik pulau yang Selain memiliki kekayaan
berbentuk “K” atau laba-laba terapung sumberdaya alam hayati (aspek biologi)
di tengah-tengah “The Malay yang luar biasa dan sumber daya alam Nir
Archipelago”, memilik topografi dengan Hayati (aspek abiotik) saja, dari aspek
pegunungan berselimut hutan dan sosial kemasyarakatan propinsi Sulawesi
terumbu karang serta kehidupan Tengah juga memiliki kekayaan budaya
ekosistem laut yang mengagumkan melalui interaksi berbagai ragam
menyimpan pesona kehidupan biologi, masyarakat adat baik yang bersifat asli
Dari aspek lingkungan biolgi, Sulawesi (indigenous) ataupun pendatang (migran)
Tengah memiliki potensi berupa flora yang telah berbaur dan menyatu antara
dan fauna yang unik dan sebagian satu sama lainnya, namun patut diakui
besar bersifat endemik yang secara ketangguhan masyarakat lokal dalam
alami hanya terdapat di pulau Sulawesi pengelolaan lingkungan yang hidup di
saja merupakan karunia yang patut Sulawesi Tengah mendapat pengakuan
syukuri dan ini tercermin dari secara ilmiah (Ramadanil 2009).
komposisinya meliputi sekitar 289 Sistem kearifan lokal ini telah
spesies burung, 114 spesies mamalia digunakan secara turun temurun pada
dimana 60 jenis diantaranya bersifat masyarakat lokal di Sulawesi merupakan
endemik, serta 26 dari total 117 pengalaman empiris ini merupakan
spesies reptilia Sulawesi adalah informasi dasar yang bernilai untuk
bersifat endemik, lebih dari 5000 jenis dikembangkan dan dimanfaatkan,
tumbuhan tingkat tinggi khususnya dalam rangka menemukan
(Spermatophyta) dimana 15% dari bahan obat baru. Suatu hal yang sangat
totalnya memiliki persebaran alami mungkin mengingat kemajuan teknik
hanya di Sulawesi (endemik) (Whitten biokimiawi modern yang sangat pesat.
et al. 1987 : Kinnaird, 1998; Ramadanil Misalnya, masyarakat Katu, Napu, dan
dan Gradstein, 2003; Ramadanil, Besoa secara tradisional menggunakan
2006). Sumber Daya Alam Hayati “pepolo” (Bischoffia javanica) sebagai obat
Sulawesi terutama di propinsi Sulawesi anti schistosomiasis. Hal ini dapat
Tengah tersimpan di daratan dan ditindaklanjuti dengan uji biokimia untuk
lautan Sulawesi terutama pada wilayah menentukan bahan bioaktif yang

110

Jurnal Biocelebes, Vol. 5 No. 2, Desember 2011, ISSN: 1978-6417


Ramadanil Pitopang dkk. Biocelebes, Vol. 5 No. 2

dikandung tanaman tersebut dan desa. Penyimpanan bibit dilakukan di


berkhasiat mengobati penyakit berbagai desa dengan maksud supaya
tersebut. Berbagai spesies tumbuhan jenis padi tersebut tidak mudah hilang.
juga bernilai obat, seperti balaroa, Disamping itu juga dengan cara menanam
lengaru (Alstonia scholaris), pakanangi beberapa varietas padi secara bersamaan
(Cinnamomum parthenoxillon) dan lain- sehingga melalui persilangan alami akan
lain (Ramadanil 2009).. terbentuk varietas-varietas baru dengan
Contoh lainnya adalah Sistem genetik yang bervariasi. Tercatat beberapa
kearifan lokal dalam pengelolaan varietas padi lokal yang selalu di
sumberdaya alam dan lingkungannya budidayakan seperti “pae (padi) gondu”
yang dimilki Masyarakat Toi Toro yang (buah hitam), “pae lamboro” (kuning), “pae
merupakan salah satu subetnik di moraa” (kulit padi berstrip), “pae ranta” (
Kecamatan Kulawi yang berbahasa buah mudah rontok), “pae talingku” (buah
“Muma” juga memiliki sistem kearifan berbulu), “pae bendera” (padi yang ada
lokal dalam pengelolaan lingkungan bendera), “pae tobongku” ( tidak berbulu,
yang dicerminkan dalam falsafah kulit kehitaman) dan lain-lain (Ramadanil
Mahintuwu mampanimpu katuwua 2009).
toiboli Topehoi” (Ramadanil 2006 ; Berbagai potensi sumberdaya alam
Golar 2007). Falsafah yang berarti yang terdapat di Sulawesi Tengah ini
“Perlindungan terhadap lingkungan merupakan aset yang perlu mendapat
dan kehidupan secara bersama- perhatian dan dikelola dengan baik serta
sama merupakan berkat dari Tuhan berwawasan lingkungan dan pemanfaatan
Yang Maha Esa” bertujuan untuk yang berkelanjutan (IBSAB, 2003).
penguatan tradisi, hukum adat, budaya Sumberdaya alam hayati (“Biodiversity”)
lokal dalam keberlanjutan pengelolaan memiliki nilai yang dapat mendukung
hutan, lahan dan air yang memberikan pendidikan dan pembangunan di Sulawesi
manfaat untuk seluruh anggota Tengah. Secara garis besar Nilai
masyarakat dan lingkungannya “Keanekaragaman hayati” dapat dibagi
(Ramadanil 2009).. atas beberapa hal:
Sementara itu Tao Taa Wana 1. Nilai Eksistensi
misalnya yang merupakan salah satu Nilai ini dimiliki oleh
dari puluhan kelompok masyarakat keanekaragaman hayati karena
adat yang terdapat di Sulawesi Tengah keberadaannya di suatu tempat. Nilai
yang secara geografi hidup dan tidak berkaitan dengan potensi suatu
tersebar dari bagian timur dan timur organism tertentu, tetapi berkaitan
laut CA Morowali, bagian barat dengan hak hidupnya sebagai salah
pegunungan Batui di sekitar gunung satu bagian dari alam. Nilai Eksistensi
Tokala (Kab. Banggai) dan juga berkaitan erat dengan nilai
pegunungan Balingara, dataran Bulan estetika bagi manusia, misalnya
dan Gunung Lumut di Kab.Tojo Una- banyak kalangan, pencinta alam
una Propinsi Sulawesi Tengah memiliki ataupun wisatawan mengeluarkan
sistem ketahanan pangan yang baik sejumlah uang untuk mengunjungi
dimana mereka melakukannya melalui Taman Nasional guna melihat satwa di
persilangan varietas padi lokal secara habitatnya. Di TN Laut Bunaken
alami dengan cara selalu mengganti memiliki nilai rekreasi mencapai Rp.
varietas yang ditanam yang bibitnya 9,8 miliar per tahun (NRM/EPIQ).
diperoleh dari desa lain. Bibit disimpan
dan dibagi-bagi kepada orang-orang di

111

Jurnal Biocelebes, Vol. 5 No. 2, Desember 2011, ISSN: 1978-6417


Ramadanil Pitopang dkk. Biocelebes, Vol. 5 No. 2

2. Nilai Jasa Lingkungan diumpamakan sebagai sebuah buku


Keanekaragaman hayati pegangan untuk meningkatkan
memberikan jasa ekologis atau jasa kesejahteraan, maka kehilangan satu
lingkungan bagi manusia. Misalnya species sama dengan menyobek satu
hutan melindungi keseimbangan lembar halaman buku tersebut.
siklus hidrologi dan tata air 5. Nilai Konsumsi
sehingga manusia terhindar dari Nilai ini berupa manfaat
bahaya banjir dan kekeringan. langsung yang diperoleh dari
3. Nilai warisan keanekaragaman hayati. Misalnya;
Nilai ini berkaitan dengan sandang, pangan, papan. Masyarakat
hasrat untuk menjaga kelestarian Indonesia mengkonsumsi tidak lebih
keanekaragaman hayati agar kurang dari 100 species tumbuhan biji-
dimanfaatkan oleh generasi bijian dan ubi-ubian sebagai sumber
mendatang. Sebagai contoh karbohidrat, 450 jenis buah-buahan,
masyarakat Kasepuhan di Gunung 250 jenis sayur-sayuran dan jamur,
Halimun menyisihkan sebagian serta 940 jenis tumbuhan yang telah
benih dari tiap varietas padi yang menghasilkan obat tradisional (
ditanamnya untuk bibit di musim KMNLH, 1997). Berbagai jenis species
tanam berikutnya, dan untuk liar dari hutan seperti; pasak bumi (
melestarikan varietas padi mereka Eurycoma longifolia), tabat barito
agar bermanfaat dari generasi ke (Ficus deltoidea), akar kuning
generasi. (Arcangelsia flava), serta beberapa
jenis budidaya seperti jahe (Zingiber
4. Nilai Pilihan officinale), kunyit (Curcuma
Nilai ini terkait dengan domestica), kencur (Kaempferia
potensi keanekaragaman hayati galanga), kumis kucing ( Orhosiphon
dalam memberikan keuntungan aristatus), kapulaga (Amomum
bagi masyarakat di masa depan cardamomum) juga digunakan oleh
(Primack et al 1998). Misalnya masyarakat local sebagai obat.
adalah potensi tumbuhan liar Bahkan beberapa jenis seperti tapak
sebagai obat-obatan merupakan dara (Catharanthus rosea) telah
salah satu bentuk dari nilai pilihan. digunakan sebagai obat modern. Lebih
Banyak perusahaan farmasi dan dari 150 jenis kayu, 56 jenis bamboo
lembaga kesehatan pemerintah dan 150 jenis rotan telah digunakan
secara intensif berupaya masyarakat untuk membangun rumah
menemukan sumber zat baru dari dan membuat peralatan rumah tangga
keanekaragaman hayati di habitat mereka ( KMNLH, 1997)
aslinya. Fakta menunjukan bahwa
dua puluh jenis obat-obatan yang 6. Nilai Produksi
paling sering dipakai di Amerika Nilai ini adalah nilai pasar yang
Serikat senilai US$ 6 miliar per didapat dari perdagangan
tahun mengandung bahan-bahan keanekaragaman hayati di pasar local,
kimia yang ditemukan di alam nasional ataupun internasional.
(Primack et al, 1998). Banyak Sebagai contoh, nilai pasar global
spesies di dunia saat ini belum untuk obat-obatan yang diperoleh dari
diketahui nilai ekonominya ataupun sumberdaya genetic diperkirakan US $
pengetahuan mengenai kegunaan 75.000 – 150.000 juta per tahun, dan
atau manfaatnya masih terbatas. sector terkait dengan perdagangan
Jika keanekaragaman hayati
112

Jurnal Biocelebes, Vol. 5 No. 2, Desember 2011, ISSN: 1978-6417


Ramadanil Pitopang dkk. Biocelebes, Vol. 5 No. 2

benih di seluruh dunia mencapai Menurut Salim (2007) bahwa


US $ 45 miliar, sedangkan keluaran dewasa ini Pembangunan di negara kita
dari agro-ekosistem dunia masih bersifat konvensional yang diartikan
mencapai nilai setara dengan US $ sebagai usaha untuk mengeksploitasi
1,3 triliun (WEHAB Working Group sumberdaya alam menghasilkan “output”
2002). Tidaklah mengherankan yang sebesar-besarnya dengan biaya
apabila 40% dari ekonomi dunia seminimal mungkin. Salah satu tolok ukur
mengandalkan proses dan produk keberhasilan pembangunan adalah
hayati atau mengandalkan naiknya Produk Domestik Bruto (PDB).
keanekaragaman hayati (UNEP, Semakin banyak sumberdaya alam terolah
2002). Sebagian ekonomi menaikan PDB semakin berhasilah
Indonesia juga mengandalkan nilai pembangunan.
produksi keanekaragaman hayati. Masih terdapat persepsi pada
Sepanjang tahun 1970-an-1980-an sebagian masyarakat Indonesia bahwa
produk kehutanan merupakan sumberdaya alam mempunyai “nilai
komoditas ekspor nonmigas serta kegunaan” apabila mempunyai “harga”,
sumber penerimaan Negara yang akan tetapi Kebanyakan barang dan
penting. Tahun 1998 ekspor rumput fungsi yang ada di ranah publik ini tidak
laut menghasilkan devisa sebesar mempunyai “harga”, sehingga dianggap
US $ 45 juta dan ekspor produk tidak punyai nilai kegunaan. Sebagai
perikanan setara dengan US $ 2 contoh adalah udara yang kita hirup, suhu
miliar untuk tahun 2000 bumi yang nyaman, angin yang
(Departemen Kelautan dan berhembus, sinar matahari, air sungai
Perikanan. 2001). yang mengalir, curah hujan yang turun,
Nilai produksi keanekaragaman mikroorganisme dalam tanah, kicauan
genetis (termasuk pada manusia) akan burung, auman harimau serta
menjadi semakin penting di masa perikehidupan ekosistem tidak masuk
depan, terutama untuk menciptakan dalam “pasar” sehingga tidak punya harga
varietas tanaman baru, mikroorganisme yang mempunyai nilai kegunaan. Karena
baru untuk proses maupun pengobatan itu isi alam tidak digubris dalam pola
genetik pada hewan ternak dan pembangunan yang menggandalkan nilai
manusia. Dengan adanya kemajuan manfaat biaya yang terbentuk di pasar,
bioteknologi modern ataupun yang mengakibatkan berlangsungnya pola
bioinformatika, abad ke 21 sering pembangunan dengan merusak alam dan
disebut abad bioteknologi. Pada masa menuju kea rah kehancuran alam bumi
ini industri yang menguntungkan adalah dan akhirnya menenggelamkan manusia
“industry ilmu kehidupan” yaitu industri itu sendiri (Salim, 2007)
farmasi, kesehatan, pangan, pertanian, Dewasa ini secara global, planet
dan kosmetika. Semua industri ini bumi ini sekarang menghadapi masalah
mengandalkan keanekaragaman hayati serius terhadap persoalan lingkungan
sebagai bahan baku serta pengetahuan hidup misalnya; pencemaran lingkungan
dan teknologi hayati yang telah tersedia (darat, perairan, udara), banjir,
dan selalu berkembang. terbatasnya tersedianya air bersih,
kekeringan, kelaparan di beberapa
C. Pemanfaatan Sumberdaya Alam belahan bumi, meledaknya populasi hama
Dalam Pembangunan, Peranan dan penyakit tanaman tertentu, terjadinya
Biologi dan Persoalan Pemanasan Global (“global warming”)
Lingkungan

113

Jurnal Biocelebes, Vol. 5 No. 2, Desember 2011, ISSN: 1978-6417


Ramadanil Pitopang dkk. Biocelebes, Vol. 5 No. 2

yang disebabkan oleh terjadinya kurang lebih 20-30$ tumbuhan dan hewan
kenaikan suhu bumi. akan mengalami resiko kepunahannya jika
Dalam peringatan Hari Bumi terjadi keanikan temperatur global rata-rata
tanggal 22 April 2000, majalah Time di atas 1,5 – 2,5° C, yang diperkirakan
menurunkan edisi khusus tentang bumi pada tahun 2100, 2/3 dari species yang
yang makin panas dan rusak. ada di bumi akan hilang.
Meningkatnya pemanasan global Menurut Alikodra (2004) Sebuah
sungguh sangat memprihatinkan masa fenomena besar yang tidak akan
depan bumi dan kehidupan manusia terbantahkan akan muncul dimana
sebagai makhluk utama penghuni bumi. diperkirakan dalam satu dekade terakhir,
Seperti diberitakan bahwa pemanasan kota-kota besar di Eropah barat yang
global disebabkan oleh berbagai terkenal sistem drainasenya baik, tidak
pencemaran yang komplek, diantara akan bebas lagi dari bencana banjir.
kontributor pemanasan global adalah Sistem drainase yang telah dirancang
meningkatnya konsentrasi gas-gas untuk menanggulangi banjir tersebut
yang dapat menimbulkan efek yang ternyata tidak mampu menampung air bah
sebagai efek rumah kaca (green house yang menerjangnya. London, Roma dan
effect) seperti Karbon dioksida (CO2), Berlin yang merupakan kota tua
Nitrogen oksida (NO), metana (CH4) berdrainase amat baik kini akan sering
dan Chlorofluorocarbon (CFCs). dilanda banjir. Bahkan kota Toronto, kota
Meningkatnya konsentrasi gas-gas yang selama ini aman dari banjir, sering
tersebut sebenarnya merupakan dilanda air bah. Kondisi suhu ekstrim
konsekweensi pertambahan penduduk kering dan basah di berbagai belahan
bumi (baca: meningkatnya pula dunia makin menampakan dirinya. Daerah
kebutuhan sandang, pangan dan papan yang ekstrim basah akan sering dilanda
yang harus dipenuhi, yang kesemuanya banjir, sedangkan daerah lain yang ekstrim
berakibat meningkatnya konsentrasi kering ditimpa kekeringan luar biasa.
ketiga gas tersebut. Sedangkan Sebagai contohnya adalah gurun Sahara,
meningkatnya CFCs semata-mata luasnya tiap tahun makin luas, dengan
karena makin meningkatnya kebutuhan pertambahan yang amat cepat.
tersier manusia seperti alat pendingin Pada belahan bumi lain, para
(kulkas), AC, plastik dan lain-lain. Disisi ilmuwan melihat adanya pencairan salju di
lain gas CFC sangat membahayakan puncak gunung dan kutub, padahal puncak
bumi karena dapat menghancurkan gunung dan kutub berperanan penting
lapisan ozon di stratosfir yang berfungsi dalam menstabilkan musim dan ekologi
menahan sinar ultraviolet yang bumi. Pencairan es di kedua tempat
dipancarkan matahari. tersebut akan menaikkan permukaan air
Dalam kaitannya dengan laut. Akibatnya dapat mengacaukan
keanekaragaman hayati, pemanasan sirkulasi angin, dan akhirnya mengacaukan
global akan berdampak pada iklim (perubahan iklim).
perubahan dalam kisaran penyebaran, Terjadinya persoalan lingungan ini
meningkatnya tingkat kelangkaan, penyebab utamanya adalah manusia.
perubahan waktu reproduksi dan Dapat dikatakan bahwa manusia memang
lamanya musim tanam. Laporan IPCC berkemampuan merubah dunianya, dan
(International Panel on Climate secara relative kemampuannya itu lebih
Change) pada April 2007 tentang besar dibandingkan denag kemampuan
dampak, kerentanan dan adaptasi populasi makhluk hidup yang lain,
perubahan iklim mengemukakan bahwa sehingga karena kemampuannya ini

114

Jurnal Biocelebes, Vol. 5 No. 2, Desember 2011, ISSN: 1978-6417


Ramadanil Pitopang dkk. Biocelebes, Vol. 5 No. 2

manusia mengatakan bahwa populasi Ilmu biologi menjadi ilmu dasar (basic
manusia mempunyai kedudukan tinggi science) dari berbagai ilmu
di muka bumi. Meskipun demikian pengetahuan terpakai (applied science)
manusia harus menyadari bahwa seperti Kedokteran, Farmasi, Pertanian
dalam lingkungan yang komplek ini termasuk Perikanan, Peternakan,
manusia tidak bisa hidup sendiri tetapi Kehutanan dan sebagainya.
sangat tergantung kepada makhluk 2. Salah satu cabang Biologi yang
hidup yang lain. Antara manusia yang berkembang pesat dan berhubungan
satu tergantung kepada manusia yang dengan permasalahan lingkungan
lain, antara manusia dengan binatang, adalah “Ekologi” yaitu Ilmu
antara manusia dengan tumbuh- pengetahuan yang mempelajari tentang
tumbuhan ataupun antara manusia hubungan timbal balik antara
dengan benda-benda mati sekalipun. organisme (makhluk hidup) dengan
Apalagi populasi makhluk hidup yang lingkungan, atau mempelajari proses-
punya kemampuan pula merubah proses fungsional yang terjadi di
lingkungan mereka dan dapat pula permukaan bumi.
memberikan dampak negative kepada
manusia. Misalnya apabila terjadi 3. Ilmu Ekologi adalah dasar dapat
ledakan populasi Nyamuk Aedes menjelaskan penyebab terjadinya
aegepty atau Anopheles akan dapat berbagai fenomena dan berbagai
menjadi vector yang dapat persoalan lingkungan hidup yang terjadi
menimbulkan penyakit deman berdarah di muka bumi ini seperti banjir,
ataupun Malaria pada manusia. Contoh kekeringan, longsor, terjadinya
lainnya adalah terjadinya ledakan “blooming of algae” di perairan yang
populasi hama dan penyakit tanaman menyebabkan ikan-ikan mati, kasus
akan dapat memberikan kerugian “silent spring”, berkembangnya
bahkan bencana kelaparan pada berbagai penyakit menular, timbulnya
manusia. Sebagai contohnya terjadinya penyakit-penyakit aneh seperti kanker
migrasi besar-besaran suku bangsa yang disebabkan oleh senyawa
Irlandia ke benua Amerika pada kurun xenobiotik, pemanasan global, hujan
abad ke 17-18 adalah akibat bencana asam, musnahnya keanekaragaman
kelaparan dimana ribuan orang hayati dan lain-lain sebagainya.
meninggal akibat gagal panen kentang
yang diserang oleh penyakit
Phytopthora infestans.
DAFTAR PUSTAKA

SIMPULAN Alcamo, I. E. 1984. Fundamental of


Microbiology. Addison –Wesley
Dari makalah yang telah Publishing Company. Ontario. Sydney
diuraikan diatas dapat disimpulkan Alikodra , H. dan Syaukani. 2004. Bumi
beberapa hal sebagai berikut: Makin Panas, Banjir makin Luas.
Menyibak tRagedi Kehancuran Hutan.
1. Biologi adalah salah satu cabang Diterbitkan oleh Yayasan Nuansa
ilmu pengetahuan alam yang Cendekia. Bandung. 244 Hal.
banyak memegang peranan penting Amsyari, F. 1986. Prinsip-prinsip Masalah
dalam pendidikan dan pembangun- Pencemaran Lingkungan. Ghalia
an yang berwawasan lingkungan. Indonesia.. Cetakan ketiga. Jakarta.

115

Jurnal Biocelebes, Vol. 5 No. 2, Desember 2011, ISSN: 1978-6417


Ramadanil Pitopang dkk. Biocelebes, Vol. 5 No. 2

Departemen Kelautan dan Perikanan. Ramadhanil. 2006. Structure and


2001. Pedoman Teknis: Composition of Six Land Use Types in
Pengelolaan pulau-pulau kecil the Lore Lindu National Park, Central
yang berkelanjutan dan berbasis Sulawesi. PhD Thesis. School of Post
masyarakat . Departemen Graduate. Bogor Agricultural
Kelautan dan Perikanan. Jakarta University. Bogor
Guhardja, E. 2004. Biologi Dulu Ramadhanil. 2009. Keanekaragaman
Sekarang dan Nanti. Kumpulan hayati Tumbuhan Sulawesi Prospek
Makalah Sarasehan Dalam Pengembangan tantangan dan
Rangka Purnabakti Prof. Dr. Edi Peranan Taksonomi Tumbuhan.
Guhardja. Globalisasi Reformasi, Pidato Pengukuhan Guru Besar di
Reposisi Pendidikan Universitas Tadulako Palu
Pascasarjana. Departemen Biologi Salim, E. 2007. Kata Pengantar dalam :
. FMIPA. Institut Pertanian Bogor. Biologi Konservasi. M. Indrawan, R.B.
Bogor Primack dan J. Supriatna. Edisi
BAPPENAS. 2003. Strategi dan Revisi. Yayasan Obor Indonesia.
Rencana Aksi Keanekaragaman Jakarta
Hayati Indonesia 2003-2020. UNEP. 2002. State of Environment and
IBSAB. Dokumen Regional.Badan Policy Restropective : 1972-2002
Perencanaan Pembangunan Thomas S, Schuiteman A. 2002. Orchids
Nasional Republik Indonesia. of Sulawesi and Maluku, a preliminary
Jakarta. catalogue. Lindleyana 17: 1-72.
Jacobs, M. 1981. The Tropical Rain Van Balgooy MMJ, Hovenkamp PH,
Forest. A First Encounter. Welzen PC. 1996. Phytogeography of
Springer-Verlag. Berlin Heidelberg. the Pasific- Floristic and historical
Germany. distribution pattern in plant. In The
Moss SJ, Wilson EJ. 1998. origin and evolution of Pasific island
Biogeographic implication of the biotas. New Guinea to eastern
Tertiary paleogeographic evolution Polynesia ; pattern and process. Pp.
of Sulawesi and Borneo. 191-213. edited by Keast A, Miller
Biogeoraphic and Geological SA. SPB academic Publishing bv.
Evolution of SE.Asia.pp. 133-163. Amsterdam
Edited by R. Hall and J.D. WEHAB Working Group 2002. A
Holloway. Backhuys Publishers, Framework for Action for Biodiversity
Leiden. The Netherlands and Ecosystem management.
Odum, E.P. 1996. Dasar-dasar Ekologi. Agustus 2002
Edisi ketiga. Penterjemah: Van Stennis, C.G.G.J. 1950. Flora
Samingan, T dan Srigandono. Malesiana 1. 1: 1 xx -1xxv.
Gadjah Mada University Press. Whitten AJ, Mustafa M, Henderson GS.
Primack, R.B., J. Supriatna, M. 1987. The Ecology of Sulawesi,
Indrawan dan P. Kramadibrata. Gadjah Mada Univ. Press,
1998. Biologi Konservasi. Yayasan Yogyakarta.
Obor Indonesia. Jakarta Yuzami, Hidayat S. 2003. The Unique
Ramadhanil dan Gradstein SR. 2003. Endemics and Rare Species Flora of
Herbarium Celebense (CEB) and Sulawesi. Bogor Botanical Garden,
its role in supporting research on Bogor, Indonesia.
plant diversity of Sulawesi.
Biodiversitas 5: 36-41.

116

Jurnal Biocelebes, Vol. 5 No. 2, Desember 2011, ISSN: 1978-6417

Anda mungkin juga menyukai